BAHAN A1AR

AFFLIED MAIH

Disusun Oleh
Asih Widi Harini, S.Si, MT

!#AKATA

Alhamdulillah, saya menyambut baik diterbitkannya Bahan Ajar Applied
Mathematics yang ditulis oleh Asih Widi Harini, S.Si, MT, selaku dosen
pengampu mata kuliah tersebut di Fakultas Ilmu Komputer
Bahan ajar ini hendaknya bisa digunakan sebagai acuan bagi mahasiswa
maupun dosen yang bersangkutan untuk melaksanakan perkuliahan dalam setiap
semesternya sehingga bisa memberikan kemudahan bagi mahasiswa untuk
mengikuti kuliah maupun menelusuri lebih lanjut topik-topik yang diajarkan
dalam buku-buku acuan yang duanjurkan.
Dengan tetap memperhatikan perkembangan-perkembangan yang terjadi
pada dunia keteknikan, bahan ajar memerlukan penyempurnaan sehingga bisa
memberikan manIaat yang optimal bagi para mahasiswa.
Akhir kata, semoga bahan ajar ini bisa lebih meningkatkan hasil proses
belajar mengajar yang dilaksanakan khususnya di Fakultas Ilmu Komputer. Amin.









DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................... i
DAFTA# ISI ........................ii

BAB I : !NDAHULUAN
1.1. Sistem Bilangan ................. 5
1.2. Himpunan .................... 6
1.3. Macam-macam Fungsi .............. 6
1.3.1. Fungsi Aljabar ................. 6
1.3.2. Fungsi Transendental ............ 7
1.3.3. Segitiga !ascal dan Binomium Newton ..... 9
1.3.4. Cara Menyajikan Suatu !ersamaan ...... 10

BAB II : Barisan Bilangan, Limit Fungsi dan DerivatiI
2.1. Barisan Bilangan ................ 14
2.2. Limit Fungsi ................. .. 15
2.3. Kekontinuan .................. 18
2.4. DerivatiI ................... 18
2.4.1. #umus-rumus DerivatiI ........... 20
2.4.2. Turunan Fungsi Komposisi atau Aturan #antai ... 23
2.4.3. Teorema Turunan Fungsi Invers ........ 24
2.4.4. MendeIerensialkan Fungsi Implisit ....... 27
2.4.5. MendeIerensialkan Fungsi dengan !eubah
Lebih Dari Satu ............... 29
2.4.6. MendeIerensialkan !ersamaan Bentuk !arameter 29
2.4.7. MendeIerensialkan Fungsi !angkat Fungsi .. 31

BAB III : T#A!AN D#IVATIF
3.1. Fungsi Naik dan Turun ................. 33
3.2. Teorema #umus Taylor .............. 38
3.3. Bentuk-Bentuk Tak Tettentu ........... 40

BAB IV : INT#AL
4.1. Dibawa ke Bentuk I :

c x f x df ....... 43
4.2. #umus Dasar Integral .............. 43
4.3. Bentuk II: ................................... 43
4.4. Dibawa ke #umus III: ................ 45
4.5. Dibawa ke #umus IV: ... ........... 45
4.6. Integral !arsial .................. 46
4.7. Integral Bentuk #asional. ............. 47
4.8. Integral Fungsi Trigonometri ........... 50
4.9. Integral Fungsi !ecah #asional dalam Sin dan Cos ... 51
4.10.Integral dengan Substitusi ............ 52
4.11.Substitusi Aljabar ................ 55

DAFTA# !USTAKA.................. 56



I. PENDAHULUAN


1.1. Sistem Bilangan


Gambar 1.1. Skema Bilangan


1.2. Himpunan
Himpunan adalah kumpulan elemen-elemen yang mempunyai siIat
keterikatan antara anggotanya dan yang berada dalam satu kesatuan.
Ada beberapa operasi antar himpunan, yaitu :
1. Union atau gabungan. A union B atau A gabungan B dapat dinyatakan sebagai
AB =. , # x B x A x x Z Z Z .
2. Interseksi atau irisan. A interseksi B atau A irisan B dapat dinyatakan sebagai
AB = # x B x A x x Z Z Z , .
3. !engurangan. A B = # x B x A x x Z [ Z ,
4. !enambahan. A B AB-AB.
Bil riil
rasional irrasional
bulat pecah
negatiI cacah
nol
asli
5. !erkalian. A x B =. , , , # - # , B - A , - , Z Z Z Z
6. Komplemen atau A
c
adalah =. , # , A , , Z [

1.3. Macam-macam fungsi
- Fungsi Aljabar

- Fungsi Transendental

1.4 Segitiga Pascal dan Binomium Newton
Segitiga pascal
1
1 1
1 2 1
1 3 3 1
1 4 6 4 1
dst
Gambar 1.2. Skema Segitiga Pascal

Dengan menggunakan segitiga !ascal, maka perhitungan-perhitungan di
bawah ini akan lebih mudah dipahami.
a b
3
1.a
3
3 a
2
b 3ab
2
1.b
3

a
3
3a
2
b 3ab
2
b
3

a b
4
a -b
4

1.a
4
4a
3
-b 6a
2
-b
2
4a -b
3
1.b
4

a
4
4a
3
b 6a
2
b
2
6ab
3
b
4

Dst.
Jika ditemukan persamaan berbentuk a b
1/2
, maka pemecahannya tidak
dapat menggunakan segitiga !ascal. Diperlukan rumus yang lebih umum yang
selain dapat dipakai untuk mencari bentuk-bentuk a b berpangkat bulat, juga
dapat dipakai untuk menemukan penyelesaian untuk a b berpangkat bilangan
pecah. #umus umum yang dapat dipakai untuk menyelesaikan permasalahan di
atas adalah #umus Binomium Newton, yang akan dibahas berikut ini.
Rumus Binomium Newton
abn ...
2 2 2 1 1 0


- , C - , C , C
n
n
n
n
n
n

n
i
i i n i
n
- , C
0


dimana
'
+

'

k
n
k n k
n
C
k
n

n 1, 2, 3,.n
sehingga
ab
n
a
n
...
3
2 1
2
1
1
3 3 2 2
1

- , n n n - , n n
- ,
n
n n
n


1.3.4. Cara Menyajikan Suatu Persamaan
Ada beberapa cara penyajian suatu persamaan berdasarkan peubah-
peubahnya.
1. Bentuk Implisit:
!eubah bebas & tak bebas berada dalam satu ruas.
F x,y 0
x,y,z 0
Contoh : x
2
2y 10 0
2. Bentuk Explisit:
!eubah bebas & tak bebas dalam ruas yang berbeda.
y Ix ; x Iy ; z Ix,y
Contoh : y x
2
2x 8
3. Bentuk Parameter:
!eubah merupakan Iungsi dari suatu parameter.
x g, ; parameter.
y g
z



Misalkan diberikan persamaan : x 2t t
2
; y 5t 10t
2
; z 3t
2
6t 5

Contoh:
Sebagai Contoh diberikan suatu persamaan lingkaran dengan pusat 0,0 dan
jari-jari 1. Bagaimanakah persamaannya dalam bentuk implisit, eksplisit, dan
bentuk parameter.

