Anda di halaman 1dari 35

1

BAB I
!AHULUA

1.1Latar Belakang
Skabies adalah penyakit kulit yang mudah menular. Orang jawa sering
menyebutnya gudig. Penyebabnya adalah Sarcoptes scabei. Cara penularan penyakit
ini adalah melalui kontak langsung dengan penderita atau tidak langsung melalui alat-
alat yang dipakai penderita, misal : baju, handuk, dll.
Gejala klinis yang sering menyertai penderita adalah : Gatal yang hebat
terutama pada malam hari sebelum tidur, Adanya tanda : papula (bintil), pustula
(bintil bernanah), ekskoriasi (bekas garukan), bekas-bekas lesi yang berwarna hitam,
Dengan bantuan loup (kaca pembesar), bisa dilihat adanya kunikulus atau lorong di
atas papula (vesikel atau plenthing/pustula)
Predileksi atau lokasi tersering adalah pada sela-sela jari tangan, bagian
Ileksor pergelangan tangan, siku bagian dalam, lipat ketiak bagian depan, perut
bagian bawah, pantat, paha bagian dalam, daerah mammae/payudara, genital, dan
pinggang. Pada pria khas ditemukan pada penis sedangkan pada wanita di aerola
mammae. Pada bayi bisa dijumpai pada daerah kepala, muka, leher, kaki dan
telapaknya. Pemariksaan adanya skabies atau Sarcoptes scabei dengan cara :
Melihat adanya burrow dengan kaca pembesar Papula, vesikel yang dicurigai diolesi
pewarna (tinta) kemudian dicuci dengan pelarutnya sehingga terlihat alur berisi tinta
Melihat adanya sarcoptes dengan cara mikroskopis, yaitu ;
Atap vesikelnya diambil lalu diletakkan di atas gelas obyek terus ditetesi KOH 30,
ditutup dengan gelas penutup dan diamati dengan mikroskop.
Papula dikorek dengan skalpel pada ujungnya kemudian diletakkan pada gelas obyek
lalu ditutup dan diamati dengan mikroskop.
2

Meski sekarang sudah sangat jarang dan sulit ditemukan laporan terbaru
tentang kasus skabies diberbagai media di Indonesia (terlepas dari Iaktor
penyebabnya), namun tak dapat dipungkiri bahwa penyakit kulit ini masih merupakan
salah satu penyakit yang sangat mengganggu aktivitas hidup dan kerja sehari-hari. Di
berbagai belahan dunia, laporan kasus skabies masih sering ditemukan pada keadaan
lingkungan yang padat penduduk, status ekonomi rendah, tingkat pendidikan yang
rendah dan kualitas higienis pribadi yang kurang baik atau cenderung jelek. Rasa
gatal yang ditimbulkannya terutama waktu malam hari, secara tidak langsung juga
ikut mengganggu kelangsungan hidup masyarakat terutama tersitanya waktu untuk
istirahat tidur, sehingga kegiatan yang akan dilakukannya disiang hari juga ikut
terganggu. Jika hal ini dibiarkan berlangsung lama, maka eIisiensi dan eIektiIitas
kerja menjadi menurun yang akhirnya mengakibatkan menurunnya kualitas hidup
masyarakat. (Kenneth, F,1995).
Menurut Departemen Kesehatan RI prevalensi skabies di puskesmas seluruh
Indonesia pada tahun 1986 adalah 4,6 - 12,95 dan skabies menduduki urutan
ketiga dari 12 penyakit kulit tersering. Di bagian Kulit dan Kelamin FKUI/RSCM
pada tahun 1988, dijumpai 704 kasus skabies yang merupakan 5,77 dari seluruh
kasus baru. Pada tahun 1989 dan 1990 prevalensi skabies adalah 6 dan 3,9
(Sungkar,S, 1995).
12.Tujuan
Adapun tujuan penyusunan :
a. Menjelaskan tentang penyakit skabies
b. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penyusun makalah pada khususnya
dan pembaca pada umumnya
c. Meningkatkan keingintahuan tentang ilmu-ilmu yang bersangkutan
d. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Integumen

1.2!embatasan Masalah
3

Dalam makalah ini penulis akan membahas khusus mengenai penyakit Skabies.
1.3Metode !enulisan
Makalah ini disusun dengan menggunakan metode literatur, yaitu dengan cara
membaca, mengamati dan menganalisis dari buku dan internet.
Data yang penulis dapatkan tidak langsung ditulis begitu saja tetapi melalui
suatu proses pengolahan data. Penulis melakukan penelitian dan pengamatan yang
khusus agar dapat menciptakan makalah yang berkualitas dari segi isi dan bermanIaat
bagi yang membaca dan juga bagi penulis sendiri.














4



BAB II
AALISA KASUS
KASUS
Seorang perempuan usia 32 tahun membawa 3 orang anaknya yang berusia 7,
5 dan 3 tahun ke klinik dengan keluhan gatal-gatal di daerah ketiak, pusar, lipatan
paha, betis dan perut. Gatal timbul terutama timbul pada malam hari, sehingga anak-
anak menjadi rewel dan sulit tidur karena garuk-garuk. Anak yang berusia 7 tahun
berkata sering diejek oleh temannya di sekolah karena kulinya. Pada pemeriksaan
Iisik, kulit tampak kemerahan seperti ada terowongan. Dokter member salep
permetini.
Step 1
1. Salep permetini
Obat anti scabies yang berupa krim
Step 2
1. Mengapa gatal-gatal di malam hari?
2. Mengapa pemeriksaan Iisik tampak ada trauma?
3. Penyakit ini bisa menyerang anak-anak saja atau dewasa juga?
4. Kenapa gatal-gatal di daerahketiak,pusar, lipatan paha, betis dan perut?
5. Apa maniIestasi klinis lainnya?
6. Penyakit ini menular atau tidak?
7. Jika menular lewat apa?
8. Karena alergi atau bukan?
9. Terowongan seperti apa?
10.Fungsi spesiIik salep permetini?
3

