Anda di halaman 1dari 14

ISSN 0215-1952

FLUKTUASI SUHU UDARA DAN TREND VARIASI CURAH HUJAN RATA-


RATA DI ATAS 100 MM DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA

Umara Firman
Sub Bidang Manajemen Data Iklim dan Agroklimat
Bidang Klimatologi dan Kualitas Udara
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

ABSTRAK

Tulisan ini menjelaskan pembuatan garis kecenderungan (trend) dan


keterkaitan yang terjadi pada fluktuasi data bulanan suhu udara rata-rata,
suhu udara maksimum, suhu udara minimum dengan besaran curah
hujan pada beberapa tempat di Indonesia. Di beberapa wilayah Indonesia
terjadi kecenderungan kenaikan suhu udara, namun di beberapa wilayah
lain justru mengalami penurunan suhu udara. Sedangkan untuk curah
hujan, terdapat perbedaan penurunan curah hujan di berbagai wilayah.
Hal yang menarik dari penggunaan angka kecenderungan curah hujan
selama kurun waktu kurang lebih 25 tahun terakhir ini adalah temuan di
Sentani (Provinsi Papua), dan Makasar (Provinsi Sulawesi Selatan)
terjadi peningkatan curah hujan yang berjalan seiring dengan penurunan
suhu udara. Sementara itu rata-rata curah hujan dari tahun ke tahun
memperlihatkan penurunan tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Barat.

Kata Kunci: curah hujan, fluktuasi, frekuensi, kecenderungan, persamaan

1. PENDAHULUAN °C yang terjadi sejak tahun 1970 sampai


tahun 2008 akibat adanya pemanasan
1.2. Latar Belakang global. Dampak lain pemanasan global
yang merupakan salah satu aspek dari
Kondisi suhu udara di Indonesia perubahan iklim adalah naiknya
menjadi lebih panas sepanjang abad permukaan air laut yang mengakibatkan
dua puluh. Suhu udara rata-rata menyusutnya luas lahan pertanian.
tahunan telah bertambah kira-kira 0.3 oC
sejak tahun 1900. Sementara itu tahun 1.3. Tujuan
1990 menjadi decade terpanas abad ini.
Tahun 1998 menjadi tahun terpanas Tulisan ini disajikan dengan tujuan
hampir 1 °C di atas rata-rata tahun antara lain untuk :
1961-1990.
1. Mengetahui angka kecenderungan
Pemanasan ini telah terjadi di semua curah hujan yang terjadi selama
musim sepanjang tahun. Curah hujan kurun waktu lebih 25 tahun dengan
telah berkurang 2 hingga 3 persen di menggunakan nilai dari algoritma
Indonesia dalam abad ini. Hampir kuadrat terkecil (y = mx + b) untuk
seluruh pengurangan ini terjadi selama menghasilkan deret atau rangkaian;
periode bulan Desember – Februari.
Rata-rata suhu udara di Indonesia 2. Dengan mengetahui naiknya suhu
mengalami peningkatan berkisar 0,2 - 1 rata-rata bulanan yang terjadi dalam

©BULETIN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA


Vol. 5 No. 3 SEPTEMBER 2009
309
kurun periode tertentu di beberapa pencocokan garis lurus menggunakan
wilayah di Indonesia menjadi bagian metode kuadrat terkecil terhadap deret
dari indikator adanya pemanasan Y dan X yang diketahui. Hasil nilai y
global/ perubahan iklim. sepanjang garis lurus untuk deret X
yang baru telah ditentukan.
2. LANDASAN TEORI
Y yang diketahui merupakan nilai Y
2.1. PERUBAHAN IKLIM yang sudah diketahui dalam persamaan
y = m.x + b. Jika deret Y yang diketahui
Meningkatnya suhu udara rata-rata, ada pada kolom tunggal, maka setiap X
naiknya suhu permukaan air laut, yang diketahui diterjemahkan sebagai
perubahan pola hujan, pergeseran awal sebuah variabel terpisah. Jika deret Y
musim kemarau maupun muim hujan, dalam baris tunggal, maka setiap baris
merupakan dampak dari adanya dari X diartikan sebagai variabel yang
pemaasan global/ perubahan iklim. terpisah.

