Anda di halaman 1dari 4

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, wabihi nasta’inu ‘alaa umuriddunya


waddiin. Wassholatu wassalamu ‘alaa asyrofil mursaliin, wa ‘alaa aalihi wa
sohbihi ajma’iin. Amma ba’du.
Pertama sekali marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kita kehadirat
Allah swt. yang telah memberikan limpahan kasih sayangnya kepada kita
sehingga kita dapat berkumpul
Sholawat dan salam tak lupa pula kita hadiahkan kepada junjungan kita
nabi besar Muhammad Saw. Semoga kita mendapatkan syafaatnya di hari kelak ,
aamiin aamiin ya rabbal ‘alamiin.
Yang saya hormati ...
Dan yang saya sayangi .....
Hadirin Sekalian
Pada pertemuan kali ini saya akan menyampaikan pidato tentang “Don’t
put of something, do it now” yang artinya jangan menunda sesuatu, lakukan lah
sekarang.
Banyak gen Z pada masa ini sering menunda-nunda pekerjaannya dengan
alasan pekerjaan itu bisa dikerjakan nanti. Dan seperti yang kita ketahui, berleha-
leha dan menunda-nunda pekerjaan adalah sesuatu yang sangat mengasyikkan.
Tapi tak sedikit orang yang menyesal setelah ia menunda pekerjaannya. Menunda
adalah pekerjaan yang sangat merugikan. Hal-hal kecil dan sepele mungkin tidak
berarti, tetapi sebenarnya akan berimbas besar. Ingatkah dengan pepatah lama,
“sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit”?
Orang yag hebat adalah orang yang tidak suka menunda pekerjaan. Gigih
dan cekatan merupakan sifat yang selalu di pegang oleh orang sukses dan hebat.
Oleh karena itu jangan senang menunda pekerjaan atau perbuatan yang ingin
dilakukan.
Pada pertemuan kali ini saya akan menyampaikan beberapa cara agar kita
dapat mengubah kehidupan kita menjadi lebih baik lagi.
1. Jangan menunda pekerjaan
Mungkin kita sering menganggap remeh suatu pekerjaan atau perbuatan, sehingga
kita dengan mudah menunda melakukannya. Namun, tanpa disadari. Memnunda
telah mengair menjadi sebuah kebiasaan. Kebiasaan inilah yang sangat merugikan
kita. Logikanya, jika kita dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dengan cepat,
maka waktu yang kita gunakan juga menjadi banyak, dan pikiran kita tidak
terbebani oleh pekerjaan yang makin laa dibiarkan, makin menumpuk.
Selain faktor menyepelekan, ada beberapa faktor terlalu perfeksionis titik
orang yang perfeksionis biasanya rela menghabiskan waktunya untuk memikirkan
sebuah ide yang sempurna. Namun, dia tidak pernah menyelesaikan apa yang
dikerjakannya karena setiap kali melakukan pekerjaan itu, pikiran perfeksionisnya
justru mengganggu dirinya sendiri.
Ada satu alasan yang lebih dekat dengan kita untuk menunda suatu
pekerjaan, yakni rasa malas titik siapa yang tak kenal dengan sifat satu ini? Pasti
semua orang pernah atau bahkan sering mengalaminya apalagi ketika sedang
terpuruk atau lelah dalam menjalani rutinitas kehidupan titik nah, pada masa-masa
seperti ini rasa malas mampu bertahta di tubuh manusia titik jika sudah bertahta
maka tahulah apa akibatnya.
Ya, rasa malas membuat tubuh dan pikiran manusia enggan melakukan
apa-apa, sebab rasa malas seperti berbisik untuk tetap bermalas-malasan dengan
tiduran, terdiam, rebahan, dan kegiatan semacamnya. Bahkan, ketika kita teringat
akan pekerjaan, rasa malas seolah berbisik, "nanti saja, lebih baik istirahat dulu.
Bukankah kasur/sofa ini begitu nyaman? Pekerjaanmu itu begitu mudah titik
kamu dapat menyelesaikannya dengan cepat makanya, nikmati dulu kasur/sofa
ini.