11.Penatalaksanaan selain salep?
Step 3 dan 4
1. Pada malam hari tidak banyak aktivitas tapi pada saat siang hari banyak
aktivitas (terdistraksi)
2. Di garuk
3. Lebih banyak pada anak-anak karena hygiene kurang tapi bisa juga
menyerang pada semua umur
4. Karena pada area lipatan tubuh kondisi kulitnya lembab oleh karena itu
kuman banyak yg bersarang
5. Adanya terowongan, menyerang berkelompok, gatal pada malam hari dan
kemerahan
6. Menular
7. Penularan bisa melalui kulit, pakaian dan pemakaian alat-alat hygiene
bersama
8. Bukan alergi karena alergi bersiIat menular penyebabnya sejenis kuman
9. Terowongan : bentuknya kecil dan tidak bercabang
10.Anti scabies dan membunuh kutu
11.Obat oral contohnya CTM pmanIaatnya pasien akan merasa ngantuk jadi
pasien tidak garuk-garuk
Step 5
Gatal gatal





6





konsep enyaklL















konsep enyaklL
ueflnlsl
LLlologl
ManlfesLasl
klaslflkasl
kompllkasl
enaLalaksanaan
em ulagnosLlk
aLoflslologl
Askep
engka[lan
Anallsl uaLa
ulagnosa keperawaLan
lnLervensl + 8aslonal
SkA8lLS
7

BAB III
!MBAHASA

I. KOS!
A. IISI
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes
scabei, yang termasuk dalam kelas Arachnida. Tungau ini berukuran sangat kecil dan
hanya bisa dilihat dengan mikroskop atau bersiIat mikroskopis.
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabakan oleh inIestasi hama anthropod
yang disebut Sarcoptes scabie. Penyakit ini ditularkan melalui hubungan yang
berkepanjangan ke mereka yang mengidap scabies ini.
Scabies, penyakit kulit menular yang disebabkan oleh seekor tungau (kutu/mite)
yang bernama Sarcoptes scabei, Iilum Arthopoda , kelas Arachnida, ordo Ackarina,
superIamili Sarcoptes. Pada manusia oleh S. scabiei var homonis, pada babi oleh S.
scabiei var suis, pada kambing oleh S. scabiei var caprae, pada biri-biri oleh S.
scabiei var ovis. Kecil ukurannya, hanya bisa dilihat dibawah lensa mikroskop, yang
hidup didalam jaringan kulit penderita, hidup membuat terowongan yang bentuknya
memanjang dimalam hari. Itu sebabnya rasa gatal makin menjadi-jadi dimalam hari,
sehingga membuat orang sulit tidur.

B. TIOLOGI
Scabies dapat disebabkan oleh kutu atau kuman sercoptes scabei varian hominis.
Sarcoptes scabieiini termasuk Iilum Arthopoda, kelas Arachnida, ordo Ackarina,
superIamili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var. hominis. Kecuali
itu terdapat S. scabiei yang lainnya pada kambing dan babi.
8

Secara morIologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya
cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini transient, berwarna putih kotor, dan
tidak bermata. Ukurannya yang betina berkisar antara 330-450 mikron x 250-350
mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200-240 mikron x 150-200 mikron.
Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2pasang longlegs di depan sebagai alat
alat untuk melekat dan 2 pasang longlegs kedua pada betina berakhir dengan rambut,
sedangkan pada yang jantan pasangan longlegs ketiga berakhir dengan rambut dan
keempat berakhir dengan alat perekat.
Siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Setelah kopulasi (perkawinan) yang
terjadi di atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup dalam
terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali
terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari dan
sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50.
Bentuk betina yang telah dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telurnya akan
menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan menjadi larva yang mempunyai 3
pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar.
Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimIa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan
betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk
dewasa memerlukan waktu antara 8-12 hari. Telur menetas menjadi larva dalam
waktu 3-4 hari, kemudian larva meninggalkan terowongan dan masuk ke dalam
Iolikel rambut. Selanjutnya larva berubah menjadi nimIa yang akan menjadi parasit
dewasa. Tungau betina akan mati setelah meninggalkan telur, sedangkan tungau
jantan mati setelah kopulasi. Sarcoptes scabiei betina dapat hidup diluar pada suhu
kamar selama lebih kurang 7-14 hari.Yang diserang adalah bagian kulit yang tipis dan
lembab, contohnya lipatan kulit pada orang dewasa. Pada bayi, karena seluruh
kulitnya masih tipis, maka seluruh badan dapat terserang penyakit skabies ini.
Predisposisi : Iaktor penunjang lainnya
O Kemiskinan
9

O Higiene yang jelek
O Seksual Promiskuitas
O Diagnosis yang salah
O DemograIi
O kologi
O Derajat sensitasi individual


. MAISTASI KLIIS
Adanya terowongan yang sedikit meninggi, berbantuk garis lurus atau
berkelok-kelok, panjangnya beberapa milimeter sampai satu centimeter, dan
pada ujungnya tampak vesikula, papula, atau pustula.
Tempat predileksinya adalah kulit dengan stratum korneum yang tipis, yaitu
sela-sela jari tangan, pergelangan tangan, siku bagian luar, lipatan ketiak
bagian depan, areola mammae dalam kurung wanita, umbilikus, abdomen
bagian bawah, bokong, genetalia eksterna ( pria). Pada orang dewasa jarang
terdapat di muka dan kepala, kecuali pada penderita imunosupresiI, sedangkan
pada bayi, lesi dapat terjadi di seluruh permukaan kulit.
Pruritus nokturna, yakni gatal- gatal hebat pada malam h ari. Terjadi karena
aktivitas tungau lebih tinggi pada suhu yang lembab dan panas, dan saat
hospes dalam keadaan tenang atau tidak beraktivitas.
Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok. Misalnya, dalam
sebuah keluarga, biasanya seluruh anggota keluarga dapat terkena inIeksi.
Begitu pula pada sebuah perkampungan yang padat penduduknya, misalnya
asrama atau penjara.
Ditemukannya tungau yang merupakan penentu utama diagnosis.


