Anda di halaman 1dari 11

BIDANG FISIK PRASARANA

Lancarnya kegiatan pembangunan di suatu wilayah sangat didukung oleh tersedianya


infrastruktur. Infrastruktur-infrastruktur tersebut berupa sarana dan prasarana yang akan
menopang kegiatan masyarakat pada semua bidang. Semakin lengkap infrastruktur
penunjang akan mempercepat jalannya proses pembangunan dan mempercepat gerak
pembangunan ekonomi di daerah terutama dalam memperkuat pembangunan sektor-
sektor unggulan dan memperkuat indutri-indutri daerah untuk lebih mampu bersaing
dipasar global, serta memacu pengembangan sektor-sektor riil.

Ketersediaan infrastruktur dasar seperti sumberdaya air, prasarana jalan, jembatan,


transportasi darat, angkutan sungai, danau dan penyeberangan, transportasi udara,
ketenagalistrikan, telekomunikasi, perumahan dan permukiman, air bersih, pengolahan
limbah, drainase, persampahan dan fasilitas-fasilitas sarana penunjang lainnya di suatu
wilayah Provinsi menjadi syarat mutlak untuk memacu pembangunan daerah dan sebagai
prasyarat utama untuk menarik investor melakukan bisnis didaerah.

KETENAGALISTRIKAN
GAMBAR 51.
Pembangunan instalasi pembangkit listrik
POWER PLANT PLTA TANGGARI-I
merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari pembangunan secara keseluruhan,
karena kebutuhan akan tenaga listrik sejalan
dengan meningkatnya aktivitas dan
kesejahteraan penduduk. Listrik digunakan
oleh masyarakat untuk banyak hal, baik
dalam kapasitasnya sebagai kebutuhan
rumah tangga, maupun untuk usaha
perekonomian.

Tersedianya tenaga listrik secara memadai akan menunjang percepatan pembangunan,


selanjutnya dengan adanya tenaga listrik diharapkan akan mendorong tumbuhnya suasana
kondusif bagi berbagai aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat serta mendorong pertumbuhan
dan perkembangan ekonomi.

Sistem prasarana energi listrik di Sulawesi Utara dilayani oleh PT. PLN Wilayah VII
Sulawesi Utaratenggo yang merupakan salah satu unit kerja PT. PLN (Persero).

Pada saat ini sumber-sumber energi yang telah digunakan oleh PLN Wilayah VII di
Sulawesi Utara adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel (PLTD) dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), terdiri dari tiga buah
PLTA, empat buah PLTD, dan sebuah PLTP.

TABEL 16. SUMBERDAYA LISTRIK DI SULAWESI UTARA

DAYA
SUMBER LOKASI DAYA MAMPU
TERPASANG
PLTA Tonsealama Minahasa Utara 14.380 kW 11,600 kW*
PLTA Tanggari I Minahasa Utara 18.000 kW 8,600 kW*
PLTA Tanggari II Minahasa Utara 19.000 kW 19,000 kW*
PLTD Manado Kota Manado 5.769 kW 3,700 kW
PLTD Bitung Kota Bitung 51.000 kW 42,400 kW
PLTD Lopana Minahasa Selatan 10.000 kW 10,000 kW
PLTP Lahendong Kota Tomohon 20,000 kW 20,000 kW
PLTD Kotamobagu Bolaang Mongondow 12.500 kW
TOTAL 150.649 kW
*) Daya dari PLTA Tonsealama, Tanggari I dan Tanggari II tergantung permukaan air Danau
Tondano.
Sumber : PT PLN (Persero) Wil. Suluttenggo, 2005.

GAMBAR 52. PETA SEBARAN PEMBANGKIT LISTRIK PLN DI SULAWESI UTARA

TABEL 17. POTENSI SUMBERDAYA LISTRIK DI SULAWESI UTARA

SUMBER LOKASI DAYA TERPASANG


PLTA Poigar II Modoinding, Minahasa Selatan 32 MW
PLTA Poigar III Modoinding, Minahasa Selatan 14 MW
PLTM Mokobang II Modoinding, Minahasa Selatan 1,5 MW
PLTM Ranoketang Tua Tombasian, Minahasa Selatan 1,16 MW
PLTA Sawangan Sawangan, Minahasa Utara 17 MW
PLTM Lobong Kotamobagu, Bolmong 1,6 MW
PLTM Tincep Sonder, Minahasa 3,2 MW
PLTM Kinali 1,18 MW
PLTM Tangagah Bolang Uki, Bolmong 1,14 MW
PLTP Lahendong (exp) Kasuratan, Minahasa 20 MW
PLTP Lahendong II Pangolombian, Tomohon 40 MW
PLTP Tompaso Tompaso, Minahasa 230 MW
PLTP Ambang Kotamobagu, Bolmong 285 MW
PLTU Amurang Amurang, Minahasa Selatan 110 MW
Sumber : PT PLN (Persero) Wil. Suluttenggo, 2005.