Ada dua akibat dari meningkatnya Deret X merupakan opsi dari rangkaian
temperature nilai X yang mungkin sudah diketahui
dalam persamaan y = m.x +b. Deret X
• Adanya perubahan tekanan, dapat meliputi satu atau lebih rangkaian
sirkulasi udara yang menyebabkan variabel. Jika hanya satu variabel yang
kecepatan angin menjadi lebih digunakan, maka deret Y dan X dapat
kencang; mencakup sebuah bentuk. Sepanjang
keduanya memiliki dimensi yang sama.
• Adanya penguapan, uap air Jika lebih dari satu variabel yang
berkumpul di atas menyebabkan digunakan, maka deret Y harus
atmosfir basah, intensitas curah merupakan sebuah vektor yang memiliki
hujan menjadi meningkat. cakupan dengan ketinggian dari satu
baris atau lebar dari satu kolom.
3. DATA DAN METODE
3.2.2. Grafik Persamaan Linear
3.1. DATA
Grafik persamaan linear dapat dibentuk
• Temperatur bulanan rata-rata, dengan menggunakan pola sebagai
maksimum, minimum diambil dari berikut :
database synop.
y = 2.x + 3
• Hujan bulanan jumlah diambil dari
database synop, database hujan Yang pertama menggambar ’T-chart”.
dan database iklim Dikatakan T karena menyerupai huruf T.
Kolom kiri akan berisi nilai X yang akan
3.2. METODOLOGI diambil dan kolom kanan akan berisi
nilai Y yang akan dihitung
3.2.1. Garis Kecenderungan
Label Kolom :
Nilai hasil sepanjang garis Kolom pertama akan ada pilihan dari
kecenderungan dperoleh dengan cara nilai input (X) yang ditempatkan. Kolom
kedua ada hasil dari nilai output (Y),
FLUKTUASI SUHU UDARA DAN TREND VARIASI CURAH HUJAN RATA-RATA DI ATAS 100 MM DI
BEBERAPA WILAYAH INDONESIA
Umara Firman
310
ISSN 0215-1952
bersamaan dengan sumbu X dan Y persamaan garis kecenderungan tidak
keduanya akan membentuk sebuah titik dapat ditanggalkan dari titik data.
yaitu (X,Y). Persamaan bergerak relatif terhadap
perubahan data. Gerakan relatif ini
Mengambil beberapa nilai untuk sumbu menyebabkan label data atau
X, sangat baik jika mengambil persamaan garis kecenderungan
sedikitnya ada tiga nilai. Memverifikasi berhenti berpindah pada wilayah grafik,
grafik yang sedang dibuat bahwa akan ketika mengubah data yang dibuat dari
didapatkan garis lurus (persamaan grafik.
linear). Hanya dengan sebuah sumbu X
dan sebuah sumbu Y, tanpa variabel- 3.2.4. Memulihkan Label Data
variabel kuadrat atau variabel-variabel
akar pangkat dua atau tambahan lain Untuk memulihkan atau mengembalikan
yang diinginkan, maka grafik garis lurus label data atau suatu persamaan garis
berasal . kecenderungan yang telah tidak tampak
karena data grafik diubah, perlu
Kita dapat mengambil nilai dari apapun dilakukan hal-hal sebagai berikut:
yang kita inginkan. Misalkan diambil
nilai dari sumbu X = 1, 2, 3 tidak akan -memilih wilayah plot untuk grafik;
sebaik jika mengambil garis dari sumbu
X = -3, 0, 3. Hal ini bukan merupakan -menarik yang dipojok untuk menangani
suatu aturan, namun merupakan wilayah plot yang dipilih ke dalam skala
metode yang sangat bermanfaat. grafik menjadi ukuran yang lebih kecil.

