Anda di halaman 1dari 23

PENCEMARAN TANAH

DAN AIR TANAH AKIBAT MERKURI

OLEH KELOMPOK 4:

• ANA KRISMESY SARTIKA H1E107014


• AZWARI FIKRI H1E108064
• ERLINDA TRIWARDHANA H1E108067

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
NOVEMBER, 2010
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa


atas segala rahmat dan karunai-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan judul Pencemaran Tanah dan Air Tanah Akibat Merkuri.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pencemaran Tanah dan Air Tanah. Penyusunan laporan ini berdasarkan format yang
telah diberikan. Namun demikian, penulis menyadari keterbatasan yang dimiliki dalam
penyusunan makalah ini sehingga makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini menjadi
lebih baik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak M. S. Alim, MT, selaku


dosen pengajar dan pembimbing dalam penyusunan makalah ini. penulis mengharapkan
agar makalah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan juga dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Banjarbaru, 27 November 2010

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

BAB II ISI.................................................................................................... 3

BAB III PENUTUP..................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan salah satu sumber daya alam yang paling dibutuhkan oleh
manusia. Air dimanfaatkan untuk berbagai keperluan hidup sehari-hari. Sumber
air yang dimanfaatkan bersumber dari air tanah dan air permukaan seperti sungai,
danau, laut, reservoir. Selain itu, air juga dimanfaatkan oleh hewan dan tumbuhan
untuk kelangsungan hidupnya.
Salah satu sumber air yang banyak dimanfaatkan adalah air tanah.
Walaupun air tanah hanya sekitar 0,62 % dari semua air di dunia, namun
fungsinya bagi manusia dan tumbuhan sangat vital. Air tanah mempunyai peran
yang penting, karena mudah diperoleh dan kualitasnya relatif baik (Notodarmojo,
2005). Air bawah tanah masih merupakan andalan utama sebagai sumber air
bersih bagi masyarakat baik untuk keperluan rumah tangga sederhana yang
bersifat tidak komersial maupun untuk keperluan komersial misalnya industri,
perhotelan, perkantoran umum atau perdagangan, pemukiman mewah atau
apartemen, pertanian, perikanan, peternakan, dan sebagainya.
Air tanah terdiri dari air tanah dangkal, air tanah dalam dan mata air. Air
tanah dapat ditemukan pada aquifer dengan pergerakan yang lambat. Hal ini yang
menyebabkan air tanah sulit untuk pulih jika terjadi pencemaran. Air Tanah
dangkal yaitu air yang terdapat diatas lapisan kedap air pertama. Air tanah
dangkal sangat rentan terhadap pencemaran. Di daerah padat penduduk, biasanya
air tanah telah tercemar oleh limbah domestik (septic tank, saluran
drainase/irigasi). Air tanah dalam yaitu air yang terdapat dibawah lapisan kedap
air (aquifer) pertama. Air tanah ini mempunyai sifat yang berlawanan dengan air
tanah dangkal dimana fluktuasinya relatif tidak terjadi (kecil). Kualitas air tidak
tergantung pada kegiatan lingkungan di atasnya.
Pada awalnya, logam yang terpendam dalam perut bumi tidak berbahaya.
Karena semakin banyaknya kegiatan pertambangan mengakibatkan logam-logam
tersebut muncul kepermukaan, apabila terurai di alam mengakibatkan suatu
ancaman bagi lingkungan itu sendiri. Logam merkuri atau yang dikenal air raksa
merupakan salah satu logam berat tersebar luas di alam. Semakin banyaknya
kegiatan pertambangan, semakin banyak pula dampak yang di rasakan oleh
manusia ataupun lingkungan itu sendiri. Contohnya penambangan emas adanya
proses penggalian bahan tambang dan proses pengolahan hasil galian tambang.
Pada proses pengolahan hasil galian tambang dipergunakannya merkuri untuk
pemisahan biji emas dengan tanah/batuan.
Pada proses penambangan emas, merkuri digunakan sebagai bahan kimia
pembantu yang sesuai dengan sifatnya berfungsi untuk mengikat butiran-butiran
emas agar mudah dalam pemisahan dengan partikel-partikel lain dalam tanah.
Sebagai gambaran proses kerja pemisahan emas dari partikel-partikel tanah yang
dilaksanakan penambang emas tradisional adalah pemecahan partikel tanah,
penggilingan, pemisahan partikel tanah dengan ikatan merkuri dan butiran emas,
penyaringan, dan pemanasan.
Air tanah yang dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari, baik untuk air minum, sektor pertanian pangan, perikanan,
