Kekaguman
terhadap dunia kedokteran, katanya, sama sekali tidak berdasar. Keberhasilan-keberhasilan yang konon dicapai
dunia kedokteran di masa-masa yang lalu bukan disebabkan oleh kemajuan dalam dunia kedokteran, tapi oleh
faktor-faktor lain, seperti perbaikan sanitasi Lingkungan dan sebagainya. Jadi, kedokteran modern itu, tambahnya,
praktis tidak memberi sumbangan apa-apa kepada umat manusia ! Seandainya struktur dunia kedokteran sekarang
ini dibongkar sama sekali, harapan hidup tak akan menurun ! Jadi? Profesi kedokteran harus dihancurkan dengan
menghilangkan kontrol atas siapa yang boleh berpraktek; pelayanan kesehatan harus tersedia secara cuma-cuma
bagi setiap anggota masyarakat; teknologi tinggi harus dihapuskan dari dunia kedokteran karena ia membuang
uang; dan riset-riset kedokteran jangan dibantu oleh dana masyarakat/pemerintah.
Jelas Illich membesar-besarkan masalahnya. Tapi, bila disimak dengan seksama, terlihat butir-butir kebenaran
di dalam argumentasinya. Bukan suatu koinsidensi bahwa kemudian WHO menganjurkan teknologi tepat guna
bagi masyarakat di dunia berkembang; pemerataan pelayanan kesehatan kedesa-desa dan sebagainya.
Betapa pun dikecam, kemajuan ilmu dan teknologi tinggi di bidang kedokteran tak urung menimbulkan keka-
guman bagi para klinikus, yang memang melihat pasien dari skala mikro. Terlebih lagi bagi para pasien yang be-
runtung dapat menikmati kemajuan teknologi tersebut.
Dalam sistem penyampaian obat, kini telah luas beredar preparat nitrogliserin untuk ditempel di kulit. Da-
lam waktu tak lama lagi mungkin ia akan diikuti oleh preparat tempel (transdermal patch) klonidin untuk terapi
hipertensi yang dapat bertahan seminggu. Bagi penderita hipertensi, yang mampu membayar tentunya, kemajuan
ini sungguh akan sangat meringankan bebannya memakan obat setiap hari.
Di Indonesia, di berbagai kota besar juga telah tersedia CT scanner. Ia jelas telah menolong "banyak " orang
yang mampu membayar 100.000 rupiah ke atas. Lokasi tumor atau bekuan darah di otak yang dulu cuma dikira-
kira, kini dapat ditunjukkan dengan tepat. Juga lesi-lesi di alat-alat dalam tubuh lainnya.
Dalam bidang penyakit mata, telah tersedia keratoplasti refraktif yang dapat menggantikan kaca mata atau
mengurangi tebalnya lensa kaca mata. Dengan rifampisin kini lama pengobatan TBC dapat ditekan menjadi 6
bulan saja. Lenyaplah sudah keharusan suntik tiap hari dengan streptomisin selama 3 bulan.
Di negara maju, kelainan kongenital pun, seperti hidrosefalus kongenital, mulai dapat diatasi dengan operasi
janin alias operasi semasa dalam kandungan. Bagi pasangan yang mendambakan anak, kemajuan teknologi ini
sungguh sangat memberi harapan .
Mungkin cuma dalam pengobatan infark jantung pengamatan Illich dapat diterapkan di klink, karena belum
ada kemajuan yang berarti. Dogma-dogma cara pengelolaannya tumbuh dan tumbang silih berganti. Sehingga
menurut Mitchell, pasien infark tanpa komplikasi itu dirawat di rumah sakit di ICCU atau pun di rumah, sama
saja baiknya.
Itulan sekilas kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dunia kedokteran. Sekali lagi, semuanya memang mahal.
Tapi mengagumkan bagi yang beruntung menikmatinya, dan tertolong olehnya. Ivan Illich pun, yang begitu sinis,
mungkin akan mengakuinya tatkala dia sakit.
