Skripsi s1
Skripsi s1
SKRIPSI
Oleh
Gita Permata Sari
1102401008
2005
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi.
Hari :
Tanggal :
ii
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Skripsi, Jurusan
Hari :
Tanggal :
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Penguji I Penguji II
Penguji III
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulus di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri. Bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau
keseluruhan. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Segala sesuatu kerjakanlah dengan penuh iklas kendatipun hal itu
menghabiskan tenaga, terkuras pikiran dan waktu, semuanya ada nilainya
disisi Allah.
Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali orang-orang khusyu’
(Al-Baqoroh 45)
v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Alloh SWT, Tuhan semesta alam yang telah mencurahkan segala
judil “Profil Guru Ideal Menurut Siswa di SMA Teuku Umar Semarang”
sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Kurikulum dan
Penyusunan skripsi ini didak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan
dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis
dengan baik.
Semarang.
vi
5. Dr. Haryono, M.Psi selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar selalu
8. Seluruh Guru dan staf serta para murid SMA Teuku Umar Semarang yang
dengan lancar
kripsi ini.
kebaikan dan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari sempurna , maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya
Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri
Penulis
vii
ABSTRAK
Sari, Permata Gita. 2005. Profil Guru Ideal Menurut Siswa di SMA Teuku
Umar Semarang. Skripsi 114 Halaman. Jurusan Kurikulum dan
Teknologi Pendidikan, FakultasIlmu Pendidikan. Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing I:Dra. Sukewi Sugito, Pembimbing II : Dr.
Haryono M.Psi.
Kata Kunci : Profil Guru Ideal Menurut Siswa.
viii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ....................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah....................................................
D. Manfaat Penelitian................................................... 4
E. Penegasan Istilah.......................................................
ix
A. Profesi Guru......................................................................
2. Syarat Profesi........................................................... 8
12
28
3. Kompetensi Guru............................................... 30
D. Persepsi atau
A Desain Penelitian.......................................................
41
B Tahap-tahap Penelitian.....................................
42
C Informan Penelitian................................................ 45
x
D Fokus Penelitian .........................................................
46
46
77
84
xi
2. Penilaian
A Simpulan................................................................................. 92
B Saran ............................................................................................. 93
LAMPIRAN .................................................................................................. 96
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR
Daftar Bagan
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Gambar 1 SMA Teuku Umar Semarang Sebagai Setting Penelitian .......... 102
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Guru adalah figur seorang pemimpin bagi siswanya. Selain itu guru
juga adalah sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak pada
siswanya. Jabatan yang diemban untuk menjadi seorang guru tidaklah mudah
xv
Kita sering mendengar ungkapan guru iku bisa digugu omonge lan bisa
ditiru kelakuane. Pesan dalam bahasa jawa itu mengandung makna guru itu
Menjadi guru merupakan cita-cita sebagian besar anak pada zaman dahulu,
dan mempunyai status sosial yang tinggi dimata masyarakat. Pada masa
belaka tetapi terlebih lagi kerena sanjungan terhadap keluhuran profesi guru.
Banyak sekali yang dilakukan oleh siswa pada zaman dahulu untuk
guru sebagai teman dekat, sehingga siswa lebih terbuka dan leluasa berbicara
Menjadi guru pada zaman dulu berbeda dengan zaman sekarang. Dulu
xvi
pendidikan SMP, SMA atau SPG. Sekarang untuk menjadi guru perlu
wibawa guru ikut meningkat. Pendidikan seorang guru juga bukanlah tolok
Teuku Umar Semarang pada tugas mata kuliah yang diampu oleh Bapak Dr.
Nugroho. M. Psi.
B. RUMUSAN MASALAH
masalah, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :
Semarang ?
xvii
2. Bagaimana “Profil Guru Ideal” menurut pandangan siswa di SMA
3. Guru SMA Teuku Umar yang mana yang menjadi idola siswa ?
C. TUJUAN
mengetahui :
Semarang
2. Profil guru ideal yang diinginkan oleh siswa SMA Teuku Umar
Semarang
D. MANFAAT
profil guru ideal menurut siswa di SMA Teuku Umar Semarang. Bagi
xviii
lembaga, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan bagi
kualitas dan kemampuan guru dalam proses belajar dan mengajar. Bagi
E. PENEGASAN ISTILAH
1. Dalam skripsi ini yang dimaksud dengan profil adalah penampilan atau
bertanggung jawab mendidik siswa dari yang belum tahu menjadi tahu,
xix
Pengertian Ideal adalah sesuatu yang diangan-angankan, sesuai dengan
3. SMA Teuku Umar Semarang adalah SMA swasta yang terletak di kota
xx
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Profesi Guru.
Oleh karena itu perlu kita kaji lebih jauh mengapa jabatan guru merupakan
suatu profesi. Menurut Soetjipto dkk (1994:250) profesi adalah jabatan atau
pekerjaan yang menuntut keahlian, dan etika khusus serta baku (standar)
layanan.
Kalau kita lebih jauh memahami tentang profesi, maka hal yang sangat
banyak. Dalam menjalankan profesi guru ada beberapa hal yang harus
1. Ciri-ciri Profesi
menentukan (krusial)
xxi
d. Jabatan itu berdasar pada batang tubuh disiplin ilmu yang jelas,
khalayak umum
profesi.
2. Syarat Profesi
intelektual.
xxii
kegiatan yang dilakukan anggota profesi adalah dasar dari semua
xxiii
sangat singkat, sehingga kualitasnya masih sangat jauh untuk
permanen
profesional. Banyak guru yang bertahan satu sampai dua tahun dalam
Jabatan guru masih banyak diatur oleh pemerintah, atau pihak pihak
pendidikan swasta.
xxiv
Sementara kebanyakan jabatan mempunyai patokan dan persyaratan
dipengaruhi oleh mutu masukan, dalam hal ini mutu calon mahasiswa
xxv
Sedangkan menurut Drs. Moh. Ali, 1985 dalam (Uzer Usman,
bidang profesinya.
dilaksanakan.
fungsinya.
2) Memiliki klien atau objek layanan yang tetap, seperti dokter dengan
dimasyarakat.
tersebut.
xxvi
Jabatan profesional sangat memperhatikan layanan yang diberikan
pengelola pendidikan.
xxvii
c. Teori teori pendidikan merupakan jawaban kerangka hipotesis dalam
potensi yang baik untuk berkembang. Oleh sebab itu pendidikan itu
dialog antara peserta didik dengan pendidik dan selaras dengan nilai-
mencapai sesuatu.
xxviii
tugas profesi mereka tetapi juga menyangkut tingkah laku anggota
berikut :
xxix
1) Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari
luar.
xxx
dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu kode etik
norma dan anjuran agar para anggota profesi selalu berusaha untuk
organisasi.
profesi.
harus dilakukan oleh orang yang diutus dan atas nama anggota profesi
xxxi
Dengan demikian jelas bahwa orang yang bukan anggota
tersebut.
xxxii
d. Sanksi kode etik
kode etik dapat dikenakan sanksi. Sering kita jumpai ada kalangan
hanya merupakan kode etik saja dari suatu profesi tertentu dapat
maupun pidana.
tidak jujur, atau curang dengan sesama anggota profesinya dan jika
xxxiii
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang
menunjuang berhasilnya proses belajar mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan
masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan
tanggungjawab bersama terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan
kesetiakawanan sosial.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian
9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang
pendidikan
(Soetjipto,
1994:30)
1. Peran Guru
bahwa yang dapat mendidik siswa mereka supaya menjadi orang yang
berkepribadian mulia.
Sektor pendidikan saat ini sudah berada pada era globalisasi yang
Kehidupan masa depan semakin kompleks dan sangat pesat. Proses belajar
xxxiv
bukan hanya mengarah pada hafalan belaka, tetapi juga melatih anak untuk
learning to be). Oleh karena itu anak didik juga perlu untuk belajar
anak didik melalui dengar, lihat, rasakan, sera mengembangkan nalar kritis
dan mampu secara kreatif menemukan problem solving. Oleh karena itu
budaya berpikir dan berprilaku ilmiah yang menuntut sikap nalar, kritis,
xxxv
dilakukan dikelas, laboratorium, dan lapangan sekolah yang diiringi
September 2002).
mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan
mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang
optimal.
sebagai berikut :
a. Korektor
Guru harus dapat membedakan mana nilai yang baik dan yang buruk. Semua nilai yang baik harus guru
pertahankan dan semua nilai yang buruk harus disingkirkan dari jiwa dan watak siswa dan bila guru
membiarkannya berarti guru telah mengabaikan peranannya sebagai korektor yang menilai sikap dan
tingkah laku siswa.
b. Inspirator
Sebagai inspirator guru diharapkan dapat memberikan ilham-ilham bagi kemajuan belajar siswa. Persoalan
belajar adalah masalah utama siswa. Guru harus dapat memberikan petunjuk (ilham) bagaimana cara
belajar yang baik. Petunjuk itu tidak mesti harus bertolak dari sejumlah teori-teori belajar, dari
pengalaman pun bisa dijadikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik.
c. Motivator
Guru hendaknya dapat mendorong siswa sehingga mereka akan termotivasi, bergairah dan aktif belajar.
