Anda di halaman 1dari 61

169 / vol. 36 no.

3
Mei - Juni 2009

ISSN: 0125-913 X
http://www.kalbe.co.id/cdk

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009


Artikel :
161 Hipertensi: Definisi, prevalensi, farmakoterapi dan latihan fisik
Dede Kusmana

168 Current Treatment Options for Coronary Heart Disease


Yanto Sandy Tjang, Lech Hornik, John Mantas, Richardus Budiman,
Andreas Bairaktaris, Reiner Körfer.

172 Patofisiologi Payah Jantung Kronik


Sidhi Laksono

177 The Secrets of Stem Cell Therapy for Myocardial Infarction


Caroline T. Sardjono, Frisca, Eric Prawiro, Boenjamin Setiawan, Ferry Sandra

181 Dislipidemia Sebagai Faktor Risiko Utama Penyakit Jantung Koroner


Sany Rahmawansa S.

186 Amlodipin: Farmakologi dan penggunaan terapi pada penyakit kardiovaskular


Arini Setiawati

Berita Terkini :
191 Omeperazole Menurunkan Efektifitas Clopidogrel terhadap Trombosit
193 Diet Rendah Natrium Memperbaiki Fungsi Pembuluh Darah
196 Probiotik dan Alergi
201 Antioksidan mengurangi komplikasi pada pasien trauma
205 Vaksin Influenza menurunkan kejadian Penyakit Arteri Koroner

Profil :
211 Mengenang Sang Teladan
Prof. Dr. Ratna Suprapti Samil, Sp.OG (K)
Petunjuk untuk Penulis
CDK menerima naskah yang membahas berbagai aspek
kesehatan, kedokteran dan farmasi, bisa berupa tinjauan

daftar isi
kepustakaan ataupun hasil penelitian di bidang-bidang
tersebut, termasuk laporan kasus. Naskah yang dikirimkan
kepada Redaksi adalah naskah yang khusus untuk diterbitkan
oleh CDK; bila pernah dibahas atau dibacakan dalam suatu
pertemuan ilmiah, hendaknya diberi keterangan mengenai
nama, tempat dan saat berlangsungnya pertemuan tersebut.
content
Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris; bila Editorial 158
menggunakan bahasa Indonesia, hendaknya mengikuti
kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Istilah medis English Summary 160
sedapat mungkin menggunakan istilah bahasa Indonesia
yang baku, atau diberi padanannya dalam bahasa Indonesia.
Artikel
Redaksi berhak mengubah susunan bahasa tanpa mengubah Hipertensi : Definisi, prevalensi, farmakoterapi dan latihan fisik 161
isinya. Setiap naskah harus disertai dengan abstrak dalam Dede Kusmana
bahasa Indonesia dan Inggris. Bila tidak ada, Redaksi berhak
membuat sendiri abstrak berbahasa Inggris untuk karangan Current Treatment Options for Coronary Heart Disease 168
tersebut. Naskah berisi 2000 - 3000 kata ditulis dengan Yanto Sandy Tjang, Lech Hornik, John Mantas, Richardus Budiman,
program pengolah kata seperti MS Word, spasi ganda, font Andreas Bairaktaris, Reiner Körfer.
Euro-stile atau Times New Roman 10 pt.
Patofisiologi Payah Jantung Kronik 172
Nama (para) pengarang ditulis lengkap, disertai keterangan Sidhi Laksono
lembaga/fakultas/institut tempat bekerjanya. Tabel / skema /
grafik / ilustrasi yang melengkapi naskah dibuat sejelas- jelasnya The Secrets of Stem Cell Therapy for Myocardial Infarction 177
dan telah dimasukkan dalam program MS Word. Caroline T. Sardjono, Frisca, Eric Prawiro, Boenjamin Setiawan, Ferry Sandra

Kepustakaan diberi nomor urut sesuai dengan pemunculannya Dislipidemia Sebagai Faktor Risiko Utama Penyakit Jantung Koroner 181
dalam naskah; disusun menurut ketentuan dalam Cummulated Sany Rahmawansa S.
Index Medicus dan/atau Uniform Requirement for Manuscripts
Amlodipin: Farmakologi dan penggunaan terapi 186
Submitted to Biomedical Journals (Ann Intern Med 1979; 90 : 95-9).
pada penyakit kardiovaskular
Contoh : Arini Setiawati
1. Basmajian JV, Kirby RL.Medical Rehabilitation.
1st ed. Baltimore, London: William and Wilkins,
Berita Terkini
Editorial
1984; Hal 174-9.
2. Weinstein L, Swartz MN. Pathogenetic properties Omeperazole Menurunkan Efektifitas Clopidogrel 191
of invading microorganisms. Dalam: Sodeman terhadap Trombosit
WA Jr. Sodeman WA, eds. Pathologic physiology:
Mechanism of diseases. Philadelphia: Ghrelin dan Nafsu Makan 192
WB Saunders, 1974 ; 457-72.
3. Sri Oemijati. Masalah dalam pemberantasan filariasis
di Indonesia. Cermin Dunia Kedokt. 1990; 64: 7-10.
Diet Rendah Natrium Memperbaiki Fungsi Pembuluh Darah 193
Aliskiren Memiliki Efek Renoproteksi 195
Penyakit jantung merupakan masalah yang bertambah penting, sesuai dengan pertambahan
usia harapan hidup; makin panjang usia seseorang, makin lama jantung bekerja; dengan
Jika pengarang enam orang atau kurang, sebutkan semua; Probiotik dan Alergi 196 sendirinya makin besar risikonya menjadi lelah; akibatnya kemampuan kontraksi ototnya
bila tujuh atau lebih, sebutkan hanya tiga yang pertama dan Kemajuan Tatalaksana Kanker pada Tahun 2008, ASCO Report 197
tambahkan dkk.
melemah dan juga cenderung berdilatasi. Ditambah dengan faktor lain, risiko payah jantung
Investigasi dan Rekomendasi Terapi Clopidogrel oleh FDA 198 dan gangguan lainnya menjadi makin besar.
Naskah dikirim ke redaksi dalam bentuk softcopy / CD atau
Penggunaan Clopidogrel pada Pasien Anak-anak 200
melalui e-mail ke alamat :
Redaksi CDK Antioksidan Mengurangi Komplikasi pada Pasien Trauma 201 Edisi ini membahas beberapa aspek penyakit jantung, mulai dari pilihan terapi penyakit jantung
Jl. Letjen Suprapto Kav. 4
Antijamur Bermanfaat pada Pasien Asma Berat 204
koroner, pengobatan payah jantung ditinjau dari aspek mekanisme neurohormonal dan juga
Cempaka Putih, Jakarta 10510
E-mail: cdk.redaksi@yahoo.co.id dengan Sensitisasi terhadap Jamur kemungkinan stem cell sebagai pilihan terapi infark miokard; meskipun tidak dapat langsung
Tlp: (021) 4208171. Fax: (021) 42873685 FLUCAD: Vaksin Influenza Menurunkan Kejadian 205 diterapkan pada praktek sehari-hari, diharapkan dapat membuka cakrawala pilihan terapi yang
Penyakit Arteri Koroner lebih luas di masa mendatang.
Mengingat saat ini CDK sudah dapat diakses lewat internet
(online) maka (para) penulis hendaknya menyadari bahwa makalah
Praktis 206
yang diterbitkan juga akan dapat lebih mudah dimanfaatkan Artikel lain lebih menyoroti (beberapa) faktor risiko seperti fungsi ginjal dan faktor metabolik
oleh lingkungan yang lebih luas. Informatika Kedokteran 208
lainnya, diharapkan bisa melengkapi gambaran masalah penyakit jantung pada umumnya,
Korespondensi selanjutnya akan dilakukan melalui e mail; oleh Profil 211
karena itu untuk keperluan tersebut tentukan contact person Opini 214
lengkap dengan alamat e-mailnya. Selamat membaca,
Info Produk 215
Laporan Khusus 217
Redaksi
Kegiatan Ilmiah 224
Gerai 226
Antar Sejawat 229
Agenda 230
RPPIK 232

Tulisan dalam majalah ini merupakan pandangan/pendapat


masing-masing penulis dan tidak selalu merupakan pandangan
atau kebijakan instansi/lembaga tempat kerja si penulis.

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
157 158
Petunjuk untuk Penulis
CDK menerima naskah yang membahas berbagai aspek
kesehatan, kedokteran dan farmasi, bisa berupa tinjauan

daftar isi
kepustakaan ataupun hasil penelitian di bidang-bidang
tersebut, termasuk laporan kasus. Naskah yang dikirimkan
kepada Redaksi adalah naskah yang khusus untuk diterbitkan
oleh CDK; bila pernah dibahas atau dibacakan dalam suatu
pertemuan ilmiah, hendaknya diberi keterangan mengenai
nama, tempat dan saat berlangsungnya pertemuan tersebut.
content
Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris; bila Editorial 158
menggunakan bahasa Indonesia, hendaknya mengikuti
kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Istilah medis English Summary 160
sedapat mungkin menggunakan istilah bahasa Indonesia
yang baku, atau diberi padanannya dalam bahasa Indonesia.
Artikel
Redaksi berhak mengubah susunan bahasa tanpa mengubah Hipertensi : Definisi, prevalensi, farmakoterapi dan latihan fisik 161
isinya. Setiap naskah harus disertai dengan abstrak dalam Dede Kusmana
bahasa Indonesia dan Inggris. Bila tidak ada, Redaksi berhak
membuat sendiri abstrak berbahasa Inggris untuk karangan Current Treatment Options for Coronary Heart Disease 168
tersebut. Naskah berisi 2000 - 3000 kata ditulis dengan Yanto Sandy Tjang, Lech Hornik, John Mantas, Richardus Budiman,
program pengolah kata seperti MS Word, spasi ganda, font Andreas Bairaktaris, Reiner Körfer.
Euro-stile atau Times New Roman 10 pt.
Patofisiologi Payah Jantung Kronik 172
Nama (para) pengarang ditulis lengkap, disertai keterangan Sidhi Laksono
lembaga/fakultas/institut tempat bekerjanya. Tabel / skema /
grafik / ilustrasi yang melengkapi naskah dibuat sejelas- jelasnya The Secrets of Stem Cell Therapy for Myocardial Infarction 177
dan telah dimasukkan dalam program MS Word. Caroline T. Sardjono, Frisca, Eric Prawiro, Boenjamin Setiawan, Ferry Sandra

Kepustakaan diberi nomor urut sesuai dengan pemunculannya Dislipidemia Sebagai Faktor Risiko Utama Penyakit Jantung Koroner 181
dalam naskah; disusun menurut ketentuan dalam Cummulated Sany Rahmawansa S.
Index Medicus dan/atau Uniform Requirement for Manuscripts
Amlodipin: Farmakologi dan penggunaan terapi 186
Submitted to Biomedical Journals (Ann Intern Med 1979; 90 : 95-9).
pada penyakit kardiovaskular
Contoh : Arini Setiawati
1. Basmajian JV, Kirby RL.Medical Rehabilitation.
1st ed. Baltimore, London: William and Wilkins,
Berita Terkini
Editorial
1984; Hal 174-9.
2. Weinstein L, Swartz MN. Pathogenetic properties Omeperazole Menurunkan Efektifitas Clopidogrel 191
of invading microorganisms. Dalam: Sodeman terhadap Trombosit
WA Jr. Sodeman WA, eds. Pathologic physiology:
Mechanism of diseases. Philadelphia: Ghrelin dan Nafsu Makan 192
WB Saunders, 1974 ; 457-72.
3. Sri Oemijati. Masalah dalam pemberantasan filariasis
di Indonesia. Cermin Dunia Kedokt. 1990; 64: 7-10.
Diet Rendah Natrium Memperbaiki Fungsi Pembuluh Darah 193
Aliskiren Memiliki Efek Renoproteksi 195
Penyakit jantung merupakan masalah yang bertambah penting, sesuai dengan pertambahan
usia harapan hidup; makin panjang usia seseorang, makin lama jantung bekerja; dengan
Jika pengarang enam orang atau kurang, sebutkan semua; Probiotik dan Alergi 196 sendirinya makin besar risikonya menjadi lelah; akibatnya kemampuan kontraksi ototnya
bila tujuh atau lebih, sebutkan hanya tiga yang pertama dan Kemajuan Tatalaksana Kanker pada Tahun 2008, ASCO Report 197
tambahkan dkk.
melemah dan juga cenderung berdilatasi. Ditambah dengan faktor lain, risiko payah jantung
Investigasi dan Rekomendasi Terapi Clopidogrel oleh FDA 198 dan gangguan lainnya menjadi makin besar.
Naskah dikirim ke redaksi dalam bentuk softcopy / CD atau
Penggunaan Clopidogrel pada Pasien Anak-anak 200
melalui e-mail ke alamat :
Redaksi CDK Antioksidan Mengurangi Komplikasi pada Pasien Trauma 201 Edisi ini membahas beberapa aspek penyakit jantung, mulai dari pilihan terapi penyakit jantung
Jl. Letjen Suprapto Kav. 4
Antijamur Bermanfaat pada Pasien Asma Berat 204
koroner, pengobatan payah jantung ditinjau dari aspek mekanisme neurohormonal dan juga
Cempaka Putih, Jakarta 10510
E-mail: cdk.redaksi@yahoo.co.id dengan Sensitisasi terhadap Jamur kemungkinan stem cell sebagai pilihan terapi infark miokard; meskipun tidak dapat langsung
Tlp: (021) 4208171. Fax: (021) 42873685 FLUCAD: Vaksin Influenza Menurunkan Kejadian 205 diterapkan pada praktek sehari-hari, diharapkan dapat membuka cakrawala pilihan terapi yang
Penyakit Arteri Koroner lebih luas di masa mendatang.
Mengingat saat ini CDK sudah dapat diakses lewat internet
(online) maka (para) penulis hendaknya menyadari bahwa makalah
Praktis 206
yang diterbitkan juga akan dapat lebih mudah dimanfaatkan Artikel lain lebih menyoroti (beberapa) faktor risiko seperti fungsi ginjal dan faktor metabolik
oleh lingkungan yang lebih luas. Informatika Kedokteran 208
lainnya, diharapkan bisa melengkapi gambaran masalah penyakit jantung pada umumnya,
Korespondensi selanjutnya akan dilakukan melalui e mail; oleh Profil 211
karena itu untuk keperluan tersebut tentukan contact person Opini 214
lengkap dengan alamat e-mailnya. Selamat membaca,
Info Produk 215
Laporan Khusus 217
Redaksi
Kegiatan Ilmiah 224
Gerai 226
Antar Sejawat 229
Agenda 230
RPPIK 232

Tulisan dalam majalah ini merupakan pandangan/pendapat


masing-masing penulis dan tidak selalu merupakan pandangan
atau kebijakan instansi/lembaga tempat kerja si penulis.

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
157 158
Redaksi Kehormatan ENGLISH SUMMARY
Prof. Drg. Siti Wuryan A Prayitno, SKM, MScD, PhD
Bagian Periodontologi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Jakarta

Prof. Dr. Abdul Muthalib, SpPD KHOM


Divisi Hematologi Onkologi Medik
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ Current Treatment The Secrets of Stem
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
ISSN: 0125-913 X Options for Coronary Cell Therapy for
http://www.kalbe.co.id/cdk Prof. Dr. Djoko Widodo, SpPD-KPTI
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonsia/
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
Heart Disease Myocardial Infarction
Alamat Redaksi Prof. DR. Dr. Charles Surjadi, MPH YS Tjang, L Hornik, J Mantas, Caroline T. Sardjono, Frisca, Eric Prawiro,
Pusat Penelitian Kesehatan Unika Atma Jaya Jakarta R Budiman, A Bairaktaris, R Körfer Boenjamin Setiawan, Ferry Sandra
Gedung KALBE
Department of Thoracic & Cardiovascular Surgery, Stem Cell Division, Stem Cell and Cancer Institute,
Jl. Letjen. Suprapto Kav. 4 Prof. DR. Dr. H. Azis Rani, SpPD, KGEH
Heart & Diabetes Center NRW/University Hospital Jakarta, Indonesia
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/
Cempaka Putih, Jakarta 10510 RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta of Bochum,Bad Oeynhausen, Germany
Tlp: 021-4208171
Fax: 021-4287 3685
Prof. DR. Dr. Sidartawan Soegondo, SpPD, KEMD, FACE Stem cell therapy has attracted a lot of
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/
E-mail: cdk.redaksi@yahoo.co.id RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta Coronary heart disease becomes a major attentions in the last decade. The limita-
global public health problem. It has been tions in conventional treatments to prevent
Web: http://www.kalbe.co.id/cdk DR. Dr. Abidin Widjanarko, SpPD-KHOM cardiac remodeling after myocardial infarction
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS Kanker Dharmais, Jakarta globally the leading contributor for death
Milis: http://groups.yahoo.com/group/milisCDK has driven physicians and scientists to explore
and disability. The treatment for coronary
DR. Dr. med. Abraham Simatupang, MKes the potential usage of stem cell in cardiac
Nomor Ijin Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia, Jakarta heart disease aims to reduce the risk of
regenerative medicine. Knowledge in the
151/SK/DITJEN PPG/STT/1976 Tanggal 3 Juli 1976 mortality and morbidity as well as to reduce mechanisms of stem cells homing and rege-
Prof. Dr. Sarah S. Waraouw, SpA(K)
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado or eliminate angina pectoris, thus, allowing neration of injured cells will be needed before
patients to return to normal activities. the implementation of any method used.
Penerbit Kalbe Farma
Prof. DR. Dr. Rully M.A. Roesli, SpPD-KGH
Ideally, these end points should be accom-
Pathophysiology of Based on the complexity of methods for
Pencetak PT. Temprint Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/
RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung plished with minimal side effects and ade- Chronic Heart Failure collection, cell processing, and its clinical
quate long-term results. There are currently administration, synergetic collaborations
Dr. Aucky Hinting, PhD, SpAnd
Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya three well-established treatment options Sidhi Laksono between physician and cellular processing
for coronary heart disease: medical therapy, Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, units will be needed.
Prof. DR. drg. Hendro Kusnoto, SpOrt. Surakarta, Indonesia Key words: Stem Cell, myocardial infarction,
Laboratorium Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, Jakarta CABG and PCI.
cell therapy.
DR. Dr. Yoga Yuniadi, SpJP
Heart failure is a clinical syndrome that CDK 2009; 36(2) : 177-179
Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI/ Throughout the last 2 decades, number
Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta occurs in patients who, because of an in-
of clinical trials has been conducted to
Prof. DR. Dra. Arini Setiawati compare those strategies. Medical therapy herited or acquired abnormality of cardiac
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
has been proved to reduce the risk of death, structure and/or function, develop a cons- Dyslipidemia as Risk
Prof. Dr. Faisal Yunus, PhD, SpP(K) myocardial infarction, or other major cardio- tellation of clinical symptoms (dyspnea and
Departemen Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran
vascular events in stable patients. Patients fatigue) and signs (edema and rales) that lead Factor for Coronary
Universitas Indonesia/SMF Paru RS Persahabatan, Jakarta to frequent hospitalizations, a poor quality
with left main coronary artery disease, Heart Disease
Susunan Redaksi Prof. DR. Dr. Rianto Setiabudy, SpFK
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
three-vessel coronary heart disease with
of life, and shortened life expectancy.
Sany Rahmawansa S.
impaired left ventricular function, diabe-
Dr. R.M. Nugroho Abikusno, MSc., DrPH Heart failure is a burgeoning problem world- Krian Husada Hospital, Krian, Sidoarjo,
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Jakarta
tes mellitus, and instable angina pectoris wide, with more than 20 million people East Java - Indonesia
Ketua Pengarah derive the greatest benefit from CABG. affected. The overall prevalence of heart
Prof. DR. Dr. Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS
Dr. Boenjamin Setiawan, PhD Fakultas KedokteranUniversitas Udayana Denpasar, Bali failure in the adult population in developed
PCI is less invasive and offers shorter hospital countries is 2%. Heart failure prevalence Dyslipidemia is defined as disturbance in
Pemimpin Umum Prof. DR. Dr. Ignatius Riwanto, SpB(K) stay or faster recovery, but it limited by the lipid metabolism causing elevation or
Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/ follows an exponential pattern, rising with age,
Dr. Erik Tapan occurrence of restenosis. Some drug-eluting reduction of plasma lipids. Recent trials in
RS Dr. Kariadi, Semarang and affects 6-10% of people over the age
molecular medicine found that atherogenic
Ketua Penyunting stents promise better results. However, further of 65.
Dr. Tony Setiabudhi, SpKJ, PhD dyslipidemia is the most dangerous type of
Dr. Budi Riyanto W. Universitas Trisakti/ Pusat Kajian Nasional Masalah Lanjut Usia, Jakarta evidence on their long-term efficacy and dyslipidemia. Endothelial dysfunction is the
safety, especially in high-risk subgroups, is The key feature of heart failure is the basic mechanism in atherosclerosis forma-
Prof. DR. Samsuridjal Djauzi, SpPD, KAI
Manajer Bisnis Sub Dept. Alergi-Imunologi, Dept. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran warranted. Meanwhile, intensive commu- impaired ability of the heart to act as a tion, caused by LDL cholesterol deposit in
Nofa, S.Si, Apt. Universitas Indonesia/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta nication between medical professionals who pump and may be viewed as a progressive arterial wall. Atherosclerosis in coronary
Dr. Prijo Sidipratomo, SpRad(K) involve in providing medical care, in term of disorder that is initiated after an ≈index artery caused coronary arterial disease.
Dewan Redaksi Departemen Radiologi FKUI/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta objectively choosing the best treatment event∆ either damages the heart muscle,
Prof. Dr. Sjahbanar Soebianto Zahir, MSc. option for specified patients with coronary with a resultant loss of functioning cardiac NCEP ATP III 2004 guideline is the compre-
Prof. DR. Dr. Johan S. Masjhur, SpPD-KEMD, SpKN
Dr. Michael Buyung Nugroho Departemen Kedokteran Nuklir Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/ heart disease, is of highly necessary. One myocytes, or alternatively disrupts the ability hensive approach to manage dyslipidemia.
Dr. Karta Sadana RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung of myocardium to generate force, thereby The guideline include risk stratification, target
can be sure that most of the patients with
Dr. Sujitno Fadli Dr. Hendro Susilo, SpS(K) preventing the heart from contracting of therapy and therapy which include thera-
coro- nary heart disease will benefit from peutic lifestyle changes and drug therapy.
Drs. Sie Djohan, Apt. Dept. Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RS Dr. Soetomo, normally. An understanding of how these
Ferry Sandra, Ph.D. Surabaya each treatment options that continue to changes occur provides insight into the
Budhi H. Simon, Ph.D. advance and improve. pathophysiology of heart failure as neuro- Key words: dyslipidemia, LDL cholesterol,
Prof. DR. Dr. Darwin Karyadi, SpGK
Institut Pertanian Bogor, Bogor, Jawa Barat Keyword: Heart, coronary, treatment, hormonal and LV remodeling model. HDL cholesterol, atherosclerosis, coronary
Tata Usaha CABG, PCI arterial disease, NCEP ATP III guideline.
Dr. Ike Sri Redjeki, SpAn KIC, M.Kes
Dodi Sumarna Bagian Anestesiologi & Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/ CDK 2009; 36(3) : 168-170 CDK 2009; 36(3) : 172-175 CDK 2009; 36(3) : 181-184
RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung

CDK 169/vol.36 no.3/Mei- Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei- Juni 2009
159 160
Redaksi Kehormatan ENGLISH SUMMARY
Prof. Drg. Siti Wuryan A Prayitno, SKM, MScD, PhD
Bagian Periodontologi, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Jakarta

