Pence Mar An Tanah Dan Air Tanah Akibat Merkuri
Pence Mar An Tanah Dan Air Tanah Akibat Merkuri
OLEH KELOMPOK 4:
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pencemaran Tanah dan Air Tanah. Penyusunan laporan ini berdasarkan format yang
telah diberikan. Namun demikian, penulis menyadari keterbatasan yang dimiliki dalam
penyusunan makalah ini sehingga makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini menjadi
lebih baik.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
BAB II ISI.................................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah:
a. Mengetahui cara masuknya merkuri ke dalam tanah dan air tanah.
b. Mengetahui teknologi yang baik untuk menanggulangi pencemaran merkuri di
dalam tanah.
BAB II
ISI
2.1 Merkuri
Merkuri, begitu orang kimia biasa menyebutnya, air raksa mungkin istilah
yang lebih dikenal oleh banyak orang untuk unsur Hg. Merkuri diantara unsur-
unsur yang sampai saat ini telah dikenal sekitar 110 unsur merupakan satu-
satunya logam yang pada suhu kamar berbentuk cair. Logam ini memiliki nomor
atom 80 dan memililki massa atom relatif sebesar 200,59 artinya sebanyak
602.000.000.000.000.000.000.000 buah atom beratnya 200,59 gram. Merkuri
memiliki berat jenis 13,6 gram/ml, oleh karena itu merkuri tergolongan logam
berat karena memiliki kerapatan lebih dari 5 gram/ml. Merkuri termasuk unsur
relatif stabil karena tidak terlalu mudah rusak oleh air atau asam karena memiliki
potensial reduksi rendah yang hampir mirip dengan perak.
Merkuri biasa dimanfaatkan orang dalam berbagai keperluan meskipun di
beberapa industri kini sangat ditekan peredarannya karena bahaya yang
ditimbulkannya. Dalam industri kecantikan saat ini masih ada industri yang
menggunakannya, dalam industri kimia selain untuk membuat berbagai
persenyawaan merkuri, dan juga banyak digunakan sebagai aliansi logam. Di
samping itu masih banyak lagi industri yang memungkinkan menghasilkan limbah
yang mengandung merkuri seperti industri cat, kertas, peralatan listrik atau pabrik
soda kostik.
Dalam penambangan emas, merkuri masih digunakan secara tidak
terkontrol. Usaha pertrambangan emas biasanaya dilakukan secara amalgamasi
yaityu dengan dengan menggunakan merkuri Hg sebagai media untuk mengikat
emas dan menghasilkan limbah Hg, tembaga dan logam berat lainnya dari hasil
pemurnian emas. Pada proses peleburan emas dan perak, dituang di air agar
terbentuk emas berupa kristalan . Emas yang berupa kristalan dimasak dengan
penambahan klorida yang memungkinkan mengendap sedangkan tembaga dan
perak dan ion lainnya terlarut dalam air. Limbah cair yang dihasilkann dibuang ke
sungai sehingga berpotensial akan mencemari tanah dan air.
Logam berat seperti merkuri biasanya tergolong ke dalam logam berbahaya
bagi makhluk hidup, manusia, hewan maupun tumbuhan. Merkuri sangat
berbahaya karena sampai saat ini belum ditemukan kegunaannya dalam sistem
metabolisme makhluk hidup, bahkan keberadaannya terasa sangat merugikan.
Keracunan merkuri pertama kali dilaporkan terjadi di Minamata, Jepang pada
tahun 1953. Kontaminasi serupa yang cukup serius juga pernah diukur di Sungai
Surabaya, Indonesia tahun 1996. Hal yang sama juga dikabarkan terjadi di Teluk
Buyat. Ion merkuri biasanya dapat terakumulasi pada mahkluk hidup dan terikat
pada gugus SH (sulfuhidril) dari enzym atau protein, yang mengakibatkan tidak
berfungsinya sel inang.
