Disusun oleh :
1. Munawaroh 0923230227
2. Laelatul Q 092323005
Jurusan Syariah
Semester / Prody : 2 / EI I
Islam adalah agama yang fitrah dalam agama islam di dalamnya selalu
mengajarkan kebaikan, kebersihan bagi umat manusia, karena Alloh adalah
menyukai kebersihan dan Alloh adalah Maha Suci.
Suci dan bersih dalam Islam tidak hanya ketika akan melaksanakan
ibadah, akan tetapi dalam hidupnya manusia selalu dituntut agar selalu menjaga
kebersihan, agar tidak mudah terkena penyakit yang berbahaya.
Menjaga kebersihan tidak hanya bersifat jasmani tapi juga bersifat rohani,
seperti membersihkan hati dari sifat iri dengki dan lainnya.
Suci dan bersih dalam Islam adalah termasuk khitan, yang termasuk khitan
yang sunnah dalam lima, apa sebenarnya hukum dari khitan tersebut menurut
pendapat para ulama??.
Makalah ini akan membahas perspektif hukum khitan dalam islam
menurut pendapat ulama.
BAB II
PEMBAHASAN
Suci dan Bersih Dalam Islam
A. Thaharoh
Menurut bahasa yang dimaksud dengan thaharoh ialah suci dari
korotan, sedangkan nadhafah ialah bersih dari kotoran berarti kedua kalimat
tersebut sinonim artinya masing-masing punya makna yang hampir sama.
Kalimat nadhafah (bersih) hanya sekali saja digunakan, karena dalam
tradisi syariat kalimat thaharoh (suci) itu dimaksudkan sebagai bersuci dari
hadas kecil dengan cara berwudu serta dari hadas besar dengan cara mandi
janabah dan juga dimaksudkan membersihkan diri dari kotoran serta najis-
najis baik yang bisa di indera, seperti air kencing, madi, darah haid, nifas
maupun yang tidak bisa di indera seperti dosa-dosa yang bersifat batin
maupun dosa yang dilakukan oleh anggota tubuh.
Bersuci dan bebersih dalam islam adalah termasuk hal-hal yang sangat
esensial, karena seorang tidak bisa disebut sebagai muslim sejati dan
sempurna tanpa memperlihatkan kedua hal tersebut (suci dan bersih)
mensucikan hati dari penyakit-penyakit yang dapat menghancurkan inividu
maupun masyarakat seperti sombong, dengki, berburuk sangka dan menghina
orang lain adalah sesuatu yang diwajibkan oleh Alloh terhadap muslim.
Seorang muslim juga dituntut untuk membersihkan mulutnya dari bau-bau
yang tidak sedap, membersihkan
F. Hukum Khitan
Menurut bahasa khitan berarti memotong, dan menurut pengertian
istilah syariat khitan adalah memotong secara tertentu dari bagian anggota
tertentu.
Menurut Almawardi khitan bagi seorang laki-laki berarti memotong
kulit yang menutupi zakar / hasyafan. Idealnya yang di potong ialah mulai dari
pangkal pucuk zakar dan minimal masih ada sedikit yang menutupi.
Menurut Imam Haramain, khitan yang benar bagi laki-laki adalah memotong
kulup yaitu kulit yang menutupi pucuk zakar sehingga tidak sedikitpun sisa
kulit yang menjulur.
Menurut Ibnu Shanagh yang penting kulit zakar bisa terbuka.
Menurut Almawardi khitan bagi wanita ialah memotong kulit yang
terdapat pada permukaan vagina tempat masuknya zakar, bentuknya seperti
sebutir biji-bijian / seperti jengger ayam jantan, yang diwajibkan ialah
memotong kulit yang menonjol bukan sampai pada pangkalnya.
Menurut Annawawi, istilah lain bagi laki-laki adalah idzar, sedangkan sebagai
wanita adalah khafzan.