Peranan ini sangat penting karena menyangkut esensi pekerjaan mendidik yang mebutuhkan kemahiran
sosial, menyangkut performance dalam personalisasi dan sosialisasi diri.
d. Organisator
Diharapkan guru dapat memiliki kemampuan dalam mengelola kegiatan akademik, menyusun tata tertib
sekolah, menyangkut kalender dan sebagainya. Semuanya diorganisasikan sehingga menyangkut
efektifitas dan efisiensi dalam belajar pada diri siswa.
e. Inisiator
xxxvi
Diharapkan dalam peranannya, guru dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan
pengajaran. Proses interaksi belajar mengajar harus dapat disesuaikan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi dibidang pendidikan sehingga dunia pendidikan menjadi lebih baik.
f. Fasilitator
Guru hendaknya menyediakan fasilitas yang memudahkan dalam kegiatan belajar dan mengajar
sehingga tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan bagi siswa.
xxxvii
g. Pembimbing
Peranan ini adalah membimbing siswa menjadi manusia dewasa susila yang cakap.
h. Demonstrasi
Dalam interaksi belajar dan mengajar tidak semua bahan pengajaran dapat siswa pahami sehingga guru
berusaha dengan cara memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis sehingga tidak terjadi verbalisme.
i. Pengelola Kelas
Seorang guru hendaknya dapat mengelola kelas yaitu agar siswa betah tinggal di kelas dengan motifasi
yang tinggi untuk senantiasa belajar didalamnya.
j. Mediator
Guru sebagai mediator dapat diartikan guru sebagai penyedia media sehingga guru hendaknya memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya,
baik media non material maupun material
k. Supervisor
Sebagai supervisi diharapkan guru dapat membantu memperbaiki dan manilai secara kritis terhadap
proses pengajaran. Teknik-teknik supervisi harus dikuasai guru agar dapat menentukan perbaikan terhadap
situasi belajar dan mengajar menjadi lebih baik.
xxxviii
l. Evaluator
Guru dituntut menjadi evaluator yang baik dan jujur dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek
ekstrinsik dan intrinsik. Penilaian terhadap aspek intrinsik lebih menyentuh pada aspek kepribadian
siswa, yakni aspek nilai (value). Penilaian terhadap kepribadian siswa tentu lebih diutamakan dari pada
pengalaman terhadap jawaban siswa ketika diberi tes.
Jadi penilaian diharapkan lebih menekankan pada keribadian siswa agar menjadi manusia susila yang
cakap.
awal bagi guru untuk memahami berbagai ragam perbedaan bakat dan
xxxix
kebiasaan-kebiasaan maupun keunikan setiap siswanya. Hal ini
b. Pengembang kurikulum
xl
d. Pengelola proses pembelajaran
dikuasainya itu guru menguatkan materi ajar, hal itu akan menambah
xli
juga dievaluasi secara terprogram dan temuan temuannya ditulis
sebagai bahan untuk menulis buku bahan ajar dan sejenisnya. Guru
sangat baik.
diorganisasi.
xlii
3) Guru sebagai mediator dan fasilitator
psikologis.
xliii
xliv
2. Tugas guru
mempunyai tugas yang cukup berat. Dalam hal ini tugas guru
menjadi orang tua kedua disekolah setelah orang tua siswa sendiri
dirumah. Guru sebagai idola para siswa hendaknya dapat menjadi panutan
dalam hal ini guru mendidik dan menjadikan siswanya menjadi warga
xlv
sebagai manusia pembangun, dengan kata lain, potret wajah diri bangs
dimasa depan tercermin dari potret diri guru masa kini., dan citra para guru
sebagai berikut :
Meneruskan dan
mengembangkan ilmu
Profesi Mengajar pengetahuan dan
teknologi
Mengembangkan
Melatih ketrampilan dan
penerapannya
Auto-pengertian :
− Homoludens
Kemanusiaan − Homovuber
− homosapien
Transformasi diri
Autoidentifikasi
xlvi
(Uzer Usman, 2000:8)
3. Kompetensi guru
menyerap pelajaran.
a. Kompetensi profesional.
xlvii
pembangunan ini. Kompetensi professional ini meliputi hal-hal
(e) Mampu menilai hasil dan proses belajar dan mengajar yang telah
b. Kompetensi Personal
guru yang mampu dan mau bercermin pada dirinya sendiri atau self
xlviii
komunikasi. (c) Mampu melaksanakan bimbingan dan penyuluhan. (d)
c. Komponen sosial
Kompetensi sosial yang perlu dimiliki bagi setiap guru adalah sebagai
xlix
Jumlah guru yang diperlukan untuk setiap sekolah ditetapkan
belajar dan jumlah ruang kelas harus disertai dengan penambahan jumlah
studi dan mempunyai motivasi yang tinggi untuk menjadi guru. Salah satu
faktor penyebabnya adalah karena ujian masuk atau seleksi hanya berupa
2003).
l
Dalam paradigma pendidikan dan posisi guru masih diselimuti oleh
berbagai kelemahan dan kendala utama, untuk itu perlu adanya perhatian
a. Sikap guru
tersebut yaitu bahan pelajaran dan anak. Oleh sebab itu guru tidak
diharapkan.
li
b. Pribadi guru
Setiap guru mempunyai pribadi yang mereka miliki. Citra inilah yang
sukar dilihat atau diketahui bekasnya dalam segala segi dan aspek
untuk memahami semua anak didik dan kata-katanya. Guru yang dapat
memahami kesulitan anak didik dalam hal belajar dan kesulitan lainnya
profesi guru. Guru menjadi tokoh panutan, sehingga ketika guru datang
disambut dengan sangat baik. Ketika disekolah guru datang, maka anak-anak
lii
membawakan tasnya dan mengiringnya sampai ketempat tujuan, untuk
Menyandang profesi guru pada masa yang lalu bagai seorang pejabat
setiap kata dan perbuatan guru sering dijadikan kiblat dan membekas bagi
ditransfer kepada murid, tapi etika, budi pekerti dan penanaman nilai
moralitas jauh lebih membekas dan mendalam. Hal itu ditunjang dengan
jika pada waktu itu malaysia impor guru dari Indonesia. Hal ini membuktikan
yang lalu.
Pada masa sekarang sedikit sekali kita melihat siswa yang memberikan
sehingga siswa lebih terbuka dan leluasa berbicara dengan gurunya tanpa
liii
Menjadi guru pada zaman dulu berbeda dengan zaman sekarang. Dulu
pendidikan SMP, SMA atau SPG. Sekarang untuk menjadi guru perlu
wibawa guru ikut meningkat. Pendidikan seorang guru juga bukanlah tolak
Di lingkungan sekolah atau pendidikan, pada saat ini setiap kata dan
yang dibedakan atas kualitas proses dan kualitas produk.. Peserta didik
ciri antara lain: (a) peserta didik menunjukan tingkat penguasaan yang tinggi
dengan tujuan dan sasaran pendidik; (b) hasil pendidikan sesuai dengan
liv
kebutuhan peserta didik dalam kehidupannya.peserta didik diberikan
fungsional untuk kehidupannya; dan (c) hasil pendidikan sesuai atau relevan
prilaku proses tetapi juga menjadi subjek pelaksana prilaku proses itu sendiri.
Posisi guru yang paling baik dalam perubahan paradigma dari guru
aktif menjadi siswa aktif ini adalah menjadi fasilitator. Perubahan guru aktif
menjadi siswa aktif harus dihayati dan diamalkan oleh para guru menerima
dan menempatkan para siswa sebagai indifidu unik yang patut mendapat
belajar yang menyenangkan. Di kelas harus terjadi proses interaksi antara guru
lv
dan siswa. Siswa tidak hanya menerima pembelajaran yang diberikan oleh
guru sebaliknya siswa lebih banyak diajak dan diajar untuk mendiskusikan
materi pelajaran dengan sesama siswa, dan guru hanya sebagai fasilitator.
Profil guru ideal juga dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu
sebagai orang yang banyak tahu akan ilmu pendidikan, sehingga disegani dan
dihormati.
Namun dengan adanya perkembangan zaman sekarang ini citra guru di dalam
pandangan masyarakat dalam hal ini lebih terfokuskan pada siswanya mulai
Selain itu profil guru dapat dilihat dari kepribadiannya dan penampilan
bawahan, kepastian sikap, kematangan emosi, percaya kepada diri sendiri, rasa
289).
lvi
D. Persepsi atau Tanggapan Siswa Tentang Profil
Guru Ideal
Persepsi adalah cara seseorang membuat respon atau reaksi terhadap objek
tertentu.
tersebut.
bukan karena uang belaka. Selain itu guru yang diharapkan siswa adalah guru
yang selalu ingin bersama siswa baik di lingkungan dalam sekolah maupun
baik, karena guru merupakan contoh sauri toladan bagi siswanya. Selain itu
guru juga dituntut untuk dapat mengerti keinginan siswanya, sabar dan pandai
menempatkan diri.
Profil guru yang ideal adalah guru yang benar-benar dapat memahami
dan melaksanakan 10 kompetensi dasar bagi seorang guru. Selain itu guru
lvii
sauritoladan bagi siswanya. Siswa akan merasa lebih mudah menerima
yang disampaikan oleh gurunya, karena guru tersebut mempunyai wibawa, dan
Berbeda sekali jika guru tersebut adalah guru yang tidak dia sukai.
lviii
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Salah satu cara yang dapat ditempuh agar menghasilkan penelitian yang
baik adalah menggunakan metode yang sistematis dan sesuai dengan kondisi.
A. Desain Penelitian
penelitian ini yaitu tentang pelaksanaan Profil Guru Ideal Menurut Siswa
menggunakan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang dapat diamati. Dalam uraian tentang dasar teori
tentang asumsi yang secara logis dianut bersama, konsep atau proposisi yang
lix
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan
suatu gejala, peristiwa, kejadian pada saat sekarang (Nana Syaodich dan
B. Tahap-Tahap Penelitian.
orang bisa dalam situasi tertentu (Moleong, 1998 : 9). Mereka berusaha untuk
rupa sehingga mereka mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang
lx
Selama melakukan penelitian, peneliti merupakan instrumen utama.
melakukan wawancara dengan informan, yaitu siswa dan guru yang sesuai
Indonesia adalah:
mengumpulkan data.
lxi
Pada tahap awal, tema penelitian lebih dulu diajukan kepada Dosen
lxii
2) Memilih lapangan penelitian.
Berkaitan dengan tema penelitian yaitu profil guru ideal menurut siswa
3) Mengurus perijinan
Pada tahap awal perijinan dilakukan secara lisan setelah Bab I, II, III
Semarang Semarang.
lapangan penelitian.
7) Etika peneliti
lxiii
empati dan kekeluargaan dapat terjalin dengan baik dengan tetap
lxiv
b. Tahap Pekerjaaan Lapangan
secara proporsional.
secara bebas artinya tidak terikat alur jabatan, sesuai dengan situasi,
dan dokumentasi.
Terdapat banyak cara dalam melakukan analisis data, salah satu cara yang
verivikasi. (Nasution, 1988 : 129). Lebih lanjut tentang analisis data akan
dibahas pada sub bab G tentang proses pencatatan dan analisis data.
lxv
C. Informan Penelitian
informan dalam penelitian ini adalah siswa dan guru SMA Teuku Umar
Semarang Semarang.
