KETENAGALISTRIKAN
GAMBAR 51.
Pembangunan instalasi pembangkit listrik
POWER PLANT PLTA TANGGARI-I
merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari pembangunan secara keseluruhan,
karena kebutuhan akan tenaga listrik sejalan
dengan meningkatnya aktivitas dan
kesejahteraan penduduk. Listrik digunakan
oleh masyarakat untuk banyak hal, baik
dalam kapasitasnya sebagai kebutuhan
rumah tangga, maupun untuk usaha
perekonomian.
Sistem prasarana energi listrik di Sulawesi Utara dilayani oleh PT. PLN Wilayah VII
Sulawesi Utaratenggo yang merupakan salah satu unit kerja PT. PLN (Persero).
Pada saat ini sumber-sumber energi yang telah digunakan oleh PLN Wilayah VII di
Sulawesi Utara adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel (PLTD) dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), terdiri dari tiga buah
PLTA, empat buah PLTD, dan sebuah PLTP.
DAYA
SUMBER LOKASI DAYA MAMPU
TERPASANG
PLTA Tonsealama Minahasa Utara 14.380 kW 11,600 kW*
PLTA Tanggari I Minahasa Utara 18.000 kW 8,600 kW*
PLTA Tanggari II Minahasa Utara 19.000 kW 19,000 kW*
PLTD Manado Kota Manado 5.769 kW 3,700 kW
PLTD Bitung Kota Bitung 51.000 kW 42,400 kW
PLTD Lopana Minahasa Selatan 10.000 kW 10,000 kW
PLTP Lahendong Kota Tomohon 20,000 kW 20,000 kW
PLTD Kotamobagu Bolaang Mongondow 12.500 kW
TOTAL 150.649 kW
*) Daya dari PLTA Tonsealama, Tanggari I dan Tanggari II tergantung permukaan air Danau
Tondano.
Sumber : PT PLN (Persero) Wil. Suluttenggo, 2005.
TABEL 18. RENCANA PENAMBAHAN DAYA TERPASANG PEMBANGKIT TAHUN 2002 – 2012
SUMBERDAYA AIR
GAMBAR 55. Sumberdaya air adalah air, sumber air, dan daya air
SUNGAI POIGAR
yang terkandung di dalamnya. Air adalah semua air
yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah
permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air
permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada
di darat. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami
dan atau buatan yang terdapat pada, di atas ataupun di
bawah pemukaan tanah. Kehidupan dan kelangsungan
manusia tidak terlepas dengan air, karena air menjadi
salah satu kebutuhan pokok manusia dan dapat memberikan manfaat dalam
mewujudkan kesejahteraan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia
diperhadapkan dengan ketidakseimbangan antara ketersediaan air yang cenderung terus
menurun dan di sisi lain, kebutuhan air semakin meningkat dan di sebagian wilayah
ketersediaan air semakin langka. Sumberdaya air menjadi mutlak untuk dikelola secara
efisien dan berkelanjutan dengan sangat memperhatikan fungsi sosial, ekonomi dan
lingkungan secara seimbang. Pengelolaan
sumberdaya air yang tidak memperhatikan
faktor efisien dan keberlanjutan akan
mengurangi debit dan ketersediaan air, dan
lebih parahnya lagi dapat mengakibatkan
bencana yang ditimbulkan oleh daya rusak
air, seperti banjir, erosi dan sedimentasi
serta dapat menimbulkan penyakit-penyakit
akibat kekurangan air.
Perairan umum di Sulawesi Utara yang terdiri dari danau, sungai, rawa dan tangkapan air
lainnya diperkirakan luasnya 285 km2. Wilayah Sulawesi Utara juga mempunyai banyak
aliran sungai yang membentuk Daerah Aliran Sungai (DAS). Danau-danau besar di
Sulawesi Utara adalah Danau Tondano dan Danau Mooat.
Air oleh masyarakat Sulawesi Utara dimanfaatkan untuk minum dan kebutuhan rumah
tangga, pertanian, perikanan dan lain-lain.