Prof. Dr. Abdul Muthalib, SpPD KHOM


Divisi Hematologi Onkologi Medik
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/ Current Treatment The Secrets of Stem
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
ISSN: 0125-913 X Options for Coronary Cell Therapy for
http://www.kalbe.co.id/cdk Prof. Dr. Djoko Widodo, SpPD-KPTI
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonsia/
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
Heart Disease Myocardial Infarction
Alamat Redaksi Prof. DR. Dr. Charles Surjadi, MPH YS Tjang, L Hornik, J Mantas, Caroline T. Sardjono, Frisca, Eric Prawiro,
Pusat Penelitian Kesehatan Unika Atma Jaya Jakarta R Budiman, A Bairaktaris, R Körfer Boenjamin Setiawan, Ferry Sandra
Gedung KALBE
Department of Thoracic & Cardiovascular Surgery, Stem Cell Division, Stem Cell and Cancer Institute,
Jl. Letjen. Suprapto Kav. 4 Prof. DR. Dr. H. Azis Rani, SpPD, KGEH
Heart & Diabetes Center NRW/University Hospital Jakarta, Indonesia
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/
Cempaka Putih, Jakarta 10510 RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta of Bochum,Bad Oeynhausen, Germany
Tlp: 021-4208171
Fax: 021-4287 3685
Prof. DR. Dr. Sidartawan Soegondo, SpPD, KEMD, FACE Stem cell therapy has attracted a lot of
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/
E-mail: cdk.redaksi@yahoo.co.id RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta Coronary heart disease becomes a major attentions in the last decade. The limita-
global public health problem. It has been tions in conventional treatments to prevent
Web: http://www.kalbe.co.id/cdk DR. Dr. Abidin Widjanarko, SpPD-KHOM cardiac remodeling after myocardial infarction
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RS Kanker Dharmais, Jakarta globally the leading contributor for death
Milis: http://groups.yahoo.com/group/milisCDK has driven physicians and scientists to explore
and disability. The treatment for coronary
DR. Dr. med. Abraham Simatupang, MKes the potential usage of stem cell in cardiac
Nomor Ijin Bagian Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia, Jakarta heart disease aims to reduce the risk of
regenerative medicine. Knowledge in the
151/SK/DITJEN PPG/STT/1976 Tanggal 3 Juli 1976 mortality and morbidity as well as to reduce mechanisms of stem cells homing and rege-
Prof. Dr. Sarah S. Waraouw, SpA(K)
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado or eliminate angina pectoris, thus, allowing neration of injured cells will be needed before
patients to return to normal activities. the implementation of any method used.
Penerbit Kalbe Farma
Prof. DR. Dr. Rully M.A. Roesli, SpPD-KGH
Ideally, these end points should be accom-
Pathophysiology of Based on the complexity of methods for
Pencetak PT. Temprint Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/
RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung plished with minimal side effects and ade- Chronic Heart Failure collection, cell processing, and its clinical
quate long-term results. There are currently administration, synergetic collaborations
Dr. Aucky Hinting, PhD, SpAnd
Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya three well-established treatment options Sidhi Laksono between physician and cellular processing
for coronary heart disease: medical therapy, Faculty of Medicine, Sebelas Maret University, units will be needed.
Prof. DR. drg. Hendro Kusnoto, SpOrt. Surakarta, Indonesia Key words: Stem Cell, myocardial infarction,
Laboratorium Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti, Jakarta CABG and PCI.
cell therapy.
DR. Dr. Yoga Yuniadi, SpJP
Heart failure is a clinical syndrome that CDK 2009; 36(2) : 177-179
Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FKUI/ Throughout the last 2 decades, number
Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta occurs in patients who, because of an in-
of clinical trials has been conducted to
Prof. DR. Dra. Arini Setiawati compare those strategies. Medical therapy herited or acquired abnormality of cardiac
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
has been proved to reduce the risk of death, structure and/or function, develop a cons- Dyslipidemia as Risk
Prof. Dr. Faisal Yunus, PhD, SpP(K) myocardial infarction, or other major cardio- tellation of clinical symptoms (dyspnea and
Departemen Pulmonologi & Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran
vascular events in stable patients. Patients fatigue) and signs (edema and rales) that lead Factor for Coronary
Universitas Indonesia/SMF Paru RS Persahabatan, Jakarta to frequent hospitalizations, a poor quality
with left main coronary artery disease, Heart Disease
Susunan Redaksi Prof. DR. Dr. Rianto Setiabudy, SpFK
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
three-vessel coronary heart disease with
of life, and shortened life expectancy.
Sany Rahmawansa S.
impaired left ventricular function, diabe-
Dr. R.M. Nugroho Abikusno, MSc., DrPH Heart failure is a burgeoning problem world- Krian Husada Hospital, Krian, Sidoarjo,
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, Jakarta
tes mellitus, and instable angina pectoris wide, with more than 20 million people East Java - Indonesia
Ketua Pengarah derive the greatest benefit from CABG. affected. The overall prevalence of heart
Prof. DR. Dr. Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS
Dr. Boenjamin Setiawan, PhD Fakultas KedokteranUniversitas Udayana Denpasar, Bali failure in the adult population in developed
PCI is less invasive and offers shorter hospital countries is 2%. Heart failure prevalence Dyslipidemia is defined as disturbance in
Pemimpin Umum Prof. DR. Dr. Ignatius Riwanto, SpB(K) stay or faster recovery, but it limited by the lipid metabolism causing elevation or
Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/ follows an exponential pattern, rising with age,
Dr. Erik Tapan occurrence of restenosis. Some drug-eluting reduction of plasma lipids. Recent trials in
RS Dr. Kariadi, Semarang and affects 6-10% of people over the age
molecular medicine found that atherogenic
Ketua Penyunting stents promise better results. However, further of 65.
Dr. Tony Setiabudhi, SpKJ, PhD dyslipidemia is the most dangerous type of
Dr. Budi Riyanto W. Universitas Trisakti/ Pusat Kajian Nasional Masalah Lanjut Usia, Jakarta evidence on their long-term efficacy and dyslipidemia. Endothelial dysfunction is the
safety, especially in high-risk subgroups, is The key feature of heart failure is the basic mechanism in atherosclerosis forma-
Prof. DR. Samsuridjal Djauzi, SpPD, KAI
Manajer Bisnis Sub Dept. Alergi-Imunologi, Dept. Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran warranted. Meanwhile, intensive commu- impaired ability of the heart to act as a tion, caused by LDL cholesterol deposit in
Nofa, S.Si, Apt. Universitas Indonesia/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta nication between medical professionals who pump and may be viewed as a progressive arterial wall. Atherosclerosis in coronary
Dr. Prijo Sidipratomo, SpRad(K) involve in providing medical care, in term of disorder that is initiated after an ≈index artery caused coronary arterial disease.
Dewan Redaksi Departemen Radiologi FKUI/RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta objectively choosing the best treatment event∆ either damages the heart muscle,
Prof. Dr. Sjahbanar Soebianto Zahir, MSc. option for specified patients with coronary with a resultant loss of functioning cardiac NCEP ATP III 2004 guideline is the compre-
Prof. DR. Dr. Johan S. Masjhur, SpPD-KEMD, SpKN
Dr. Michael Buyung Nugroho Departemen Kedokteran Nuklir Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/ heart disease, is of highly necessary. One myocytes, or alternatively disrupts the ability hensive approach to manage dyslipidemia.
Dr. Karta Sadana RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung of myocardium to generate force, thereby The guideline include risk stratification, target
can be sure that most of the patients with
Dr. Sujitno Fadli Dr. Hendro Susilo, SpS(K) preventing the heart from contracting of therapy and therapy which include thera-
coro- nary heart disease will benefit from peutic lifestyle changes and drug therapy.
Drs. Sie Djohan, Apt. Dept. Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/RS Dr. Soetomo, normally. An understanding of how these
Ferry Sandra, Ph.D. Surabaya each treatment options that continue to changes occur provides insight into the
Budhi H. Simon, Ph.D. advance and improve. pathophysiology of heart failure as neuro- Key words: dyslipidemia, LDL cholesterol,
Prof. DR. Dr. Darwin Karyadi, SpGK
Institut Pertanian Bogor, Bogor, Jawa Barat Keyword: Heart, coronary, treatment, hormonal and LV remodeling model. HDL cholesterol, atherosclerosis, coronary
Tata Usaha CABG, PCI arterial disease, NCEP ATP III guideline.
Dr. Ike Sri Redjeki, SpAn KIC, M.Kes
Dodi Sumarna Bagian Anestesiologi & Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/ CDK 2009; 36(3) : 168-170 CDK 2009; 36(3) : 172-175 CDK 2009; 36(3) : 181-184
RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung

CDK 169/vol.36 no.3/Mei- Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei- Juni 2009
159 160
TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

Hipertensi: Berdasarkan klasifikasi tersebut maka hipertensi digolongkan


berdasarkan salah satu besaran tekanan sistolik atau diastolik.
Kombinasi faktor neurohumoral dan abnormalitas metabolik
memberikan saham terhadap peningkatan resistensi vaskuler
Setiap orang dengan tekanan darah sistolik >140 mm Hg atau sistemik secara bertahap yang akhirnya menyebabkan hipertensi
Definisi, prevalensi, farmakoterapi diastolik >90 m Hg didiagnosis hipertensi; sedangkan definisi WHO
terdahulu berdasarkan kedua tekanan sistolik maupun diastolik,
primer.

dan latihan fisik yaitu jika sistolik 160 mmg Hg dan diastolik 95mm Hg. Dengan
pergantian definisi ini prevalensi hipertensi menjadi 2 kali lipat.
Aktifitas sistim saraf simpatetik dan hormon pressor seperti
angiotensin mungkin merupakan faktor yang menyebabkan
Dede Kusmana meningkatnya resistensi vaskuler.
Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular
Hipertensi umumnya mulai pada usia muda, sekitar 5 sampai 10%
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta, Indonesia pada 20 - 30 tahun.7 Bagi pasien yang berusia antara 40 - 70 Meningkatnya sirkulasi katekolamin juga ditemukan pada orang
tahun, setiap peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 20 muda dengan hipertensi ringan17 dan biasanya dapat ditunjukkan
mmHg atau tekanan darah diastolik sebesar 10 mmHg akan adanya peningkatan aktifitas simpatetik.18 Penelitian-penelitian
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan faktor risiko koroner yang sangat penting. meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.7,8 terbaru menunjukkan pengaruh defek primer keseimbangan kalsium
Hal tersebut terlihat baik di negara-negara yang telah maju dan natrium (sodium) pada otot polos vaskuler merupakan
maupun negara yang sedang berkembang. WHO melaporkan Berdasarkan kriteria baru, prevalensi Hipertensi tingkat 1 dan 2 penyebab hipertensi primer.19-20
sekitar 16,2 juta kematian disebabkan oleh penyakit kardio- di tiga kecamatan daerah Jakarta Selatan pada tahun 2007
vaskular, sekitar_nya terjadi di negara berkembang. Faktor risiko mencapai angka 40,1 % pada lelaki dan 44,4 % wanita . Abnormalitas endothelial juga merupakan faktor penting penentu
yang bertanggung jawab terhadap kondisi tersebut adalah terjadinya hipertensi primer; sehingga dapat disimpulkan bahwa
hipertensi, kadar kolesterol tinggi, tembakau, konsumsi buah Berbagai faktor berkontribusi terhadap timbulnya hipertensi termasuk banyak faktor yang dapat menjadi perantara terjadinya resistensi
dan sayuran yang rendah serta kurang aktif bergerak. genetika, metabolik dan faktor lingkungan atau tingkah laku. vaskuler sistemik dan hipertensi. Barang kali gangguan fungsi
Secara umum bila dalam satu keluarga ada yang menderita hiper- baroreseptor arterial juga menyebabkan reflek baroreseptor dan
tensi, kemungkinan terjadinya hipertensi pada anggota keluarga tekanan darah akan meningkat secara sistemik.21-27
lainnya di masa mendatang juga dapat meningkat.7 Laki-laki biasanya
lebih dulu mendapatkan hipertensi dibandingkan wanita.7 2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder ditemukan pada sekitar 5% dari populasi
Di Amerika Serikat insiden hipertensi lebih tinggi di kalangan hipertensi.1 Penyebab hipertensi sekunder adalah kelainan ginjal,
orang-orang Asia dibandingkan dengan kelompok Eropa,10 endokrin dan abnormalitas vaskuler. Penyebab sekunder harus
penyebabnya atau dasarnya tidak diketahui. dipikirkan jika hipertensi timbul pada usia muda dan berkembang
sangat cepat pada dewasa tanpa riwayat hipertensi.
Gambar 3. Kusmana D: Dissertation, 2002 Faktor-faktor metabolisme seperti obesitas, resistensi insulin dan
intoleransi glukosa dapat menyebabkan regulasi yang abnormal, Pada hipertensi sekunder sering terjadi peningkatan tekanan
DEFINISI baik terhadap volume vaskuler maupun resistensi perifer yang darah yang tidak berrespon terhadap obat hipertensi. Penyakit
Definisi hipertensi telah mengalami perubahan sesuai dengan akhirnya meningkatkan tekanan darah.11 vaskuler ginjal menyebabkan dilepasnya renin yang akan menye-
penelitian para pakar serta kesepakatan profesi. Klasifikasi JNC 7 babkan konversi plasma angiotensinogen menjadi angiotensin II.
Gambar 1. Faktor risiko utama penyebab kematian di dunia
yang mutakhir dapat dilihat pada tabel 1. Faktor tingkah laku, termasuk terpapar terhadap lingkungan sangat
Hipertensi yang tidak ditanggulangi merupakan faktor risiko untuk berat atau adanya stres sosial menghasilkan atau membawa ke Angiotensin II merupakan vasokonstriktor perifer yang sangat
penyakit jantung koroner, stroke dan gagal jantung.1,2 Oleh Tabel 1. Klasifikasi hipertensi* peningkatan aktifitas neurogenik kronis sistim simpatikus.12,13 kuat dan merangsang dikeluarkannya aldosteron yang menye-
karena itu diagnosis dan pengendalian hipertensi merupakan Faktor lain termasuk konsumsi alkohol berlebihan,14 pemakaian babkan retensi garam dan air; retensi garam dan air yang mening-
usaha kesehatan masyarakat yang harus diprioritaskan.3 Setiap obat-obatan termasuk stimulan seperti amfetamin, kokain dan
peningkatan tekanan darah sistolk 20 mmHg/diastolik 10 mm kat menyebabkan peningkatan kerja jantung dan pada akhirnya
mungkin steroid anabolik.15 Merokok belum dibuktikan hubungan- meningkatkan tekanan darah.
Hg meningkatkan risiko kejadian kardiovaskular 2 kali lipat. nya dengan hipertensi yang menetap tetapi dapat menyebabkan
Gambar 2. peningkatan tekanan darah secara mendadak.16 Tumor medulla adrenal dan cortex juga dapat menjadi pencetus
terjadinya hipertensi sekunder meski kejadiannya lebih jarang.
PATOFISIOLOGI
Pheochromocytoma menyebabkan dilepaskannya katekolamin
Secara klinis hipertensi dibagi ke dalam 2 kelompok :
dari medulla adrenal yang melepaskan kortisol atau aldosteron
yang menyebabkan hipertensi menetap. Biasanya faktor penye-
1. Hipertensi primer
bab ginjal dan endokrin hipertensi sekunder berhasil diatasi
Hipertensi primer merupakan sebagian besar hipertensi di masya-
dengan cara pembedahan maupun dengan obat-obatan.
rakat (lebih dari 95%). Berbagai faktor memberikan kontribusi
terhadap kejadian hipertensi primer antara lain:
Patologi target organ
a. Reflek neurologis abnormal maupun pengontrolan simpatetik Tekanan darah yang meningkat dapat menyebabkan target
curah jantung dan resistensi perifer. organ terganggu termasuk ruang jantung maupun pembuluh
b. Gangguan pengaturan renal dan metabolik volume vaskuler darah. Penebalan ventrikel kiri (LVH) merupakan respon universal
*The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and dan pemenuhan (compliance). dan sering ditemukan pada pemeriksaan ekokardiografi pada
Treatment of High Blood Pressure. The seventh Report of the Joint National
CV, cardiovascular; DBP, diastolic blood pressure; SBP, systolic blood pressure
Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood c. Gangguan sistim pengontrolan otot polos lokal dan endothelial hipertensi borderline (pra-hipertensi) maupun pada hipertensi
*Individuals aged 40-69 years, starting at BP 115/75 mm Hg.
Lewington S et al. Lancet.2002;360:1903-1913 Pressure. Arch Intern Med. 1997;157:2413-2445. berkaitan dengan resistensi vaskuler. ringan (tingkat 1).2,28

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
161 162
TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

Hipertensi: Berdasarkan klasifikasi tersebut maka hipertensi digolongkan


berdasarkan salah satu besaran tekanan sistolik atau diastolik.
Kombinasi faktor neurohumoral dan abnormalitas metabolik
memberikan saham terhadap peningkatan resistensi vaskuler
Setiap orang dengan tekanan darah sistolik >140 mm Hg atau sistemik secara bertahap yang akhirnya menyebabkan hipertensi
Definisi, prevalensi, farmakoterapi diastolik >90 m Hg didiagnosis hipertensi; sedangkan definisi WHO
terdahulu berdasarkan kedua tekanan sistolik maupun diastolik,
primer.

dan latihan fisik yaitu jika sistolik 160 mmg Hg dan diastolik 95mm Hg. Dengan
pergantian definisi ini prevalensi hipertensi menjadi 2 kali lipat.
Aktifitas sistim saraf simpatetik dan hormon pressor seperti
angiotensin mungkin merupakan faktor yang menyebabkan
Dede Kusmana meningkatnya resistensi vaskuler.
Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular
Hipertensi umumnya mulai pada usia muda, sekitar 5 sampai 10%
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta, Indonesia pada 20 - 30 tahun.7 Bagi pasien yang berusia antara 40 - 70 Meningkatnya sirkulasi katekolamin juga ditemukan pada orang
tahun, setiap peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 20 muda dengan hipertensi ringan17 dan biasanya dapat ditunjukkan
mmHg atau tekanan darah diastolik sebesar 10 mmHg akan adanya peningkatan aktifitas simpatetik.18 Penelitian-penelitian
PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan faktor risiko koroner yang sangat penting. meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.7,8 terbaru menunjukkan pengaruh defek primer keseimbangan kalsium
Hal tersebut terlihat baik di negara-negara yang telah maju dan natrium (sodium) pada otot polos vaskuler merupakan
maupun negara yang sedang berkembang. WHO melaporkan Berdasarkan kriteria baru, prevalensi Hipertensi tingkat 1 dan 2 penyebab hipertensi primer.19-20
sekitar 16,2 juta kematian disebabkan oleh penyakit kardio- di tiga kecamatan daerah Jakarta Selatan pada tahun 2007
vaskular, sekitar_nya terjadi di negara berkembang. Faktor risiko mencapai angka 40,1 % pada lelaki dan 44,4 % wanita . Abnormalitas endothelial juga merupakan faktor penting penentu
yang bertanggung jawab terhadap kondisi tersebut adalah terjadinya hipertensi primer; sehingga dapat disimpulkan bahwa
hipertensi, kadar kolesterol tinggi, tembakau, konsumsi buah Berbagai faktor berkontribusi terhadap timbulnya hipertensi termasuk banyak faktor yang dapat menjadi perantara terjadinya resistensi
dan sayuran yang rendah serta kurang aktif bergerak. genetika, metabolik dan faktor lingkungan atau tingkah laku. vaskuler sistemik dan hipertensi. Barang kali gangguan fungsi
Secara umum bila dalam satu keluarga ada yang menderita hiper- baroreseptor arterial juga menyebabkan reflek baroreseptor dan
tensi, kemungkinan terjadinya hipertensi pada anggota keluarga tekanan darah akan meningkat secara sistemik.21-27
lainnya di masa mendatang juga dapat meningkat.7 Laki-laki biasanya
lebih dulu mendapatkan hipertensi dibandingkan wanita.7 2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder ditemukan pada sekitar 5% dari populasi
Di Amerika Serikat insiden hipertensi lebih tinggi di kalangan hipertensi.1 Penyebab hipertensi sekunder adalah kelainan ginjal,
orang-orang Asia dibandingkan dengan kelompok Eropa,10 endokrin dan abnormalitas vaskuler. Penyebab sekunder harus
penyebabnya atau dasarnya tidak diketahui. dipikirkan jika hipertensi timbul pada usia muda dan berkembang
sangat cepat pada dewasa tanpa riwayat hipertensi.
Gambar 3. Kusmana D: Dissertation, 2002 Faktor-faktor metabolisme seperti obesitas, resistensi insulin dan
intoleransi glukosa dapat menyebabkan regulasi yang abnormal, Pada hipertensi sekunder sering terjadi peningkatan tekanan
DEFINISI baik terhadap volume vaskuler maupun resistensi perifer yang darah yang tidak berrespon terhadap obat hipertensi. Penyakit
Definisi hipertensi telah mengalami perubahan sesuai dengan akhirnya meningkatkan tekanan darah.11 vaskuler ginjal menyebabkan dilepasnya renin yang akan menye-
penelitian para pakar serta kesepakatan profesi. Klasifikasi JNC 7 babkan konversi plasma angiotensinogen menjadi angiotensin II.
Gambar 1. Faktor risiko utama penyebab kematian di dunia
yang mutakhir dapat dilihat pada tabel 1. Faktor tingkah laku, termasuk terpapar terhadap lingkungan sangat
Hipertensi yang tidak ditanggulangi merupakan faktor risiko untuk berat atau adanya stres sosial menghasilkan atau membawa ke Angiotensin II merupakan vasokonstriktor perifer yang sangat
penyakit jantung koroner, stroke dan gagal jantung.1,2 Oleh Tabel 1. Klasifikasi hipertensi* peningkatan aktifitas neurogenik kronis sistim simpatikus.12,13 kuat dan merangsang dikeluarkannya aldosteron yang menye-
karena itu diagnosis dan pengendalian hipertensi merupakan Faktor lain termasuk konsumsi alkohol berlebihan,14 pemakaian babkan retensi garam dan air; retensi garam dan air yang mening-
usaha kesehatan masyarakat yang harus diprioritaskan.3 Setiap obat-obatan termasuk stimulan seperti amfetamin, kokain dan
peningkatan tekanan darah sistolk 20 mmHg/diastolik 10 mm kat menyebabkan peningkatan kerja jantung dan pada akhirnya
mungkin steroid anabolik.15 Merokok belum dibuktikan hubungan- meningkatkan tekanan darah.
Hg meningkatkan risiko kejadian kardiovaskular 2 kali lipat. nya dengan hipertensi yang menetap tetapi dapat menyebabkan
Gambar 2. peningkatan tekanan darah secara mendadak.16 Tumor medulla adrenal dan cortex juga dapat menjadi pencetus
terjadinya hipertensi sekunder meski kejadiannya lebih jarang.
PATOFISIOLOGI
Pheochromocytoma menyebabkan dilepaskannya katekolamin
Secara klinis hipertensi dibagi ke dalam 2 kelompok :
dari medulla adrenal yang melepaskan kortisol atau aldosteron
yang menyebabkan hipertensi menetap. Biasanya faktor penye-
1. Hipertensi primer
bab ginjal dan endokrin hipertensi sekunder berhasil diatasi
Hipertensi primer merupakan sebagian besar hipertensi di masya-
dengan cara pembedahan maupun dengan obat-obatan.
rakat (lebih dari 95%). Berbagai faktor memberikan kontribusi
terhadap kejadian hipertensi primer antara lain:
Patologi target organ
a. Reflek neurologis abnormal maupun pengontrolan simpatetik Tekanan darah yang meningkat dapat menyebabkan target
curah jantung dan resistensi perifer. organ terganggu termasuk ruang jantung maupun pembuluh
b. Gangguan pengaturan renal dan metabolik volume vaskuler darah. Penebalan ventrikel kiri (LVH) merupakan respon universal
*The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and dan pemenuhan (compliance). dan sering ditemukan pada pemeriksaan ekokardiografi pada
Treatment of High Blood Pressure. The seventh Report of the Joint National
CV, cardiovascular; DBP, diastolic blood pressure; SBP, systolic blood pressure
Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood c. Gangguan sistim pengontrolan otot polos lokal dan endothelial hipertensi borderline (pra-hipertensi) maupun pada hipertensi
*Individuals aged 40-69 years, starting at BP 115/75 mm Hg.
Lewington S et al. Lancet.2002;360:1903-1913 Pressure. Arch Intern Med. 1997;157:2413-2445. berkaitan dengan resistensi vaskuler. ringan (tingkat 1).2,28