Dalam usulan pengembangan pembangkit di sistem Minahasa–Kotamobagu dititik-


beratkan pada pengembangan sumberdaya alam setempat yang ramah lingkungan
(PLTA/M dan PLTP), ketersediaan dana investasi aspek teknis (berdasarkan prakiraan
kebutuhan tenaga listrik/beban puncak yang akan datang, jenis dan kapasitas unit
pembangkit yang akan dibangun, macam penggunaan pada load duration curve dan
kriteria keandalan sistem tenaga listrik yang diinginkan), aspek ekonomis dan finansial.

TABEL 18. RENCANA PENAMBAHAN DAYA TERPASANG PEMBANGKIT TAHUN 2002 – 2012

JENIS RENCANA TAHUNAN OPERASI/TAMBAHAN DAYA TERPASANG (MW)


PEMBANGKIT 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
PLTA - - - - - 32 31 - - - -
PLTM - - - 1,6 3,2 - - - - - -
PLTP - - 20 40 - - - - 40 20 40
PLTU - - - - - - - 32,5 - - -
PLTD - 8 - - - - - - - - -
PLTG - - - - - - - - - - -
PLTG - - - 50 - - - - - - -
Sewa Gens 12 - - - - - - - - - -
Sumber : PT PLN (Persero) Wil. Suluttenggo, 2005.
SARANA POS DAN TELEKOMUNIKASI
Sarana pos dan telekomunikasi merupakan jendela menuju dunia luar. Di era globalisasi,
yang ditandai dengan tingginya arus komunikasi, ketersediaan sarana pos dan
komonikasi menjadi vital. Sejalan dengan upaya
GAMBAR 53.
untuk menjadikan Provinsi Sulawesi Utara sebagai SALAH SATU MENARA PEMANCAR
daerah tujuan investasi dan wisata, maka TELEPON SELULAR DI MINAHASA
pemerintah mengupayakan pembangunan sarana
pos dan telekomunikasi.

Secara umum pelayanan kantor pos, sudah


menjangkau sebagian besar wilayah di Provinsi
Sulawesi Utara. Hal ini dilihat dari keberadaan
kantor-kantor Pos di Provinsi Sulawesi Utara yang
telah tersebar di wilayah kabupaten/kota. Namun
dengan seiringnya perkembangan dunia telepon
dan selular yang sangat cepat, fungsi kantor pos
sudah jarang dimanfaatkan oleh masyarakat di
daerah ini, seperti untuk pengiriman berita yang
dulunya menggunakan fasilitas surat yang dikirim
lewat kantor pos sekarang masyarakat
menggunakan fasilitas yang terdapat dalam telepon
selular yang efisien dari segi waktu dan biaya.

Lambatnya pertumbuhan pembangunan sambungan tetap yang disebabkan terjadinya


pergeseran fokus bisnis penyelenggara telekomunikasi tetap ke telekomunikasi bergerak,
GAMBAR 54. menyebabkan terjadinya “leher botol” dalam
MENARA-MENARA PEMANCAR TELEPON penyediaan fasilitas telekomunikasi dan
SELULAR DI PULAU SANGIHE
ketimpangan ketersediaan infrastruktur
telekomunikasi antarwilayah perkotaan dan
pedesaan. Rendahnya penggunaan internet
oleh masyarakat disebabkan oleh tingginya
biaya penyediaan perangkat keras dan akses
internet, serta masih rendahnya tingkat literasi
computer (e-literacy) penduduk Sulawesi
Utara.