peternakan bisa tercemar merkuri melalui hujan yang membawa penguapan
merkuri pada udara baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga
dampak yang diberikan oleh pemanfaatan air tanah tersebut menyebabkan toksin
dalam berbagai produk hasil pertanian, perikanan dan peternakan tersebut
mambawa dampak negative bagi manusia yang mengkonsumsinya, dampak
langsung dari bentuk racun dari air raksa saat masuk pada tubuh manusia adalah
methyl mercury (CH3Hg+ dan CH3-Hg-CH3) dan garam organik, partikel mercuric
khlor (HgCl2). Methyl mercury dapat dibentuk oleh bakteri pada endapan dan air
yang bersifat asam. Ion merkuri anorganik adalah bersifat racun akut. Elemen
merkuri mempunyai waktu tinggal yang relatif pendek pada tubuh manusia tetapi
persenyawaan methyl mercury tinggal pada tubuh manusia 10 kali lebih lama
merkuri berbentuk metal (logam) (Supriadi, 2007).
Mekanisme merkuri di dalam tanah ada yang terjadi secara alamiah dan juga
akibat aktivitas manusia. Secara alami yaitu longgokan alami di dalam bumi
tersingkap, sehingga berada dipermukaan bumi dan adanya pelapukan batuan
yang mengandung merkuri yang melonggokkan logam itu sendiri secara residual
secara saprofit dan selanjutnya berada di dalam tanah. Sedangkan yang akibat
aktivitas manusia adalah pembuangan sisa limbah pertambangan, kegiatan industri
maupun limbah domestik yang hasil pembuangannya mengandung merkuri.
Mekanisme paparan logam masuk di dalam tanah,air dan udara sangat
berhubungan langsung dengan siklus hidrologi dan sifat fisik, kimia dan biologi
tanah. Yaitu apabila adanya pelarut yang baik maka logam itu sendiri mudah
terinfiltrasi kedalam tanah, fungsi tanah itu sendiri yaitu sebagai media penyaring.
Merkuri memiliki sifat mudah mengkristal, sehingga pada saat terjadi
pengkristalan dapat menyebabkan merkuri terakumulasi di dalam tanah.
Merkuri (Hg) merupakan zat yang mudah menguap yang terbentuk sebagai
fraksi halus, unsur, jejak, dan ion seharusnya diwaspadai apabila terakumulasi
dalam jumlah tertentu karena berdampak merugikan bagi lingkungan hidup.
Apabila ketika suatu zat pencemar yang berbahaya telah mencemari permukaan
tanah dan menguap kemudian terbawa air hujan dan meresap kedalam tanah maka
akan mencemari air tanah. Berbagai kemungkinan reaksi yang terjadi terhadap
logam berat (merkuri) di dalam tanah adalah (Babich dan Stotzky, 1978) :
 Membentuk senyawa larut, komples dari berbagai macam molekul;
 Presipitasi atau kopresipitasi
 Terinkorporasi kedalam struktur mineral;
 Terakumulasi atau terfiksasi  ke dalam bahan biologi;
 Dikompleks dengan agen pengkhelat;
 Diadsobsi dalam mineral liat atau koloid organic
Tingkat ketersediaan logam berat tergantung pada pH lingkungan. pH
adalah faktor penting yang menentukkan tranformasi logam. Makin halus tekstur
makin tinggi kekuatan   untuk mengikat logam berat. Oleh karena itu tanah yang
bertekstur liat mempunyai kemampuan untuk mengikat logam berat lebih tinggi
dari tanah berpasir.  Jenis mineral liat juga berpengaruh terhadap pengikatan
logam berat oleh tanah.  Umumnya kemampuan mengikat logam berat vermikulit
>  illit > montmorillonit > kaolinit (Babich dan Stotzki, 1978).  
Di dalam perairan seperti sungai, logam berat banyak ditemukan pada
sedimen. Karena logam berat yang semula terlarut dalam air sungai diadsorbsi
oleh partikel halus (suspended solid) dan oleh aliran air sungai dibawa ke muara.
Air sungai bertemu dengan arus pasang di muara sungai, sehingga partikel halus
tersebut mengendap di muara sungai. Hal inilah yang menyebabkan kadar logam
berat dalam sedimen muara lebih tinggi dari laut lepas. Pada umumnya muara
sungai mengalami proses sedimentasi, dimana logam yang sukar larut mengalami
proses pengenceran yang berada di kolom air lama kelamaan akan turun ke dasar
dan mengendap dalam sedimen (Rochyatun, 2006).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pada latar belakang, dapat dikemukakan permasalahannya
adalah:
a. Bagaimana merkuri dapat mencemari tanah dan air tanah ?
b. Bagaimana cara menanggulangi pencemaran merkuri di dalam tanah ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah:
a. Mengetahui cara masuknya merkuri ke dalam tanah dan air tanah.
b. Mengetahui teknologi yang baik untuk menanggulangi pencemaran merkuri di
dalam tanah.
BAB II
ISI