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
161 162
TINJAUAN PUSTAKA

Selain menyebabkan gangguan pada jantung, hipertensi juga LATIHAN FISIK ( olah raga ) pada penderita hipertensi.
dapat menyebabkan gangguan organ lainnya seperti otak, ginjal Aktifitas fsik atau olahraga menjadi bagian dari tatalaksana
dan mata, sehingga dapat menyebabkan stroke, penyakit ginjal hipertensi. Pada penderita hipertensi tingkat 1 dan tingkat 2 terapi
kronik,penyakit arteri perifer dan juga retiniopati. medikamentosa diberikan jika berbagai upaya nonfarmakologis
tidak bermakna menurunkan tekanan darah, atau memang
TERAPI target organ sudah terkena. Perlu diketahui reaksi berbagai obat
Panduan JNC 7 menunjukkan bahwa pemberian medikamentosa terhadap hipretensi saat penderita sedang beraktifitas fisik atau
tidak lagi secara berjenjang ( stepped care ) tetapi semua jenis obat sesudahnya (tabel 3) .
dapat diberikan dari awal/tingkat satu. ( Tabel 1 )
Tabel 3. Efek obat antihipertensi saat latihan dan kegiatan olahraga
Studi PREVENT yang menggunakan amlodipin selama 36 minggu
DIURETIK • Volume plasma berkurang • Hilangnya K+ dan Mg2+h Saat latihan :
menunjukkan hasil yang baik, bukan hanya mampu mengontrol Thiazide
(hydrochlorothiazide)
• Curah jantung menurun
• Penurunan jangka panjang
melalui urin
• Kolesterol, glukosa darah
• Hipovolemia
• Hipotensi ortostatik
tekanan darah tetapi mengurangi kejadian kardiovaskular dan Loop Inhibitors ( furosemid) RVS (cat : Hanya sedikit
atau tidak berpengaruh
dan asam urat meningkat Efek jangka lama:
• Hipokalemia
prosedur revaskularisasi secara bermakna dan mencegah progresi- Potassium sparing
pada latihan hipertensi
• Pengeluaran K+ menurun
• Hipomagnesemia
• Otot lemah dan kram
vitas proses aterosklerosis. ( Gambar 4 ) Demikian juga penelitian (triamterenceamiloride) • Kemungkinan
rhabdomyolisis
CAMELOT menunjukkan bukti progresivitas pembentukan plak, • Dis/aritmia

angka hospitalisasi dan revaskularisasi lebih rendah pada kelompok Penyekat • HR menurun 20-30% • Menghambat lipolisis dan • VO2 maks menurun
BETA- ADRENERGIK • Kontraktilitas menurun glikogenolisis karena CO dan aliran
amlodipin. ( Tabel 2 ) Non selektif (ß-1/ß-2) • RVS otot dan kulit meningkat • Kolesterol meningkat (HDL darah ke otot ber-
(Propranolol) kol menurun) kurang
• Depresi SSP (dengan lipophilic ß) • Gangguan mobilisasi
substrate
• Cepat lelah dan treshold
Selektif (ß-1) • Efek pada ß-2 vasodilatasi • Gangguan terhadap gliko- laktat
(atenolol, bisoprolol) sedikit genolisis dan lipolisis sedikit • Kemungkinan
bronchosspasme
Combined (ß/α-1) • Penurunan RVS • Efek pada otot polos
labetalol) • Aliran darah ke otot sedikit bronchus sedikit
berkurang
Catatan: Kombinasi ß/α-1
merupakan pilihan terbaik
jika penghambat beta
diperlukan )

Penyekat • Penurunan RVS • Tidak ada perubahan yang • VO2 maks dapat di-
ALPHA-ADRENERGIK • Dapat dilihat peningkatan berarti dalam metabolisme pertahankan
Perifer (α-1) tekanan darah setelah energi • Tidak ada efek yang
(prazosin, terazosin) mengkonsumsi sesuai dosis • Tidak ada perubahan yang berarti saat latihan
• Hanya sebatas kontrol pada berarti dalam metabolisme atau saat melakukan
latihan hipertensi energi kegiatan olahraga
• Penurunan RVS • Sulit tidur
• HR menurun sedikit • Mulut kering

VASODILATOR • Penurunan RVS • Sakit kepala • Cenderung terjadi


Langsung • Peningkatan HR • Muka panas kompetisi aliran
(hydralazine, minoxidil) • Peningkatan Reflek Q • Retensi cairan akibat aktifasi darah ke otot melalui
sistem renin dengan angio- mekanisme ≈steal∆
tensin karena vasodilatasi
• Kemungkinan reaksi Lupus umum
erythematosus
Gambar 4 : Kejadian kardiovaskular major dan tindakan revaskularisasi ber-
kurang pada kelompok amplodipine.
RVS-resistensi vaskuler sistemik

Tabel 2. Studi CAMELOT menunjukkan total kejadian Kardiovaskular, hospital- Perubahan tekanan darah terhadap latihan pada penderita
isasi maupun revaskularisasi berbeda bermakna pada kelompok amlodipin.
hipertensi
Penderita hipertensi tekanan darah saat istirahat sudah tinggi,
tekanan darahnya akan makin meningkat saat latihan. Mekanisme
peningkatan tekanan darah ini berbeda jika dibandingkan dengan
individu normal.

Diagnosis hipertensi ringan maupun hipertensi borderline biasanya


dapat ditegakkan dengan adanya respon kenaikan tekanan darah
yang berbeda terhadap beban yang diberikan.

Latihan dinamik
Dengan latihan dinamik curah jantung meningkat karena
denyut jantung meningkat, volume sekuncup meningkat
demikian juga kontraktilitas. Aliran darah ke otot-otot yang
bekerja akan meningkat karena terjadi vasodilatasi lokal,
sebaliknya aliran darah ke otot yang tidak bekerja dan organ-
organ viseral akan berkurang karena vasokonstriksi simpatetik.

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009


163
TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

Sebagai hasil akhir terjadi peningkatan tekanan darah sistolik, Dianggap sebagai respon hipertensi bila tekanan darah melampaui Dengan kata lain, efek stimulasi sistim renin angiotensin bisa Banyak peneliti menemukan setidaknya ada penurunan tekanan
sedangkan tekanan darah diastolik meningkat sangat minimal 180/80 mmHg pada beban handgrip (isometrik) 50% atau diatasi oleh latihan yang ringan (Urata dkk) 44. darah yang sementara sesudah latihan menggunakan treadmill
atau mungkin menurun.30 melampaui 220/80 mmHg pada beban isometrik 100% maupun atau bersepeda; meskipun perubahan hemodinamiknya tidak
latihan dengan treadmill (dinamik). Kegagalan latihan untuk menurunkan tekanan darah pada beberapa konsisten dan tergantung kepada karakteristik dasar subyek dan
Pada penderita hipertensi ringan curah jantung meningkat secara individu mungkin karena perbedaan fungsi hemodinamik dan intensitas latihan.59-62
normal namun tekanan darah sistolik dan diastolik justru meningkat Beberapa penderita hipertensi ringan menunjukkan peningkatan neuroendokrin.
lebih tinggi pada setiap tingkat beban dibandingkan penderita tiba-tiba tekanan darah sistolik mencapai antara 180 - 200 mmHg Floras dkk63, merekam lalulintas saraf simpatis melalui saraf
normal karena resistensi vaskuler perifer yang juga meningkat .27 pada latihan submaksimal menetap sampai latihan maksimal. Kiyonaga dkk43,
menemukan efektifitas program latihan ber- peroneal pada penderita hipertensi borderline sebelum dan
Pada penderita hipertensi berat ( tingkat 2 ) curah jantung lebih Penderita tersebut mungkin saja di dalam aktifitas sehari-hari akan
gantung kepada nilai awal plasma renin. Pada penderita hipertensi sesudah latihan. Subyek yang tekanan darahnya turun menunjuk-
rendah dan menyebabkan isi volume sekuncup juga berkurang. menunjukan tekanan darah sistolik yang tinggi meskipun tekanan
Tekanan darah sistolik dan diastolik serta resistensi vaskuler akan dengan kadar renin rendah yang diterapi selama 10 - 20 minggu kan adanya penurunan aktifitas simpatik yang cukup nyata dan
darah saat istirahat atau puncak latihan masih dalam variasi normal. menetap sampai dengan 6 menit sesudah latihan.
meningkat sangat hebat.27 dalam bentuk latihan menunjukkan penurunan tekanan darah
Penelitian dengan menggunakan ekokardiografi menunjukan yang lebih baik dibandingkan mereka dengan renin yang tinggi.
Latihan isometrik 31-37 Duncan dkk41, menemukan penurunan tekanan darah dengan Pascatello dkk64, menunjukkan bahwa tekanan darah dapat terus
peningkatan tekanan darah yang demikian juga terjadi pada
Respon normal terhadap latihan isometrik berupa peningkatan latihan lebih besar pada penderita hipertensi dengan kadar menurun pada penderita hipertensi selama periode 13 jam.
penderita LVH ringan dan mempunyai risiko kemungkinan untuk
tekanan darah sistolik maupun diastolik yang berhubungan dengan norepinephrine yang tinggi. Namun peneliti lain mengatakan tidak ada bukti adanya penurunan
menjadi hipertensi lebih tinggi. Lihat tabel 4 di bawah ini:
respon terhadap tekanan. Tekanan ini dimediasi oleh reflek me- tekanan darah yang terus menerus.59-65
nyebabkan curah jantung meningkat dengan atau tanpa perubahan Kinoshita dkk57, menemukan penurunan terhadap latihan yang
Tabel 4. Respon tekanan darah pada orang normal dan penderita hiipertensi
resistensi vaskuler; hasil akhirnya tekanan darah meningkat ter- Latihan isometri (dengan tahanan/beban)
pada saat latihan isometrik-handgrip atau dengan treadmill. ringan dengan kardiak indek yang lebih tinggi dan rasio natrium
hadap jumlah masa otot yang melakukan kontraksi. Sebagian besar percobaan untuk mengatasi hipertensi menggu-
kalium lebih tinggi serta resistensi perifer yang lebih rendah sebelum
Handgrip - isometrik Latihan dengan treadmill
latihan. nakan program latihan dinamik. Hargberg dkk66, menemukan
Peningkatan tekanan darah pada latihan isometrik dapat diikuti 50% dari maksimal
bahwa latihan beban dengan resistensi yang berubah-ubah
50% 100%
dengan peningkatan curah jantung pada penderita hipertensi.
Hargberg54 melakukan meta-analisis pada 25 penelitian longitu- selama 3 hari/minggu juga efektif menurunkan tekanan darah
Selain itu terlihat bahwa respon kenaikan tekanan darah disertai Normal <180/120* <180/80* <220/80* sistolik pada remaja yang telah menyelesaikan program latihan
dengan meningkatnya resistensi perifer. dinal atas latihan yang bersifat erobik pada penderita hipertensi.
Hipertensi ringan 180 √ 190 180 √ 190 210 √ 220 endurance (daya tahan).
Penurunan darah rata-rata sistolis dan diastolis antara 10.8 dan
Pada penderita hipertensi latihan isometrik menyebabkan tekanan 120 √ 130 80 √ 90 80 √ 90
8.2 mmHg. Penderita wanita/orang yang mempunyai tinggi badan
darah sistolik maupun diastolik meningkat oleh karena itu latihan Pada penelitian lainnya latihan pembebanan selama 9 minggu
Hipertensi sedang >190 >190 >220 lebih rendah dan yang mempunyai tekanan darah diastolik lebih
isometrik harus benar benar dibatasi. mampu menurunkan tekanan darah diastolik pada 10 orang laki-
130 90 90 tinggi, lebih mampu menurunkan tekanan darah sistolik maupun laki dengan hipertensi ringan.67 Kelemen dkk50 mengobservasi
Pada gambar 5 di bawah ini diilustrasikan berbagai respon tekanan diastolik dengan latihan. Ia juga mengamati derajat penurunan penurunan tekanan darah sistolik maupun diastolik pada laki-
darah pada penderita hipertensi ringan. Dapat dilihat bahwa pada * dalam mmHg. (Data dari: Ward A, Harison P and Einerson J. Clinical Res, 1986; 34:3864) tekanan sistolik dan diastolik berkorelasi negatif dengan intensitas laki hipertensi ringan sesudah mengikuti latihan di sirkuit selama
penderita hipertensi peningkatan tekanan darah sistolik maupun latihan. 30 menit dengan latihan beban dan 20 menit dengan latihan
diastolik lebih tinggi pada latihan dengan treadmil maupun Program latihan pada hipertensi 38-50 jalan atau jogging. Mereka menyimpulkan bahwa program latihan
latihan isometrik. Bukti-bukti epidemiologis menunjukkan bahwa berbagai faktor Pada studi meta - analisis terhadap 118 publikasi (Spataro dkk)58, dengan beban cukup aman pada penderita hipertensi ringan.
risiko kardiovaskuler dapat ditekan dengan melakukan aktifitas
terlihat penurunan tekanan darah sistolik sekitar 8mmHg dan 5
fisik. Hubungan antara latihan fisik dan kesehatan kardiovaskuler Studi hewan memberikan kesan bahwa latihan dengan beban
mmHg diastolik (tabel 5).
ini berlaku untuk semua usia dan jenis kelamin. Meskipun masih tidak meningkatkan risiko stroke68 dan hipertrofi miokard
ada kontroversi tetapi penelitian menunjukkan bahwa program konsentrik, demikian juga latihan tidak memberikan efek sebaliknya
Tabel 5. Meta-analisis terhadap studi latihan uji coba dalam hipertensi
latihan akan menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
terhadap fungsi ventrikel.69,70 Namun demikian sebelum latihan
Hipertensi beban dianjurkan untuk menurunkan dulu tekanan.
Latihan dinamik Semua Kontrol Hipertensi Lama
Sebagian besar penelitian melaporkan pengaruh yang sangat ringan (menetap)
Mekanisme penurunan tekanan darah sesudah latihan 4,53,73,74
baik dari latihan dinamik termasuk latihan isometrik dengan beban
ρ SBP (mmHg) -8 -5 - 13 - 19 Berbagai bentuk mekanisme telah diusulkan untuk menerangkan
ringan dan tepat; latihan umumnya bersifat aerobik seperti jalan
kaki, jogging maupun bersepeda. Penurunan tekanan darah yang penurunan tekanan darah sesudah latihan. Termasuk di dalamnya
bermakna terlihat sesudah latihan 2 minggu 51 dan akan mene- ρ DBP (mmHg) -5 -3 -8 - 11 penurunan curah jantung,49 penurunan aktifitas sistim saraf
tap selama individu meneruskan kebiasaannya.46-47 simpatis,41,43,44 penurunan resistensi total perifer vaskuler,42,45
Catatan: 118 studi diuji coba dengan percobaan n = 3.331 dan subyek kontrol
meningkatnya sensitifitas barorefleks51 dan menurunnya volume
Jika penderita berhenti latihan atau tidak mengikuti program, n = 2.316. SBP - Tekanan darah sistolik, DBP √ Tekanan darah diastolik. Data dari plasma.44 Banyak penelitian fokus pada perubahan hemo-
57 referensi. dinamik dan neurohumoral sesudah latihan tetapi hasilnya
kadang-kadang tekanan darah kembali ke tingkat awal.46,47,52
belum konsisten.
Pada latihan ringan tidak ada perubahan kadar aktifitas renin Studi mutakhir yang terfokus pada efek hipotensi terhadap sekali
dalam plasma, perubahan konsentrasi aldosteron serum, maupun latihan dinamis menunjukan penurunan tekanan darah sistolik Nelson dkk45, menunjukkan bahwa penurunan tekanan darah
Gambar 5.
Perbandingan peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita perubahan aktifitas angiotensin converting enzyme yang bermakna, istirahat dan tekanan diastolik sekitar 1 sampai 2 jam sesudah disertai penurunan resistensi total perifer dengan sedikit pening-
hipertensi saat latihan dengan treadmil maupun latihan isometrik. sehingga melalui latihan ringan tekanan darah dapat menurun. latihan memakai treadmill.59 katan curah jantung.42

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
165 166
TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

Sebagai hasil akhir terjadi peningkatan tekanan darah sistolik, Dianggap sebagai respon hipertensi bila tekanan darah melampaui Dengan kata lain, efek stimulasi sistim renin angiotensin bisa Banyak peneliti menemukan setidaknya ada penurunan tekanan
sedangkan tekanan darah diastolik meningkat sangat minimal 180/80 mmHg pada beban handgrip (isometrik) 50% atau diatasi oleh latihan yang ringan (Urata dkk) 44. darah yang sementara sesudah latihan menggunakan treadmill
atau mungkin menurun.30 melampaui 220/80 mmHg pada beban isometrik 100% maupun atau bersepeda; meskipun perubahan hemodinamiknya tidak
latihan dengan treadmill (dinamik). Kegagalan latihan untuk menurunkan tekanan darah pada beberapa konsisten dan tergantung kepada karakteristik dasar subyek dan
Pada penderita hipertensi ringan curah jantung meningkat secara individu mungkin karena perbedaan fungsi hemodinamik dan intensitas latihan.59-62
normal namun tekanan darah sistolik dan diastolik justru meningkat Beberapa penderita hipertensi ringan menunjukkan peningkatan neuroendokrin.
lebih tinggi pada setiap tingkat beban dibandingkan penderita tiba-tiba tekanan darah sistolik mencapai antara 180 - 200 mmHg Floras dkk63, merekam lalulintas saraf simpatis melalui saraf
normal karena resistensi vaskuler perifer yang juga meningkat .27 pada latihan submaksimal menetap sampai latihan maksimal. Kiyonaga dkk43,
menemukan efektifitas program latihan ber- peroneal pada penderita hipertensi borderline sebelum dan
Pada penderita hipertensi berat ( tingkat 2 ) curah jantung lebih Penderita tersebut mungkin saja di dalam aktifitas sehari-hari akan
gantung kepada nilai awal plasma renin. Pada penderita hipertensi sesudah latihan. Subyek yang tekanan darahnya turun menunjuk-
rendah dan menyebabkan isi volume sekuncup juga berkurang. menunjukan tekanan darah sistolik yang tinggi meskipun tekanan
Tekanan darah sistolik dan diastolik serta resistensi vaskuler akan dengan kadar renin rendah yang diterapi selama 10 - 20 minggu kan adanya penurunan aktifitas simpatik yang cukup nyata dan
darah saat istirahat atau puncak latihan masih dalam variasi normal. menetap sampai dengan 6 menit sesudah latihan.
meningkat sangat hebat.27 dalam bentuk latihan menunjukkan penurunan tekanan darah
Penelitian dengan menggunakan ekokardiografi menunjukan yang lebih baik dibandingkan mereka dengan renin yang tinggi.
Latihan isometrik 31-37 Duncan dkk41, menemukan penurunan tekanan darah dengan Pascatello dkk64, menunjukkan bahwa tekanan darah dapat terus
peningkatan tekanan darah yang demikian juga terjadi pada
Respon normal terhadap latihan isometrik berupa peningkatan latihan lebih besar pada penderita hipertensi dengan kadar menurun pada penderita hipertensi selama periode 13 jam.
penderita LVH ringan dan mempunyai risiko kemungkinan untuk
tekanan darah sistolik maupun diastolik yang berhubungan dengan norepinephrine yang tinggi. Namun peneliti lain mengatakan tidak ada bukti adanya penurunan
menjadi hipertensi lebih tinggi. Lihat tabel 4 di bawah ini:
respon terhadap tekanan. Tekanan ini dimediasi oleh reflek me- tekanan darah yang terus menerus.59-65
nyebabkan curah jantung meningkat dengan atau tanpa perubahan Kinoshita dkk57, menemukan penurunan terhadap latihan yang
Tabel 4. Respon tekanan darah pada orang normal dan penderita hiipertensi
resistensi vaskuler; hasil akhirnya tekanan darah meningkat ter- Latihan isometri (dengan tahanan/beban)
pada saat latihan isometrik-handgrip atau dengan treadmill. ringan dengan kardiak indek yang lebih tinggi dan rasio natrium
hadap jumlah masa otot yang melakukan kontraksi. Sebagian besar percobaan untuk mengatasi hipertensi menggu-
kalium lebih tinggi serta resistensi perifer yang lebih rendah sebelum
Handgrip - isometrik Latihan dengan treadmill
latihan. nakan program latihan dinamik. Hargberg dkk66, menemukan
Peningkatan tekanan darah pada latihan isometrik dapat diikuti 50% dari maksimal
bahwa latihan beban dengan resistensi yang berubah-ubah
50% 100%
dengan peningkatan curah jantung pada penderita hipertensi.
Hargberg54 melakukan meta-analisis pada 25 penelitian longitu- selama 3 hari/minggu juga efektif menurunkan tekanan darah
Selain itu terlihat bahwa respon kenaikan tekanan darah disertai Normal <180/120* <180/80* <220/80* sistolik pada remaja yang telah menyelesaikan program latihan
dengan meningkatnya resistensi perifer. dinal atas latihan yang bersifat erobik pada penderita hipertensi.
Hipertensi ringan 180 √ 190 180 √ 190 210 √ 220 endurance (daya tahan).
Penurunan darah rata-rata sistolis dan diastolis antara 10.8 dan
Pada penderita hipertensi latihan isometrik menyebabkan tekanan 120 √ 130 80 √ 90 80 √ 90
8.2 mmHg. Penderita wanita/orang yang mempunyai tinggi badan
darah sistolik maupun diastolik meningkat oleh karena itu latihan Pada penelitian lainnya latihan pembebanan selama 9 minggu
Hipertensi sedang >190 >190 >220 lebih rendah dan yang mempunyai tekanan darah diastolik lebih
isometrik harus benar benar dibatasi. mampu menurunkan tekanan darah diastolik pada 10 orang laki-
130 90 90 tinggi, lebih mampu menurunkan tekanan darah sistolik maupun laki dengan hipertensi ringan.67 Kelemen dkk50 mengobservasi
Pada gambar 5 di bawah ini diilustrasikan berbagai respon tekanan diastolik dengan latihan. Ia juga mengamati derajat penurunan penurunan tekanan darah sistolik maupun diastolik pada laki-
darah pada penderita hipertensi ringan. Dapat dilihat bahwa pada * dalam mmHg. (Data dari: Ward A, Harison P and Einerson J. Clinical Res, 1986; 34:3864) tekanan sistolik dan diastolik berkorelasi negatif dengan intensitas laki hipertensi ringan sesudah mengikuti latihan di sirkuit selama
penderita hipertensi peningkatan tekanan darah sistolik maupun latihan. 30 menit dengan latihan beban dan 20 menit dengan latihan
diastolik lebih tinggi pada latihan dengan treadmil maupun Program latihan pada hipertensi 38-50 jalan atau jogging. Mereka menyimpulkan bahwa program latihan
latihan isometrik. Bukti-bukti epidemiologis menunjukkan bahwa berbagai faktor Pada studi meta - analisis terhadap 118 publikasi (Spataro dkk)58, dengan beban cukup aman pada penderita hipertensi ringan.
risiko kardiovaskuler dapat ditekan dengan melakukan aktifitas
terlihat penurunan tekanan darah sistolik sekitar 8mmHg dan 5
fisik. Hubungan antara latihan fisik dan kesehatan kardiovaskuler Studi hewan memberikan kesan bahwa latihan dengan beban
mmHg diastolik (tabel 5).
ini berlaku untuk semua usia dan jenis kelamin. Meskipun masih tidak meningkatkan risiko stroke68 dan hipertrofi miokard
ada kontroversi tetapi penelitian menunjukkan bahwa program konsentrik, demikian juga latihan tidak memberikan efek sebaliknya
Tabel 5. Meta-analisis terhadap studi latihan uji coba dalam hipertensi
latihan akan menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
terhadap fungsi ventrikel.69,70 Namun demikian sebelum latihan
Hipertensi beban dianjurkan untuk menurunkan dulu tekanan.
Latihan dinamik Semua Kontrol Hipertensi Lama
Sebagian besar penelitian melaporkan pengaruh yang sangat ringan (menetap)
Mekanisme penurunan tekanan darah sesudah latihan 4,53,73,74
baik dari latihan dinamik termasuk latihan isometrik dengan beban
ρ SBP (mmHg) -8 -5 - 13 - 19 Berbagai bentuk mekanisme telah diusulkan untuk menerangkan
ringan dan tepat; latihan umumnya bersifat aerobik seperti jalan
kaki, jogging maupun bersepeda. Penurunan tekanan darah yang penurunan tekanan darah sesudah latihan. Termasuk di dalamnya
bermakna terlihat sesudah latihan 2 minggu 51 dan akan mene- ρ DBP (mmHg) -5 -3 -8 - 11 penurunan curah jantung,49 penurunan aktifitas sistim saraf
tap selama individu meneruskan kebiasaannya.46-47 simpatis,41,43,44 penurunan resistensi total perifer vaskuler,42,45
Catatan: 118 studi diuji coba dengan percobaan n = 3.331 dan subyek kontrol
meningkatnya sensitifitas barorefleks51 dan menurunnya volume
Jika penderita berhenti latihan atau tidak mengikuti program, n = 2.316. SBP - Tekanan darah sistolik, DBP √ Tekanan darah diastolik. Data dari plasma.44 Banyak penelitian fokus pada perubahan hemo-
57 referensi. dinamik dan neurohumoral sesudah latihan tetapi hasilnya
kadang-kadang tekanan darah kembali ke tingkat awal.46,47,52
belum konsisten.
Pada latihan ringan tidak ada perubahan kadar aktifitas renin Studi mutakhir yang terfokus pada efek hipotensi terhadap sekali
dalam plasma, perubahan konsentrasi aldosteron serum, maupun latihan dinamis menunjukan penurunan tekanan darah sistolik Nelson dkk45, menunjukkan bahwa penurunan tekanan darah
Gambar 5.
Perbandingan peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita perubahan aktifitas angiotensin converting enzyme yang bermakna, istirahat dan tekanan diastolik sekitar 1 sampai 2 jam sesudah disertai penurunan resistensi total perifer dengan sedikit pening-
hipertensi saat latihan dengan treadmil maupun latihan isometrik. sehingga melalui latihan ringan tekanan darah dapat menurun. latihan memakai treadmill.59 katan curah jantung.42