Secara kimiawi merkuri memiliki tiga bentuk umum senyawa. Merkuri
bervalensi 0, atau logam merkuri sering disimbolkan Hg0, merkuri bervalensi satu
sering disimbolkan Hg+1, serta merkuri bervalensi 2 atau sering disimbolkan
Hg2+. Setiap kelompok senyawa ini memiliki reaktifitas yang berbeda beda
dalam melaksanakan reaksi, dan bereaksi di alam. Keberadaan merkuri di
lingkungan dapat berasal dari tanah atau batuan yang memang mengandung
senyawa merkuri, atau dari bahan bahan yang masuk ke air atau tanah karena
dengan sengaja, ataupun sebagai sampah hasil pakai bahan yang mengandung
merkuri. Seperti pecahan termometer, kosmetik yang memakai merkuri,
penggunaan fungisida dalam bentuk alkylmerkuri dan lain lain. Oleh karena itu
limgkungan perairan, tanah dapat mengandung merkuri dalam bentuk yang
bermacam-macam, Hg0, Hg+1 atau Hg2+.
Berbagai hasil penelitian dan observasi para ahli mengungkapkan bahwa
merkuri trermasuk salah satu logam berat yang bersifat toxic paling potensial.
Beberapa hasil penelitian mengungkapkan berbagai akibat negatif yang
ditimbulkan akibat terakumulasinya merkuri dalam jaringan. Mengingat seperti
dijelaskan bahwa merkuri memiliki beberapa bentuk. Berbagai literatur
menyatakan bahwa mertil merkuri merupakan senyawa kimia nomor satu yang
bersifat toxic. Secara kimia ditulis CH3Hg. Senyawa ini tergolong dari merkuri
Hg1. Tingkat bahaya berikutnya bila harus diurutkan tentulah senyawa-senyawa
Hg2+ karena umumnya senyawa merkuri ini larut dalam air, meskipun ada yang
tidak larut seperti Cinnabar HgS. Dan yang paling relatif aman tentulah Hg 0
karena bersifat unsur tidak larut dalam air. Unsur ini relatif stabil di udara.
Merkuri yang terdapat dalam limbah perairan umum dapat diubah oleh
aktifitas mikro organisme membentuk methyl merkuri, CH 3-Hg yang memiliki
sifat unsur racun dan membebaskan senyawa merkuri dari sedimen ke perairan.
Ikan-ikan yang mati disekitar teluk minamata mempunyai kadar methyl merkuri
sampai sebesar 9-24 ppm.
2.3 Merkuri terhadap Pencemaran Tanah dan Air tanah dan Dampak Bagi
Kesehatan
Dampak yang ditimbulkan pada awal adalah ekosistem. Pencemaran tanah
dan air tanah memberikan perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari
adanya bahan kimia merkuri bahkan pada dosis rendah sekalipun. Perubahan ini
dapat menyebabkan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda
yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan
beberapa spesies primer dari rantai makanan. Di mulai dari rantai makanan awal
hingga ujung akhir manusia. Dampak pencemaran tanah dan air tanah oleh
merkuri berdampak seperti reaksi berantai (Chain Reaction) ataupun Domino
Effect dalam fisika hingga membuahkan butterfly Effect (Keterangan lebih lanjut
Butterfly Effect atau efek kupu-kupa adalah istilah yang diberikan ilmuwan
kepada efek kecil berbuah Chaos (kekacauan), awalnya diberikan istilah ini
karena pada tahun 1870 kepakan sayap kupu-kupu dari brazil menghasilkan badai
angin tornado di Texas). Yang dapat memberi akibat besar terhadap predator atau
tingkatan lainnya dari rantai makanan. Bahkan jika efek kimia pada bentuk
kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat
menelan bahan kimia asing yang lama kelamaan akan terkonsentrasi pada
makhluk penghuni piramida atas.
Merkuri atau air raksa (Hg) merupakan golongan logam berat dengan nomor
atom 80 dan berat atom 200,6. Merkuri merupakan unsur yang sangat jarang
dalam kerak bumi dan relatif terkonsentrasi pada beeberapa daerah vulkanik dan
endapan-endapan mineral biji dari logam berat. Merkuri digunakan pada berbagai
fungisida yang mengandung metal merkuri yang dapat masuk dan meresap serta
merusak tanah.
Bentuk racun dari air raksa pada proses masuk pada tubuh manusia adalah
methyl mercury (CH3Hg+ dan CH3-Hg-CH3) dan garam organik, partikle merkuri
khlor (HgCl2). Methyl Mercury dapat dibentuk oleh bakteri pengendapan dan air
yang bersifat asam. Ion merkuri anorganik adalah bersifat racun akut. Elemen
merkuri mempunyai waktu tinggal yang relatif pendek pada tubuh manusia tetapi
persenyawaan methykl mercury tinggal pada tubuh manusia 10 kali lebih lama
merkuri berbentuk logam (metal) dan menyebabkan tidak berfungsinya otak,
gelisah/gugup, ginjal dan kerusakan liver pada kelahiran (cacat lahir).