Air bersih yang diperlukan oleh masyarakat Sulawesi Utara terutama didapatkan
dari mata air baik di permukaan maupu n yang digali. Penyediaan air bersih di
Sulawesi Utara dengan sistem perpipaan ditangani oleh perusahaan daerah milik
kota atau kabupaten. Penduduk yang belum terlayani sistem perpipaan
memanfaatkan mata air, sumur, sungai dan danau yang dekat permukiman.
Kota Manado ditangani oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Manado
untuk penduduk bagian Utara dan sebagian bagian Selatan, serta PDAM
Minahasa Unit Paniki untuk penduduk di Kecamatan Mapanget. Disamping itu
pula PDAM Minahasa melayani penduduk di Kabupaten Minahasa, Kota
Tomohon, Kabupaten Minahasa Selatan dan Kabupaten Minahasa Utara. Untuk
Kota Bitung ditangani oleh PDAM Kota Bitung. Untuk Kabupaten Bolaang
Mongondow, Kabupaten Kepulauan GAMBAR 57.
Sangihe dan Kabupaten Kepulauan PERSAWAHAN YANG MENGGUNAKAN
Talaud, sebagian penduduk SISTEM IRIGASI DESA DI P. KARAKELANG
Pemanfaatan air dalam jumlah yang besar juga dilakukan oleh petani terutama
yang mengelola pe rtanian lahan basah khususnya lahan sawah. Untuk lokasi
yang cukup luas para petani telah menggunakan irigasi agar distribusi air dapat
merata ke seluruh lahan persawahan. Daerah-daerah irigasi (DI) di Sulawesi
Utara yang sangat signifikan dalam pemanfaatan air karena luasnya areal
persawahan adalah DI Sangkub, DI Dumoga, DI Kotamobagu, DI Kotabunan,
wilayah Ratahan, wilayah persawahan sekitar Danau Tondano dan di wilayah
koridor Amurang – Inobonto. Beberapa tempat di pulau-pulau juga
menggunakan air dalam jaringan irigasi untuk persawahan seperti di Pulau
Karakelang Kabupaten Kepulauan Talaud. Sistem irigasi yang pergunakan
berupa irigasi teknis, semi teknis, sederhana dan irigasi desa.
T ABEL 19. L UAS P OTENSIAL P ERSAWAHAN YANG M ENGGUNAKAN I RIGASI T EKNIS ,
S EMI T EKNIS DAN S EDERHANA DI P ROP . S ULAWESI U TARA .
PRASARANA JALAN
Sektor transportasi memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan.
Sektor transportasi merupakan sektor penunjang bagi sektor-sektor Iainnya. Ketersedian
transportasi akan mampu memperlancar proses pembangunan. Sektor trasportasi dalam
proses pembangunan ekonomi, memiliki nilai foreward linkage yang tinggi, yang mampu
memacu perkembangan sektor-sektor Iainnya.
GAMBAR 59.
SALAH SATU RUAS JALAN ARTERI Salahsatu bagian dari pembangunan sektor
DI KOTA BITUNG
transportasi adalah penyediaan jalan. Jalan
merupakan komponen utama dalam transportasi
darat, disamping sarana pendukung Iainnya.
Ketersediaan jalan akan mampu memperlancar
distribusi barang dan jasa, sekaligus dapat
memperpendek rantai distribusi dari produsen di
pedesaan ke konsumen.
Prasarana jalan di Sulawesi Utara yakni berupa jalan Kabupaten, jalan Nasional maupun
jalan Provinsi. Juga di tunjang dengan adanya beberapa terminal antar kota maupun
terminal di desa – desa antar kecamatan dengan menghubungkan berbagai tempat –
tempat yang strategis maupun fasilitas umum baik berupa pasar/pusat perbelanjaan rumah
sakit maupun perkantoran dan sekolah. Untuk menunjang mobilitas pendduduk di darat
saat ini terdapat 12 buah terminal yang representatif dan tersebar di 9 Kabupaten/Kota.
JUMLAH 740.57
Sumber : Dinas Praskim Prop. Sulawesi Utara, 2005.