10

. KLASIIKASI
Terdapat beberapa bentuk skabies atipik yang jarang ditemukan dan sulit
dikenal, sehingga dapat menimbulkan kesalahan diagnosis. Beberapa bentuk
tersebut antara lain (Sungkar, S, 1995):
a. Skabies pada orang bersih (scabies oI cultivated).
Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang
sedikit jumlahnya sehingga sangat sukar ditemukan.
b. Skabies incognito.
Bentuk ini timbul pada scabies yang diobati dengan kortikosteroid
sehingga gejala dan tanda klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan
penularan masih bisa terjadi. Skabies incognito sering juga menunjukkan
gejala klinis yang tidak biasa, distribusi atipik, lesi luas dan mirip penyakit
lain.
c. Skabies nodular
Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal. Nodus
biasanya terdapat didaerah tertutup, terutama pada genitalia laki-laki,
inguinal dan aksila. Nodus ini timbul sebagai reaksi hipersensetivitas
terhadap tungau scabies. Pada nodus yang berumur lebih dari satu bulan
tungau jarang ditemukan. Nodus mungkin dapat menetap selama beberapa
bulan sampai satu tahun meskipun telah diberi pengobatan anti scabies dan
kortikosteroid.

d. Skabies yang ditularkan melalui hewan.
Di Amerika, sumber utama skabies adalah anjing. Kelainan ini
berbeda dengan skabies manusia yaitu tidak terdapat terowongan, tidak
menyerang sela jari dan genitalia eksterna. Lesi biasanya terdapat pada
daerah dimana orang sering kontak/memeluk binatang kesayangannya yaitu
paha, perut, dada dan lengan. Masa inkubasi lebih pendek dan transmisi lebih
mudah. Kelainan ini bersiIat sementara (4 8 minggu) dan dapat sembuh
11

sendiri karena S. scabiei var. binatang tidak dapat melanjutkan siklus
hidupnya pada manusia.
e. Skabies Norwegia.
Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas
dengan krusta, skuama generalisata dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat
predileksi biasanya kulit kepala yang berambut, telinga bokong, siku, lutut,
telapak tangan dan kaki yang dapat disertai distroIi kuku. Berbeda dengan
skabies biasa, rasa gatal pada penderita skabies Norwegia tidak menonjol
tetapi bentuk ini sangat menular karena jumlah tungau yang menginIestasi
sangat banyak (ribuan). Skabies Norwegia terjadi akibat deIisiensi
imunologik sehingga sistem imun tubuh gagal membatasi proliIerasi tungau
dapat berkembangbiak dengan mudah.
I. Skabies pada bayi dan anak.
Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk
seluruh kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi inIeksi
sekunder berupa impetigo, ektima sehingga terowongan jarang ditemukan.
Pada bayi, lesi di muka. (Harahap. M, 2000).
g. Skabies terbaring ditempat tidur (bed ridden).
Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal
ditempat tidur dapat menderita skabies yang lesinya terbatas. (Harahap. M,
2000).
h. Skabies yang disertai penyakit menular seksual yang lain.
Skabies ini sering dijumpai bersama penyakit menular seksual yang
lain seperti gonore siIilis, pedikulosis pubis, herpes genitalis dan lainnya.

. KOM!LIKASI
1. Impetigo
2. dema
3. Dermatitis
4. LimIangitis (biasanya terjadi pada bayi dan anak-anak)
5. ktima
12

6. Kerusakan ginjal (biasanya terjadi pada bayi dan anak-anak)


. !ATALAKSAAA
a. Non Farmakologi.
Mandi dengan air hangat dan menggunakan sabun (menghilangkan
debris)
Kompres menggunakan air dingin atau air hangat untuk menurunkan rasa
gatal.
Menjaga lingkungan dan pola hidup sehat.

b. Terapi Farmakologi (kolaborasi)
A. Topikal
1. Benzene heksaklorida (lindane)
Tersedian dalam bentuk cairan atau lotion, tidak berbau tidak berwarna.
Obat ini membunuh kutu dan nimIa. Obat ini digunakan dengan cara
menyapukan ke seluruh tubuh dari leher ke bawah, dan setelah 12-24 jam
dicuci bersih-bersih. Pengobatan diulang selama 3 hari. Pengobatan
diulang maks. 2 kali dengan interval 1 minggu. Pada bayi dan anak-anak,
bila digunakan berlebihan dapat menimbulkan neurotoksisitas. Obat
initidak aman digunakan untuk ibu menyusui dan wanita hamil.
2. SulIur
13

Dalam bentuk paraIin lunak, sulIur 10 secara umum dan eIektiI
digunakan. Dalam konsentrasi 2,5 dapat digunakan pada bayi. Obat ini
digunakan pada malam hari selama 3 malam.
3. Benzilbenzoat (crotamiton)
Tersedia dalam bentuk krim atau lotion 25. Sebaiknya obat ini
digunakan selama 24 jam, kemudian digunakan lagi 1 minggu kemudian.
Obat inii disapukan ke badan dari leher ke bawah. Bila digunakan untuk
bayi dan anak-anak, harus ditambahkan air 2-3 bagian.
4. MonosulIiran
Terseedia dalam bentuk lotion 25 yang sebelum digunakan, harus
ditambah 2-3 bagian air dan digunakan setiap hari selama 2-3 hari. Selama
dan segera setelah pengobatan, penderita tidak boleh minum alkohol
karena dapat menyebabkan keringat yang berlebihan dan takikardi.
5. Malathion
Malathion 0,5 dengan dasar air digunakan selama 24 jam. Pemberian
berikutnya diberikan beberapa hari kemudian.
6. Permethrin
Dalam bentuk krim 5 sebagai dosis tunggal. Penggunaannya selama 8-
12 jam dan kemudian dicuci bersih-bersih. Obat ini dilaporkan eIektiI
untuk scabies.
7. Pemberian antibitika dapat digunakan jika ada inIeksi sekunder, misalnya
bernanah di area yang terkena (sela-sela jari, alat kelamin) akibat garukan
14