2.1 Merkuri
Merkuri, begitu orang kimia biasa menyebutnya, air raksa mungkin istilah
yang lebih dikenal oleh banyak orang untuk unsur Hg. Merkuri diantara unsur-
unsur yang sampai saat ini telah dikenal sekitar 110 unsur merupakan satu-
satunya logam yang pada suhu kamar berbentuk cair. Logam ini memiliki nomor
atom 80 dan memililki massa atom relatif sebesar 200,59 artinya sebanyak
602.000.000.000.000.000.000.000 buah atom beratnya 200,59 gram. Merkuri
memiliki berat jenis 13,6 gram/ml, oleh karena itu merkuri tergolongan logam
berat karena memiliki kerapatan lebih dari 5 gram/ml. Merkuri termasuk unsur
relatif stabil karena tidak terlalu mudah rusak oleh air atau asam karena memiliki
potensial reduksi rendah yang hampir mirip dengan perak.
Merkuri biasa dimanfaatkan orang dalam berbagai keperluan meskipun di
beberapa industri kini sangat ditekan peredarannya karena bahaya yang
ditimbulkannya. Dalam industri kecantikan saat ini masih ada industri yang
menggunakannya, dalam industri kimia selain untuk membuat berbagai
persenyawaan merkuri, dan juga banyak digunakan sebagai aliansi logam. Di
samping itu masih banyak lagi industri yang memungkinkan menghasilkan limbah
yang mengandung merkuri seperti industri cat, kertas, peralatan listrik atau pabrik
soda kostik.
Dalam penambangan emas, merkuri masih digunakan secara tidak
terkontrol. Usaha pertrambangan emas biasanaya dilakukan secara amalgamasi
yaityu dengan dengan menggunakan merkuri Hg sebagai media untuk mengikat
emas dan menghasilkan limbah Hg, tembaga dan logam berat lainnya dari hasil
pemurnian emas. Pada proses peleburan emas dan perak, dituang di air agar
terbentuk emas berupa kristalan . Emas yang berupa kristalan dimasak dengan
penambahan klorida yang memungkinkan mengendap sedangkan tembaga dan
perak dan ion lainnya terlarut dalam air. Limbah cair yang dihasilkann dibuang ke
sungai sehingga berpotensial akan mencemari tanah dan air.
Logam berat seperti merkuri biasanya tergolong ke dalam logam berbahaya
bagi makhluk hidup, manusia, hewan maupun tumbuhan. Merkuri sangat
berbahaya karena sampai saat ini belum ditemukan kegunaannya dalam sistem
metabolisme makhluk hidup, bahkan keberadaannya terasa sangat merugikan.
Keracunan merkuri pertama kali dilaporkan terjadi di Minamata, Jepang pada
tahun 1953. Kontaminasi serupa yang cukup serius juga pernah diukur di Sungai
Surabaya, Indonesia tahun 1996. Hal yang sama juga dikabarkan terjadi di Teluk
Buyat. Ion merkuri biasanya dapat terakumulasi pada mahkluk hidup dan terikat
pada gugus SH (sulfuhidril) dari enzym atau protein, yang mengakibatkan tidak
berfungsinya sel inang.
Secara kimiawi merkuri memiliki tiga bentuk umum senyawa. Merkuri
bervalensi 0, atau logam merkuri sering disimbolkan Hg0, merkuri bervalensi satu
sering disimbolkan Hg+1, serta merkuri bervalensi 2 atau sering disimbolkan
Hg2+. Setiap kelompok senyawa ini memiliki reaktifitas yang berbeda beda
dalam melaksanakan reaksi, dan bereaksi di alam. Keberadaan merkuri di
lingkungan dapat berasal dari tanah atau batuan yang memang mengandung
senyawa merkuri, atau dari bahan bahan yang masuk ke air atau tanah karena
dengan sengaja, ataupun sebagai sampah hasil pakai bahan yang mengandung
merkuri. Seperti pecahan termometer, kosmetik yang memakai merkuri,
penggunaan fungisida dalam bentuk alkylmerkuri dan lain lain. Oleh karena itu
limgkungan perairan, tanah dapat mengandung merkuri dalam bentuk yang
bermacam-macam, Hg0, Hg+1 atau Hg2+.
Berbagai hasil penelitian dan observasi para ahli mengungkapkan bahwa
merkuri trermasuk salah satu logam berat yang bersifat toxic paling potensial.
Beberapa hasil penelitian mengungkapkan berbagai akibat negatif yang
ditimbulkan akibat terakumulasinya merkuri dalam jaringan. Mengingat seperti
dijelaskan bahwa merkuri memiliki beberapa bentuk. Berbagai literatur
menyatakan bahwa mertil merkuri merupakan senyawa kimia nomor satu yang
bersifat toxic. Secara kimia ditulis CH3Hg. Senyawa ini tergolong dari merkuri
Hg1. Tingkat bahaya berikutnya bila harus diurutkan tentulah senyawa-senyawa
Hg2+ karena umumnya senyawa merkuri ini larut dalam air, meskipun ada yang
tidak larut seperti Cinnabar HgS. Dan yang paling relatif aman tentulah Hg 0
karena bersifat unsur tidak larut dalam air. Unsur ini relatif stabil di udara.
Merkuri yang terdapat dalam limbah perairan umum dapat diubah oleh
aktifitas mikro organisme membentuk methyl merkuri, CH 3-Hg yang memiliki
sifat unsur racun dan membebaskan senyawa merkuri dari sedimen ke perairan.
Ikan-ikan yang mati disekitar teluk minamata mempunyai kadar methyl merkuri
sampai sebesar 9-24 ppm.

