0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
242 tayangan2 halaman
Setelah tahun 1965, modal asing mengalir deras ke Indonesia. Pemerintah membuka investasi asing di sektor pertambangan, otomotif, elektronik, dan perkebunan. Hal ini mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 7% per tahun pada awal Orde Baru. Namun, pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini ternyata rapuh dan tidak berkelanjutan.
Setelah tahun 1965, modal asing mengalir deras ke Indonesia. Pemerintah membuka investasi asing di sektor pertambangan, otomotif, elektronik, dan perkebunan. Hal ini mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 7% per tahun pada awal Orde Baru. Namun, pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini ternyata rapuh dan tidak berkelanjutan.
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Setelah tahun 1965, modal asing mengalir deras ke Indonesia. Pemerintah membuka investasi asing di sektor pertambangan, otomotif, elektronik, dan perkebunan. Hal ini mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 7% per tahun pada awal Orde Baru. Namun, pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini ternyata rapuh dan tidak berkelanjutan.
Hak Cipta:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Pelita yang dicanangkan pemerintah orde baru, yang ditunjang oleh pinjaman dana bantuan dari lembaga keuangan internasional, mulai menampakan hasilnya. Prekonomian Indonesia mulai membaik menuju kearah stabil. Apalagi ketika pada tahun 1970-an terjadi “krisis minyak dunia” menguntungkan Indonesia karena harga minyak dunia melambung tinggi. Hal ini memberikan keuntungan devisa yang melipat ganda bagi pemerintah Indonesia. Perekonomian Indonesia mulai pulih dan beranjak stabil. Dengan cadangan devisa yang begitu besar, pemerintah berusaha mengejar ketertinggalan Indonesia di bidang industri. Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk membangun industri besar-besaran, mengingat selama ini Indonesia hanya berfokus pada bidang pertanian, sedangkan bidang industri belum digarap sungguh-sungguh karena keterbatasan dana. Untuk mengembangkan industri, pemerintah menerapkan prinsip keterbukaan bagi investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia dan ikut serta dalam membangun perekonomian Indonesia. Berbagai kebijakan ekonomi digulirkan untuk mendorong dan mengembangkan investasi dan industri di Indonesia. Terlebih lagi setelah orde baru berkuasa, keamanan dalam negeri sudah stabil di pandang cocok bagi investor asing sebagai tempat berinvestasi. Setelah tahun 1965, perkembangan modal asing di Indonesia meningkat dengan pesat. Banyak perusahaan-persuhaan asing didirikan. Pembukaan investasi di berbagai bidang, terutama perindustrian ini dilakuakan untuk membuka lapangan kerja baru agar dapat meyerap tenaga kerja serta mengurangi pengangguran. Para pemodal asing menanamkan modalnya di Indonesia dalam berbagai bentuk usaha seperti berikut. A. Pertambangan Negara Indonesia kaya akan sumber daya alam, termasuk barang-barang tambang. Namun demikian., Indonesia belum dapat mengusahakan penambangan sendiri. Pemerintah menjalani kerja sama dengan Negara-negara lain agar mau menanamkan modalnya di bidang pertambangan mengalami sumber kekayaan menggali sumber Indonesia agar bisa menjadi devisa Negara. Tercatat beberapa perusahaan dari Amerika dan Eropa tertarik membiayai penggalian dan pengolahan barang tambang di Indonesia seperti pertambangan minyak di Aceh oleh Exxon Mobile, pertambangan minyak di Riau oleh Caltex, pertambangan tembaga oleh Freeport di Papua, dan pertambangan emas oleh Newmont. B. Otomotif Untuk mengejar ketertinggal di bidang teknologi, pemerintahan membuka kesempatan kepada pengusaha asing untuk mengembangkan usahana di bidang otomotif seperti produksi mobil dan motor. Perusahaan asing yang bergerak di bidang ini baru sebatas perakitan mobil atau motor dikarenakan teknologi dan perasarana yang belum mendukung Indonesia. Langkah ini di tempuh sebagai sarana alih teknologi dari bangsa asing kepada bangsa Indonesia agar suatu saat nanti akan lahir pakar-pakar otomotif Indonesia yang bisa menghasilkan produk mobil atau motor nasional buatan dalam negeri. C. Barang-barang Elektronik Setelah tahun 1965, usaha di bidang barang-barang elektronik mengalami perkembangan yang sangat pesat. Barang-barang elektronik seperti TV., radio, tape recorder, tidak lagi dikatakan sebagai barang mewah sehingga pemerintah terhadap barang-barang tersebut mengalami peningkatan. Beberapa perusahaan yang menanamkan modalnya dalam bentuk industri perakitan barang elektronik di antaranya Sony, Sharp, Samsung, dan perusahaan lainnya. D. Perkebunaan Untuk membangkitkan perekonomian Indonesia, pemerintahan sejak tahun 1965 mulai mnggenjot sektor perkebunan, mengingat bangsa Indonesia merupakan bangsa Agraris . upaya pembukaan perkebunan besar-besaran ini terganjal oleh masalah dana. Untuk mengatasi masalah ini pemerintahan mengundang investor asing untuk menggarap lahan-lahan perkebunan seperti perkebunan kelapa sawit di Sumatera, perkebunan tebu di jawa timur, perkebunan karet di Sumatera utara, perkebunan teh di Jawa Barat, perkebunan tembakau di Sumatera. Perkebunan-perkebunan ini diikuti dengan pembangunan pabrik pengolahan hasil perkebunan menjadi barang atau brang yang siap dipasarkan. Misalnya, perkebunan teh dilengkapi dengan pabrik teh, perkebunan tebu di lengkapi dengan pabrik pengolahan tebu menjadi gula yang siap dipasarkan, perkebunan karet dilengkapi pabrik pengolahan karet, Sejalan dengan semakin menguatnya peran Negara dalam orde baru, upaya-upaya yang dilakukan pemerintah orde baru dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan perekonomian Indonesia membuahkan hasil yang menakjubkan. Sektor perindustrian dan investasi semakin mapan. Investor baru dari dalam negeri meningkat dua kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya, sedangkan investasi asing mengalami kenaikan satu setengah kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya. Masyarakat internasional menggolongkan Indonesia sebagai Negara industri baru (NIC/Newly industrialized country) sejajar dengan China,HongKong, dan Korea. Indikator-indikator tersebut menandakan perekonomian Indonesia tumbuh dengan pesat dari tahun ke tahun. Tercatat perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan 7% per tahun. Hal ini merupakan prestasi besar dari orde baru mengingat sebelumnya perekonomian Indonesia nyaris bangkrut. Negara- negara barat terkesan dengan pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai oleh Indonesia sehingga menjulikinya dengan “keajaiban Asia”. Namun, seiring perjalanan waktu pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi tersebut ternyata rapuh, tidak memiliki fondasi ekonomi yang kuat. Hal ini terlihat dari goyahnya perekonomian Indonesia dihantam krisis moneter yang menyeret pada krisis ekonomi besar- besaran di Asia.