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
165 166
TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

Pada penderita yang lebih tua penurunan tekanan darah juga Banyak studi membuktikan bahwa latihan fisik sangat berpengaruh
berkaitan dengan penurunan resistensi perifer namun individu
dengan curah jantung yang tinggi, mempunyai curah jantung yang
terhadap kesehatan pembuluh darah dan jantung. Latihan fisik
secara dinamik dan isometrik sama-sama dapat mempengaruhi
Current Treatment Options for
lebih rendah sesudah latihan.49 Oleh karena itu umur, lamanya
hipertensi adanya LVH dan barangkali berbagai faktor mempe-
tekanan darah. Latihan fisik teratur menghasilkan penurunan
tekana darah yang bermakna dan akan menetap selama latihan
Coronary Heart Disease
ngaruhi gambaran hemodinamik terhadap penurunan tekanan fisik terus dilakukan. Mekanisme perurunan darah tersebut karena Yanto Sandy Tjang, Lech Hornik, John Mantas, Richardus Budiman,
darah sesudah latihan. Sirkulasi norepinephrine dan epinephrine terjadi penurunan curah jantung, penurunan aktivitas sistem Andreas Bairaktaris, Reiner Körfer.
diketahui juga menurun.41-45,71 Penurunan tekanan darah sesudah saraf simpatis, penurunan resistensi pembuluh darah perifer dan Department of Thoracic & Cardiovascular Surgery,Heart & Diabetes Center
latihan secara ambulatoar sering ditemukan pada saat aktifitas meningkatnya sensitivitas baroreflek. NRW/University Hospital of Bochum,Bad Oeynhausen, Germany
simpatis relatif tinggi.72
Rujukan : ada pada penulis. Introduction patients in primary prevention setting. In addition, the Medical
Somers dkk52, melaporkan bahwa latihan endurance menurunkan Coronary heart disease (CHD) becomes a major global public Research Council/British Heart Foundation (MRC/BHF) Heart
tekanan darah harian, baik pada saat istirahat maupun pada saat health problem since the last two decades. Although there has Protection Study conducted in 20,536 high-risk adults in the
aktifitas; tetapi tidak menurunkan tekanan darah saat tidur. been recent decline in age-standardized cardiovascular mortality, United Kingdom revealed that adding simvastatin 40 mg to
Mereka juga melaporkan meningkatnya sensiitivitas barorefleks the prevalence of CHD remains high due to increased life expec- existing treatments reduced the rates of MI, stroke, or revascula-
dan menurunnya pengaturan untuk meningkatkan tekanan darah tancy and changing in life-style of the population. CHD is the rization by approximately 24%. Angiotensin-converting enzyme
pada peningkatan aktifitas fisik penderita hipertensi ringan leading cause of death in the United States, responsible for inhibitors are also recommended for all patients with CHD and
maupun borderline (prahipertensi ). nearly 20% of all deaths (1). Currently, CHD has been also the asymptomatic patients with CHD who also have diabetes or left
leading contributor for death and disability in developing countries. ventricular systolic dysfunction. The Heart Outcomes Prevention
The World Health Organization estimates that CHD will account Evaluation (HOPE) trial confirm that the use of ramipril (10
SIMPULAN
for 6% of the total global disease burden in 2020 (2). mg/day) can reduce the composite risk of cardiovascular death,
Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk kematian maupun
MI, and stroke by approximately 25% in patients at high risk for
kesakitan dari penyakit kardiovaskular. Tiga perempat kejadian
The treatment for coronary heart disease aims to reduce the risk or with current vascular disease without heart failure, regardless
kardiovaskular justru terjadi di negara berkembang. Prevalensi
of mortality and morbidity as well as to reduce or eliminate of age, sex, or coexisting disease. On the basis of their beneficial
hipertensi makin meningkat karena perubahan definisi hipertensi.
angina pectoris, thus, allowing patients to return to normal effects on morbidity and mortality, beta-blockers should be
Pengobatan hipertensi sesuai JNC 7 dapat dimulai dari obat anti- activities. Ideally, these end points should be accomplished with strongly considered as initial therapy for chronic stable angina, as
hipertensi semua golongan termasuk antagonis kalsium, penyekat minimal side effects and adequate long-term results. There are secondary prevention in post-MI patients, and as a means to reduce
beta maupun ACE dan ARB. currently three well-established treatment options for CHD: morbidity and mortality among patients with hypertension.
medical therapy, coronary artery bypass grafting (CABG), and Long-acting or slow-release calcium antagonists are indicated to
percutaneous coronary intervention (PCI). Throughout the last 2 relieve symptoms in patients with chronic stable angina without
decades, number of clinical trials has been conducted to enhancing the risk of adverse cardiac events. They are often
compare those strategies. The last two options have been rapidly preferable than long-acting nitrates for maintenance therapy
evolving. Both techniques have their own strengths and inherent due to their sustained effects. Short-acting nitrates do not lose
weaknesses. Each is particularly beneficial in specific clinical their effect on symptom relief, but long-acting nitrates may
settings. This article aims to review the evidences from the clinical produce tolerance (1,3).
trials which could provide a fair comparison for medical pro-
fessionals in objectively choosing the best treatment option for Coronary Artery Bypass Grafting
patients with CHD. The first CABG to the right coronary artery using a reverse
segment of saphenous vein was performed by Sabiston in 1962.
Medical Therapy Although the patient died due to cerebrovascular accident, the
The primary consideration in choosing pharmacological agents procedure itself was successful. DeBakey performed the first
for treatment of CHD should be to improve prognosis. Aspirin complete CABG as a bailout procedure after a carotid endar-
and lipid-lowering therapy have been proved to reduce the risk terectomy (4). Subsequently, Favaloro in Cleveland Clinic refined
.co.id

of death and non-fatal myocardial infarction (MI) in both primary the use of reversed saphenous vein grafts for coronary bypass.
and secondary prevention setting. The data strongly suggest that Kolessov and Green were the first who used internal mammary
yahoo

cardiac events will also be reduced among patients with chronic artery as bypass graft. Subsequently, the number of CABG has
daksi@

stable angina. The ACC/AHA guidelines suggest that aspirin (75 markedly increased. Currently, more than 500,000 operations
to 325 mg daily) should be administered routinely to all patients are performed in the United States every year with excellent
cdk.re

without contraindications. Clopidogrel can be prescribed in results(5). Even so, many physicians still attempt to avoid recom-
those having absolute contraindication to aspirin(1). The Choles- mending CABG to their patients. This may be in part a result of
terol and Recurrent Events (CARE) trial and Scandinavian Simvas- the perception that CABG is associated with high mortality risk.
Penyakit Infeksi Reumatologi Bedah & Anestesi tatin Survival Study (4S) have established the benefit of aggressive
lipid-lowering therapy for most patients with CHD, even when
This perception has recently been challenged with large
published studies demonstrating mortality risk of 1.2% to 1.7%
LDL levels are within the considered acceptable range for for isolated CABG(6,7). Some limitations of CABG include costs

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
167 168
TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

Pada penderita yang lebih tua penurunan tekanan darah juga Banyak studi membuktikan bahwa latihan fisik sangat berpengaruh
berkaitan dengan penurunan resistensi perifer namun individu
dengan curah jantung yang tinggi, mempunyai curah jantung yang
terhadap kesehatan pembuluh darah dan jantung. Latihan fisik
secara dinamik dan isometrik sama-sama dapat mempengaruhi
Current Treatment Options for
lebih rendah sesudah latihan.49 Oleh karena itu umur, lamanya
hipertensi adanya LVH dan barangkali berbagai faktor mempe-
tekanan darah. Latihan fisik teratur menghasilkan penurunan
tekana darah yang bermakna dan akan menetap selama latihan
Coronary Heart Disease
ngaruhi gambaran hemodinamik terhadap penurunan tekanan fisik terus dilakukan. Mekanisme perurunan darah tersebut karena Yanto Sandy Tjang, Lech Hornik, John Mantas, Richardus Budiman,
darah sesudah latihan. Sirkulasi norepinephrine dan epinephrine terjadi penurunan curah jantung, penurunan aktivitas sistem Andreas Bairaktaris, Reiner Körfer.
diketahui juga menurun.41-45,71 Penurunan tekanan darah sesudah saraf simpatis, penurunan resistensi pembuluh darah perifer dan Department of Thoracic & Cardiovascular Surgery,Heart & Diabetes Center
latihan secara ambulatoar sering ditemukan pada saat aktifitas meningkatnya sensitivitas baroreflek. NRW/University Hospital of Bochum,Bad Oeynhausen, Germany
simpatis relatif tinggi.72
Rujukan : ada pada penulis. Introduction patients in primary prevention setting. In addition, the Medical
Somers dkk52, melaporkan bahwa latihan endurance menurunkan Coronary heart disease (CHD) becomes a major global public Research Council/British Heart Foundation (MRC/BHF) Heart
tekanan darah harian, baik pada saat istirahat maupun pada saat health problem since the last two decades. Although there has Protection Study conducted in 20,536 high-risk adults in the
aktifitas; tetapi tidak menurunkan tekanan darah saat tidur. been recent decline in age-standardized cardiovascular mortality, United Kingdom revealed that adding simvastatin 40 mg to
Mereka juga melaporkan meningkatnya sensiitivitas barorefleks the prevalence of CHD remains high due to increased life expec- existing treatments reduced the rates of MI, stroke, or revascula-
dan menurunnya pengaturan untuk meningkatkan tekanan darah tancy and changing in life-style of the population. CHD is the rization by approximately 24%. Angiotensin-converting enzyme
pada peningkatan aktifitas fisik penderita hipertensi ringan leading cause of death in the United States, responsible for inhibitors are also recommended for all patients with CHD and
maupun borderline (prahipertensi ). nearly 20% of all deaths (1). Currently, CHD has been also the asymptomatic patients with CHD who also have diabetes or left
leading contributor for death and disability in developing countries. ventricular systolic dysfunction. The Heart Outcomes Prevention
The World Health Organization estimates that CHD will account Evaluation (HOPE) trial confirm that the use of ramipril (10
SIMPULAN
for 6% of the total global disease burden in 2020 (2). mg/day) can reduce the composite risk of cardiovascular death,
Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk kematian maupun
MI, and stroke by approximately 25% in patients at high risk for
kesakitan dari penyakit kardiovaskular. Tiga perempat kejadian
The treatment for coronary heart disease aims to reduce the risk or with current vascular disease without heart failure, regardless
kardiovaskular justru terjadi di negara berkembang. Prevalensi
of mortality and morbidity as well as to reduce or eliminate of age, sex, or coexisting disease. On the basis of their beneficial
hipertensi makin meningkat karena perubahan definisi hipertensi.
angina pectoris, thus, allowing patients to return to normal effects on morbidity and mortality, beta-blockers should be
Pengobatan hipertensi sesuai JNC 7 dapat dimulai dari obat anti- activities. Ideally, these end points should be accomplished with strongly considered as initial therapy for chronic stable angina, as
hipertensi semua golongan termasuk antagonis kalsium, penyekat minimal side effects and adequate long-term results. There are secondary prevention in post-MI patients, and as a means to reduce
beta maupun ACE dan ARB. currently three well-established treatment options for CHD: morbidity and mortality among patients with hypertension.
medical therapy, coronary artery bypass grafting (CABG), and Long-acting or slow-release calcium antagonists are indicated to
percutaneous coronary intervention (PCI). Throughout the last 2 relieve symptoms in patients with chronic stable angina without
decades, number of clinical trials has been conducted to enhancing the risk of adverse cardiac events. They are often
compare those strategies. The last two options have been rapidly preferable than long-acting nitrates for maintenance therapy
evolving. Both techniques have their own strengths and inherent due to their sustained effects. Short-acting nitrates do not lose
weaknesses. Each is particularly beneficial in specific clinical their effect on symptom relief, but long-acting nitrates may
settings. This article aims to review the evidences from the clinical produce tolerance (1,3).
trials which could provide a fair comparison for medical pro-
fessionals in objectively choosing the best treatment option for Coronary Artery Bypass Grafting
patients with CHD. The first CABG to the right coronary artery using a reverse
segment of saphenous vein was performed by Sabiston in 1962.
Medical Therapy Although the patient died due to cerebrovascular accident, the
The primary consideration in choosing pharmacological agents procedure itself was successful. DeBakey performed the first
for treatment of CHD should be to improve prognosis. Aspirin complete CABG as a bailout procedure after a carotid endar-
and lipid-lowering therapy have been proved to reduce the risk terectomy (4). Subsequently, Favaloro in Cleveland Clinic refined
.co.id

of death and non-fatal myocardial infarction (MI) in both primary the use of reversed saphenous vein grafts for coronary bypass.
and secondary prevention setting. The data strongly suggest that Kolessov and Green were the first who used internal mammary
yahoo

cardiac events will also be reduced among patients with chronic artery as bypass graft. Subsequently, the number of CABG has
daksi@

stable angina. The ACC/AHA guidelines suggest that aspirin (75 markedly increased. Currently, more than 500,000 operations
to 325 mg daily) should be administered routinely to all patients are performed in the United States every year with excellent
cdk.re

without contraindications. Clopidogrel can be prescribed in results(5). Even so, many physicians still attempt to avoid recom-
those having absolute contraindication to aspirin(1). The Choles- mending CABG to their patients. This may be in part a result of
terol and Recurrent Events (CARE) trial and Scandinavian Simvas- the perception that CABG is associated with high mortality risk.
Penyakit Infeksi Reumatologi Bedah & Anestesi tatin Survival Study (4S) have established the benefit of aggressive
lipid-lowering therapy for most patients with CHD, even when
This perception has recently been challenged with large
published studies demonstrating mortality risk of 1.2% to 1.7%
LDL levels are within the considered acceptable range for for isolated CABG(6,7). Some limitations of CABG include costs

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
167 168
TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

associated with preoperative and postoperative care, the need the role of CABG as a solid treatment option for CHD. CABG benefit more from initial CABG. They also show that the rates of 7. Zacharias A, Habib RH, Schwann TA, et al. Improved survival with radial artery versus vein
conduits in coronary bypass surgery with left internal thoracic artery to left anterior
for several days of hospitalization (including intensive care), resulted in substantially lower mortality rates at 5-, 7-, and 10- repeat revascularization tend to become similar for both strate- descending artery grafting. Circulation 2004; 109:1489√96.
rehabilitation, and delayed or inability to return to work quickly. years compared to medical therapy. Patients with left main gies on long-term follow-up, probably due to late vein graft 8. Grüntzig AR, Myler RK, Hanna EH, et al. Coronary transluminal angioplasty. Circulation
1977; 55:84√91.
Since the average patency time of venous bypass grafts is around coronary artery disease, three-vessel CHD with impaired left failure in the CABG group. The Stent or Surgery trial has demon- 9. Landau C, Lange RA, Hillis LD. Percutaneous transluminal coronary angioplasty. N. Engl. J.
7 - 10 years; some patients may require repeat revascularization. ventricular function, diabetes mellitus, and instable angina strated an early survival advantage for CABG (32). This finding is Med. 1994; 330:981√93.
In the mid-1990s two new surgical techniques have been intro- pectoris derive the greatest benefit from CABG. supported by recent meta-analysis from 13 trials with 7,964 10. The Veterans Administration Coronary Artery Bypass Surgery Cooperative Study Group:
Eleven-year survival in the Veterans Administration randomized trial of coronary bypass
duced in attempts to reduce the invasiveness of the standard patients (33). When compared with PCI, CABG is associated with surgery for stable angina. N Engl J Med 1984; 311:1333√9.
CABG procedure. Revascularization either on an arrested heart Medical Therapy versus PCI lower 5-year mortality, less angina, and fewer repeat revascular- 11. Varnauskas E. Twelve-year follow-up of survival in the randomized European Coronary
Surgery Study. N Engl J Med 1988; 319:332√7.
with peripheral cannulation through a small access incision (port Two randomized clinical trials (14,15), including low-risk patients izations. CABG provided a survival advantage at 5 - 8 years for 12. Alderman EL, Bourassa MG, Cohen LS, et al. Ten-year follow-up of survival and myocardial
access) or on a beating heart with a limited access approach who were randomized to either medical therapy or PTCA, have patients with multi-vessel CHD, and at 4 years for diabetic infarction in the randomized Coronary Artery Surgery Study. Circulation 1990; 82:1629√46.
patients. 13. Yusuf S, Zucker D, Peduzzi P, et al. Effect of coronary artery bypass graft surgery on survival:
(MIDCABG) becomes emerging. However, the lack of demon- been published. Mortality rates were similar in both groups.
overview of 10-year results from randomised trials by the Coronary Artery Bypass Graft
strated benefit and significant technical challenge associated Patients who underwent PTCA were more likely to be free of Surgery Trialists Collaboration. Lancet 1994; 344:563√70.
with the port access approach hamper its widely application. angina. In the Asymptomatic Cardiac Ischemia Pilot trial (16), The recent development of anti-proliferative DES is a major break- 14. Hartigan PM, Giacomini JC, Folland ED, et al. Two-to three-year follow-up of patients with
single-vessel coronary artery disease randomized to PTCA or medical therapy (results of a VA
Similar restriction also happens to MIDCABG procedure since it is patients with CHD who were free of angina and had evidence of through in preventing restenosis after initial PCI. DES prevents cooperative study). Veterans Affairs Cooperative Studies Program ACME investigators.
not only technically challenging but also its inability to perform ischemia on electrocardiography or stress testing were random- neointimal proliferation, thereby, decreasing restenosis and Angioplasty Compared to Medicine. Am J Cardiol 1998; 15:1445√50.
repeat revascularization. Randomized trials using both sirolimus-and 15. Pocock SJ, Henderson RA, Clayton T, et al. Quality of life after coronary angioplasty or
complete myocardial revascularization. However, the recognition ized to either medical therapy or revascularization (percutaneous continued medical treatment for angina: three-year follow-up in the RITA-2 trial.
of improved outcomes in selected patients served as an impetus or surgical depending on the operator). Patients who underwent paclitaxel-eluting stents have shown significant reductions of Randomized Intervention Treatment of Angina. J Am Coll Cardiol 2000; 34:907√14.
to develop off-pump coronary artery bypass (OPCAB) procedure revascularization had lower mortality, MI, and hospitalization repeat revascularization in target lesion. A meta-analysis confirms 16. Davies RF, Goldberg AD, Forman S, et al. Asymptomatic Cardiac Ischemia Pilot (ACIP) study
two-year follow-up: outcomes of patients randomized to initial strategies of medical therapy
as a treatment option for patients with multi-vessel CHD. Many rates than the medically treated patients. The Medicine, Angio- these aggregate reductions in repeat revascularization, but it versus revascularization. Circulation 1997; 95:2037√43.
other techniques, such as: complete arterial revascularization, plasty or Surgery Study was a three-arm trial that compared does not detect any mortality benefit (34). Although several different 17. Hueb WA, Soares PR, Almeida De Oliveira S, et al. Five-year follow-up of the medicine,
angioplasty, or surgery study (MASS): a prospective, randomized trial of medical therapy,
mechanical anastomosis connector, robotic assist systems, stem PTCA, medical therapy, and CABG using LIMA graft in patients drug-eluting stents are under investigation, sirolimus and pacli-
balloon angioplasty, or bypass surgery for single proximal left anterior descending artery
cell implantation and genetic therapy for preventing vein graft with isolated severe proximal LAD stenosis (17). There were no taxel account for the majority of existing clinical data, and are stenosis. Circulation 1999; 100:II-107√13.
disease are of current research interest. differences in mortality risk or MI among all three groups. now commercially available. Clearly, not all of DES is promising. 18. Pitt B, Waters D, Brown WV, et al. Aggressive lipid-lowering therapy compared with
angioplasty in stable coronary artery disease. Atorvastatin versus Revascularization Treatment
Patients who underwent CABG or PTCA were more likely to be At least three clinical trials with alternative drug formulations Investigators. N Engl J Med 1999; 341:70√6.
Percutaneous Coronary Intervention symptom-free than those medically treated. Repeat revascular- have been discontinued due to poor effects. The long-term 19. Boden WE, O»Rourke RA, Teo KK, et al. Optimal medical therapy with or without PCI for
stable coronary disease. N Engl J Med 2007; 356(15):1503-16.
Werner Forssman inserted a catheter into his own basilic vein izations were higher in the PTCA and medically treated groups. effects of DES implantation remain unknown. The growing use 20. Rodriguez A, Boullon F, Perez-Balino N, et al. Argentine randomized trial of percutaneous
and threaded it to his right atrium for the purpose of «intra- In the Atorvastatin Versus Revascularization Treatment trial (18), of DES not only produces clinical benefits for certain patients, but transluminal coronary angioplasty versus coronary artery bypass surgery in multivessel disease
cardiac drug injection» in 1929. Later on, diagnostic cardiac low-risk patients who were randomized to aggressive lipid- also creates financial crises for many health care systems. DES (ERACI): in-hospital results and 1-year follow-up. ERACI Group. J Am Coll Cardiol 1993;
22:1060√7.
catheterization was developed by Cournand, Sones, and Judkins. lowering therapy with atorvastatin tended to have fewer cost 3 - 7 times higher than their uncoated predecessors. 21. Hamm CW, Reimers J, Ischinger T, et al. A randomized study of coronary angioplasty
In 1964, Dotter and Judkins successfully dilated peripheral ischemic events than those who received angioplasty along with compared with bypass surgery in patients with symptomatic multivessel coronary disease.
German Angioplasty Bypass Surgery Investigation. N Engl J Med 1994; 331:1037√43.
atherosclerotic lesions using progressively larger coaxial dilators. usual medical care. A recent randomized trial involving 2,287 Conclusion 22. King 3rd, SB Lembo NJ, Weintraub WS, et al. A randomized trial comparing coronary
In 1974, Grüntzig developed the double lumen catheter and patients who had objective evidence of MI and significant CHD Despite increased popularity of PCI, CABG remains an important angioplasty with coronary bypass surgery. Emory Angioplasty versus Surgery Trial. N Engl J
performed the first percutaneous dilation of a human coronary at 50 American and Canadian centers demonstrated that PCI did treatment option for CHD. Further evidence on long-term efficacy Med 1994; 331:1044√50.
23. CABRI Trial Participants: First-year results of CABRI (Coronary Angioplasty versus Bypass
artery in 1977(8). PCI is considered providing less invasive not reduce the risk of death, MI, or other major cardiovascular and safety of some DES, especially in high-risk subgroups, is Revascularization Investigation). Lancet 1995, 346:1179√84.
approach and offers shorter hospital stay or faster recovery. events when added to optimal medical therapy in patients with warranted. Meanwhile, intensive communication between 24. The Bypass Angioplasty Revascularization Investigation (BARI) Investigators: Comparison of
coronary bypass surgery with angioplasty in patients with multivessel disease. N Engl J Med
During earlier period, the quality of PCI was limited by lack of stable CHD (19). medical professionals who involve in providing medical care, in 1996; 335:217√25.
user-friendly and lesion-suitable technical equipment. Dissection term of objectively choosing the best treatment option for 25. Coronary angioplasty versus coronary artery bypass surgery: the Randomized Intervention
specified patients with CHD, is of highly necessary. One can be Treatment of Angina (RITA) trial. Lancet 1993; 341:573√80.
and acute or threatened closure result in major morbidity. PCI versus CABG
26. Henderson RA, Pocock SJ, Sharp SJ, et al. Long-term results of RITA-1 trial: clinical and cost
Mortality was sufficiently frequent and unpredictable. Therefore, Several randomized trials, comprising more than 5,000 patients, sure that most of the patients with CHD will benefit from each comparisons of coronary angioplasty and coronary-artery bypass grafting. Randomised
in many institutions a staffed operating room was always kept have compared PCI and CABG in the management of single- treatment options that continue to advance and improve. Intervention Treatment of Angina. Lancet 1998; 352:1419√25.
27. Goy JJ, Eeckhout E, Moret C, et al. Five-year outcome in patients with isolated proximal left
empty for emergeny surgery in case complications exist. The and multi-vessel CHD (17,20-27). Despite differences in design and anterior descending coronary artery stenosis treated by angioplasty or left internal mammary
major limiting factor of PCI is the occurrence of restenosis in inclusion criteria, several conclusions can be drawn from these artery grafting. A prospective trial. Circulation 1999; 99:3255√9.
28. Sim I, Gupta M, McDonald K, et al. A meta-analysis of randomized trials comparing coronary
about 30√60% of patients, depending on clinical risk factors, trials, in addition to two meta-analyses performed later (28,29). References
artery bypass grafting with percutaneous transluminal coronary angioplasty in multivessel
lesion characteristics and technical aspects of the intervention (9). There were no significant differences in mortality or combined 1. American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Practice
coronary artery disease. Am J Cardiol 1995; 76:1025√9.
Guidelines (Committee on the Management of Patients with Chronic Stable Angina). 29. Pocock SJ, Henderson RA, Rickards AF, et al. Meta-analysis of randomised trials comparing
Newer interventional techniques such as stents, directional, endpoint of death and non-fatal MI between PCI and CABG. ACC/AHA 2002 guideline update for the management of patients with chronic stable coronary angioplasty with bypass surgery. Lancet 1995; 346:1184√9.
rotational, laser atherectomy, thrombectomy devices and drug- Patients undergoing initial PCI are more likely to require repeat angina-summary article. J Am Coll Cardiol 2003; 41:159√68. 30. King SB, Kosinski AS, Guyton RA, et al. Eight-year mortality in the Emory Angioplasty versus
eluting stents (DES) have been introduced into clinical practice revascularization (either CABG or PCI) than patients undergoing 2. Murray CJ, Lopez AD. Alternative projections of mortality and disability by cause Surgery Trial. J Am Coll Cardiol 2000; 35:1116√21.
1990-2020: Global Burden of Disease Study. Lancet 1997;349:1498√504. 31. Seven-year outcome in the Bypass Angioplasty Revascularization Investigation (BARI) by
with better results. initial CABG. Initial costs are lower in the PCI group but tend to treatment and diabetic status. J Am Coll Cardiol 2000; 35:1122√9.
3. Sleight P. Current options in the management of coronary artery disease. Am J Cardiol 2003;
equalize later, owing to the increased repeat revascularizations. 92(suppl):2N-8N. 32. Coronary artery bypass surgery versus percutaneous coronary intervention with stent
Medical Therapy versus CABG More importantly, patients with treated diabetes mellitus seem 4. Garrett HE, Dennis EW, DeBakey ME. Aortocoronary bypass with saphenous implantation in patients with multivessel coronary artery disease (the Stent or Surgery trial): a
randomised controlled trial. Lancet 2002; 360:965√70.
Three large randomized trials (10-12), which included patients with to have better survival from initial CABG than PCI. Recent long- vein graft. Seven-year follow-up. JAMA 1973; 223:792√4.
33. Hoffman SN, TenBrook JA, Wolf MP, et al. A meta-analysis of randomized controlled trials
5. American Heart Association, Heart Disease and Stroke Statistics-2003 Update.
stable angina and single - or multi - vessel CHD for either medical term follow-up results have been published (30,31). More recent American Heart Association, Dallas, TX, 2002.
comparing coronary artery bypass graft with percutaneous transluminal coronary
angioplasty: one- to eight-year outcomes. J Am Coll Cardiol 2003; 41:1293√304.
or surgical therapy, along with several observational studies and data emphasize previous findings and confirm the similar survival 6. Nalysnyk L, Fahrbach K, Reynolds MW, et al. Adverse events in coronary artery bypass graft 34. Babapulle MN, Joseph L, Bélisle P, et al. A hierarchical Bayesian meta-analysis of randomized
a meta-analysis (13), have yielded consistent results and established achieved by both strategies, except in the diabetic patients who (CABG) trials: a systematic review and analysis. Heart 2003; 89:767√72. clinical trials of drug-eluting stents. Lancet 2004; 364:583√91.

