Anda di halaman 1dari 8

Aliansi Demokrasi untuk Papua

(Alliance of Democracy for Papua)


YAYASAN KERJA SAMA UNTUK DEMOKRASI DAN KEADILAN

Laporan Akhir

Penguatan Instrumen Hukum dan Penegakan HAM dalam


Undang Undang Otonomi Khusus Papua
(ALDP-TAPOL UK)

1. Konteks
Sembilan tahun sudah UU OTSUS berada di tengah-tengah masyarakat Papua, dalam waktu
sembilan tahun ini, OTSUS diharapkan dapat menjawab beberapa persoalan mendasar yang dialami
masyarakat Papua pada tahun-tahun sebelum otsus terutama yang berkaitan dengan hak-hak dasar
orang asli Papua dalam hal hukum dan hak asasi manusia. Jika kita mundur beberapa langkah
kebelakang kita akan melihat dengan jelas bentuk-bentuk diskriminasi yang dialami oleh masyarakat
Papua, baik di bidang pendidikan, ekonomi bahkan diskriminasi dalam mendapatkan sebuah
keadilan, sebut saja korban-korban operasi militer baik dalam bentuk Daerah Operasi Militer (DOM)
maupun operasi militer pada saat – saat tertentu, sampai sekarang dan akhir hayatnya, korban
belum mendapat keadilan yang seharusnya mereka rasakan.

Sebab kelahiran UU OTSUS dimaknai sebagai upaya untuk meningkatkan penegakan hukum dan hak
asasi manusia yang selama ini dipandang belum berlangsung secara maksimal. Sebagaimana
disebutkan pada konsideran menimbang huruf f UU OTSUS :…”bahwa penyelenggaraan
pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan di provinsi Papua selama ini belum sepenuhnya
memenuhi rasa keadilan, belum sepenuhnya memungkinkan tercapainya kesejahteraan rakyat,
belum sepenuhnya mendukung terwujudnya penegakan hukum, dan belum sepenuhnya
menampakan penghormatan terhadap hak asasi manusia di provinsi Papua, khususnya
masyarakat papua…”. Karena itu secara khusus di dalam UU OTSUS menegaskan kewajiban negara
dalam hal pemenuhan hak Asasi manusia terutama dengan melahirkan berbagai lembaga yang
memberikan jaminan kepastian hukum dan melindungi hak asasi manusia.

Jl. Raya Sentani Padang Bulan, Jayapura, Papua 99351 Indonesia


Telp/Fax. +62 967 587890 – Email: aldp.papua@gmail.com – website: http://andawat-papua.blogspot.com
Pasal –pasal yang memuat instrument hukum dan hak asasi manusia tergambar jelas dalam UU
OTSUS (Pasal 32 (1) Dalam rangka meningkatkan efektivitas pembentukan dan pelaksanaan
hukum di Provinsi Papua, dapat dibentuk Komisi Hukum Ad Hoc. (2) Komisi Hukum Ad Hoc
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang fungsi, tugas, wewenang, bentuk dan susunan
keanggotaannya diatur dengan Perdasi. Pasal 45 (1) Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan
penduduk Provinsi Papua wajib menegakkan, memajukan, melindungi, dan menghormati Hak
Asasi Manusia di Provinsi Papua.(2) Untuk melaksanakan hal sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Pemerintah membentuk perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Pengadilan Hak
Asasi Manusia, dan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi di Provinsi Papua sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Pasal 46 (1) Dalam rangka pemantapan persatuan dan kesatuan bangsa di
Provinsi Papua dibentuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi. (2) Tugas Komisi Kebenaran dan
Rekonsiliasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. melakukan klarifikasi sejarah Papua
untuk pemantapan persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia;
dan b. merumuskan dan menetapkan langkah-langkah rekonsiliasi. (3) Susunan keanggotaan,
kedudukan, pengaturan pelaksanaan tugas dan pembiayaan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Keputusan Presiden setelah mendapatkan
usulan dari Gubernur.)