Artikel
Efek obat pada tubuh dihasrlkan dari aksi obat pada makro- AKSI OBAT PADA SEL SASARAN
molekul "sasaran" yang terdapat di dalam atau di permukaan Tujuan akhir pengontrolan penyampaian obat yaitu pe-
sel tertentu. Beberapa obat mempunyai aksi yang sangat spe- ngembangan suatu kompleks carrier-obat yang akan membawa
sifik (hormon.hormon) karena senyawa ini berinteraksi dengan obat secara eksklusif pada sel sasaran. Dalam hal ini harus di-
reseptor yang hanya terdapat pada satu atau beberapa sel ter- ketahui proses yang terjadi antara kompleks carrier-obat de-
tentu saja. ngan reseptor pada pennukaan set. Imunoglobulin spesifik me-
Seringkali efek terapetik yang diinginkan dari suatu obat paru rupakan salah satu contoh carrier yang memberikan hara
hanya menyangkut aksinya pada satu sel tertentu saja (sal tu- untuk maksud ini.
mor), efek toksik atau efek samping yang tidak diinginkan Penemuan teknologi hibridoma yang relatif mash baru da-
berasal dari aksinya terhadap sel lainnya. Sehingga kita dapat lam produksi antibodi monoklonal yang mumi merupakan sua-
meningkatkan efek terapetik suatu obat dan meminimalisir tu pendekatan baru untuk menyampaikan obat pada sel sa-
efek toksiknya dengan melipat-duakan jumlah dan durasi saran dengan antibodi.
obat di sekitar sel sasaran, sementara itu mengurangi paparan Juga telah dilakukan pendekatan lain untuk menyampai-
obat pada sel-sel non sasaran. Hal ini merupakan dasar rasio- kan obat pada sel sasaran yaitu dengan mengeksploitasi suatu
nal dari konsep sistem penyampaian obat yang terkontrol, determinan karbohidrat spesifik.
yaitu dengan menggunakan sistem dan teknik yang dapat Perlu diperhatikan bahwa konsep penyampaian obat pada
memodifikasi dan mengontrol absorpsi, kadai obat dalam da- sel sasaran agak berbeda dengan konsep lokalisasi penyampai-
rah, metabolisme, distribusi ke jaringan, dan uptake obat ak- an obat. Konsep lokalisasi penyampaian obat merupakan lo-
tif pada tahap seluler. kalisasi obat pada organ tertentu, dimana obat bereaksi pada
Tujuan akhir daripada sistem penyampaian obat yang ter- organ atau permukaan tubuh tertentu Sedang konsep pe-
kontrol adalah meningkatkan efikasi obat, meminimalisir nyampaian obat pada sel sasaran merupakan penyampaian
efek samping, dan meningkatkan kepatuhan penderita dengan kompleks carrier-obat pada jenis sel yang spesifik.
cara pemberian aturan dosis yang menyenangkan.
PELEPASAN OBAT YANG TERUS -MENERUS
AKSI OBAT YANG TERLOKALISIR. Umumnya bila suatu obat diberikan secara oral atau pa-
renteral, kadar obat sistemilc jauh diatas kadar terapetik pada
Dalam banyak hat, aksi obat hanya diinginkan pada jaring- periode awal dan kemudian secara graduil akan turun ke ka-
an atau pada organ tertentu saja sehingga efek samping dapat dar inefektif. Bentuk kinetric obat seperti "gerigi gergaji" ini
dirninimalisir. tidak diinginkan untuk beberapa obat, terutama untuk obat-
Obat-obat anti kanker, anti fertilitas, antiinflamasi steroid obat yang mempunyai indeks terapi yang kecil yaitu bila ja-
seringkali menimbulkan efek samping yang serius. Dengan tek- rak kadar toksik dan kadar terapi sangat sempit. Fluktuasi
nik lokalisasi aksi obat, maka problema efek samping diltarap- kadar obat yang tak diinginkan ini juga dapat disebabkan ka-
kan dapat diatasi. Lokalisasi aksi obat juga dapat digunakan rena ketidak patuhan penderita dalam meminum obat sesuai
untuk meningkatkan efikasi dan potensi obat-obat tertentu, regimen dosis yang diberikan. Penggunaan sistem penyampai-
misalnya pada terapi glaukoma. an obat yang terkontrol dapat mempertahankan kadar obat
KESIMPULAN
Pengembangan teknologi sistem penyampaian obat terkon-
3. Flukicides.
Data dari 99 mTc nanopartikel menunjukkan bahwa partikel -
2. Keratofakia.
Diperkenalkan oleh Barraquer dengan tujuan menambah
kelengkungan kurvatur kornea depan untuk memperbai-
ki hipermetropia pada Afakia (Pasca bedah katarak).
Dilakukan keratektomi lameral setebal 50% tebalnya kor-
nea.