D. Fokus Penelitian
penetapan fokus dapat membatasi studi. Jadi, dalam hal ini fokus akan
siswanya.
lxvi
E. Metode Pengumpulan Data
1. Metode Observasi
kegiatan itu dimaknai dibalik layar kegiatan. Peran serta orang-orang yang
2. Wawancara (interview)
lxvii
pertanyaan dan yang diwawancarai memberikan jawaban atas pertanyaan
siswa dan guru untuk dapat memperoleh informan secara langsung dari
wawancara itu.
3. Dokumentasi
2002 : 206). Dibandingkan metode lain, maka metode ini agak tidak begitu
sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum
lxviii
F. Objektivitas dan Keabsahan Data
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan
suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dengan
sebagai berikut:
dansebagainya.
lxix
Dalam penelitian ini, digunakan teknik triangulasi sumber yang dicapai
Wawancara
Sumber Data
Situasi sebenarnya ketika
proses belajar mengajar
berlangsung
lain yang akan digunakan dalam pengumpulan data ialah catatan lapangan
lxx
a. Buatlah catatan secepatnya, jangan menunda-nunda pekerjaan karena
c. Sering apa yang dikatakan atau yang telah diamati terlupakan setelah
dan didengar ulang sehingga dapat dicek kembali data yang diragukan.
seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan
bantuan pada tema dan hipotesis itu. Jika dikaji, pada dasarnya definisi
lxxi
pertama lebih menitik beratkan pengorganisasian data sedangkan yang
dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat
2002 :103).
keabsahan data.
lxxii
dipersiapkan antisipasi terhadap kemungkinan reduksi data serta
merumuskan konsep.
Ada banyak cara yang dapat diikuti oleh para peneliti. Salah
satu cara yang diajurka adalah mengikuti langkah berikut yang masih
sangat bersifat umum, yakni (1) reduksi data,(2) ‘display’ data, (3)
1) Reduksi Data
dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal yang penting, dicari
dikendalikan.
bentuk satu-satuan. Satuan ini tidak lain adalah bagian terkecil yang
mengandung makna yang bulat dan dapat berdiri sendiri terlepas dari
lxxiii
karakteristiknya ada dua, yaitu pertama stuan itu harus ‘heuristik’,
informasi kecil yang dapat berdiri sendiri, artinya satuan itu harus
kartu pada kategori. (3) menjaga agar setiap kategori yang telah
2) Display data
lxxiv
langkah laternatif untuk mempermudah pemahaman data penelitian.
sekaligus solusinya.
lxxv
validitas internal pada non kualitatif, keteralihan (transferability),
diukur, maka data yang diperoleh tidak sesuai dengan kebenaran yang
lxxvi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
suatu informasi yang diperoleh pada waktu yang dan alat yang
data penelitian ini dilakukan pula teknik member check. Pada proses
Jadi tujaun member check adalah agar informasi yang kita peroleh
dan gunakan dalam penulisan laporan kita sesuai dengan apa yang
akhir penelitian.
lxxvii
Dalam penelitian non-alamiah, tranferability sering disebut
transfer, walaupun dapat diduga bahwa tidak ada dua situasi yang
sama.
lxxviii
kualitatif (Nasutioon 1988:108). Situasi dalam kehidupan yang nyata
yang berbeda.
lxxix
BAB IV
Dalam bab ini akan menjalaskan tentang keadaan SMA Teuku Umar
Semarang, tentang Profil Guru Ideal Menurut Siswa di SMA Teuku Umar
Semarang.
Sungai
SMA Teuku
Umar Semarang Rumah
Penduduk
lxxx
SMA Teuku Umar Semarang merupakan salah satu sekolah menengah
di Semarang yang keberadaanya diatur dalam:
1. Peraturan pemerintah baik yang digariskan oleh Dinas Pendidikan
Nasional maupun Departemen Pendidikan.
2. Keputusan Mentri Agama No. 25 / 1977 Bab II Pasal 3 ayat 1 dan 2
tentang tugas dan fungsi P2A (Pembinaan Perikehidupan Beragama)
3. Garis kebijakan umum P2A (Pembina Perikehidupan Beragama) tahun
1977-1980 huruf c angka III antara lain no 6 : IKUT MEMBINA DAN
MEMPELOPORI BERDIRINYA LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA.
Guna eksistensifikasi dan intensifikasi amal P2A (Pembinaan
Perikehidupan Beragama) dan intensifikasinya khususnya dalam amal
pendidikan agama ini, maka pada dasarnya dipandang perlu adanya badan
atau lembaga diluar P2A yang menunjang suksesnya P2A tersebut. Serta
restu dari bapak Lurah selaku ketua P2A (Pembinaan Perikehidupan
Beragama) desa Karangrejo.
Berdasarkan rapat pengurus Yayasan Pendidikan Islam Teuku Umar
tanggal 2 April 1982, 2 Mei 1982, dan 25 Mei 1982 bahwa didirikannya SMA
Teuku Umar Semarang antara lain untuk mengembangkan pendidikan Islam
pada sekolah umum, menghidup suburkan usaha P2A ( Pembinaan
Perikehidupan Beragama) Desa Karangrejo Kota Semarang dibidang
pendidikan.
Alasan diberikannya nama ”Teuku Umar” adalah karena lokasi
tersebut berada dekat dengan jalan raya Teuku Umar, alasan lain yaitu bahwa
Teuku Umar adalah nama pahlawan nasional yang beragama Islam.
SMA Teuku Umar Semarang merupakan salah satu SMA swasta yang
berdiri dibawah Yayasan Islam, sehinggga pengelolaannyapun berasal dari
Yayasan Teuku Umar. Untuk mendukung tugas pokok dan fungsinya SMA
lxxxi
Teuku Umar Semarang mempunyai tenaga pengajar sebanyak 32 orang dari
berbagai disiplin ilmu yang berbeda dan karyawan sebanyak 4 orang, dan staf
tata usaha sebanyak 5 orang
SMA Teuku Umar Semarang mulai beroperasi pada tahun ajaran 1982
/ 1983 pada tanggal 16 Juli 1982 pada saat itu waktu belajar dilakukan pada
siang hari.
Guru di SMA Teuku Umar Semarang diangkat oleh pihak Yayasan,
bantuan dari Departemen Agama Kodya Semarang, bantuan dari Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Propensi Jawa Tengah, sedangkan guru yang
mengajar pada saat itu mayoritas Sarjana dan Sarjana Muda Negara.
Sebagai sekolah swasta SMA Teuku Umar Semarang juga memiliki
fasilitas yang memadai diantaranya :
Tabel 3 : Sarana dan Prasarana di SMA Teuku Umar Semarang
No Sarana dan Prasarana Jumlah
1 Ruang Kelas :
a. Kelas 1 5
b. Kelas II 5
c. Kelas III 5
lxxxii
2 Labolatorium Komputer 1
3 Labolatorium Fisika 1
4 Labolatorium Biologi 1
5 Ruang Audio 1
6 Ruang Tata Usaha 1
7 Ruang Pertemuan 1
8 Ruang Perpustakaan 1
9 Ruang Bimbingan dan Konseling 1
10 Ruang Koprasi 1
11 Ruang Waka 1
12 Ruang Ganti Baju 1
13 Ruang Osis 1
14 Lapangan Bola Basket 1
15 Tempat Parkir 1
16 Mushola 1
17 Kantin 3
18 Gudang 1
19 Seperangkat Komputer 30
20 Dll -
B. Deskripsi Profil Guru Ideal menurut Siswa SMA Teuku Umar Semarang.
Sesuai dengan rencana awal menyebutkan bahwa metode dalam
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi,
wawancara, dan dokumentasi, maka dalam sub bagian ini akan disajikan data
dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Langkah ini dilakukan supaya data mentah yang pengambilannya menggunakan (tape-recorder, dan kamera) lebih
lanjut dapat dipahami.
lxxxiii
Penyajian data dilakukan secara berurutan mulai dari observasi, wawancara dan dilanjutkan dengan dokumentasi.
Berikut ini adalah sajian deskripsi penemuan data mengenai Profil Guru Ideal, menurut siswa di SMA Teuku Umar
Semarang. Adapun informan yang dimintai keterangan 8 (delapan), kelas 1 berjumlah 5 orang dan kelas 2 berjumlah
3 orang.
Adapun alasannya mengambil informan dari kelas 1 karena lebih mudah untuk diwawancarai. Siswa kelas 1 belum
begitu banyak kesibukan dibanding kelas 2 yang sibuk dengan ulangan uji coba untuk menghadapi semesteran. Siswa
yang dipilih sebagai informan dari kelas satu dan 2 adalah siswa yang memiliki berbagai macam karakteristik
diantaranya pengurus OSIS dan bukan pengurus OSIS, Pintar maupun sedang dalam pola berpikir, berkepribadian
baik, dan masih banyak yang lainnya. Adapun karakteristik dari masing-masing informan antara lain :
Informan Penelitian I
Nama : Hn
Kelas : 2 IPS 4
Hn adalah siswa yang cukup pandai di kelasnya. Dia juga supel dalam
bergaul dengan teman dan gurunya, sehingga banyak yang suka
dengannya. Dia suka sekali membuat suasana menjadi ramai, walaupun
dia tidak ikut organisasi sekolah, tapi namanya sudah dikenal di mata
guru-guru karena kepribadiannya yang cukup baik.
Informan Penelitian II
Nama : Wsn
Kelas : 1.1
Wsn adalah siswa yang dikenal oleh guru, selain pintar dia merupakan
pengurus OSIS. Dia memiliki banyak teman ,dalam bergaul dia supel dan
pandai beradaptasi dengan lingkungannya, karena dia sangat menghargai
teman dan gurunya.
lxxxiv
Iqb adalah siswa yang memiliki pretasi menengah di kelasnya. Dalam
bergaul dia tidak banyak bicara dan cenderung diam, dia juga aktif dalam
organisasi keagamaan di SMA Teuku Umar Semarang. Di mata gurunya,
dia memiliki kapribadian yang baik, penurut dan tidak banyak membuat
ulah di kelas.