8. Krokamiton 10 dalamkrim atau losio mempunyaidua eIek sebagai
antiskabies dan antigatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra.
Krim( eurax) hanya eIetiI pada 50-60 pasien. Digunakan selama 2
malam berturut-turut dan dbersihkan setelah 24 jam pemakaian terakhir.
(Marwali H 2000 hal 112-113)
B. Oral
1. Ivermectin; dosis tunggal Ivermectin dilaporkan dapat mengurangi parasit
dalam jumlah banyak pada tubuh, namun dosis tunggal tambahan
diperlukan 2 minggu setelahnya untuk eradikasi penuh. Pada tahun 1999,
sebuah studi perbandingan antara agen topikal Lindane dan agen oral
Ivermectin membuktikan tidak adanya perbedaan secara statistik antara
dua jenis obat tersebut. Karena Ivermectin lebih mudah digunakan (tidak
perlu pengolesan pada seluruh tubuh), maka tingkat kepatuhan pasien
lebih baik. Iek samping dari Ivermectin antara lain nyeri abdomen
ringan, mual, muntah, mialgia, atralgia. Ivermectin aman digunakan untuk
anak usia lebih dari 5 bulan.
2. Antihistamin; digunakan untuk menanggulangi sensasi gatal




13

LO
pemethrin 5
a. ama dagang di Indonesia
Scabimite cream 5 dari Galenium Pharmacia.
b. Bentuk sediaan
Cream 5 x 10 g, 30 g.
c. armakologi
Permethrin bekerja dengan cara mengganggu polarisasi dinding sel syaraI
parasit yaitu melalui ikatan dengan Natrium. Hal ini memperlambat repolarisasi
dinding sel dan akhirnya terjadi paralise parasit. Permethrin dimetabolisir dengan
cepat di kulit, hasil metabolisme yang bersiIat tidak aktiI akan segera diekskresi
melalui urine. Permethrin juga diabsorbsi setelah pengaplikasian secara topikal,
tetapi kulit juga merupakan sebuah tempat metabolisme dan konjugasi metabolit.
Pengaplikasian 5 permethrin cream biasanya cukup untuk mebuat hilang
ektoparasit dan pengurangan dari simptom (biasanya pruritus). Pengaplikasian
berusalng dibutuhkan untuk mengobati penyakit scabies diantara komunitas
orang.
d. Indikasi
Permethrin cream 5 digunakan untuk terapi investasi Sarcoptes scabiei.
e. Kontra indikasi
HipersensitiI terhadap Permethrin, Pirethroid sintetis atau Pirethrin.
16

I. ara pemakaian
Permethrin cream digunakan untuk sekali pemakaian. Oleskan Permethrin
cream merata pada seluruh permukaan kulit mulai dari kepala sampai ke jari-jari
kaki, terutama daerah belakang telinga, lipatan bokong dan sela-sela jari kaki.
Lama pemakaian selama 8-12 jam. Dianjurkan pengolesan pada malam hari
kemudian dicuci pada keesokan harinya.
g. 1ek samping
Dapat timbul rasa panas seperti terbakar yang ringan, pedih, gatal, eritema,
hipestesi serta ruam kulit. Iek samping ini bersiIat sementara dan akan
menghilang sendiri.
h. !eringatan
InIestasi Scabies kadang diikuti dengan adanya pruritus, edema dan erythema.
Pengobatan dengan Scabimite bisa secara sementara memperburuk kondisi
ini.
Keamanan dan keeIektiIan pada anak-anak berumur kurang dari 2 bulan belum
diumumkan.
Penggunaan selama kehamilan dan menyusui harus berdasarkan rekomendasi
dokter.
i. Keuntungan
Aman dan eIektiI untuk digunakan dalam beberapa tingkat scabies.
Diaplikasikan secara tunggal (sekali pemakaian)
Non-neurotoxic scabicide.
17

j. #esiko khusus
Neonates
Tidak ada penelitian yang secara spesiIik dilakukan untuk pengujian
keamanan permethrin pada neonates, tetapi Wellcome mengadakan penelitian
spesiIik tentang penggunaan perm,ethrin pada anak-anak berumur dibawah 12
tahun.
Ibu menyusui
Perhatian ditujukan pada ibu yang sedang menyusui apabila menggunakan
permethrin cream 5, level dari permethrin dalam air susu setelah
diaplikasikan secara topikal diketahui sangat rendah.
Anak-anak
Permethrin telah diketahui aman dan eIektiI bila digunakan pada anak-anak.
Wanita hamil
Walaupun tidak menunjukkan adanya toksisitas reproduksi pada hewan,
permethrin diketahui dapat mencapai janin pada tikus. Karena tidak adanya
penelitian tentang penggunaan permethrin pada wanita hamil maka
penggunaannya pada saat kehamilan hanya diperbolehkan menurut saran
dokter. Akan tetapi eIek teratogenik tidak akan diantisipasi.
Orang tua
Tidak ada precaution spesial yang diindikasikan


18



G. !M#IKSAA !UAG
Penegakan diagnosis skabies dapat dilakukan dengan melihat gejala klinis dan
dikonIirmasi dengan pemeriksaan laboratorik (WNDL dan ROMPALO, 2002).