Methyl mercury terakumulasi padsa rantai makanan dari ekosistem yang
memakan tumbuhan hasil resapan tanah dan air tanah yang tercemar merkuri baik
pada hasil penyemprotan fungisida pestida metal merkuri, hasil limbah tambang
emas. Senyawa phenyl merkury (C6H5Hg+ dan C6H5-Hg-C6H5) bersifat racun
moderat dengan waktu tinggal yang pendek pada tubuh manusia tetapi senyawa
ini berubah bentuk secara cepat pada lingkungan menjadi bentuk merkuri
anorganik. Dari survei efek bahaya, merkuri ini adalah bersifat racun bagi semua
kehidupan, dan bersifat lambat untuk dikeluarkan tubuh manusia. Methyl Mercury
beracun 50 kali lipat lebih kuat daripada merkuri anorganik.
Ketika memasuki lingkungan akustik, merkuri dapat diformasikan oleh
mikroorganisma yang ada dalam tanah menjadi senyawa yang lebih toksik,
Methyl Mercury. Dalam berntuk methyl mercury, merkuri memasuki rantai
makanan di sekitar tanah yang tercemar dan merembes pada air tanah.
Terakumulasikan dan terkonsentrasikan dimulai dari organisme, tumbuhan,
burung, mamalia, ikan, kerang dan manusia yang berada pada ujung akhir mata
rantai makanan. Di beberapa spesies hewan, konsentrasi methyl mercury bisa
mencapai satu juta kali lipat lebih besar daripada konsentrasi dalam tanah dan
juga air tanah tempat ekosistem berada. Sepertiga dari merkuri yang masuk ke
dalam lingkungan berasal dari sumber alami gunung berapi, sisanya sebanyak dua
per tiga berasal dari aktivitas manusia. Sejak awal industrilisasi, jumlah total
merkuri yang berada di dalam tanah telah meningkat menjadi dua sampai empat
kali lebih banyak. Tingkat merkuri di lingkungan akan menggangu keseimbangan
ekosistem dan dapat membahayakan kesehatan manusia seluruh dunia.
Merkuri terutama dalam bentuk methyl mercury, sangat beracun untuk
manusia. Embrio manusia, janin, balita dan anak-anak sangat rentan karena
merkuri mengganggu perkembangan syaraf. Ketika seorang ibu hamil atau
seorang wanita dalam usia produktif memakan makanan yang terkontaminasi
dengan methyl mercury, zat beracun mengalir melalui plasenta dan terpapar ke
janin. Studi menunjukan bahwa koinsentrasi methyl mercury dalam janin lebih
tinggi dibandingkan konsentrasi di dalam tubuh sang ibu.
Merkuri juga terdapat di dalam air susu ibu (ASI) yang akan dikonsumsi
oleh balita pada awal pertumbuhan 2 tahun pertama mereka . Anak-anak yang
memakan makanan yang terkontaminasi merkuri pada tahun-tahun pertama juga
akan terpengaruh. Merkuri mempengaruhi dan merugikan perkembangan otak
serta perkembangan sistem syaraf anak. Merkuri dapat mempengaruhi
kemampuan kogritif dan berpikir, memori, perhatian, penguasaan bahasa,
keterampilan motorik halus dan keterampilan ruang visual.
Orang dewasa juga dibahayakan oleh resiko merkuri. Kelompok manusia
yanh memiliki resiko paling tinggi adalah orang-orang miskin dan yang paling
rentan adalah manusia yang mendapatkan asupan protein paling tinggi dari rantai
makanan tersebut. Dari paparan di atas maka dapat disimpulkan merkuri dapat
membawa epidermic seperti :
Tidak berfungsinya otak (gangguan syaraf seperti parestesia, ataxia,
dysarthria),
Kanker,
Kerusakan saluran pencernaan,
Gangguan kardiovasculer,
Gangguan psikologik berupa rasa cemas dan kadang timbul sifat agresi,
Kegagalan ginjal akut ,
Kerusakan liver pada kelahiran (cacat lahir), dan
Kematian.