1awab :
x
2
y
2
1

Bentuk Implisit:
x
2
y
2
1 0

Bentuk explisit:
y
2
1- x
2

y
2
1 x

Bentuk parameter
x cos t
t parameter
y sin t

1.4. Koordinat Kutub / Polar
Sertiap titik dalam koordinat kutub dinyatakan dengan r dan v
r modulus yaitu jarak dari 0 ke titiknya O!
J argumen adalah sudut yang dibentuk oleh sumbu x positiI dengan arah
berlawanan arah jarum jam dengan garis O!.
O adalah titik kutub, sedangkan OX adalah sumbu kutub.
Hubungan koordinat Orthogonal dengan kotub !olar adalah sebagai berikut :
y r sin J , x r cos J dan r
2 2
y x .
Contoh:
1. r 5 maka r
2 2
y x
5
2 2
y x
25 x
2
y
2

2. r 3 cos V maka 3.
r
x

r 3.
2 2
y x
x

2 2
y x
2 2
y x
x

x2 y2 3 x
x
2
3x y
2
0
2
2
3

'
+

'

x y
2

'
+

'

2
3

pusat , 0 ,
2
3

'
+

'

jari-jari
2
3

3. r 4 sin V
2 2
2 2
4
y x
y
y x

x
2
y
2
4y
x
2
y
2
4y 0
x
2
y 2
2
2
2
lingkaran pusat 0,2 jari-jari 2
BAB II
BARISAN BILANGAN , LIMIT FUNGSI
DAN DERIVATIF

Dalam membicarakan masalah barisan bilangan, maka setiap diberikan
kata barisan, yang dimaksud adalah barisan bilangan.

2.1. Barisan Bilangan
Definisi:
Bila C adalah himpunan tak kosong, barisan bilangan dalam C adalah harga
Iungsi I dari A ke C, dimana A adalah bilangan asli.
Cara penyajiannya adalah C
1
, C
2
, ., C
n
} atau C
n
}, n sA atau In C
n
,
nsA.

contoh:
1.
)
`

|
,
|

n
Cn
1
,...,
4
1
,
3
1
,
2
1
, 1
2. = n Cn ,..., 4 , 3 , 2 , 1
3. =
n
Cn 1 ,..., 1 , 1 , 1
Limit suatu barisan bilangan dideIinisikan sebagai
l Cn
n

=
lim artinya pada setiap s~0, ada bilangan indeks n
o
n
o
s, sehingga
untuk n > n
o
berlaku ,C
n
c, s

Barisan yang berlimit disebut konvergen , sedangkan barisan yang tak berlimit
disebut divergen . Nul sequence adalah suatu barisan yang limitnya nol.
contoh :
Cn
1 n
n
1 l
Misal diambil s
800
1

Dicari bilangan indeks n
o
yang bergantung s,
Maka,
,Cn l, s
800
1
1
1

n
n

800
1
1
1
1 800
1

n
n
n
n

800
1
1
1
800
1

n

d,n
n 1
1
800
1

800
1
1
1

n

n 1 - 800 dan 800 n1
n 799 dan 801n
n~ 799 dan n ~ 801
jadi yang memenuhi
n ~ 799 n
o
799
sehingga n dipenuhi adalah 800
,C
800
1,
800
1



2.2. Limit fungsi
Definisi:
L disebut limit kiri dari suatu Iungsi Ix untuk x mendekati a dari sebelah
kiri atau L x f
, x

lim
artinya untuk setiap s~0 dapat ditemukan o s
sedemikian sehingga untuk setiap harga dalam interval , x , o berlaku
Ix Ls.
L disebut limit kanan dari suatu Iungsi Ix untuk x mendekati a dari
sebelah kanan atau L x f
, x

lim
artinya untuk setiap s~0 dapat ditemukan ss
sedemikian sehingga untuk setiap harga x dalam interval o , x , berlaku
Ix Ls
Jika

lim
x f
, x
L x f
, x

lim

maka dikatakan Ix mempunyai limit di x a atau L x f
, x

lim
.


Gambar 2.1 Skema Limit



contoh:
Ix
1
1
x
atau
1
1

x
y
Nilai Ix untuk x sama dengan satu tidak terdeIinisi, karena nilai Ix menjadi
pecahan dengan penyebut bernilai nol.
Ix x, untuk x ~ 1
a as

a-s
x
2
, untuk x 1
0, untuk x 1
2
1
1 lim

F
x f
x
1
1 lim
1

F
x f
x
, karena limit kiri sama dengan limit kanan maka dengan deIinisi di
atas terbukti 1 lim
1

F
x f
x
.