Kerokan kulit dapat dilakukan di daerah sekitar papula yang lama maupun yang
baru. Hasil kerokan diletakkan di atas kaca objek dan ditetesi dengan KOH 10
kemudian ditutup dengan kaca penutup dan diperiksa di bawah mikroskop.
Diagnosis skabies positiI jika ditemukan tungau, nimpa, larva, telur atau kotoran
S. scabiei (ROBRT dan FAWCTT, 2003).
Mengeluarkan S. skabiei dengan ujung jarum atau skalpel dari bagian terminal
terowongan dan memeriksanya dibawah mikroskop setelah lebih dulu dimasukan
dalam tetesan KOH 10 yang ditempatkan diatas kaca objek (BINTARI et al.,
1979; HRMS, 1961; FAUST dan RUSSL, 1977).
Membuat kerokan kulit di daerah sekitar papula, kemudian dibuat sediaan di atas
kaca objek dengan kaca tutup, selanjutnya diperiksa dibawah mikroskop
(ISKANDAR, 1982; ISKANDAR et al., 1984).
Tes tinta pada terowongan di dalam kulit dilakukan dengan cara menggosok
papula menggunakan ujung pena yang berisi tinta. Papula yang telah tertutup
dengan tinta didiamkan selama dua puluh sampai tiga puluh menit, kemudian
tinta diusap/ dihapus dengan kapas yang dibasahi alkohol. Tes dinyatakan positiI
bila tinta masuk ke dalam terowongan dan membentuk gambaran khas berupa
garis zig-zag (HoDOJO, 1989).
'isualisasi terowongan yang dibuat tungau juga dapat dilihat menggunakan
mineral oil atau Ilourescence tetracycline test (BURKHART et al., 2000) . Kedua
metode ini memiliki kekurangan, khususnya pada kasus yang baru terinIestasi S.
scabiei. Tungau akan sulit untuk diisolasi dari kerokan kulit dan gejala klinis yang
ditunjukkan mempunyai persamaan dengan penyakit kulit lainnya (WALTON et
al., 2004a).
Metode LISA untuk deteksi skabies pada manusia masih mempunyai kelemahan
karena adanya reaksi silang antara kulit induk semang dan antigen varian S.
scabiei .
Tingginya latar (background) masih sering menyertai hasil LISA. 'AN DR
HIJDN et al. (2000) menduga Ienomena tersebut akibat adanya kontaminasi
dari whole antigen ekstrak tungau dengan immunoglobulin induk semang.
Rendahnya pengetahuan tentang induksi dan waktu yang tepat terhadap respon
19

humoral spesiIik pada sistem imun manusia naiI dan sensitiI juga menjadi
kendala dalam pengembangan LISA ini (WALTON et al. 2004a). Kemajuan
yang nyata di bidang penelitian molekuler skabies dan kloning bahan alergen
tungau atau molekul lainnya menjadi tantangan untuk pengembangan LISA
yang spesiIik untuk manusia di masa yang akan dating
'ideodermatoskopi, biopsi kulit dan mikroskopi epiluminesken (ARGNZIANO
et al., 1997; MICALI et al., 1999). 'ideodermatoskopi dilakukan menggunakan
sistem mikroskop video dengan pembesaran seribu kali dan memerlukan waktu
sekitar lima menit. Umumnya metode ini masih dikonIirmasi dengan basil
kerokan kulit (MICALI et a!., 1999). Pengujian menggunakan mikroskop
epiluminesken dilakukan pada tingkat papilari dermis superIisial dan memerlukan
waktu sekitar lima menit serta mempunyai angka positiI palsu yang rendah
(ARGNZIANO et al., 1997) . Kendati demikian, metode-metode diagnosis
tersebut kurang diminati karena memerlukan peralatan yang mahal.
Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung diatas selembar kertas putih
dan dilihat dengan kaca pembesar.
Dengan membuat biopsi irisan, caranya ; jepit lesi dengan 2 jari kemudian buat
irisan tipis dengan pisau dan periksa dengan miroskop cahaya.
Dengan biopsi eksisional dan diperiska dengan pewarnaan H.


H. !GAHA
O Periksakan ke Puskesmas, dokter, dokter spesialis kulit atau Rumah sakit
setempat bila menjumpai penyakit ini untuk mendapatkan pengobatan.
OApabila ada yang sakit Skabies (gudik), periksakan semua anggota keluarga yang
kontak dengan penderita. Jika ternyata menderita skabies, obati semuanya secara
serempak agar tidak terjadi penularan ulang.
OMandi dengan air hangat dan sabun untuk menghilangkan sisa-sisa kulit yang
mengelupas dan kemudian kulit dibiarkan kering.
O Gunakan pakaian dan sprei yang bersih, semua perangkat tidur, handuk dan
pakaian yang habis dipakai harus dicuci dengan air yang sangat panas kalau perlu
direbus dan dikeringkan dengan alat pengering panas
20

O Cegah datangnya lagi skabies dengan menjaga lingkungan agar tetap bersih dan
sehat, ruangan jangan terlalu lembab dan harus terkena sinar matahari serta menjaga
kebersihan diri anggota keluarga dengan baik
O Cara-cara pencegahan.Lakukan penyuluhan kepada masyarakat dan komunitas
kesehatan tentang cara penularan, diagnosis dini dan cara pengobatan penderita
scabies dan orang-orang yang kontak
OPengawasan penderita, kontak dan lingkungan sekitarnya.
OLaporan kepada Dinas Kesehatan setempat
OIsolasi: Siswa sekolah atau pekerja yang terinIeksi dilarang masuk ke sekolah dan
pekerja sampai dilakukan pengobatan. Penderita yang dirawat di Rumah Sakit
diisolasi sampai dengan 24 jam setelah dilakukan pengobatan yang eIektiI.
O Penyelidikan terhadap penderita kontak dan sumber penularan: Temukan penderita
yang tidak dilaporkan dan tidak terdeteksi diantara teman dan anggota keluarga;
penderita tunggal dalam satu keluarga jarang ditemukan. Berikan pengobatan
proIilaktik kepada mereka yang kontak kulit ke kulit dengan penderita (anggota
keluarga dan kontak seksual)