2.2 Pencemaran Tanah dan Air Tanah


Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi
karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial,
penggunaan pestisida, masuknya air permukaan permukaan tanah tercemar ke
dalam lapisan sub permukaan tempat penimbunan sampah serta limbah industri
yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia
dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran
yang masuk ke dalam tanah kemudian mengendap sebagai zat kimia beracun di
tanah. Zat beracun di tanah tersebut daqpat berdampak langsung kepada manusia
ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah. Lalu terjadilah pencemaran
tanah dan air tanah.
Ada banyak indikator yang menunjukkan tingkat pencemaran air tanah,
yang harus dilakukan di laboratorium. Namun secara sederhana air tanah yang
tercemar juga bisa dikenali lewat pengamatan fisik. Untuk mendapatkan kualitas
air tanah dengan kualitas baik, sumur harus dibuat dengan kedalaman tertentu.
Sumur yang terlalu dangkal akan terisi air permukaan yang lebih mudah
terkontaminasi oleh cemaran atau polutan.
Sumber pencemaran terdiri dari polutan alami dan paling berbahaya adalah
polutan buatan manusia seperti residu (sisa) bahan kimia. Air bersih yang
layaknya untuk dikomsumsi seharusnya tidak berbau, tidak berasa dan tidak
berwarna. Adanya pencemaran menyebabkan perubahan sifat tersebut. Tanda-
tanda bahwa air tanah sudah tercemat dapat dikenali melalui pengamatan fisik.
Beberapa diantarnya sebagai berikut :
1. Warna, perubahan warna yang tidak alami menandakan sudah tercemarnya air
tanah. Jika air berwarna kekuningan menandakan air tercemar chromonium dan
materi organik. Jika air berwarna merah kekuningan, itu menandakan adanya
cemaran besi. Sedangkan apabila tercemar merkuri akan berwarna kuning
keputihan/keperakan.
2. Kekeruhann juga merupakan tanda bahwa air tanahtelah tercemar.
3. Polutan berupa mineral akan membuat air tanah memiliki rasa tertentu. Rasa
pahit keasin-asinan seperti sabun pemicunya bisa merkuri, Pb dan timbal.
4. Bau yang tercium dalam air tanah.
Merkuri adalah suatu senyawa kimiawi toksik yang menjadi perhatian
global karena menimbulkan bahaya yang signifikasi terhadap kesehatan manusia,
satwa dan ekosistem. Merkuri merupakan senyawa kimia berbahaya yang
berbentuk cair. Karena berbentuk cair sehingga sangatlah mudah mencemari tanah
dan resapan permebealitas tanah menuju air tanah. Ketika dilepas ke lingkungan,
merkuri bergerak mengikuti aliran udara dan jatuh kembali ke bumi. Kadang kala
dekat dengan sumber asalnya dan terkadang jauh dari sumbernya. Merkuri dapat
meresap melalui tanah lalu bergerak ke saluran-saluran permeabilitas tanah,
terendap dalam akuifer tanah.
Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah
mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus
penopang akar. Struktur tanah yang berongga-ronga juga menjadi tempat yang
baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat
mikroorganisme. Tanah dan air tanah merupakan tempat awal dari kehidupan
rantai makanan. Tanah terdiri dari empat komponen utama yaitu bahan mineral,
bahan organik, udara dan air tanah. Tanah mengandung 50 % ruang pori-pori
terdiri dari udara (O2) dan air (H2O). Volume fase padat menempati lebih kurang
45 % bahan mineral tanah dan 5 % bahan organik. Pada kandungan air yang
optimal untuk pertumbuhan tanaman, maka persentase ruang pori-pori adalah 25
% terisi oleh air dan 25 % oleh udara. Di bawah kondisi alami perbandingan udara
dan air ini selali berubah-ubah, tergantung pada cuaca dan faktor lainnya. Bahan
penyusun tanah yang disebut terdahulu yakni bahan-bahan mineral, bahan organik
serta air saling bercampur di dalam tanah sehingga susah dipisahkan satu sama
lainnya.
Mineral anorganik dalam tanah berasal dari pecahan-pecahan batu-batuan
yang berukuran kecil serta jenis mineral lainnya, merupakan unsur hara potensial
dan dapat menyediakan hampir semua unsur hara kecuali nitrogen. Ukuran
mineral-mineral anorganik ini sangat bervariassi dari ukuran yang kecil seperti liat
dan sampai ukuran besar seperti pasir dan kerikil. Ukuran koilid liat sangatlah
kecil sehingga dapat dilihat hanya menggunakan mikroskop elektron. Mineral-
mineral tanah ada yang mudah lapuk dan ada yang susah melapuk seperti kuarsa.
Bahan organik yang belum atau sudah melapuk merupakan sumber unsur N yang
utama dalam tanah. Hasil pelapukan bahan organik antara lain adalah humus
bersama –sama dengan koloid liat adalah bahan aktif dalam tanah sebagai gudang
penyimpanan atau pelepasan unsur hara bagi tanaman.
Air tanah merupakan air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan
di bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang
keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas
serta pemulihannya sulit dilakukan. Terjadi perubahan kimia ataupun pencemaran
pada tanah otomatis menimbulkan dampak pengaruh pada air tanah. Berikut
pemaparan mengenai pencemaran tanah dan air tanah oleh bahan kimia berbahaya
merkuri.