Teorema-teorema tentang limit:
Ada beberapa teorema-teorema penting yang tidak diberikan buktinya di
sini, akan tetapi di bidang teknik penggunaannya sangat penting.
Jika diberikan f x f
C x

lim
dan g x g
C x

lim
, maka
1. = lim lim
lim
x g x f x g x f
C x C x
C x

I g
2. lim . lim x f k x f k
C x C x
, dimana k adalah suatu konstanta.
3. lim lim . lim x g x f x g x f
C x C x C x
I . g
4. 0 ,
lim
lim


lim

g
g
f
x g
x f
x g
x f
C x
C x
C x

5. = =
n n
C x
n
C x
f x f x f

lim lim
6. =
lim
lim lim
x g
C x
x g
C x
C x
x f x f



I
g

7. 0 , lim lim >

f f x f x f
n
n
c x
n
c x

8. 0 , ln lim ln ln lim

f f x f x f
c x C X

9.
f
x f
x f
c x
k k k
c x

lim

lim
10. e
x x
x
x x

'
+

'

'
+

'

1
1 lim
1
1 lim
2.3. Kekontinuan

Definisi:
sebuah Iungsi I dinamakan kontinu pada c, jika lim C f x f
C x

jadi syarat I kontinu di c:
1. Ic ada I terdeIinisi di c
2. ,d, x f
x

3
lim , berarti limit kanan sama dengan limit kiri
3. lim
3
C f x f
x

Jika salah satu syarat tidak dipenuhi , maka Ix diskontinu di C

2.4. Derivatif

Skema :

Gambar 2.2. Fungsi y f(x) untuk
Mempermudah pemahaman derivative


Jika ada 2 titik : !x,y; Q x x, y y
! dan Q berada pada Iungsi y Ix.
aris singgung di ! membentuk - dengan sumbu x.
aris singgung di Q membentuk - - dengan sumbu x.
!
Q
- - -
tan Q!S
x
y

dengan x mendekati 0, dan - mendekati 0, koeIisien arah

garis singgung di ! tan -
y
x
x

F 0
lim . Jika Lim ada maka
tan - x Dy x Y
dx
dy
derivatiI pertama dari y ke x
y Ix maka y y Ix x

)
`

|
,
|

x
x f x x f
x f
dx
dy
x

lim
0
atau dy I`x dx
y Ix maka y` x f
dx
df


Contoh:
y
3
1
4 3 4
1 1 x x
misal u 1 x
4

3
4x
dx
du

y u
1/3

3
2
3
1
u
dx
dy

4 1
3
1
.
3 3
2
4
x x
dx
du
du
dy
dx
dy




Definisi
1. Misal Iungsi I terdeIinisi pada selang I yang bukan suatu titik. Fungsi I
dikatakan mempunyai turunan pada selang I, jika turunannya I` terdeIinisi.
2. DerivatiI pertama dari y Ix ke-x
x
x f x x f
dx
dy
x

lim
0

y` x f
dx
dy
.


2.4.1.Rumus-rumus Derivatif
jika u, v, w Iungsi dari x, a, b, c, n konstan:
1. 0 c
dx
d

2. c cx
dx
d

3.
1

n n
ncx cx
dx
d

4. ... w v u
dx
d

...
dx
dw
dx
dv
dx
du

5.
dx
du
c cu
dx
d

6.
dx
du
v
dx
dv
u uv
dx
d

7.
dx
du
vw
dx
dv
uw
dx
dw
uv uvw
dx
d


8.
2
v
dx
dv
u
dx
du
v
v
u
dx
d


'
+

'

v 0
9.
dx
du
u n u
dx
d
n n 1



10.
dx
du
du
dy
dx
dy
.
11.
du
dx
dx
du 1

12.
du
dx
du
dy
dx
d

13.
dx
du
u u
dx
d
cos sin
14.
dx
du
u u
dx
d
sin cos
15.
dx
du
u u
dx
d
2
sec tan
16.
dx
du
u u
dx
d
2
csc cot
17.
dx
du
u u u
dx
d
tan sec sec
18.
dx
du
u u u
dx
d
cot csc csc
19.
dx
du
u
u
dx
d
2
1
1
1
sin

20.
dx
du
u
u
dx
d
2
1
1
1
cos

21.
dx
du
u
u
dx
d
2
1
1
1
tan

22.
dx
du
u
u
dx
d
2
1
1
1
cot

23.
dx
du
u u
u
dx
d
1
1
sec
2
1

24.
dx
du
u u
u cse
dx
d
1
1
2
1

25.
dx
du
, u
u
dx
d
,
.
ln
1
log
26.
dx
du
u
u
dx
d
.
1
ln
27.
dx
du
, , ,
dx
d
u u
ln
28.
dx
du
e e
dx
d
u u

29.
u v v
e
dx
d
u
dx
d
ln

ln
ln
u v
dx
d
e
u v

dx
dv
u u
dx
du
vu
dx
du
u e
dx
du
u
v
e
v v
u v
u v
ln
1 ln
1
ln
ln

'
+

'

30.
dx
du
u u
dx
d
cosh sinh
31.
dx
du
u u
dx
d
sinh cosh
32.
dx
du
u h u
dx
d
2
sec tanh
33.
dx
du
h c u
dx
d
sec coth
34.
dx
du
u hu hu
dx
d
tanh sec sec

35.
dx
du
cthu hu c hu c
dx
d
sec sec

36.
dx
du
u
u
dx
d
.
1
1
sinh
2
1

37.
dx
du
u
u
dx
d
1
1
cosh
3
1

38.
1 1
1
1
tanh
2
1

u
dx
du
u
u
dx
d

39.
1 / \ 1
.
1
1
coth
2
1

u u
dx
du
u
u
dx
d

40.
dx
du
u u
u h
dx
d
2
1
1
1
sec

41.
dx
du
u u
u cseh
dx
d
2
1
1
1

Contoh :

1. Ix x sin x
maka
I`x x cos x 1. Sin x
x cos x sin x

2. Ix 2 x
3
3 x
2
tan x, x 0, maka
I`x 6x2 3x2. Sec2x 6x tan x
x 0

3. Ix 0 ,
sin
x
x
x

I`x
2
sin 1 cos .
x
x x x
, x 0

4. Ix 2x
5
3x
2
-
2
3 1
x x
, maka
Ix 10x
4
- 6x x
-2
-6x
-3
.
5. Ix 1 ,
1
1

x
x
x
, maka
Ix -11x-11-x}/1x
2
.

Catatan :

1 2 cos
2
1
cos
2 cos 1
2
1
sin
2
2


x x
x x



2.4.2.Turunan Fungsi Komposisi atau Aturan Rantai

Komposisi Iungsi:
I
o
g
1
x I` gx . g`x
Aturan rantai
dx
dw
dw
dv
dv
du
du
dy
dx
dy
dx
du
du
dy
dx
dy
. . .
.