SUMBERDAYA AIR
GAMBAR 55. Sumberdaya air adalah air, sumber air, dan daya air
SUNGAI POIGAR
yang terkandung di dalamnya. Air adalah semua air
yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah
permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini air
permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada
di darat. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami
dan atau buatan yang terdapat pada, di atas ataupun di
bawah pemukaan tanah. Kehidupan dan kelangsungan
manusia tidak terlepas dengan air, karena air menjadi
salah satu kebutuhan pokok manusia dan dapat memberikan manfaat dalam
mewujudkan kesejahteraan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia
diperhadapkan dengan ketidakseimbangan antara ketersediaan air yang cenderung terus
menurun dan di sisi lain, kebutuhan air semakin meningkat dan di sebagian wilayah
ketersediaan air semakin langka. Sumberdaya air menjadi mutlak untuk dikelola secara
efisien dan berkelanjutan dengan sangat memperhatikan fungsi sosial, ekonomi dan
lingkungan secara seimbang. Pengelolaan
sumberdaya air yang tidak memperhatikan
faktor efisien dan keberlanjutan akan
mengurangi debit dan ketersediaan air, dan
lebih parahnya lagi dapat mengakibatkan
bencana yang ditimbulkan oleh daya rusak
air, seperti banjir, erosi dan sedimentasi
serta dapat menimbulkan penyakit-penyakit
akibat kekurangan air.

Perairan umum di Sulawesi Utara yang terdiri dari danau, sungai, rawa dan tangkapan air
lainnya diperkirakan luasnya 285 km2. Wilayah Sulawesi Utara juga mempunyai banyak
aliran sungai yang membentuk Daerah Aliran Sungai (DAS). Danau-danau besar di
Sulawesi Utara adalah Danau Tondano dan Danau Mooat.

Air oleh masyarakat Sulawesi Utara dimanfaatkan untuk minum dan kebutuhan rumah
tangga, pertanian, perikanan dan lain-lain.

Air bersih yang diperlukan oleh masyarakat Sulawesi Utara terutama didapatkan
dari mata air baik di permukaan maupu n yang digali. Penyediaan air bersih di
Sulawesi Utara dengan sistem perpipaan ditangani oleh perusahaan daerah milik
kota atau kabupaten. Penduduk yang belum terlayani sistem perpipaan
memanfaatkan mata air, sumur, sungai dan danau yang dekat permukiman.
Kota Manado ditangani oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Manado
untuk penduduk bagian Utara dan sebagian bagian Selatan, serta PDAM
Minahasa Unit Paniki untuk penduduk di Kecamatan Mapanget. Disamping itu
pula PDAM Minahasa melayani penduduk di Kabupaten Minahasa, Kota
Tomohon, Kabupaten Minahasa Selatan dan Kabupaten Minahasa Utara. Untuk
Kota Bitung ditangani oleh PDAM Kota Bitung. Untuk Kabupaten Bolaang
Mongondow, Kabupaten Kepulauan GAMBAR 57.
Sangihe dan Kabupaten Kepulauan PERSAWAHAN YANG MENGGUNAKAN
Talaud, sebagian penduduk SISTEM IRIGASI DESA DI P. KARAKELANG

mendapatkan pelayanan dari PDAM setemp a t


melalui sistem perpipaan, sementara
penduduk pada desa-desa yang di wilayah
yang relatif tinggi dan jauh dari sumber air,
harus membeli air di unit Instalasi Ibukota
Kecamatan (IKK).

Pemanfaatan air dalam jumlah yang besar juga dilakukan oleh petani terutama
yang mengelola pe rtanian lahan basah khususnya lahan sawah. Untuk lokasi
yang cukup luas para petani telah menggunakan irigasi agar distribusi air dapat
merata ke seluruh lahan persawahan. Daerah-daerah irigasi (DI) di Sulawesi
Utara yang sangat signifikan dalam pemanfaatan air karena luasnya areal
persawahan adalah DI Sangkub, DI Dumoga, DI Kotamobagu, DI Kotabunan,
wilayah Ratahan, wilayah persawahan sekitar Danau Tondano dan di wilayah
koridor Amurang – Inobonto. Beberapa tempat di pulau-pulau juga
menggunakan air dalam jaringan irigasi untuk persawahan seperti di Pulau
Karakelang Kabupaten Kepulauan Talaud. Sistem irigasi yang pergunakan
berupa irigasi teknis, semi teknis, sederhana dan irigasi desa.
T ABEL 19. L UAS P OTENSIAL P ERSAWAHAN YANG M ENGGUNAKAN I RIGASI T EKNIS ,
S EMI T EKNIS DAN S EDERHANA DI P ROP . S ULAWESI U TARA .