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
169 170
TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

associated with preoperative and postoperative care, the need the role of CABG as a solid treatment option for CHD. CABG benefit more from initial CABG. They also show that the rates of 7. Zacharias A, Habib RH, Schwann TA, et al. Improved survival with radial artery versus vein
conduits in coronary bypass surgery with left internal thoracic artery to left anterior
for several days of hospitalization (including intensive care), resulted in substantially lower mortality rates at 5-, 7-, and 10- repeat revascularization tend to become similar for both strate- descending artery grafting. Circulation 2004; 109:1489√96.
rehabilitation, and delayed or inability to return to work quickly. years compared to medical therapy. Patients with left main gies on long-term follow-up, probably due to late vein graft 8. Grüntzig AR, Myler RK, Hanna EH, et al. Coronary transluminal angioplasty. Circulation
1977; 55:84√91.
Since the average patency time of venous bypass grafts is around coronary artery disease, three-vessel CHD with impaired left failure in the CABG group. The Stent or Surgery trial has demon- 9. Landau C, Lange RA, Hillis LD. Percutaneous transluminal coronary angioplasty. N. Engl. J.
7 - 10 years; some patients may require repeat revascularization. ventricular function, diabetes mellitus, and instable angina strated an early survival advantage for CABG (32). This finding is Med. 1994; 330:981√93.
In the mid-1990s two new surgical techniques have been intro- pectoris derive the greatest benefit from CABG. supported by recent meta-analysis from 13 trials with 7,964 10. The Veterans Administration Coronary Artery Bypass Surgery Cooperative Study Group:
Eleven-year survival in the Veterans Administration randomized trial of coronary bypass
duced in attempts to reduce the invasiveness of the standard patients (33). When compared with PCI, CABG is associated with surgery for stable angina. N Engl J Med 1984; 311:1333√9.
CABG procedure. Revascularization either on an arrested heart Medical Therapy versus PCI lower 5-year mortality, less angina, and fewer repeat revascular- 11. Varnauskas E. Twelve-year follow-up of survival in the randomized European Coronary
Surgery Study. N Engl J Med 1988; 319:332√7.
with peripheral cannulation through a small access incision (port Two randomized clinical trials (14,15), including low-risk patients izations. CABG provided a survival advantage at 5 - 8 years for 12. Alderman EL, Bourassa MG, Cohen LS, et al. Ten-year follow-up of survival and myocardial
access) or on a beating heart with a limited access approach who were randomized to either medical therapy or PTCA, have patients with multi-vessel CHD, and at 4 years for diabetic infarction in the randomized Coronary Artery Surgery Study. Circulation 1990; 82:1629√46.
patients. 13. Yusuf S, Zucker D, Peduzzi P, et al. Effect of coronary artery bypass graft surgery on survival:
(MIDCABG) becomes emerging. However, the lack of demon- been published. Mortality rates were similar in both groups.
overview of 10-year results from randomised trials by the Coronary Artery Bypass Graft
strated benefit and significant technical challenge associated Patients who underwent PTCA were more likely to be free of Surgery Trialists Collaboration. Lancet 1994; 344:563√70.
with the port access approach hamper its widely application. angina. In the Asymptomatic Cardiac Ischemia Pilot trial (16), The recent development of anti-proliferative DES is a major break- 14. Hartigan PM, Giacomini JC, Folland ED, et al. Two-to three-year follow-up of patients with
single-vessel coronary artery disease randomized to PTCA or medical therapy (results of a VA
Similar restriction also happens to MIDCABG procedure since it is patients with CHD who were free of angina and had evidence of through in preventing restenosis after initial PCI. DES prevents cooperative study). Veterans Affairs Cooperative Studies Program ACME investigators.
not only technically challenging but also its inability to perform ischemia on electrocardiography or stress testing were random- neointimal proliferation, thereby, decreasing restenosis and Angioplasty Compared to Medicine. Am J Cardiol 1998; 15:1445√50.
repeat revascularization. Randomized trials using both sirolimus-and 15. Pocock SJ, Henderson RA, Clayton T, et al. Quality of life after coronary angioplasty or
complete myocardial revascularization. However, the recognition ized to either medical therapy or revascularization (percutaneous continued medical treatment for angina: three-year follow-up in the RITA-2 trial.
of improved outcomes in selected patients served as an impetus or surgical depending on the operator). Patients who underwent paclitaxel-eluting stents have shown significant reductions of Randomized Intervention Treatment of Angina. J Am Coll Cardiol 2000; 34:907√14.
to develop off-pump coronary artery bypass (OPCAB) procedure revascularization had lower mortality, MI, and hospitalization repeat revascularization in target lesion. A meta-analysis confirms 16. Davies RF, Goldberg AD, Forman S, et al. Asymptomatic Cardiac Ischemia Pilot (ACIP) study
two-year follow-up: outcomes of patients randomized to initial strategies of medical therapy
as a treatment option for patients with multi-vessel CHD. Many rates than the medically treated patients. The Medicine, Angio- these aggregate reductions in repeat revascularization, but it versus revascularization. Circulation 1997; 95:2037√43.
other techniques, such as: complete arterial revascularization, plasty or Surgery Study was a three-arm trial that compared does not detect any mortality benefit (34). Although several different 17. Hueb WA, Soares PR, Almeida De Oliveira S, et al. Five-year follow-up of the medicine,
angioplasty, or surgery study (MASS): a prospective, randomized trial of medical therapy,
mechanical anastomosis connector, robotic assist systems, stem PTCA, medical therapy, and CABG using LIMA graft in patients drug-eluting stents are under investigation, sirolimus and pacli-
balloon angioplasty, or bypass surgery for single proximal left anterior descending artery
cell implantation and genetic therapy for preventing vein graft with isolated severe proximal LAD stenosis (17). There were no taxel account for the majority of existing clinical data, and are stenosis. Circulation 1999; 100:II-107√13.
disease are of current research interest. differences in mortality risk or MI among all three groups. now commercially available. Clearly, not all of DES is promising. 18. Pitt B, Waters D, Brown WV, et al. Aggressive lipid-lowering therapy compared with
angioplasty in stable coronary artery disease. Atorvastatin versus Revascularization Treatment
Patients who underwent CABG or PTCA were more likely to be At least three clinical trials with alternative drug formulations Investigators. N Engl J Med 1999; 341:70√6.
Percutaneous Coronary Intervention symptom-free than those medically treated. Repeat revascular- have been discontinued due to poor effects. The long-term 19. Boden WE, O»Rourke RA, Teo KK, et al. Optimal medical therapy with or without PCI for
stable coronary disease. N Engl J Med 2007; 356(15):1503-16.
Werner Forssman inserted a catheter into his own basilic vein izations were higher in the PTCA and medically treated groups. effects of DES implantation remain unknown. The growing use 20. Rodriguez A, Boullon F, Perez-Balino N, et al. Argentine randomized trial of percutaneous
and threaded it to his right atrium for the purpose of «intra- In the Atorvastatin Versus Revascularization Treatment trial (18), of DES not only produces clinical benefits for certain patients, but transluminal coronary angioplasty versus coronary artery bypass surgery in multivessel disease
cardiac drug injection» in 1929. Later on, diagnostic cardiac low-risk patients who were randomized to aggressive lipid- also creates financial crises for many health care systems. DES (ERACI): in-hospital results and 1-year follow-up. ERACI Group. J Am Coll Cardiol 1993;
22:1060√7.
catheterization was developed by Cournand, Sones, and Judkins. lowering therapy with atorvastatin tended to have fewer cost 3 - 7 times higher than their uncoated predecessors. 21. Hamm CW, Reimers J, Ischinger T, et al. A randomized study of coronary angioplasty
In 1964, Dotter and Judkins successfully dilated peripheral ischemic events than those who received angioplasty along with compared with bypass surgery in patients with symptomatic multivessel coronary disease.
German Angioplasty Bypass Surgery Investigation. N Engl J Med 1994; 331:1037√43.
atherosclerotic lesions using progressively larger coaxial dilators. usual medical care. A recent randomized trial involving 2,287 Conclusion 22. King 3rd, SB Lembo NJ, Weintraub WS, et al. A randomized trial comparing coronary
In 1974, Grüntzig developed the double lumen catheter and patients who had objective evidence of MI and significant CHD Despite increased popularity of PCI, CABG remains an important angioplasty with coronary bypass surgery. Emory Angioplasty versus Surgery Trial. N Engl J
performed the first percutaneous dilation of a human coronary at 50 American and Canadian centers demonstrated that PCI did treatment option for CHD. Further evidence on long-term efficacy Med 1994; 331:1044√50.
23. CABRI Trial Participants: First-year results of CABRI (Coronary Angioplasty versus Bypass
artery in 1977(8). PCI is considered providing less invasive not reduce the risk of death, MI, or other major cardiovascular and safety of some DES, especially in high-risk subgroups, is Revascularization Investigation). Lancet 1995, 346:1179√84.
approach and offers shorter hospital stay or faster recovery. events when added to optimal medical therapy in patients with warranted. Meanwhile, intensive communication between 24. The Bypass Angioplasty Revascularization Investigation (BARI) Investigators: Comparison of
coronary bypass surgery with angioplasty in patients with multivessel disease. N Engl J Med
During earlier period, the quality of PCI was limited by lack of stable CHD (19). medical professionals who involve in providing medical care, in 1996; 335:217√25.
user-friendly and lesion-suitable technical equipment. Dissection term of objectively choosing the best treatment option for 25. Coronary angioplasty versus coronary artery bypass surgery: the Randomized Intervention
specified patients with CHD, is of highly necessary. One can be Treatment of Angina (RITA) trial. Lancet 1993; 341:573√80.
and acute or threatened closure result in major morbidity. PCI versus CABG
26. Henderson RA, Pocock SJ, Sharp SJ, et al. Long-term results of RITA-1 trial: clinical and cost
Mortality was sufficiently frequent and unpredictable. Therefore, Several randomized trials, comprising more than 5,000 patients, sure that most of the patients with CHD will benefit from each comparisons of coronary angioplasty and coronary-artery bypass grafting. Randomised
in many institutions a staffed operating room was always kept have compared PCI and CABG in the management of single- treatment options that continue to advance and improve. Intervention Treatment of Angina. Lancet 1998; 352:1419√25.
27. Goy JJ, Eeckhout E, Moret C, et al. Five-year outcome in patients with isolated proximal left
empty for emergeny surgery in case complications exist. The and multi-vessel CHD (17,20-27). Despite differences in design and anterior descending coronary artery stenosis treated by angioplasty or left internal mammary
major limiting factor of PCI is the occurrence of restenosis in inclusion criteria, several conclusions can be drawn from these artery grafting. A prospective trial. Circulation 1999; 99:3255√9.
28. Sim I, Gupta M, McDonald K, et al. A meta-analysis of randomized trials comparing coronary
about 30√60% of patients, depending on clinical risk factors, trials, in addition to two meta-analyses performed later (28,29). References
artery bypass grafting with percutaneous transluminal coronary angioplasty in multivessel
lesion characteristics and technical aspects of the intervention (9). There were no significant differences in mortality or combined 1. American College of Cardiology/American Heart Association Task Force on Practice
coronary artery disease. Am J Cardiol 1995; 76:1025√9.
Guidelines (Committee on the Management of Patients with Chronic Stable Angina). 29. Pocock SJ, Henderson RA, Rickards AF, et al. Meta-analysis of randomised trials comparing
Newer interventional techniques such as stents, directional, endpoint of death and non-fatal MI between PCI and CABG. ACC/AHA 2002 guideline update for the management of patients with chronic stable coronary angioplasty with bypass surgery. Lancet 1995; 346:1184√9.
rotational, laser atherectomy, thrombectomy devices and drug- Patients undergoing initial PCI are more likely to require repeat angina-summary article. J Am Coll Cardiol 2003; 41:159√68. 30. King SB, Kosinski AS, Guyton RA, et al. Eight-year mortality in the Emory Angioplasty versus
eluting stents (DES) have been introduced into clinical practice revascularization (either CABG or PCI) than patients undergoing 2. Murray CJ, Lopez AD. Alternative projections of mortality and disability by cause Surgery Trial. J Am Coll Cardiol 2000; 35:1116√21.
1990-2020: Global Burden of Disease Study. Lancet 1997;349:1498√504. 31. Seven-year outcome in the Bypass Angioplasty Revascularization Investigation (BARI) by
with better results. initial CABG. Initial costs are lower in the PCI group but tend to treatment and diabetic status. J Am Coll Cardiol 2000; 35:1122√9.
3. Sleight P. Current options in the management of coronary artery disease. Am J Cardiol 2003;
equalize later, owing to the increased repeat revascularizations. 92(suppl):2N-8N. 32. Coronary artery bypass surgery versus percutaneous coronary intervention with stent
Medical Therapy versus CABG More importantly, patients with treated diabetes mellitus seem 4. Garrett HE, Dennis EW, DeBakey ME. Aortocoronary bypass with saphenous implantation in patients with multivessel coronary artery disease (the Stent or Surgery trial): a
randomised controlled trial. Lancet 2002; 360:965√70.
Three large randomized trials (10-12), which included patients with to have better survival from initial CABG than PCI. Recent long- vein graft. Seven-year follow-up. JAMA 1973; 223:792√4.
33. Hoffman SN, TenBrook JA, Wolf MP, et al. A meta-analysis of randomized controlled trials
5. American Heart Association, Heart Disease and Stroke Statistics-2003 Update.
stable angina and single - or multi - vessel CHD for either medical term follow-up results have been published (30,31). More recent American Heart Association, Dallas, TX, 2002.
comparing coronary artery bypass graft with percutaneous transluminal coronary
angioplasty: one- to eight-year outcomes. J Am Coll Cardiol 2003; 41:1293√304.
or surgical therapy, along with several observational studies and data emphasize previous findings and confirm the similar survival 6. Nalysnyk L, Fahrbach K, Reynolds MW, et al. Adverse events in coronary artery bypass graft 34. Babapulle MN, Joseph L, Bélisle P, et al. A hierarchical Bayesian meta-analysis of randomized
a meta-analysis (13), have yielded consistent results and established achieved by both strategies, except in the diabetic patients who (CABG) trials: a systematic review and analysis. Heart 2003; 89:767√72. clinical trials of drug-eluting stents. Lancet 2004; 364:583√91.

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
169 170
TINJAUAN PUSTAKA

Patofisiologi Payah Jantung Kronik


Sidhi Laksono
Fakultas Kedokteran Univesitas Sebelas Maret, Surakarta

PENDAHULUAN sekitar 1% dari seluruh anggaran belanja kesehatan masyarakat.


Gagal jantung merupakan sindrom klinis yang kompleks dengan Prevalensi penyakit ini meningkat sesuai dengan usia, berkisar
gejala-gejala yang tipikal dari sesak nafas (dispneu) dan mudah dari <1% pada usia <50 tahun hingga 5% pada usia 50-70
lelah (fatigue) yang dihubungkan dengan kerusakan fungsi tahun dan 10% pada usia >70 tahun.1,3,4,5
maupun struktur dari jantung yang mengganggu kemampuan
ventrikel untuk mengisi dan mengeluarkan darah ke sirkulasi.1,2 ETIOLOGI
Gagal jantung umumnya didapatkan pada populasi usia tua, Penyebab gagal jantung dapat diklasifikasikan dalam enam
serta pada orang-orang yang selamat dari infark miokard kategori utama5:
dengan kerusakan otot jantung persisten.3 Entitas gagal jantung 1. Kegagalan yang berhubungan dengan abnormalitas miokard,
mudah sekali diketahui oleh dokter yang berpengalaman, dapat dapat disebabkan oleh hilangnya miosit (infark miokard),
ditemukan di komunitas masyarakat dan pengobatan yang tepat kontraksi yang tidak terkoordinasi (left bundle branch block),
dapat mengurangi morbiditas dan mortalitasnya.4 Walaupun kurangnya kontraktilitas (kardiomiopati)
biomolekuler dan fisiologi yang terintegrasi dengan gagal jantung 2. Kegagalan yang berhubungan dengan overload (hipertensi)
masih belum dapat dipahami, beberapa konsep dan prinsip 3. Kegagalan yang berhubungan dengan abnormalitas katup
patofisiologi telah berkembang dalam dekade terakhir ini.6 4. Kegagalan yang disebabkan abnormalitas ritme kardiak (takikardi)
Kunci utama gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung 5. Kegagalan yang disebabkan anormalitas perikard atau efusi
untuk bekerja sebagai pompa.6,7,8 Respon-respon tubuh berupa perikard (tamponade)
IKLAN 3 respon adaptif sekunder tetap mempertahankan fungsi sirkulasi
jangka pendek, tetapi lama kelamaan akan menjadi maladaptif
6. Kelainan kongenital jantung

dan menjadi gagal jantung kronis.6,7 Respon-respon adaptasi Karena setiap bentuk penyakit jantung dapat mengarah pada
pada gagal jantung ini terjadi pada sirkulasi perifer, ginjal gagal jantung, tidak ada satupun mekanisme kausatif.5 Studi
maupun otot jantung. Perubahan ini mengakibatkan timbulnya populasi di London Selatan mendapatkan bahwa persentase
sindrom klinis gagal jantung. Pemahaman bagaimana perubahan penyebab gagal jantung yang tidak diketahui pada populasi <
ini terjadi menghasilkan pandangan dalam patofisiologi gagal 75 tahun turun dari 42% menjadi 10% setelah dilakukan
jantung. skintigrafi nuklir dan kateterisasi jantung, sedangkan persentase
penyebab gagal jantung oleh penyakit arteri koroner (CAD) naik
EPIDEMIOLOGI dari 29% menjadi 52%.3
Prevalensi gagal jantung kronik diprediksi akan makin meningkat
seiring dengan meningkatnya penyakit hipertensi, diabetes melitus PATOFISIOLOGI
dan iskemi terutama pada populasi usia lanjut. Makin tua populasi Gagal jantung dapat dilihat sebagai suatu kelainan yang
dan makin berhasilnya pengobatan infark miokard akut mem- progresif, dapat terjadi dari kumpulan suatu kejadian dengan
buat prevalensi gagal jantung kronik makin meningkat. Insiden hasil akhir kerusakan fungsi miosit jantung atau gangguan
penyakit gagal jantung makin meningkat sejalan dengan mening- kemampuan kontraksi miokard. Beberapa mekanisme kompen-
katnya usia harapan hidup penduduk. Di Eropa, tiap tahun terjadi satorik diaktifkan untuk mengatasi turunnya fungsi jantung
1,3 kasus per 1000 penduduk yang berusia 25 tahun. Kasus ini sebagai pompa, di antaranya sistem adrenergik, renin angiotensin
meningkat 11,6 pada manula dengan usia 85 tahun ke atas.1,3,4,5 ataupun sitokin.