2.4 Pencegahan dan Upaya Pemulihan
Sebagai mahasiswa Teknik Lingkungan tidak hanya untuk memaparkan
pencemaran tanah dan air tanah namun setelah mengetahui hasil yang diakibatkan
maka dapat dicari upaya pemulihan dan pencegahan, sebagai berikut :
1. Air limbah yang bercampur merkuri dari proses produksi emas diperlukan
sebelum di buang ke lingkungan. Salah satu proses sederhana yang diperlukan
untuk penurunan kadar merkuri adalah berupa proses koagulasi, sedimentasi
dan filtrasi.
2. Penanggulangan (pengendalian dan pencegahan) dampak pencemaran
dilakukan dengan penataan kembali tata ruang.
3. Kompensansi pemulihan dan rehabilitasi daerah yang tercemar agar tidak
menyebar ke lingkungan yang lebih luas karena bahkan untuk saat ini
sangatlah susah untuk memulihkan tanah dan air yang telah tercemar oleh
merkuri apalagi untuk negara indonesia. Penyebabnya tentu saja kekurangan
teknologi dan biaya.
4. Fitoremidiasi yaitu teknologi pencegahan pencemaran polutan berbahaya
dalam tanah atau air dengan menggunakan bantuan tanaman (hiperkomulator
plant). Proses fitoremidiasi adalah :
Phytoacumulation : proses tumbuhan menarik zat kontamin sehingga
berakumulasi di sekitar akar tumbuhan.
Rhizofiltration : proses adsoprsi/pengendapan zat kontamin oleh akar untuk
menempel pada akar.
Phytostabilization : penempelan zat-zat kontamin tertentu pada akar yang
tidak mungkin terserap ke dalam batang tumbuhan.
Rhyzodegradation : penguraian zat-zat kontaminan aloeh aktivitas mikroba.
Phytodegradatrion : penguraian zat kontamin.
Phytovolatization : transpirasi zat kontaminan oleh tumbuhan dalam bentuk
yang telah menjadi larutan terurai sebagai bahan yang tidak berbahaya.
5. Penggunaan mikroorganisme sebagai bioremoval, kemampuannya dalam
merecovery logam dan sludge yang dihasilkan sangat minim. Jenis
mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan adalah pseudomonas syring
6. Bekerja sama dengan pemerintah dalam pembuatan peraturan pembatasan
penggunaan merkuri.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kesimpulan dari semua isi makalah ini antara lain adalah :
1. Logam merkuri atau yang dikenal air raksa merupakan salah satu logam berat
tersebar luas di alam.
2. Merkuri termasuk unsur relatif stabil karena tidak terlalu mudah rusak oleh air
atau asam karena memiliki potensial reduksi rendah yang hampir mirip dengan
perak.
3. Merkuri dapat mencemari air tanah dan tanah sehingga mengganggu kesehatan
baik secara fisik, psikomotorik maupun psikologik.
4. Tanda bahwa air tanah sudah tercemat dapat dikenali melalui pengamatan fisik
diantarnya sebagai berikut :
Warna
Kekeruhann.
Polutan berupa mineral akan membuat air tanah memiliki rasa tertentu.
Bau yang tercium dalam air tanah.
5. Upaya pemulihan dan pencegahan, sebagai berikut :
Penurunan kadar merkuri adalah berupa proses koagulasi, sedimentasi dan
filtrasi.
Penanggulangan (pengendalian dan pencegahan) dampak pencemaran
dilakukan dengan penataan kembali tata ruang.
Kompensansi pemulihan dan rehabilitasi daerah yang tercemar agar tidak
menyebar ke lingkungan yang lebih luas.
Fitoremidiasi
Penggunaan mikroorganisme sebagai bioremoval.
Bekerja sama dengan pemerintah dalam pembuatan peraturan pembatasan
penggunaan merkuri.
3.2 SARAN
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah agar penggunaan remediasi
elektrokinetik lebih direalisasikan untuk merestorasi lahan yang telah tercemar
logam berat khususnya merkuri.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. http://psdk.wordpress.com/2010/06/10/racun-dari-pltsa/.html
Notodarmodjo, Suprihanto. 2005. Pencemaran Tanah dan Air Tanah. ITB, Bandung.
Rochyatun . 2006. Distribusi Logam Berat Dalam Air dan Sedimen Di Perairan Muara
Sungai Cisadane . Makara, Sains, Vol. 10, No. 1: 35-40. Di akses tanggal 22
November 2010.