A. Media- media pencemaran tanah dan air tanah oleh merkuri.


Media atau sumber pencemaran oleh merkuri di bumi ini di bagi atas :
 Sekitar 65 % dari pusat pembakaran, diantaranya pembakaran batubara,
pembangkit listrik tenaga uap. Dan paling besar bersumber di USA dari
pengguna seluruh bumi (40 %). Merkuri dari sumber ini menguap ke udara
dan bercampur menjadi hujan. Dan kemudian merkuri mengendap melalui
run off dari hujan.
 Sekitar 11% dari produksi penambangan emas. Salah satu fungsi dari
merkuri adalah sebagai bahan penambagan emas, yaitu pada pengolahan
bijih emas. Namun pengolahan emas dengan menggunakan raksa sangat
berbahaya karena dapat merugikan dan menimbulkan pencemaran bahkan
hingga mampu menimbulkan korban jiwa. Sebagaimana kasus pencemaran
yang terjadi di teluk buyat pada beberapa tahun yang lalu. Masyarakat
sekitar yang mengkonsumsi ikan menderita penyakit gangguan syaraf dan
kanker yang terjadi setelah sekian belas tahun. Hasil studi lebih lanjut juga
menemukan sejumlah fakta bahwa tanah sekitar daerah pencemaran merkuri
terkena imbas dari dampak ini. Proses pengolahan ini menjadi sorotan
karena menghasilkann tailing dengan kandungan Hg signifikan. Air yang
tercemar merkuri merembes ke permukaan tanah oler run – off kemudian
mengendap dalam kandungan melibihi ambang pada tumbuhan sekitar dan
biji-bijian. Kasus penimbunan senayawa merkuri oleh binatnag yang
memakan mengkonsumsi tumbuhan dan organisme plaktonik yang
mengandung ion-ion merkuri.
 Sekitar 6,8 % berasal dari produksi peleburan metal, baja, besi dan perak.
Dimana merkuri digunakan sebagai pencampuran peleburan. Merkuri yang
dihasilkan berupa limbah merkuri.
 Sekitar 6,4 % dari produksi semen. Merkuri dari sumber produksi semen
untuk penatrulasasi dan pencampuran bahan semen. Menghasilkan limbah
merkuri.
 Sekitar 3.0 % dari pembuangan limbah, bahan kimia buangan, sludge dan
pembakaran insinerasi.
 Sekitar 3.0 % berasal dari produksi soda kustik.
 Sekitar 2.0 % berasal dari pengunaan Fungisida-merkuri. Untuk membasmi
fungi pada peyimpanan gandum. Fungisida ini adalah alkil merkuri yang
sangat berbahaya. Di dasar tanah dan air tanah ataupun tempat yang
berlumpur (campuran tanah dan air), bakteri dapat mengubah merkuri
anorganik menjadi metil merkuri yang beracun. Organisme dalam tanah
dapat menimbun merkuri 105 kali lebih besar dari konsentrasi merkuri.
Sedangkan air tanah dapat mengendapkan 2 kali lipat dari hasil
pengendapan itu karena air tanah terdapat di lapisan bawah permukaan
tanah. Di dalam tubuh manusia dapat menganggu enzim dan bereaksi
dengan thio–SH dalam protein enzim. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh
merkuri tampak sekitar lingkungan pencemaran tanah :
 Mengurangi jumlah klorofil pada tanaman akibat penyerapan air
tanah yang telah tercemar merkuri.
 Mengurangi pertumbuhan tanaman.
 Merusak pertumbuhan akar dan funginya.
 Merusak daun dan menurunkan produksi.
 Mematikan tanaman.
 1,4 % berasal dari industri baja.
 1,1 dari produksi merkuri terutama baterai.

B. Proses Pencemaran tanah dan air tanah oleh merkuri.


Merkuri merupakan benda cair, Hydrargyrum, air/cairan perak unsur
golongan transisi berwarna keperakan dan merupakan satu dari lima unsur
yang berbentuk cair dalam suhu kamar seta mudah menguap. Karena
merupakan benda zair sehingga merkuri dengan mudah meresap ke dalam
tanah. Tanah yang mengandung 50 % pori-pori yang terisi air dan udara lebih
mempermudah merkuri yang merupakan benda cair untuk bereaksi ke dalam
tanah. Secara alamiah, pencemaran Hg berasal dari kegiatan gunung api atau
rembesan air tanah yang melewati deposit Hg. Apabila masuk ke dalam air
tanah, kemudaia air tanah mengalir masuk menuju ke perairan dengan sistem
permeabilitas tanah, serta akuifer dan akuifag tanah. Merkuri mudah bereaksi
dengan unsur yang ada dalam tanah dan air dan membenuk HgCl (merkuri
anorganik). Merkuri anorganik akan berubah oleh peran mikro organisme.
Merkuri dapat pula bersenyawa dengan karbon membentuk senyawa organo
merkuri. Senyawa organo merkuri yang paling umum adalah methyl merkuri
yang dihasilkan oleh mikro organisme dalam tanah dan air.
Komponen merkuri yang digunakan dalam pestisida, umumnya
memasuki tanah dengan jumlah 1g/ha sampai 200g/ha (0,0005–0,1 ppm), yang
mana apabila lebih dari tingkatan itu dapat menghancurkan organik dalam
tanah dan nitrogen dalam mineral tanah. Tanah mengandung CO2 dengan
kesuburan tanah NH2 dan NaOH. Merkuri dapat bereaksi dengan nitrogen
tanah membentuk methyl mercury Hg(NO2)3. Methyl merkuri dapat terendap
dengan skala waktu yang cukup lama di dalam tanah karena merkuri stabil dan
tidak dapat dipisahkan bahkan dicampurkan dengan zat lain.