Sekali mengambil nilai X, maka harus -memilih label atau persamaan yang
menghitung persesuaian nilai dari Y. dilokasikan di luar wilayah yang diplot,
Ada juga yang menginginkan bagian itu adalah bagian yang awalnya
penambahan kolom ketiga terhadap ’T- disembunyikan dan ditarik kebelakang
chart” manfaatnya akan tampak jika ke wilayah plot.
dispesifikasikan.
-memilih wilayah plot grafik dan
Untuk persamaan linear dengan pola memindahkan yang pojok untuk
berikut: ditempatkan pada wilayah plot yang
dipilih untuk menjadikan skala grafik
Y = (-5/3).x – 2 kembali pada ukuran yang asli

Langkah pertama adalah membuat ”T- Sedangkan untuk mengembalikannya


chart”. Kemudian mengalikan X dengan hanya persamaan garis kecenderungan
bilangan pecahan. Ambil nilai X yang saja, yang tidak tampak karena
merupakan perkalian 3. perubahan data grafik, maka dapat
dipilih seperti cara yang telah tersebut di
3.2.3. Garis Kecenderungan atas atau dengan cara yang akan
dipaparkan di bawah ini sebagai berikut:
Ketika label data atau persamaan garis
kecenderungan dipindahkan pada -memilih garis kecenderungan pada
suatu grafik, jarak perpindahan label grafik.
atau persamaan disimpan dan
digunakan ketika mengubah data ke -dari menu format, memilih garis
dalam grafik. Label data atau kecenderungan yang diinginkan.
©BULETIN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
Vol. 5 No. 3 SEPTEMBER 2009
311
-memilih pilihan tab, dan menghapus
tampilan persamaan pada kotak cek
grafik.

-kemudian memilih ok.


Di mana:
2.4. Persamaan Nilai R-square
µ2 = mean (x),
µ2 = std (x),
Model dari persamaan y = f(x) dan data
[µ1, µ2 ] = dua vektor elemen.
real (xi,yi), RSQ (R-Squared) diartikan
sebagai 1-SSR/SSY. Di mana SSR
4. PEMBAHASAN
merupakan jumlah dari square sisa yi-
f(xi) dan SSY merupakan jumlah square
4.1 Mengambil Data Iklim Dalam
dari perbedaan yi-mean(y). Dengan
Database Untuk Parameter
demikian R-Squared merupakan ukuran
Temperatur dan Curah Hujan
seberapa banyak variasi dapat
dihubungkan ke model untuk
Dalam mengolah data menjadi time
dihadapkan dengan fluktuasi acak.
series analisis dalam bentuk trendline
Dengan kata lain, seberapa baik alur
atau garis kecenderungan grafik, perlu
model data tersebut. Di sisi yang lain
dilakukan pengambilan data dari tiga
ada ukuran yang lebih baik pada
database dalam kurun waktu periode
kualitas kecocokan yang dinamakan Q-
yang sepanjang-panjangnya dengan
squared.
data yang lebih lengkap dan kota-kota
tertentu mewakili suatu daerah.
3.2.5. Persamaan Garis
Kecenderungan Polinomial
Untuk database synop, data yang
diambil merupakan data 3 jam-an dari
Untuk mendapatkan koefisien dari
observasi stasiun meteorologi yang
polinomial dari derajat n dengan
kemudian dikirim ke pusat melalui
mencocokan data, p(x(i)) to y(i),
CMSS. Data dalam format sandi
hasilnya p merupakan vektor baris dari
tersebut kemudian diterjemahkan,
panjang n+1 yang berisi koefisien
dipilah atau diklasifikasikan menjadi
polinomial dalam kekuatan menurun.
beberapa parameter yang dibutuhkan
dan ditarik ke dalam database synop.
P(x) = p1xn +p2xn-1+...+pnx+pn+y
Dalam database synop, terdapat katalog
[p,S] = polyfit(x,y,n)
stasiun dan katalog data 3 jam-an dari
tahun 1977, tabel hujan 3 jam-an, dan
Mengembalikan koefisien polinomial p
tabel hujan harian di atas tahun 2000.
dan struktur S untuk penggunaan
Kemudian dibentuk format hujan harian
polynomial untuk memperoleh estimasi
jumlah time series pada setiap stasiun
error. Jika error pada data y normal
atau daerah yang ingin dibuatkan grafik
independen dengan varian konstan.
garis kecenderungannya. Dibentuk juga
[p,S,mu] = polyfit(x,y,n), koefisien
temperatur bulanan maksimum,
polinomial pada:
minimum, dan rata-rata time series.