I. AS!K LGAL TIK
Ada 6 prinsip yaitu :
1. Autonomy : perawat menghargai hak klien untuk mengambil keputusan
sendiri.
2. Non maleIicence : tugas yang dilakukan perawat tidak menyebabkan bahaya
bagi kliennya.
3. BeneIicence : melakukan yang terbaik untuk klien maupun keluarga.
4. Justice : mengambil keputusan dengan menggunakan rasa keadilan.
5. Fidelity : setia terhadap kesepakatan dan tanggung jawab yang dimiliki untuk
seseorang.
21

6. 'eracity : mengacu untuk mengatakan kebenaran.
Ke 6 prinsip tersebut harus senantiasa menjdai pertimbangan dalam
pengambilan keputusan dengan klien, apakah otonomi klien dihargai ?
Sesuai kasus:
Klien seorang ibu yang anak-anak nya mengalami penyakit scabies, disini
anak-anak nya mengeluh gatal-gatal terutama pada malam hari sehingga akanya
menjadi rewel dan sulit tidur. Dari keluhan tersebut perawat harus memberikan
pendidikan kesehatan tentang penyakit yang di derita anaknya kepada ibu, supaya ibu
dapat menanggulangi masalah tersebut sehingga anak-anak bisa tidur seperti biasa.
Selain itu anak yang paling besar berkata sering di ejek oleh temannya karena penyait
kulit yang dialami. Perawat disini harus bisa membantu perkembangan psikologi
anak supaya tidak menjadi minder dan menjadi penyendiri.












22

II. !ATOISIOLOGI

23

III. #AA ASUHA K!#AWATA

KASUS !MIU
Seorang perempuan usia 32 tahun membawa 3 orang anaknya yang berusia 7,
5 dan 3 tahun ke klinik dengan keluhan gatal-gatal di daerah ketiak, pusar, lipatan
paha, betis dan perut. Gatal timbul terutama timbul pada malam hari, sehingga anak-
anak menjadi rewel dan sulit tidur karena garuk-garuk. Anak yang berusia 7 tahun
berkata sering diejek oleh temannya di sekolah karena kulinya. Pada pemeriksaan
Iisik, kulit tampak kemerahan seperti ada terowongan. Dokter member salep
permetini.


1. !engkajian
1. Anamnesa
a. Identitas pasien
Nama : - (3 orang anak Ny. X)
Umur : 3, 5, dan 7 tahun
Jenis kelamin : -
Alamat : -
Pekerjaan : -
Diagnose medis : Scabies
b. b. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. X
TTL : -
Umur : 32 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : -
Agama : -
Suku : -
Pendidikan : -
Hub. dengan pasien : ibu
c.

24

2. Keluhan utama : klien merasa gatal-gatal hebat pada tubuhnya terutama
pada malam hari.

3. Riwayat kesehatan sekarang :
O P : -
O " : -
O R : gatal di ketiak, pusar, lipatan paha, betis, dan perut.
Ditemukan kemerahan seperti terowongan.
O S : -
O T : terutama pada malam hari

4. Riwayat kesehatan dahulu : -

5. Riwayat kesehatan keluarga : tiga orang anak Ny. X mengalami hal
yang sama

6. Pola hidup sehari-hari : -

7. Pemeriksaan Iisik :
a) Inspeksi :
- Kulit tampak kemerahan seperti terowongan.
b) Palpasi : -
c) Perkusi : -
d) Auskultasi : -
e) Artrometri :
- BB : -
- TB :
I) TT' : -
- HR : (-) 60-100x/menit (normal)
- RR : (-) 12-20x/menit (normal)
- TD : (-) 120/80 mmHg (normal)
- T : (-) 36,5-37,5C (normal)

8. Pemeriksaan diagnostik : -
9. Pengelompokkan data :
a) Data subjektiI :
- Klien merasa gatal-gatal hebat pada tubuhnya terutama pada
malam hari.
b) Data objektiI :
23

- Kulit tampak kemerahan seperti terowongan.

10.Pengkajian psikologis : anak yang berusia 7 tahun mengatakan sering
diejek temannya di sekolah karena kulitnya.



























26

2. Analisis ata
SympLom LLlologl roblem
uC

uS gaLalgaLal
lnfeksl sarcopLes scable

kopulasl Lungau

8eLlna dlbuahl

MembuaL Lerowongan

lnflamasl

MengakLlfkan medlaLor klmla

8asa gaLal

Gangguan rasa nyaman
Cangguan rasa nyaman
uC ada pemerlksaan
flslk kullaL Lampak
kemerahan
uS
8asa gaLal

ul garuk

1lmbul krusLa dan plak
hyperkeraLosls

kerusakan |ntegr|tas ku||t
kerusakan lnLegrlLas
kullL
uC Anak yang berusla
7 Lahun berkaLa serlng
dl e[ek oleh Leman
Lemannya dl sekolah
karena kullLnya

uS
8asa gaLal

ulgaruk

1lmbul krusLa dan plak
hyperkeraLosls

Gangguan body |mage
Cangguan body lmage
8asa gaLal

ulgaruk

1lmbul krusLa dan plak
hyperkeraLosls

kes|ko penu|aran |nfeks|
8eslko penularan
lnfeksl




27

IAGOSA K!#AWATA

1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan inIeksi sarcoptes scabiei yang
ditandai dengan gatal
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan Iungsi barrier kulit
ditandai dengan timbulnya krusta dan plak hiperkeratosis.
3. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan penampilan sekunder
ditandai dengan kelainan kulit di tangan, kaki, abdomen, genitalia, lutut dan
ketiak.
4. Resiko penularan inIeksi berhubungan dengan siIat tungau yang menular.