C. Dampak yang ditimbulkan Merkuri bagi Tanah dan Air tanah.


Untuk lebih jelas dapat diambil contoh pada kasus yang terjadi di Aceh
Utara tanggal 27 juli 2010 (sumber Serambi News). “ Siang itu sejumlah
masyarakat sibuk menggali besi di bekas ladang milik Exxon Mobil di desa
Hueng, Kecamatan tanah luas, Kabupaten Aceh Utara. Salah satu warga
sedang sibuk menggali tanah. Berharap menemukan besi, malah mendapat air
raksa. Air itu menyembur. Dia pun kaget dan mencelupkan tangannya ke
dalam air tersebut. Ketika dia menarik tangannya, cincin emas yang
dikenakannya berubah. Warnanya menjadi putih tidak kuning mengkilap. Air
itu terlihat kuning mengkilap keputih-putihan. Ketika dimasukkan sendok,
sendok itu langsung patah dan besi pun melebur ”.
Dari keterangan berita di atas dapat diketahui bahwa merkuri dapat
terendap lama di dalam tanah dan berubah mencampur dengan air tanah.
Merkuri merupakan bahan kimia yang stabil, tidak dapat bercampur dengan zat
lainnya. Tanah yang telah mengandung merkuri dapat menimbulkan
pencemaran tanah dan air tanah. Pencemaran tanah dan air tanah sebagai
berikut :
 Merkuri dapat menguap ke dalam udara dan bersatu dengan hujan. Hujan
masuk ke dalam tanah sehingga menyebabkan penurunan pH tanah dan
mempengaruhi kehidupan organisme tanah serta keasaman air tanah.
 Merkuri dapat mempengaruhi tanaman di sekitar tanah yang tercemar
sehingga tanah tidak mempunyai penompang kesuburan kibatnya tanah
menjdai gersang dan hilangnya air tanah dalam tanah.
 Merkuri mempemgaruhi organisme dalam tanah. Dampaknya adalah pada
unsur hara dan kesuburan tanah.
 Penggunaan pupuk buatan seperti fungisida merkuri dapat menyebabkan
tanah menjadi asam, yang selanjutnya berpengaruh terhadap produktivitas
tanaman. Tanaman menjadi layu, berkurang produksinya dan akhirnya mati.
 Pencemaran tanah oleh penyemprotan metal merkuri, sisa dari penyemprotan
tersebut akan terbawa oleh air hujan akhirnya mengendap dalam tanah.
Penggunaan secara terus menerus dapat mengakibatkan kerusakan tekstur
tanah, tanah mengeras dan akan retak pada musim kemarau.
 Merkuri dapat terendap di dalam tanah dalam jangkau waktu yang sangat
lama. Sehingga tanah sangatlah susah untuk dipulihkan kembali.
 Aktivitas penambangan yang menggunakan merkuri selain bahan
merkurinya dapat juga menimbulkan longsor dan erosi dari kegiatan
penambangan tersebut.

2.3 Merkuri terhadap Pencemaran Tanah dan Air tanah dan Dampak Bagi
Kesehatan
Dampak yang ditimbulkan pada awal adalah ekosistem. Pencemaran tanah
dan air tanah memberikan perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari
adanya bahan kimia merkuri bahkan pada dosis rendah sekalipun. Perubahan ini
dapat menyebabkan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda
yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan
beberapa spesies primer dari rantai makanan. Di mulai dari rantai makanan awal
hingga ujung akhir manusia. Dampak pencemaran tanah dan air tanah oleh
merkuri berdampak seperti reaksi berantai (Chain Reaction) ataupun Domino
Effect dalam fisika hingga membuahkan butterfly Effect (Keterangan lebih lanjut
Butterfly Effect atau efek kupu-kupa adalah istilah yang diberikan ilmuwan
kepada efek kecil berbuah Chaos (kekacauan), awalnya diberikan istilah ini
karena pada tahun 1870 kepakan sayap kupu-kupu dari brazil menghasilkan badai
angin tornado di Texas). Yang dapat memberi akibat besar terhadap predator atau
tingkatan lainnya dari rantai makanan. Bahkan jika efek kimia pada bentuk
kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat
menelan bahan kimia asing yang lama kelamaan akan terkonsentrasi pada
makhluk penghuni piramida atas.