FLUKTUASI SUHU UDARA DAN TREND VARIASI CURAH HUJAN RATA-RATA DI ATAS 100 MM DI
BEBERAPA WILAYAH INDONESIA
Umara Firman
312
ISSN 0215-1952
Untuk temperatur bulanan maksimum
time series digabungkan antara katalog Untuk temperatur bulanan rata-rata time
data ”All Parameter Synop Now” dengan series digabungkan antara katalog data
katalog stasiun ”Katalog Synop Utama”. ”All parameter synop now” dengan
katalog stasiun ”Katalog Synop Utama”:
SELECT [All parameter synop
now].Nosta, [All parameter synop SELECT [All parameter synop
now].NamaStasiun, [All parameter now].Nosta, [Katalog Synop
synop now].Tahun, [All parameter Utama].[Nama Stasiun], [All parameter
synop now].Bulan, Max([All parameter synop now].Tahun, [All parameter synop
synop now].Temp) AS MaxOfTemp. now].Bulan, Avg([All parameter synop
FROM [All parameter synop now]. now].Temp) AS AvgOfTemp. FROM [All
INNER JOIN [Katalog Synop Utama] parameter synop now] INNER JOIN
ON [All parameter synop now]. Nosta = [Katalog Synop Utama] ON [All
[Katalog Synop Utama].Nosta. WHERE parameter synop now].Nosta = [Katalog
((([All parameter synop Synop Utama].Nosta. WHERE ((([All
now].Nosta)="97014") AND (([All parameter synop now].Nosta)="97014")
parameter synop now].Tahun)>=2001 AND (([All parameter synop
And ([All parameter synop now].Tahun)>=2001 And ([All parameter
now].Tahun)<=2008)). GROUP BY [All synop now].Tahun)<=2008)). GROUP
parameter synop now].Nosta, [All BY [All parameter synop now].Nosta,
parameter synop now].NamaStasiun, [Katalog Synop Utama].[Nama Stasiun],
[All parameter synop now].Tahun, [All [All parameter synop now].Tahun, [All
parameter synop now].Bulan. parameter synop now].Bulan, [Katalog
Synop Utama].Propinsi.
Untuk temperatur bulanan minimum
time series, digabungkan antara katalog Untuk hujan harian jumlah time series
data ”All Parameter Synop Now” dengan digabungkan antara katalog data
katalog stasiun ”Katalog Synop Utama”. ”source jumlah hujan” dengan katalog
stasiun ”Katalog Synop Utama”.
SELECT [All parameter synop
now].Nosta, [All parameter synop TRANSFORM
now].NamaStasiun, [All parameter First(SourceJumlahHujan.HujanHarian)
synop now].Tahun, [All parameter synop AS FirstOfHujanHarian. SELECT
now].Bulan, Min([All parameter synop SourceJumlahHujan.Nosta,
now].Temp) AS MinOfTemp. FROM [All SourceJumlahHujan.NamaStasiun,
parameter synop now] INNER JOIN SourceJumlahHujan.Tahun,
[Katalog Synop Utama] ON [All SourceJumlahHujan.Bulan. FROM
parameter synop now].Nosta = [Katalog SourceJumlahHujan INNER JOIN
Synop Utama].Nosta. WHERE ((([All [Katalog Synop Utama] ON
parameter synop now].Nosta)="97014") SourceJumlahHujan.Nosta = [Katalog
AND (([All parameter synop Synop Utama].Nosta. WHERE