Contoh:
1. Ix x x 3 2
2

dibentuk Ix g
o
h x
g hx
gx x ghx x h
hx 2x
2
3x
maka g
o
h
1
x g` hx . h`x
h` x 4x 3 I` x
3 4 .
3 2 2
1

2
1
2

x
x x
x h
x h

g` x
x
x
2
1
2
1
2
1

cara lain
u 2x
2
3x Ix y u y`
u 2
1

3 4 x
dx
du
u 2x
2
3x
I` x
3 4 .
3 2 2
1
3 4 .
2
1
.
2

x
x x
x
u
dx
du
du
dy
dx
dy


2. Ix sin tan x, maka
Ix costan x}sec
2
x
3. Ix sec
x
x

1
1
, maka
Ix sec
x
x

1
1
tan
x
x

1
1
}-11x-11-x}/1x
2
}

2.4.3.Teorema Turunan Fungsi Invers

misal y Ix
x`y

1
x f

dx
dy
dy
dx 1

teorema turunan
Iungsi I x x
r
, r rasional
Ix x
r
I`x rx
r-1

contoh :
Diberikan suatu Iungsi Ix
3
2 2
2 x x x
2
2x
2/3
, maka
I`x 2 2 2
3
2
3
1
2


x x x
} 2 , 0 ,
2 3
1 4
3 2

x
x x
x

gx cos
3
1
3
tan cos tan x x
g`x x x
2
3
2
3
1
sec tan
3
1
. tan x sin -

-
-ul,t k k x
x
x x
,
2
1
,
tan 3
sec . tan sin
3
2
2 3
6 6


Contoh :
1. Ix
x
x

1
1

2. Ix x xsin
3. Ix
3
sin x
4.
Jawab :
1 Ix
2
1
1
1
1
1

'
+

'

x
x
x
x

I`x
2
2
1
1
1 1 1 1
.
1
1
2
1
x
x x
x
x

'
+

'

)
`

|
,
|

'
+

'

2
2
1
1
1 1
.
1
1
2
1
x
x x
x
x


2
2
1
1
2
.
1
1
2
1
x x
x

'
+

'

2
1
2
3
2
1
2
1
2
2
1 1
1
1
1
. 1
1
1
1
1
1
x x
x
x
x
x
x
x

'
+

'

2 Ix
2
1
sin sin x x x x
I`x
cos sin sin
2
1
cos sin . 1 sin
2
1
2
1
2
1
x x x x x
x s x x x

3 Ix
3
1
3
sin sin x x
I`x
x x x
x x x
cos . sin
6
1

2
1
cos . sin
3
1
3
2
2
1
2
1
3
2



cari
dx
dy
dari x
3
y
2
x
2
y
3
3
di 1,1
0 3 2 2 3
,
2 2 3 2

dx
dy
x y xy
dx
dy
y x
dx
y x f d

di 1.1
0 5 5
0 3 2 2 3


dx
dy
dx
dy
dx
dy

jika diminta untuk mencari
dx
dy
, maka
5
dx
dy
5 , maka
dx
dy
1 .

2.4.4.Mendeferensialkan Fungsi Implisit
Fungsi implicit adalah Iungsi yang berbentuk I x,y 0 atau Ix,yc.
Maka cara mencari dy/dx dari Iungsi implicit adalah sebagai berikut:
Untuk memudahkan pemahaman , maka akan langsung diberikan beberapa

Contoh:
1 x
2
y
2
25 Iungsi Implisit
0 2 2
dx
dy
y x
dx
dy

x
dx
dy
y
dx
dy
y x
2 2
0 2 2



y
x
dx
dy
y
x
dx
dy


2
2


2 jika x
2
y
2
2x 6y 5 0
tentukan
2
2
dx
y d
d,n
dx
dy

di titik
2
3

y
x


O x
2
y
2
2x 6y 5 0
2x 2y 0 6 2
dx
dy
dx
dy

2y - 6
dx
dy
2 2x
2 y-3
dx
dy
21-x
dx
dy

3
1

y
x

di 3,2 2
1
2

dx
dy

O

'
+

'

3
1
2
2
y
x
dx
d
dx
y d

5
1
2 1
3 2
2 . 3 1 2 3
3 2
1 3
3
1 1 1 3
2
2
2
2

dx
dy
dx
dy
x y
y
x y


3 Ix,y x xy
2
x sin y
atau, x xy
2
x sin y
cari
dx
dy
dan
2
2
dx
y d

2.4.5.Mendeferensialkan Fungsi dengan Peubah Lebih Dari Satu

Secara umum jika diketahui z adalah Iunsi dari u
1
, u
2
, u
3
, ., u
n
, dan u
1
, u
2
,
u
3
, ., u
n
adalah Iungsi dari x, maka
dx
du
u
:
dx
du
u
:
dx
du
u
:
dx
d:
n
n
. ... . .
2
2
1
1
N
N

N
N

N
N

u
:
N
N
deriIatiI parsiil pertama dari z ke u
artinya peubah lain kecuali u dianggap konstan.

Contoh:
z x
2
y
3
x
2
y
3

2 2 2
3
2 2 3 2
3 3
2 2
3 2 3 2
x y y :y
y
:
xy x :
x
:
dx
dy
x y xy
dx
dy
y x :
dx
d:
x

N
N

N
N



2.4.6. Mendeferensialkan Persamaan Bentuk Parameter



t g y
t f x

t parameter
t x
t y
x
y
dx
dy
t x

0 0
lim lim
dt dx
dt dy
t x
t y
t
t

0
0
lim
lim

Jika
O
O

X
dt
dx
Y
dt
dy
y
dx
dy

y`
O
O
X
Y
maka
dx
dt
dt
dx
dt
dy
dt
d
dt
dx
dt
dy
dx
d
dx
y d
.
2
2

'
+

'

'
+

'

2
2
2
2
2

1
dt
dx
dt
dx dt
x d
dt
dy
dt
y d
dt
dx

3
"

'
+

'

O
O O O O O O
x
x y y x
y
O
O

x
y
y

Contoh:

1 x 2 t
yt2 6t 5
maka y`
O
O

x
y
dx
dy

2 2 2 2 6
1
6 2

1
6 2

O
t t
t
dx
dy
y
x
dt
dx
t y
dt
dx
3

2x2
2x1

2
t y
t t x
cos 1
sin


0t6
y
t
t
t
y
t
dt
dy
y
t
dt
dx
x
sin
cos 1
sin

sin
cos 1

3
3

sin t dinyatakan dalam y
y 1 cos t
cos t 1 y sin
2
t cos
2
t 1
sin t t
2
cos 1
2
1 1 y 2 1 1
2
y y
2
2 1 1 y y
2
2 y y
y`
2
2
1
y y
y