Merkuri atau air raksa (Hg) merupakan golongan logam berat dengan nomor
atom 80 dan berat atom 200,6. Merkuri merupakan unsur yang sangat jarang
dalam kerak bumi dan relatif terkonsentrasi pada beeberapa daerah vulkanik dan
endapan-endapan mineral biji dari logam berat. Merkuri digunakan pada berbagai
fungisida yang mengandung metal merkuri yang dapat masuk dan meresap serta
merusak tanah.
Bentuk racun dari air raksa pada proses masuk pada tubuh manusia adalah
methyl mercury (CH3Hg+ dan CH3-Hg-CH3) dan garam organik, partikle merkuri
khlor (HgCl2). Methyl Mercury dapat dibentuk oleh bakteri pengendapan dan air
yang bersifat asam. Ion merkuri anorganik adalah bersifat racun akut. Elemen
merkuri mempunyai waktu tinggal yang relatif pendek pada tubuh manusia tetapi
persenyawaan methykl mercury tinggal pada tubuh manusia 10 kali lebih lama
merkuri berbentuk logam (metal) dan menyebabkan tidak berfungsinya otak,
gelisah/gugup, ginjal dan kerusakan liver pada kelahiran (cacat lahir).
Methyl mercury terakumulasi padsa rantai makanan dari ekosistem yang
memakan tumbuhan hasil resapan tanah dan air tanah yang tercemar merkuri baik
pada hasil penyemprotan fungisida pestida metal merkuri, hasil limbah tambang
emas. Senyawa phenyl merkury (C6H5Hg+ dan C6H5-Hg-C6H5) bersifat racun
moderat dengan waktu tinggal yang pendek pada tubuh manusia tetapi senyawa
ini berubah bentuk secara cepat pada lingkungan menjadi bentuk merkuri
anorganik. Dari survei efek bahaya, merkuri ini adalah bersifat racun bagi semua
kehidupan, dan bersifat lambat untuk dikeluarkan tubuh manusia. Methyl Mercury
beracun 50 kali lipat lebih kuat daripada merkuri anorganik.
Ketika memasuki lingkungan akustik, merkuri dapat diformasikan oleh
mikroorganisma yang ada dalam tanah menjadi senyawa yang lebih toksik,
Methyl Mercury. Dalam berntuk methyl mercury, merkuri memasuki rantai
makanan di sekitar tanah yang tercemar dan merembes pada air tanah.
Terakumulasikan dan terkonsentrasikan dimulai dari organisme, tumbuhan,
burung, mamalia, ikan, kerang dan manusia yang berada pada ujung akhir mata
rantai makanan. Di beberapa spesies hewan, konsentrasi methyl mercury bisa
mencapai satu juta kali lipat lebih besar daripada konsentrasi dalam tanah dan
juga air tanah tempat ekosistem berada. Sepertiga dari merkuri yang masuk ke
dalam lingkungan berasal dari sumber alami gunung berapi, sisanya sebanyak dua
per tiga berasal dari aktivitas manusia. Sejak awal industrilisasi, jumlah total
merkuri yang berada di dalam tanah telah meningkat menjadi dua sampai empat
kali lebih banyak. Tingkat merkuri di lingkungan akan menggangu keseimbangan
ekosistem dan dapat membahayakan kesehatan manusia seluruh dunia.
Merkuri terutama dalam bentuk methyl mercury, sangat beracun untuk
manusia. Embrio manusia, janin, balita dan anak-anak sangat rentan karena
merkuri mengganggu perkembangan syaraf. Ketika seorang ibu hamil atau
seorang wanita dalam usia produktif memakan makanan yang terkontaminasi
dengan methyl mercury, zat beracun mengalir melalui plasenta dan terpapar ke
janin. Studi menunjukan bahwa koinsentrasi methyl mercury dalam janin lebih
tinggi dibandingkan konsentrasi di dalam tubuh sang ibu.
Merkuri juga terdapat di dalam air susu ibu (ASI) yang akan dikonsumsi
oleh balita pada awal pertumbuhan 2 tahun pertama mereka . Anak-anak yang
memakan makanan yang terkontaminasi merkuri pada tahun-tahun pertama juga
akan terpengaruh. Merkuri mempengaruhi dan merugikan perkembangan otak
serta perkembangan sistem syaraf anak. Merkuri dapat mempengaruhi
kemampuan kogritif dan berpikir, memori, perhatian, penguasaan bahasa,
keterampilan motorik halus dan keterampilan ruang visual.
Orang dewasa juga dibahayakan oleh resiko merkuri. Kelompok manusia
yanh memiliki resiko paling tinggi adalah orang-orang miskin dan yang paling
rentan adalah manusia yang mendapatkan asupan protein paling tinggi dari rantai
makanan tersebut. Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan merkuri dapat
membawa epidermic seperti :
 Tidak berfungsinya otak (gangguan syaraf seperti parestesia, ataxia,
dysarthria),
 Kanker,
 Kerusakan saluran pencernaan,
 Gangguan kardiovasculer,
 Gangguan psikologik berupa rasa cemas dan kadang timbul sifat agresi,
 Kegagalan ginjal akut ,
 Kerusakan liver pada kelahiran (cacat lahir), dan
 Kematian.
2.4 Pencegahan dan Upaya Pemulihan
Sebagai mahasiswa Teknik Lingkungan tidak hanya untuk memaparkan
pencemaran tanah dan air tanah namun setelah mengetahui hasil yang diakibatkan
maka dapat dicari upaya pemulihan dan pencegahan, sebagai berikut :
1. Air limbah yang bercampur merkuri dari proses produksi emas diperlukan
sebelum di buang ke lingkungan. Salah satu proses sederhana yang diperlukan
untuk penurunan kadar merkuri adalah berupa proses koagulasi, sedimentasi
dan filtrasi.
2. Penanggulangan (pengendalian dan pencegahan) dampak pencemaran
dilakukan dengan penataan kembali tata ruang.
3. Kompensansi pemulihan dan rehabilitasi daerah yang tercemar agar tidak
menyebar ke lingkungan yang lebih luas karena bahkan untuk saat ini
sangatlah susah untuk memulihkan tanah dan air yang telah tercemar oleh
merkuri apalagi untuk negara indonesia. Penyebabnya tentu saja kekurangan
teknologi dan biaya.
4. Fitoremidiasi yaitu teknologi pencegahan pencemaran polutan berbahaya
dalam tanah atau air dengan menggunakan bantuan tanaman (hiperkomulator
plant). Proses fitoremidiasi adalah :
 Phytoacumulation : proses tumbuhan menarik zat kontamin sehingga
berakumulasi di sekitar akar tumbuhan.
 Rhizofiltration : proses adsoprsi/pengendapan zat kontamin oleh akar untuk
menempel pada akar.
 Phytostabilization : penempelan zat-zat kontamin tertentu pada akar yang
tidak mungkin terserap ke dalam batang tumbuhan.
 Rhyzodegradation : penguraian zat-zat kontaminan aloeh aktivitas mikroba.
 Phytodegradatrion : penguraian zat kontamin.
 Phytovolatization : transpirasi zat kontaminan oleh tumbuhan dalam bentuk
yang telah menjadi larutan terurai sebagai bahan yang tidak berbahaya.
5. Penggunaan mikroorganisme sebagai bioremoval, kemampuannya dalam
merecovery logam dan sludge yang dihasilkan sangat minim. Jenis
mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan adalah pseudomonas syring
6. Bekerja sama dengan pemerintah dalam pembuatan peraturan pembatasan
penggunaan merkuri.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari semua isi makalah ini antara lain adalah :
1. Logam merkuri atau yang dikenal air raksa merupakan salah satu logam berat
tersebar luas di alam.
2. Merkuri termasuk unsur relatif stabil karena tidak terlalu mudah rusak oleh air
atau asam karena memiliki potensial reduksi rendah yang hampir mirip dengan
perak.
3. Merkuri dapat mencemari air tanah dan tanah sehingga mengganggu kesehatan
baik secara fisik, psikomotorik maupun psikologik.
4. Tanda bahwa air tanah sudah tercemat dapat dikenali melalui pengamatan fisik
diantarnya sebagai berikut :
 Warna
 Kekeruhann.
 Polutan berupa mineral akan membuat air tanah memiliki rasa tertentu.
 Bau yang tercium dalam air tanah.
5. Upaya pemulihan dan pencegahan, sebagai berikut :
 Penurunan kadar merkuri adalah berupa proses koagulasi, sedimentasi dan
filtrasi.
 Penanggulangan (pengendalian dan pencegahan) dampak pencemaran
dilakukan dengan penataan kembali tata ruang.
 Kompensansi pemulihan dan rehabilitasi daerah yang tercemar agar tidak
menyebar ke lingkungan yang lebih luas.
 Fitoremidiasi
 Penggunaan mikroorganisme sebagai bioremoval.
 Bekerja sama dengan pemerintah dalam pembuatan peraturan pembatasan
penggunaan merkuri.