LUAS POTENSIAL (HA)


NO. KABUPATEN/KOTA IRIGASI JUMLAH
TEKNIS SEMI SEDER
TEKNIS HANA
1 Kota Manado - 606 - 606

2 Kota Bitung - - 146 146

3 Kota Tomohon 492 315 329 1,136

4 Kab. Minahasa - 5,192 806 5,998

5 Kab. Minahasa Selatan 3,463 5,770 589 9,822

6 Kab. Minahasa Utara 1,577 1,190 2,256 5,023

7 Kab. Bolaang Mongondow 20,208 11,628 536 32,372

8 Kab. Kepl. Sangihe - 710 - 710

9 Kab. Kepl. Talaud - 1,327 - 1,327

JUMLAH 5,740 26,738 4,662 57,140

Sumber : Dinas SDA Provinsi Sulawesi Utara, 2005.

G AMBAR 58 . S EBARAN L UAS P OTENSI L AHA N Y ANG M ENGGUNAKAN I RIGASI


DI K ABUPATEN DAN K OTA SE P ROVINSI S ULAWESI U TARA

Sumber : Dinas SDA Provinsi Sulawesi Utara, 2005.

PRASARANA JALAN
Sektor transportasi memegang peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan.
Sektor transportasi merupakan sektor penunjang bagi sektor-sektor Iainnya. Ketersedian
transportasi akan mampu memperlancar proses pembangunan. Sektor trasportasi dalam
proses pembangunan ekonomi, memiliki nilai foreward linkage yang tinggi, yang mampu
memacu perkembangan sektor-sektor Iainnya.
GAMBAR 59.
SALAH SATU RUAS JALAN ARTERI Salahsatu bagian dari pembangunan sektor
DI KOTA BITUNG
transportasi adalah penyediaan jalan. Jalan
merupakan komponen utama dalam transportasi
darat, disamping sarana pendukung Iainnya.
Ketersediaan jalan akan mampu memperlancar
distribusi barang dan jasa, sekaligus dapat
memperpendek rantai distribusi dari produsen di
pedesaan ke konsumen.
Prasarana jalan di Sulawesi Utara yakni berupa jalan Kabupaten, jalan Nasional maupun
jalan Provinsi. Juga di tunjang dengan adanya beberapa terminal antar kota maupun
terminal di desa – desa antar kecamatan dengan menghubungkan berbagai tempat –
tempat yang strategis maupun fasilitas umum baik berupa pasar/pusat perbelanjaan rumah
sakit maupun perkantoran dan sekolah. Untuk menunjang mobilitas pendduduk di darat
saat ini terdapat 12 buah terminal yang representatif dan tersebar di 9 Kabupaten/Kota.

Dalam rangka memperlancar pembangunan,


GAMBAR 60.
PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN DI pemerintah Provinsi Sulawesi Utara senantiasa
MELONGUANE, TALAUD meningkatkan jumlah sarana transportasi seperti
jalan. Provinsi Sulawesi Utara sebelumnya
mempunyai panjang jalan keseluruhan
1.625,94 km (kecuali Jalan Kab/Kota) sesuai
SK Mendagri No. 55 Tahun 2000. Terdiri dari
Jalan Nasional dengan panjang 765,92 km
dan Jalan Provinsi dengan panjang 860,02
km. Disebabkan adanya peningkatan status
ruas jalan Provinsi di daerah perbatasan dan
daerah potensi menunjang Pantai Selatan (Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa
Selatan dan Kabupaten Bolaang Mongondow) menjadi jalan nasional tahun 2004,
sehingga mengalami perubahan sesuai SK Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah
No. 375/KPTS/M/2004 dan No. 376/V/KPTS/2004 menjadi 2.007,96 km dengan Jalan
Nasional 1.267,57 km dan jalan Provinsi 740,57.