Informan Penelitian IV
Nama : Nr
Kelas : 1.1
Nr adalah siswa yang dikenal oleh guru, selain cukup pintar dia
merupakan pengurus OSIS. Dia memiliki banyak teman , dalam bergaul
dia sangat supel dan pandai beradaptasi dengan lingkungannya, karena dia
sangat menghargai teman dan gurunya.
Informan Penelitian V
Nama : Kst
Kelas : 1.1
Kst adalah siswa yang cukup pintar di kelasnya. Dalam bergaul dia sangat
supel dan pandai membuat orang tertawa Di mata gurunya, dia memiliki
kapribadian yang baik, walaupun dia membuat kelas menjadi ramai karena
ulahnya.
Informan Penelitian VI
Nama : Dv
Dv adalah siswa yang supel dalam bergaul dengan teman dan gurunya,
sehingga banyak yang suka dengannya. Dia suka sekali membuat suasana
menjadi ramai, sehingga namanya sudah dikenal di mata guru-guru karena
kepribadiannya yang cukup baik, walaupun dia tidak aktif dalam
organisasi di SMA Teuku Umar Semarang
Informan Pernelitian VII
lxxxv
Nama : Id
Kelas : 2 IPS 4
Id adalah siswa yang rajin, dan pintar. Dalam bergaul dia sangat supel dan
pandai beradaptasi dengan lingkungannya, sehingga tak heran jika banyak
yang suka berteman dengannya.
Informan Penelitian VIII
Nama : R
Kelas : 2 IPS 4
R adalah siswa yang cukup pandai di kelasnya. Di juga supel dalam
bergaul dengan teman dan gurunya, sehingga banyak yang suka
dengannya. Dia suka sekali membuat suasana menjadi ramai, walaupun
dia tidak ikut organisasi sekolah, tapi namanya sudah dikenal di mata
guru-guru karena kepribadiannya dan disiplinnnya mematuhi peraturan
sekolah.
Informan Guru I
lxxxvi
Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak
didiknya. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang
melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu misal di rumah, di sekolah
dan lain lain.
Menjadi guru berdasarkan tuntutan pekerjaan adalah suatu perbuatan
yang mudah, tetapi menjadi guru berdasarkan panggilan jiwa atau tuntutan
hati nurani adalah tidak mudah, karena kepadanya lebih banyak dituntut suatu
pengabdian kepada siswanya daripada karena tuntutan pekerjaan atau material
oriented. Oleh karena itu wajar jika guru dikatakan seorang figur bagi
siswanya.
Selain itu guru juga dituntut harus peka terhadap siswanya, dan
tanggap terhadap berbagai masalah yang ada pada siswanya. Karena guru
adalah orang tua kedua bagi asiswanya.
Dalam proses belajar dan megajar merupakan suatu proses yang
mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswanya atas dasar hubungan
timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
tertentu.
Guru di SMA Teuku Umar Semarang dalam melaksanakan tugasnya
dinilai sudah cukup profesional. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan guru
dalam interaksi belajar dan mengajar di SMA Teuku Umar Semarang. Selain
itu, guru di SMA Teuku Umar Semarang juga dapat mengikuti kurikulum
yang berlaku dan dapat menerapkan kepada siswa dengan cukup baik. Walau
ada juga yang tidak demikian tapi hanya sebagian kecil saja (Hn 1).
Profil guru ideal di SMA Teuku Umar Semarang, adalah ketika guru
tersebut mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan siswa. Hal ini juga
dapat terlihat dari keterdekatan guru dan siswa. Guru hendaknya dapat
menempatkan diri dalam situasi apapun. Ketika dalam situasi tertentu guru
lxxxvii
dapat bersendaugurau dengan anak didiknya, namun jika situasi serius guru
dapat menempatkan diri, tanpa harus meninggalkan wibawanya sebagai
seorang guru (Hn 2).
Dengan demikian sebagai seorang guru dituntut untuk dapat benar
benar memahami siswanya, dan guru diharapkan benar-benar peduli terhadap
siswanya, sehingga ada keterdekatan antara siswa dan guru.
Guru juga diharapkan dapat membuat situasi yang menyenangkan
dalam proses belajar mengajar sehingga siswa menjadi enjoy. Guru yang
paling di sukai adalah guru yang dalam memberikan materi pelajaran
hendaknya tidak memakai metode ceramah saja, namun guru tersebut mampu
menghidupkan suasana yang ada dan ada timbal balik antara siswa dan
gurunya atau adanya stimulus-respon. Tidak gampang marah, murah senyum
dan supel (Hn3).
Dalam proses belajar mengajar siswa dapat memberikan penilaian
terhadap guru yang dia idealkan. Guru yang ideal di SMA Teuku Umar
Semarang adalah Bu “U” karena dalam memberikan pelajaran tidak
membosankan, dalam arti ada keterlibatan siswa dan guru kerika proses
belajar mengajar. Selain bu “U”, ada juga guru yang diidealkan yaitu bu
“E”karena dalam memberikan materi sangat sabar, dan anak diperlakukan
seperti anak sendiri, tanpa membeda-bedakan antara satu dengan yang lainnya
(Hn 4).
Siswa juga memberikan penilaian terhadap guru yang tidak
diidealkannya. Guru yang tidak diidealkan di SMA Teuku Umar Semarang
adalah Pak “A” walau dilihat dari segi kompotensi sosial baik karena
berpartisipasi aktif dalam lembaga namun dia melalaikan tugasnya sebagai
guru karena ketika prose belajar mengajar berlangsung dia hanya memberikan
lxxxviii
tugas dan kemudian ditinggal, sehingga dinilai kurang bertanggung jawab
(Hn5).
Informan Guru II
Guru merupakan jabatan profesi yang memiliki keahlian khusus
sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak
memiliki keahlian khusus tersebut.
Menjadi seorang guru bukanlah pekerjaan yang mudah. Guru dituntut
benar-benar dapat memahami siswanya dan melaksanakan tanggagung
jawabnya secara profesional sebagai seorang guru.
Dalam proses belajar dan megajar merupakan suatu proses yang
mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswanya atas dasar hubungan
timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
tertentu.
Guru di SMA Teuku Umar Semarang dinilai sudah cukup baik, karena
mudah diajak ngobrol, bisa untuk mencurahkan isi hati dan kebanyakan guru
di SMA Teuku Umar Semarang orangnya suka humor dan mengerti akan
siswanya, sehingga jika diajak bicara bisa paham dan mengerti apa yang kita
bicarakan. Guru di SMA Teuku Umar Semarang dalam proses belajar dan
mengajar dinilai juga sudah cukup profesional (Wsn 1)
Profil guru ideal adalah guru yang dapat mengemban tugasnya dengan
baik, penuh tanggung jawab dalam mentransfer ilmunya kepada siswa, mudah
dipahami, sabar dan pandai menempatkan diri, ketika jam pelajaran
kedisiplinan dan aturan yang berlaku harus ditaati dan murah senyum. Jika
lxxxix
diluar kelas guru tersebut dapat bersendau gurau dan membaur dengan
siswanya (Wsn 2).
Dalam proses belajar mengajar yang terjadi didalam kelas maupun di
luar kelas, siswa dapat memberikan suatu penilaian tentang gurunya. Guru
yang mereka sukai pasti mereka akan lebih enjoy untuk mengikuti
pelajarannya, berbeda sekali jika guru tersebut tidak disukai. Siswa akan
merasa bosan dan tersiksa mengikuti pelajarannya.
Guru yang paling disukai di SMA Teuku Umar Semarang adalah guru
tersebut baik, berpenampilan menarik dan dapat memotivasi siswanya dan
ramah. Pemahaman materi sangat penting karena berkaitan dengan bagaimana
tingkat keprofesionalannya dalam menjalankan tugas sebagai seorang guru
(Wsn 3).
Sedangkan guru yang paling diidealkan adalah Bu “S”, karena ketika
dia memberikan materi pelajaran sanagt jelas, sehingga mudah diterima.
Selain itu bu “S” juga mudah bergaul dengan muridnya, sehingga murid tidak
merasa sungkan dengannya. Begitu juga ketika dia bersama teman
seprofesinya, ramah dan mudah bergaul. Jika dilihat dari kepribadiannya Bu
“S” termasuk baik dari dalam maupun luar. Dikatakan baik dari luar karena
Bu “S” tidak membeda bedakan muridnya, entah dia kaya atau miskin, pintar
atau bodoh, semuanya diperlakukan sama. Bu “S” dikatakan baik dalamnya
karena dia menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya, dan menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari (Wsn 4).
Guru yang tidak diidealkan di SMA Teuku Umar Semarang adalah bu
“Uf” karena jika memberikan materi kurang jelas. Ketika disapa tidak
membalas walau hanya dengan senyuman. Jika pada waktu proses belajar dan
mengajar kurang ramah sehingga terkesan galak dan sombong. Bu “Uf” juga
xc
kurang sabar dalam menghadapai muridnya, selain itu bu “Uf” juga terkesan
menjaga jarak dengan muridnya (Wsn 5).
xci
muridnya, tertib dan dalam menyampaikan materi jelas dan dapat memberikan
contoh yang spesifik. Selain itu bapak “A” juga baik dan sabar, cukup
menguasai materi dengan baik dan sopan.(Iqb 4)
Guru yang tidak diidealkan di SMA Teuku Umar Semarang adalah bu
“It” karena dalam memberikan tugas tidak sesuai dengan materi itu sendiri
(memberatkan siswa), judes dan angkuh. Bu “It” dalam bertutur kata juga
kurang pantas bagi seorang guru (kasar) dan dalam bergaul juga kurang baik
dan kurang dapat membaur dengan siswa. (Iqb 5).
Informan Guru IV
Guru di SMA Teuku Umar Semarang dinilai sudah cukup baik dalam
melaksanakan tugasnya. Walau ada juga yang kurang bertanggung jawab,
namun kebanyakan guru di SMA Teuku Umar Semarang sudah cukup
profesional dalam menjalankan tugasnya (Nr 1).
Selain itu guru di SMA Teuku Umar Semarang dinilai sudah cukup
disiplin dalam menjalankan tugasnya, guru di SMA Teuku Umar Semarang
juga sudah dapat memahami dan menguasai materi dengan baik.
Profil guru ideal adalah guru yang mampu menyampaikan materi
dengan baik sehingga mudah diterima oleh siswa, ramah, tidak mudah marah,
dan ketika siswa mengalami kesulitan maka guru tersebut dengan sabar
menjelaskan (Nr2).
Guru SMA Teuku Umar Semarang hendaknya ramah, baik hati, suka
menolong, dan profesional dalam menjalankan tugasnya, sehingga tidak
terpaku pada materi saja, tapi tahu tentang pemahaman dan penerapannya (Nr
3).
xcii
Selain itu, hendaknya guru dalam proses belajar dan mengajar tidak
mempersulit siswanya, sehingga tidak memberikan tugas yang memberatkan
siswa.
Dalam proses belajar mengajar di SMA Teuku Umar Semarang ada
guru yang diidealkan dan tidak diidealkan. Guru yang ideal di SMA Teuku
Umar Semarang adalah Bu “T” karena pandai bergaul, baik, dan bu “T”
dalam memberikan materi mudah dipahami (Nr 4).
Sedangkan guru yang kurang ideal adalah bu “Nv” karena dalam
memberikan materi kurang begitu jelas, suka marah-marah, dan dalam
memberikan tugas cukup memberatkan siswa karena materi belum diajarkan
namun siswa sudah diberi tuhas untuk mengerjakannya. Selain itu bu “Nv”
juga terkesan judes dan sombong, hal ini dapat terlihat ketika berpapasan
dngan muridnya tidak mau menyapa (Nr 5).
Informan Guru V
Dalam menjalankan tugasnya di SMA Teuku Umar Semarang, guru
disini dinilai sudah cukup baik, walau dalam menyampaikan materi ada yang
mudah dipahami dan ada juga yang sulit, namun guru di SMA Teuku Umar
Semarang dinilai sudah cukup disiplin dalam menjalankan tugasnya (Kst 1).
Guru menjadi sauritoladan bagi siswanya, sehingga diperlukan adanya
Profil guru yang ideal. Guru yang ideal adalah guru yang dapat mengemban
tugasnya dengan baik, dan dalam memberikan materi jelas dan mudah diikuti
oleh siswa dan dapat dapat bercanda untuk menghilangkan ketegangan (Kst
2).
Walaupun guru di SMA Teuku Umar Semarang dinilai sudah cukup
baik, namun ada guru yang diidealkan oleh siswa dan ada juga guru yang tidak
diidealkan oleh siswa.
xciii
Guru yang diidealkan di SMA Teuku Umar Semarang adalah guru
yang disiplin, ramah, suka humor, dalam memberikan materi jangan terlalu
serius, jangan terlalu memberatkan siswa dalam memberikan tugas (Kst3).
Perlakuan dalam proses belajar mengajar didalam kelaspun berbeda
antara guru yang diidealkan dengan guru yang tidak diidealkan. Guru yang
mereka idealkan cenderung, lebih diperhatikan, dan siswa memiliki minat
yang tinggi untuk mengikuti pelajaran tersebut. Berbeda sekali dengan guru
yang tidak diidealkan oleh siswa, mereka cenderung tidak memperhatikan dan
tidak senang dalam mengikuti pelajaran tersebut.
Guru yang ideal di SMA Teuku Umar Semarang adalah bu “N”
karena dalam memberikan materi mudah dipahami, supel, ramah, tidak
memberatkan siswanya dalam memberikan tugas, dan pandai menempatkan
diri. ( Kst 4).
Guru yang tidak diidealkan di SMA Teuku Umar Semarang adalah bu
“Uf” karena jika memberikan materi kurang jelas. Ketika disapa tidak
membalas walau hanya dengan senyuman. Jika pada waktu proses belajar dan
mengajar kurang ramah sehingga terkesan galak dan sombong. Bu “Uf” juga
kurang sabar dalam menghadapai muridnya, selain itu bu “Uf” juga terkesan
menjaga jarak dengan muridnya (Kst 5).
Informan Guru VI
Guru di SMA Teuku Umar Semarang dinilai sudah cukup baik, karena
guru di SMA Teuku Umar Semarang orangnya suka humor dan mengerti akan
siswanya, sehingga jika diajak bicara bisa paham dan mengerti apa yang kita
bicarakan, dan sabar. Guru di SMA Teuku Umar Semarang dalam proses
belajar dan mengajar dinilai sudah cukup profesional (Dv 1).
xciv
Sebagai seorang guru juga harus, memahami dan melaksanakan 10
kompetensi dasar bagi seorang guru, yang meliputi: (1) Kemampuan
menguasai bahan pelajaran yang disajikan, (2) Mampu mengelola kelas, (3)
Mampu mengelola program belajar mengajar, (4) Mampu menggunakan
media atau sumber belajar mengajar, (5) mampu menguasai landasan-landasan
kependidikan, (6) Mampu mengelola interaksi belajar dan mengajar, (7)
Mampu menilai prestasi siswa untuk kependidikan pengajaran, (8) Mampu
mengenal fungsi program pelayanan bimbingan dan penyuluhan, (9) Mampu
mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, (10) Mampu
memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan
guna pengajaran .
Dalam proses belajar dan mengajar diperlukan adanya sosok profil
guru ideal yakni guru yang dapat mengemban tugasnya dengan baik, penuh
tanggung jawab dalam mentransfer ilmunya kepada siswa, mudah dipahami
karena seorang guru dituntut untuk dapat memahami siswanya sehingga
materi yang diberikan tidak sia-sia, sabar dan pandai menempatkan diri,
berpenampilan menarik (Dv 2).
Selain itu guru yang paling di sukai adalah, guru tersebut baik, mudah
diajak diskusi, mau membantu muridnya jika soal-soalnya tidak bisa
dimengerti, ramah, dan sabar (Dv 3).
Sedangkan di SMA Teuku Umar Semarang guru yang ideal adalah bu
“An”, karena ketika dia memberikan materi pelajaran sangat jelas, sehingga
mudah diterima. Selain itu bu “An” juga mudah bergaul dengan muridnya,
sehingga murid tidak merasa sungkan dengannya. Dan tidak membeda-
bedakan antara murid yang satu dengan yang lain, baik itu miskin atau kaya,
pintar atau bodoh (Dv 4).
xcv
Sedangkan guru yang kurang diidealkan di SMA Teuku Umar
Semarang adalah Pak “Az” karena jika memberikan materi kurang jelas
sehingga tidak mudah dimengerti. Pak “Az” juga terkesan cuek dengan
siswanya karena kesibukannya dalam berorganisasi (Dv 5).
Sebagai seorang guru hendaknya dapat membagi waktu, dengan
sebaik-baiknya dengan tidak mengenyampingkan tugas utamanya dalam
mengajar yaitu siswa.
xcvii
dapat menarik perhatian siswa sehingga perhatian siswa tertuju kepadanya. (R
2).
Guru yang di sukai di SMA Teuku Umar Semarang adalah guru yang
baik, ramah, bisa bercanda, dan disiplin dalam menjalankan tugasnya, serta
memiliki wibawa dihadapan muridnya. (R 3).
Guru yang dianggap cukup ideal di SMA Teuku Umar Semarang
adalah Bu “Asr” karena orangnya tegas dalam mengambil sikap, memiliki
wibawa terhadap muridnya dan dlam memberikan pengarahan mudah
dipahami dan mudah diterima oleh muridnya. (R 4).
Guru yang tidak diidealkan adalah pak “E”karena kurang dapat
memanfaatkan situasi dengan sebaik-baiknya ketika jam pelajaran
berlangsung, tidak tegas, pak “E” juga kurang dapat menentukan sikap,
sehingga kurang memiliki wibawa terhadap muridnya. (R 5).
Untuk menjaga kenyamanan informan pasca pemberian informasinya,
sesuai dengan etika penelitian menyebutkan nama informan hanya dengan
menyebutkan inisialnya saja yaitu : Hn, Wsn, Iqb, Nr, Dv, Id, R, Kst.
Berdasarkan data temuan dari hasil wawancara dengan delapan
informan (Hn, Wsn, Iqb, Nr, Dr, Id, R dan Kst) hasil observasi disajikan
satu satuan data dan selanjutnya dilakukan kategorisasi, sedangkan analisis
data diuraikan sesudahnya.
1. Guru di SMA Teuku Umar Semarang
Menurut “Hn” selaku siswa kelas 2 (dua) menilai guru di SMA
Teuku Umar Semarang dalam melaksanakan tugsnya sudah cukup
profesional. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan guru dalam interaksi
belajar dan mengajar di SMA Teuku Umar Semarang. Selain itu, guru di
SMA Teuku Umar Semarang juga dapat mengikuti kurikulum yang
xcviii
berlaku dan dapat menerapkan kepada siswa dengan cukup baik. Walau
ada juga yang tidak demikian tapi hanya sebagian kecil saja
Hal ini juga dikuatkan oleh “Wsn” siswa kelas 1 (satu) yang
menilai guru di SMA Teuku Umar Semarang dalam melaksanakan
tugasnya sudah cukup baik, karena kebanyakan guru di SMA Teuku Umar
Semarang mudah diajak ngobrol, bisa untuk mencurahkan isi hati dan
kebanyakkan guru di SMA Teuku Umar Semarang orangnya suka humor
dan mengerti akan siswanya, sehingga jika diajak bicara bisa paham dan
mengerti apa yang kita bicarakan. Guru di SMA Teuku Umar Semarang
dalam proses belajar dan mengajar dinilai sudah cukup profesional
Selaras dengan pernyataan “Wsn”, “Iqb” juga mengungkapkan
bahwa guru di SMA Teuku Umar Semarang dinilai sudah cukup baik,
karena ada keharmonisan hubungan antara guru dengan siswanya, guru
dengan guru dan siswa dengan gurunya. Walaupun ada salah satu guru
yang kurang dapat bergaul dengan muridnya, dan ada juga salah satu guru
yang dalam bertutur kata selalu berbeda (plin plan) namun guru di SMA
Teuku Umar Semarang dinilai sudah cukup profesional dalam
menjalankan tugasnya.
“Nr” siswa kelas 1 (satu) menyatakan bahwa Guru di SMA Teuku
Umar Semarang dinilai sudah cukup baik dalam melaksanakan tugasnya.
Walau ada juga yang kurang bertanggung jawab, namun kebanyakan guru
di SMA Teuku Umar Semarang sudah cukup profesional dalam
menjalankan tugasnya.
Menambah informasi yang diberikan oleh “N” tentang Guru di
SMA Teuku Umar Semarang “Kst” menyatakan bahwa guru di SMA
Teuku Umar Semarang dinilai sudah cukup baik, walau dalam
menyampaikan materi ada yang mudah dipahami dan ada juga yang sulit.
xcix
Guru di SMA Teuku Umar Semarang dinilai sudah cukup disiplin dalam
menjalankan tugasnya.
Guru di SMA Teuku Umar Semarang “Dv” menilai sudah cukup
baik, karena guru di SMA Teuku Umar Semarang orangnya suka humor
dan mengerti akan siswanya, sehingga jika diajak bicara bisa paham dan
mengerti apa yang kita bicarakan, dan sabar. Guru di SMA Teuku Umar
Semarang dalam proses belajar dan mengajar dinilai sudah cukup
profesional
Menurut “Id” guru di SMA Teuku Umar Semarang dinilai sudah
cukup baik, karena guru di SMA Teuku Umar Semarang disiplin, dalam
mengajar tepat waktu, dan kurikulumnya sudah sesuai dengan kurikulum
yang sekarang.
Lebih lanjut “R” menyatakan bahwa guru di SMA Teuku Umar
Semarang dinilai sudah cukup baik, hal ini dapat dinilai dari dari cara
mengajar yang sudah sukup profesional, cara berpakaian yang sopan,
sehingga pantas untuk dijadikan panutan.
Dari beberapa informan yaitu (Hn, Wsn, Iqb, Nr, Dv, Id, R, Kst)
dapat disimpulkan bahwa guru di SMA Teuku Umar Semarang dalam
mmelaksanakan tugsnya sudah cukup baik karena dapat mengerti dan
melaksanakan apa yang menjadi tanggung jawab seorang guru dan , dan
dapat memahami dan mengerti akan siswanya, serta pantas menjadi
panutan bagi muridnya.
2. Profil Guru Ideal di SMA Teuku Umar Semarang
Menurut “Hn” Profil guru ideal di SMA Teuku Umar Semarang,
adalah ketika guru tersebut mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan
siswa. Hal ini juga dapat terlihat dari keterdekatan guru dan siswa. Guru
hendaknya dapat menempatkan diri dalam situasi apapun. Ketika dalam
c
situasi tertentu guru dapat bersendau gurau dengan anak didiknya, namun
jika situasi serius guru dapat menempatkan diri, tanpa harus
meninggalkan wibawanya sebagai seorang guru.
Sedangkan profil guru ideal menurut “Wsn” adalah guru yang
dapat mengemban tugasnya dengan baik, penuh tanggung jawab dalam
mentransfer ilmunya kepada siswa, mudah dipahami, sabar dan pandai
menempatkan diri, ketika jam pelajaran kedisiplinan dan aturan yang
berlaku harus ditaati dan murah senyum. Jika diluar kelas guru tersebut
dapat bersendau gurau dan membaur dengan siswanya
Menambah pernyataan dari “Wsn” menurut “Iqb” profil guru
ideal adalah guru yang dapat mengemban tugasnya dengan baik, dan
dalam memberikan materi jelas dan mudah diikuti oleh siswa. Dapat
memberikan contoh yang spesifik sehingga dapat dicerna oleh anak-anak
seukurannya.
Sedangkan “Nr” juga mengatakan bahwa profil guru ideal adalah
guru yang mampu menyampaikan materi dengan baik sehingga mudah
diterima oleh siswa, ramah, tidak mudah marah, dan ketika siswa
mengalami kesulitan maka guru tersebut dengan sabar menjelaskan.
Lebih lanjut “Kst” juga mengatakan bahwa profil guru ideal
adalah guru yang dapat mengemban tugasnya dengan baik, dan dalam
memberikan materi jelas dan mudah diikuti oleh siswa dan dapat bercanda
untuk menghilangkan ketegangan.
Menambahkan informasi yang diberikan oleh “Kst” tentang Profil
guru ideal “Dv” juga menambahkan bahwa profil guru ideal adalah guru
yang dapat mengemban tugasnya dengan baik, penuh tanggung jawab
dalam mentransfer ilmunya kepada siswa, mudah dipahami karena seorang
guru dituntut untuk dapat memahami siswanya sehingga materi yang
ci
diberikan tidak sia-sia, sabar dan pandai menempatkan diri, berpenampilan
menarik
“Id” mengatakan bahwa profil guru ideal adalah guru yang cerdas,
arif dan bijaksana didalam menjalankan tugasnya. Yang paling penting
adalah guru tersebut benar-benar bertanggung jawab dalam menjalankan
tugasnya sebagai seorang guru.
Profil guru ideal menurut “R” adalah guru yang dapat mengajarkan
muridnya cara berprilaku yang benar, dan bersikap yang baik, dapat
menempatkan dari, dalam memberikan materi mudah dipahami,
berpenampilan menarik dan dalam memberikan materi pelajaran dapat
menarik perhatian siswa sehingga perhatian siswa tertuju kepadanya.
Dari data informan diatas peneliti dapat menarik kesimpulan
bahwa profil guru ideal menurut siswa di SMA Teuku Umar Semarang
adalah guru tersebut dapat menjalankan tugas dengan baik, dan dalam
memberikan materi mudah dipahami. Selain itu guru juga dituntut untuk
dapat memahami siswanya.
Sedangkan profil guru ideal menurut Bahri Djamarah (2000:42)
adalah guru yang mengabdikan gurunya berdasarkan pandangaan jiwa,
panggilan hati nurani, bukan karena uang belaka. Selain itu guru yang
diharapkan siswa adalah guru yang selalu ingin bersama siswa baik di
lingkungan dalam sekolah maupun diluar lingkungan sekolah.
cii
ada timbal balik antara siswa dan gurunya atau adanya stimulus-respon.
Tidak gampang marah, murah senyum dan supel.
“Wsn” juga menambahkan bahwa guru yang paling disukai adalah
guru tersebut baik, berpenampilan menarik dan dapat memotivasi siswnya
dan ramah. Pemahaman materi sangat penting karena berkaitan dengan
bagaimana tinggakat keprofesionalannya dalam menjalankan tugas sebagai
seorang guru
Menambah pendapat “Wsn”, “Iqb” menilai bahwa Guru yang
paling disukai adalah guru yang pandai beradaptasi, mematuhi aturan yang
ditentukan di SMA Teuku Semarang, dan punya wibawa sehingga dapat
menentukan sikap dalam setiap mengambil keputusan.
Lebih lanjut “Nr” juga mengatakan bahwa guru yang paling disukai adalah guru yang ramah, baik hati, suka
menolong, dan profesional dalam menjalankan tugasnya, sehingga tidak terpaku pada materi saja, tapi tahu tentang
pemahaman dan penerapannya.
ciii
Menguatkan pendapat dari “Id” Guru yang paling disukai menurut
“R” adalah guru yang baik, ramah, bisa bercanda, dan disiplin dalam
menjalankan tugasnya, serta memiliki wibawa dihadapan muridnya.
Dari data informan diatas dapat disimpulkan bahwa guru yang
paling disukai adalah guru yang menstranfer ilmu pengetahuan tersebut
sehingga siswa merasa enjoy dengan pelajaran yang sedang dipelajarinya
selain itu guru tersebut juga dapat menghadirkan proses belajar yang
menyenangkan. Di kelas harus terjadi proses interaksi antara guru dan
siswa, pandai menempatkan diri sehingga tahu bagaimana harus
bersikap.dan selain itu guru tersebut juga harus mengerti dan paham akan
keinginan siswanya.
4. Guru yang paling diidealkan
Guru yang paling ideal menurut “Hn” adalah bu “U” karena dalam
memberikan pelajaran tidak membosankan, dalam arti ada keterlibatan
siswa dan guru kerika proses belajar mengajar. Selain bu , ad juga guru
yang diidealkan yaitu bu “E” karena dalam memberikan materi sangat
sabar, dan anak diperlakukan seperti anak sendiri, tanpa membeda-
bedakan antara satu dengan yang lainnya.
Menurut “Wsn” guru yang paling idealkan di SMA Teuku Umar
Semarang adalah bu “S”, karena ketika dia memberikan materi pelajaran
sanagt jelas, sehingga mudah diterima. Selain itu bu “S” juga mudah
bergaul dengan muridnya, sehingga murid tidak merasa sungkan
dengannya. Begitu juga ketika dia bersama teman seprofesinya, ramah dan
mudah bergaul. Jika dilihat dari kepribadiannya bu “S” termasuk baik
dari dalam maupun luar. Dikatakan baik dari luar karena bu “S” tidak
membeda bedakan muridnya, entah dia kaya atau miskin, pintar atau
bodoh, semuanya diperlakukan sama. Bu “S” dikatakan baik dalamnya
civ
karena dia menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya, dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih lanjut “Iqb” juga mengatakan bahwa guru yang paling
diidealkan di SMA Teuku Umar Semarang adalah bapak “A” karena
bapak “A” dapat menempatkan diri dengan baik (pandai bergaul), bisa
bercanda dengan muridnya, tertib dan dalam menyampaikan materi jelas
dan dapat memberikan contoh yang spesifik. Selain itu bapak “A” juga
baik dan sabar, cukup menguasai materi dengan baik dan sopan.
Menguatkan pernyataan dari “A”, “Nr” juga mengatakanGuru
yang paling diidealkan Bu “T”” karena pandai bergaul, baik, dan bu “T”
dalam memberikan materi mudah dipahami.
Guru yang paling diidealkan di SMA Teuku Umar Semarang
menurut “Kst” adalah bu “N” karena dalam memberikan materi mudah
dipahami, supel, ramah, tidak memberatkan siswanya dalam memberikan
tugas, dan pandai menempatkan diri.
Menambahkan pendapat dari ”Kst”, “Id” juga berpendapat sama
bahwa guru yang paling diidealkan bu “N” karena guru tersebut didalam
mengajar jelas dan mudah dipahami, sabar,dan berwibawa, serta dapat
menempatkan diri dengan baik.
“Dv” berpendapat bahwa guru yang paling diealkan di SMA
Teuku Umar Semarang adalah bu “An”, karena ketika dia memberikan
materi pelajaran sangat jelas, sehingga mudah diterima. Selain itu bu “An”
juga mudah bergaul dengan muridnya, sehingga murid tidak merasa
sungkan dengannya. Dan tidak membeda-bedakan antara murid yang satu
dengan yang lain, baik itu miskin atau kaya, pintar atau bodoh.
Guru yang paling diidealkan menurut “R” adalah bu “Asr” karena
orangnya tegas dalam mengambil sikap, memiliki wibawa terhadap
cv
muridnya dan dalam memberikan pengarahan mudah dipahami dan mudah
diterima oleh muridnya.
Dari data diatas peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa guru
yang disukai adalah guru yang memberikan materi dengan jelas, supel,
ramah, sabar, suka humor, pandai menempatkan diri dan memiliki
wibawa.
5. Guru yang tidak diidealkan
Menurut “Hn” selaku siswa kelas 2 (dua) menilai Guru yang tidak
diidealkan di SMA Teuku Umar Semarang adalah Pak “A” walau dilihat
dari segi komponen sosial baik karena berpartisipasi aktif dalam lembaga
namun dia melalaikan tugasnya sebagai guru karena ketika prose belajar
mengajar berlangsung dia hanya memberikan tugas dan kemudian
ditinggal, sehingga dinilai kurang bertanggung jawab.
Berbeda dengan pernyataan “Hn”, “Wsn”menilai bahwa guru
yang tidak diidealkan di SMA Teuku Umar Semarang adalah bu
“Uf”karena jika memberikan materi kurang jelas. Ketika disapa tidak
membalas walau hanya dengan senyuman. Jika pada waktu proses belajar
dan mengajar kurang ramah sehingga terkesan galak dan sombong. Bu
“Uf”juga kurang sabar dalam menghadapai muridnya, selain itu bu “Uf”
juga terkesan menjaga jarak dengan muridnya
Menambah informasi yang diberikan oleh “Wsn”, “Iqb”menilai
bahwa guru yang tidak diidealkan di SMA Teuku Umar Semarang adalah
bu ”(It) karena dalam memberikan tugas tidak sesuai dengan materi itu
sendiri ( memberatkan siswa), judes dan angkuh. Bu “It”dalam bertutur
kata juga kurang pantas bagi seorang guru (kasar) dan dalam bergaul juga
kurang baik dan kurang dapat membaur dengan siswa
cvi
Guru yang tidak diidealkan di SMA Teuku Umar Semarang
menurut “Nr”adalah bu “Nv”karena dalam memberikan materi kurang
begitu jelas, suka marah-marah, dan dalam memberikan tugas cukup
memberatkan siswa karenamateri belum diajarkan namun siswa sudah
diberi tuhas untuk mengerjakannya. Selain itu bu “Nv”juga terkesan judes
dan sombong, hal ini dapat terlihat ketika berpapasan dngan muridnya
tidak mau menyapa.
Dari data diatas peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa
kebanyakan siswa di SMA Teuku Umar Semarang tidak suka pada guru
yang jika memberikan materi kurang jelas, sombong, judes, tidak ramah,
melalaikan tugasnya sebagai seorang guru, dan membeda-bedakan
muridnya.
Berkaitan dengan profil guru ideal yang diinginkan siswa di SMA Teuku
Umar Semarang ada beberapa perbedaan , yaitu antara karakter guru yang
disukai dan guru yang tidak mereka sukai.
cvii
No Guru yang diidealkan Guru yang tidak diidealkan
cviii
Memiliki wibawa Dalam memberikan materi terlalu
serius sehingga membosankan
11
Profil guru ideal juga dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu
melalui konteks sejarah, konteks budaya dan melalui konteks pofesional.
Selain itu profil guru dapat dilihat dari kepribadiannya dan penampilan
sifat-sifat pribadinya, sebaiknya penampilan suara maupun cara berbicara
yang jelas mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu gagasan atau ide.
cix
kekeluargaan, kemantapan pribadi sebagai calon pemimpin. (Mataheru, 1982 :
289).
Menurut Mataheri (1982: 289 ) Profil Guru Ideal juga dapat dilihat
dari berbagai sudut pandang, yaitu melalui konteks sejarah, konteks
budaya dan melalui konteks pofesional.
cx
sehingga disegani dan dihormati. Namun dengan adanya perkembangan
zaman sekarang ini citra guru di dalam pandangan masyarakat dalam hal
ini lebih terfokuskan pada siswanya mulai luntur sedikit demi sedikit.
Profil guru jika dipandang dari konteks profesional, terlihat dari
penampilan seorang guru dalam melaksanakan tugas sebagai pengajar,
pendidik, pembina, pelatih, maupun sebagai pembimbing terhadap
perkembangan dan kemajuan para siswanya.
Selain itu profil guru dapat dilihat dari kepribadiannya dan
penampilan sifat-sifat pribadinya, sebaiknya penampilan suara maupun
cara berbicara yang jelas mempunyai kemampuan untuk melakukan suatu
gagasan atau ide. Kepedulian terhadap orang lain, berfikir secara
sistematis, pergaulan dengan bawahan, kepastian sikap, kematangan
emosi, percaya kepada diri sendiri, rasa kekeluargaan, kemantapan pribadi
sebagai calon pemimpin.
Hal ini juga dapat kita lihat dari Profil Guru Ideal menurut siswa
di SMA Teuku Umar Semarang yang menginginkan guru yang dapat
menyampaikan materi dengan baik sehingga mudah dipahami, sabar, dan
dapat berinteraksi dengan siswa, yang semuanya dapat dilihat dari konteks
sejarah, budaya dan profesionalisme.
2. Penilaian siswa terhadap guru yang disukai dan tidak disukai
Guru merupakan figur, yang dicontoh bagi siswanya. Siswa akan
senang dan termotivasi untuk belajar jika guru tersebut sesuai dengan hati
nuraninya.
Kita haruslah menyadari bahwa tugas guru tidaklah mudah menjadi
seorang guru juga dituntut untuk dapat mengerti dan memahami
siswanya. Namun tidak semua guru dapat melakukannya.
cxi
Di SMA Teuku Umar Semarang juga ditemui guru yang tidak
disukai siswanya karena adanya beberapa alasan yang mereka
kemukakan. Salah satunya adalah kurangnya pemahan materi dan
pengelolaan kelas sehingga dalam mentransfer ilmunya kepada siswa
menjadi tidak mudah dipahami oleh siswa.
Dalam paradigma pendidikan dan posisi guru masih diselimuti oleh
berbagai kelemahan dan kendala utama, untuk itu perlu adanya perhatian
terhadap masalah tersebut diantaranya adalah:
a. Sikap guru
Ada tiga hal yang menentukan sikap guru yaitu:
4) Anak atau bahan pelajaran
Sebagai seorang guru hendaknya tidak melupakan kedua aspek
tersebut yaitu bahan pelajaran dan anak. Oleh sebab itu guru tidak
hanya cukup menguasai bahan pelajaran tetapi guru harus mampu
melibatkan pribadi anak dalam pelajaran untuk mencapai hasil
yang diharapkan.
5) Guru sebagai model
Fungsi guru yang utama adalah memimpin anak-anak kearah
tujuan yang tegas. Guru juga berperan sebagai seorang model sauri
toladan bagi anaknya sehingga anak akan merasakan kenyamanan
dengan adanya model yang diterapkan oleh guru.
6) Kesulitan dalam belajar.
Guru yang bersikap sentimentil berusaha agar kegiatan belajar itu
menjadi kegiatan yang menggembirakan yang dilakukan tanpa jeri
payah, namun tidak berarti anak-anak harus dijauhi dari kesukaran.
Setiap kesukaran mengandung unsur kemudahan dalam hidupnya
cxii
kini dan selanjutnya setiap anak pasti menghadapi kesukaran-
kesukaran baru. (Nasution, 2000:123-124)
b. Pribadi guru
Setiap guru mempunyai pribadi yang mereka miliki. Citra inilah
yang membedakan profesi seorang guru dengan profesi lainnya.
Kepribadian sebenarnya adalah tindakan, ucapan, dan cara berpakaian
dalam menghadapi setiap persoalan. Daradjat dalam Rahmawati
(2001:34) mengatakan, bahwa kerpibadian yang sesungguhnya adalah
abstrak, sukar dilihat atau diketahui bekasnya dalam segala segi dan
aspek kehidupan. Misalnya, dalam tindakannya, ucapannya, cara
bergaul, berpakaian dan dalam menghadapi setiap persoalan dan
masalah, baik yang ringan maupun yang berat.
Berdasarkan hal itu pula banyak para siswa di SMA Teuku Umar
Semarang, yang menilai guru dari ucapan dan tindakannya serta dari
segi penampilannya dan cara bergaul dengan siswa.
Menurut Meikeljohn dalam Sahertian (1990:41) tidak
seorangpun yang dapat menjadi seorang guru yang sejati (mulia)
kecuali bila ia menjadikan dirinya sebagai bagian dari anak didiknya
dan berusaha untuk memahami semua anak didik dan kata-katanya.
Guru yang dapat memahami kesulitan anak didik dalam hal belajar dan
kesulitan lainnya diluar masalah belajar, yang dapat menghambat
aktifitas belajar anak didik maka guru tersebut akan disenangi anak
didiknya.
Dari pengertian diatas ternyata benar, bahwa kebanyakan siswa
di SMA Teuku Umar Semarang, suka pada guru yang benar–benar
dapat memahaminya. Selain itu mereka juga suka pada guru yang jelas
menyampaikan materi, sehingga mudah dipahami.
cxiii
Untuk lebih meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar,
maka setiap guru hartus benar-benar paham dan melaksanakan peran
dan tugas sebagai guru serta terkaitan erat dengan 10 kompetensi
dasar, yang meliputi: (1) Kemampuan menguasai bahan pelajaran yang
disajikan, (2) Mampu mengelola kelas, (3) Mampu mengelola program
belajar mengajar, (4) Mampu menggunakan media atau sumber belajar
mengajar, (5) mampu menguasai landasan-landasan kependidikan, (6)
Mampu mengelola interaksi belajar dan mengajar, (7) Mampu menilai
prestasi siswa untuk kependidikan pengajaran, (8) Mampu mengenal
fungsi program pelayanan bimbingan dan penyuluhan, (9) Mampu
mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah, (10) Mampu
memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian
pendidikan guna pengajaran Sahertian (1992 : 5).
cxiv
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A Simpulan
bagus karena bisa diajak ngobrol, guru di SMA Teuku Umar Semarang
Profil guru ideal menurut pandangan siswa di SMA Teuku Umar Semarang
selain itu juga memiliki rasa tanggung jawab, sabar, disiplin, baik hati,
Guru yang diidealkan di SMA Teuku Umar Semarang adalah guru “N”
wibawa.
Guru yang tidak diidealkan di SMA Teuku Umar Semarang ádalah bu “Ul”
cxv
Guru yang siswa idealkan di SMA Teuku Umar Semarang tidak dinilai dari
lamanya dia bekerja, tapi dinilai dari profesionalnya dan kepandaian dia
B Saran
sehingga dapat ditrima sebagai guru yang baik. Untuk mencapai itu hal-
cxvi
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah Bahri S,1997. Guru dan Siswa dalam Interaksi Belajar Mengajar.
Jakarta : Rineka Cipta.
cxvii
Sutomo dkk. 1994. Profesi Keguruan. Semarang : IKIP Semarang Press
cxviii
PERTANYAAN INSTRUMEN
1. Guru SMA Teuku Umar Semarang
Semarang ?
3. Guru Ideal
a. Siapakah guru yang paling anda anggap ideal di SMA Teuku Umar
Semarang ?
cxix
HASIL WAWANCARA
TAHUN 2004/2005
Wawancara dengan
Kelas : 2 IPS 4
J. Ida Yunita
T. Kelas ?
J. 2 IPS 4
T. Dek, penilaianmu terhadap guru di SMA Teuku Umar Semarang itu seperti
apa?
cxx
T. Siapa guru yang paling anda anggap ideal ?
J. Namanya ?
T. Ya
J. Bu Nur ( Matematika )
J. Terlalu serius kepelajaran, tidak pernah diselingi apa-apa, dan sukar dipahami.
T. Trimakasih ya dek...
Kelas : 1.1
T. Nama Siapa ?
cxxi
T. Dek, menurut pendapatmu guru di SMA Teuku Umar Semarang orangnya
seperti apa ?
J. Bagus, ada yang baik, ada yang ramah trus ada juga yang galak.
T. Ketika adek udah tahu guru-guru tersebut menurut pendapat adek profil guru
T. Guru yang paling anda anggap ideal di SMA Teuku Umar Semarang itu seperti
apa ?
T. Alasan adek?
T. Tentunya adek juga mempunyai guru yang tidak adek sukai, siapa?
T. Alasan adek ?
J. Suka marah, kalau murid gak bisa dimarahi, belum diajarkan sudah untuk
mengerjakan soal.
cxxii
T. Terus kalau diluar bagaimana (ketika proses belajar mengajar sudah selesai) ?
Kelas : 1.1
T. Ketika terjadi proses belajar dan mengajar tentunya adek sudah dapat menilai
guru di sini. Yang ingin saya tanyakan guru di SMA Teuku Umar itu seperti
apa ?
J. Kalau mengajar ada yang bisa dipahami ada juga yang kurang jelas, profesional,
J. Kalau mengajar santai tidak terlalu serius, ada humor sedikit biar tidak ngantuk
J. Tidak sombong.
banyak.
T. Guru yang anda anggap ideal di SMA Teuku Umar itu siapa ?
cxxiii
J. Bu Nur Dwi
J. Ngasih tugas nggak banyak nggak sedikit, liburan tidak dikasih tugas, kalau
T. Siapa ?
T. Alasannya ?
J. Kalau ngajar sulit dipahami, kalau ngajar tidak ada senyum senyumnya sedikit,
T. Trimakasih ya dek...
Kelas : 2 IPS 4
T. Namanya siapa ?
J. Hening
T. Kelas?
J. II IPS 4
cxxiv
T. Bagaimana penilaian adek terhadap guru di SMA Teuku Umar ?
J. Kalau menurut saya, guru di SMU Tengku Umar kalau mengajar sudah
sulit, orangnya baik-baik, walau ada juga yang galak tapi hanya sebagian saja.
J. Kalau dari segi sosial, guru tersebut jika bersama-sama anak-anak dekat,
dekatnya yaitu ketika bertemu saling bersendau gurau. Kalau dari segi
T. Maksudnya?
J. Gak suka diceramahi, tapi ada yang memberi masukan atau pendapat. Dan saya
paling suka dengan bu Umi (guru PPKn) kalau dari segi pribadinya saya suka
J. Pak Abadi, karena gurunya super sibuk, sehingga kalau sudah ngasih tugas
ditinggal lagi sehingga tidak mencerminkan guru yang seharusnya jadi guru,
karena guru tersebut tidak memberi contoh harus mengambarkan seperti apa
cxxv
J. Orangnya cuek, sebab jika dah ngasih tugas dikumpulkan kemudian beberapa
T. Kalau dirapot ?
J. Minimal 7 ( mudah )
T. Kalau dalam proses belajar mengajar adik suka guru seperti apa?
J. Kalau ngasih contoh mudah, murah senyum, dekat dengan anak-anak ( supel ),
T. Kalau anda dimulai dari mana, suka dengan gurunya dulu baru mata
J. Kalau saya lihat gurunya suka, ketika mengajar sabar maka saya mulai tertarik
dengan pelajarannya.
Kelas : 1.1
J. Guru disini enak diajak ngobrol, bias untuk tempat curhat, guru disini juga suka
cxxvi
J. Kadang suka kadang tidak, suka jika disiplin didalam kelas, tapi kalau diluar
kelas tuh gimana…enaknya kalau disiplin, tegas, galak tuh didalam kelas.
Kalau diluar kelas tuh enaknya biasa-biasa saja tidak terlalu disiplin
T. Ketika dalam proses belajar-mengajar adik dapat menilai profil guru seperti apa
J. Yang memberi pelajarnnya enak, menjelaskannya juga enak, kalau dikelas tidak
T. Ketika pelajaran, kamu suka sama pelajarannya dulu atau gurunya dulu?
J. Suka pelajarannya dulu baru gurunya, Jadi kalau kita sudah suka mata
J. Yang paling saya idealkan adalah guru biologi, alasannya kalau ia menjelaskan
J. Bu Siti Khoirun
T. Kalau dilihat dari segi sosialnya ibu tersebut itu seperti apa?
cxxvii
J. Pandai bergaul karena setiap kali memberi pelajaran muridnya mudah dipahami
T. Kenapa?
J. kalau menerangkan kurang jelas, disapa tidak membalas, sombong, tidak suka
Kelas : 1.1
T. Dik disini sudah stu tahun, tentunya adik sudah bisa menilai guru di SMA
Teuku Umar?
cxxviii
T. Alasannya?
J. Ada keharmonisan antara guru dan siswa, selain itu semua guru tidak sama, ada
J. Ada yang berkata A dilain hari berkata B ( plin-plan). Dan mayoritas guru disini
J. Guru ideal itu adalah guru yang memberi materi tidak memaksa, dia itu tidak
harus hafal materi tapi ada pemahaman terhadap sesuatu, Selain itu juga dapat
J. Ada satu Bapak Ahmad M. Guru agama, karena bisa menempatkan diri, tertib.
T. Anda menilai dalam mata pelajaran, gurunya dulu yang anda sukai atau mata
pelajarannya?
cxxix
J. Pandai bergaul, sopan.
T. Dik, tentunya ada seorang guru yang tidak kamu idealkan, siapa?
J. Ada, Bu Ita( PPKn), karena dari segi mengajar kurang jelas, dan saat memberi
T. Makasih ya dik….
J. Ya
Kelas : 2 IPS 4
T. Dalam proses kegiatan belajar dan mengajar tentu anda sudah dapat
J. Baik-baik
T. Mengapa adek, bisa mengatakan guru tersebut baik, dipandang dari segi apa ?
J. Perlu
cxxx
J. Guru yang bisa mengajar murid, bagaimana caranya disiplin, bagaimana tata
cara yang baik, menerangkannya dengan santai tetapi tidak terlalu santai dan
T. Siapakah guru yang paling anda anggap ideal di SMA Teuku Umar ?
J. Bu Asri
J. Orangnya tergas, kalau ada murid yang melanggar tata tertib langsung diberi
hukuman, guru tersebut perempuan tapi bertingkah laku seperti laki-laki tegas.
T. Guru yang tidak kamu diealkan siapa / alasan apa adek tidak mengidealkan
guru tersebut ?
T. Kenapa alasannya ?
J. Sebenarnya gurunya enak tapi waktu pelajaran selalu tidak bisa mengimbangi
antara belajar dan bercanda, kalau belajar itukan harus serius tapi selalu
J. Sama-sama
cxxxi
Nama : Devi Fajar A
Kelas : 1.1
T. Dalam interaksi belajar dan mengajar di SMA Teuku Umar tentunya adik
J. Gurunya enak, ramah, kalau mengajar mudah dimengerti, bisa bergaul sama
J. Cakep, baik, mau mengerti kondisi muridnya, nggak menekan pada pelajaran
J. Gurunya enak diajak diskusi, mau membantu murid kalau ada soal-soal yang
T. Siapakah guru yang paling adek suakai di SMA Teuku Umar ini ?
J. Bu anis
T. Alasannya ?
J. Menerangkannya detail sekali, kalau diberi pertanyaan gak terlalu susah, tidak
pilih kasih.
cxxxii
J. Enak, gurunya kan jaga perpus, jadi kalau ke perpus mau bertanya bebas.
J. Nggak ada.
T. Kamu pasti pernah merasakan, tidak suka terhadap guru tersebut, siapa ?
T. Alasan adik ?
J. Terlalu mencampuri urusan orang lain, kalau ngajar Cuma dikasih soal,
T. Trimakasih ya dik...
J. Ya..
cxxxiii
cxxxiv