now].Tahun)>=2001 And ([All parameter (((SourceJumlahHujan.Nosta)="96035")
synop now].Tahun)<=2008)). GROUP AND
BY [All parameter synop now].Nosta, ((SourceJumlahHujan.Tahun)>=1970
[All parameter synop And
now].NamaStasiun, [All parameter (SourceJumlahHujan.Tahun)<=2000))
synop now].Tahun, [All parameter synop GROUP BY SourceJumlahHujan.Nosta,
now].Bulan;. SourceJumlahHujan.NamaStasiun,
©BULETIN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
Vol. 5 No. 3 SEPTEMBER 2009
313
SourceJumlahHujan.Tahun, KlimAllUpdated_tbl.[13],
SourceJumlahHujan.Bulan, [Katalog KlimAllUpdated_tbl.[14],
Synop Utama].Propinsi KlimAllUpdated_tbl.[15],
ORDER BY SourceJumlahHujan.Nosta, KlimAllUpdated_tbl.[16],
SourceJumlahHujan.Tahun, KlimAllUpdated_tbl.[17],
SourceJumlahHujan.Bulan KlimAllUpdated_tbl.[18],
PIVOT SourceJumlahHujan.Tanggal. KlimAllUpdated_tbl.[19],
KlimAllUpdated_tbl.[20],
Untuk melengkapi data pada periode di KlimAllUpdated_tbl.[21],
bawah tahun 2000, maka diambil data KlimAllUpdated_tbl.[22],
parameter suhu udara dan curah hujan KlimAllUpdated_tbl.[23],
dari database iklim dan hujan. Untuk KlimAllUpdated_tbl.[24],
temperatur maksimum bulanan: KlimAllUpdated_tbl.[25],
TRANSFORM Max(TMax.Max) AS KlimAllUpdated_tbl.[26],
MaxOfMax. SELECT TMax.Nosta, KlimAllUpdated_tbl.[27],
TMax.namasta, TMax.Tahun. FROM KlimAllUpdated_tbl.[28],
Tmax. GROUP BY TMax.Nosta, KlimAllUpdated_tbl.[29],
TMax.namasta, TMax.Tahun. ORDER KlimAllUpdated_tbl.[30],
BY TMax.Nosta, TMax.Tahun, KlimAllUpdated_tbl.[31]
TMax.Bulan. PIVOT TMax.Bulan. FROM KlimAllUpdated_tbl INNER JOIN
KatalogStasiunBaru ON
Untuk parameter hujan yang diambil KlimAllUpdated_tbl.Nosta =
dari database iklim di bawah tahun KatalogStasiunBaru.Nosta
2000, digabungkan antara data katalog WHERE
stasiun ”KatalogStasiunBaru” dan (((KatalogStasiunBaru.Nosta)="02097")
katalog data ”KlimAllUpdated_tbl, AND
sedangkan RRR merupakan kode untuk ((KlimAllUpdated_tbl.Tahun)>="1970"
hujan: And
(KlimAllUpdated_tbl.Tahun)<="2000")
SELECT KatalogStasiunBaru.Nosta, AND
KatalogStasiunBaru.Namsta, ((KlimAllUpdated_tbl.elemen)="RRR"));
KatalogStasiunBaru.Lintang,
KatalogStasiunBaru.Bujur,
KatalogStasiunBaru.Elevasi,
KlimAllUpdated_tbl.Tahun,
KlimAllUpdated_tbl.Bulan,
KlimAllUpdated_tbl.[01],
KlimAllUpdated_tbl.[02],
KlimAllUpdated_tbl.[03],
KlimAllUpdated_tbl.[04],
KlimAllUpdated_tbl.[05],
KlimAllUpdated_tbl.[06],
KlimAllUpdated_tbl.[07],
KlimAllUpdated_tbl.[08],
KlimAllUpdated_tbl.[09],
KlimAllUpdated_tbl.[10],
KlimAllUpdated_tbl.[11],
KlimAllUpdated_tbl.[12],
FLUKTUASI SUHU UDARA DAN TREND VARIASI CURAH HUJAN RATA-RATA DI ATAS 100 MM DI
BEBERAPA WILAYAH INDONESIA
Umara Firman
314
ISSN 0215-1952
4.3. Trendline Tisean Makassar