2.4.7.Mendeferensialkan Fungsi Pangkat Fungsi

Jika diketahui z Iu,v u
v
, dimana u,v adalah Iungsi dalam x maka
dx
df
dapat
dicari dengan 2 cara:
1. z u
v

ln z ln u
v

ln z v ln u
diturunkan ke-x:

'
+

'

dx
du
u
v
u
dx
dv
u
dx
d:
dx
du
u
v
u
dx
dv
dx
d:
:
v
ln
ln .
1

2. z u
v

z
u v u
e e
v
ln ln

'
+

'

dx
du
u
v
u
dx
dv
e
dx
d:
u v
ln
ln

'
+

'

dx
du
u
v
u
dx
dv
u
v
ln

contoh:
Diketahui z x
x
Cara pertama:
z x
x

ln z ln x
x

ln x ln x
x
x
x
dx
d:
:
ln . 1
1

dx
d:
x
x
ln x 1
Cara kedua:
z x
x

z
x x X
e e
X
ln ln

'
+

'

x
x
x e
dx
d:
x x
ln 1
ln


1 ln
1 ln
ln

x x
x e
x
x x

B BA AB B I II II I
T TE ER RA AP PA AN N D DE ER RI IV VA AT TI IF F


3 3. .1 1. . F FU UN NG GS SI I N NA AI IK K D DA AN N T TU UR RU UN N

Definisi :
Suatu Iungsi Ix dikatakan naik di titik x x
0
, jika dapat ditunjukkan
bilangan pos kecil h sedemikian, sehingga untuk setiap titik tertentu x
1
x
2
yang
terletak dalam interval x
0
-h , x
0
h berlaku : Ix
1
Ix
2
.
Suatu Iungsi Ix dikatakan turun di titik x x
0
, jika dapat ditunjukkan
bilangan pos kecil h sedemikian, sehingga untuk setiap titik tertentu x
1
~ x
2
yang
terletak dalam interval x
0
-h , x
0
h berlaku : Ix
1
~ Ix
2
.
Untuk pemudahkan pemahamannyad diberikan skema pada gambar 3.1.



Skema :







x
0
-h x
1
x
0
x
2
x
0
h



x
0
-h x
1
x
0
x
2
x
0
h

Gambar 3.1. Skema Fungsi Naik dan Fungsi Turun
fs turun
fs naik

Dalil :
Jika 0
0

x f y f x naik di x x
0

0
0

x f y f x turun di x x
0

0
0

x f titik stasioner dari Iungsi f tercapai

0
0
"
x f maka titik x
0
, fx
0
titik maksimum
0
0
"
x f maka titik x
0
, fx
0
titik minimum

Contoh :
3 4 2
2 4
x x x f
Tentukan semua ekstrim relatiI dari Iungsi f

1awab :
f x 2x
4
4x
2
3
f x 8x
3
8x
8x x
2
1
f` x 24x
2
8

Titik stasioner tercapai jika f

x 0
f x 8x x
2
1 0
8x x1 x-1 0
x
1
0 ; x
2
1 ; x
3
-1
f0 3 ; f1 1 ; f-1 1

-1 0 1

f 0 -8 0 maka 0, 3 titik maksimum
- -
f 1 16 ~ 0 maka 1, 1 titik minimum
f -1 16 ~ 0 maka -1, 1 titik minimum

Sebelum mempelajari soal-soal lebih lanjut, akan diberikan terlebih dahulu
teorema-teorema yang mendukung Iungsi naik maupun Iungsi turun.

T Te eo or re em ma a U Uj ji i K Ke et tu ur ru un na an n K Ke ed du ua a u un nt tu uk k K Ke ec ce ek ku un ng ga an n
Misal f Iungsi yang mempunyai turunan kedua pada selang I terbuka
1. Jika 0
"
x f raIik f cekung ke atas pada I
2. Jika 0
"
x f raIik f cekung ke bawah pada I

Definisi Titik Belok kstrim
f Iungsi kontinu pada selang terbuka I I , Z . Titik , , f , dikatakan titik belok
jika dipenuhi 2 syarat berikut :
1. Terdapat perubahan kecekungan dari graIik Iungsi f disekitar x ,
2. Terdapat garis singgung pada graIik fs f di , , f ,

Contoh :
2 3 5
5 3
x x x f
0 15 15
2 4
x x x f
15 15
2 2
x x
a Tentukan selang f cekung ke atas dan f cekung ke bawah
b Tentukan semua titik ekstrimnya

1awab :
# x x x x f Z , 2 3 5
5 3

# x x x x f Z , 15 15
4 2

# x x x x f Z , 60 30
3 "


2
1
60
2
x x
2
2
1
2
2
1
60 x x x
0
1
x 2
2
1
2
x 2
2
1
3
x
2 0 f ; 2
8
7
2 2
2
1
f ; 2
8
7
2 2
2
1
f

0
2
2
1
2
2
1

2
2
1
x 0 2
2
1
x 2
2
1
x

a f cekung ke atas :

'
+

'

'
+

'

2
2
1
, 0 ; 2
2
1
, n
f cekung ke bawah :

'
+

'

'
+

'

n , 2
2
1
; 0 , 2
2
1


b Karena f`x ada di # x Z dan disekitar 2
2
1
, 0 , 2
2
1
x x x
ada perubahan kecekungan, maka titik ekstrimnya

'
+

'

'
+

'

2
8
7
2 , 2
2
1
; 2 , 0 ; 2
8
7
2 , 2
2
1



Titik
kstrim
Titik
kstrim
Titik
kstrim

- -
- -
Teorema-teorema yang mendukung pembahasan diatas adalah:
1. Teorema Rolle
Misalkan f memenuhi syarat :
a Kontinu pada selang tertutup a, b
b Mempunyai turunan pada selang terbuka a, b
c f a f b
Maka terdapat suatu , - , c Z f c 0
Teorema ini menjamin adanya titik-titik pada graIik fx dimana f x 0
atau garis singgung mendatar.
Skema :
fc 0
f c
f

f a f b

a c b
Gambar 3.2. Skema Teorema Rolle.