Ironisnya, selama kurang lebih 9 tahun OTSUS diimplementasikan berbagai institusionalisasi


instrument hukum dan HAM masih belum terwujud secara optimal. Sejauh ini hanya ada
Perwakilan KOMNAS HAM (pasal 45: 2) sedangkan pembentukan pengadilan HAM (pasal 45 :2),
Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (pasal 45: 2) dan Komisi Hukum Ad Hoc (pasal 32) belum juga
direalisir. Upaya penegakan Hukum dan asasi manusia hanya mengacu kepada aturan pidana dan
secara terbatas mengacu kepada UU No.39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan UU No. 26
tahun 2000 tentang pengadilan HAM yang sangat sulit untuk diimplementasikan di tanah Papua.

Jl. Raya Sentani Padang Bulan, Jayapura, Papua 99351 Indonesia


Telp/Fax. +62 967 587890 – Email: aldp.papua@gmail.com – website: http://andawat-papua.blogspot.com
Berkaitan dengan kenyataan tersebut maka ALDP berpendapat sangat penting untuk melakukan
penelitian singkat guna menjaring dan menemukan pandangan serta berbagai gagasan dalam rangka
pembentukan dan memaksimalisasikan fungsi instrument HAM yang terdapat di dalam OTSUS.
Selanjutnya hasil survey tersebut akan disampaikan kembali kepada berbagai pihak guna
penyempurnaannya serta untuk mendapatkan formulasi konsep yang lebih konkrit dalam bentuk
Lokakarya serta diakhiri dengan pembuatan satu laporan final hasil penelitian singkat tersebut.

2. Kelompok Sasaran
 Responden untuk wawancara terdiri dari institusi dan tokoh masyarakat,antara lain : kakanwil
Hukum dan HAM provinsi Papua, Biro Hukum Setda Provinsi Papua, Anggota DPRP, Perwakilan
KOMNAS HAM Papua,Presidium Dewan Papua, aktifis LSM, Aktifis Mahasiswa, Organisasi
Pemuda Tokoh Agama, dan Tokoh Perempuan.
 Peserta Lokakarya terdiri dari : LSM, Akademisi, Perwakilan Mahasiswa,Organisasi
kemasyarakatan, Perwakilan keagamaan, unsure Pemerintah dan Pers.

3. Gambaran Kegiatan
 Penelitian singkat dengan tema “Identifikasi Strategi Penguatan Instrumen Hukum dan HAM
dalam di dalam UU Otsus”
a. Tujuan :
Melakukan identifikasi permasalahan dan kebutuhan dalam rangka upaya pemenuhan
instrument hukum dan HAM di dalam OTSUS.
b. Tahapan :
 Rapat harian guna menjelaskan tujuan program dan menentukan individu-individu yang
terlibat dalam program
 Melakukan workshop internal guna mengindentifikasi responden, metode
wawancara,outline dan time line
 Mengumpulkan dokumentasi berupa bahan bacaan dan data lain guna mendapat
gambaran umum tentang persoalan HAM di Papua dan upaya-upaya yang sudah
dilakukan kelompok atau lembaga lain mengenai persoalan instrument di dalam UU
OTSUS tersebut.
 Merumuskan target hasil keluaran penelitian sesui dengan outline, sehingga dalam
wawancara lebih spesifik dan tetap focus.
Jl. Raya Sentani Padang Bulan, Jayapura, Papua 99351 Indonesia
Telp/Fax. +62 967 587890 – Email: aldp.papua@gmail.com – website: http://andawat-papua.blogspot.com
 Melakukan wawancara dengan stakeholders dan individu potensial.
 Mengumpulkan dan menganalisis data wawancara
 Melakukan FGD guna memperdalam kajian antara target wawancana dan hasil yang
sudah dicapai dalam bentuk data wawancara.

 Melakukan workshop
Tujuan :
Untuk melakukan konfirmasi ,klarifikasi dan sharing hasil penelitian kepada stakeholders
guna merumuskan peran dan langkah advokasi bersama dalam memperkuat dan
mewujudkan instrument hukum dan HAM di dalam UU OTSUS.

4. Hasil yang dicapai


 Terbentuknya tim peneliti yang terdiri dari 4 orang dan memahami tujuan dari program.
 Terindentifikasi 15 orang responden serta menghasilkan outline dan time line program.
 Mendapatkan dokumen dari berbagai sumber seperi UU OTSUS, RUU UU KKR,RANHAM 2004-
2009 serta berbagai artikel yang dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan sebelum
melakukan wawancara dengan responden.