Trend of The Monthly Average Temperature at Makassar


y = 0,005x + 25,435
T-Avg Linear (T-Avg) R2 = 0,2057
30,0

29,0 o
Annual Av e rage = 26,3 C
28,0

27,0

26,0

25,0

24,0

23,0

22,0
81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

00

01

02

03

04

05

06

07

08
19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

20

20

20

20

20

20

20

20

20
Ye ars

Frekuensi hujan tahunan diatas 100 mm di wilayah Makassar:


Tahun FrekuensiTahunan
1981 8
1982 5
1983 5
1984 8
1985 7
1986 7
1987 6
1988 7
1989 6
1990 6
1991 6
1992 6
1993 7
1994 6
1995 9
1996 3
1997 5
1998 9
1999 9
2000 9
2001 7
2002 5
2003 7
2004 6
2005 6
2006 7
2007 8
2008 5

©BULETIN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA


Vol. 5 No. 3 SEPTEMBER 2009
315
The Monthly Rain Frequency > 100 mm at Makassar
y = -3E-06x + 0,5511
RRR Linear (RRR) 2
R = 3E-07
1,2

0,8

0,6

0,4

0,2

0
81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

00

01

02

03

04

05

06

07

08
19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

20

20

20

20

20

20

20

20

20
Years

Frekuensi hujan tahunan di atas 100 mm di Makassar :


The Annual Rain Frequency > 100 mm at Makassar

RRR Linear (RRR) y = 0,0085x + 6,4841


R2 = 0,0022
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
81

83

85

87

89

91

93

95

97

99

01

03

05

07
19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

20

20

20

20
Years

FLUKTUASI SUHU UDARA DAN TREND VARIASI CURAH HUJAN RATA-RATA DI ATAS 100 MM DI
BEBERAPA WILAYAH INDONESIA
Umara Firman
316
ISSN 0215-1952
4.4. Trendline Tisean di Papua

Trend of Monthly Average Temperatur at papua

T-Avg Linear (T-Avg)


y = 0,0008x + 26,899
R 2 = 0,0049
31,0
o
Annual Av e rage = 27,0 C
29,0

27,0

25,0

23,0

21,0

19,0
9

8
97

98

98

98

98

98

98

98

98

98

98

99

99

99

99

99

99

99

99

99

99

00

00

00

00

00

00

00

00

00
1

2
Years

Frekuensi hujan bulanan diatas 100 mm di wilayah Papua:


The Monthly Rain Frequency > 100mm
RRR Linear (RRR)
y = 0,0001x + 0,0129
R2 = 0,0051
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0
1 9
1 0
1 1
19 2
1 3
1 4
1 5
1 6
1 7
1 8
1 9
1 0
19 1
1 2
1 3
1 4
19 5
1 6
1 7
1 8
2 9
2 0
2 1
20 2
2 3
2 4
2 5
20 6
2 7
8
7
98
98
98

8
98
98
98
98
98
98
99
99

9
99
99
99

9
99
99
99
00
00
00

0
00
00
00

0
00
19

Years

Frekuensi hujan tahunan diatas 100 mm di wilayah Papua :

The Annual Rain Frequency>100 mm


y = 0,0189x + 0,1402
RRR Linear (RRR) 2
R = 0,0415
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
9

0
81

82

83

5
86
87

88

9
0

1
92
93

94

1 5
6

7
98
99

00

2 1
2

3
04
05

06

2 7
8
97

98

98

98
99

99

99
99

99

00
00

00

00
00
19
19

19

19

19
19

19

19
19

19

19
19

20

20
20

20
1

1
1

©BULETIN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA


Vol. 5 No. 3 SEPTEMBER 2009
317
4.5. Trendline Tisean di Manado

Trend of The Monthly Average Temperature at Menado

T-Avg Linear (T-Avg) y = 0,0028x + 25,118


2
29,0 R = 0,1395
o
28,0 Annual Av e rage = 25,7 C
27,0
26,0
25,0
24,0
23,0
22,0
21,0
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
19 3
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
19 4
1995
1996
1997
1998
2099
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
08
8

9
19

Ye ars

T he Monthly Rain Frequency > 100 mm at Menado


y = -0,0004x + 0,9154
RRR Linear (RRR) 2
1,2 R = 0,0161

0,8

0,6

0,4

0,2

0
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
2099
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
08
19

Years

The Annual Rain Frequency > 100 mm at Menado


y = -0,0535x + 10,99
RRR Linear (RRR) 2
R = 0,1295
14
12
10
8
6
4
2
0
73

75

77

79

81

83

85

87

89

91

93

95

97

99

01

03

05

07
19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

20

20

20

20

Years

FLUKTUASI SUHU UDARA DAN TREND VARIASI CURAH HUJAN RATA-RATA DI ATAS 100 MM DI
BEBERAPA WILAYAH INDONESIA
Umara Firman
318
ISSN 0215-1952
4.6. Trendline Tisean di Banjarbaru