Saat ini diperkirakan hampir 5 juta penduduk di AS menderita Dalam waktu pendek beberapa mekanisme ini dapat mengem-
gagal jantung, dengan 550.000 jumlah kasus baru terdiagnosis balikan fungsi kardiovaskuler dalam batas normal, menghasilkan
setiap tahunnya. Di samping itu gagal jantung kronis juga menjadi pasien asimptomatik. Meskipun demikian, jika tidak terdeteksi
penyebab 300.000 kematian setiap tahunnya. Lebih dari 34 milyar dan berjalan seiring waktu akan menyebabkan kerusakan ventrikel
USD dibutuhkan setiap tahunnya untuk perawatan medis penderita dengan suatu keadaan remodeling dan timbullah gagal jantung
gagal jantung kronis ini. Bahkan di Eropa diperkirakan membutuhkan yang simptomatik.6,7,8

Dipresentasikan pada One Day Symposium of Chronic Heart Failure:


Diagnosis, Current Management and Cardiopreventive Care, Surakarta, Lor In Hotel, 24 Agustus 2008

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
171 172
TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

Mekanisme Neurohormonal jika terjadi ekspresi lama dan berlebihan akan masuk ke keadaan Endothelin Adrenomedullin
Beberapa ahli menyarankan gagal jantung dilihat dalam suatu maladaptif yang dapat menyebabkan fibrosis pada jantung, ginjal Terdiri dari tiga tipe, yaitu ET-1,ET-2 dan ET-3, ketiganya berpotensi Kadar adrenomedullin meningkat pada pasien gagal jantung.
model neurohormonal : gagal jantung berkembang sebagai hasil dan organ lain. Selain itu, juga akan mengakibatkan peningkatan kuat untuk menyebabkan vasokonstriksi. Walaupun endotelin Adrenomedullin ini dikeluarkan sebagai kompensasi efek vaso-
ekspresi berlebihan suatu molekul yang secara biologis aktif, yang pelepasan NE dan menstimulasi korteks adrenal zona glomerulosa umumnya dikeluarkan oleh sel endotel, namun dapat juga oleh konstriksi beberapa hormon. Kadar adrenomedullin yang tinggi
dapat memberikan efek merusak jantung dan sirkulasi. 6,7,8 untuk memproduksi aldosteron.6,7,10 tipe sel lain, contohnya miosit kardiak. ET-1 merupakan bentuk menyebabkan penurunan tekanan darah, penurunan tekanan
yang paling sering terekspresi di antara famili endotelin lainnya. pengisian ventrikel, meningkatkan curah jantung, memperbaiki
Pengaturan mekanisme neurohormonal ini dapat bersifat adaptif Aldosteron memiliki efek suportif jangka pendek terhadap Dua subtipe reseptor endotelin yang telah ditemukan pada fungsi ginjal, serta menurunan kadar aldosteron.6,20
ataupun maladaptif. Sistem ini bersifat adaptif apabila sistem sirkulasi dengan meningkatkan reabsorbsi natrium. Akan tetapi miokard manusia, yaitu tipe A dan B. Reseptor ET(A) menimbulkan
dapat memelihara tekanan perfusi arteri selama terjadi penurunan jika berlangsung relatif lama akan menimbulkan efek berbahaya, vasokonstriksi, proliferasi sel, hipertrofi patologis, fibrosis dan Apelin
curah jantung. Sistem ini menjadi maladaptif apabila menimbulkan yaitu memicu hipertrofi dan fibrosis vaskuler dan miokardium, peningkatan kontraktilitas, sedangkan ET(B) berperan dalam Pada pasien gagal jantung didapatkan penurunan kadar apelin
peningkatan hemodinamik melebihi batas ambang normal, yang berakibat berkurangnya compliance vaskuler dan mening- menghilangkan efek ET-1, pelepasan NO dan prostasiklin. dalam sirkulasi. Apelin mempunyai efek vasodilatasi dan menurunkan
menimbulkan peningkatan kebutuhan oksigen, serta memicu katnya kekakuan ventrikel. Di samping itu aldosteron memicu Pelepasan ET dari sel endotel dapat ditingkatkan oleh beberapa tekanan darah. Apelin juga mempunyai efek inotropik positif dan
timbulnya cedera sel miokard. disfungsi sel endotel, disfungsi baroreseptor, dan inhibisi uptake agen vasoaktif (NE, angiotensin II, trombin) dan sitokin (TNF, IL- menimbulkan diuresis dengan menghambat hormon ADH.6,7
norepinefrin yang akan memperberat gagal jantung. Mekanisme 1,TGF-_).1,6,7,15
Adapun pengaturan neurohormonal sebagai berikut: 6,7,8 aksi aldosteron pada sistem kardiovaskuler nampaknya melibatkan Remodeling Ventrikel Kiri
Sistem saraf adrenergik stres oksidatif dengan hasil akhir inflamasi pada jaringan.7,8,10 Neuropeptide Y Model neurohormonal yang telah dijelaskan di atas gagal men-
Pada gagal jantung terjadi penurunan curah jantung. Hal ini Neuropeptide Y merupakan agen vasokonstriktor yang disekresi jelaskan progresivitas gagal jantung. Remodeling ventrikel kiri
akan dikenali oleh baroreseptor di sinus caroticus dan arcus Stres Oksidatif bersama NE dari akhiran saraf simpatis. Neuropeptid ini memicu yang progresif berhubungan langsung dengan bertambah
aorta, kemudian dihantarkan ke medula melalui nervus IX dan X, Pada pasien gagal jantung terdapat peningkatan kadar ROS vasokontriksi perifer serta menimbulkan efek potensiasi terha- buruknya kemampuan ventrikel kiri di kemudian hari. Proses
yang akan mengaktivasi sistem saraf simpatis. Aktivasi sistem (reactive oxygen species). Peningkatan ini dapat diakibatkan oleh dap efek vasokontriksi oleh alfa adrenergik dan angiotensin. Zat remodeling mempunyai efek penting pada miosit jantung,
saraf simpatis ini akan menaikkan kadar norepinefrin (NE). Hal ini rangsangan dari ketegangan miokardium, stimulasi neuro- ini juga menghambat pelepasan asetilkolin dari sistem saraf perubahan volume miosit dan komponen nonmiosit pada miokard
akan meningkatkan frekuensi denyut jantung, meningkatkan hormonal (angiotensin II, aldosteron, agonis alfa adrenergik, simpatis. Pada pasien gagal jantung moderat dan berat terdapat serta geometri dan arsitektur ruangan ventrikel kiri. 6,7,8
kontraksi jantung serta vasokonstriksi arteri dan vena sistemik. 7,8 endothelin-1) maupun sitokin inflamasi (tumor necrosis factor, peningkatan kadar neuropeptide Y yang sejalan dengan pening-
interleukin-1). Efek ROS ini memicu stimulasi hipertrofi miosit,
katan kadar NE.6,7,16 Perubahan Biologis pada Miosit Jantung
Walaupun NE meningkatkan kontraksi dan mempertahankan proliferasi fibroblast dan sintesis collagen. ROS juga akan mem-
Hipertrofi Miosit Jantung
tekanan darah, tetapi kebutuhan energi miokard menjadi lebih pengaruhi sirkulasi perifer dengan cara menurunkan bioavail-
Urotensin II Peningkatan tekanan pada dinding otot jantung akan memicu
besar, yang dapat menimbulkan iskemi jika tidak ada penyaluran abilitas NO.6,7,11
Pada beberapa pasien gagal jantung ditemukan peningkatan timbulnya hipertrofi dan penimbunan matriks ekstraseluler. Jenis
O2 ke miokard. Dalam jangka pendek aktivasi sistem adrenergik
kadar urotensin II. Urotensin menimbulkan vasokonstriksi sehingga remodeling ventrikel ini tergantung faktor pemicu. Apabila dipicu
dapat sangat membantu, tetapi lambat laun akan terjadi Arginin Vasopressin
menimbulkan anggapan bahwa urotensin II ini mempunyai oleh peningkatan volume akan terjadi hipertrofi eksentrik, terjadi
maladaptasi.7 Hormon hipofisis posterior ini meningkat pada gagal jantung,
kontribusi dalam peningkatan resistensi vaskuler.7,17 pemanjangan miosit dengan penambahan sarkomer secara seri
efek selulernya terjadi jika berikatan dengan 3 tipe reseptor, yaitu
sehingga menimbulkan pelebaran ventrikel kiri. Remodeling
Pada gagal jantung kronik akan terjadi penurunan konsentrasi V1a, V1b dan V2. Reseptor V1a akan menyebabkan vasokonstriksi,
Nitric Oxide yang dipicu oleh peningkatan tekanan seperti pada hipertensi
norepinefrin jantung; mekanismenya masih belum jelas, mungkin agregasi platelet dan stimulasi faktor pertumbuhan miokard.
Radikal bebas ini dihasilkan oleh tiga tipe isoform sintase, yaitu akan menimbulkan hipertrofi konsentrik, terjadi penambahan
berhubungan dengan ≈exhaustion phenomenon∆ yang berasal V1b akan memodulasi sekresi ACTH, sedangkan V2 akan menimbul-
NOS1, NOS2 dan NOS3. NOS1 terdapat di jaringan konduksi sarkomer secara paralel, peningkatan area cross-sectional miosit
dari aktivasi sistem adrenergik yang berlangsung lama.6,9 kan efek antidiuretik.6,7,12
jantung, neuron intrakardiak dan retikulum sarkoplasma miosit dan terjadi penebalan dinding ventrikel kiri. 6,7,8
Sistem Renin-Angiotensin. Natriuretic peptides jantung, NOS2 terdapat di miokard yang merespon terhadap
Apabila curah jantung menurun, akan terjadi aktivasi sistem Terdiri dari Atrial Natriuretic Peptide (ANP), urodilantin, Brain sitokin inflamasi, sedangkan yang terakhir terdapat di endotel Perubahan Komplek Kontraksi-Eksitasi
renin-angiotensin-aldosteron. Beberapa mekanisme seperti hipo- Natriuretic Peptide (BNP), C-type Natriuretic Peptide (CNP) dan koroner, endokard serta sarkolema dan membran tubulus T Hal ini ditujukan pada proses biologis yang dimulai dari potensial
perfusi renal, berkurangnya natrium terfiltrasi yang mencapai Dendroaspis Natriuretic Peptide (DNP). ANP diproduksi terutama miosit jantung. NOS1 dan NOS3 dapat diaktifkan oleh kalsium aksi kardiak, diakhiri dengan kontraksi dan relaksasi miosit. Pada
makula densa tubulus distal, dan meningkatnya stimulasi simpatis di atrium jantung, BNP di ventrikel jantung, keduanya diproduksi dan kalmodulin, sedangkan NOS2 tidak perlu kalsium. NO akan gagal jantung, didapatkan potensial aksi yang abnormal di-
ginjal, memicu peningkatan pelepasan renin dari aparatus juxta- sebagai respon terhadap peningkatan tebal jantung. Natriuretic mengaktifkan guanylate cyclase, kemudian akan menghasilkan perlama, sama halnya dengan penurunan dan ketidakmampuan
glomerular. Renin memecah empat asam amino dari angioten- peptide menstimulasi produksi second messenger cGMP melalui cGMP. cGMP ini menyebabkan relaksasi otot polos vaskuler relaksasi. Ca2+ intraseluler pada penderita gagal jantung gagal
sinogen I, dan Angiotensin-converting enzyme akan melepaskan ikatannya dengan natriuretic peptide A receptor (NPR-A) yang sehingga terjadi vasodilatasi. Akan tetapi hal ini tidak terjadi pada meningkat selama depolarisasi, yang menggambarkan lambatnya
dua asam amino dari angiotensin I menjadi angiotensin II. Angio- mengikat ANP dan BNP, dan natriuretic peptide B receptor (NPR-B) gagal jantung, fungsinya menjadi tumpul karena penurunan pengangkutan Ca2+ pada aparatus kontraktil (menyebabkan
tensin II berikatan dengan 2 protein G menjadi angiotensin tipe yang mengikat CNP. Kedua reseptor ini berikatan juga dengan ekspresi dan aktivitas NOS3.6,18 aktivasi yang lambat), diikuti oleh lambatnya penurunan selama
1 (AT1) dan tipe 2 (AT2). Aktivasi reseptor AT1 akan mengakibat- guanylate cyclase. Aktivasi NPR-A dan NPR-B menghasilkan keadaan repolarisasi (menyebabkan relaksasi yang lambat). 6,7,8
kan vasokonstriksi, pertumbuhan sel, sekresi aldosteron dan natriuresis, vasorelaksasi, inhibisi renin dan aldosteron serta inhibisi Bradikinin
pelepasan katekolamin, sementara AT2 akan menyebabkan fibrosis. ANP dan BNP mungkin berperan dalam mekanisme penting Penelitian menunjukkan bahwa bradikinin berperan penting Pada penderita gagal jantung didapatkan penurunan SERCA2A
vasodilatasi, inhibisi pertumbuhan sel, natriuresis dan pelepasan untuk mempertahankan homeostasis natrium dan air. Akan tetapi dalam pengaturan tonus pembuluh darah. Bradikinin akan ber- (sarcoendoplasmic reticulum Ca2+) yang menyebabkan penurunan
bradikinin.6,10 nampaknya natriuretic peptide menjadi tumpul peranannya pada ikatan dengan reseptor B1 dan B2. Sebagian besar efek bradikinin fungsi transient Ca2+ dan penyimpanan Ca2+. Beberapa peneli-
gagal jantung, mungkin karena tekanan perfusi ginjal yang rendah, diperantarai lewat ikatan dengan reseptor B2. Ikatan dengan tian mendapatkan SERCA2A yang normal pada penderita gagal
Angiotensin II mempunyai beberapa aksi penting dalam mem- defisiensi relatif atau perubahan bentuk molekuler natriuretic peptide reseptor B2 ini akan menimbulkan vasodilatasi pembuluh darah. jantung dengan penurunan kontraktilitas, mungkin terdapat
pertahankan sirkulasi homeostasis dalam jangka pendek, namun atau penurunan fungsi reseptor natriuretic peptide.6,7,13,14 Pemecahan bradikinin akan dipicu oleh ACE.6,7,19 abnormalitas fungsi molekul lain yang mengatur fungsi SR.21

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
173 174
TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

Mekanisme Neurohormonal jika terjadi ekspresi lama dan berlebihan akan masuk ke keadaan Endothelin Adrenomedullin
Beberapa ahli menyarankan gagal jantung dilihat dalam suatu maladaptif yang dapat menyebabkan fibrosis pada jantung, ginjal Terdiri dari tiga tipe, yaitu ET-1,ET-2 dan ET-3, ketiganya berpotensi Kadar adrenomedullin meningkat pada pasien gagal jantung.
model neurohormonal : gagal jantung berkembang sebagai hasil dan organ lain. Selain itu, juga akan mengakibatkan peningkatan kuat untuk menyebabkan vasokonstriksi. Walaupun endotelin Adrenomedullin ini dikeluarkan sebagai kompensasi efek vaso-
ekspresi berlebihan suatu molekul yang secara biologis aktif, yang pelepasan NE dan menstimulasi korteks adrenal zona glomerulosa umumnya dikeluarkan oleh sel endotel, namun dapat juga oleh konstriksi beberapa hormon. Kadar adrenomedullin yang tinggi
dapat memberikan efek merusak jantung dan sirkulasi. 6,7,8 untuk memproduksi aldosteron.6,7,10 tipe sel lain, contohnya miosit kardiak. ET-1 merupakan bentuk menyebabkan penurunan tekanan darah, penurunan tekanan
yang paling sering terekspresi di antara famili endotelin lainnya. pengisian ventrikel, meningkatkan curah jantung, memperbaiki
Pengaturan mekanisme neurohormonal ini dapat bersifat adaptif Aldosteron memiliki efek suportif jangka pendek terhadap Dua subtipe reseptor endotelin yang telah ditemukan pada fungsi ginjal, serta menurunan kadar aldosteron.6,20
ataupun maladaptif. Sistem ini bersifat adaptif apabila sistem sirkulasi dengan meningkatkan reabsorbsi natrium. Akan tetapi miokard manusia, yaitu tipe A dan B. Reseptor ET(A) menimbulkan
dapat memelihara tekanan perfusi arteri selama terjadi penurunan jika berlangsung relatif lama akan menimbulkan efek berbahaya, vasokonstriksi, proliferasi sel, hipertrofi patologis, fibrosis dan Apelin
curah jantung. Sistem ini menjadi maladaptif apabila menimbulkan yaitu memicu hipertrofi dan fibrosis vaskuler dan miokardium, peningkatan kontraktilitas, sedangkan ET(B) berperan dalam Pada pasien gagal jantung didapatkan penurunan kadar apelin
peningkatan hemodinamik melebihi batas ambang normal, yang berakibat berkurangnya compliance vaskuler dan mening- menghilangkan efek ET-1, pelepasan NO dan prostasiklin. dalam sirkulasi. Apelin mempunyai efek vasodilatasi dan menurunkan
menimbulkan peningkatan kebutuhan oksigen, serta memicu katnya kekakuan ventrikel. Di samping itu aldosteron memicu Pelepasan ET dari sel endotel dapat ditingkatkan oleh beberapa tekanan darah. Apelin juga mempunyai efek inotropik positif dan
timbulnya cedera sel miokard. disfungsi sel endotel, disfungsi baroreseptor, dan inhibisi uptake agen vasoaktif (NE, angiotensin II, trombin) dan sitokin (TNF, IL- menimbulkan diuresis dengan menghambat hormon ADH.6,7
norepinefrin yang akan memperberat gagal jantung. Mekanisme 1,TGF-_).1,6,7,15
Adapun pengaturan neurohormonal sebagai berikut: 6,7,8 aksi aldosteron pada sistem kardiovaskuler nampaknya melibatkan Remodeling Ventrikel Kiri
Sistem saraf adrenergik stres oksidatif dengan hasil akhir inflamasi pada jaringan.7,8,10 Neuropeptide Y Model neurohormonal yang telah dijelaskan di atas gagal men-
Pada gagal jantung terjadi penurunan curah jantung. Hal ini Neuropeptide Y merupakan agen vasokonstriktor yang disekresi jelaskan progresivitas gagal jantung. Remodeling ventrikel kiri
akan dikenali oleh baroreseptor di sinus caroticus dan arcus Stres Oksidatif bersama NE dari akhiran saraf simpatis. Neuropeptid ini memicu yang progresif berhubungan langsung dengan bertambah
aorta, kemudian dihantarkan ke medula melalui nervus IX dan X, Pada pasien gagal jantung terdapat peningkatan kadar ROS vasokontriksi perifer serta menimbulkan efek potensiasi terha- buruknya kemampuan ventrikel kiri di kemudian hari. Proses
yang akan mengaktivasi sistem saraf simpatis. Aktivasi sistem (reactive oxygen species). Peningkatan ini dapat diakibatkan oleh dap efek vasokontriksi oleh alfa adrenergik dan angiotensin. Zat remodeling mempunyai efek penting pada miosit jantung,
saraf simpatis ini akan menaikkan kadar norepinefrin (NE). Hal ini rangsangan dari ketegangan miokardium, stimulasi neuro- ini juga menghambat pelepasan asetilkolin dari sistem saraf perubahan volume miosit dan komponen nonmiosit pada miokard
akan meningkatkan frekuensi denyut jantung, meningkatkan hormonal (angiotensin II, aldosteron, agonis alfa adrenergik, simpatis. Pada pasien gagal jantung moderat dan berat terdapat serta geometri dan arsitektur ruangan ventrikel kiri. 6,7,8
kontraksi jantung serta vasokonstriksi arteri dan vena sistemik. 7,8 endothelin-1) maupun sitokin inflamasi (tumor necrosis factor, peningkatan kadar neuropeptide Y yang sejalan dengan pening-
interleukin-1). Efek ROS ini memicu stimulasi hipertrofi miosit,
katan kadar NE.6,7,16 Perubahan Biologis pada Miosit Jantung
Walaupun NE meningkatkan kontraksi dan mempertahankan proliferasi fibroblast dan sintesis collagen. ROS juga akan mem-
Hipertrofi Miosit Jantung
tekanan darah, tetapi kebutuhan energi miokard menjadi lebih pengaruhi sirkulasi perifer dengan cara menurunkan bioavail-
Urotensin II Peningkatan tekanan pada dinding otot jantung akan memicu
besar, yang dapat menimbulkan iskemi jika tidak ada penyaluran abilitas NO.6,7,11
Pada beberapa pasien gagal jantung ditemukan peningkatan timbulnya hipertrofi dan penimbunan matriks ekstraseluler. Jenis
O2 ke miokard. Dalam jangka pendek aktivasi sistem adrenergik
kadar urotensin II. Urotensin menimbulkan vasokonstriksi sehingga remodeling ventrikel ini tergantung faktor pemicu. Apabila dipicu
dapat sangat membantu, tetapi lambat laun akan terjadi Arginin Vasopressin
menimbulkan anggapan bahwa urotensin II ini mempunyai oleh peningkatan volume akan terjadi hipertrofi eksentrik, terjadi
maladaptasi.7 Hormon hipofisis posterior ini meningkat pada gagal jantung,
kontribusi dalam peningkatan resistensi vaskuler.7,17 pemanjangan miosit dengan penambahan sarkomer secara seri
efek selulernya terjadi jika berikatan dengan 3 tipe reseptor, yaitu
sehingga menimbulkan pelebaran ventrikel kiri. Remodeling
Pada gagal jantung kronik akan terjadi penurunan konsentrasi V1a, V1b dan V2. Reseptor V1a akan menyebabkan vasokonstriksi,
Nitric Oxide yang dipicu oleh peningkatan tekanan seperti pada hipertensi
norepinefrin jantung; mekanismenya masih belum jelas, mungkin agregasi platelet dan stimulasi faktor pertumbuhan miokard.
Radikal bebas ini dihasilkan oleh tiga tipe isoform sintase, yaitu akan menimbulkan hipertrofi konsentrik, terjadi penambahan
berhubungan dengan ≈exhaustion phenomenon∆ yang berasal V1b akan memodulasi sekresi ACTH, sedangkan V2 akan menimbul-
NOS1, NOS2 dan NOS3. NOS1 terdapat di jaringan konduksi sarkomer secara paralel, peningkatan area cross-sectional miosit
dari aktivasi sistem adrenergik yang berlangsung lama.6,9 kan efek antidiuretik.6,7,12
jantung, neuron intrakardiak dan retikulum sarkoplasma miosit dan terjadi penebalan dinding ventrikel kiri. 6,7,8
Sistem Renin-Angiotensin. Natriuretic peptides jantung, NOS2 terdapat di miokard yang merespon terhadap
Apabila curah jantung menurun, akan terjadi aktivasi sistem Terdiri dari Atrial Natriuretic Peptide (ANP), urodilantin, Brain sitokin inflamasi, sedangkan yang terakhir terdapat di endotel Perubahan Komplek Kontraksi-Eksitasi
renin-angiotensin-aldosteron. Beberapa mekanisme seperti hipo- Natriuretic Peptide (BNP), C-type Natriuretic Peptide (CNP) dan koroner, endokard serta sarkolema dan membran tubulus T Hal ini ditujukan pada proses biologis yang dimulai dari potensial
perfusi renal, berkurangnya natrium terfiltrasi yang mencapai Dendroaspis Natriuretic Peptide (DNP). ANP diproduksi terutama miosit jantung. NOS1 dan NOS3 dapat diaktifkan oleh kalsium aksi kardiak, diakhiri dengan kontraksi dan relaksasi miosit. Pada
makula densa tubulus distal, dan meningkatnya stimulasi simpatis di atrium jantung, BNP di ventrikel jantung, keduanya diproduksi dan kalmodulin, sedangkan NOS2 tidak perlu kalsium. NO akan gagal jantung, didapatkan potensial aksi yang abnormal di-
ginjal, memicu peningkatan pelepasan renin dari aparatus juxta- sebagai respon terhadap peningkatan tebal jantung. Natriuretic mengaktifkan guanylate cyclase, kemudian akan menghasilkan perlama, sama halnya dengan penurunan dan ketidakmampuan
glomerular. Renin memecah empat asam amino dari angioten- peptide menstimulasi produksi second messenger cGMP melalui cGMP. cGMP ini menyebabkan relaksasi otot polos vaskuler relaksasi. Ca2+ intraseluler pada penderita gagal jantung gagal
sinogen I, dan Angiotensin-converting enzyme akan melepaskan ikatannya dengan natriuretic peptide A receptor (NPR-A) yang sehingga terjadi vasodilatasi. Akan tetapi hal ini tidak terjadi pada meningkat selama depolarisasi, yang menggambarkan lambatnya
dua asam amino dari angiotensin I menjadi angiotensin II. Angio- mengikat ANP dan BNP, dan natriuretic peptide B receptor (NPR-B) gagal jantung, fungsinya menjadi tumpul karena penurunan pengangkutan Ca2+ pada aparatus kontraktil (menyebabkan
tensin II berikatan dengan 2 protein G menjadi angiotensin tipe yang mengikat CNP. Kedua reseptor ini berikatan juga dengan ekspresi dan aktivitas NOS3.6,18 aktivasi yang lambat), diikuti oleh lambatnya penurunan selama
1 (AT1) dan tipe 2 (AT2). Aktivasi reseptor AT1 akan mengakibat- guanylate cyclase. Aktivasi NPR-A dan NPR-B menghasilkan keadaan repolarisasi (menyebabkan relaksasi yang lambat). 6,7,8
kan vasokonstriksi, pertumbuhan sel, sekresi aldosteron dan natriuresis, vasorelaksasi, inhibisi renin dan aldosteron serta inhibisi Bradikinin
pelepasan katekolamin, sementara AT2 akan menyebabkan fibrosis. ANP dan BNP mungkin berperan dalam mekanisme penting Penelitian menunjukkan bahwa bradikinin berperan penting Pada penderita gagal jantung didapatkan penurunan SERCA2A
vasodilatasi, inhibisi pertumbuhan sel, natriuresis dan pelepasan untuk mempertahankan homeostasis natrium dan air. Akan tetapi dalam pengaturan tonus pembuluh darah. Bradikinin akan ber- (sarcoendoplasmic reticulum Ca2+) yang menyebabkan penurunan
bradikinin.6,10 nampaknya natriuretic peptide menjadi tumpul peranannya pada ikatan dengan reseptor B1 dan B2. Sebagian besar efek bradikinin fungsi transient Ca2+ dan penyimpanan Ca2+. Beberapa peneli-
gagal jantung, mungkin karena tekanan perfusi ginjal yang rendah, diperantarai lewat ikatan dengan reseptor B2. Ikatan dengan tian mendapatkan SERCA2A yang normal pada penderita gagal
Angiotensin II mempunyai beberapa aksi penting dalam mem- defisiensi relatif atau perubahan bentuk molekuler natriuretic peptide reseptor B2 ini akan menimbulkan vasodilatasi pembuluh darah. jantung dengan penurunan kontraktilitas, mungkin terdapat
pertahankan sirkulasi homeostasis dalam jangka pendek, namun atau penurunan fungsi reseptor natriuretic peptide.6,7,13,14 Pemecahan bradikinin akan dipicu oleh ACE.6,7,19 abnormalitas fungsi molekul lain yang mengatur fungsi SR.21