TABEL 20. RUAS JALAN PROVINSI PROVINSI SULAWESI UTARA

NOMOR PANJANG RUAS


NAMA RUAS KET
RUAS (KM)
1 008 KOTAMOBAGU – KAIYA 21.04
2 008 11K JLN. AKD (KOTAMOBAGU) 2.15
3 017 AIRMADIDI – KAUDITAN 8.15
4 019 KAUDITAN – KEMA 4.75
5 020 AIRMADIDI – TONDANO 17.80
6 020 11K JLN. W. MARAMIS (TONDANO) 1.30
7 020 12K JLN. IMAM BONJOL (TONDANO) 1.20
8 021 TONDANO KAWANGKOAN 26.50
9 021 11K JLN. PANJAITAN (TONDANO) 1.30
10 022 TOMOHON – TONDANO 5.85
11 022 11K JLN. SAM RATULANGI (TONDANO) 0.70
12 022 12K JLN. BOULEVARD (TONDANO) 4.30
13 030 NAHA – ENEMAWIRA 4.00
14 032 ULU – ONDONG 10.00
15 034 TAMAKO – ENEMAWIRA 78.68
16 037 SUKUR – LIKUPANG 29.85
17 040 RATAHAN – AMURANG 43.40
18 042 MODAYAG – MOLOBOG 29.55
19 051 KEMA- KOMBI - TOLIANG OKI 41.70
20 052 SILIAN – TOMBATU 6.40
21 055 MANADO – TONGKAINA – WORI 18.85
22 057 ESANG – RAINIS 62.50
23 058 TONDANO - REMBOKEN – KAKAS 22.70
24 059 TONDANO - KEMBES – MANADO 23.00
25 060 LANGOWAN-RATAHAN-BELANG 26.30
(TABABO)
26 061 SONDER-TINCEP-MARUASEI 30.00
27 062 TOMOHON - TANAWANGKO 26.00
28 063 TANAWANGKO-KUMU-POPONTOLEN 49.50
29 064 PINOGALUMAN-DOLODUO 40.00
30 073 PINOGALUMAN - LABUAN UKI 8.90
NOMOR PANJANG RUAS
NAMA RUAS KET
RUAS (KM)
31 074 WASIAN - SIMBEL – WAILANG 32.00
32 075 11K MAPANGET-MOLAS (MANADO) 12.60
33 076 11K JLN. PIERE TENDEAN (MANADO) 4.60
34 078 MELANGGUANE-RAINIS 45.00

JUMLAH 740.57
Sumber : Dinas Praskim Prop. Sulawesi Utara, 2005.

GAMBAR 61. GAMBAR 62.


PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN DI TATELU, SALAH SATU RUAS JALAN ARTERI JALUR
MINAHASA UTARA BANDARA SAM RATULANGI