2. Teorema Nilai Rata-rata
Misalkan f memenuhi syarat :
a Kontinu pada selang tertutup a, b
b Mempunyai turunan pada selang terbuka a, b
Maka terdapat suatu , - , c Z sehingga
, -
, f - f
c f

Teorema ini menjamin adanya titik pada f yang garis singgung // dengan ruas
garis yang menghubungkan titik a, fa dengan b, fb.

b, f b
Skema :

fc
f c
f b
f a
a c b
b a
Gambar 3.3 Skema Teorema
Nilai Rata-rata.

3.2.Teorema, Rumus Tayor
Misal Iungsi f mempunyai turunan ke-n1 pada selang terbuka I yang
memuat titik x dan x
0
, maka f(x) dapat diuraikan dalam bentuk :
fx
2
0
0
0
0
0

2
"

1

x x
x f
x x
x f
x f

1
0
1
0
0


1

n
n
n
n
x x
n
c f
x x
n
x f

c terletak antara x dan x
0 .
Dapat ditulis :
x # x P x f
n n

Dimana :
!
n
x suku banyak Taylor berderajad n
#
n
x
1
0
1

1

n
n
x x
n
c f

suku sisa uraian Taylor

Contoh :
Deretkan dengan #. Talyor f(x) sin x di x
0
0


1awab :
f(x) sin x f (0) 0
f(x) cos x f(0) 1
f`(x) -sin x f`(0) 0
f
3
(x) -cos x f
3
(0) -1
f
4
(x) sin x f
4
(0) 0
f
5
(x) cos x f
5
(0) 1

f(x)
2
2
0 "
1
0
0 x
f
x
f
f

3
3
1
0 . 1 0 x x

5 3
5 3
x x
x

Deret Taylor dimana x
0
0 dinamakan Deret Mac Laurin.


Contoh :
Diket : Ixx
3
-9x
2
15x-5
Tentukan semua titik ekstrimnya.

Jawab:
Ix 3x
2
-18x15
S St ta as si io on ne er r j ji ik ka a I I x x 0 0, , m ma ak ka a 3x
2
-18x15 0 0 a at ta au u x
2
-6x5 0.
Sehingga x-5x-10, x
1
5, x
2
1. .
I I x x 6 6x x 1 18 8 , , m ma ak ka a I I 5 5 ~ ~ 0 0, , d da an n I I 1 1 0 0. .
J Ja ad di i e ek ks st tr ri im m m mi in ni im mu um m t t e er rj ja ad di i d di i t ti it ti ik k 5 5, , 1 12 2 d da an n e ek ks st tr ri im m m ma ak ks si im mu um m d di i t ti it ti ik k
1 1, ,- -1 12 2 . .

3 3. .3 3. . B Be en nt tu uk k- -b be en nt tu uk k T Ti id da ak k T Te er rt te en nt tu u

Y Ya an ng g d di in na am ma ak ka an n b be en nt tu uk k- -b be en nt tu uk k t ta ak k t t e er rt te en nt tu u a ad da al la ah h b be en nt tu uk k- -b be en nt tu uk k b be er ri ik ku ut t: :

0 0
; 0 ; 1 ; ; . 0 ; ;
0
0
C C C C
C
C
C


Aturan dari de l Hospital :
1. Diketahui f(x) dan g(x) kontinu dan dapat dideIerensialkan
sebanyak n kali disekitar x ,.
0 "
1


, f , f , f , f
n

0 "
1


, g , g , g , g
n

Sedang f
(n)
(,) dan g
(n)
(,) salah satu atau keduanya tidak nol, maka :




lim


, g
, f
x g
x f
n
n
, x

F

2. Kecuali untuk bentuk
0
0
, aturan dari de l hospital bisa juga dipakai
untuk bentuk
C
C
.
C
C

"
"
1
1
, g , g , g , g
, f , f , f , f
n
n

Sedang f
(n)
(,) dan g
(n)
(,) salah satu atau keduanya tidak tak berhingga,
maka :




lim


, g
, f
x g
x f
n
n
, x

F


Contoh:
1.
0
0
2
2
2
2
lim
F

F
x
x x
x
3
1
1 2
lim
2

F
x
x


2.
0
0
sin
sin
2
2
0
lim
F
F
x
x
x


0
0
cos sin 2
cos 2
2
0
lim
F
F
x x
x x
x


0
0
2 sin
cos 2
2
0
lim
F
F
x
x x
x


x
x x x x
x
2 cos 2
sin 2 2 cos 2
2 2
0
lim

F

1
2
1 . 2

3.
C
C
F

C F
1 3
2
2
lim
x
x x
x


3
1
6
2
6
1 2
lim lim

C
C
F

C F C F x x
x
x


3
1
6
2
6
1 2
lim

C F
x
x
x x
x
x



Contoh:
1.
x
x
x
tan

2
ln
lim
2
"

"
F

2
lim
6
F x x
x
2
sec
2 /
1
6

2
lim
6
F x 2 /
cos
2
6 x
x

2
lim
6
F x 2 /
1 2 cos 2 / 1
6

x
x

2
lim
6
F x 1
2 sin 2 2 / 1 x
0
2.
2
0
1
lim
x
e
x
x

F
2 / 1
2
lim
2
lim
0 0

F F
x
x
x
x
e
x
e

3.
1
2
lim

C F
x
x
x

x
x
e
x 2
lim
C F
0
2
lim
C F
x
x
e

B BA AB B I IV V
I I N N T T E E G G R R A A L L

I In nt te eg gr ra al l a ad da al la ah h a an nt ti i d de er ri iv va at ti iI I a at ta au u a an nt ti i t tu ur ru un na an n. . # #u um mu us s- -r ru um mu us s y ya an ng g b be er rl la ak ku u
u un nt tu uk k d de er ri iv va at ti iI I t te en nt tu u s sa aj ja a b be er rl la ak ku u u un nt tu uk k i in nt te eg gr ra al l d da al la am m a ar rt ti i k ke eb ba al li ik ka an nn ny ya a. .
! !e er rs so oa al la an n i in nt te eg gr ra al l t ti id da ak k h ha an ny ya a m me en ng gg gu un na ak ka an n r ru um mu us s- -r ru um mu us s d da as sa ar r y ya an ng g m me er ru up pa ak ka an n
k ke eb ba al li ik ka an n d de er ri iv va at ti iI I, , a ak ka an n t te et ta ap pi i p pe er rl lu u t te ek kn ni ik k- -t te ek kn ni ik k y ya an ng g c cu uk ku up p r ru um mi it t y ya an ng g a ak ka an n
d di ib bi ic ca ar ra ak ka an n b be er ri ik ku ut t i in ni i. .