Trend of The Monthly Average Temperature at Banjarbaru


y = 0,004x + 25,686
T-Avg Linear (T-Avg) 2
R = 0,0928
32,0
o
Annual Av e rage = 26,2 C
30,0
28,0

26,0

24,0
22,0

20,0
82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

00

01

02

03

04

05

06

07

08
19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

20

20

20

20

20

20

20

20

20
Ye ars

The Monthly Rain Frequency > 100 mm at Banjarbaru


y = -0,0016x + 0,7622
RRR Linear (RRR)
R 2 = 0,0944
1,2

0,8

0,6
0,4

0,2

0
82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

00

01

02

03

04

05

06

07

08
19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

19

20

20

20

20

20

20

20

20

20
Years

The Annual Rain Frequency > 100 mm at Banjarbaru


y = -0,2381x + 9,2593
RRR Linear (RRR) 2
R = 0,2311
12
10
8
6
4
2
0
82

84

86

88

90

92

94

96

98

00

02

04

06

08
19

19

19

19

19

19

19

19

19

20

20

20

20

20

Ye ars

©BULETIN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA


Vol. 5 No. 3 SEPTEMBER 2009
319
4.7. Menghitung Suhu Udara Rata- T-
rata, Maksimum, dan Minimum Rata1=str2double(get(myform.EdT-
Rata1,'String'));
T-
• Layar tampilan untuk user: Rata2=str2double(get(myform.EdT-
Rata2,'String'));
if nargin == 0 T-
Rata3=str2double(get(myform.EdT-
fig = Rata2,'String'));
openfig(mfilename,'reuse'); T-
Rata4=str2double(get(myform.EdT-
% Generate a structure of Rata2,'String'));
handles to pass to callbacks, T-
and store it. Rata5=str2double(get(myform.EdT-
handles = guihandles(fig); Rata2,'String'));
guidata(fig, handles); T-
Rata6=str2double(get(myform.EdT-
if nargout > 0 Rata2,'String'));
varargout{1} = fig; T-
end Rata7=str2double(get(myform.EdT-
Rata2,'String'));
T-
elseif ischar(varargin{1}) % Rata8=str2double(get(myform.EdT-
INVOKE NAMED SUBFUNCTION OR Rata2,'String'));
CALLBACK T-
Rata9=str2double(get(myform.EdT-
try Rata2,'String'));
if (nargout) T-
Rata10=str2double(get(myform.EdT
[varargout{1:nargout}] = -Rata2,'String'));
feval(varargin{:}); % FEVAL T-
switchyard Rata11=str2double(get(myform.EdT
else -Rata2,'String'));
feval(varargin{:}); T-
% FEVAL switchyard Rata12=str2double(get(myform.EdT
end -Rata2,'String'));
catch T-
%disp(lasterr); Mak1=str2double(get(myform.EdT-
end Mak1,'String'));
T-
end Mak2=str2double(get(myform.EdT-
Mak2,'String'));
• Rancangan Perhitungan Suhu T-
Mak3=str2double(get(myform.EdT-
Udara Rata-rata:
Mak3,'String'));
T-
% ------------------------------
Mak4=str2double(get(myform.EdT-
--------------------------------
Mak4,'String'));
------
T-
function varargout =
Mak5=str2double(get(myform.EdT-
pushbutton1_Callback(h,
Mak5,'String'));
eventdata, handles, varargin)