Nomor KEPMEN
Nama Ruas KIMPRASWIL K e t.
Sub 376/V/KPTS/2004
Urut Ruas
Ruas THN 2004
KAB. BOLAANG MONGONDOW 512.48
1 007 1 KAIYA-MAELANG 50.81
2 007 2 MAELANG-BIONTANG 56.00
3 007 3 BINTONG-ATINGGOLA 61.22
4 009 3 SINISIR-KOTAMOBAGU 18.05
5 009 K JLN. GATOT SUBROTO
(KOTAMOBAGU) 1.85
6 009 K JLN. ADAM DOLOT (KOTAMOBAGU) 1.80
7 009 K JLN. A. YANI (KOTAMOBAGU) 0.80
8 009 K JLN. DIPONEGORO (KOTAMOBAGU) 0.90
9 023 2 POIGAR-KAIYA 33.00
KAB. BOLAANG MONGONDOW 512.48
10 027 KOTAMOBAGU-DOLODUO 51.36
11 027 K JLN. KOTAMOBAGU-DOLODUO 2.00
12 039 DOLODUO-MOLIBAGU 22.95
13 045 1 MOLIBAGU-MAMALIA 22.87
14 045 2 MAMALIA – TALUDAA 57.67
15 050 3 BUYAT-MOLOBOG 41.20
16 050 4 MOLOBOG-ONGGUNE 46.00
17 050 5 ONGGUNE - PINOLOSIAN 26.00
18 050 6 PINOLOSIAN-MOLIBAGU 18.00
KABUPATEN MINAHASA 528.99
1 009 1 WOROTICAN – POOPO 37.70
2 009 2 POOPO – SINISIR 38.00
3 010 KAWANGKOAN - WOROTICAN 43.80
4 011 TOMOHON-KAWANGKOAN 19.50
5 012 MANADO-TOMOHON 25.30
6 015 KAIRAGI-AIRMADIDI 12.10
7 017 KAUDITAN-AERTEMBAGA 8.18
8 018 AIRMADIDI-KAUDITAN (BYPASS) 7.20
9 023 1 WOROTICAN-POIGAR 41.70
10 036 MANADO-TUMPAAN 41.50
11 043 MANADO-WORI 9.90
12 053 WORI-LIKUPANG 58.31
13 050 1 KEMA-RUMBIA 70.30
14 050 2 RUMBIA-BUYAT 48.00
15 070 GIRIAN-KEMA (MAKALESUNG) 24.00
16 054 LIKUPANG-BITUNG 43.50
KOTA MANADO 35.50
1 012 K JLN. SUPRAPTO (MANADO) 0.25
2 012 K JLN. SAMRATULANGI (MANADO) 6.45
3 013 K JLN. SUDIRMAN (MANADO) 2.40
4 013 K JLN. R MARTADINATA (MANADO) 1.00
5 013 K JLN. YOS SUDARSO (MANADO) 2.20
6 014 K KAIRAGI-MAPANGET 7.75
7 015 K KAIRAGI-AIRMADIDI 2.40
8 036 K JLN. A. YANI (MANADO) 1.40
9 036 K JLN. MONGINSIDI (MANADO) 4.90
10 043 K JLN. PANJAITAN MANADO 0.60
11 043 K JLN. K.S TUBUN (MANADO) 0.40
12 043 K JLN. HASANUDDIN (MANADO) 1.80
13 043 K JLN. POGIDON (MANADO) 3.95
KOTA BITUNG 11.97
1 017 K JLN. SOMPOTAN (BITUNG) 0.40
2 017 K JLN. MOH.HATTA (BITUNG) 0.97
3 017 K JLN. YOS SUDARSO (BITUNG) 1.10
4 017 K JLN. W MARAMIS (BITUNG) 1.95
5 017 K JLN. WOLTER MONGINSIDI (BITUNG) 7.55
KAB. KEPULAUAN SANGIHE 87.45
1 028 TAHUNA-NAHA 37.74
2 028 K JLN. RARAMANUSA (TAHUNA) 0.61
3 028 K JLN. APENG CENDANA (TAHUNA) 2.10
4 029 TAHUNA-ENEMAWIRA 13.26
5 029 K JLN. LARENGGANG (TAHUNA) 0.22
6 029 K JLN. MAKAAMPO (TAHUNA) 1.52
7 035 TAHUNA-TAMAKO 30.55
8 035 K JLN. TIDORE (TAHUNA) 1.45
KAB. KEPULAUAN TALAUD 91.00
1 031 BEO-RAINIS 12.00
2 056 BEO-ESANG 40.00
3 077 BEO-MELONGUANE 39.00
JUMLAH 1,267.39
Sumber : Dinas Praskim Prop. Sulawesi Utara, 2005.