4.1. Dibawa ke Bentuk I :

c x f x df
Contoh :
1.

c x dx
2.

c x x d tan tan
3.

c u u d . .
4.

c x n x n d .
5.

c d
x x
.

4.2. Rumus dasar Integral:

1 ,
1
1
1
n c u
n
du U
n n

Contoh :
c x dx x

6 5
6
1


4.3. Dibawa ke Bentuk II:
c u n
u
du

c x f n dx
x f
x f

Catatan : dx , - ,x d
dx k x d

2
1
2 2
, x d dx x

4

2
2 2
,
-
,
x - ,x x

Contoh :
1.

dx
x
x ec
dx
x
x ec
cot
cos
cot
cos
2 2

x ec x f x x f
2
cos cot
Sesuai bentuk

dx
x f
x f

Maka :
c x n dx
x
x ec

cot
cot
cos
2

2.

1 1 - ,x d x dx x
n n

Dengan rumus

du u
n
, maka c x
n
n

1
1
1
1

3.


1
- ,x d - ,x
,
dx - ,x
n n

c - ,x
n ,
n

1

1
1
.
1

4.
2
1
2 2 2
- ,x d - ,x
,
dx - ,x x



2
1
2
2
1
2
- ,x d - ,x
,

c - ,x
,

2
3
2
1
2
1
1
.
2
1

c - ,x
,

2
3
2
3
1

5.

c e dx
e
e
x
x
x
5 ln
5
menggunakan rumus bentuk III

4.4.Dibawa ke Bentuk III:

c
,
u
, , u
du
1
2 2
tan
1

c
, u
, u
n
, , u
du

2
1
2 2

Contoh :
1.

c
x
x
dx
x
dx
3
tan
3
1
3 3
1
2 2 2

2.

2 2
2 2
50 5
5
50 5 25 10
x
x d
x
dx
x x
dx

c
x
x

50 5
50 5
ln
50 2
1



4.5. Dibawa ke Bentuk IV :

2 2
u ,
du
c
,
u

'

'
+
1
sin

2 2
, u
du
c , u u
2 2
ln
du u ,

2 2
c u ,
u
,
u
,
,

2 2 1
2
2
sin

du , u
2 2
c , u
u
, u u
,

2 2 2 2
2
2
ln
2




Contoh :
1.

c
x
x
x d
x x
dx
6
1
sin
1 6
1
2 5
1
2 2

2.
2
1

4
11
2
1
3
2
2

'
+

'

x d x dx x x
c x
x
x x
'
+

'

'
+

'

'
+

'

4
11
2
1
2
2
1
4
11
2
1
2
1
ln
2
4
11 2 2


4.6. Integral Parsial
u dan v merupakan Iungsi dari x maka duv u dv v du.
u dv duv v du

vdu duv udv

vdu uv udv

Contoh :
1.

dx x ln

x xd x x ln ln

dx
x
x x x
1
. ln
c x x x ln
2.



x x
d x dx x
2 2
2
1

dx x
x x 2 2
2
1

c x
x x

'
+

'

2 2
2
1
2
1
2
1

c x
x x

2 2
4
1
2
1



4.7. Integral Bentuk Rasional.
Bentuk umumnya dapat diberikan sebagai



x Q
x P
x H , dimana !x
adalah numerator, sedangkan Qx adalah denumerator. Jika !x ~ Qx
maka !x harus dibagi Qx terlebih dahulu. Integral dengan bentuk
rasional ini terdiri dari beberapa kasus, yang masing-masing akan dibahas
dibawah ini.

Kasus 1 :
Apabila Iaktor Qx semuanya linier dan berbeda.
Contoh :

dx
x x x
x
2
1
2 3

x x x
x
2
1
2 3

1 2
1

x x x
x

x x x
x
2
1
2 3

1 2

x
C
x
B
x
A

1 x 2 1 1 2 x x C x x B x x A
2 2
2 2 2
x x C x x B x x A
2 2
2
A x C A B C B A x

2
1
1 2
1 2
0
A
A
A C B
C B A


1 2
2
1
0
2
1


C B
C B




2
1
C B
2
3
2 C B

3C

2
4

C

6
4

3
2


0
3
2
2
1

'
+

'

B
B
2
1
3
2


6
3 4


6
1

Jadi

dx
x x x
x
1 2
1

dx
x
dx
x
dx
x 1
3
2
2
6
1
2
1

c x x x 1 ln
3
2
2 ln
6
1
ln
2
1


4
3
1
2
ln
6
1

x
x cx


Kasus 2 :
Jika semua akar riil dan ada yang sama.
Contoh :

dx
x x
x
3 2
3
2
1

dx
x x
x
3 2
3
2
1

2 2 2
2 3 2
x
E
x
D
x
C
x
B
x
A

x
3
-1
2 2 2 2 3 3
2 2 2 2 x Ex x Dx Cx x Bx x A
x
3
-1
3 4
4 6 x E D B A x E B
A x B A x E D C B A 8 8 12 4 2 12 6
2

16
3
;
4
5
;
4
7
;
16
3
;
8
1
E D C B A

dx
x x
x
3 2
3
2
1

2 16
3
2 4
5
2 4
7
16
3
8
1
2 3 2
x
dx
x
dx
x
dx
x
dx
x
dx



c x
x x
x
x

2 ln
16
3
2 4
5
2 8
7
ln
16
3
8
1
2


Kasus 3 :
Jika tidak semua akar riil dan yang tidak riil semuanya berbeda.
Contoh :

dx
x x x
x x
2 2 1
3 2
2
2

'
+

'

