Laporan Akhir
1. Konteks
Sembilan tahun sudah UU OTSUS berada di tengah-tengah masyarakat Papua, dalam waktu
sembilan tahun ini, OTSUS diharapkan dapat menjawab beberapa persoalan mendasar yang dialami
masyarakat Papua pada tahun-tahun sebelum otsus terutama yang berkaitan dengan hak-hak dasar
orang asli Papua dalam hal hukum dan hak asasi manusia. Jika kita mundur beberapa langkah
kebelakang kita akan melihat dengan jelas bentuk-bentuk diskriminasi yang dialami oleh masyarakat
Papua, baik di bidang pendidikan, ekonomi bahkan diskriminasi dalam mendapatkan sebuah
keadilan, sebut saja korban-korban operasi militer baik dalam bentuk Daerah Operasi Militer (DOM)
maupun operasi militer pada saat – saat tertentu, sampai sekarang dan akhir hayatnya, korban
belum mendapat keadilan yang seharusnya mereka rasakan.
Sebab kelahiran UU OTSUS dimaknai sebagai upaya untuk meningkatkan penegakan hukum dan hak
asasi manusia yang selama ini dipandang belum berlangsung secara maksimal. Sebagaimana
disebutkan pada konsideran menimbang huruf f UU OTSUS :…”bahwa penyelenggaraan
pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di provinsi Papua selama ini belum sepenuhnya
memenuhi rasa keadilan, belum sepenuhnya memungkinkan tercapainya kesejahteraan rakyat,
belum sepenuhnya mendukung terwujudnya penegakan hukum, dan belum sepenuhnya
menampakan penghormatan terhadap hak asasi manusia di provinsi Papua, khususnya
masyarakat papua…”. Karena itu secara khusus di dalam UU OTSUS menegaskan kewajiban negara
dalam hal pemenuhan hak Asasi manusia terutama dengan melahirkan berbagai lembaga yang
memberikan jaminan kepastian hukum dan melindungi hak asasi manusia.
2. Kelompok Sasaran
Responden untuk wawancara terdiri dari institusi dan tokoh masyarakat,antara lain : kakanwil
Hukum dan HAM provinsi Papua, Biro Hukum Setda Provinsi Papua, Anggota DPRP, Perwakilan
KOMNAS HAM Papua,Presidium Dewan Papua, aktifis LSM, Aktifis Mahasiswa, Organisasi
Pemuda Tokoh Agama, dan Tokoh Perempuan.
Peserta Lokakarya terdiri dari : LSM, Akademisi, Perwakilan Mahasiswa,Organisasi
kemasyarakatan, Perwakilan keagamaan, unsure Pemerintah dan Pers.
3. Gambaran Kegiatan
Penelitian singkat dengan tema “Identifikasi Strategi Penguatan Instrumen Hukum dan HAM
dalam di dalam UU Otsus”
a. Tujuan :
Melakukan identifikasi permasalahan dan kebutuhan dalam rangka upaya pemenuhan
instrument hukum dan HAM di dalam OTSUS.
b. Tahapan :
Rapat harian guna menjelaskan tujuan program dan menentukan individu-individu yang
terlibat dalam program
Melakukan workshop internal guna mengindentifikasi responden, metode
wawancara,outline dan time line
Mengumpulkan dokumentasi berupa bahan bacaan dan data lain guna mendapat
gambaran umum tentang persoalan HAM di Papua dan upaya-upaya yang sudah
dilakukan kelompok atau lembaga lain mengenai persoalan instrument di dalam UU
OTSUS tersebut.
Merumuskan target hasil keluaran penelitian sesui dengan outline, sehingga dalam
wawancara lebih spesifik dan tetap focus.
Jl. Raya Sentani Padang Bulan, Jayapura, Papua 99351 Indonesia
Telp/Fax. +62 967 587890 – Email: aldp.papua@gmail.com – website: http://andawat-papua.blogspot.com
Melakukan wawancara dengan stakeholders dan individu potensial.
Mengumpulkan dan menganalisis data wawancara
Melakukan FGD guna memperdalam kajian antara target wawancana dan hasil yang
sudah dicapai dalam bentuk data wawancara.
Melakukan workshop
Tujuan :
Untuk melakukan konfirmasi ,klarifikasi dan sharing hasil penelitian kepada stakeholders
guna merumuskan peran dan langkah advokasi bersama dalam memperkuat dan
mewujudkan instrument hukum dan HAM di dalam UU OTSUS.
Responden diberikan kesempatan untuk berbagi cerita mengenai bentuk-bentuk dukungan yang
sudah diberikan dalan rangka institusionalisasi instrumen hukum dan HAM di dalam OTSUS
Adanya satu hasil penelitian singkat merupakan gambaran dari permasalahan dan kebutuhan
untuk melakukan institusionalisasi instrument hukum dan HAM di dalam OTSUS.
Peserta Lokakarya mendapatkan presentase hasil penelitian ALDP dari Tim ALDP.
Peserta lokakarya mendapatkan materi pengayaan dan informasi dari DPRP mengenai
pandangan dan langkah yang sudah dilakukan oleh DPRP.
Peserta lokakarya merumuskan bentuk – bentuk langkah advokasi untuk melakukan penguatan
terhadap instrument hukum dan HAM di dalam OTSUS.
7. Lampiran
Notulensi Lokakarya