Melalui berbagai langkah dan upaya pembangunan tersebut, maka saat ini Provinsi
Sulawesi Utara telah memiliki tiga buah bandara, yaitu Bandara Sam Ratulangi di
Manado, yang merupakan bandara internasional, Bandara Naha di Kabupaten Kepulauan
Sangihe dan Bandara Melonguane di Kabupaten Kepulauan Talaud, keduanya merupakan
bandara lokal. GAMBAR 66.
KANTOR BANDARA MELONGUANE
Keberadaan Bandara Sam Ratulangi
tersebut sampai tahun 2005 bukan saja
melayani kebutuhan pelayanan orang,
barang dan jasa dalam negeri, tetapi juga
telah melayani penerbangan luar negeri
dengan dua maskapai penerbangan, yaitu
melayani rute penerbangan Manado-Davao
dan Manado-Singapura. Disisi lain, untuk
penerbangan domestik jumlah maskapai
penerbangan yang melayani kebutuhan masyarakat akan transportasi udara telah
mencapai delapan maskapai atau meningkat secara signifikan jika dibandingkan dengan
tahun 2000 yang hanya lima maskapai. Kedelapan maskapai tersebut yaitu Garuda
Indonesia Airways, Merpati. Dengan 12 maskapai tersebut, maka rata-rata jumlah orang
yang keluar dan masuk di Sulawesi Utara melalui Bandara Sam Ratulangi Manado
mencapai di atas 1000 orang.
GAMBAR 67.
BANDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI
Sementara itu, jalur-jalur penerbangan domestik yang telah dibuka sampai saat ini
meliputi Manado-Jakarta, Manado-Makassar, Manado-Balikpapan, Manado-Surabaya,
Manado-Denpasar, Manado-Batam, Manado-Pekanbaru, dan penerbangan lainnya seperti
Manado-Gorontalo, Manado-Tahuna, Manado-Melonguane, Manado-Ambon, Manado-
Sorong, dan Manado-Palu.
Untuk melayani kebutuhan masyarakat akan pelayaran laut, maka saat ini jumlah
pelabuhan laut di Sulawesi Utara telah mencapai 12 buah, terdiri atas Pelabuhan Laut
Bitung yang merupakan pelabuhan internasional, Pelabuhan Manado, Pelabuhan
Likupang, Pelabuhan Siau, Pelabuhan Tahuna, Pelabuhan Lirung, Pelabuhan Melonguane,
Pelabuhan Mangarang, Pelabuhan
GAMBAR 68.
Kawaluso, Pelabuhan Karatung, Pelabuhan
KAWASAN PELABUHAN BITUNG
Marore dan Pelabuhan Miangas. Disamping
itu pula, terdapat empat buah pelabuhan
ferry.
PARIWISATA
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara telah menempatkan sektor pariwisata sebagai
program prioritas pembangunan daerah disamping program prioritas lainnya.
Keberhasilan Sektor Pariwisata dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain Distribusi
Kedatangan Tamu Asing/Dalam Negeri, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) serta rata-rata
menginap tamu Asing/Dalam Negeri yang meningkat signifikan pada akhir tahun 2003
dan Pertengahan Tahun 2004. Untuk Distribusi Kedatangan Tamu Wisatawan Dalam
Negeri dapat dilihat dibawah ini :