1 2 2
2
x
C
x x
B Ax

2 2 1
3 2
2
2


x x x
x x

1 2 2
2

x
C
x x
B Ax

5
4
;
5
7
;
5
9
C B A
Jadi :

dx
x x x
dx x
dx
x x x
x x
1
5
4
2 2
5
7
5
9
2 2 1
3 2
2 2
2

2 2 5
9
2 2
1
5
9
2 2
5
9
2 2 2
x x
dx
x x
dx x
dx
x x
x


Maka :

dx
x x x
x x
2 2 1
3 2
2
2

1 5
4
2 2 5
7
2 2 5
9
2 2
1 2
2
1
5
9
2 2 2
x
dx
x x
dx
x x
dx
dx
x x
x

1 ln
5
4
1 1 5
2
2 2 ln
10
9
2
2
x
x
dx
x x
c x x x x ln 1 ln
5
4
1 tan
5
2
2 2 ln
10
9
1 2




Kasus 4 :
Jika tidak semua akar riil dan akar yang tidak riil ada yang sama.
Contoh :

dx
x x x
x
2
2
5 4
2


5 4
5 4
2 2
2

x x
E Dx
x x
C Bx
x
A


2
2
5 4
2

x x x
x




5 4
4 2
5 4
4 2
2 2
2

x x
E x D
x x
C x B
x
A

. dst

4.8.Integral Fungsi Trigonometri
1.

dx ,x sin

d,x ,x
,
sin
1

c ,x
,
cos
1

2.

dx ,x
2
sin

dx ,x 2 cos
2
1
2
1

c ,x
,
x 2 sin
4
1
2
1

3.

du u
n
n
u u
n
du u
n n n 2 1
sin
1
cos sin
1
sin


2
1 :
z
1
x
2
1


4.9. Integral Fungsi Pecah Rasional dalam $3 dan 48








Substitusi : tan : x
'
+

'

2
1

x
2
1
,rc t,n :
sin 2x 2 sin x cos x
x 2 ,rc t,n :
2 t,n
-1
:
dx d:
:
2
1
2

Sin x x x
2
1
cos
2
1
sin 2

2
2 2
1
2
1
1
.
1
. 2
:
:
: :
:

Cos :
2
cos 1
2
1
cos : 1
2
1
cos 2
2
2
t
t #umus x


Cos : 1
1
1
2
2
2

'
+

'

:



2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
2
:
:
:
:
:

Contoh :

x x
dx
cos sin 1

2 2
2
2
2
2
1 2 1
2
1
1
1
2
1
1
2
: : :
d:
:
:
:
:
d:
:

c :
:
d:
:
d:
1 ln
1 2 2
2


4.10. Integral dengan Substitusi

Kasus 1 :
Apabila memiliki bentuk
2 2
u ,
a ~ 0

2
0
"
A A 7 jika u ~ 0
0
2
1
A

7 jika u 0
7 sin , u 7 7 d cos , du
Jadi
2 2
u , 7 sin
2 2 2
, ,
7 sin 1
2 2
,
a . cos 7
1 cos sin
2 2
7 7

Kasus 2 :
Apabila memiliki bentuk
2 2 2 2
u , , u
a ~ 0
7 tan , u 7 7 d , du
2
sec

2
0
"
A A 7 jika u ~ 0
0
2
7
6
jika u 0

3 2
u , 7
2 2 2
tan , ,
7
2
tan 1 ,
7
2
sec ,
7 sec ,

Kasus 3 :
Apabila memiliki bentuk 0
2 2
, , u

2
0
6
7 jika u ~ a

2
3
6
7 6 A jika u -a
u 7 7 7 d t , du , tan sec sec
2 2 2 2 2
sec , , , u 7 1 sec
2
7 ,
7
2
tan ,
7 tan ,



Contoh-contoh Kasus
:
1.

dx
x
x
2
2
9

Substitusi : 7 7 7 d dx x cos 3 sin 3
7 7
7
7
d cos 3
sin 3
sin 3 3
2 2
2 2 2

7 7
7
7
d cos 3
sin 3
sin 1 3
2 2
2

7
7
7
d
2
2
sin
cos

7 7 d
2
cot
7 7 d ec

1 cos
2

c 7 7 cot

2. dx x

5
2

Substitusi : 7 tan 5 x
7 7 d dx
2
sec 5
5
2
x 5 tan 5
2
7
1 tan 5
2
7
7 sec . 5
dx x

5
2
7 7 7 d
2
sec 5 sec 5

7 7 d
3
sec 5 dengan inti parsial
c 7 7 7 7 tan sec ln
2
5
tan sec
2
5


3.

2 2 3
3 x x
dx

Substitusi : 7 sec 3 x
7 7 7 d dx tan sec 3
2 2
3 x
2 2 2
3 sec 3 7
1 sec 3
2
7
3 tan 7

2 2 3
3 x x
dx
7
7 7
7 7
d

tan 3 . sec 3
tan sec 3
3 3



7 7 7
7
d d
2
2
cos
27
1
sec
1
27
1

7 7 d

2 cos 1
27
1
2
1

c
'
+

'

7 7 2 sin
2
1
54
1



4.11. Substitusi Aljabar
Substitusi dilakukan sedemikian sehingga bisa merubah bentuk irrasional
menjadi rasional.
Contoh :

4
3
2
1
2 2 x x
dx

Substitusi : 2 x
4
:
dx d: :
3
4
2
1
2 x
2
2
1
4
: :

4
3
2 x
3
4
3
4
: :
Maka :

4
3
2
1
2 2 x x
dx

3 2
3
4
: :
d: :

d:
: :
:
3 2
3
4

d:
: :
:
1
4
2
3

d:
:
:
1
4

d:
:
:
1
4

d:
:
:
1
1 1
4
d:
:

'
+

'

1
1
1 4
c : : 1 ln 4 4
c x x 1 2 ln 4 2 4
4 4

DAFTAR PUSTAKA

Leithold, L ., 1972, The Calculus with Analitic Geometry, ,75e7 nte7n,tion,l
Edition, ,75e7 ,nd Row, Publishe7s, New Yo7, ,e7stown, S,n
F7,ncisco, London.

M,7tono, K., 1970, Modern Control Engineering, P7entice-,ll., Enlewood Cliffs,
New Je7sey.

K7eyzi, E., 1983, Advanced Engineering Mathematics, John Wiley ,nd Sons,
nc, C,n,d,.