TABEL 21. RUAS JALAN NASIONAL PROVINSI SULAWESI UTARA

Nomor KEPMEN
Nama Ruas KIMPRASWIL K e t.
Sub 376/V/KPTS/2004
Urut Ruas
Ruas THN 2004
KAB. BOLAANG MONGONDOW 512.48
1 007 1 KAIYA-MAELANG 50.81
2 007 2 MAELANG-BIONTANG 56.00
3 007 3 BINTONG-ATINGGOLA 61.22
4 009 3 SINISIR-KOTAMOBAGU 18.05
5 009 K JLN. GATOT SUBROTO
(KOTAMOBAGU) 1.85
6 009 K JLN. ADAM DOLOT (KOTAMOBAGU) 1.80
7 009 K JLN. A. YANI (KOTAMOBAGU) 0.80
8 009 K JLN. DIPONEGORO (KOTAMOBAGU) 0.90
9 023 2 POIGAR-KAIYA 33.00
KAB. BOLAANG MONGONDOW 512.48
10 027 KOTAMOBAGU-DOLODUO 51.36
11 027 K JLN. KOTAMOBAGU-DOLODUO 2.00
12 039 DOLODUO-MOLIBAGU 22.95
13 045 1 MOLIBAGU-MAMALIA 22.87
14 045 2 MAMALIA – TALUDAA 57.67
15 050 3 BUYAT-MOLOBOG 41.20
16 050 4 MOLOBOG-ONGGUNE 46.00
17 050 5 ONGGUNE - PINOLOSIAN 26.00
18 050 6 PINOLOSIAN-MOLIBAGU 18.00
KABUPATEN MINAHASA 528.99
1 009 1 WOROTICAN – POOPO 37.70
2 009 2 POOPO – SINISIR 38.00
3 010 KAWANGKOAN - WOROTICAN 43.80
4 011 TOMOHON-KAWANGKOAN 19.50
5 012 MANADO-TOMOHON 25.30
6 015 KAIRAGI-AIRMADIDI 12.10
7 017 KAUDITAN-AERTEMBAGA 8.18
8 018 AIRMADIDI-KAUDITAN (BYPASS) 7.20
9 023 1 WOROTICAN-POIGAR 41.70
10 036 MANADO-TUMPAAN 41.50
11 043 MANADO-WORI 9.90
12 053 WORI-LIKUPANG 58.31
13 050 1 KEMA-RUMBIA 70.30
14 050 2 RUMBIA-BUYAT 48.00
15 070 GIRIAN-KEMA (MAKALESUNG) 24.00
16 054 LIKUPANG-BITUNG 43.50
KOTA MANADO 35.50
1 012 K JLN. SUPRAPTO (MANADO) 0.25
2 012 K JLN. SAMRATULANGI (MANADO) 6.45
3 013 K JLN. SUDIRMAN (MANADO) 2.40
4 013 K JLN. R MARTADINATA (MANADO) 1.00
5 013 K JLN. YOS SUDARSO (MANADO) 2.20
6 014 K KAIRAGI-MAPANGET 7.75
7 015 K KAIRAGI-AIRMADIDI 2.40
8 036 K JLN. A. YANI (MANADO) 1.40
9 036 K JLN. MONGINSIDI (MANADO) 4.90
10 043 K JLN. PANJAITAN MANADO 0.60
11 043 K JLN. K.S TUBUN (MANADO) 0.40
12 043 K JLN. HASANUDDIN (MANADO) 1.80
13 043 K JLN. POGIDON (MANADO) 3.95
KOTA BITUNG 11.97
1 017 K JLN. SOMPOTAN (BITUNG) 0.40
2 017 K JLN. MOH.HATTA (BITUNG) 0.97
3 017 K JLN. YOS SUDARSO (BITUNG) 1.10
4 017 K JLN. W MARAMIS (BITUNG) 1.95
5 017 K JLN. WOLTER MONGINSIDI (BITUNG) 7.55
KAB. KEPULAUAN SANGIHE 87.45
1 028 TAHUNA-NAHA 37.74
2 028 K JLN. RARAMANUSA (TAHUNA) 0.61
3 028 K JLN. APENG CENDANA (TAHUNA) 2.10
4 029 TAHUNA-ENEMAWIRA 13.26
5 029 K JLN. LARENGGANG (TAHUNA) 0.22
6 029 K JLN. MAKAAMPO (TAHUNA) 1.52
7 035 TAHUNA-TAMAKO 30.55
8 035 K JLN. TIDORE (TAHUNA) 1.45
KAB. KEPULAUAN TALAUD 91.00
1 031 BEO-RAINIS 12.00
2 056 BEO-ESANG 40.00
3 077 BEO-MELONGUANE 39.00
JUMLAH 1,267.39
Sumber : Dinas Praskim Prop. Sulawesi Utara, 2005.

Disamping prasarana jalan, pemerintah dan masyarakat Sulawesi Utara telah


membangun jembatan-jembatan yang menghubungkan ruas-ruas jalan yang tersebar
baik di daratan dan pulau-pulau. Jembatan-jembatan panjang di Sulawesi Utara seperti
Jembatan Ranoyapo, Jembatan Poigar, Jembatan Megawati di muara Sungai Tondano,
Jembatan Inobonto dan Jembatan Ongkaw.

GAMBAR 63. GAMBAR 64.


SALAH SATU JEMBATAN DI PULAU SANGIHE JEMBATAN DI DESA MALA, TALAUD
PERHUBUNGAN
Faktor kondisi geografi Provinsi Sulawesi Utara yakni berupa kepulauan, mengharuskan
pembangunan sektor perhubungan mendapatkan salah satu prioritas yang utama. Hal ini
terutama untuk mengatasi problem pengangkutan dan mobilisasi seluruh aspek dan
komponen yang terkait, baik mobilisasi penduduk yang keluar masuk wilayah kepulauan-
kepulauan tersebut maupun mobilisasi perekonomian rakyat secara menyeluruh serta
dalam rangka pertahanan dan keamanan
GAMBAR 65.
KANTOR BANDARA NAHA TAHUNA khususnya di wilayah perbatasan demi
menjaga keselamatan dan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Pengembangan sektor perhubungan di


Sulawesi Utara terutama diarahkan untuk
meningkatkan arus lalu lintas barang dan
jasa baik dalam daerah maupun luar daerah
dan bahkan luar negeri. Program-program
yang dilaksanakan dalam rangka
pengembangan sektor perhubungan seperti penyediaan kapal-kapal penyeberangan dan
kapal patroli, subsidi angkutan penyeberangan perintis, angkutan udara perintis dan bus
perintis, pembangunan dan pengembangan pelabuhan penyeberangan, pelabuhan laut
lokal dan nasional dan pengembangan bandara-bandara yang ada.