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
173 174
TINJAUAN PUSTAKA

Didapatkan juga penurunan kanal kalsium tipe L (L-type calcium lebih sferis, akibatnya ventrikel membutuhkan energi lebih banyak,
channel) yang mengurangi kekuatan dan homogenitas pemasukan hasil akhirnya terjadi peningkatan dilatasi ventrikel kiri, penurunan
Ca2+ dan efeknya pada pelepasan Ca2+ SR.20 Selain itu didapatkan cardiac output maupun peningkatan hemodynamic overloading.26
peningkatan Na+/Ca2+ exchanger, sebagai kompensasi penurunan
ambilan Ca2+ karena penurunan aktivitas SERCA2A.22 PENUTUP
Gagal jantung merupakan suatu keadaan struktur atau fungsi
Perubahan Miokard jantung abnormal yang menyebabkan ketidakmampuan jantung
Perubahan akibat hilangnya miosit secara progresif melalui memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan vaskularisasi
proses nekrosis, apoptosis atau autofagi, akan menyebabkan jaringan. Ini dapat diterangkan dengan konsep model patofisio-
disfungsi kardiak yang progresif dan remodeling ventrikel kiri. logi; yang dibahas dalam makalah ini adalah model neurohormonal
dan remodeling ventrikel kiri. Masing-masing model memiliki
Nekrosis keunggulan dan kelemahannya dalam memahami konsep pato-
Merupakan suatu bentuk kematian sel akibat injury miosit yang fisiologi gagal jantung.
parah. Bentuk nekrosis adalah ruptur sel, yang didahului oleh
distensi berbagai organel seluler, degradasi DNA nukleus dan DAFTAR PUSTAKA
1. Mann DL. Heart Failure and Cor Pulmonale. In: Fauci AS, Braunwald E, Kasper DL, et al. Harrison»s
pembengkakan sel yang menyebabkan gangguan membran Principles of Internal Medicine. 17th ed. Vol 2. 2008. USA: McGraw Hill. pp:1443-1453.
plasma. Ruptur sel membran yang terjadi pada nekrosis melepas- 2. Hunt SA, Abraham WT ,Chin MH, et al. ACC/AHA 2005 Guidelines Update for the Diagnosis and

kan komponen intraseluler yang akan meningkatkan reaksi Management of Chronic Heart Failure in the Adult : A Report of the American College of Cardiology/
American Heart Association Task Force on Practice Guidelines (Writing Committee to update the 2001
inflamasi: terjadi peningkatan sel granulosit, makrofag serta fibroblas Guidelines for the Evaluation and Management of Heart Failure) Available at http: //www.acc.org. Accessed
yang mensekresi kolagen di sekitar area injury. Hasil akhir berupa July 24, 2008.
3. Fox KF, Cowie MR, Wood PA, et al. Coronary Artery Disease as the cause of incident heart failure in the
skar fibrotik, yang akan mengubah komponen struktural dan
population. Eur Heart J 2001; 22: 228-236.
fungsional miokard. Nekrosis miosit jantung dapat disebabkan 4. Bundkirchen A, Schwinger RHG. Epidemiology and economic burden of chronic heart failure. Eur Heart J.
oleh penyakit jantung iskemik, injuri miokard, zat toksin (seperti 2004; 57-60.
5. Cowie MR, Dar O. The Epidemiology and Diagnosis of Heart Failure. In: Fuster V, Walsh RA, O»Rourke RA,
daunorubicin), infeksi dan inflamasi. Mekanisme neurohormonal Poole-Wilson P. Hurst»s The Heart. 12th ed. Vol 1. 2008. China: McGraw Hill. pp: 713-723.
(konsentrasi NE, angiotensin II maupun ET) juga dapat menyebab- 6. Francis GS, Sonnenblick EH, Tang WHW, Poole-Wilson P. Pathophysiology of Heart Failure. In: Fuster V, Walsh
kan terjadinya proses nekrosis miosit.23 RA, O»Rourke RA, Poole-Wilson P. Hurst»s The Heart. 12th ed. Vol 1. 2008. China: McGraw Hill. pp: 691-712.
7. Mann DL. Pathophysiology of Heart Failure. In: Libby P, Bonow RO, Mann DL, Zipes DP. Braunwald»s Heart
Disease A Textbook of Cardiovascular Medicine. 8th ed. 2008. Philadelphia: Saunders Elsevier. pp:541-560.
Apoptosis 8. Shah RV, Fifer MA. Heart Failure. In: Lilly LS. Pathophysiology of Heart Failure A Collaborative Project of
Medical Students and Faculty. 4th ed. 2007. Philadelphia: Lippincott Williams&Wilkins. pp:225-251.
Apoptosis atau kematian sel terprogram, merupakan suatu proses
9. Floras JS. Sympathetic Activation in Human Heart Failure: Diverse Mechanisms Therapeutic Opportunities.
yang dapat menghilangkan sel secara selektif dengan cara bunuh Acta Physiol Scand 2003; 177: 391.
diri. Sel dapat melakukan apoptosis karena sudah terprogram 10. Dell»Italia L, Sabri A. Activation of the Renin Angiotensin System in Hypertrophy and Heart Failure. In: Mann
DL. Heart Failure: A Companion to Braunwald»s Heart Disease. Philadelphia: Saunders Elsevier. 2004. pp:
dalam kode genetiknya. Walaupun demikian, keadaan patologis
129-143.
seperti iskemi akut maupun kardiomiopati dilatasi dapat memicu 11. Grieve DJ, Shah AM. Oxidative Stress in Heart Failure more than just damage. Eur Heart J 2003; 24: 2161.
apoptosis secara tidak tepat. Apoptosis membutuhkan energi 12. Tang WH, Bhavnani S Francis GS. Vasopressin Receptor Antagonists in the Management of Acute Heart
Failure. Expert Opin Investig Drugs 2005; 14: 593.
dan aktivasi biokimia spesifik sebagai pemicu kematian sel 13. Cea LB. Natriuretic Peptide Family: New Aspects. Curr Med Chem Cardiovasc Hematol Agents 2005; 3:87.
melalui pola intrinsik maupun ekstrinsik yang akan mengaktivasi 14. Cataliotti A, Burnett JC. Natriuretic Peptides: Novel Therapeutic Targets in Heart Failure. J Invest Med 2005;
protein kaspase. Apoptosis miosit jantung dapat terjadi karena 53:378.
15. Podesser BK, Siwik DA, Eberli FR et al. ET(A) Receptor Blockade Prevents Matrix Metalloproteinase Activation
aksi katekolamin pada reseptor beta1 adrenergik, angiotensin II, Late Post Myocardial Infarction in the Rat. Am J Physiol Heart Circ Physiol 2001; 280: H984.
reactive oxygen species, NO, sitokin inflamasi; semua hal tersebut 16. Feng QP, Hedner T, Andersson B et al. Cardiac Neuropeptide Y and Noradrenaline Balance in Patients with
Congestive Heart Failure. Br Heart J 1994; 71:261.
dapat memicu kematian sel terprogram.24
17. Lim M, Honisetti S, Sparkes CD et al. Differential Effect of Urotensin II on Vascular Tone in Normal Subjects and
Patients with Chronic Heart Failure. Circulation 2004; 109: 1212.
Autofagi 18. Damy T, Ratajczah P, Shah AM et al. Increased Neuronal Nitric Oxide Synthase-Derived NO Production in the
Failing Human Heart. Lancet 2004; 363:1365.
Merupakan proses seluler homeostatik: organel ataupun protein 19. Sharma JN, Sharma J. Cardiovascular Properties of the Kallikrein-Kinin System. Curr Med Res Opin 2002; 18: 10.
tertentu diisolasi oleh vesikel membran ganda, isi vesikel akan 20. Rademaker MT, Cameron VA, Charles CJ et al. Adrenomedullin and Heart Failure. Regul Pept 2003; 112: 51.
didegradasi oleh lisosom. Jika proses autofagi terjadi pada 21. Houser SR, Margulies KB. Is Depressed Myocyte Contractility Centrally Involved in Heart Failure? Circ Res
2003; 92: 350.
seluruh sel, dinamakan kematian sel karena autofagi. Beberapa 22. Margulies K, Houser SR. Myocyte Abnormalities in Human Heart Failure. In: Mann DL. Heart Failure: A
studi menyebutkan terjadinya proses autofagi pada penderita Companion to Braunwald»s Heart Disease. Philadelphia: Saunders Elsevier. 2004. pp: 41-56.

gagal jantung.25 23. Guerra S, Leri A, Wang X et al. Myocyte Death in the Failing Human Heart is Gender Dependent. Circ Res
1999; 85: 856.
24. Wencker D, Chandra M, Nguyen K, et al. A Mechanistic Role for Cardiac Myocyte Apoptosis in Heart Failure.
Perubahan Struktur Ventrikel Kiri J Clin Invest 2003; 111: 1497.
25. Kostin S, Pool L, Elsasser A et al. Myocytes Die by Multiple Mechanisms in Failing Human Heart. Circ Res 2005;
Perubahan struktur ini akan memperburuk keadaan penderita
92: 715.
gagal jantung. Perubahan ini tidak hanya membuat jantung 26. Mann DL. Left Ventricular Size and Shape: Determinants of Mechanical Signal Transduction Pathways. Heart
lebih besar akan tetapi juga mengubah bentuk jantung menjadi Fail Rev 2005; 10: 95.

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009


175
TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

periodik dilepaskan ke dalam peredaran darah. Sel punca memiliki Namun prosedur invasif ini kurang disukai dan kini beberapa
The Secrets of Stem Cell Therapy kemampuan bermigrasi menuju daerah yang mengalami kerusakan pusat kesehatan telah mengembangkan prosedur isolasi sel
yaitu melalui pusat pengaturan jalur SDF-1/CXCR4.(5) SDF-1 punca dari darah perifer.
for Myocardial Infarction (Stromal Derived Factor-1) merupakan molekul yang terdapat di
permukaan sel stroma dalam sumsum tulang dan merupakan 2. Sel punca yang diisolasi dengan alat apheresis dari darah
Caroline T. Sardjono, Frisca, Eric Prawiro, Boenjamin Setiawan, Ferry Sandra ligand dari CXCR4 yang terdapat di permukaan sel punca. SDF-1 perifer setelah dimobilisasi dengan menggunakan GCSF
Stem Cell Division, Stem Cell and Cancer Institute, Jakarta, Indonesia menjadi pusat koordinasi migrasi sel punca dan berbagai (Granulocyte Colony Stimulating Factor).(12,13)
kemokin yang dilepaskan pada saat terjadi kerusakan jaringan,
ABSTRAK berefek melalui modulasi jalur SDF-1/CXCR4. Oleh karena itu Pada umumnya mobilisasi dilakukan dengan menggunakan
Terapi sel punca telah menarik banyak perhatian dunia medis dalam dekade terakhir ini. Keterbatasan terapi jalur SDF-1/CXCR4 merupakan jalur terpenting pada proses GCSF 5-15 ±g/ kgBB/ hari selama 5 hari. (12,13) Alat apheresis
konvensional untuk mencegah terjadinya proses remodeling setelah infark miokard membawa para klinisi dan migrasi sel punca menuju ke jaringan yang mengalami iskemi.(6,7) dapat memisahkan sel berinti tunggal yang merupakan
Dalam keadaan homeostatik, sel punca secara dorman berada di populasi dengan kandungan sel punca di dalamnya.
peneliti dunia untuk mengembangkan terapi sel punca untuk terapi jantung regeneratif. Pengetahuan dalam
dalam kompartemen sumsum tulang. SDF-1 secara terus menerus
mekanisme terjadinya homing sel punca serta kemampuannya dalam regenerasi sel jantung yang rusak sangat terekspresi pada bagian stroma sumsum tulang sehingga Kekurangan metode mobilisasi GCSF adalah adanya kelompok
diperlukan untuk dapat menentukan metode yang akan digunakan. Lebih lanjut lagi, berbagai kompleksitas memediasi perlekatan sel punca dalam sumsum tulang. Suasana individu yang poorly mobilized, umumnya kelompok individu
metode yang dapat digunakan dalam terapi sel punca meliputi metode pengambilan sel, proses lanjutan, dan cara hipoksi di dalam sumsum tulang turut menjaga kestabilan ikatan dengan usia di atas 60 tahun.(12,13,14) Hal-hal lain yang perlu
pemberiannya secara klinis, memerlukan kerjasama sinergis antara klinisi dan laboratorium pemrosesan sel. antara molekul SDF-1 dan CXCR4.(6,7) Pada saat mengalami diperhatikan dalam penggunaan GCSF antara lain terdapatnya
Kata Kunci: Sel punca, infark miokard, terapi sel iskemi, jaringan melepaskan SDF-1 dan menstimulasi mobilisasi keadaan hiperkoagulabilitas darah secara transien dan
sel punca.(6,7) Lebih lanjut, agen yang berefek memblokir CXCR4 kemungkinan terjadinya trombositopeni.(14,15) Prosedur ini
maupun memutus rantai molekul SDF-1 memiliki efek memobi- dapat dilakukan dengan atau tanpa seleksi populasi sel punca
PENDAHULUAN lisasi sel punca sehingga sel punca dilepaskan ke dalam sirkulasi tertentu, namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa
Penyakit jantung iskemik hingga kini masih merupakan masalah darah dalam jumlah banyak. GCSF (Granulocyte Colony Stimu- seleksi sel CD34+ dan/atau CD133+ memberikan hasil yang
dalam dunia medis di seluruh dunia. Di negara-negara maju lating Factor) dan agen baru yang masih dalam tarap penelitian lebih baik daripada tanpa seleksi.(16) Molekul penanda
revaskularisasi dapat lebih cepat dikerjakan dengan fasilitas yang yaitu AMD3100, dapat memobilisasi sel punca antara lain CD34/CD133 merupakan penanda sel punca yang dapat
jauh lebih memadai dibandingkan dengan negara-negara ber- melalui hambatan pada jalur SDF-1/CXCR4.(8) berdiferensiasi menjadi sel progenitor endotelial (endothelial
kembang. Meskipun demikian, angka jumlah gagal jantung di progenitor cell) yang terutama dibutuhkan dalam proses
Amerika Serikat masih tetap tinggi yaitu sekitar 5 juta orang dan Terapi sel punca pada infark miokard regenerasi pembuluh darah yang baru.(17,18)
setiap tahun terdapat sekitar 400.000 kasus gagal jantung baru, Aplikasi sel punca dewasa dalam terapi penyakit jantung infark
dengan penyebab terbanyak adalah infark miokard.(1) Hal ini dilaporkan pertama kali pada tahun 2001 oleh grup di Jerman.(9) 3. Sel punca yang diisolasi dari darah perifer tanpa mobilisasi
menunjukkan terapi yang dilakukan masih memiliki banyak Dalam publikasi tersebut dilaporkan seorang laki-laki 46 tahun disusul dengan proses kultur ex-vivo.(19,20)
keterbatasan dalam mencegah terjadinya remodeling ventrikel. yang mengalami infark miokard karena oklusi pembuluh darah Keuntungan prosedur ini adalah tidak menggunakan GCSF
Semakin meningkatnya jumlah penduduk usia tua akan menye- arteri koroner kiri. Pasien ini diterapi angioplasty dengan kateter sehingga selain menekan biaya pengobatan juga meng-
babkan penyakit infark miokard menjadi masalah yang penting transluminal dan pemasangan sten 6 hari setelah infark, pasien hindari efek samping agen tersebut. Kultur ex-vivo dilakukan
Gambar 1. Proses kerusakan sel pada infark miokard yang berakibat terjadinya
pada beberapa dekade mendatang. Keterbatasan terapi saat ini remodeling dan target dari perbaikan jaringan dengan menggunakan terapi sel (3) ini mendapatkan terapi sel punca yang diambil dari sumsum untuk memperbanyak jumlah sel progenitor endotelial
telah membawa para peneliti dunia medis untuk menemukan tulangnya dan disuntikkan ke dalam arteri jantung yang mengalami sehingga siap membentuk pembuluh darah baru sesaat
suatu metode untuk mengusahakan terjadinya regenerasi dan Sebetulnya, dalam individu hidup terdapat mekanisme mengatasi oklusi. 10 minggu setelah terapi sel, dilaporkan bahwa daerah disuntikkan ke daerah infark.(19,20)
perbaikan otot jantung yang telah mengalami kerusakan. kerusakan otot jantung melalui mitosis sel jantung sehat dan infark telah mengecil dengan fraksi ejeksi, cardiac index, dan
migrasi sel punca yang berasal dari sumsum tulang menuju volume sekuncup meningkat sebesar 20-30%.(9) Publikasi di atas Metode Transplantasi Sel Punca
Penyakit infark jantung jaringan yang rusak. Namun, seringkali sistem perbaikan jaringan ini membuka suatu wawasan baru dan menstimulasi para peneliti Pada awalnya transplantasi sel punca dilakukan dengan cara
Infark jantung ditandai dengan hilangnya sejumlah sel jantung kurang optimal sehingga peranannya kurang dapat diandalkan. dan klinisi untuk mulai melakukan terapi sel punca pada pengo- menginjeksi langsung sel punca secara epicardial pada bagian
(cardiomyocytes) menyusul terjadinya penurunan mendadak perfusi Dalam satu dekade terakhir telah dikembangkan terapi sel untuk batan penyakit jantung infark. jantung yang mengalami infark melalui operasi bedah toraks.(21)
darah pada otot jantung.(2) Pada umumnya keadaan ini di- membantu proses regenerasi sel jantung yang mengalami Keuntungan metode ini adalah daerah otot jantung yang
sebabkan karena sumbatan plak atherosklerotik atau trombus infark.(4) Konsep terapi sel pada pengobatan jantung regeneratif Beberapa strategi yang akhir-akhir ini banyak dilaporkan dalam mengalami infark dapat dikonfirmasi dengan jelas berdasarkan
dalam pem buluh darah arteri koroner. Kematian sel jantung adalah bahwa sel dari bagian tubuh yang masih sehat, diisolasi terapi sel punca untuk terapi jantung regeneratif dijelaskan secara karakter penampilan dan kontraktilitas yang dapat dilihat langsung
akan men stimulasi dilepaskannya sitokin pro-inflammatory oleh dan diimplantasikan ke bagian jantung yang rusak dengan tujuan singkat sebagai berikut: secara visual. Namun, teknik ini terkadang tidak mungkin dilakukan,
sel di sekitar jaringan yang rusak dan akan merekrut sel makro- memperbaiki jaringan rusak tersebut.(2) Berdasarkan pengetahuan terutama pada pasien dengan kondisi yang tidak dapat men-
faga dan leukosit lainnya sehingga terjadi inflamasi lokal.(2) mengenai biologi dan sifat sel punca, maka sel punca menjadi 1. Sel punca yang diisolasi secara langsung dengan aspirasi toleransi pengaruh anestesi ataupun tindakan bedah itu sendiri.
Dalam beberapa minggu menyusul terjadinya proses inflamasi, salah satu kandidat yang banyak mendapat perhatian saat ini. sumsum tulang. Cara ini adalah cara yang paling awal di- Oleh karena itu mulai dipikirkan metode lain dengan meng-
sel fibroblast yang resisten terhadap iskemi akan menggantikan gunakan dalam perkembangan terapi sel punca pada infark gunakan kateter.
sel jantung yang mati membentuk jaringan fibrosis yang ber- Sel Punca dan proses pengaturan migrasinya jantung. Hingga kini metode ini masih banyak digunakan
akibat terjadinya penurunan fungsi jantung. Sebagai usaha untuk Sel punca merupakan sel yang memiliki kemampuan untuk dengan pertimbangan bahwa dalam aspirat sumsum tulang Dalam metode ini, diperlukan fluoroscopy atau alat pencitraan
mengkompensasi penurunan fungsi jantung, jaringan ventrikel memperbaharui diri dan berdiferensiasi menjadi sel lain dengan terdapat populasi sel punca tipe stroma atau yang dikenal lainnya (misalnya angiografi). Sel punca kemudian didistribusi-
akan berubah yaitu mengalami hipertrofi dan perubahan matriks fungsi yang lebih spesifik. Pada keadaan normal, sel punca orang dengan tipe sel punca mesenkimal yang dapat berdiferen- kan menuju jaringan yang membutuhkan melalui kateter. Trans-
sehingga terjadi proses remodeling (Gambar 1).(2,3) dewasa banyak terdapat di dalam sumsum tulang dan secara siasi lebih lanjut menjadi sel jantung.(9,10,11) plantasi melalui kateter dapat dilakukan dengan injeksi langsung

