Anda di halaman 1dari 12

Piranti Elektronika 2

Piranti Display

LCD(Liquid Crystal Display)

Ade Luthfi Nurrahman (7110 040 023)


Alit Septian W (7110 040 021)
Adimas Setyo W (7110 040 024)
?
ysta l
i d Cr
Li q u
p a i t u y?
A p la
Dis
Pada tahun 1888, seorang ahli botani, Friedrich Reinitzer,
menemukan fase yang berada di tengah-tengah antara fase padat
dan cair. Fase ini memiliki sifat-sifat padat dan cair secara
bersama-sama. Molekul-molekulnya memiliki arah yang sama
seperti sifat padat, tetapi molekul-molekul itu dapat bergerak
bebas seperti pada cairan. Fase kristal cair ini berada lebih dekat
dengan fase cair karena dengan sedikit penambahan temperatur
(pemanasan) fasenya langsung berubah menjadi cair. Sifat ini
menunjukkan sensitivitas yang tinggi terhadap temperatur. Selain
temperatur, kristal cair juga sangat sensitif terhadap arus listrik
(beda potensial)
Nematic Liquid Crystal
Jenis kristal cair yang digunakan dalam pengembangan teknologi
LCD adalah tipe nematic (molekulnya memiliki pola tertentu
dengan arah tertentu). Tipe yang paling sederhana adalah
twisted nematic (TN) yang memiliki struktur molekul yang
terpilin secara alamiah (dikembangkan pada tahun 1967).
Struktur TN terpilin secara alamiah sebesar 90 derajat. Struktur
TN ini dapat dilepas pilinannya (untwist) dengan menggunakan
arus listrik.

Ilustrasi Twisted Nematic (TN)


Pada Gambar di bawah kristal cair TN (D) diletakkan di antara
dua elektroda (C dan E) yang dibungkus lagi (seperti sandwich)
dengan dua panel gelas (B dan F) yang sisi luarnya dilumuri lapisan
tipis polarizing film. Lapisan A merupakan cermin yang dapat
memantulkan cahaya yang berhasil menembus lapisan-lapisan
sandwich LCD. Kedua elektroda dihubungkan dengan batere sebagai
sumber arus. Panel B memiliki polarisasi yang berbeda 90 derajat
dari panel F.

Susunan sandwich layar LCD


Cahaya mengikuti bentuk Cahaya mengikuti bentuk
pilinan (tanpa arus) untwisted TN (ada arus)

Sifat unik yang dapat langsung bereaksi dengan adanya arus


listrik ini dimanfaatkan sebagai alat ON/OFF LCD. Tetapi sistem
ini masih membutuhkan sumber cahaya dari luar. Komputer dan
laptop biasanya dilengkapi dengan lampu fluorescent yang
diletakkan di atas, samping, dan belakang sandwich LCD supaya
dapat menyebarkan cahaya (backlight) sehingga merata dan
menghasilkan tampilan yang seragam di seluruh bagian layar.
Super-Twisted Nematic dan Thin-Film Transistor
Pada tahun 1980, Colin Waters (Inggris) memberikan solusi
bagi masalah ini. Ia bersama Peter Raynes menemukan bahwa
semakin besar derajat pilinan, beda potensial yang dibutuhkan
semakin kecil. Pilinan yang menunjukkan beda potensial paling
kecil adalah 270 derajat (Gambar 9). Penemuan ini menjadi
dasar dikembangkannya Super-Twisted Nematic (STN) yang
sampai sekarang digunakan pada telepon selular sampai layar
laptop.

Persentase beda potensial STN (270 derajat)


Pada waktu yang hampir bersamaan pula, Peter Le Comber
dan Walter Spear (juga dari Inggris) menemukan solusi lain
dengan cara menggunakan bahan semikonduktor silikon amorf
untuk membuat Thin-Film Transistor (TFT) pada tiap pixel TN.
Metode ini menghasilkan tampilan dengan kualitas tinggi tetapi
memerlukan biaya produksi yang sangat mahal dan melibatkan
proses pembuatan yang rumit.

Karena untuk menghasilkan gambar dengan kualitas 256


subpixel diperlukan sejumlah 256 pixel warna merah x 256 pixel
biru x 256 pixel hijau.256 x 256 x 256 = 16.8 juta.
Cara kerja LCD

Pada matriks aktif LCD menggunakan Thin Film Transistor


(TFT). Pada dasarnya TFT merupakan transistor-transistor dan
kapasitor kecil. Mereka tersusun pada matriks dilapisan substrat.
Untuk mengaktifkan piksel tertentu, bagian baris tertentu
dinyalakan, dan selanjutnya tegangan dikirimkan ke kolom yang
tepat.
Karena semua baris dan kolom yang saling berpotongan ini
dalam kondisi mati, hanya kapasitor pada piksel yang yang dituju
saja yang dapat menerima tegangan listrik. Kapasitor ini akan
mampu menyimpan tegangan sampai pengisian yang berikutnya.
Jika tegangan dengan tepat di kontrol ke kristal, kita akan dapat
membuatnya menjadi untwist dengan tepat untuk menghasilkan
cahaya. Bila semuanya ini dapat dilakukan dengan tepat, LCD
akan menghasilkan skala abu-abu. Saat ini banyak TV LCD yang
sudah memiliki 256 level brightness per pikselnya.
Gangguan Pixel Untuk dapat memproduksi beragam warna,
pada masing-masing piksel terdapat tiga subpiksel yang terdiri
dari warna merah, hijau dan biru (RGB). Kombinasi ketiga warna
ini akan mampu menghasilkan 16,8 juta warna. Misalnya sebuah
layar memiliki resolusi 1024×768 piksel, ini berarti terdapat 1024
kolom x 768 baris x 3 subpiksel, kita akan memperoleh 2.359.296
transistor. Jika terdapat masalah pada transistor-transistor ini
akan menimbulkan gangguan piksel/piksel mati. Kebanyakan
layar matriks aktif memiliki beberapa gangguan piksel pada layar.
Gambar ini menunjukkan salah satu pixel yang mati atau biasa
disebut dengan dead pixel.
Kelebihan dan Kekurangan LCD

Kelebihan monitor LCD


• Karakter bright yang nyaman dimata serta bebas
distorsi
• Tidak bergantung pada refreshrate
• User frendly
• Hemat listrik
• Ukuran yang ringkas, ringan serta lebih keren
Kekurangan monitor LCD
• Viewing angle terbatas, colour depth terbatas dan
gradasi warna kurang
• Tampilan gambar baik hanya di resolusi native-nya
• Response time dan ghosting
• Warna kurang akurat.
• Harga lebih mahal, perlu perawatan ekstra hati-hati

Anda mungkin juga menyukai