Melalui berbagai langkah dan upaya pembangunan tersebut, maka saat ini Provinsi
Sulawesi Utara telah memiliki tiga buah bandara, yaitu Bandara Sam Ratulangi di
Manado, yang merupakan bandara internasional, Bandara Naha di Kabupaten Kepulauan
Sangihe dan Bandara Melonguane di Kabupaten Kepulauan Talaud, keduanya merupakan
bandara lokal. GAMBAR 66.
KANTOR BANDARA MELONGUANE
Keberadaan Bandara Sam Ratulangi
tersebut sampai tahun 2005 bukan saja
melayani kebutuhan pelayanan orang,
barang dan jasa dalam negeri, tetapi juga
telah melayani penerbangan luar negeri
dengan dua maskapai penerbangan, yaitu
melayani rute penerbangan Manado-Davao
dan Manado-Singapura. Disisi lain, untuk
penerbangan domestik jumlah maskapai
penerbangan yang melayani kebutuhan masyarakat akan transportasi udara telah
mencapai delapan maskapai atau meningkat secara signifikan jika dibandingkan dengan
tahun 2000 yang hanya lima maskapai. Kedelapan maskapai tersebut yaitu Garuda
Indonesia Airways, Merpati. Dengan 12 maskapai tersebut, maka rata-rata jumlah orang
yang keluar dan masuk di Sulawesi Utara melalui Bandara Sam Ratulangi Manado
mencapai di atas 1000 orang.

GAMBAR 67.
BANDARA INTERNASIONAL SAM RATULANGI

Sementara itu, jalur-jalur penerbangan domestik yang telah dibuka sampai saat ini
meliputi Manado-Jakarta, Manado-Makassar, Manado-Balikpapan, Manado-Surabaya,
Manado-Denpasar, Manado-Batam, Manado-Pekanbaru, dan penerbangan lainnya seperti
Manado-Gorontalo, Manado-Tahuna, Manado-Melonguane, Manado-Ambon, Manado-
Sorong, dan Manado-Palu.
Untuk melayani kebutuhan masyarakat akan pelayaran laut, maka saat ini jumlah
pelabuhan laut di Sulawesi Utara telah mencapai 12 buah, terdiri atas Pelabuhan Laut
Bitung yang merupakan pelabuhan internasional, Pelabuhan Manado, Pelabuhan
Likupang, Pelabuhan Siau, Pelabuhan Tahuna, Pelabuhan Lirung, Pelabuhan Melonguane,
Pelabuhan Mangarang, Pelabuhan
GAMBAR 68.
Kawaluso, Pelabuhan Karatung, Pelabuhan
KAWASAN PELABUHAN BITUNG
Marore dan Pelabuhan Miangas. Disamping
itu pula, terdapat empat buah pelabuhan
ferry.

Untuk menunjang mobilitas penduduk di


darat, saat ini terdapat 12 buah terminal
yang representatif dan tersebar di 9
kabupaten/kota se Sulawesi Utara.

PARIWISATA
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara telah menempatkan sektor pariwisata sebagai
program prioritas pembangunan daerah disamping program prioritas lainnya.

Keberhasilan Sektor Pariwisata dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain Distribusi
Kedatangan Tamu Asing/Dalam Negeri, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) serta rata-rata
menginap tamu Asing/Dalam Negeri yang meningkat signifikan pada akhir tahun 2003
dan Pertengahan Tahun 2004. Untuk Distribusi Kedatangan Tamu Wisatawan Dalam
Negeri dapat dilihat dibawah ini :

TABEL 22. DISTRIBUSI KEDATANGAN TAMU WISATAWAN DALAM NEGERI MELALUI


BANDARA SAMRAT DAN PELABUHAN BITUNG JANUARI S/D OKTOBER 2004

Bulan Bandara Samrat Pelabuhan Bitung Keterangan


Januari 7.717 5.983 13.100
Pebruari 5.878 6.493 12.371
Maret 8.663 5.642 14.305
April 6.693 5.337 12.030
Mei 8.225 6.025 14.250
Juni 11.891 7.012 18.903
Juli 8.325 7.667 15.992
Agustus 8.561 7.838 16.399
September 8.428 7.761 16.189
Oktober 8.176 5.224 13.400

Jumlah 81.857 64.982 146.939


Sumber : Dinas Pariwisata Prop. Sulawesi Utara, 2005.

