CERPEN
CINTAKU HILANG
Disusun oleh :
Nama : Rosi Retnowati
Kelas : XI – IA1
Nomor Absen : 33
Di belakang sekolah kami dulu itu, kami megingat semua kejadian yang kita alami
bareng-bareng, tawa canda serasa hidup kembali saat mengingat semua kenangan itu.
Kenangan bersama sahabat kecilku tersayang, Citra.
Ya, aku akui dari dulu aku sangat sayang sama Citra, dan aku ga akan rela kalu ada
seseorang, siapapun itu, yang berusaha nyakitin Citra.
“Ga kerasa yah, kita udah lebih dari 11 tahun bersahabat.” Potong Citra tib-tiba.
“Iya Tra, kamu sahabat terbaik buatku, ga ada orang yang bisa ngertiin aku selain
kamu.” Sambungku.
“Ardy, apa seusai kita lulus nanti, kita bakal tetep bersahabat.”tanya Citra padaku.
“Pasti Citra, aku ga bakal mutusin persahabatan kita ini.”
“Kita udah kelas 3 SMA, kalau lulu nanti kamu mau kuliah dimana?”
“Aku masih bingung Tra ayahku menyuruhku kuliah di UI tapi aku penginnya kuliah
di UGM.”
“Kamu sendiri kemana, kuliahnya nanti? Aku mau ke Semarang, tempat mbahku
disana aku akan kuliah disana nanti.” Kata Citra sambil menunuduk.
“Berarti kita ga sama-sama lagi donk?”
“Ga Ardy, kita tetep sahabatan, kamu dan aku.”
“Tapi itu jauh Tra, kita bakal jarang ketemu.”
“Tiap bulan aku usahain akan pulang ke Jogja, biar ketemu sama kamu Ardy.” Kata
Citra menghiburku.
“Pasti aku bakal kangen banget sama kamu.” kataku mengeluh.
“Udahlah Ardy, ga usah mikir kaya gitu. Sekarang aku masih sama kamu kan,
didekat kamu?” kata Citra.
“Tapi besok kamu bakal jauh sama aku.”
“Udah, ga apa-apa, udah jangan sedih lah. Masa kita disini mau sedih-sedihan.”
“Iya-iya, aku ga bakal sedih lagi ko.”
“Ugh, gemes aku.” Kata Citra sambil mencubit pipiku.
“Aduh-aduh, sakit Tra, tar wajahku yang ganteng ini jadi tembem gara-gara di cubit
kamu lagi.”
“Huuu, dasar kepedean kamu.” Kata Citra sambil menjitak kepalaku.
“Aduh, sakit tau!” keluhku.
“Eh Ardy, liat deh ada kupu-kupu di bunga itu.”
“Mana?” Tanyaku.
Saat aku menoleh ke kanan, tiba-tiba “cupp”, Citra mencium pipi kiriku. Citra pun
terus lari dan aku kejar.
Tiga bulan pertama menjadi siswa kelas 3 SMA disekolah. Seperti biasa, banyak
materi dan tugas yang mesti dikerjakan. Udah jadi kebiasaan anak kelas 3 yang mau
Ujian Nasional. Aku pun seperti biasa berangkat sekolah seperti biasa jam 06.45
pagi.
“Ardy!”
Tiba-tiba ada yang memanggilku dari belakang. Aku tengok kebelakang, ternyata
bidadari cantikku, Citra.
“Eh iya Tra, tumben kamu berangkatnya awal, biasanya bel bunyi kamu baru
berangkat.” Kataku membuka obrolan.
“Yee..sekarang udah ga lah, harus rajin, udah kelas 3 sih.”
“Eh, ntar siang kamu ada acara ga? Aku mau ajak kamu ke suatu tempat.” Kataku.
“Nanti siang? Pulang sekolah? Kayanya ga da lho, mau kemana sih?” tanya Citra
penasaran.
“Ada deh, namanya juga kejutan, masa di kasih tau? Ga asik donk!”
“Ah, pelit lah kamu.”
Kami pun masuk kelas dan memulai pelajaran.
Bel sekolah pun berbunyi, aku mempersiapkan bunga dan sepasang kalung
beretuliskan “Ardy” dan “Citra”. Pulang sekolah ini aku berniat menyatakan
perasaanku yang telah kupendam lama kepada Citra, sahabatku sewaktu kecil. Aku
ingin menyatakan semua ini, sebelum kami benar-benar berpisah. Karena aku ga mau
kehilangan Citra. Citra yang kusayang. Akhirnya aku bergegas ke depan kelas Citra
XII IPA 2.
“Citra.” Sapaku.
“Eh Ardy. Udah siap nih? Kita mau kemana si?” tanya Citra.
“Ga, kita ga kemana-mana ko, yuk kamu ikut aku.” Kataku sambil gandeng tangan
Citra ke taman depan mushola sekolah.
“Ngapain kita kesini Ardy?”
“Aku mau ngomong sesuatu sama kamu.”
“Ngomong apa?”
“Sebelum kita bener-bener berpisah, karena kamu mau ke Semarang, aku mau bilang
kalau aku sayang banget sama kamu Tra.”
“Iya Ardy, aku tau kamu sayang sama aku, aku juga sayang sama kamu.” Kata Citra.
“Tapi ini beda Tra, aku ga mau kehilangan kamu, dan aku sayang sama kamu itu
lebih dari sahabat, aku cinta sama kamu Tra, aku ga mau kehilangan kamu, aku mau
kamu mau jadi pacar aku.” Kataku menjelaskan.
“Iya Ardy, kalo boleh jujur aku juga sayang sama kamu lebih dari sahabat, Tapi...”
“Tapi kenapa Citra?”
“Tapi apa kamu mau terima keadaanku yang sekarang?”
“Pasti, pasti Citra, aku nerima kamu apa adanya!”
“Tapi aku takut nanti kamu nyesel.”
“Ga, Tra! Ga akan aku menyesali semua keputusanku ini”
“Janji ga akan ninggalin aku?”
“Janji ya Ardy, aku ga mau kehilangan kamu”
“Iya, pasti. Jadi kamu mau?”
“Ya, aku mau.”
“Makasih ya Tra, aku sayang kamu.”
“Wah makasih.”
“Ini aku juga punya kalung buat kita berdua ada namanya “Ardy dan “Citra”. Aku
pengin kamu pegang namaku dan aku pegang namamu. Apa kamu mau?”
“Iya Ardy, aku mau.”
“Makasih banget Tra, buat hari ini.”
Berapa bulan kemudian, Aku dan Citra udah lulus sekolah. Dan dia sekarang harus
pergi ke Semarang buat ngelanjutin kuliahnya.
Aku mengantarnya ke Stasiun.