3.2 SARAN
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah agar penggunaan remediasi
elektrokinetik lebih direalisasikan untuk merestorasi lahan yang telah tercemar
logam berat khususnya merkuri.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. http://psdk.wordpress.com/2010/06/10/racun-dari-pltsa/.html

Anonim2. Yakinkah tubuh anda aman dari merkuri.


http://www.witantra.com/2010/06/yakinkah-tubuh-anda-aman-dari-merkuri.html

Anonim3. hydro.pencemaran air. http://www.hydro.co.id/?page_id=121.html

Babich, H. and G. Stotzky.  1878.  Effects of cadnium on the biota : influence of


environmental factors.  Edv.  Appl.  Microbiol.  23 : 55 – 117

Notodarmodjo, Suprihanto. 2005. Pencemaran Tanah dan Air Tanah. ITB, Bandung.

Prof. Mukono. Efek Gas Terhadap Kesehatan Lingkungan.


http://mukono.blog.unair.ac.id/2009/07/Efek_Gas_Terhadap_Kesehatan_Lingku
ngan/

Rochyatun . 2006. Distribusi Logam Berat Dalam Air dan Sedimen Di Perairan Muara
Sungai Cisadane . Makara, Sains, Vol. 10, No. 1: 35-40. Di akses tanggal 22
November 2010.

Setiabudi. 2005. Ekologi Mikroba Pada Tanah Terkontaminasi Logam Berat.


http://tumoutou.net/3_sem1_012/budi_nugroho.html. Di akses tanggal 22
November 2010.

Anda mungkin juga menyukai