myform = guidata(gcbo);
FLUKTUASI SUHU UDARA DAN TREND VARIASI CURAH HUJAN RATA-RATA DI ATAS 100 MM DI
BEBERAPA WILAYAH INDONESIA
Umara Firman
320
ISSN 0215-1952
T- T-
Mak6=str2double(get(myform.EdT- Min9=str2double(get(myform.EdT-
Mak6,'String')); Min9,'String'));
T- T-
Mak7=str2double(get(myform.EdT- Min10=str2double(get(myform.EdT-
Mak7,'String')); Min10,'String'));
T- T-
Mak8=str2double(get(myform.EdT- Min11=str2double(get(myform.EdT-
Mak8,'String')); Min11,'String'));
T- T-
Mak9=str2double(get(myform.EdT- Min12=str2double(get(myform.EdT-
Mak9,'String')); Min12,'String'));
T-
Mak10=str2double(get(myform.EdT- na_Rata=(T-Rata1+T-Rata2+T-
Mak10,'String')); Rata3+T-Rata4+T-Rata5+T-Rata6
T- +T-Rata7+T-Rata8+T-
Mak11=str2double(get(myform.EdT- Rata9+T-Rata10+T-Rata11+T-
Mak11,'String')); Rata12);
T-
Mak12=str2double(get(myform.EdT- if (na_Rata >= 30)
Mak12,'String'));
T- set(myform.EdNilai,'String','Tem
Min1=str2double(get(myform.EdT- peratur diatas normal');
Min1,'String')); elseif (na < 20) & (na >= 30)
T-
Min2=str2double(get(myform.EdT- set(myform.EdNilai,'String','Tem
Min2,'String')); peratur normal');
T- elseif (na < 20)
Min3=str2double(get(myform.EdT-
Min3,'String')); set(myform.EdNilai,'String','Tem
T- peratur dibawah normal');
Min4=str2double(get(myform.EdT- end;
Min4,'String'));
T- set(myform.EdAkhir,'String',num2
Min5=str2double(get(myform.EdT- str(na_Rata));
Min5,'String'));
T-
Min6=str2double(get(myform.EdT- % -----------------------------
Min6,'String')); --------------------------------
T- -------
Min7=str2double(get(myform.EdT- function varargout =
Min7,'String')); pushbutton2_Callback(h,
T- eventdata, handles, varargin)
Min8=str2double(get(myform.EdT- Close;
Min8,'String'));

©BULETIN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA


Vol. 5 No. 3 SEPTEMBER 2009
321
http://www.tech-
5. KESIMPULAN archive.net/Archive/Excel/microsoft.publi
c.excel.charting/2007-
Berdasarkan penjelasan dalam bab-bab 10/msg00343.html.
tersebut di atas, maka dapat diambil http://www.mrexcel.com/tip067.shtml
beberapa kesimpulan sebagai berikut : http://www2.kompas.com/ver1/Iptek/0705/16/100
722.htm.
-Data yang didapat dari hasil http://en.wikipedia.org/wiki/Trend_lines
pemantauan dan diolah menjadi suatu http://mbojo.wordpress.com/2008/05/10/penyeba
informasi bisa memberikan kontribusi b-variabilitas-hujan-di-indonesia/.
untuk kajian yang lebih mendalam http://www.suaramerdeka.com/harian/0705/19/na
ataupun untuk kebutuhan langsung s06.htm.
user; http://ritter.tea.state.tx.us/student.assessment/tak
s/math/Grade_9_10_11XL_Math_Chart.
-Merancang aplikasi yang dapat pdf.
menghitung nilai dari parameter yang Gunaidi Abdia away, Matlab Programming,
ditetapkan untuk kemudian hasilnya Penerbit Informatika.
dapat diolah lagi untuk memperoleh nilai http://www.mathworks.com/access/helpdesk/help
kecenderungan dari Tisean; /techdoc/index.html?/access/helpdesk/h
elp/techdoc/ref/polyfit.html&http://www.g
6. ACUAN oogle.co.id/search?client=firefox-
a&channel=s&rls=org.mozilla%3Aen-
http://support.microsoft.com/kb/110499, Chart GB%3Aofficial&hs=KYm&hl=id&q=polyfi
Trendline Equation or Data Label t+matlab&btnG=Telusuri+dengan+Goog
Disappears. le&meta=&aq=f&oq=, polyfit Matlab.
http://www.ozgrid.com/forum/showthread.php?t= http://www.purplemath.com/modules/graphlin2.ht
84246, determine equation of m Graphing Linear Equations: Plotting
chart/graph. the points and drawing the line.

FLUKTUASI SUHU UDARA DAN TREND VARIASI CURAH HUJAN RATA-RATA DI ATAS 100 MM DI
BEBERAPA WILAYAH INDONESIA
Umara Firman
322

Anda mungkin juga menyukai