Para ulama berbeda pendapat mengenai kewajiban khitan. Menurut al
utrat, asy syafi’i dan sebagian besar ulama seperti yang dikutip Yahya
hukunya khitan itu wajib bagi kaum laki-laki bukan bagi kaum wanita.
Sementara Imam Malik, Abu Hanifah, Al Murtadda, dan sebagian ulama
seperti yang dikutip oleh annawawi khitan itu hukumnya sunat.
Sedangkan menurut an nasir dan imam yahya khitan itu hukumnya
wajib bagi kaum laki-laki bukan bagi kaum wanita.
Jadi jelas memang tidak ada dalilshalih yang menunjukan khitan itu
hukumnya wajib, tetapi hanya sunat seperti yang di terangkan dalam hadist “
lima fitrah “ jadi hukum terakhir inilah yang harus di yakini.
H. Najis
Dalam Islam terdapat beberapa sesuatu yang di anggap najis. Islam
memperingatakan kaum muslimnya, dan mewajibkan mereka agar
membersihkan najis dari tubuh mereka, pakaian dan tempat duduk maupun
tempat sholat yang mereka gunakan untuk makan, minum mereka.
Najis-najis tersebut tidak boleh di sentuh, gunakan untuk hubungan
muamalat kecuali karena darurat, di antara najis tersebut ada yang keluar dari
tubuh manusia seperti, air kencing, tinja, madzi, wadi, darah haid, nifas, darah
manusia yang mengalir cukup banyak. Sedangkan yang keluar dari binatang
seperti air kencing dan kotoran binatang yang air kencingnya tidak boleh
dimakan, sisa makanan anjing dan babi. Najis berupa binatang contohnya,
bangkai, daging babi.
I. Kebersihan Rumah
Nabi Muhamad SAW. menyuruh kita untuk memperhatikan rumah kita
karena ia adalah tempat tinggal kita dan juga tempat tinggal keluarga kita, dan
merupakan tempat istirahat dan tidur.
Menyimpan air kencing dalam tas di dalam tas dalam rumah dilarang.
Karna hal itu akan bisa menebarkan bau yang tidak sedap sehingga bisa
menimbullkan bakteri-bakteri penyakit. Rosululloh SAW bersabda “
bersihkanlah halaman rumahmu karena orang yahudi itu tidak suka
membersihkan halaman rumah mereka ( HR. ath tabrani )
J. Membersihkan Masjid
Nabi SAW sangat memperhatikan masjid tentang kebersihan dan
kesucian masjid, beliau menjauhkan bau-bau yang tidak sedap. Nabi tidak
hanya memperhatikan kebersihan masjid saja tetapi juga menyuruh
mengharumkannya dengan wewangian-wewangian. Karena masjid adalah
tempat paling utama di muka bumi ini sebagai tempat berdzikir dan membaca
Al-Quran dan beribadah kepada Alloh.
K. Kebersihan Lingkungan
Semua tahu dalam ilmu kesehatan lingkunagan yang tidak bersih dari
kotoran dan najis itu dapat mengakibatkan timbulnya berbagai macam
penyakit dan bahaya-bahaya yang beresiko tinggi bukan hanya bagi manusia
tapi juga bagi binatang dan tumbuhan.
Oleh karena itu memperhatikan kebersihan lingkungan menjadi suatu
kewajiban yang bernilai agama. Asap, sampah, kotoran, limbah pabrik dll
yang ada di mana-mana semua itu mendatangkan pengaruh yang sangat buruk
bagi kebersihan lingkungan sehingga dapat menimbulakan berbagai macam
bahaya yang mengancam kesehatan manusia.
Apa saja yang mengotori lingkungan sehingga menyusahkan orang
banyak itu hukumnya haram, kaum muslim wajib membersihkan lingkungan
dimana mereka hidup.
Oleh karena itu mereka semua wajib saling membantu membersihkan
lingkungan, orang yang punya kesadaran dalam bidang lingkungan ini di
anggap telah melakukan amar ma’ruf nahi munkar.