1. #encana Asuhan Keperawatan

IT#'SI
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan inIeksi sarcoptes scabiei yang
ditandai dengan gatal
Tujuan :
O Menghilangkan gatal terutama pada malam hari.
O Mencapai peredaan gangguan rasa nyaman dan gatal
INTR'NSI RASIONAL
O Periksa daerah yang terlibat


a. upayakan untuk menemukan
penyebab gangguan rasa
nyaman

b. mengantisipasi reaksi alergi
O pemahaman tentang luas dan
karakteristik kulit meliputi
bantuan dalam menyusun
rencana intervensi
a. membantu mengidentiIikasi
tindakan yang tepat untuk
memberikan kenyamanan
b. ruam menyeluruh terutama
28

yang mungkin terjadi,
mendapatkan riwayat
pemakaian obat

O kendalikan Iaktor-Iaktor iritan

a. pertahankan kelembapan
kira-kira 60; gunakan alat
pelembab
b. pertahankan lingkungan
dingin
c. gunakan sabun ringan
(dove) atau sabun yang
dibuat untuk kulit sensitiI
(neutrogena, avveno)
d. lepaskan kelebihan pakaian
atau peralatan di tempat
tidur
e. cuci linen tempat tidur dan
pakaian dengan sabun
ringan
I. hentikan pemajanan
berulang terhadap deterjen,
pembersih, dan pelarut

O menggunakan tindakan perawatan
kulit untuk mempertahankan
intergritas kulit dan meningkatkan
kenyamanan pasien
dengan awitan yang mendadak
dapat menunjukkan reaksi
alergi terhadap obat

O rasa gatal diperburuk oleh
panas, kimia dan Iisik
a. dengan kelembaban yang
rendah, kulit akan kehilangan
air
b. kesejukan mengurangi gatal
c. upaya ini mencakup tidak
adanya larutan deterjen, zat
pewarna atau bahan pengeras
d. meningkatkan lingkungan
yang sejuk
e. sabun yang keras dapat
menimbulkan iritasi kulit
I. setiap substansi yang
menghilangkan air, lipid atau
protein dari epidermis akan
mengubah Iungsi barrier kulit
O kulit merupakan barrier yang
penting yang harus
dipertahankan keutuhannya agar
dapat berIungsi dengan benar
a.pengisatan air yang bertahap
dari kasa kompres akan
menyejukkan kulit dan
meredakan pruritus
29

a. melaksanakan kompres
penyejuk dengan air suam-
suam kuku atau kompres
dingin guna meredakan rasa
gatal
b. mengatasi kekeringan
(serosis) sebagaimana
dipreskripsikan




c. mengoleskan losion dan
krim kulit segera setelah
mandi

d. menjaga agar kuku selalu
terpangkas
e. menggunakan terapi topikal
seperti yang dipreskripsikan
I. membantu pasien menerima
terapi yang lama yang
diperlukan pada beberapa
kelainan kulit
g. menasihati pasien untuk
menghindari pemakaian
salep atau losion yang dibeli
tanpa resep dokter


b.kulit yang kering dapat
menimbulkan daerah
dermatitis dengan gejala
kemerahan, gatal, deskuamasi
dan pada bentuk yang lebih
berat, pembengkakan,
pembentukan lepuh, keretakan
dan eksudat
c.hidrasi yang eIektiI pada
stratum korneum mencegah
gangguan lapisan barrier pada
kulit
d.pemotongan kuku akan
mengurangi kerusakan kulit
karena garukan
e.tindakkan ini membantu
meredakan gejala
I.tindakan koping biasanya akan
meningkatkan kenyamanan

g.masalah pasien dapat
disebabkan oleh iritasi atau
sensitisasi karena pengobatan
sendiri


30

2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan Iungsi barrier kulit
ditandai dengan gatal (garuk) pada bagian ketiak, pusar, lipatan paha, betis,
dan perut.
Tujuan :
O Mempertahakan integritas kulit.
O Tidak ada tanda-tanda cidera termal.
O Tidak ada inIeksi.
INTR'NSI RASIONAL
O Lindungi kulit yang sehat
terhadap kemungkinan
maniIestasi (hidrasi stratum
korneum yang berlebihan)
O Hilangkan kelembapan dari kulit
dengan menutulkan dan
menghisap untuk menghindari
Iriksi
O Jaga dengan cermat terhadap
resiko terjadinya cedera Iermal
akibat penggunaan kompres
hangat dengan suhu yang terlalu
tinggi dan akibat cedera panas
yang tidak terasa (bantalan
pemanas radiator)
O Maserasi pada kulit yang sehat
dapat menyebabkan pecahnya
kulit dan perluasan kelainan
primer
O Friksi dan maserasi memainkan
peranan yang penting dalam
proses terjadinya sebagian
penyakit kulit
O Penderita dermatosis dapat
mengalami penurunan sensitivitas
terhadap panas


3. Gangguan body image berhubungan dengan perubahan penampilan sekunder
ditandai dengan kulit tampak kemerahan seperti ada terowongan
Tujuan :
O pengembangan peningkatan diri
31

O Mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri.
INTR'NSI RASIONAL
O kaji adanya gangguan pada body
image pasien (menghindari
kontak mata, ucapan yang
merendahkan diri sendiri,
ekspresi perasaan muak terhadap
kondisi kulitnya)
O identiIikasi stadium psikososial
perkembangan


O berikan kesempatan untuk
pengungkapan. Dengarkan
(dengan cara yang terbuka, tidak
menghakimi) untuk
mengekspresikan
berduka/ansietas tentang
perubahan citra tubuh
O nilai rasa keprihatinan dan
ketakutan pasien. Bantu pasien
yang cemas dalam
mengembangkan kemampuan
untuk menilai diri dan mengenali
serta mengatasi masalah