TABEL 23. DISTRIBUSI KEDATANGAN TAMU ASING/WISMAN KE SULAWESI UTARA


MELALUI BANDARA SAMRAT DAN PELABUHAN BITUNG JANUARI S/D OKTOBER 2004

Bulan Bandara Samrat Pelabuhan Bitung Keterangan


Januari 1.078 1.078
Pebruari 971 971
Maret 1.230 1.230
April 1.275 1.275
Mei 1.382 1.382
Juni 1.294 1.294
Juli 1.143 1.143
Agustus 2.622 2.622
September 1.706 1.706
Oktober 1.672 1.672
Jumlah 14.371 14.371
Sumber : Dinas Pariwisata Prop. Sulawesi Utara, 2005.
TABEL 24. JUMLAH HOTEL BINTANG / MELATI DI KABUPATEN/KOTA
PROP. SULAWESI UTARA TAHUN 2004

KAB/KOTA JUMLAH HOTEL JUMLAH KAMAR HOTEL


BINTANG MELATI BINTANG MELATI
KOTA MANADO 13 2 1263 544
KAB. MINAHASA 4 43 102 194
KOTA BOLMONG 2 13 48 158
KOTA BITUNG 2 33 45 365
KOTA TOMOHON - 24 - 186
KAB. SANGIHE - 11 - 155
KAB. TALAUD - 9 - 75
Sumber : Dinas Pariwisata Prop. Sulawesi Utara, 2005.

Lokasi dan aktivitas wisata tersebar di daerah GAMBAR 69.


SALAH SATU LOKASI
kabupaten dan kota yang masing-masing mempunyai
PENYELAMAN DI TNL BUNAKEN
potensi dan spesifikasinya yaitu :
1. Kota Manado (TNL Bunaken, Tugu Pendaratan
Sekutu, Fort Amsterdam, Pantai Boulevard,
Kawasan Perbelanjaan Boulevard).
2. Kota Bitung (CA. Tangkoko Batu Angus,
Monumen Trikora, Wale Ni Koko di P. Lembeh,
Gunung Klabat, Hutan Wisata Danuwudu,
Pantai Tanjung Merah, Pulau Serena, dan lain- GAMBAR 70.
lain). TANGKASI, DI CA TANGKOKO
BATUANGUS
3. Kota Tomohon (Kawasan vulkanik Gunung
Lokon dan Gunung Mahawu, Taman Bunga,
Pagoda, Danau Linow, Bukit Inspirasi, dan lain-
lain).
4. Kabupaten Minahasa Selatan (Pantai Moinit,
Arung Sungai di Popontolen, Pantai Air Anjing).
5. Kabupaten Minahasa Utara (Air Terjun Tunan,
Tanjung Pulisan, Pulau Gangga, Pulau Nain).
6. Kabupaten Minahasa (Danau Tondano, Gua Jepang, Pemandian Air Panas, Pantai
Tasik Ria, Wisata Arung Jeram di Sungai Tondano dan Sungai Nimanga, Air Terjun
di Kali dan lain-lain).
7. Kabupaten Sangihe (Upacara Adat Tulude, GAMBAR 71.
Pantai Kolongan, Air Terjun Ngaralawo, ARUNG JERAM DI SUNGAI
TONDANO, MINAHASA
Gunung Api Bawah Laut).
8. Kabupaten Talaud (Adat Manee, Pulau Garat,
Cagar Alam Pulau Karakelang)
9. Kabupaten Bolaang Mongondow (Danau
Mooat, Cagar Alam Gunung Ambang, Hutan
Lindung, Objek Wisata Dumoga Nani
Wartabone, Pantai Molosing, Pulau Tiga).

GAMBAR 72. GAMBAR 73. GAMBAR 74.


DANAU MOOAT, BOLAANG GUNUNG API BAWAH LAUT UPACARA ADAT TULUDE,
MONGONDOW MAHANGETANG, SANGIHE SANGIHE

Anda mungkin juga menyukai