Anda di halaman 1dari 2

FIREBELLY-ANTARA SEKEDAR BERHARAP DAN BERUSAHA

Friday, October 08, 2010 5:31 PM

Ini adalah cerita tentang seekor katak kecil. Berbeda dengan katak-katak lain di wadah itu,
dia hanya punya dua kaki. Dua kaki lainnya buntung-satu di depan, dan satu di belakang.
Dengan kondisi tubuh seperti itu, dia menjadi katak pendiam, perenung, dan sangat suka
mengamati. Di toko yang menjual binatang peliharaan itu, dia sering mengisi waktunya
bersama seekor katak tua yang bijak yang telah lama tinggal di tempat itu.

“Aku berharap bisa tetap tinggal di sini,”kataku,”duduk di sampingmu, melihat dari balik
pancuran, menonton pemandangan di sisi lain kaca itu.”

“Hati-hatilah dengan apa yang kamu harapkan,”katanya.

“Kenapa?”

“Karena terlalu berharap, terutama berharap akan hal-hal yang memungkinkan tidak akan
terjadi bisa berbahaya.”

“Berbahaya? Aku berharap sepanjang waktu. Aku berharap dapat menangkap jangkrik
terbesar. Aku berharap punya kaki lagi. Aku berharap—“

“Jangan mengacaukan antara berharap dan keinginan.”

Katak tua itu berpaling ke arahku. “Apa kamu mengerti? Berharap adalah keputusan yang
kita buat untuk diri kita sendiri; tak seorang pun bisa mengabulkannya. Kenyataannya, kamu
seekor katak yang punya dua kaki. Seharusnya kamu tidak berharap memiliki empat kaki
sebab hal itu tidak mungkin terjadi.”

“Bagaimana kalau aku tetap berharap?”

“Kalau kamu tidak mendapatkan apa yang kamu inginkan, hal itu tidak terlalu menjadi
masalah. Berkeinginlah semaumu untuk memiliki empat kaki; tidak akan ada bedanya. Tapi
jika kamu tidak pernah mendapatkan apa yang kamu harapkan, itu akan mempengaruhi
pilihan-pilihan yang kamu ambil, dan dapat mengubah dirimu nantinya di masa depan. Kalau
kamu menghabiskan terlalu banyak waktu dengan berharap tanpa sebab, mungkin nantinya
kamu akan tergelincir ke dalam kehampaan.”

Aku terbata-bata, kebingungan mendengar kata-katanya. “Seharusnya aku mengaharapkan


apa?”

“Berharaplah akan hal-hal yang dapat kamu capai dengan usahamu sendiri. Ada banyak hal
yang dapat kamu lakukan untuk memenuhi harapanmu agar bisa menangkap jangkrik
terbesar: perhatikan di mana tempatmu, perhatikan strategi dari katak-katak lain, posisikan
dirimu di lokasi yang tepat. Tapi kamu hanya bisa berkeinginan bahwa kamu menjadi seekor
katak berkaki empat.”

Setelah membaca bagian tersebut, jadi berpikir. Dari hal-hal yang ada di sekitar kita, ada
hal-hal yang bisa kita ubah, dan ada pula hal-hal yang tidak bisa kita ubah. Kita lebih sering
berharap agar kondisi itu tidak terjadi pada kita. Kita lebih sering pasrah dan menyerah pada
keadaan, dengan alasan tidak ada yang bisa kita lakukan untuk mengubahnya. Yang bisa
kita lakukan hanyalah berharap, dan berharap, akan sesuatu yang mustahil terjadi, hingga
menjadi sebuah perandaian.
Bersemangatlah meraih apa yg bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada
Alloh dan janganlah lemah. Jika sesuatu menimpamu jangan katakan: 'Andaikan aku
lakukan ini niscaya akan begini dan begini' tetapi katakan: 'Semua ini takdir Alloh, Dia
mengerjakan apa yg Dia kehendaki' karena 'andaikan' membuka pintu bagi amalan
setan."(HR. Muslim)

Yang bisa kita lakukan sebagai manusia hanyalah menyerahkan semua pada putusan Allah,
tapi apakah cukup hanya dengan berharap?

Ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim yang datang dari
Khalifah keempat, Ali bin Abi Thalib r.a.:

Ali bin Abi Tholib rodhiyAllahu ‘anhu menceritakan bahwa Nabi shollAllahu ‘alaihi wa
sallam pernah bersabda, “Setiap kalian telah ditulis tempat duduknya di surga atau di
neraka.” Maka ada seseorang dari suatu kaum yang berkata, “Kalau begitu kami
bersandar saja (tidak beramal) wahai Rosululloh?”. Maka beliau pun menjawab,
“Jangan demikian, beramallah kalian karena setiap orang akan dimudahkan”,
kemudian beliau membaca firman Allah, “Adapun orang-orang yang mau berderma
dan bertakwa serta membenarkan Al-Husna (Surga) maka kami siapkan baginya jalan
yang mudah.”
(Q.S Al-Lail: 5-7).

Dalam hadits tersebut jelas sekali Nabi Muhammad SAW memberikan peringatan agar
umatnya beramal. Amal di sini dalam arti luas, yaitu termasuk muamalah atau tindakan
duniawi dan juga amal ibadah untuk akhirat. Perintah ini disertai sebuah ‘garansi’ bagi
umatnya yang mau berupaya maksimal akan mendapatkan kemudahan. Takdir memang
kehendak Tuhan, tapi bukan berarti lantas manusia hanya berleha-leha tanpa berupaya
mendapatkan yang terbaik. Karena dalam Islam, dalam berupaya harus diawali niat, diakhiri
dengan takwa. Sesuai dengan semboyan: “Manusia berusaha, Tuhan yang menentukan.”
Dan bukannya “Kan Tuhan sudah menentukan, jadi manusia tinggal menerima saja.”

Kita bisa bergerak dan bertindak. Berjuang dan berusaha. Bukan hanya pasrah dengan apa
yang menjadi kondisi kita saat ini, tapi memanfaatkan kondisi dan potensi yang kita miliki
agar kita bisa mewujudkan apa yang kita inginkan. Amati situasi, pikirkan strategi, dan
lakukan, untuk bisa mengubah suatu kondisi yang ingin kita ubah. Untuk bisa “menangkap
jangkrik” atau mewujudkan impian-impian kita.

Tidak hanya apa yang kita inginkan di dunia, tapi juga untuk bisa mencapai cita-cita tertinggi
kita, yaitu Jannah-Nya

Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan
di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”. Mereka
itulah orang-orang yang mendapat bagian daripada yang mereka usahakan; dan Allah
sangat cepat perhitungan-Nya. (Al Baqarah 201-202)

Inspired by: Novel “Firebelly” karangan J.C Michaels

Source:
http://www.facebook.com/feeds/notes.php?id=1117675000&viewer=1209531441&key=9df5
52b42c&format=rss20

Anda mungkin juga menyukai