 Responden diberikan kesempatan untuk menyampaikan pandangannya mengenai instrument


hukum dan HAM di dalam OTSUS

 Responden diberikan kesempatan untuk berbagi cerita mengenai bentuk-bentuk dukungan yang
sudah diberikan dalan rangka institusionalisasi instrumen hukum dan HAM di dalam OTSUS

 Adanya satu hasil penelitian singkat merupakan gambaran dari permasalahan dan kebutuhan
untuk melakukan institusionalisasi instrument hukum dan HAM di dalam OTSUS.

 Peserta Lokakarya mendapatkan presentase hasil penelitian ALDP dari Tim ALDP.

 Peserta lokakarya mendapatkan materi pengayaan dan informasi dari DPRP mengenai
pandangan dan langkah yang sudah dilakukan oleh DPRP.

 Peserta lokakarya mendapatkan materi pengayaan berupa berbagi pengalaman dari


PERWAKILAN KOMNAS HAM Papua (Studi kasus).
Jl. Raya Sentani Padang Bulan, Jayapura, Papua 99351 Indonesia
Telp/Fax. +62 967 587890 – Email: aldp.papua@gmail.com – website: http://andawat-papua.blogspot.com
 Peserta lokakarya diberikan kesempatan untuk menyampaikan pandangannya mengenai
instrument hukum dan HAM di dalam OTSUS.

 Peserta lokakarya dapat mengelaborasi fakta-fakta penting permasalahan dan berbagi


pandangan mengenai bentuk dukungan yang pernah dilakukan.

 Peserta lokakarya merumuskan bentuk – bentuk langkah advokasi untuk melakukan penguatan
terhadap instrument hukum dan HAM di dalam OTSUS.

5. Hal-Hal Yang Dapat di Share dengan Lembaga Lain


 Sejak penelitian, berbagai pihak sudah dilibatkan untuk didengar pendapat, pandangan dan
sarannya mengenai persoalan hukum dan HAM di Papua serta langkah-langkah
penyelesaiannya.
 Hasil penelitian telah didistribusikan pada saat Lokakarya kepada semua pihak agar dapat
memperkaya pandangan dan dan gagasan dari berbagai pihak
 Diskusi kelompok di lokakarya menjadi media bagi berbgai pihak untuk mengeksplorasi lebih
mendalam mengenai persoalan hukum dan HAM dan proses penegakannya.
 Hasil penelitian dan hasil lokakarya didistribusikan kepada berbagai pihak.

6. Hambatan-Hambatan yang Dialami


 Fasilitas penelitian seperti recorder sempat menghambat kerja tim untuk melakukan
wawancara.
 Tingkat kesibukan responden yang begitu tinggi, sehingga terkadang sulit menemukan waktu
yang tepat untuk bertemu dan melakukan wawancara.Sehingga waktu untuk wawancara
mengalami perubahan/penambahan.
 Pada saat yang sama terjadi banyak peristiwa yang mencuat di Papua seperti perdebatan
mengenai SK MRP.Nomor14 tahun 2009 dan penembakan di Puncak Jaya sehingga berbagai
pihak sulit menyepakati prioritas dalam menangani persoalan dan bertindak agar lebih focus
terutama untuk memberikan perhatian bagi langkah-langkah implementasi instrument hukum
dan HAM di dalam UU OTSUS.

7. Lampiran

Jl. Raya Sentani Padang Bulan, Jayapura, Papua 99351 Indonesia


Telp/Fax. +62 967 587890 – Email: aldp.papua@gmail.com – website: http://andawat-papua.blogspot.com
 Laporan Penelitian

 Notulensi Lokakarya

 Hasil Diskusi Kelompok

Jayapura, 20 Juni 2010


Aliansi Demokrasi Untuk Papua (ALDP)

Jl. Raya Sentani Padang Bulan, Jayapura, Papua 99351 Indonesia


Telp/Fax. +62 967 587890 – Email: aldp.papua@gmail.com – website: http://andawat-papua.blogspot.com
Foto Lokakarya

Jl. Raya Sentani Padang Bulan, Jayapura, Papua 99351 Indonesia


Telp/Fax. +62 967 587890 – Email: aldp.papua@gmail.com – website: http://andawat-papua.blogspot.com
Jl. Raya Sentani Padang Bulan, Jayapura, Papua 99351 Indonesia
Telp/Fax. +62 967 587890 – Email: aldp.papua@gmail.com – website: http://andawat-papua.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai