Anda di halaman 1dari 79

HAMBATAN-HAMBATAN YANG MEMPENGARUHI

KETEPATAN PEMILIHAN KARIER SISWA KELAS II


DI SMA NEGERI 1 KRAMAT KABUPATEN TEGAL
TAHUN PELAJARAN 2004/2005

SKRIPSI

Diajukan Dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata I


Untuk Mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Nama : Siti Jamilah

NIM : 1301401040

Jurusan : Bimbingan dan Konseling / S1

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
ABSTRAK

Siti Jamilah, 2005. Hambatan-hambatan yang Mempengaruhi Ketepatan


Pemilihan Karier Siswa Kelas II di SMA Negeri I Kramat Kabupaten Tegal
Tahun Pelajaran 2004 / 2005.
Karier merupakan suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan
dan kedudukan yang mengarah pada kehidupan dalam dunia kerja. Untuk dapat
menentukan kariernya secara tepat seseorang membutuhkan proses atau waktu
yang cukup panjang sehingga pekerjaan atau jabatan yang dipilih benar-benar
sesuai dan cocok dengan potensi-potensi dirinya. Dalam ketepatan pemilihan
karier, siswa sering mengalami hambatan baik yang berasal dari dalam diri siswa
itu sendiri maupun hambatan yang berasal dari luar diri siswa. Dengan kenyataan
tersebut penulis tertarik melakukan kajian tentang hambatan-hambatan yang
mempengaruhi ketepatan pemilihan karier siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan hambatan yang mempengaruhi ketepatan pemilihan karier
siswa. Diharapkan penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan
yang berhubungan dengan bimbingan dan konseling karier, dapat dijadikan
masukan kepada sekolah tentang hambatan yang mempengaruhi ketepatan
pemilihan karier siswa sehingga dapat membantu dalam membuat kebijakan yang
berkaitan dengan tugas-tugas guru pembimbing di sekolah dan sebagai masukan
bagi guru pembimbing untuk meningkatkan layanan bimbingan karier.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II di SMA Negeri 1
Kramat Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2004/2005 yang berjumlah 358 siswa.
Sampel diambil secara simple random sampling. Dalam pengambilan sampel
ditentukan 20% dari populasi yakni sebanyak 72 siswa. Variabel yang diteliti
dalam penelitian ini adalah hambatan yang mempengaruhi ketepatan pemilihan
karier siswa. Data diambil dengan angket. Data yang diperoleh dianalisis
menggunakan deskriptif persentase.
Hasil analisis deskriptif persentase menunjukan bahwa hambatan yang
mempengaruhi ketepatan pemilihan karier siswa di SMA Negeri 1 Kramat
Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2004/2005 ada hambatan yang termasuk
kategori tinggi dengan persentase 73,66%. Ditinjau dari faktor internal yang
bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri yang terdiri dari minat, nilai, hobi,
prestasi, keterampilan, penggunaan waktu senggang, aspirasi dan pengetahuan
sekolah atau pendidikan sambungan, pengetahuaan tentang dunia kerja,
keterbatasan fisik dan penampilan lahiriah serta masalah dan keterbatasan pribadi
termasuk kategori tinggi dengan persentase 75,1% sedangkan untuk faktor
eksternal yang terdiri dari orang tua, masyarakat, sosial ekonomi keluarga,
pergaulan teman sebaya dan keadaan sosial ekonomi budaya suatu negara atau
daerah yang termasuk dalam kategori cukup dengan persentase 65,5%.
Berkaitan dengan hasil penelitian ini penulis dapat mengajukan saran
antara lain : 1) Bagi pihak sekolah hendaknya berupaya mensukseskan program-
program bimbingan dan konseling yang diselenggarakan oleh guru pembimbing
2) Bagi guru pembimbing dapat meningkatkan pelaksanaan layanan bimbingan
karier dengan lebih meningkatkan materi layanan tentang masalah jabatan kepada
siswa serta mengadakan kunjungan ke lokasi-lokasi yang dapat menjadi obyek
pemilihan karier siswa. 3) Bagi siswa tidak berlebihan dalam pilihan kariernya
tetapi disesuaikan dengan minat, kemampuan serta potensi yang dimiliki. 4) Bagi
masyarakat dapat memberi dorongan atau masukan kepada siswa dalam memilih
pekerjaan yang ada di masyarakat yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut di
masyarakat tersebut..

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian skripsi Fakultas Ilmu

Pendidikan jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Semarang

(UNNES) pada :

Hari : Selasa
Tanggal : 6 September 2005

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Drs. Siswanto, MM Drs. Suharso, M.Pd


NIP. 130515769 NIP. 131754158

Pembimbing I Anggota Penguji

Dra. Catharina Tri Anni, M.Pd 1. Drs. Imam Tadjri, M.Pd


NIP. 131633255 NIP. 130687672

Pembimbing II 2. Dra. Catharina Tri Anni, M.Pd


NIP. 131633255

Drs. Soeparwoto 3. Drs. Soeparwoto


NIP. 130368009 NIP. 130368009

iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari

suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain

(Alam Nasyroh, 6-7)

2. Tiada Suatu kegiatan tanpa hambatan, tetapi hambatan bukan alasan untuk tidak

melakukan kegiatan seoptimal mungkin. (Penulis)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

1. Ayah dan ibuku tercinta yang selalu mendoakanku,

mendukung dan memberikan semangat untuk tetap

sabar dalam berkarier dan menjalani kehidupan

dengan baik

2. Kakak-kakakku yang selalu memotivasi aku, demi

terselesaikannya skripsi ini.

3. Mba Retno, Mas Fajar, Mas Kursin, Mba Yayan,

Teza dan Fery yang selalu menberikan dorongan

untuk tetap semangat dalam penulisan skripsi ini.

4. Teman-teman jurusan Bimbingan dan Konseling

angkatan 2001

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Hambatan-hambatan yang mempengaruhi ketepatan

pemilihan karier siswa kelas II di SMA Negeri 1 Kramat Kabupaten Tegal tahun

pelajaran 2004/2005”.

Dengan selesainya penulisan skripsi ini membawa penulis untuk lulus

tepat waktu dalam menempuh studi strata 1 di Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang, hal ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak yang sangat berguna bagi penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini,

penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Dr. A.T. Soegito, SH. MM Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi di Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Siswanto, MM Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan izin penelitian dalam rangka penyusunan

skripsi ini.

3. Drs. Soeharso, M.Pd Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberi persetujuan

penyusunan proposal skripsi ini.

4. Dra. Catharina Tri Anni, M.Pd Dosen pembimbing I yang telah membimbing

dengan sabar serta memberikan masukan dan pikirannya sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan.

v
5. Drs. Soeparwoto Dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan

untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Tim penguji dalam ujian skripsi yang telah bersedia untuk menguji skripsi.

7. Drs. Suprihartanta FP, Kepala SMA Negeri I Kramat Kabupaten Tegal yang

telah memberikan izin penelitian.

8. Guru pembimbing SMA Negeri 1 Kramat Kabupaten Tegal yang telah

membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

9. Siswa-siswa SMA Negeri 1 Kramat Kabupaten Tegal atas kesediaannya

menjadi sampel peneltian.

10. Bapak dan Ibu serta kakak-kakakku yang selalu memotivasi aku untuk terus

semangat dan pantang menyerah dalam penyusunan skripsi ini

11. Rekan-rekan mahasiswa bimbingan dan konseling angkatan 2001 Fakultas

Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah mendorong dan

memberikan dukungan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

12. Pihak-pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis hanya dapat berdoa semoga segala kebaikan yang telah diberikan

mendapat imbalan yang setimpal dari Allah SWT.

Akhirnya penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Semarang, 2005

Penulis

vi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
ABSTRAK................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Alasan Pemilihan Judul .............................................................. 1
B. Permasalahan .............................................................................. 6
C. Penegasan Judul ......................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian......................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 8
F. Sistematika Penulisan Skripsi ...................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Karier
1. Pengertian Karier .................................................................. 10
2. Jenis-jenis Karier .................................................................. 11
B. Pemilihan Karier
1. Pengertian Pemilihan Karier ................................................. 13
2. Syarat-syarat Pemilihan Karier .............................................. 15
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Pemilihan Karier 16
4. Proses Pemilihan Karier ........................................................ 24
C. Hambatan yang Mempengaruhi Ketepatan Pemilihan Karier Siswa 28

vii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 32
B. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 32
C. Variabel Penelitian ...................................................................... 34
D. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 35
E. Validitas dan Reliabilitas ............................................................ 38
F. Metode Analisis Data ................................................................. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 41
B. Pembahasan ................................................................................ 55
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .................................................................................... 63
B. Saran ........................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1. Keadaan sampel penelitian ............................................................. 34

Tabel 2. Kisi-kisi pengembangan instrumen ................................................. 37

Tabel 3. Cara penyekoran butir soal ............................................................. 38

Tabel 4. Tabel interval persentase serta kategori hambatan siswa dalam


pemilihan karier ............................................................................ 45

Tabel 5. Gambaran hambatan yang mempengaruhi ketepatan pemilihan


karier siswa pada tiap sub variabel .................................................. 46

Tabel 6. Hasil analisis deskriptif persentase faktor internal hambatan yang


mempengaruhi ketepatan pemilihan karier siswa. ........................... 47

Tabel 7. Hasil analisis deskriptif persentase faktor ekstrenal hambatan yang


mempengaruhi ketepatan pemilihan karier siswa. ........................... 52

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat ijin penelitian ................................................................................. 67

2. Surat keterangan penelitian dari SMA Negeri I Kramat ........................... 68

3. Nama-nama responden uji coba instrumen .............................................. 69

4. Nama-nama responden penelitian ............................................................ 70

5. Data hasil uji coba (try out) penelitian ..................................................... 72

6. Perhitungan validitas angket penelitian ................................................... 76

7. Perhitungan reliabilitas angket penelitian ................................................ 77

8. Kisi-kisi pengembangan instrumen penelitian ......................................... 78

9. Angket penelitian .................................................................................... 79

10. Data hasil penskoran angket penelitian .................................................... 84

11. Penentuan kriteria pada analisis deskriptif persentase ............................. 86

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Alasan Pemilihan Judul

Setiap orang memerlukan suatu pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya. Melalui pekerjaannya seseorang melayani kebutuhan masyarakat,

mendapat imbalan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dan

menumbuhkan rasa harga diri. Selain itu, jabatan atau pekerjaan yang

dipegang seseorang ikut menentukan pola kehidupannya sehari-hari dan

lingkungan pergaulan sosialnya. Gaya hidup seseorang juga dipengaruhi oleh

jabatan atau pekerjaannya sehingga pekerjaan tersebut sebagai refleksi diri

dari orang itu sendiri.

Untuk dapat menentukan kariernya secara tepat seseorang

membutuhkan proses atau waktu yang cukup panjang. Seperti yang

dikemukakan Sukardi (1994:15) karier seseorang bukanlah hanya sekedar

pekerjaan apa yang telah dijabatnya, melainkan suatu pekerjaan atau jabatan

yang benar-benar sesuai dan cocok dengan potensi-potensi diri dari orang-

orang yang menjabatnya sehingga setiap orang yang memegang pekerjaan

yang dijabatnya itu akan merasa senang untuk menjabatnya dan kemudian

mereka akan berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan prestasinya,

mengembangkan potensi dirinya, lingkungannya serta sarana dan prasarana

yang diperlukan dalam menunjang pekerjaan yang sedang dijabatnya.

1
2

Dalam perkembangan karier seseorang dipengaruhi oleh beberapa

faktor, di antaranya faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu

yang berasal dari diri individu sendiri yang meliputi inteligensi, bakat, minat,

kepribadian serta potensi-potensi lainnya. Sedangkan faktor eksternal yaitu

faktor-faktor sosial atau faktor yang berasal dari luar diri individu seperti

lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat yang juga memegang

peranan penting dalam proses perkembangan karier.

Dalam memilih pekerjaan atau karier yang akan dijabat kelak, siswa

sekolah lanjutan tingkat atas menghadapi kenyataan bahwa di masyarakat ada

demikian banyak pekerjaan. Bisa dipahami kalau melihat kenyataan tersebut

siswa menjadi bingung dari sekian banyak pekerjaan yang cocok baginya. Ada

banyak siswa yang benar-benar tidak tahu pekerjaan apa yang akan dipilihnya.

Ada juga siswa yang mempunyai pilihan karier tetapi masih ragu-ragu apakah

pekerjaan yang dipilih cocok baginya serta ada juga siswa yang lain mantap

dengan pilihan kariernya karena merasa bahwa bakat dan minatnya ada di situ.

Siswa SMA Negeri 1 Kramat Kabupaten Tegal berasal dari latar

belakang keluarga yang berbeda. Banyak siswa yang berasal dari keluarga

ekonomi menengah ke atas tetapi tidak sedikit yang berasal dari keluarga

ekonomi ke bawah. Bagi siswa yang berasal dari keluarga yang tergolong

dalam ekonomi menengah ke atas sudah tentu akan melanjutkan studi ke

jenjang yang lebih tinggi lagi dan bagi yang tergolong dalam ekonomi ke

bawah apabila tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi maka mereka

akan mencari pekerjaan yang cocok dan sesuai dengan kemampuannya. Bagi
3

yang akan melanjutkan, mereka akan mencari jurusan yang cocok dengan

minat, kemampuan serta potensi yang ada pada diri siswa tersebut.

Dalam pemilihan karier yang tepat tentunya harus disesuaikan dengan

minat dan kemampuan dari siswa itu sendiri. Selain itu ada beberapa hal yang

sangat mempengaruhi proses pemilihan karier, seperti kepribadian diri siswa,

keterampilan yang dimiliki serta pengetahuan tentang dunia kerja. Selain

dipengaruhi oleh faktor internal, faktor eksternal juga sangat mempengaruhi,

seperti faktor sosial ekonomi keluarga, orang tua juga masyarakat sekitar.

Faktor ekonomi keluarga sangat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan

karier karena dengan faktor tersebut siswa bisa menentukan apakah akan

melanjutkan studinya atau memutuskan untuk bekerja karena kurangnya biaya

untuk dapat melanjutkan pendidikannya. Selain faktor ekonomi keluarga,

dukungan dari orang tua juga sangat mempengaruhi dalam proses pemilihan

karier karena dukungan dari orang tua sangat membantu anaknya dalam

memilih karier yang diinginkan, sebaliknya sebuah pemaksaan akan berakibat

buruk bagi anak dalam memilih kariernya. Lingkungan masyarakat juga salah

satu faktor pendukung siswa berhasil dalam proses pemilihan kariernya.

Seperti yang dikemukakan Winkel (1991:536) masyarakat merupakan

lingkungan sosial budaya dimana orang muda dibesarkan, individu yang

berada di lingkungan masyarakat tidak akan lepas dari pandangan-pandangan

mereka termasuk juga dalam pemilihan karier individu yang akan memilih

jabatan yang dipandang masyarakat baik. Pihak sekolah hendaknya dapat

menginformasikan pilihan–pilihan karier yang sesuai dengan kemampuan dan

potensi yang ada pada diri siswa, hal tersebut dapat dilakukan dengan
4

memberikan layanan bimbingan karier oleh guru pembimbing secara

terprogram.

Berdasarkan observasi awal peneliti serta wawancara dengan siswa

yang sekarang duduk di bangku kelas II, diperoleh informasi bahwa banyak

permasalahan yang dialami siswa berkaitan dengan pemilihan kariernya.

Ternyata di SMA Negeri 1 Kramat Kabupaten Tegal ini dalam pilihan

kariernya siswa masih mengalami kebingungan. Siswa merasa kurang

informasi tentang karier yang dapat mereka pilih, walaupun ada jam BK tetapi

belum dilaksanakan sebagaimana mestinya, jam BK masih sering terlihat

kosong tanpa kegiatan apa pun. Kegiatan layanan bimbingan karier belum

terprogram dengan baik hanya saat-saat tertentu saja layanan tersebut

diberikan, padahal banyak siswa kelas II yang datang ke ruang BK untuk

menanyakan tentang jurusan yang akan dipilihnya di kelas III nanti, karena

apabila siswa tersebut akan melanjutkan ke perguruan tinggi tentunya akan

memilih jurusan yang sesuai dengan jurusan pada saat di SMA. Hal tersebut

akan berakibat buruk pada masa depan karier siswa termasuk dalam pemilihan

pekerjaan yang mereka inginkan apabila tidak sesuai dengan bakat dan

minatnya. Seperti yang dikemukakan Mitchell (dalam Manrihu,1992:157-158)

bahwa kebanyakan anak-anak umur 17 tahun telah membicarakan serius

kepada seseorang tentang rencana-rencananya di masa depan serta telah

memikirkan tentang jenis pekerjaan yang mereka suka kerjakan kelak. Siswa

kelas II yang rata-rata usianya 17 tahun mulai membicarakan masalah karier

yang akan dipilihnya, hal tersebut dapat dilakukan dengan guru pembimbing
5

di sekolah untuk memperoleh informasi yang lebih jelas mengenai karier yang

akan dipilihnya.

Kurangnya informasi yang berkaitan dengan pendidikan juga jabatan

atau pekerjaan yang cocok dengan kemampuan siswa juga sebagai salah satu

penghambat siswa tidak dapat mengambil keputusan kariernya secara tepat.

Siswa bingung dengan jurusan yang akan diambilnya apabila akan

melanjutkan pendidikannya serta apabila akan bekerja juga tidak tahu

pekerjaan yang cocok baginya sehingga bagi siswa yang tidak melanjutkan

banyak yang menganggur setelah siswa tersebut lulus dari bangku sekolah.

Dari hasil wawancara dengan guru pembimbing masih banyak siswa

yang merencanakan kariernya dilakukan tidak secara realistis, mereka

membuat rencana kariernya hanya didasarkan atas kemauan dan keinginannya

saja tidak disesuaikan dengan kemampuan yang dimilikinya, hal ini terlihat

dari angket penjurusan yang diberikan guru pembimbing kepada siswa kelas II

dan ternyata dalam pengisian angket tersebut siswa memilih jurusan di kelas

III tidak disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki juga tidak disesuaikan

dengan karier yang akan dipilihnya. Misalnya siswa memilih jurusan IPA

sedangkan bakatnya bukan di IPA dan setelah lulus sekolah siswa tersebut

akan meneruskan usaha orang tuanya yang memiliki usaha bahan sembako.

Kurangnya dukungan dari orang tua juga mempengaruhi proses pemilihan

karier siswa, hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang memilih jurusan

didasarkan atas keinginan orang tua saja, seperti orang tua menginginkan

anaknya setelah lulus melanjutkan keperguruan tinggi dan mengambil jurusan


6

kedokteran tetapi kemampuan anaknya bukan di bidang eksak, ia lebih mampu

di bidang sosial. Dari fenomena tersebut dapat diketahui bahwa masih banyak

siswa yang belum dapat memilih kariernya secara tepat. Selain itu untuk

siswa kelas II tidak diberikan tes penjurusan dengan alasan tidak adanya dana

untuk kegiatan tersebut sehingga untuk menentukan jurusan di kelas III hanya

didasarkan pada prestasi dan keinginan siswa. Kurangnya perhatian dari pihak

sekolah terhadap kegiatan tersebut merupakan salah satu faktor penghambat

siswa tidak dapat menentukan kariernya secara tepat sehingga siswa-siswa

tersebut perlu diberi bantuan agar dapat membuat rencana-rencana dan

mengambil keputusan secara bijaksana.

Dari latar belakang tersebut diatas, mendorong peneliti untuk

melakukan penelitian secara teliti terhadap siswa kelas II dengan judul

“hambatan-hambatan yang mempengaruhi ketepatan pemilihan karier siswa

kelas II di SMA Negeri 1 Kramat Kabupaten Tegal tahun pelajaran

2004/2005.”

B. Permasalahan

Dari latar belakang tersebut di atas yang menjadi permasalahan adalah

“bagaimana gambaran hambatan yang mempengaruhi ketepatan pemilihan

karier siswa kelas II di SMA Negeri 1 Kramat Kabupaten Tegal tahun

pelajaran 2004/2005 ?”

C. Penegasan Judul

Penegasan judul dalam skripsi ini bertujuan untuk menghindari salah

tafsir dan membatasi ruang permasalahan agar diperoleh persamaan persepsi

antara pembaca dan penulis. Adapun judul dalam skripsi ini adalah :
7

1. Hambatan

Merupakan segala sesuatu yang menghalangi tercapainya suatu tujuan.

2. Pemilihan karier

Pemilihan karier adalah suatu proses pemilihan jabatan yang dipengaruhi

oleh faktor-faktor psikologis, sosiologis, kultural geografis, pendidikan,

fisik, ekonomi dan kesempatan terbuka yang didalamnya menggambarkan

motivasi, pengetahuan mengenai masalah-masalah jabatan, pemahaman

diri, keyakinan, nilai kebutuhan, kemampuan, ketrampilan, minat, sifat

kepribadian sehingga mengarah pada pola tingkah laku tertentu selaras

dengan pengharapan masyarakat dan budayanya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa hambatan-hambatan yang mempengaruhi

ketepatan pemilihan karier siswa merupakan segala sesuatu yang menghalangi

dalam proses pemilihan jabatan bagi siswa guna mengambil keputusan yang

mengarahkan dan menetapkan pilihan kariernya yang sesuai dan memuaskan

bagi diri siswa yang tentunya selaras dengan pengharapan masyarakat dan

norma yang berlaku di lingkungan siswa itu sendiri. Dalam hal ini siswa kelas

II SMA Negeri I Kramat Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2004 / 2005.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang muncul, maka tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mendeskripsikan hambatan yang mempengaruhi ketepatan

pemilihan karier siswa kelas II di SMA Negeri 1 Kramat Kabupaten Tegal

tahun pelajaran 2004/2005.


8

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan

khususnya bimbingan dan konseling yaitu mengetahui hambatan yang

mempengaruhi ketepatan pemilihan karier siswa.

2. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini bisa bermanfaat untuk membantu guru

pembimbing dalam meningkatkan program layanan bimbingan karier.

E. Sistematika Penulisan Skripsi

Gambaran secara singkat mengenai seluruh isi skripsi adalah :

1. Bagian Pendahuluan

Bagian pendahuluan dalam skripsi ini meliputi halaman judul, pengesahan,

motto dan persembahan, abstraksi, kata pengantar, daftar isi dan daftar

lampiran.

2. Bagian Isi Skripsi

Bab I : pendahuluan

Berisi alasan pemilihan judul, perumusan masalah, penegasan istilah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II : Landasan Teori

Bagian ini berisi tinjauan pustaka yang menjelaskan tentang pengertian

karier, jenis-jenis karier, pengertian pemilihan karier, syarat-syarat

pemilihan karier, faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier,


9

proses pemilihan karier dan hambatan yang mempengaruhi ketepatan

pemilihan karier siswa.

Bab III: Metode Penelitian

Menjelaskan tentang jenis penelitian, variabel penelitian, populasi dan

sampel penelitian, metode dan alat pengumpul data, validitas dan

reliabilitas instrumen dan teknik analisis data.

Bab IV : Pembahasan

Bagian ini berisi hasil penelitian dan pembahasan.

Bab V: simpulan dan saran

Berisikan tentang simpulan hasil penelitian dan saran.

3. Pada bagian akhir skripsi berisi daftar pestaka dan lampiran-lampiran


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Karier

1. Pengertian Karier

Setiap orang pada umumnya memerlukan lapangan kerja untuk

bekerja serta berhasil dengan pekerjaan yang dijabatnya. Karier seseorang

bukanlah hanya sekedar pekerjaan apa yang telah dijabatnya, melainkan

suatu pekerjaan atau jabatan yang benar-benar sesuai dan cocok dengan

potensi-potensi diri dari orang-orang yang menjabatnya.

Karier merupakan sekuensi okupasi-okupasi di mana seseorang

ikut serta di dalamnya; beberapa orang mungkin tetap dalam okupasi yang

sama sepanjang tahap-tahap kehidupannya, sedang yang lainnya mungkin

memiliki rangkaian okupasi-okupasi yang begitu berbeda (Mohammad T.

Manrihu, 1992:31). Sedangkan menurut Donald E. Super (dalam Dewa K.

Sukardi, 1994:17) karier adalah sebagai suatu rangkaian pekerjaan-

pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan yang mengarah pada kehidupan

dalam dunia kerja. Karier menurut Munandir (1996:237) bahwa

pengambilan keputusan kerja itu proses developmental dan pengambilan

keputusan menyangkut pekerjaan itu suatu proses yang panjang serta

pekerjaan itu sendiri berkembang.

Dari pengertian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan karier

sebagai suatu rangkaian pekerjaan, jabatan dan kedudukan yang mengarah

10
11

pada kehidupan dalam dunia kerja dan pengambilan keputusan

menyangkut pekerjaan tersebut merupakan suatu proses yang panjang

serta pekerjaan itu sendiri berkembang walaupun dalam pekerjaan yang

sama.

Menurut Sukardi (1994:19) dengan dipahami pengertian tentang

karier, maka diharapkan para siswa di sekolah dapat :

a. Memperoleh gambaran tentang berbagai jenis pekerjaan, jabatan atau


karier di masyarakat yang dapat dimasukinya.
b. Mengetahui tentang jenis-jenis kemampuan atau ketrampilan yang
dituntut untuk masing-masing pekerjaan, jabatan atau karier serta
latihan yang diadakan untuk mengembangkan masing-masing
kemampuan atau ketrampilan tersebut.
c. Mengetahui dan dapat menerapkan cara yang perlu ditempuh dalam
memilih pekerjaan yang cocok, memperoleh pekerjaan yang telah
dipilihnya baik dalam instansi pemerintahan atau swasta. Dibidang
kewiraswastaan maupun mendapatkan kemudahan-kemudahan untuk
memperoleh bantuan modal dan lain-lain.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan memahami pengertian

karier diharapkan kepada anak didik di sekolah akan memiliki pemahaman

tentang arti kerja, mendorong mereka untuk memasuki dunia kerja, serta

membina mereka menjadi calon-calon tenaga kerja yang produktif dan

bertanggung jawab.

2. Jenis-jenis Karier

Untuk dapat menentukan seseorang itu lebih berbakat dibidang

karier tertentu, maka perlu diperhatikan kepribadian dari individu tersebut

karena kepribadian seseorang akan berpengaruh terhadap penyesuaian diri

individu dalam karier yang akan dipilihnya. Berdasarkan hal tersebut

individu yang mempunyai kepribadian tertentu maka akan mencari pula

lingkungan kerja atau jenis karier yang sesuai dengan kepribadiannya


12

sehingga kepuasan kerja akan tercapai karena adanya kesesuaian antara

kepribadian dengan jenis karier yang dipilihnya.

Menurut beberapa sumber, seperti Mohammad T. Manrihu, Dewa

K. Sukardi dan WS. Winkel sesuai dengan tipe-tipe kepribadian yang ada

maka jenis-jenis karier yang berhubungan dengan hal tersebut adalah

individu yang berkepribadian realistis yaitu tipe kepribadian yang

memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan kerja yang berorientasi

kepada penerapan, jenis karier yang sesuai seperti operator mesin, sopir,

petani, tukang kayu, ahli listrik dan ahli fotografi, perancang gambar,

peralatan teknis, pengawas bangunan dan ahli survey.

Individu yang berkepribadian intelektual yaitu tipe kepribadian

yang memiliki kecenderungan untuk memilih jenis pekerjaan seperti:

fisikawan, matematikawan, ahli kimia, editor penerbitan, pekerja riset

ilmiah, penulis artikel ilmiah, ahli antropologi dan ahli biologi.

Individu yang berkepribadian sosial yaitu tipe kepribadian yang

memiliki orientasi dalam pemilihan karier pada tingkat hubungan sosial

yang dimiliki, jenis kariernya seperti: guru, pekerja sosial, konselor,

psikolog, terapis, perawat, pemuka agama, penilik sekolah dan lembaga

kesejahteraan.

Individu yang berkepribadian konvensional, tipe kepribadian ini

memiliki kecenderungan terhadap kegiatan verbal, ia menyenangi bahasa

yang tersusun baik, numerikal (angka) yang teratur, menghindari segala

situasi yang kabur, senang mengabdi, mengidentifikasi diri dengan

kekuasaan, memberi nilai yang tinggi terhadap status dan kenyataan

materi, mencapai tujuan dengan mengadaptasikan dirinya terhadap


13

ketergantungan pada atasan, jenis kariernya seperti ahli statistik, analisis

keuangan, ahli perpajakan, resepsionis, pegawai perpustakaan, pegawai

bank, kasir, pemegang buku, pengkaji anggaran biaya dan penaksir biaya.

Individu yang berkepribadian usaha, tipe kepribadian ini memiliki

ciri khas di dalam menggunakan ketrampilan berbicara dalam situasi

dimana ada kesempatan untuk menguasai orang lain atau mempengaruhi

orang lain, jenis kariernya seperti pedagang, manajer, promotor

pertandingan olahraga, pengusaha, konsultan, hubungan industri.

Individu yang berkepribadian artistik yaitu tipe kepribadian yang

memiliki kecenderungan berhubungan dengan orang lain secara tidak

langsung, bersifat tidak sosial, sukar menyesuaikan diri dan berorientasi

pada kesenian, jenis kariernya seperti pelukis, pengarang, aktris / aktor,

pemahat, ahli musik, ahli kartun dan penyair.

Dari berbagai macam jenis pekerjaan dalam masyarakat seperti

yang telah disebutkan di atas, maka perlu adanya penyesuaian kepribadian

dengan jenis pekerjaan yang dipilih. Dengan adanya kesesuaian tersebut

maka kepuasan dalam bekerja pun akan tercapai. Jenis-jenis karier tersebut

akan memunculkan pilihan-pilihan karier dalam masyarakat khususnya

bagi siswa atau peserta didik.

B. Pemilihan Karier

1. Pengertian Pemilihan Karier

Setiap manusia memiliki hak untuk dapat mengecap pendidikan

yang setinggi-tingginya dalam usaha untuk mempersiapkan dirinya agar

mampu mencapai taraf dan kualitas hidup yang diharapkan. Melalui


14

pendidikan, peserta didik memperoleh berbagai macam pengetahuan,

ketrampilan dan sikap yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan untuk saat

ini dan masa depan.

Bekal keahlian yang diperoleh siswa dalam pendidikan akan

membantu siswa dalam memilih, menetapkan dan mempersiapkan diri

untuk memasuki dunia kerja yang sesuai dengan tuntutan hidup, cita-cita

dan nilai-nilai hidup yang dianutnya setelah tamat sekolah.

Beberapa teori yang mengemukakan tentang pengertian dari

pemilihan karier.

Menurut Winkel (1991:512) pemilihan karier merupakan suatu


proses pemilihan jabatan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis,
sosiologis, kultural geografis, pendidikan, fisik ekonomis dan kesempatan
yang terbuka yang bersama-sama membentuk jabatan seseorang, dimana
seseorang tadi memperoleh sejumlah keyakinan, nilai kebutuhan,
kemampuan, ketrampilan minat, sifat kepribadian, pemahaman dan
pengetahuan yang semuanya berkaitan dengan jabatan yang dipangkunya.

Proses pemilihan karier bersifat sangat kompleks karena

merupakan penggabungan dari berbagai faktor serta adanya perubahan

dalam perkembangan karier itu sendiri yang merupakan penting dalam

perencanaan hidup.

BR Forer (dalam Sukardi,1993:5) menyatakan bahwa pemilihan


setiap jabatan adalah suatu tindakan ekpresif yang memantulkan motivasi,
pengetahuan, kepribadian dan kemampuan orang seorang. Jabatan-jabatan
menggambarkan suatu pandangan hidup, suatu lingkungan daripada
menetapkan fungsi-fungsi atau ketrampilan kerja secara terpisah.

Dalam beberapa hal, pemilihan suatu jabatan menggambarkan

beberapa macam informasi tertentu seperti motivasi, pengetahuan

masalah-masalah jabatan, pemahaman dirinya dan wawasannya serta

kemampuan-kemampuannya.
15

Sementara Munandir (1996:86) berpendapat bahwa pemilihan


karier seseorang mengarahkannya pada pola tingkah laku tertentu selaras
dengan pengharapan masyarakat dan budayanya. Arah pilih karier
merupakan bagian dari proses perkembangan individu dimana arah pilih
karier seseorang sebagai proses yang panjang yang dipengaruhi oleh taraf
perkembangannya.

Pemilihan karier merupakan bagian dari proses perkembangan

individu yang dalam proses perkembangannya disesuaikan dengan

lingkungan masyarakat yaitu tempat individu dibesarkan.

Dari beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

pemilihan karier adalah suatu proses pemilihan jabatan yang dipengaruhi

oleh faktor-faktor psikologis, sosiologis, kultural geografis, pendidikan,

fisik, ekonomi dan kesempatan terbuka yang di dalamnya menggambarkan

motivasi, pengetahuan mengenai masalah-masalah jabatan, pemahaman

diri, keyakinan, nilai kebutuhan, kemampuan, ketrampilan, minat, sifat

kepribadian sehingga mengarah pada pola tingkah laku tertentu selaras

dengan pengharapan masyarakat dan budayanya.

2. Syarat-syarat pemilihan karier

Untuk dapat menentukan pilihan kariernya secara tepat ada

beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam mengambil keputusan

karier. Ada tiga syarat pengambilan keputusan yang baik menurut Manrihu

(1992:104), yaitu :

a. Pemeriksaan dan pengenalan nilai-nilai pribadi (the deciding self)

Pengambilan keputusan berhubungan dengan perkembangan

kepribadian dan nilai-nilai siapkan pengalaman-pengalaman kepada


16

individu-individu yang memberikan kontribusi pada kematangan

emosional, konsep diri dan orientasi nilai-nilai.

b. Pengetahuan dan penggunaan informasi yang adekuat dan relevan

(sebelum memutuskan)

Salah satu dari langkah-langkah pertama dalam pengambilan

keputusan adalah pengumpulan informasi, sediakan sumber-sumber

informasi kepada individu-individu dan bagaimana menggunakannya.

c. Pengetahuan dan penggunaan strategi untuk mengkonversikan

informasi ini ke dalam tindakan.

Individu-individu biasanya menggunakan berbagai strategi

pengambilan keputusan, berilah kemudahan menemukan strategi-

strateginya dan bagaimana meningkatkannya.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karier

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan karier meliputi

dua faktor yaitu faktor yang bersumber dari diri individu dan faktor yang

bersumber dari lingkungan dan orang lain. Kedua faktor ini sangat

berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung pada pemilihan karier

dan harus diperhatikan dalam perencanaan program bimbingan karier di

sekolah dan pemilihan karier di masa yang akan datang.

a. Faktor internal

1) Kemampuan inteligensi

Taraf inteligensi yaitu taraf kemampuan untuk mencapai prestasi-

prestasi yang di dalamnya berpikir memegang peranan

(Winkel,1991:531). Kemampuan inteligensi yang dimiliki oleh


17

individu memegang peranan yang penting sebab kemampuan

inteligensi yang dimiliki seseorang dapat dipergunakan sebagai

pertimbangan dalam memasuki suatu pekerjaan, jabatan atau karier

dan juga sebagai pelengkap dalam mempertimbangkan memasuki

suatu jenjang pendidikan tertentu.

2) Bakat

Rudi Mulyatiningsih (2004:91) bakat merupakan kemampuan yang

dibawa sejak lahir. Kemampuan itu jika diberi kesempatan untuk

berkembang melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata.

Sedangkan menurut Utami Munandar (1992:17) bakat (aptitude)

adalah kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu

dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Bakat memiliki

pengaruh dalam pemilihan karier khususnya dalam kesesuaian

bakat dengan pilihan jabatan atau karier, individu cenderung

memilih jabatan atau karier yang sesuai dengan bakatnya.

3) Minat

Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi,

perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas,

takut dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa

mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu (Dewa K.

Sukardi,1994:46). Sedangkan Munandir (1996:146) berpendapat

bahwa minat adalah kecenderungan tingkah laku umum seseorang

untuk tertarik kepada sekelompok hal tertentu.minat merupakan

daya yang mengarahkan individu untuk memanfaatkan waktu


18

luangnya dalam melaksanakan hal-hal yang paling disenangi untuk

dilakukan.

4) Sikap

Sikap ialah kecenderungan seseorang untuk bertindak atau

bertingkah laku (Rudi Mulyatiningsih, 2004:20). Dengan

pengertian lain sikap adalah merupakan suatu kecenderungan yang

relatif stabil yang dimiliki individu dalam mereaksi terhadap

dirinya sendiri, orang lain atau situasi tertentu. Dalam memutuskan

pilihan karier individu akan bersikap atau bertindak sesuai dengan

keadaan atau situasi yang dihadapinya. Sikap individu berbeda-

beda dalam menghadapi situasi tertentu sehingga dalam pemilihan

kariernya individu akan bereaksi sesuai sikapnya sendiri.

5) Kepribadian

Kepribadian diartikan sebagai suatu organisasi yang dinamis di

dalam individu dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan

penyesuaian-penyesuaian yang unik terhadap lingkungannya.

Seperti yang dikemukakan Monks (1998:3) kepribadian merupakan

kesatuan sifat yang khas yang menandai pribadi tertentu.

Kepribadian seseorang sangat berpengaruh terhadap ketepatan

pemilihan karier karena seseorang yang mengetahui ciri-ciri

kepribadiannya akan memilih kariernya yang sesuai dengan

kepribadian orang itu sendiri. Seseorang yang mempunyai

kepribadian yang kuat, besar kemungkinan ia tidak akan


19

mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

pada umumnya dan khususnya dengan lingkungan pekerjaannya.

6) Nilai

Nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi

kemanusiaan (Dewa K. Sukardi,1994:47). Di mana nilai bagi

manusia di pergunakan sebagai suatu patokan dalam melakukan

tindakan. Menurut Winkel (1991:531) nilai-nilai kehidupan adalah

ideal-ideal yang dikejar seseorang dimana-mana dan kapanpun

juga. Nilai yang dianut individu berbeda dan ini berpengaruh pada

pemilihan karier, dimana individu aakan menyesuaikan jabatan

yang dipilihnya sesuai dengan nilai yang dianutnya.

7) Hobi atau Kegemaran

Hobi adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan individu karena

kegiatan tersebut merupakan kegemarannya atau kesenangannya.

Individu dalam memilih karier atau jabatan akan disesuaikan

dengan hobi yang dimilikinya.

8) Prestasi

Prestasi merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan (Utami

Munandar, 1992:19) prestasi yang sangat menonjol dalam salah

satu bidang mencerminkan bakat yang unggul dalam bidang

tersebut. Penguasaan terhadap materi pelajaran dalam pendidikan

yang sedang ditekuninya oleh individu berpengaruh terhadap arah

pilih jabatan di kemudian hari. Misalnya siswa berprestasi dalam


20

pelajaran berhitung seperti matematika atau fisika, setelah lulus

melanjutkan ke perguruan tinggi mengambil jurusan matematika

atau fisika dan siswa tersebut memilih kariernya sebagai guru

matematika atau fisika.

9) Ketrampilan

Ketrampilan yang dapat pula diartikan cakap atau cekatan dalam

mengerjakan sesuatu. Dengan pengertian lain ketrampilan ialah

penguasaan individu terhadap suatu perbuatan. Dengan

ketrampilan yang dimiliki, individu akan memilih karier yang

sesuai dengan ketrampilannya atau individu yang menguasai

bidang pekerjaan tertentu cenderung memilih pekerjaan yang

sesuai dengan bidang tersebut.

10) Penggunaan waktu senggang

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa diluar jam pelajaran

di sekolah digunakan untuk menunjang hobinya atau untuk

rekreasi. Suatu bidang pekerjaan yang dipilih seseorang, biasanya

dimulai dari kegemaran atau hobi dibidang tersebut, dengan hal

tersebut individu akan memperoleh kepuasan dalam bekerja.

11) Aspirasi dan pengetahuan sekolah atau pendidikan sambungan

Aspirasi dengan pendidikan sambungan yang diinginkan yang

berkaitan dengan perwujudan cita-citanya. Setelah sisiwa tersebut

lulus dari bangku sekolah, sisiwa akan melanjutkan ke perguruan

tinggi dan mengambil jurusan yang sesuai dengan karier yang

akan dipilihnya.
21

12) Pengalaman kerja

Pengalaman kerja yang pernah dialami siswa pada waktu duduk di

sekolah atau di luar sekolah. Ada beberapa siswa selain bersekolah

ia juga bekerja, seperti orang tua siswa yang memiliki usaha toko

yang menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari dan setiap hari

setelah pulang sekolah ia membantu orang tuanya di toko dan hal

tersebut sudah menjadi pekerjaan rutin setiap hari bagi siswa

tersebut. Dari pengalaman kerja tersebut akan menjadi bahan

pertimbangan bagi siswa dalam memilih kariernya nanti.

13) Pengetahuan tentang dunia kerja

Pengetahuan yang sementara ini dimiliki anak, termasuk dunia

kerja, persyaratan, kualifikasi, jabatan struktural, promosi jabatan,

gaji yang diterima, hak dan kewajiban, tempat kerjaan itu berada.

14) Kemampuan dan keterbatasan fisik dan penampilan lahiriah

Kemampuan fisik misalnya bentuk badan yang kekar, tinggi,

kurus, pendek dan cebol. Keterbatasan fisik akan mempengaruhi

dalam proses pemilihan karier seseorang, seperti orang yang

memiliki bentuk badan pendek dan cebol sedangkan orang tersebut

ingin memilih kariernya dibidang kepolisian, tentunya bentuk

badan tersebut sangat mempengaruhi keputusan karier yang

dipilihnya karena dikepolisian seperti yang sudah kita ketahui

haruslah orang yang memiliki bentuk badan yang tinggi. Sehingga

orang tersebut harus mempertimbangkan lagi keputusan karier

yang diambilnya.
22

15) Masalah dan keterbatasan pribadi

Masalah atau problema dari aspek diri sendiri ialah selalu ada

kecenderungan yang bertentangan apabila menghadapi masalah

tertentu sehingga mereka merasa tidak senang, benci, khawatir,

takut, pasrah dan bingung apa yang harus dikerjakan. Sedangkan

keterbatasan pribadi seperti mudah meledak emosinya, cepat

marah, mudah diasut, dapat mengendalikan diri, mau menang

sendiri dan lain sebagainya. Dalam suatu pekerjaan yang

berhubungan dengan banyak orang, individu harus dapat

mengendalikan diri apabila menghadapi sesuatu yang tidak sesuai

dengan hatinya. Apabila individu bersikap mau menang sendiri

maka kenyamanan dalam bekerja tidak akan tercapai karena

individu akan banyak mendapat gunjingan dari rekan kerja yang

lain.

b. Faktor eksternal

Di samping faktor yang ada pada diri individu, faktor luar juga

memiliki pola kecenderungan yang berpengaruh terhadap pola jabatan,

yaitu :

1) Orang tua

Dukungan positif dari orang tua sangat membantu anaknya dalam

memilih karier yang diinginkan. Sebaliknya sebuah pemaksaan akan

berakibat buruk bagi anak dalam memilih jabatan.


23

2) Masyarakat

Winkel (1991:536) masyarakat merupakan lingkungan sosial budaya

dimana orang muda dibesarkan. Individu yang berada di lingkungan

masyarakat tidak akan lepas dari pandangan-pandangan mereka,

termasuk juga dalam pemilihan karier individu akan memilih jabatan

yang dipandang masyarakat baik.

3) Sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi keluarga berpengaruh pada pemilihan karier

mengingat persyaratan memasuki jabatan memerlukan tingkat

pendidikan tertentu dan tingkat pendidikan sangat dipengaruhi oleh

tingkat sosial ekonomi keluarga.

Menurut Winkel (1991:537) pendidikan sekolah adalah pandangan-


pandangan yang dikomunikasikan kepada anak didik oleh staf
tenaga pembimbing dan pengajar mengenai nilai-nilai yang
terkandung dalam bekerja, tinggi rendahnya status soial jabatan-
jabatan dan kecocokan jabatan untuk anak laki-laki atau perempuan.

4) Pergaulan teman sebaya

Berdasarkan teori John L. Holland pemilihan pekerjaan atau jabatan

adalah hasil dari interaksi antara faktor hereditas dengan segala

pengaruh budaya, teman bergaul, orang tua, orang dewasa yang

dianggap memiliki peranan yang penting.

Pergaulan teman sebaya yang berpengaruh terhadap arah

pilih jabatan anak, diantaranya :

a) keadaan teman-teman sebaya.

b) sifat dan sikap teman-teman sebaya

c) tujuan dan nilai-nilai dari kelompok teman sebaya.


24

5) Keadaan sosial ekonomi dan budaya suatu Negara atau daerah

Menurut Winkel (1991:536) keadaan sosial ekonomi Negara


atau daerah yaitu laju pertumbuhan ekonomi yang lambat atau
cepat, stratifikasi masyarakat dalam golongan sosial ekonomi
tinggi, tengah dan rendah serta diversifikasi masyarakat atas
kelompok-kelompok yang terbuka atau tertutup bagi anggota
kelompok lain

Suatu Negara atau daerah memiliki perbedaan dalam keadaan

sosial ekonomi dan budaya dengan Negara atau daerah yang lain.

Keadaan sosial ekonomi dan budaya tersebut mempengaruhi

masyarakatnya dalam pemilihan pekerjaan atau karier yang akan

menunjang kehidupannya baik kehidupan sekarang maupun kehidupan

di masa yang akan datang. Misalnya bagi orang muda hidup di daerah

yang masih terbelakang dan sekaligus berasal dari sosial ekonomi

rendah, sedangkan di daerah tersebut kesempatan kerja sangat terbatas

dan kurang bervariasi. Hal ini akan sangat mempengaruhi dalam proses

pemilihan karier seseorang di daerah tersebut. Sedangkan nilai budaya

menentukan suatu pekerjaan pantas untuk laki-laki atau perempuan,

suatu pekerjaan dinilai tinggi atau rendah dibandingkan dengan

pekerjaan yang lain. Jadi faktor ini sangat berpengaruh dalam pemilihan

karier siswa karena faktor tersebut akan mempengaruhi terhadap

jalannya kehidupan termasuk dalam pilihan-pilihan pendidikan serta

bidang jabatan yang akan ditekuninya.

4. Proses Pemilihan Karier

Seseorang untuk dapat menentukan pilihan kariernya secara tepat

membutuhkan waktu yang panjang agar pilihan kariernya tersebut sesuai


25

dengan apa yang diharapkan individu, sehingga dalam proses pemilihan

karier mencakup beberapa tahapan seperti yang dikemukakan Ginzberg

(dalam Munandir,1996:90) yaitu tahap fantasi, tahap tentatif, tahap

realistik, tahap eksplorasi, tahap kristalisasi dan tahap spesifikasi.

Tahap fantasi ini seorang anak akan memilih kariernya secara

sembarangan, tidak didasarkan pada kemampuannya. Biasanya dalam

tahap ini anak akan memilih pekerjaan didasarkan karena melihat

seseorang yang telah bekerja di bidang tersebut dan si anak terkesan

dengan orang tersebut. Misalnya pada waktu anak tersebut sakit dan

dirawat oleh seorang dokter yang cantik dan keibuan dan bersikap baik

pada si anak, maka anak tersebut merasa nyaman dirawat oleh dokter

tersebut. Dari hal tersebut si anak menjadi tertarik dibidang kedokteran

karena terkesan dengan sikap dokter yang telah merawatnya walaupun

sebenarnya bakatnya tidak dibidang tersebut. Jadi pilihan karier pada tahap

ini tidak didasarkan pada kenyataan yang ada tetapi didasarkan pada

ketertarikannya saja.

Pada tahap tentatif seseorang mulai berkembang dalam pilihan

kariernya. Apabila awalnya pertimbangan karier hanya didasarkan pada

ketertarikan saja tidak mempertimbangkan hal lainnya yang juga

mempengaruhi, maka dalam tahap ini hal tersebut dipertimbangkan. Anak

mulai menyadari bahwa minatnya berubah-ubah dan mulai memikirkan

sebenarnya karier apa yang cocok untuk dirinya sesuai dengan

kemampuannya.
26

Tahap realistik ini anak melakukan perkembangan lagi, yaitu

dengan memberikan penilaian terhadap karier yang akan dipilihnya.

Penilaian tersebut berasal dari pengalaman atau pengetahuannya tentang

karier yang dipilihnya. Penilaian tersebut dijadikan pertimbangan untuk

memasuki pekerjaan atau untuk menentukan jurusan yang dipilihnya di

perguruan tinggi apabila anak tersebut memutuskan untuk melanjutkan

pendidikannya.

Dalam tahap eksplorasi seseorang yang telah melakukan kegiatan-

kegiatan yang berkaitan dengan pilihan kariernya akan mencapai

keberhasilan atau bisa juga mengalami kegagalan. Dari keberhasilan atau

kegagalan yang dialami akan membentuk pola pkir dari orang tersebut

tentunya akan lebih mempertimbangkan kembali karier yang telah

dipilihnya.

Tahap kristalisasi ini anak berpikir lagi dan menyadari bahwa

untuk menentukan pilihan kariernya harus mempertimbangkan faktor-

faktor yang ada yang sangat mempengaruhi dalam menentukan

keputusannya baik itu faktor yang berasal dari diri individu maupun faktor

yang berasal dari luar diri individu. Adanya faktor-faktor tersebut pada

akhirnya individu akan menentukan pilihan kariernya yang sesuai.

Tahap spesifikasi, setelah anak menentukan pilihan karier yang

menurutnya sesuai, maka dalam tahap ini pilihan pekerjaan lebih

dispesifikasikan lagi yaitu pekerjaan yang lebih khusus. Misalnya seorang

siswa bercita-cita menjadi seorang guru, setelah siswa tersebut lulus dari

bangku sekolah terus melanjutkan ke perguruan tinggi dibidang


27

pendidikan dan lebih dikhususkan lagi yaitu bidang keguruan bukan

pekerjaan lain dibidang pendidikan seperti konselor, pegawai perpustakaan

tetapi dibidang keguruan dan lebih mengkhususkan lagi sebagai guru

bidang studi seperti guru bahasa indonesia, matematika, fisika dan lain

sebagainya.

Untuk siswa SMA yang rata-rata usianya 16-18 tahun, proses

pemilihan kariernya termasuk dalam tahap tentatif. Pada tahap tentatif

mencakup usia kurang lebih 11 tahun sampai 18 tahun, jadi masa anak

bersekolah di SMP dan SMA. Siswa SMA mulai mengalami perubahan

dalam pemilihan kariernya, anak mulai menyadari tentang tuntutan-

tuntutan yang terkandung dalam suatu pekerjaan. Untuk memilih

pekerjaan anak memikirkan apakah ia berminat di bidang pekerjaan

tersebut atau tidak, anak juga memikirkan seberapa besar kemampuannya

bila berhubungan dengan pekerjaan yang menjadi pilihannya serta nilai-

nilai kehidupan juga tidak lepas menjadi pertimbangan dalam pemilihan

kariernya tersebut. Dalam tahap tentatif ini anak memadukan anatara

minat, kemampuan yang miliki serta nilai-nilai kehidupan sebagai

gambaran diri yang jelas dan menyadari akibat-akibatnya terhadap

keputusan karier yang dipilihnya.

C. Hambatan yang Mempengaruhi Ketepatan Pemilihan Karier Siswa

Untuk dapat menentukan pilihan kariernya secara tepat individu

memerlukan proses yang panjang yang dipengaruhi oleh taraf

perkembangannya. Walaupun individu bisa memutuskan karier yang akan


28

dipilihnya tetapi banyak hal yang perlu diperhatikan agar keputusannya

tersebut sesuai dengan keadaan dan kemampuan individu tersebut.

Bagi siswa-siswa sekolah lanjutan atas ternyata terdapat perbedaan-

perbedaan yang mendasar dalam kebutuhan-kebutuhan perkembangan dan

kematangan kariernya. Banyak faktor yang menyebabkan perbedaan-

perbedaan ini baik faktor dari diri siswa itu sendiri maupun faktor yang

berasal dari luar diri siswa. Faktor yang berasal dari diri siswa seperti: minat,

nilai, hobi, prestasi, ketrampilan, penggunaan waktu senggang, aspirasi dan

pengetahuan sekolah atau pendidikan sambungan, pengetahuan tentang dunia

kerja, keterbatasan fisik dan penampilan lahiriah serta masalah dan

keterbatasan pribadi. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa

seperti: faktor dukungan dari orang tua, masyarakat, sosial ekonomi keluarga

serta pergaulan teman sebaya. Faktor-faktor tersebut bisa menjadi penghambat

apabila faktor tersebut tidak bisa mendukung dalam proses perkembangan

karier siswa.

Seperti yang dikemukakan oleh Prayitno (1994:266) bahwa di dalam


masyarakat tersedia banyak kesempatan-kesempatan pendidikan,
kesempatan bekerja, kesempatan berhubungan antara satu sama lain
tetapi tidak semua individu yang sebenarnya berkepentingan dengan
kesempatan itu mengetahui dan memahaminya dengan baik.
Kekurangtahuan dan kekurangpahaman itu sering membuat mereka
kehilangan kesempatan, salah pilih atau salah arah seperti salah
sekolah, salah pilih jurusan, salah pilih pekerjaan dan tidak dapat
meraih kesempatan dengan baik sesuai dengan cita-cita, bakat dan
minatnya. Sudah tentu kejadian-kejadian ini akan sangat merugikan
tidak saja bagi individu yang bersangkutan tetapi juga bagi masyarakat
secara keseluruhan. Untuk menghindari kejadian-kejadian yang dapat
merugikan itu mereka perlu dibekali dengan informasi yang cukup
akurat.
29

Untuk mendukung ketepatan pemilihan karier siswa, sangat

dibutuhkan informasi yang akurat mengenai karier siswa. Dengan informasi

tersebut siswa dapat lebih memahami dan mengerti akan karier yang akan

dipilihnya sehingga kesalahan-kesalahan yang bisa terjadi seperti kesalahan

mengambil jurusan yang tidak sesuai dengan bakat dan minatnya tidak akan

terjadi. Apabila siswa kurang tepat dalam pemilihan kariernya, hal tersebut

sangat disayangkan sekali karena akan merugikan banyak pihak terutama

siswa itu sendiri dan juga lingkungan eksternalnya. Misalnya seorang siswa

memiliki bakat dibidang perindustrian dan di sekitar tempat tinggalnya ada

suatu usaha yang dapat dikembangkan, tetapi karena kekurangtahuan dan

tidak adanya informasi yang mengarahkan siswa tersebut maka siswa tersebut

tidak dapat mengembangkan potensi yang ada, bahkan memutuskan untuk

mengambil bidang lain yang tidak sesuai dengan bakatnya. Dengan keadaan

tersebut informasi yang tepat dan dukungan dari semua pihak yang

bersangkutan sangat diperlukan dalam ketepatan pemilihan karier siswa

karena hal tersebut sangat mempengaruhi.

Untuk menghindari adanya kekurang tepatan siswa dalam memilih

kariernya seorang guru BK harus dapat mengarahkan siswa untuk dapat

memilih karier yang sesuai. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan

bimbingan karier secara terprogram, dalam kegiatan bimbingan karier tersebut

diinformasikan juga tentang potensi-potensi yang dapat dikembangkan di

lingkungan tempat tinggal. Guru BK juga mengadakan kerjasama dengan

orang tua siswa agar dapat mengarahkan anak-anaknya dalam memilih


30

kariernya nanti, hal tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan pertemuan

antara guru BK dengan wali murid yang membahas tentang karier yang dapat

siswa pilih. Dengan keadaan tersebut siswa dapat memperoleh informasi

tentang karier tidak hanya dari pihak sekolah saja tetapi juga dari lingkungan

sekitarnya.

Pengambilan keputusan karier merupakan hal yang penting sehingga

hambatan-hambatan yang ada bisa segera di atasi baik itu hambatan yang ada

pada diri individu sendiri maupun hambatan yang berada di luar diri individu

dan siswa bisa memahami keadaan dirinya sendiri dan dapat mengambil

keputusan secara tepat. Seperti yang dikemukakan Tiedeman dan O’Hara

(dalam Manrihu.1992:102) menyatakan bahwa identitas-identitas karier

individu terbentuk oleh proses-proses pengambilan keputusan yang menjadi

sasaran pemahaman dan kehendak individu. Hal-hal tersebut merupakan

upaya untuk membantu individu menyadari semua faktor yang melekat pada

pengambilan keputusan sehingga mereka akan mampu membuat pilihan-

pilihan yang didasarkan pada pengetahuan tentang diri dan pada informasi

eksternal yang sesuai.


BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam suatu

penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian

yang dilakukan yaitu dengan teknik apa dan prosedur bagaimana suatu penelitian

dilakukan. Peneliti harus memahami dan menguasai metode penelitian agar hasil

dari penelitian tidak diragukan. Hal terpenting yang perlu diperhatikan bagi

seorang peneliti bukanlah baik dan buruknya metode yang digunakan dalam

penelitian tetapi ketepatan penggunaan metode yang harus sesuai dengan objek

penelitian dan tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu dengan penguasaan yang

mantab terhadap metode penelitian diharapkan penelitian dapat berjalan secara

baik, terarah dan sistematis.

Dalam bab ini secara berturut-turut akan dibahas metode penelitian yang

akan dilakukan yang dibatasi secara sistematis sebagai berikut :

A. Jenis penelitian

B. Populasi dan sampel penelitian

C. Variabel penelitian

D. Metode pengumpulan data

E. Validitas dan reliabilitas

F. Metode analisis data

31
32

A. Jenis Penelitian

Sesuai dengan judul pada penelitian ini yaitu "hambatan-hambatan

yang mempengaruhi ketepatan pemilihan karier siswa kelas II di SMA Negeri

1 Kramat Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2004/2005" maka penelitian ini

termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini

disajikan secara deskriptif untuk memberikan gambaran tentang hasil

penelitian yang diperoleh.

B. Populasi dan sampel penelitian

1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:108) populasi adalah

keseluruhan subyek penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (1999:55)

populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi

adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki dan sejumlah

penduduk atau individu tersebut mempunyai satu sifat yang sama (Sutrisno

Hadi, 2000:220).

Dari beberapa pengertian tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang dapat berupa

manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan dan peristiwa-peristiwa

sebagai sumber data yang memiliki karakteristik atau ciri-ciri tertentu.


33

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa

kelas II SMA Negeri 1 Kramat Kabupaten Tegal yang terdiri dari 8 kelas

dengan jumlah seluruh siswa 358 siswa. Siswa kelas II dijadikan populasi

karena siswa kelas II memiliki karakteristik yakni rata-rata pada usia yang

relatif sama dan pada kelas II ada jam BK serta siswa kelas II akan

diarahkan untuk penjurusan di kelas III yang tentunya akan menentukan

pada pilihan karier siswa tersebut setelah tamat dari bangku SMA.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Suharsimi Arikunto,2002:109) sedangkan menurut Sugiyono sampel

adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (1999:56). Hal senada juga disampaikan oleh Sudjana (1996:6)

bahwa sampel merupakan sebagian yang diambil dari populasi.

Dari beberapa pengertian tersebut di atas ditarik kesimpulan bahwa

sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti yang

menggambarkan populasinya secara keseluruhan.

Dalam pengambilan sampel ada cara-cara tertentu yang disebut

sampling. Sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel

(Sugiyono,1999:56). Adapun cara pengambilan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah simple random sampling karena pengambilan

sampelnya secara acak dan karakteristik mereka secara umum sama serta

dalam usia yang relatif sama pula. Sampel dalam penelitian ini diambil

20% dari populasi yang ada sehingga jumlahnya menjadi 72 siswa yang

akan dijadikan subjek penelitian.


34

Tabel 1
Keadaan Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah Sampel


1. II IPS 1 45 9
2. II IPS 2 45 9
3. II IPS 3 45 9
4. II IPS 4 44 9
5. II IPS 5 46 9
6. II IPS 6 45 9
7. II IPA 1 43 9
8. II IPA 2 43 9

C. Variabel Penelitian

Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati

(Sugiyono, 1999:2). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2002:94)

variabel merupakan objek penelitian yang bervariasi. Jadi variabel penelitian

merupakan segala sesuatu yang bervariasi dan menjadi objek pengamatan di

dalam penelitian.

1. Identifikasi Variabel

Dalam penelitian ini variabelnya adalah variabel tunggal yaitu

hambatan yang mempengaruhi ketepatan pemilihan karier siswa.

2. Definisi Operasional

Definisi Operasional dalam penelitian ini adalah pemilihan karier

yaitu suatu proses pemilihan jabatan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor

psikologis, sosiologis, kultural geografis, pendidikan, fisik, ekonomi dan

kesempatan terbuka yang di dalamnya menggambarkan motivasi,

pengetahuan mengenai masalah-masalah jabatan, pemahaman diri,

keyakinan, nilai kebutuhan, kemampuan, ketrampilan, minat, sifat

kepribadian sehingga mengarah pada pola tingkah laku tertentu selaras

dengan pengharapan masyarakat dan budayanya.


35

D. Metode pengumpulan data

Setiap penelitian ilmiah pengumpulan data ditujukan untuk mendapat

data dari responden. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan angket atau kuesioner. Angket

adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh

informasi dari rsponden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal

yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2002:128). Angket atau kuesioner

digunakan karena data yang diungkap berupa data faktual atau yang dianggap

fakta dan kebenaran yang diketahui oleh subjek sehingga data diperoleh data

yang tepat dan akurat serta reliabel. Dalam penelitian ini adalah data tentang

hambatan yang mempengaruhi ketepatan pemilihan karier.

Ada beberapa keuntungan menggunakan angket menurut Suharsimi

Arikunto (2002 :129) yaitu :

a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti

b. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan

menurut waktu senggang responden

d. Dapat dibuat anonim sehingga rsponden bebas jujur dan tidak malu-malu

menjawab

e. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi

pertanyaan yang benar-benar sama.


36

Selain keuntungan yang dapat di peroleh dari penggunaan angket ada

juga kelemahannya, yaitu :

a. Responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan

yang terlewati tidak dijawab, padahal sukar diulangi diberikan kembali

kepadanya

b. Seringkali sukar dicari validitasnya

c. Walaupun dibuat anonim, kadang-kadang responden dengan sengaja

memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur

d. Seringkali tidak kembali, terutama jika dikirim lewat pos

e. Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada

yang terlalu lama sehingga terlambat.

Apabila dalam penelitian tersebut angket yang digunakan banyak

kelemahannya maka diadakan cek ulang dari alat pengumpul data yang

digunakan kemudian angket atau alat pengumpul data yang telah diperbaiki

disebarkan kembali dan diambil sendiri oleh peneliti tanpa perantara orang

lain.
37

Tabel 2
Kisi-kisi pengembangan instrumen penelitian

Variabel Sub Indikator Item


Variabel (+) (-)
Hambatan- 1. Faktor a. Minat 1, 16, 32 12, 47
hambatan yang Internal b. Nilai 2 13, 35
mempengaruhi c. Hobi 4, 18 48
ketepatan d. Prestasi 6, 21 17
pemilihan e. Keterampilan 8, 36 22, 51
karier f. Penggunaan waktu 9, 23 28
senggang
g. Aspirasi dan 11, 25, 42, 52, 41
pengetahuan 30, 55
sekolah atau
pendidikan
sambungan
h. Pengetahuan 44, 15, 27 43, 26,
tentang dunia kerja 56
i. Keterbatasan fisik 31, 46, 34 54
dan penampilan
lahiriah
j. Masalah dan 49, 53, 57
keterbatasan
pribadi

2. Faktor a. Orang tua 14 3,19,45


Eksternal b. Masyarakat 20 5, 24
c. Sosial ekonomi 50 7, 38
keluarga
d. Pergaulan teman 37, 39 10, 33
sebaya
e. Keadaan suatu 29 40
negara atau daerah
38

Alternatif jawaban tersedia bagi tiap butir / item dibuat lima jawaban

dengan cara penyekoran untuk masing-masing kategori jawaban adalah sebagai

berikut

Tabel 3
Cara Penyekoran Butir Soal

No Kategori Jawaban Skor No Kategori Jawaban Skor


Positif Negatif
1. Sangat Sesuai (SS) 5 1. Sangat Sesuai (SS) 1
2. Sesuai (S) 4 2. Sesuai (S) 2
3. Kurang Sesuai (KS) 3 3. Kurang Sesuai (KS) 3
4. Tidak Sesuai (TS) 2 4. Tidak Sesuai (TS) 4
5. Sangat Tidak Sesuai 1 5. Sangat Tidak Sesuai 5
(STS) (STS)

E. Validitas dan reliabilitas

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu intrumen (Suharsimi Arikunto,

2002:144). Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur

apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang

diteliti secara tepat. Teknik uji validitas yang digunakan dalam penelitian

ini adalah uji validitas eksternal yaitu data yang dihasilkan dari instrumen

tersebut sesuai dengan data atau informasi lain yang mengenai variabel

penelitian yang dimaksud. Uji validitas pada instrumen ini dengan

menggunakan rumus korelasi product moment.

Rumus korelasi product moment :

N ∑ XY - (∑ X)(∑ Y)
rxy =
{N ∑ X 2
}{
− (∑ X) 2 N ∑ Y 2 − (∑ Y) 2 }
39

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi antara x dan y

N : jumlah subjek

X : skor item

Y : skor total

∑X : jumlah skor items

∑Y : jumlah skor total

∑X2 : jumlah kuadrat skor item

∑Y2 : jumlah kuadrat skor total

(Suharsimi Arikunto,2002 : 146)

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu instrumen yang dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah

baik (Suharsimi Arikunto, 2002:154). Instrumen dikatakan reliabel jika

instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang

bisa dipercaya.

Untuk mengetahui reliabel atau tidaknya instrumen digunakan

rumus alpha dengan alasan rumus alpha digunakan untuk mencari

reliabilitas instrumen yang skornya bukan1 dan 0, misalnya angket.

Rumus tersebut yaitu :

 k   ∑ σ 
2
r11 =   1 −
 k -1  σ t 2 
40

Keterangan:

r11 : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan

∑σ2 : jumlah varians butir

σt2 : varians total

(Suharsimi Arikunto,2002 : 171)

F. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah deskriptif

kuantitatif dengan persentase maksudnya adalah teknik yang berusaha

menggambarkan keadaan atau suatu fenomena dalam hal ini fenomena

hambatan yang mempengaruhi ketepatan pemilihan karier siswa. Sedangkan

rumus yang digunakan adalah : (Suharsimi Arikunto, 2002:216)

∑ Riil
P= X 100%
∑ Ideal

Keterangan :

P = Persentase (%)

∑ Riil = jumlah sebenarnya

∑ Ideal= Jumlah yang diharapkan


41

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Hadi, Sutrisno. 2000. Statistika Jilid 2. Yogyakarta : Andi Yogyakarta.

Manrihu, Mohammad Thayeb. 1992. Pengantar Bimbingan dan Konseling


Karier. Jakarta : Bumi Aksara.

Monks, F.J. 1998. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gadjah Mada


University Press.

Mulyatiningsih, Rudi, dkk. 2004. Bimbingan Pribadi-Sosial, Belajar dan Karier.


Jakarta : Grasindo

Munandar, Utami. 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreatifitas Anak Sekolah.


Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Munandir. 1996. Program Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta : Depdikbud


Dirjen Depti Proyek Pendidikan Akademik.

Prayitno dan Erman Amti. 1994. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.


Jakarta: Depdikbud.

Sudjana. 1996. Metode Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. 1999. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta.

Sukardi, Dewa Ketut. 1993. Psikologi Pemilihan Karier (Suatu Uraian Teoritis
Tentang Tipe Kepribadian Dan Model Lingkungan). Jakarta :
Rineka Cipta.

Sukardi, Dewa Ketut. 1994. Bimbingan Karier di Sekolah-sekolah. Jakarta :


Ghalia Indonesia.

Winkel, WS. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta :


Gramedia.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hal-hal yang sudah dilaksanakan dan

diperoleh selama penelitian di SMA Negeri 1 Kramat Kabupaten Tegal Tahun

Pelajaran 2004/2005 pada bulan Juli sampai Agustus. Laporan ini terdiri dari

persiapan penelitian, analisis data dan pembahasan hasil analisis. Langkah-

langkah penelitian secara lebih rinci dapat dibahas sebagai berikut :

A. Persiapan Penelitian

1. Proses perizinan

Pada proses perijinan yang pertama peneliti lakukan adalah

menemui guru pembimbing dan kepala sekolah untuk berkonsultasi

mengenai penelitian pada tanggal 21 Mei 2005. selanjutnya peneliti

mengajukan permohonan ijin penelitian di SMA Negeri 1 Kramat

Kabupaten Tegal dengan disertai surat keterangan penelitian dari Fakultas

Ilmu Pendidikan. Kepala sekolah merespon dengan baik dan memberikan

ijin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di SMA Negeri 1

Kramat. Kepala sekolah sangat mendukung kegiatan penelitian ini.

2. Penentuan populasi dan sampel

Setelah peneliti berkonsultasi dengan guru pembimbing maka

peneliti menentukan bahwa populasi yang akan diambil dalam penelitian

ini adalah seluruh siswa kelas II di SMA Negeri 1 Kramat Kabupaten

Tegal tahun pelajaran 2004/2005. diambilnya siswa kelas II sebagai

41
42

sampel karena siswa kelas II ada jam BK dan siswa kelas II akan memilih

jurusan di kelas III yang tentunya akan disesuaikan dengan karier yang

akan dipilihnya setelah lulus nanti. Jadi siswa kelas II dianggap paling

ideal untuk dijadikan populasi.

3. Rancangan alat pengumpul data

Dalam penelitian ini yang akan diukur oleh peneliti adalah

hambatan dengan variabel hambatan-hambatan yang mempengaruhi

ketepatan pemilihan karier siswa. Setelah ditentukan variabel utamanya

kemudian ditentukan sub variabel dan indikatornya. Ada dua komponen

yang akan diukur menggunakan angket pemilihan karier siswa yaitu faktor

internal dan faktor eksternal. Setelah berkonsultasi dengan dosen

pembimbing, maka ditentukan alat pengumpul data yang berupa angket

berjumlah 63 item.

4. Uji coba instrumen

Uji coba (try out) instrumen yaitu dengan angket pemilihan siswa

yang mengambil 20 orang responden yang berada di luar sasaran

penelitian. Adapun nama-nama responden uji coba (try out) dapat dilihat

pada lampiran (3). Uji coba dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2005 di

kelas II IPS 4 sejumlah 20 siswa (di luar sasaran penelitian).

Tujuan diadakannya uji coba instrumen adalah untuk menguji valid

atau tidaknya instrumen yang akan digunakan untuk penelitian. Setelah

angket diuji cobakan langkah selanjutnya adalah melakukan scoring,

kemudian mengadakan uji validitas dan reliabilitas. Secara berurutan


43

berikut ini akan diuraikan hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini.

a. Hasil uji validitas

Dalam uji validitas apabila rhitung > rtabel, maka instrumen

dikatakan valid dan layak digunakan dalam pengambilan data.

Sebaliknya apabila rhitung < r tabel, maka instrumen dikatakan tidak valid

dan tidak layak digunakan untuk pengambilan data.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

hambatan yang mempengaruhi ketepatan pemilihan karier siswa yang

terdiri dari 63 item. Untuk mengetahui tingkat validitas digunakan

rumus product moment. Berdasarkan analisis validitas item diketahui

bahwa ada 6 butir item yang tidak valid karena memperoleh harga

rhitung < rtabel = 0,444 untuk taraf signifikansi 5%, adapun butir soal

yang tidakvalid tersebut adalah nomor 13,16, 33, 35, 39 dan 57. item-

item yang tidak valid tersebut selanjutnya dihilangkan karena sudah

ada item-item lain yang dipandang sudah dapat mewakili dari tiap-tiap

indikator yang diungkap. Dengan demikian jumlah item yang dapat

digunakan untuk penelitian ada sebanyak 57 item, yang selanjutnya

disusun kembali penomorannya untuk mengambil data penelitian (data

lihat lampiran 6)

b. Hasil uji reliabilitas

Untuk mengetahui reliabilitas hasil “try out” digunakan rumus

alpha. Berdasarkan hasil uji coba instrumen terhadap 20 responden


44

diperoleh koefisien reliabilitas (r11) sebesar 0,944. pada taraf

signifikansi 5% dengan N = 20 diperoleh rtabel = 0,444. karena r11 >

rtabel , maka instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk

pengambilan data penelitian (data lihat lampiran 7).

B. Pelaksanaan Penelitian

Setelah peneliti yakin bahwa alat pengumpul data tentang “hambatan-

hambatan yang mempengaruhi ketepatan pemilihan karier siswa” telah

memenuhi syarat validitas dan reliabilitas atau sudah memenuhi syarat dan

sah sebagai alat pengumpul data, maka peneliti menentukan waktu penelitian

yaitu dilakukan mulai tanggal 6 Agustus 2005.

Adapun langkah-langkah penelitian yang ditempuh adalah sebagai

berikut :

1. Peneliti menyampaikan maksud serta tujuan angket pemilihan karier siswa

tersebut pada siswa yang dijadikan subyek penelitian.

2. Membagikan angket dan menjelaskan pada siswa bahwa jawaban

responden dijamin kerahasiaannya dan tidak berpengaruh pada nilai

pelajaran siswa yang bersangkutan.

3. sebelum siswa mengisi angket, terlebih dahulu dijelaskan pada mereka

cara mengisinya.

4. setelah semua siswa jelaskan kemudian alat pengumpul data dikerjakan.

Dalam penelitian ini, angket disebarkaan pada 72 siswa, sedangkan

setiap angket berisi 57 item. Jumlah responden dan hasil skor responden

terdapat pada lampiran (10).


45

Data yang peneliti perlukan dalam penelitian ini adalah :

1. Data tentang subyek penelitian. Dalam hal ini adalah tentang siswa kelas II

di SMA Negeri 1 Kramat Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2004/2005

yang dijadikan subyek penelitian (lihat lampiran 4).

2. Data tentang skor hasil penelitian hambatan-hambatan yang

mempengaruhi ketepatan pemilihan karier siswa (lihat lampiran 8).

C. Analisis Data

Setelah semua data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul,

langkah berikutnya adalah melakukan analisis data. Teknik analisis data yang

digunakan adalah kuantitatif deskriptif persentase. Metode tersebut sesuai

dengan tujuan penelitian yakni menggambarkan keadaan atau hambatan yang

terjadi dalam proses pemilihan karier siswa. Pengumpulan data yang telah

dilakukan menghasilkan gambaran ada beberapa hambatan dalam pemilihan

karier siswa. Untuk melihat gambaran hambatan yang mempengaruhi

ketepatan pemilihan karier siswa dapat dilihat dalam tabel kategori hambatan.

Tabel 4
Tabel interval persentase serta kategori hambatan siswa
dalam pemilihan karier

Interval Persentase Kriteria


84,1% - 100% Sangat Tinggi (ST)
68,1% - 84,0% Tinggi (T)
52,1% - 68,0% Cukup (C)
36,1% - 52,0% Rendah (R)
20% - 36,0% Sangat Rendah (SR)
46

Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase pada lampiran 11

diketahui bahwa pemilihan karier siswa kelas II di SMA Negeri 1 Kramat

Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2004/2005 diperoleh skor total 15116

dengan skor maksimal 20520. Dari perolehan skor tersebut setelah

dipersentasekan didapat besarnya persentase pemilihan karier siswa sebesar

73,66% dan termasuk dalam kategori tinggi. Untuk memperoleh gambaran

yang lebih jelas dari hambatan-hambatan yang mempengaruhi ketepatan

pemilihan karier siswa dapat dilihat dari tiap sub variabel yang mempengaruhi

pemilihan karier yaitu faktor internal dan faktor eksternalnya. Hasil penelitian

dapat dipaparkan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 5
Gambaran hambatan yang mempengaruhi ketepatan pemilihan
karier siswa pada tiap sub variabel

No Sub Variabel Rata-rata Persentase Kategori


1. Faktor internal 75,1 % Tinggi

2. Faktor Eksternal 65,5% Cukup

Gambaran lebih mendalam dari tiap-tiap sub variabel dapat dilihat dari

faktor-faktor yang mempengaruhi. Seperti tampak dalam tabel gambaran

hambatan yang mempengaruhi ketepatan pemilihan karier siswa dilihat dari

masing-masing indikator tiap sub variabel.


47

1. Faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal)

Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase yang tercantum

dalam lampiran 11 diperoleh besarnya hambatan yang mempengaruhi

ketepatan pemilihan karier siswa kelas II di SMA Negeri 1 Kramat

Kabupaten Tegal tahun pelajaran 2004/2005 sebesar 75,1% dan hambatan

dari faktor tersebut termasuk dalam kategori tinggi. Dari data yang

diperoleh secara keseluruhan faktor-faktor yang ada di dalam faktor

internal mengalami hambatan yang tinggi bahkan ada salah satu faktor

yang mengalami hambatan sangat tinggi. Untuk memperoleh gambaran

yang lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6
Hasil analisis deskriptif persentase faktor internal hambatan yang
mempengaruhi ketepatan pemilihan karier siswa

Skor Skor
No Indikator % Kategori
Riil Ideal
1. Minat 1575 1800 87,5 ST
2. Nilai 761 1080 70,5 T
3. Hobi 769 1080 71,2 T
4. Prestasi 820 1080 75,9 T
5. Keterampilan 1031 1440 71,6 T
6. Penggunaan waktu senggang 764 1080 70,7 T
7. Aspirasi dan pengetahuan 1959 2520 77,7 T
sekolah atau pendidikan
sambungan
8. Pengetahuan tentang dunia 1624 2160 75,2 T
kerja
9. Keterbatasan fisik dan 989 1440 68,7 T
penampilan lahiriah
10. Masalah dan keterbatasan 884 1080 81,9 T
pribadi
48

Dari tabel di atas dapat dideskripsikan dari tiap-tiap indikator pada

komponen faktor internal yang mempengaruhi ketepatan pemilihan karier.

Ternyata dari indikator tersebut hambatan yang ada dalam proses

pemilihan karier siswa termasuk kategori tinggi. Hambatan tersebut

berasal dari minat siswa dengan persentase sebesar 87,5% pada kategori

sangat tinggi, artinya bahwa siswa dalam memilih karier atau

pekerjaannya bahkan jurusan saat studi di SMA kurang

mempertimbangkan minat yang dimiliki.

Faktor lain yang juga menghambat dan termasuk pada kategori

tinggi adalah faktor nilai dengan persentase sebesar 70,5%, maknanya

bahwa siswa dalam memilih jabatan atau kariernya kurang

mempertimbangkan keyakinan atau nilai yang dianutnya bahkan siswa

kurang memperdulikan nilai yang berlaku di masyarakat.

Hobi juga sebagai salah satu faktor yang memiliki hambatan

tinggi, dengan persentase sebesar 71,2%, artinya bahwa dalam pemilihan

karier siswa kurang dapat mengembangkan hobi yang dimiliki bahkan

hobi yang digemari tersebut tidak menunjang karier yang dipilihnya.

Sedangkan faktor prestasi dengan persentase sebesar 75,9%

merupakan hambatan dalam pemilihan karier siswa yang termasuk

kategori tinggi, maknanya siswa dalam memilih karier tidak disesuaikan

dengan prestasi yang dimiliki bahkan jurusan yang diambilnya di kelas III

kurang sesuai dengan prestasi belajarnya.


49

Hambatan dengan kategori tinggi juga ada pada faktor

keterampilan dengan persentase sebesar 71,6%, artinya bahwa kurang

adanya kesesuaian antara keterampilan yang dimiliki dengan bidang

jabatan yang dipilih serta siswa kurang mengetahui jenis-jenis

keterampilan yang dapat menunjang pilihan pekerjaan atau kariernya,

bahkan keterampilan yang dimiliki kurang mendukung terhadap pekerjaan

atau karier yang dicita-citakan.

Penggunaan waktu senggang dengan persentase sebesar 70,7%

juga merupakan hambatan dengan kategori tinggi, artinya bahwa dalam

pemilihan kariernya siswa belum dapat memanfaatkan waktu senggang

yang ada bahkan waktu luang yang ada digunakan untuk kegiatan yang

kurang produktif hanya pembicaraan ringan yang cenderung tanpa tujuan

yang jelas.

Aspirasi dan pengetahuan sekolah atau pendidikan tinggi juga

merupakan hambatan pada pemilihan karier siswa dengan kategori tinggi

dengan persentase sebesar 77,7%, maknanya bahwa dalam pemilihan

karier siswa kurang memperoleh informasi tentang perguruan tinggi yang

dapat dimasuki setelah siswa tersebut tamat dari SMA. Pengetahuan

tentang syarat-syarat jenjang pendidikan yang diperlukan untuk memasuki

suatu pekerjaan bahkan informasi tentang lembaga-lembaga kursus yang

dapat menunjang karierpun juga kurang diketahui.

Hambatan lain dengan kategori tinggi juga ada pada pengetahuan

tentang dunia kerja dengan persentase sebesar 75,2%, artinya bahwa


50

dalam pemilihan karier siswa kurang mengetahui tentang jenis-jenis

pekerjaan dan syarat-syarat untuk memasukinya serta pengetahuan

tentang kewajiban yang harus dilakukan jika diterima pada suatu bidang

pekerjaan pun kurang diketahui, bahkan tujuan memilih pekerjaan hanya

didasarkan untuk mencari gaji (uang) yang banyak.

Pada keterbatasan fisik dan penampilan lahiriah juga ada

hambatan dengan persentase sebesar 68,7%, maksudnya bahwa dalam

pemilihan karier, siswa kurang memahami keterbatasan fisik yang

dimiliki sebagai prasyarat dalam pemilihan karier.

Faktor lain yang juga merupakan hambatan dengan kategori tinggi

dengan persentase 81,9% adalah masalah dan keterbatasan pribadi, artinya

bahwa dalam pemilihan karier, siswa kurang memahami sifat kepribadian

yang dimiliki terhadap jabatan atau karier yang dicita-citakan bahkan

penampilan yang ada kurang mendukung terhadap jabatan atau karier

yang dipilihnya..

Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa hambatan yang

mempengaruhi ketepatan pemilihan karier siswa dilihat dari faktor

internalnya ada hambatan yang tinggi. Walaupun dengan nilai persentase

yang bervariasi tetapi secara keseluruhan hambatannya berada pada

kategori yang tinggi. Gambaran hambatan yang mempengaruhi ketepatan

pemilihan karier siswa ditinjau dari indikator dengan persentase tertinggi

hingga terendah pada faktor internalnya dapat dilihat pada grafik di bawah

ini :
51

Grafik 1
Grafik tingkatan faktor internal
dari yang tertinggi hingga terendah

100
87.5
90 81.9
77.7 75.9
80 75.2
71.6 71.2 70.7 70.5 68.7
70
60
50
40
30
20
10
0

A B C D E F G H I J

Keterangan :

A. Minat sebesar 87,5%


B. Masalah dan keterbatasan pribadi sebesar 81,9%
C. Aspirasi dan pengetahuan sekolah atau pendidikan sambungan sebesar
77,7%
D. Prestasi sebesar 75,9%
E. Pengetahuan tentang dunia kerja sebesar 75,2%
F. Keterampilan sebesar 71,6%
G. Hobi sebesar 71,2%
H. Penggunaan waktu senggang sebesar 70,7%
I. Nilai sebesar 70,5%
J. Keterbatasan fisik dan penampilan lahiriah sebesar 68,7%

Dari grafik di atas, dapat dilihat urutan indikator faktor internal

dari yang tertinggi hingga terendah. Faktor minat berada pada posisi

tertinggi yang masuk dalam kategori sangat tinggi hambatannya serta

faktor keterbatasan fisik dan penampilan lahiriah barada pada posisi

terendah hambatannya tetapi secara keseluruhan indikator dari faktor

internal ada hambatan yang tinggi.


52

2. Faktor yang berasal dari luar diri siswa (Eksternal)

Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase yang tercantum

dalam lampiran 10 diperoleh besarnya hambatan yang mempengaruhi

ketepatan pemilihan karier siswa kelas II di SMA Negeri 1 Kramat

Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2004/2005 sebesar 65,5% dan

hambatan dari faktor tersebut dalam kategori cukup. Untuk lebih jelasnya

gambaran dari faktor eksternal pemilihan karier siswa ditinjau dari tiap-

tiap indikator dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7
Hasil analisis deskriptif persentase faktor eksternal hambatan yang
mempengaruhi ketepatan pemilihan karier siswa

Skor Skor
No Indikator % Kategori
Riil Ideal
1. Orang tua 1139 1440 79,1 Tinggi
2. Masyarakat 667 1080 61,8 Cukup
3. Sosial ekonomi keluarga 591 1080 54,7 Cukup
4. Pergaulan teman sebaya 1184 1440 82,2 Tinggi
5. Keadaan sosial ekonomi 359 720 49,9 Rendah
budaya suatu Negara atau
daerah

Berdasarkan tabel di atas dapat dideskripsikan dari tiap-tiap

indikator pada faktor eksternal pemilihan karier siswa. Dari hasil analisis

deskriptif persentase tersebut dapat dijelaskan bahwa hambatan yang ada

pada faktor eksternal adalah yang pertama dari faktor orang tua dengan

persentase sebesar 79,1% yaitu pada kategori tinggi, artinya bahwa dalam

pemilihan karier siswa orang tua kurang mendukung serta terlalu

memaksakan keinginan atau kehendaknya terhadap karier yang dipilih

anaknya bahkan siswa tidak memiliki pilihan pekerjaan atau karier karena

harus meneruskan usaha orang tuanya tersebut.


53

Faktor yang kedua adalah masyarakat dengan persentase sebesar

61,8% dan hambatan dari faktor tersebut dalam kategori cukup,

maksudnya bahwa dalam pemilihan karier siswa, masyarakat kurang

mendukung terhadap pilihan jabatan atau pekerjaan yang dipilih serta

bidang jabatan yang dipilih kurang sesuai dengan norma yang ada di

masyarakat.

Hambatan dengan kategori cukup juga ada pada faktor sosial

ekonomi keluarga dengan persentase sebesar 54,7%, artinya pada

pemilihan karier, siswa mengalami keterbatasan biaya untuk dapat

melanjutkan ke perguruan tinggi serta jabatan atau pekerjaan yang dipilih

didasarkan pada pemenuhan kebutuhan di masa yang akan datang.

Sedangkan hambatan dengan kategori tinggi ada pada pergaulan

teman sebaya dengan persentase sebesar 82,2%, artinya bahwa pada

pemilihan karier siswa kurang mendapat dukungan dari teman-teman

pergaulannya bahkan teman-teman pergaulannya tersebut sering mengejek

terhadap pekerjaan atau karier yang dipilihnya.

Adanya hambatan yang rendah terdapat pada faktor keadaan sosial

ekonomi budaya suatu Negara atau daerah dengan persentase sebesar

49,9%, artinya bahwa dalam pemilihan karier, siswa tidak merasa

kesulitan untuk menentukannya bahkan siswa lebih cenderung untuk

memilih pekerjaan yang sudah ada di daerahnya tersebut.

Dari hasil tersebut di atas dapat disimpulkan rata-rata hambatan

yang terjadi pada faktor eksternal pemilihan karier siswa mengalami

hambatan yang cukup walaupun dengan nilai persentase yang bervariasi


54

yaitu ada yang tinggi, cukup bahkan rendah hambatannya tetapi secara

keseluruhan dari faktor eksternal ada hambatan yang mempengaruhi

ketepatan pemilihan karier siswa dengan kategori cukup. Hambatan yang

ada pada faktor eksternal dilihat dari yang persentasenya tertinggi hingga

terendah tampak dalam grafik berikut :

Grafik 2
Grafik tingkatan faktor eksternal
dari yang tertinggi hingga terendah

90
82.2
79.1
80
70
61.8
60 54.7
48.9
50
40
30
20
10
0
A B C1 D E

Keterangan :

A. Pergaulan teman sebaya sebesar 82,2%


B. Orang tua sebesar 79,1%
C. Masyarakat sebesar 61,8%
D. Sosial ekonomi keluarga sebesar 54,7%
E. Keadaan sosial ekonomi budaya suatu Negara atau daerah sebesar
49,9%

Dari grafik di atas dapat lihat urutan tertinggi hingga terendah pada
faktor eksternal pemilihan karier siswa. Faktor pergaulan teman sebaya
pada posisi tertinggi dan faktor keadaan sosial ekonomi budaya suatu
Negara atau daerah pada urutan terendah. Secara keseluruhan faktor
eksternal ini merupakan suatu hambatan dengan kategori cukup.
55

D. Pembahasan

Siswa dapat memilih kariernya secara tepat apabila ada dukungan dari

faktor-faktor yang mempengaruhi tetapi apabila faktor-faktor yang

mempengaruhi tersebut tidak mendukung maka ketepatan pemilihan karier

siswa tersebut akan terhambat tidak dapat berkembang sesuai dengan yang

diharapkan

Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase menunjukkan bahwa

hambatan yang mempengaruhi ketepatan pemilihan karier siswa kelas II di

SMA Negeri 1 Kramat Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2004/2005 termasuk

dalam kategori tinggi yaitu dengan persentase 73,66%. Jika ditinjau dari

masing-masing faktor yang mempengaruhi menunjukkan bahwa faktor

internal lebih menghambat dibandingkan dengan faktor eksternal. Persentase

pemilihan karier dilihat dari faktor internalnya yaitu 75,1% dengan kategori

tinggi sedangkan dilihat dari faktor eksternalnya yaitu 65,5% dengan kategori

cukup.

Ditinjau dari hambatan yang bersumber dari dalam diri siswa di SMA

Negeri 1 Kramat Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2004/2005 menunjukan

bahwa seluruh faktor yang terdiri dari minat, nilai, hobi, prestasi,

keterampilan, penggunaan waktu senggang, aspirasi dan pengetahuan sekolah

atau pendidikan tinggi, pengetahuan tentang dunia kerja, keterbatasan fisik

dan penampilan lahiriah serta masalah dan keterbatasan pribadi seluruhnya

menghambat dalam proses pemilihan karier siswa, yang masuk dalam kategori

tinggi, bahkan untuk faktor minat masuk dalam kategori sangat tinggi
56

hambatannya. Hal ini tentunya akan sangat berpengaruh dalam proses

pemilihan karier siswa sehingga siswa tidak dapat memilih kariernya secara

tepat karena faktor dari dalam diri siswa itu sendiri tidak mendukung untuk

memilih karier yang sesuai dengan apa yang diharapkan.

Dari faktor internal siswa yang memiliki hambatan dalam kategori

tinggi disebabkan oleh beberapa hal seperti kurang berminatnya siswa

terhadap jurusan yang diambilnya di kelas III, banyaknya siswa yang setelah

lulus akan meneruskan usaha orang tua atau mengikuti pekerjaan yang telah

ditekuni orang tuanya, menyebabkan siswa tidak memiliki pilihan karier.

Kurangnya informasi yang berkaitan dengan pendidikan yang dapat dimasuki

setelah siswa tersebut lulus dari bangku sekolah juga sebagai faktor

penghambat. Walaupun siswa tersebut memiliki prestasi yang baik tetapi tidak

tahu jurusan yang sesuai dengan kemampuannya.

Minimnya pengetahuan tentang dunia kerja dan keterampilan yang

dimiliki juga menyebabkan siswa tidak mengetahui pekerjaan yang dapat

dimasuki sesuai dengan keterampilan yang dimiliki atau syarat-syarat yang

diperlukan untuk memasuki suatu pekerjaan tertentu sehingga siswa dalam

memilih kariernya hanya didasarkan pada keinginan dan kesempatan yang

ada. Selain itu siswa juga perlu memahami nilai-nilai yang ada di masyarakat

sehingga siswa mengerti bahwa karier yang dipilihnya dapat diterima di

masyarakat atau bahkan ditolak karena bertentangan dengan nilai yang ada

tetapi hal tersebut tidak dipedulikan siswa. Tentunya hal ini akan sangat

berpengaruh terhadap perkembangan karier siswa itu sendiri.


57

Pada faktor minat yang mengalami hambatan sangat tinggi dan

diketahui bahwa siswa dalam memilih karier atau pekerjaannya bahkan

jurusan saat studi di SMA kurang mempertimbangkan minat yang dimiliki

menyebabkan siswa dalam pilihan kariernya hanya didasarkan pada keinginan

pihak-pihak lain seperti orang tua, masyarakat dan teman pergaulannya serta

kesempatan yang ada yang memungkinkan siswa tersebut dapat masuk dalam

pekerjaan tersebut. Dengan keadaan tersebut sehingga siswa dalam

pelaksanaan pekerjaannya hanya didasarkan pada penyelesaian tugas saja

tidak didasarkan pada keinginan dirinya hal ini akan berdampak pada

kepuasan kerja yang akan dicapai.

Seperti yang dikemukakan Sukardi (1994 : 46) minat adalah suatu


perangkat mental yang terdiri dari kombinasi, perpaduan dan
campuran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut dan
kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu
kepada suatu pilihan tertentu.

Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut tidak didasarkan pada

minat yang dimiliki akan menyebabkan pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai

dengan apa yang diharapkan. Pekerjaan yang dilakukan hanya karena ada

suatu paksaan dari pihak lain sehingga perasaan yang timbul adalah rasa

kurang puas terhadap pekerjaan tersebut. Suatu pemaksaan akan berakibat

buruk bagi anak dalam memilih jabatannya sedangkan dukungan yang positif

akan sangat membantu dalam pemilihan karier yang diinginkan siswa

tersebut.

Dengan adanya hambatan yang tinggi pada faktor internal tersebut

berarti siswa belum mampu memilih kariernya secara tepat sehingga siswa
58

harus dapat memahami pengertian dari karier itu sendiri. Dengan memahami

pengertian karier diharapkan siswa dapat memiliki pemahaman tentang arti

kerja, mendorong mereka untuk dapat memasuki dunia kerja dengan baik serta

membina mereka menjadi calon-calon tenaga kerja yang produktif dan

bertanggung jawab seperti yang dikemukakan Sukardi (1994 : 19) dengan

dipahami pengertian tentang karier, maka diharapkan siswa di sekolah dapat :

1. Memperoleh gambaran tentang berbagai jenis pekerjaan, jabatan


atau karier di masyarakat yang dapat dimasukinya.
2. Mengetahui tentang jenis-jenis kemampuan atau keterampilan yang
dituntut untuk masing-masing pekerjaan, jabatan atau karier serta
latihan yang diadakan untuk mengembangkan masing-masing
kemampuan atau keterampilan tersebut.
3. Mengetahui dan dapat menerapkan cara yang perlu ditempuh dalam
memilih pekerjaan yang cocok, memperoleh pekerjaan yang telah
dipilihnya baik dalam instansi pemerintahan atau swasta. Di bidang
kewiraswastaan maupun mendapatkan kemudahan-kemudahan
untuk memperoleh bantuan modal dan lain-lain.

Untuk dapat menentukan kariernya secara tepat membutuhkan proses

yang panjang sehingga faktor internal yang ada bukan sebagai hambatan

tetapi sebagai suatu pendukung dalam proses pemilihan karier siswa. Agar

pemilihan karier dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan maka

diperlukan kesadaran dari diri siswa itu sendiri untuk dapat memperbaiki

sikap dan pandangannya terhadap faktor-faktor tersebut.

