Anda di halaman 1dari 2

3.

Perkembangan Modal Asing Setelah Tahun 1965


Pelita yang dicanangkan pemerintah orde baru, yang ditunjang oleh pinjaman dana bantuan dari
lembaga keuangan internasional, mulai menampakan hasilnya. Prekonomian Indonesia mulai membaik
menuju kearah stabil. Apalagi ketika pada tahun 1970-an terjadi “krisis minyak dunia” menguntungkan
Indonesia karena harga minyak dunia melambung tinggi. Hal ini memberikan keuntungan devisa yang
melipat ganda bagi pemerintah Indonesia. Perekonomian Indonesia mulai pulih dan beranjak stabil.
Dengan cadangan devisa yang begitu besar, pemerintah berusaha mengejar ketertinggalan Indonesia di
bidang industri. Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk membangun industri besar-besaran,
mengingat selama ini Indonesia hanya berfokus pada bidang pertanian, sedangkan bidang industri belum
digarap sungguh-sungguh karena keterbatasan dana.
Untuk mengembangkan industri, pemerintah menerapkan prinsip keterbukaan bagi investor asing
untuk menanamkan modalnya di Indonesia dan ikut serta dalam membangun perekonomian Indonesia.
Berbagai kebijakan ekonomi digulirkan untuk mendorong dan mengembangkan investasi dan industri di
Indonesia. Terlebih lagi setelah orde baru berkuasa, keamanan dalam negeri sudah stabil di pandang
cocok bagi investor asing sebagai tempat berinvestasi.
Setelah tahun 1965, perkembangan modal asing di Indonesia meningkat dengan pesat. Banyak
perusahaan-persuhaan asing didirikan. Pembukaan investasi di berbagai bidang, terutama perindustrian
ini dilakuakan untuk membuka lapangan kerja baru agar dapat meyerap tenaga kerja serta mengurangi
pengangguran. Para pemodal asing menanamkan modalnya di Indonesia dalam berbagai bentuk usaha
seperti berikut.
A. Pertambangan
Negara Indonesia kaya akan sumber daya alam, termasuk barang-barang tambang. Namun
demikian., Indonesia belum dapat mengusahakan penambangan sendiri. Pemerintah menjalani kerja sama
dengan Negara-negara lain agar mau menanamkan modalnya di bidang pertambangan mengalami sumber
kekayaan menggali sumber Indonesia agar bisa menjadi devisa Negara. Tercatat beberapa perusahaan dari
Amerika dan Eropa tertarik membiayai penggalian dan pengolahan barang tambang di Indonesia seperti
pertambangan minyak di Aceh oleh Exxon Mobile, pertambangan minyak di Riau oleh Caltex,
pertambangan tembaga oleh Freeport di Papua, dan pertambangan emas oleh Newmont.
B. Otomotif
Untuk mengejar ketertinggal di bidang teknologi, pemerintahan membuka kesempatan kepada
pengusaha asing untuk mengembangkan usahana di bidang otomotif seperti produksi mobil dan motor.
Perusahaan asing yang bergerak di bidang ini baru sebatas perakitan mobil atau motor dikarenakan
teknologi dan perasarana yang belum mendukung Indonesia. Langkah ini di tempuh sebagai sarana alih
teknologi dari bangsa asing kepada bangsa Indonesia agar suatu saat nanti akan lahir pakar-pakar
otomotif Indonesia yang bisa menghasilkan produk mobil atau motor nasional buatan dalam negeri.
C. Barang-barang Elektronik
Setelah tahun 1965, usaha di bidang barang-barang elektronik mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Barang-barang elektronik seperti TV., radio, tape recorder, tidak lagi dikatakan sebagai barang
mewah sehingga pemerintah terhadap barang-barang tersebut mengalami peningkatan. Beberapa
perusahaan yang menanamkan modalnya dalam bentuk industri perakitan barang elektronik di antaranya
Sony, Sharp, Samsung, dan perusahaan lainnya.
D. Perkebunaan
Untuk membangkitkan perekonomian Indonesia, pemerintahan sejak tahun 1965 mulai mnggenjot
sektor perkebunan, mengingat bangsa Indonesia merupakan bangsa Agraris . upaya pembukaan
perkebunan besar-besaran ini terganjal oleh masalah dana. Untuk mengatasi masalah ini pemerintahan
mengundang investor asing untuk menggarap lahan-lahan perkebunan seperti perkebunan kelapa sawit di
Sumatera, perkebunan tebu di jawa timur, perkebunan karet di Sumatera utara, perkebunan teh di Jawa
Barat, perkebunan tembakau di Sumatera. Perkebunan-perkebunan ini diikuti dengan pembangunan
pabrik pengolahan hasil perkebunan menjadi barang atau brang yang siap dipasarkan. Misalnya,
perkebunan teh dilengkapi dengan pabrik teh, perkebunan tebu di lengkapi dengan pabrik pengolahan
tebu menjadi gula yang siap dipasarkan, perkebunan karet dilengkapi pabrik pengolahan karet,
Sejalan dengan semakin menguatnya peran Negara dalam orde baru, upaya-upaya yang dilakukan
pemerintah orde baru dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan perekonomian Indonesia
membuahkan hasil yang menakjubkan. Sektor perindustrian dan investasi semakin mapan. Investor baru
dari dalam negeri meningkat dua kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya, sedangkan investasi asing
mengalami kenaikan satu setengah kali lipat dari tahun-tahun sebelumnya. Masyarakat internasional
menggolongkan Indonesia sebagai Negara industri baru (NIC/Newly industrialized country) sejajar
dengan China,HongKong, dan Korea.
Indikator-indikator tersebut menandakan perekonomian Indonesia tumbuh dengan pesat dari tahun
ke tahun. Tercatat perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan 7% per tahun. Hal ini merupakan
prestasi besar dari orde baru mengingat sebelumnya perekonomian Indonesia nyaris bangkrut. Negara-
negara barat terkesan dengan pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai oleh Indonesia sehingga
menjulikinya dengan “keajaiban Asia”. Namun, seiring perjalanan waktu pertumbuhan ekonomi yang
cukup tinggi tersebut ternyata rapuh, tidak memiliki fondasi ekonomi yang kuat. Hal ini terlihat dari
goyahnya perekonomian Indonesia dihantam krisis moneter yang menyeret pada krisis ekonomi besar-
besaran di Asia.

Anda mungkin juga menyukai