Disusun oleh:
C. Tujuan penelitian.
1. Mendeskripsikan dan memformulasikan secara utuh.
2. Tujuan praktis dan strategis.
Sistem Keyakinan
Peralatan Ritus
C. Agama Local dan Agama Samawi: sebuah perdebatan
Secara teologis asal usul agama yang dianut masyarakat dapat
diklasifikasikan menjadi dua kelompok
“Pertama” agama kebudayaan” atau agama ardhi yaitu agama yang bukan
berasal dari tuhan melalui pewahyunya.
“Kedua” agama samawi/agama wahyu ( revealed religions) kahmad memberi
batasan agama dengan mengatakan bahwa agama di percayai sebagai hasil
dari wahyu Tuhan melalui malaikatnya kepada utusan yang dipilihnya.
Mayarakat bayan yang sinkretis memiliki masjid yang oleh budiwanti.
Peran fungsi masjid tersebut digunakan sebagai tempat ritual yang sangat
kental dengan tradisi lokal.
Mereka menggunakan masjid sebagai ritual terutama bagi para tetua. Di
pekuncen dan Adisana Cilacap. Mereka tidak memiliki masjid sebagai tempat
ibadah. Tempat ibadahnya disebut pasemuan. Pakaian tradisional mereka
adalah blangkon, baju jas. Dan sarung serta jarang memakai alas kaki ketika
menyalakan persiapan dan pelaksanaan ritual.
E. Wong jawa
Jawa (java) atau sebutan lain djawa dwipa atau djawi adalah pulau yang
dapat di ukur dari titik terjauh, memiliki panjang lebih dari1.200 Km.
Sebelum bangsa hindu datang ke pulau jawa, orang jawa sudah
mempunyai kebudayaan sendiri, yaitu animisme dan dinamisme. Orang jawa
yang beragama hindu bersikap toleran terhadap agama islam, apalagi
penyebaran agama islam oleh Walisongo yang dilakukan dengan tanpa
paksaan.
I. Kosmologis jawa
Pandangan simbolisme memberikan wawasan epistemologis penting dalam
memahami symbol-simbol dalam ritual begalan dan tafsiran makna
simboliknya.
BAB III
SIAPAKAH WONG BANYUMAS?
A. Pendahuluan
Salah satu keunikan bahasa Banyumas ialah terletak pada ungkapan-
ungkpan tradisionalnya. Bahasa merupakan subsistem ideology dari budaya
Banyumas yang berbasis kerakyatan. Ungkapan tradisional bagi masyarakat
tradisional (pedesaan) yang berada di wilayah Banyumas.
A. Pendahuluan
Begalan merupakan tradisi banyumas yang popular.
Kenthongan, ebeg (kuda lumping)
Tradisi selalu di tampilkan dalam suatu suasana yang memang aslinya telah
ramai yaitu saat seorang memiliki hajatan.
B. Istilah begalan
Begalan secara bahasa berasal dari kata begal (jawa) yang berarti
permapok. Secara istilah begalan dalam tradisi banyumas yaitu suatu ritual
dalam bentuk kesenian yang memiliki makna slametan/ruwat.
Menurut supriyadi
Begalan menurut ki klewer cenderung pada kirata basa. Percaya bahwa
begalan menjadi salah satu lantaran (sarana) untuk menghindarkan hal-hal
yang di inginkan terutama dalam mengurangi kehidupan dalam perkawinan.
H. Music Pengiring
Gendhing-gendhing untuk mengiringi begalan :
1. Gendhing kricik-kricik
2. Gendhing gunung sari
3. Gendhing pisang balik
J. Kesimpulan
Begalam merupakan budaya khas Banyumas. Tradisi ini relatif sudah
dijumpai didaerah lain. Kita dapat menyaksikan tradisi diluar Banyumas
tatkala terdapat wong Banyumas yang memiliki hajat mengawinkan anak
perempuannya.
Begalan sebagaimana pelaksananya sangat kental akan pewarisan nilai-
nilai Jawa Banyumasan dan nilai moral.
Simbolisasi dari brenong kepang akan sangat efektif dalam ingatan
audienya karena tampak sangat simple dan tervisualkan.
BAB V
ISLAM DALAM TRADISI BEGALAN WONG BANYUMAS
A. Pendahuluan
Proses akulturasi yang dilakukan para penyebar Islam di Jawa tidak
memaksakan diri merubah symbol-simbol secara radikal.