2. Mengumpulkan niat terus, bertindaknya kapan?


Kita sering mengumpulkan banyak niat, bahkan sampai merencanakannya
untuk setiap waktu. Namun, lagi-lagi rasa menunda dan meremehkan menjadi
penghalang utama dalam melaksanakan kegiatan atau jadwal yang telah
direncanakan titik alhasil, tidak ada satu niat dan jadwal yang berhasil dikerjakan
titik memang, memiliki banyak kegiatan dan menjual segala sesuatunya adalah
tindakan yang sangat baik. Apalagi merencanakan segala tindakan yang
menguntungkan baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.
Nah, jangan sampai hal tersebut menjadi sia-sia hanya karena selalu tunda
dan akhirnya gagal dilakukan. Bila kita sudah memiliki banyak niat, bahkan sudah
terjadwal dengan rapi, maka bertindaklah segera. Selesaikanlah jadwal yang telah
disusun sedemikian rupa tersebut sehingga segala sesuatunya mampu terlaksana
dengan baik, walaupun masih kurang maksimal. Jika sudah berhasil, maka kita
dapat menciptakan niat lain dan kembali menyusun jadwal. Teruslah begitu, maka
kita tidak akan melewatkan berbagai kesempatan yang dapat menguntungkan diri
sendiri maupun orang lain. Oleh karena itu, tetaplah konsisten pada niat dan
jadwal yang telah disusun.

3. Berbuat baiklah semampu anda


Sejatinya, manusia adalah makhluk sosial yang memiliki sifat-sifat baik
dan segala perbuatan baik titik namun, kadang sifat-sifat baik dan perbuatan
baiknya dilakukan oleh keegoan, hawa nafsu, keserakahan, dan keburukan lain
yang bersemayam pada dirinya.
Suatu kisah, ada seorang kakek pengemis yang duduk di pelataran toko.
Dia terlihat sedang menahan perutnya yang sedang lapar titik sementara itu, tidak
jauh dari si Kakek, ada seorang pemuda yang merasa iba. Ketika si pemuda
membuka dompet, ternyata uang yang dimilikinya hanya cukup untuk membeli 1
bungkus nasi rames. Si pemuda berpikir, "kalau saya memberikan uang ini untuk
kakek atau memberikannya satu bungkus nasi, maka saya tidak dapat makan titik
sementara perut saya lapar ."
Ketika si pemuda sedang berpikir demikian, banyak bisikab gaib dari otak,
nafsu, dan sifat-sifat buruknya yang lain. Si pemuda jadi makin bingung dan
bimbang untuk menolong kakek tersebut. Namun kau mah karena kebaikan si
pemuda lebih besar daripada keburukannya, dia tetap pergi membeli makanan,
tapi bukan nasi rames, melainkan 2 bungkus roti. 1 bungkus roti dimakan olehnya
dan 1 bungkus roti diberikan kepada kakek yang lapar tadi. Jadi, dengan begitu si
pemuda masih bisa makan dan menolong kakek yang kelaparan tersebut. Sungguh
indahnya berbagi bukan?
Mungkin kita sering merasakan hal demikian titik kita ingin menolong
orang lain, tetapi kita merasa tidak mampu bahkan kita sendiri merasa bahwa kita
perlu bantuan orang lain. Tidak jarang, kita malah menggerutu, "untuk diri sendiri
saja masih kurang, apalagi untuk menolong orang lain. "
Inilah yang kadang keliru. ketika kita kesulitan, tentu kita akan
membutuhkan bantuan orang lain. Lantas, bagaimana orang lain akan membantu
kita kalau kita juga tidak mau membantu orang lain? Jika kita ingin membantu
orang lain, maka lakukanlah titik membantu tidak hanya dengan materi atau uang,
tetapi bisa dengan hal lain, misalnya motivasi, dukungan solusi, dan hal-hal lain
yang bisa kita lakukan titik Dengan begitu, kita tidak perlu menunggu mampu
atau punya kekayaan untuk membantu orang lain.
Mungkin hanya ini yang dapat saya sampaikan, saya berharap dan berdoa
agar para gen Z di zaman ini mau berubah untuk tidak menuna-nunda pekerjaan
lagi demi tercapainya masa depan yang gemilang. Demikianlah yang dapat saya
sampaikan, lebih dan kurang saya mohon maaf, terimakasih atas segala perhatian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Anda mungkin juga menyukai