Selain faktor internal, faktor yang berasal dari luar diri siswa juga

cukup mengalami hambatan yaitu dengan persentase 65,5%. Faktor eksternal

yang terdiri dari orang tua, masyarakat, sosial ekonomi keluarga, pergaulan

teman sebaya dan keadaan sosial ekonomi budaya suatu Negara atau daerah

memiliki hambatan dengan nilai persentase yang bervariasi. Terjadinya


59

hambatan pada faktor eksternal disebabkan bebrapa hal seperti kurangnya

dukungan dari orang tua dan masyarakat menyebabkan siswa bingung apakah

karier yang dipilihnya dapat diterima di masyarakat atau bahkan ditolak

karena tidak sesuai dengan pengharapan masyarakat pada umumnya. Adanya

keterbatasan biaya untuk dapat melanjutkan ke perguruan tinggi juga sebagai

faktor penghambat siswa tidak dapat mewujudkan cita-citanya sehingga siswa

hanya dapat mengenyam pendidikan sampai bangku SMA. Setelah tamat dari

SMA kemudian bekerja dan yang terpenting pekerjaan tersebut menghasilkan

uang yang dapat memenuhi kebutuhan hidup beserta keluarganya. Serta

adanya pengaruh dari pergaulan teman sebaya menyebabkan karier yang akan

dipilih siswa hanya ikut-ikutan teman-temannya saja sehingga tidak

disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki.

Sedangkan salah satu faktor eksternal yang masuk dalam kategori

rendah hambatannya adalah faktor keadaan sosial ekonomi budaya suatu

Negara atau daerah, hal ini disebabkan kecenderungan siswa yang memilih

pekerjaan yang sudah ada di daerahnya sehingga tinggal mengembangkan

saja. Siswa juga sudah terbiasa dengan keadaan Negara atau daerah pada saat

sekarang, walaupun banyak kegiatan unjuk rasa baik yang dilakukan para

mahasiswa atau para karyawan suatu perusahaan hingga perkonomian Negara

yang semakin memburuk, hal tersebut tidak mempengaruhi pemilihan karier

siswa.

Menurut Winkel (1991:536) keadaan sosial ekonomi negara atau


daerah yaitu laju pertumbuhan ekonomi yang lambat atau cepat,
stratifikasi masyarakat dalam golongan sosial ekonomi tinggi, tengah
dan rendah serta diversifikasi masyarakat atas kelompok-kelompok
yang terbuka atau tertutup bagi anggota kelompok lain.
60

Dengan keadaan Negara sekarang ini masyarakat pada umumnya

sudah terbiasa dengan keadaan tersebut sehingga banyak masyarakat yang

tidak memperdulikannya dan tidak terpengaruh dengan pilihan kariernya.

Masyarakat merasa tidak kesulitan dalam menentukan kariernya karena

terbukanya lapangan pekerjaan yang ada di daerahnya dan memberikan

peluang untuk memperoleh kesuksesan.

Keberhasilan orang tua dalam menjalankan pekerjaan yang

ditekuninya akan mempengaruhi keadaan sosial ekonomi keluarga, sehingga

karier yang dipilih anak akan cenderung mengikuti pekerjaan yang telah

ditekuni oleh orang tua mengingat keberhasilan yang telah dicapai oleh orang

tua. Pekerjaan atau jabatan yang telah tersedia di suatu daerah dan

menunjukkan tingkat kesuksesan yang tinggi mempengaruhi masyarakatnya

(siswa) untuk memilih pekerjaan yang telah ada tersebut, mereka enggan

memilih pekerjaan lain yang belum tentu akan berhasil seperti pekerjaan yang

telah ada itu.

Adanya pengaruh orang tua serta kesuksesan dalam segi sosial

ekonomi akan menjadi pedoman siswa untuk memilih pekerjaan atau karier

yang ada di daerah tersebut. Seperti masyarakat yang ada di daerah Kramat

Kabupaten Tegal yang mayoritas memilih pekerjaan sebagai nelayan dan tidak

sedikit yang menunjukkan keberhasilannya dalam menekuni pekerjaan

tersebut. Hal ini pula yang menyebabkan tidak sedikit siswa yang juga

memilih pekerjaan yang sama dengan orang tuanya itu. Jadi keadaan suatu

negara atau daerah tidak akan menghambat dalam pemilihan karier siswa
61

apabila daerah tersebut dapat memberikan peluang bagi siswa untuk memilih

karier yang sudah ada di daerah itu dan dapat memberikan kesuksesan dalam

pekerjaan atau karier yang ada tersebut.

Jadi faktor eksternal walaupun dalam kategori cukup hambatannya

tetap berpengaruh terhadap pemilihan karier siswa. Berdasarkan teori John L

Holland pemilihan pekerjaan atau jabatan adalah hasil dari interaksi antara

faktor hereditas dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul, orang tua,

orang dewasa yang dianggap memiliki peranan penting. Pemilihan karier

merupakan bagian dari proses perkembangan individu yang dalam

perkembangannya disesuaikan dengan lingkungan masyarakat yaitu tempat

individu dibesarkan.

Seperti yang dikemukakan Munandir (1996:86) bahwa pemilihan


karier seseorang mengarahkannya pada pola tingkah laku tertentu
selaras dengan pengaharapan masyarakat dan budayanya, arah pilih
karier merupakan bagian dari proses perkembangan individu di mana
arah pilih karier seseorang sebagai proses yang panjang yang
dipengaruhi oleh taraf perkembangannya.

Jadi dalam pemilihan karier yang tepat diperlukan dukungan yang kuat

baik dari faktor internal siswa itu sendiri maupun dari faktor eksternalnya.

Untuk dapat menentukan pilihan kariernya tersebut perlu memperhatikan

apakah keputusannya tersebut sudah sesuai dengan yang diharapkan atau

bahkan bertentangan dengan apa yang diharapkan tersebut sehingga dalam

mengambil keputusan karier perlu memperhatikan syarat-syarat yang

diperlukan, seperti yang dikemukakan Manrihu (11992:11104) bahwa ada tiga

syarat dalam pengambilan keputusan yang baik yaitu :


62

1. Pemeriksaan dan pengenalan nilai-nilai pribadi (the deciding self)


2. Pengetahuan dan penggunaan informasi yang adekuat dan relevan
(sebelum memutuskan)
3. Pengetahuan dan penggunaan strategi untuk mengkonversikan
infomasi ini kedalam tindakan.

Apabila dalam mengambil kuputusan mempertimbangkan syarat-

syarat tersebut diharapkaan keputusan yang diambil sessuai dengan yang

diharapkan sehingga tidak terjadi penyesalan dikemudian hari, dalam hal ini

karier yang akan dipilihnya. Dalam penelitian ini, hambatan yang terjadi pada

faktor eksternal termasuk kategori cukup. Namun suatu saat hambatan itu bisa

menjadi tinggi atau bahkan tidak ada hambatan dalam pemilihan karier siswa

bergantung dari keadaan masyarakat itu sendiri sehingga hambatan yang

terjadi mengikuti situasi keadaan masyarakat pada saat itu.

Dari hasil analisis deskriptif persentase secara keseluruhan yaitu dari

faktor internal dan faktor eksternal memiliki hambatan yang tinggi. Hal ini

perlu adanya perhatian khusus, baik dari pihak sekolah maupun pihak orang

tua siswa dan masyarakat sekitar agar pemilihan karier siswa tersebut dapat

sesuai dengan yang diharapkan. Dengan pemilihan karier siswa yang tepat

akan berpengaruh terhadap kehidupan siswa tersebut di masa yang akan

datang, tetapi apabila hambatan tersebut dibiarkan terus menerus akan

berakibat buruk bagi masa depan siswa itu sendiri. Pihak-pihak yang terkait

harus bisa memberikan dukungan penuh dalam proses pemilihan karier agar

siswa dapat mengembangkan apa yang telah dicita-citakannya.


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Pemilihan karier siswa kelas II di SMA Negeri 1 Kramat Kabupaten Tegal

tahun pelajaran 2004/2005 mengalami banyak hambatan, baik hambatan

yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri (internal) juga hambatan

yang berasal dari luar diri siswa (eksternal).

2. Ditinjau dari masing-masing faktor yang mempengaruhi hambatan internal

termasuk dalam kategori tinggi. Adapun tingkatan faktor internal dari

yang tertinggi hingga terendah yang pertama adalah faktor minat,

kemudian masalah dan keterbatasan pribadi, aspirasi dan pengetahuan

sekolah atau pendidikan sambungan, prestasi, pengetahuan tentang dunia

kerja, keterampilan, hobi, penggunaan waktu senggang, nilai, dan yang

terakhir adalah keterbatasan fisik dan penampilan lahiriah. Faktor minat

memiliki hambatan yang sangat tinggi disebabkan siswa kurang berminat

terhadap jurusan yang diambilnya di kelas III yang tentunya akan

mempengaruhi dalam pilihan kariernya di masa yang akan datang serta

karier yang dipilihnya kurang sesuai dengan minat yang dimiliki.

3. Sedangkan faktor eksternal juga memiliki hambatan yang termasuk dalam

kategori cukup. Adapun tingkatan faktor ekternal dari yang tertinggi

62
63

hingga terendah adalah yang pertama pergaulan teman sebaya, orang tua,

masyarakat, sosial ekonomi keluarga, dan yang terakhir keadaan sosial

ekonomi budaya suatu Negara atau daerah. Walaupun secara keseluruhan

dari faktor eksternal memiliki hambatan yang cukup tetapi ada salah satu

faktor yang memiliki hambatan yang rendah yaitu keadaan sosial ekonomi

budaya suatu negara atau daerah yang dikarenakan kecenderungan siswa

untuk memilih pekerjaan atau karier yang sudah ada di daerahnya tersebut

sehingga siswa merasa tidak kebingungan dengan karier yang akan

dipilihnya.

B. Saran

Berdasarkan simpulan yang diperoleh, maka saran yang dapat

diberikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi pihak sekolah

- Hendaknya berupaya mensukseskan program-program bimbingan dan

konseling yang diselenggarakan oleh guru pembimbing dengan

merumuskan dan menetapkan berbagai kebijakan-kebijakan yang

memberikan prioritas utama pada guru pembimbing untuk

melaksanakan kegiatan-kegiatan bimbingan dan konseling yang telah

diprogramkan secara maksimal kepada siswa.

- Meningkatkan kualitas guru pembimbing dengan mengirim pelatihan,

penataran atau seminar bimbingan dan konseling agar pengetahuan

dan pengalamannya bertambah.


64

- Mengadakan kerjasama dengan lembaga terkait yang bergerak

dibidang karier yang dapat menjadi bahan pertimbangan siswa dalam

memilih kariernya.

2. Bagi guru pembimbing

Untuk meningkatkan pelaksanaan layanan bimbingan karier seoptimal

mungkin yakni dengan cara :

- Membuat jadwal kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan bimbingan

karier agar lebih terprogram dan dapat dijalankan sebagaimana

mestinya..

- Lebih meningkatkan materi layanan tentang masalah-masalah jabatan

kepada para siswa sehingga siswa mampu untuk mengenali bidang

pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan minat mereka masing-masing.

- Menggunakan metode field trip atau karya wisata, yakni mengadakan

kunjungan ke lokasi-lokasi yang dapat menjadi obyek pemilihan karier

siswa, sehingga dapat menumbuhkan minat serta motivasi siswa

dalam pilihan pekerjaan / kariernya tersebut, seperti perusahaan-

perusahaan milik pemerintah ataupun milik swasta.

3. Bagi Siswa

- Hendaknya dalam memilih karier tidak berlebihan tetapi disesuaikan

dengan minat, kemampuan sertaa potensi yang ada pada dirinya.

- Dapat memanfaatkan informasi yang diperoleh mengenai karier /

pekerjaan yang dapat dipilih sebagai bahan pertimbangan dalam

menentukan kariernya.
65

4. Bagi Masyarakat

- Hendaknya dapat memberi dorongan atau masukan kepada siswa

dalam memilih pekerjaan yang ada di masyarakat.

- Menjelaskan pada siswa bahwa pekerjaan yang dipilih dapat diterima

atau ditolak di masyarakat karena tidak sesuai dengan nilai-nilai yang

ada di masyarakat tersebut.


Perhitungan Derajat Persentase

Untuk memperoleh persentase di seluruh skor dapat dicari dengan rumus :


∑ Riil
P= X 100%
∑ Ideal

Keterangan :

P = Persentase (%)

∑ Riil = jumlah sebenarnya

∑ Ideal= Jumlah yang diharapkan

(Suharsimi Arikunto, 2002:216)

1. Analisis deskriptif persentase pemilihan karier siswa

Jumlah skor total = 1575 + 761 + 769 + 820 + 1031 + 764 + 1959 + 1624 +

989 + 884 + 1139 + 667 + 591 + 1184 + 359 = 15116

Jumlah skor maksimal = 72 x 57 x 5 = 20520

skor total
Persentase (%) =
skor maksimal

15116
= = 73,66 %
20520

2. Untuk menentukan kriteria adalah sebagai berikut :

Skor minimal ideal yang dicapai = Jumlah soal x nilai minimal item

= 57 x 1

= 57

Skor maksimal ideal yang dicapai = Jumlah soal x nilai maksimal item

= 57 x 5

= 285

Skor minimal ideal yang dicapai


Persentase minimal ideal = X 100%
Skor maksimal ideal yang dicapai

57
= X 100% = 20%
285
Skor maksimal ideal yang dicapai
Persentase maksimal ideal = X 100%
Skor maksimal ideal yang dicapai

285
= X 100%
285

= 100 %

Rentang kelas = Persentase maksimal – minimal

= 100% - 20% = 80%

Banyaknya kelas interval =5

Panjang kelas interval = Rentang


Banyaknya kelas
= 80 = 16
5

Tabel Kriteria

Interval Persentase Kategori

84,1 – 100 Sangat Tinggi (ST)

68,1 – 84,0 Tinggi (T)

52,1 – 68,0 Cukup (C)

36,1 – 52,0 Rendah (R)

20 – 36,0 Sangat Rendah (SR)

Anda mungkin juga menyukai