Dimasukkan kedalam kantong lamelar ini kornea donor
yang sudah dibentuk atau diasah sebagai lensa positif (len-
tikular kornea donor) dijahit kembali lamel anterior kor-
Teknik isi dan ketebalan. nea. Kekuatan lensa kornea donor diukur dengan pemba-
Keratoplasti lamelar dahulu dipakai untuk pembedahan caan keratometer dan refraksi Afakia. 7
tektonik atau rekonstruksi, termasuk kedalam ini kerato-
mileusis dan keratofakia.
1. Keratomileusis.
Pada keratomileusis dilakukan dengan mengangkat kornea
penderita secara lamelar dengan mikrokeratome.
Bagian kornea yang dilepas didinginkan dan dibentuk per-
mukaan (perubahan) optik baru pada permukaan belakang. Kornea donor (lentikul) sesudah diasah dimasukkan intra-
Dibentuk permukaan konkaf untuk menghasilkan koreksi lamelar pada keratofakia.
miopia atau dibentuk permukaan konveks untuk mengha- Hasilnya tidak sebaik dengan kaca mata atau lensa kontak,
silkan koreksi hipermetropia. 6 karena :
— terjadinya astigmatismus iregular.
— terbentuknya jaringan parut antara implan lensa kornea
donor dan kornea penderita.
— terjadinya absorbsi lensa kornea donor, sehingga menjadi
kurang jumlah koreksi yang dilakukan. 8
Keratotomi Radial.
Peter Arrowsmith dan kawan-kawan yang melakukan menda-
patkan hasil. 9 Dari 156 mata atau 101 penderita, dimana mio-
pia rata-rata -5.0 Dioptri dan tajam penglihatan jauh 20/200
tanpa kaca mata sesudah keratotomi radial 6 bulan kemudian
memberikan hasil, tajam penglihatan 20/20 pada 43%, dan 20/
40 atau lebih baik pada 73% perubahan rata-rata yang terjadi
+ 4.8 Dioptri.
PENUTUP.
Tindakan pembedahan mengubah bentuk dan daya bias kor-
nea merupakan usaha untuk memperbaiki kelainan refraksi
miopia, astigmat, hipermetropia dan afakia.
Penilaian dataran depan kornea dilakukan secermat mung-
kin untuk perencanaan tindakan pembedahan.
Penilaian pembedahan diatas meja bedah diperlukan untuk
melihat hasil pembedahan. Kadang-kadang diperlukan penam-
bahan tindakan bila hasil pemeriksaan keratometri dimeja be-
dah belum memberikan hasil yang memuaskan.
Tindakan pembedahan memerlukan peralatan khusus, ma-
lahan untuk membuat keratomileusis dan keratofakia dimana
kornea didinginkan kemudian diasah untuk memberi bentuk
lensa tertentu seperti mengasah lensa kontak, dan kemudian
paru as dinakkan lagi pada temperatur tubuh normal, membu-
tuhkan alat khusus.
Keahlian dan keterampilan pembedah untuk merencakan
dan melakukan tindakan-tindakan keratoplasti refraktif di-
perlukan sehingga memungkinkan seseorang tidak memerlu-
kan lagi kaca mata untuk kelainan refraksinya.
Biasanya pembedahan ini dilakukan pada penderita yang
Sisa 3 gigi depan tak dapat memberikan dukungan yang baik bagi gigi
tiruan yang dibuat secara konvensional. Ketiga gigi tersebut dibuatkan
coping.
d. Pemeriksaan Tomografi.
Pemeriksaan tomografi dari paru adalah penting untuk me-
ngetahui apakah lesi yang terdipat didalam paru merupakan
masa yang sulit atau berongga.
Sejak tahun 1980 diperkenalkan di Indonsia pemeriksaan
tomografi dengan bantuan komputer yang disebut CT scan-
nig. Dengan pemeriksaan scanning dapat dideteksi nodal pa-
ru yang primer maupun yang metastatik. Kelebihan pemerik-
saan dengan CT scanning ini terutama disebabkan sensitivitas
densitas yang lebih tinggi dan eliminasi superposisi struktur BRONKOSKOP "FIBER OPTIC"
II. KEMAJUAN TERAPI DIBIDANG PULMONOLO- Sebelum Perang Dunia ke II pengobatan utama TBC paru
GI. ialah mengirim penderita kesanatorium yang banyak didirikan
di tempat-tempat dengan udara sejuk, banyak sinar matahari
Yang ingin saya kemukakan pada kesempatan ini ialah ke-
majuan didalam terapi TBC paru mengingat TBC paru masih sebagai tempat isolasi dan istirahat yang cukup makanan yang
baik ditambah minyak ikan.
merupakan penyakit rakyat yang memerukan penanganan
Oleh karena hasilnya belum memuaskan para ahli bedah mu-
dan perhatian yang sungguh - sungguh. TBC paru adalah penya-
1ai memainkan peranan berusaha mengempiskan Kavitas yang
kit yang disebabkan oleh kuman penyakit tuberkulosa (myco-
ada dan mengistirahatkan paru yang sakit dengan membuat
bacterium tuberculosis ). Penyakit ini merupakan penyakit
pneumotoraks, pneumopratonium bahkan dengan melumpuh-
menular dan sumber penularan ialah penderita yang menge-
kan nerfus frenikus. Tindakan yang lebih infasiv untuk menu-
luarkan kuman tuberculosis bersama dahak yang dibatukkan
tup kavitas ialah dengan trakoplasti i dan lebih lanjut lagi de-
keluar. Dalam zaman antibiotika dan kemoterapeutika sekarang
ngan melakukan reseksi bagian paru yang sakit. Sayangnya
ini lebih-lebih lagi setelah penemuan Rimfapicin adalah meru-
tindakan-tindakan ini membawa banyak komplikasi sehingga
pakan titik balik didalam pengobatan TBC paru dengan ke-
hasilnya tidak memuaskan. Setelah ditemukan obat-obat
mungkinan pemberian obat secara sederhana, effektif, dan da- anti TBC komplikasi-komplikasi akibat pembedahan ini dapat
lam waktu yang tidak lama. dikurangi bahkan pada saat sekarang prinsip pengobatan
Dengan perkataan lain TBC paru bukan lagi merupakan penya- tbc paru tidak diperlukan pembedahan lagi, cukup dengan
kit yang angker dan tak bisa disembuhkan tetapi merupa- pemberian obat-obat anti TBC kecuali kasus-kasus tertentu.
kan penyakit infeksi paru yang dapat disembuhkan sempurna Pada pennulaan ditemukannya obat anti TBC pengobatan
dengan kemungkinan tanpa meninggalkan cacat dan kelain- diberikan dengan satu macam obat tetapi hasilnya tak memu-
an faal paru. askan karena banyak kekambuhan yang disebabkan timbul-
Obat-obat anti TBC yang sering dipakai pada saat sekarang ini nya resistensi. Kemudian pengobatan dicoba dengan paduan
ada yang bersifat bakterisid dan ada yang bersifat bakterios- beberapa macam obat dan waktu pengobatanpun diperpanjang
tatik seperti terlihat pada tabel dibawah ini. (lihat Tabel 1). 1½— 2 tahun. Dengan cara ini dapat diperoleh hasil yang baik
Aktivitas obat anti tuberkulosis yang dihubungkan dengan asal penerita taat dan berobat secara teratur.Cara pengobatan
2. Minor
a. Petit mal.
Elipesi petit mal yang sering disebut pykno epilepsi ialah epi-
lepsi umum yang idiopatik. Meliputi kira-kira 3 — 4% dari ka-
I. Epilepsi umum : sus epilepsi.1,4 Umumnya tmbul pada anak sebelum puber-
1. Major : Grand mal tas (4 — 5 tahun). Bangkitan berupa kehilangan kesadaran
a. Primer yang berlangsung tak lebih dari 10 detik. Sikap berdiri atau
b. Sekunder duduk sering kali masih dapat dipertahankan Kadang-kadang
terlihat gerakan alis, kelopak dan bola mata. Setelah sadar
2. Minor : a. Petit mal (pycno-epilepsi) biasanya penderita dapat melanjutkan aktivitas semula. B ang-
b. Bangkitan mioklonus
kitan dapat berlangsung beberapa ratus kali dalam sehari.
c. Bangkitan akinetik
Bangkitan petit mal yang tak ditanggulangi 50% akan men-
d. Spasme infantil.
jadi grand mal.6 Petit mal yang tidak akan timbul lagi pada
II. Epilepsi parsial (fokal) : usia dewasa dapat diramalkan berdasarkan 4 ciri :
1. Fokal motorik 1. Timbul pada usia 4 — 5 tahun dengan taraf kecerdasan
2. Fokal sensorik yang normal.
3. Epilepsi lobus tem 2. Harus murni dan hilang kesadaran hanya beberapa detik.
3. Harus mudah ditanggulangi hanya dengan satu macam obat.
B. Klasifikasi berdasarkan lokalisasi (Montreal 1954) 4 :
4. Pola EEG khas berupa gelombang runcing dan lambat
I. Epilepsi sentrensefalik (sub kortikal). dengan frekuensi 3 per detik.
II. Epilepsi kortikal (fokal).
b. Bangkitan mioklonus
MANIFESTASI KLINIK Bangkitan berupa gerakan involunter misalnya anggukan ke-
pala, fleksi lengan yang teijadi berulang-ulang. Bangkitan ter-
I. Epilepsi umum :
jadi demikian cepatnya sehingga sukar diketahui apakah ada
1. Major : kehilangan kesadaran atau tidak. Bangkitan ini sangat peka
Grand mal (meliputi 75% kasus epilepsi). ' 1 4
terhadap rangsang sensorik. 1 , 3
a. Primer
c. Bangkitan akinetik.
b. Sekunder.
Bangkitkan epilesi grand mal ditandai dengan hilang kesa- Bangkitan berupa kehilangan kelola sikap tubuh karena me-
daran dan bangkitan tonik-tonik. Manifestasi klinik kedua nurunnya tonus otot dengan tiba-tiba dan cepat sehingga
golongan epilepsi grand mal tersebut sama, perbedaan terle- penderita jatuh atau mencari pegangan dan kemudian dapat
tak pada ada tidaknya aura yaitu gejala pendahulu atau preik- berdiri kembali.
tal sebelum serangan kejang-kejang. Pada epilepsi grand mal Ketiga jenis bangkitan ini (petit mal, mioklonus dan akine-
simtomatik selalu didahului aura yang memberi manifestasi tik) dapat terjadi pada seorang penderita dan disebut trias
sesuai dengan letak fokus epileptogen pada permukaan otak. Lennox-Gastaut. 4
Aura dapat berupa perasaan tidak enak, melihat sesuatu, men- d. Spasme infantil.
Golongan Penderita
Umur
Baru Lama Total
(tahun)
Pr. Lk. Jumlah Pr. Lk. Jumlah
10 - 19 1 0 1 0 0 0 1
20 - 29 4 4 8 0 2 2 10 30.000 penderita yang berobat ke Klinik Bedah Saraf. 2
30 - 39 6 7 13 1 3 4 17
Jadi frekuensinya 1,71%. Frekuensi NT di Poliklinik Saraf
40 - 49 15 10 25 7 0 7 32
50 - 59 12 4 16 11 0 11 27 RSDK 16,24% dari pengunjung lama dan baru atau 13,86%
60 - 69 5 5 10 1 1 2 12 dari pengunjung baru saja.
70 -79 1 0 1 1 0 0 1 Follow-up selama 6 bulan menunjukkan kurang lebih 2/3
penderita melakukan 1 kali kunjungan ulangan, 2/5 nya me-
Jumlah 44 30 74 20 6 26 100 lakukan 2 kali kunjungan ulangan dan hanya 1% yang sampai
12 kali kunjungan ulangan. Ini mungkin dapat ditafsirkan bah-
Jadi Rasio sex perempuan : laki-laki wa sebagian besar perjalanan penyakit NT adalah akut. Pen-
penderita NT baru : 1,467 derita NT paling banyak dijumpai pada golongan umur 40—49
penderita NT lama : 3,333 tahun, sebesar 33,8%. Ini sesuai dengan kepustakaan untuk
penderita NT total : 1,778 spondilosis servikalis. 4,5 Pada penderita lama NT paling ba-
Tabel 3. Gejala dan tanda klinik neurologik. nyak didapatkan pada golongan umur yang lebih tua, 50—59
tahun, sebesar 42,3%.
Gejala dan tanda klinik neurologik Jumlah (%) Rasio sex penderita perempuan dibanding laki-laki adalah
1,7 (dari perhitungan 100 sample) dan 1,3 (dari perhitungan'
1. Nyeri Tengkuku saja 11 pengunjung Poliklinik Saraf bulan Mei 1982). Bila ini diban-
2. Nyeri Tengkuk dan Kepala saja 33
dingkan dengan rasio sex pengunjung umum yang besarnya
3. Nyeri Tengkuk dan Bahu saja 12
4. Nyeri Tengkuk dan Langan Tangan saja 23 0,827 maka kelihatannya penderita NT perempuan lebih ba-
5. Nyeri Tengkuk dan kombinasi nyeri-nyeri nyak dari pada laki-laki.
tersebut diatas dan nyeri tungkai. 27 Kepustakaan menyebutkan pada spondilosis servikalis umum-
6. Kaku pada jari-jari tangan 10 nya lebih banyak penderita laki-laki.. 4,6 Dominasi perempuan
7. Kesemutan Lengan Tangan 24
pada penderita NT ini mungkin ada hubungannya dengan
8. Kesemutan Bahu 3
9. Kesemutan kombinasi juga tungkai 11 NT tegang otot (cervical tension state) yang juga tergolong
10. Hipestesi 4 Tension Headache. Diamond, menyebutkan bahwa 75% pen-
11. Paresis Lengan Tangan 1 derita Tension Headache adalah perempuan. 7 Nyeri radikuler
12. Reflex fisiologis meninggi 10 merupakan gejala yang sangat panting untuk mendiagnosis
13. Reflex fisiologis menurun 1
spondilosis servikalis sebagai kausa nyeri tengkuk atau kepala.5
14. Reflex patologis (HT unilateral, B, C) 7
15. Tanda elektris Lhermitte dan nyeri radiku- Didapatkan frekuensi tanda Lhermitte dan nyeri radikuler
ler 19 hanya 19%. Hal ini mungkin dapat diartikan bahwa spondi-
16. Vertigo 10 losis servikalis bukan mayoritas kausa NT di Poliklinik Saraf
17. Disfagia 1 RSDK. Sebaliknya gejala nyeri tengkuk dan kepala saja yang
18. Vomitus 2
sering dijumpai pada Nyeri Tegang Otot ternyata frekuensi-
19. Ataxia 1
nya lebih besar ialah 33%.
Radial Interna
Tindakan radiasi interna pada karsinoma serviks uteri te-
lah dikenal sejak lama dengan hasil yang makin lama makin
membaik, terutama untuk stadium penyakit I dan II. Perbaik-
an ini tentunya harus diikuti pula oleh menurunnya efek sam-
ping yang terjadi serta terhindarnya personil dari radiasi.
Berbagai metoda yang telah ditempuh antara lain mengganti
sumber radioaktif jarum radium menjadi butir-butir sesium
(137 Cs) atau Cobalt ( 60 Co). Jarum radium sekalipun mem-
punyai nilai ekonomis, oleh karena waktu paruhnya dapat
mencapai 1000 tahun, namun kadang-kadang dianggap tidak
aman karena bisa menghasilkan gas radon radioaktif yang
dapat terhirup bersama udara. Hal ini dapat diatasi dengan
pelapis yang baik. Baik Kobalt maupun Cesium tidak mem-
punyai bahaya ini.
Bahaya berupa paparan langsung terhadap penderita dapat
diatasi dengan suatu metoda yang dinamakan after-loading.
Pada teknik ini operator tidak berhadapan langsung dengan
sumber radioaktif melainkan "tempat" dari sumber radioak-
tif tadi, yang dinamakan aplikator. Aplikator ini dipasang pada
penderita di daerah sekitar tumor. Apabila kedudukan apli-
kator ini sudah sempurna,yaitu berarti nantinya sumber radio-
aktif dipasang akan didapatkan dosis maksimal pada tumor
dan minimal pada jaringan sehat sekitarnya,penderita dima-
sukkan kedalam ruangan isolasi yang kedap sinar radioak-
tif. Dengan pertolongan sistim remote Control (pengendali ja-
rak jauh) sumber radioaktif dikeluarkan dari Container (tem-
pat sumber radioktif yang kedap sinar radioaktif) dipindahkan
kedalam aplikator tadi, kemudian radiasi interna ini berlang-
sung selama sumberradioaktif berada didalam aplikator. De-
ngan demikian, selama proses ini berlangsung tidak ada seorang
personil pun terkena paparan radiasi.
Radiasi intema dengan cara diatas dilaksanakan pada peng-
obatan radiasi karsinoma seviks uteri. Tetapi dengan sedikit
modifikasi digunakan pula untuk pengobatan karsinoma lidah,
buli-buli, kulit serta belakangan ini dikembangkan untuk
kanker payudara. Sumber radioaktif yang digunakan pada
kasus-kasus ini terutama iridium.
Perlu ditambahkan, radiasi interna selain menggunakan zat
yang padat juga digunakan zat yang diberikan secara sistemik
yaitu pada pengobatan kanker kelenjar gondok dengan 131 I
radioaktif.
Kesimpulan saya :
dr. Handoko Tjondroputranto
1. Keluarga O.S. tidak boleh diberi beban ganda untuk operasi Lembaga Kriminologi
korektif. Universitas Indonesia, Jakarta