O mendukung upaya pasien untuk
memperbaiki citra diri (turut
berpartisipasi dalam penanganan
O gangguan body image akan
menyertai setiap penyakit atau
keadaan yang tampak nyata bagi
pasien. Kesan seseorang terhadap
dirinya sendiriakan berpengaruh
pada konsep diri
O terdapat hubungan antara
stadium perkembangan, body
image dan reaksi serta
pemahaman pasien terhadap
kondisi kulitnya
O pasien membutuhkan
pengalaman didengarkan dan
dipahami




O tindakan ini memberikan
kesempatan pada petugas
kesehatan untuk menetralkan
kecemasan yang tidak perlu
terjadi dan memulihkan realitas
situasi. Ketakutan merupakan
unsur yang merusak adaptasi
pasien
O pendekatan dan sasaran yang
32

kulitnya; merias atau merapikan
diri)
positiI tentang teknik-teknik
kosmetik seringkali membantu
dalam meningkatkan
penerimaan-diri dan sosialisasi

4. Resiko penularan inIeksi berhubungan dengan siIat tungau yang menular.
Tujuan :
O Menjaga agar tidak terkena inIeksi bakteri lainnya.
O Tetap bebas dari inIeksi.

INTR'NSI RASIONAL
O Menghindari Iaktor-Iaktor yang
yang memicu/memperparah lesi
misal, kontak dg bulu hewan,
garukkan keras, debu,sabun dll.
O Antibiotik dapat digunakan jika
ada inIeksi sekunder seperti
nanah
O Garukan akan memperparah lesi
dan menimbulkan inIeksi
sekunder.


O Antibiotik dapat membunuh
bakteri,virus dll











33

BAB I'
!UTU!A

A. KSIM!ULA
Tempat-tempat yang menjadi Iavorit bagi sarcoptes scabei tinggal adalah
daerah-daerah lipatan kulit, seperti telapak tangan, kaki, selakangan, lipatan paha,
lipatan perut, ketiak dan daerah vital.
Sarcoptes scabei betina yang berada di lapisan kulit stratum corneum dan
stratum lucidum membuat terowongan ke dalam lapisan kulit. Di dalam
terowongan inilah Sarcoptes betina bertelur dan dalam waktu singkat telur
tersebut menetas menjadi hypopi yakni sarcoptes muda dengan tiga pasang kaki.
Akibat terowongan yang digali Sarcoptes betina dan hypopi yang memakan sel-
sel di lapisan kulit itu, penderita mengalami rasa gatal, akibatnya penderita
menggaruk kulitnya sehingga terjadi inIeksi ektoparasit dan terbentuk kerak
berwarna coklat keabuan yang berbau anyir. Sarcoptes tidak tahan dengan udara
luar. Kalau orang yang menderita kudisan dan sering menggaruk pada kulit yang
terkena tungau, tungau-tungau itu tetap dapat bertahan hidup karena kerak yang
copot dari kulit memproteksi (jadi payung) tungau terhadap udara luar. Akibat
lain kegiatan menggaruk tadi adalah mundulnya inIeksi sekunder, dengan
munculnya nanah (pus) dalam luka tadi. Hal ini akan menyulitkan pengobatan.
Gejala yang ditunjukkan adalah warna merah, iritasi dan rasa gatal pada kulit
yang umumnya muncul di sela-sela jari, siku, selangkangan, dan lipatan paha.
Gejala lain adalah munculnya garis halus yang berwarna kemerahan di bawah
kulit yang merupakan terowongan yang digali Sarcoptes betina. Gejala lainnya
muncul gelembung berair pada kulit.
Diagnosa pasti scabies dilakukan dengan membuat kerokan kulit pada daerah
yang berwarna kemerahan dan terasa gatal. Kerokan yang dilakukan sebaiknya
dilakukan agak dalam hingga kulit mengeluarkan darah karena Sarcoptes betina
bermukim agak dalam di kulit dengan membuat terowongan. Untuk melarutkan
34

kerak digunakan larutan KOH 10 persen. selanjutnya hasil kerokan tersebut
diamatai dengan mikroskop dengan perbesaran 10-40 kali.

B. SA#A
Semua pakaian, handuk, bantal, kasur harus dijemur dibawah sinar matahari.
Tujuannya agar tungau mati karena sinar matahari. Pakaian dicuci dengan
menggunakan cairan karbol. Dan bila semua telah dilakukan, terpenting adalah
mengubah cara hidup sehari-hari dengan tidak saling meminjamkan pakaian dan
barang pribadi lainnya ke orang lain. Dengan begitu, scabies pasti akan musnah
ditelan bumi, dan anak-anak pesantren pun akan tersenyum bangga, bebas dari
penyakit yang selama berabad-abad identik dengan kehidupannya.
Tindakan yang sangat penting untuk pengobatan penyakit scabies ini adalah
memutus mata rantai penularan. Sehingga pengobatan penyakit scabies
biasanya dilakukan secara masal agar mata rantai penularan dapat dibasmi secara
cepat dan tuntas.














ATA# !USTAKA
33



1. OvedoII,david.2002.kapita selekta kedokteran.Bina Rupa aksara:Jakarta
Andi,Djuanda.1999.ilmu penyakit kulit dan kelamin.FK UII:Yogyakarta
2. http://drhandri.wordpress.com/2008/04/24/scabies-penyakit-kulit-khas-pada-
warga-pesantren/
3. (http://www.medinIo.co.uk/condition/scabies.html).
4. http://www.stanIord.edu/class/humbio103/ParaSites2004/Scabies/scabies.jpg
5. http://ades.tmu.edu.tw/nglish/pcare/course/scabies/Scabies-2.jpg

Anda mungkin juga menyukai