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
177 178
TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

periodik dilepaskan ke dalam peredaran darah. Sel punca memiliki Namun prosedur invasif ini kurang disukai dan kini beberapa
The Secrets of Stem Cell Therapy kemampuan bermigrasi menuju daerah yang mengalami kerusakan pusat kesehatan telah mengembangkan prosedur isolasi sel
yaitu melalui pusat pengaturan jalur SDF-1/CXCR4.(5) SDF-1 punca dari darah perifer.
for Myocardial Infarction (Stromal Derived Factor-1) merupakan molekul yang terdapat di
permukaan sel stroma dalam sumsum tulang dan merupakan 2. Sel punca yang diisolasi dengan alat apheresis dari darah
Caroline T. Sardjono, Frisca, Eric Prawiro, Boenjamin Setiawan, Ferry Sandra ligand dari CXCR4 yang terdapat di permukaan sel punca. SDF-1 perifer setelah dimobilisasi dengan menggunakan GCSF
Stem Cell Division, Stem Cell and Cancer Institute, Jakarta, Indonesia menjadi pusat koordinasi migrasi sel punca dan berbagai (Granulocyte Colony Stimulating Factor).(12,13)
kemokin yang dilepaskan pada saat terjadi kerusakan jaringan,
ABSTRAK berefek melalui modulasi jalur SDF-1/CXCR4. Oleh karena itu Pada umumnya mobilisasi dilakukan dengan menggunakan
Terapi sel punca telah menarik banyak perhatian dunia medis dalam dekade terakhir ini. Keterbatasan terapi jalur SDF-1/CXCR4 merupakan jalur terpenting pada proses GCSF 5-15 ±g/ kgBB/ hari selama 5 hari. (12,13) Alat apheresis
konvensional untuk mencegah terjadinya proses remodeling setelah infark miokard membawa para klinisi dan migrasi sel punca menuju ke jaringan yang mengalami iskemi.(6,7) dapat memisahkan sel berinti tunggal yang merupakan
Dalam keadaan homeostatik, sel punca secara dorman berada di populasi dengan kandungan sel punca di dalamnya.
peneliti dunia untuk mengembangkan terapi sel punca untuk terapi jantung regeneratif. Pengetahuan dalam
dalam kompartemen sumsum tulang. SDF-1 secara terus menerus
mekanisme terjadinya homing sel punca serta kemampuannya dalam regenerasi sel jantung yang rusak sangat terekspresi pada bagian stroma sumsum tulang sehingga Kekurangan metode mobilisasi GCSF adalah adanya kelompok
diperlukan untuk dapat menentukan metode yang akan digunakan. Lebih lanjut lagi, berbagai kompleksitas memediasi perlekatan sel punca dalam sumsum tulang. Suasana individu yang poorly mobilized, umumnya kelompok individu
metode yang dapat digunakan dalam terapi sel punca meliputi metode pengambilan sel, proses lanjutan, dan cara hipoksi di dalam sumsum tulang turut menjaga kestabilan ikatan dengan usia di atas 60 tahun.(12,13,14) Hal-hal lain yang perlu
pemberiannya secara klinis, memerlukan kerjasama sinergis antara klinisi dan laboratorium pemrosesan sel. antara molekul SDF-1 dan CXCR4.(6,7) Pada saat mengalami diperhatikan dalam penggunaan GCSF antara lain terdapatnya
Kata Kunci: Sel punca, infark miokard, terapi sel iskemi, jaringan melepaskan SDF-1 dan menstimulasi mobilisasi keadaan hiperkoagulabilitas darah secara transien dan
sel punca.(6,7) Lebih lanjut, agen yang berefek memblokir CXCR4 kemungkinan terjadinya trombositopeni.(14,15) Prosedur ini
maupun memutus rantai molekul SDF-1 memiliki efek memobi- dapat dilakukan dengan atau tanpa seleksi populasi sel punca
PENDAHULUAN lisasi sel punca sehingga sel punca dilepaskan ke dalam sirkulasi tertentu, namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa
Penyakit jantung iskemik hingga kini masih merupakan masalah darah dalam jumlah banyak. GCSF (Granulocyte Colony Stimu- seleksi sel CD34+ dan/atau CD133+ memberikan hasil yang
dalam dunia medis di seluruh dunia. Di negara-negara maju lating Factor) dan agen baru yang masih dalam tarap penelitian lebih baik daripada tanpa seleksi.(16) Molekul penanda
revaskularisasi dapat lebih cepat dikerjakan dengan fasilitas yang yaitu AMD3100, dapat memobilisasi sel punca antara lain CD34/CD133 merupakan penanda sel punca yang dapat
jauh lebih memadai dibandingkan dengan negara-negara ber- melalui hambatan pada jalur SDF-1/CXCR4.(8) berdiferensiasi menjadi sel progenitor endotelial (endothelial
kembang. Meskipun demikian, angka jumlah gagal jantung di progenitor cell) yang terutama dibutuhkan dalam proses
Amerika Serikat masih tetap tinggi yaitu sekitar 5 juta orang dan Terapi sel punca pada infark miokard regenerasi pembuluh darah yang baru.(17,18)
setiap tahun terdapat sekitar 400.000 kasus gagal jantung baru, Aplikasi sel punca dewasa dalam terapi penyakit jantung infark
dengan penyebab terbanyak adalah infark miokard.(1) Hal ini dilaporkan pertama kali pada tahun 2001 oleh grup di Jerman.(9) 3. Sel punca yang diisolasi dari darah perifer tanpa mobilisasi
menunjukkan terapi yang dilakukan masih memiliki banyak Dalam publikasi tersebut dilaporkan seorang laki-laki 46 tahun disusul dengan proses kultur ex-vivo.(19,20)
keterbatasan dalam mencegah terjadinya remodeling ventrikel. yang mengalami infark miokard karena oklusi pembuluh darah Keuntungan prosedur ini adalah tidak menggunakan GCSF
Semakin meningkatnya jumlah penduduk usia tua akan menye- arteri koroner kiri. Pasien ini diterapi angioplasty dengan kateter sehingga selain menekan biaya pengobatan juga meng-
babkan penyakit infark miokard menjadi masalah yang penting transluminal dan pemasangan sten 6 hari setelah infark, pasien hindari efek samping agen tersebut. Kultur ex-vivo dilakukan
Gambar 1. Proses kerusakan sel pada infark miokard yang berakibat terjadinya
pada beberapa dekade mendatang. Keterbatasan terapi saat ini remodeling dan target dari perbaikan jaringan dengan menggunakan terapi sel (3) ini mendapatkan terapi sel punca yang diambil dari sumsum untuk memperbanyak jumlah sel progenitor endotelial
telah membawa para peneliti dunia medis untuk menemukan tulangnya dan disuntikkan ke dalam arteri jantung yang mengalami sehingga siap membentuk pembuluh darah baru sesaat
suatu metode untuk mengusahakan terjadinya regenerasi dan Sebetulnya, dalam individu hidup terdapat mekanisme mengatasi oklusi. 10 minggu setelah terapi sel, dilaporkan bahwa daerah disuntikkan ke daerah infark.(19,20)
perbaikan otot jantung yang telah mengalami kerusakan. kerusakan otot jantung melalui mitosis sel jantung sehat dan infark telah mengecil dengan fraksi ejeksi, cardiac index, dan
migrasi sel punca yang berasal dari sumsum tulang menuju volume sekuncup meningkat sebesar 20-30%.(9) Publikasi di atas Metode Transplantasi Sel Punca
Penyakit infark jantung jaringan yang rusak. Namun, seringkali sistem perbaikan jaringan ini membuka suatu wawasan baru dan menstimulasi para peneliti Pada awalnya transplantasi sel punca dilakukan dengan cara
Infark jantung ditandai dengan hilangnya sejumlah sel jantung kurang optimal sehingga peranannya kurang dapat diandalkan. dan klinisi untuk mulai melakukan terapi sel punca pada pengo- menginjeksi langsung sel punca secara epicardial pada bagian
(cardiomyocytes) menyusul terjadinya penurunan mendadak perfusi Dalam satu dekade terakhir telah dikembangkan terapi sel untuk batan penyakit jantung infark. jantung yang mengalami infark melalui operasi bedah toraks.(21)
darah pada otot jantung.(2) Pada umumnya keadaan ini di- membantu proses regenerasi sel jantung yang mengalami Keuntungan metode ini adalah daerah otot jantung yang
sebabkan karena sumbatan plak atherosklerotik atau trombus infark.(4) Konsep terapi sel pada pengobatan jantung regeneratif Beberapa strategi yang akhir-akhir ini banyak dilaporkan dalam mengalami infark dapat dikonfirmasi dengan jelas berdasarkan
dalam pem buluh darah arteri koroner. Kematian sel jantung adalah bahwa sel dari bagian tubuh yang masih sehat, diisolasi terapi sel punca untuk terapi jantung regeneratif dijelaskan secara karakter penampilan dan kontraktilitas yang dapat dilihat langsung
akan men stimulasi dilepaskannya sitokin pro-inflammatory oleh dan diimplantasikan ke bagian jantung yang rusak dengan tujuan singkat sebagai berikut: secara visual. Namun, teknik ini terkadang tidak mungkin dilakukan,
sel di sekitar jaringan yang rusak dan akan merekrut sel makro- memperbaiki jaringan rusak tersebut.(2) Berdasarkan pengetahuan terutama pada pasien dengan kondisi yang tidak dapat men-
faga dan leukosit lainnya sehingga terjadi inflamasi lokal.(2) mengenai biologi dan sifat sel punca, maka sel punca menjadi 1. Sel punca yang diisolasi secara langsung dengan aspirasi toleransi pengaruh anestesi ataupun tindakan bedah itu sendiri.
Dalam beberapa minggu menyusul terjadinya proses inflamasi, salah satu kandidat yang banyak mendapat perhatian saat ini. sumsum tulang. Cara ini adalah cara yang paling awal di- Oleh karena itu mulai dipikirkan metode lain dengan meng-
sel fibroblast yang resisten terhadap iskemi akan menggantikan gunakan dalam perkembangan terapi sel punca pada infark gunakan kateter.
sel jantung yang mati membentuk jaringan fibrosis yang ber- Sel Punca dan proses pengaturan migrasinya jantung. Hingga kini metode ini masih banyak digunakan
akibat terjadinya penurunan fungsi jantung. Sebagai usaha untuk Sel punca merupakan sel yang memiliki kemampuan untuk dengan pertimbangan bahwa dalam aspirat sumsum tulang Dalam metode ini, diperlukan fluoroscopy atau alat pencitraan
mengkompensasi penurunan fungsi jantung, jaringan ventrikel memperbaharui diri dan berdiferensiasi menjadi sel lain dengan terdapat populasi sel punca tipe stroma atau yang dikenal lainnya (misalnya angiografi). Sel punca kemudian didistribusi-
akan berubah yaitu mengalami hipertrofi dan perubahan matriks fungsi yang lebih spesifik. Pada keadaan normal, sel punca orang dengan tipe sel punca mesenkimal yang dapat berdiferen- kan menuju jaringan yang membutuhkan melalui kateter. Trans-
sehingga terjadi proses remodeling (Gambar 1).(2,3) dewasa banyak terdapat di dalam sumsum tulang dan secara siasi lebih lanjut menjadi sel jantung.(9,10,11) plantasi melalui kateter dapat dilakukan dengan injeksi langsung

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
177 178
TINJAUAN PUSTAKA

intramiokardial via transepicardial, transendocardial, dan trans- kali dikemukakan sebagai hasil pengamatan pada penderita
coronary melalui pembuluh darah vena. Teknologi kateter yang infark miokard akut yang mengalami peningkatan jumlah sel
digunakan saat ini memungkinkan kateter berfungsi ganda yaitu cardiomyocyte imatur dengan kemampuan mitosis pada
sebagai mapping catheters dan injection catheters. Prinsip kerja bagian infarct border zone.(25) Berdasarkan informasi
mapping catheters yaitu dengan pembacaan tegangan elektro- tersebut, saat ini berlangsung beberapa penelitian dengan 2
mekanik yang dilepaskan ke dalam endocardium oleh 2 elek- macam cara yaitu cara pertama adalah dengan mengkultur
troda di ujung kateter. Hasilnya memungkinkan kita untuk secara ex-vivo sel cardiomyocyte imatur tersebut; cara ke dua
mengetahui rekonstruksi daerah pemetaan otot jantung yang adalah dengan menstimulasi sel progenitor cardiomyocyte
infark secara 3 dimensi dan berwarna. Selain itu, dapat pula yang terdapat di dalam jantung untuk berproliferasi, bermigrasi,
untuk menentukan dengan pasti posisi ujung kateter dalam otot dan berdiferensiasi pada daerah yang mengalami infark.(25,26)
jantung yang infark. Pada saat fungsi pemetaan sudah selesai, 3. Penggunaan sel punca embrionik
sel punca dapat ditransplantasikan melalui injection catheters. (21) Sel punca embrionik diperoleh dari isolasi inner cell mass dar
embrio stadium blastosit. Sel punca embrionik memiliki
Rute lain yang dapat digunakan untuk transplantasi sel punca plastisitas yang lebih tinggi dibandingkan sel punca dewasa
yaitu melalui percutaneous intracoronary injection. Pemeriksaan karena kemampuannya untuk membentuk sel/jaringan yang
setelah transplantasi sel punca diperlukan untuk mengetahui berasal dari lapisan ektoderm, mesodermis, dan endodermis.(27)
efektifitas / keberhasilan terapi tersebut. Dalam hal ini, pemerik- Kekhawatiran terbentuknya teratoma pada penggunaan
saan histologis jaringan biopsi jantung dapat mendeteksi proses tipe sel punca embrionik dilaporkan dapat diatasi dengan
regenerasi yang terjadi setelah transplantasi sel maupun status metode proses diferensiasi menjadi sel matur sebelum
diferensiasi sel yang ditransplantasikan. Namun kebanyakan transplantasi. Pada terapi infark miokard penggunaan sel
pasien tidak bersedia menjalani metode yang invasif ini. Oleh punca embrionik masih dalam taraf hewan coba, namun
karena itu, berbagai metode pencitraan (imaging) dikembangkan pada terapi kerusakan saraf spinal sel punca embrionik telah
untuk menggantikan biopsi. Melalui pencitraan jantung dapat mencapai tahap uji klinik pada manusia.(28)
dinilai fungsi dan volume ventrikel, perfusi darah, serta metabo-
lisme otot jantung. Alat pencitraan jantung yang dapat Penutup
digunakan antara lain echocardiography, radiofluoroscopy, Terapi sel memiliki potensi sangat tinggi dalam terapi jantung
cineangiography, Magnetic Resonance Imaging (MRI), Single infark miokard. Beberapa metode telah dikembangkan dalam
Photon Emission Computed Tomography (SPECT), Positron terapi jantung regeneratif, termasuk berbagai metode dan
Emission Tomography (PET), dan 3-Dimensional electromechani- strategi pemilihan tipe sel (Gambar 2). Hingga kini masih belum
cal mapping and Navigation system (NOGA).(21) Pemilihan alat diketahui secara pasti tipe sel yang memberikan hasil terbaik
tergantung dari banyak faktor, antara lain resolusi yang dibutuhkan, namun pemilihan metode perlu dilandasi pertimbangan ber-
keamanan pasien, waktu pemberian, kemudahan pengoperasian, bagai aspek termasuk keadaan pasien. Lebih lanjut, pemilihan
dan biaya. metode yang terbaik perlu disesuaikan dengan fasilitas yang ter-
sedia di masing-masing pusat kesehatan dan sarana laboratorium.
PENDEKATAN LAIN dalam taraf ekperimental pada hewan Hal ini hanya dapat dicapai melalui kerjasama erat antara klinisi
dan tahap awal uji klinik: dan para laborat yang saling menunjang perkembangan terapi
sel khususnya dalam pengobatan penyakit infark jantung.
1. Transplantasi sel skeletal myoblast
Sel skeletal myoblast dapat diisolasi dari jaringan otot lurik
tubuh untuk digunakan dalam terapi jantung regeneratif.
Pemilihan tipe sel ini berdasarkan sifatnya yang resisten
terhadap iskemi dan kemampuan regenerasi setelah terjadi
kerusakan.(22) Penelitian pada manusia saat ini masih dalam
proses trial, yang sempat terhenti tahun 2007 karena tidak
didapatkan efikasi yang optimal.(23) Faktor utama yang
berperan dalam keterbatasan efikasinya adalah pada
kegagalan integrasi sistem konduksi antara sel yang baru
dengan cardiomyocytes yang tersisa sehingga meningkatkan
risiko aritmi.(23) Lebih lanjut, sel myoblast otot skelet tidak
memiliki kemampuan ekstravasasi ke daerah iskemi, Gambar 2. Strategi untuk sukses dalam terapi sel pada pengobatan penyakit
sehingga dikhawatirkan dapat menimbulkan obstruksi di infark jantung perlu mempertimbangkan berbagai aspek termasuk pemilihan
tipe sel, saat terapi, dan status pasien. (29)
bagian distal pembuluh darah pada pemberian intra koroner.(24)
2. Sel punca endogen pada jantung DAFTAR PUSTAKA:
Sel punca yang secara endogen terdapat pada jantung pertama Rincian daftar pustaka ada pada redaksi.

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009


179
TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

Untuk kepentingan klinis, National Cholesterol Education Program- Rekruitmen leukosit


Dislipidemia Sebagai Faktor Risiko Utama Adult Treatment Panel III telah membuat klasifikasi pada tahun
2001 (Tabel 2).3
Setelah LDL-C berada dalam dinding arteri, akan terjadi rekruitmen
dan akumulasi leukosit pada endotel yang akan menembus
Penyakit Jantung Koroner Tabel 2. Klasifikasi Kadar Lipoprotein (mg/dl)
melalui celah antar sel. Pada sel endotel yang normal hal ini tidak
terjadi. Setelah leukosit menembus dinding arteri, monosit akan
Sany Rahmawansa S. ikut bermigrasi ke dalam dinding ateri, karena respon sitokin
Kolesterol Total
Dokter Umum RS Krian Husada, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur mengubah monosit menjadi makrofag yang akan memfagositosis
< 200 Yang diinginkan LDL teroksidasi dan terbentuklah sel busa. Sel busa merupakan
200-239 Batas tinggi sumber berbagai mediator seperti sitokin dan molekul efektor;
ABSTRAK mediator tersebut mempengaruhi sel otot polos sehingga ber-
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi > 240 Tinggi migrasi ke tunika intima membentuk matriks ekstraselular yang
lemak dalam plasma.. Penelitian terbaru kedokteran molekuler menemukan bahwa dislipidemia yang paling berbahaya makin terakumulasi dan membentuk plak atherosklerosis. Selanjutnya
Kolesterol LDL
adalah dislipidemia atherogenik. Deposit kolesterol LDL pada dinding arteri menyebabkan disfungsi endotel, melalui plak akan berevolusi menjadi fibro-fatty lesion. Pada tahap akhir
berbagai mekanisme membentuk plak atherosklerosis. Penyakit jantung koroner terjadi akibat plak atherosklerosis < 100 Optimal akan terjadi kalsifikasi dan fibrosis berlanjut membentuk kapsul
pada arteri koroner. Panduan NCEP ATP III 2004 mempermudah klinisi dalam menangani penderita dislipidemia. 100-129 Mendekati Optimal yang mengandung lipid-rich core dan sel-sel mati.
Sistematisasi dalam manajemen dislipidemia adalah stratifikasi risiko, penentuan target, dan tatalaksana terapi non 130-159 Batas tinggi
farmakologis dan farmakologis. PENGARUH DISLIPIDEMIA TERHADAP ATHEROSKLEROSIS
160-189 Tinggi LDL-C sebagai faktor utama pembentukan atherosklerosis4
Kata kunci :
> 190 Sangat Tinggi Kenaikan serum LDL-C pada binatang dapat menginisiasi
dislipidemia, LDL kolesterol, HDL kolesterol, atherosklerosis, penyakit jantung koroner, panduan NCEP ATP III 2004. atherosklerosis. Penelitian tersebut juga membuktikan bahwa
Kolesterol HDL peningkatan LDL-C saja, tanpa faktor risiko lain, sudah dapat
PENDAHULUAN Rendah
menyebabkan atherosklerosis. Mekanismenya adalah karena
< 40
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan pembunuh nomor Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai deposit LDL-C di dinding arteri bersifat pro-inflamasi: respon
> 60 Tinggi inflamasi kronik yang mengawali terjadinya atherosklerosis.
satu di banyak negara maju, bahkan di negara berkembang, seperti dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lemak dalam
Indonesia, angka kejadian penyakit jantung koroner selama 5 tahun plasma. Kelainan fraksi lemak yang utama adalah kenaikan Peningkatan LDL-C juga bertanggung jawab terhadap semua
Trigliserida
terakhir menduduki peringkat pertama sebagai pembunuh nomor kadar kolesterol total (total-C), kolesterol LDL (LDL-C), trigliserida fase atherosklerosis: disfungsi endotel, pembentukan dan
< 150 Normal pertumbuhan plak, ketidakstabilan dan rupturnya dinding plak,
satu dan ke depan akan makin meningkat dengan adanya pola (TG), serta penurunan kadar kolesterol HDL (HDL-C).
makan serba lemak dan instan serta kemudahan yang membuat 150-199 Batas tinggi dan trombosis. Peningkatan LDL-C plasma menyebabkan retensi
manusia makin malas beraktifitas fisik. Lebih dari separuh angka kejadian penyakit jantung koroner di LDL-C di dinding arteri, lalu teroksidasi dan menyebabkan sekresi
200-499 Tinggi
mediator inflamasi. Penurunan LDL-C dapat mengembalikan
Amerika Serikat disebabkan oleh kelainan metabolisme lemak
Awal penyakit jantung koroner adalah akumulasi lipoprotein > 500 Sangat tinggi fungsi endotel.
plasma dan lipoprotein. Peningkatan lipoprotein merefleksikan
yang teroksidasi pada dinding arteri yang berkembang menjadi pola hidup tidak sehat, obesitas, diit tinggi lemak pada individu
plak atherosklerotik, Pada suatu saat plak tersebut akan meng- Trigliserida
dengan kelainan metabolisme lemak yang berawal dari defek
hambat aliran darah dan menyebabkan thrombus dan akan PATOGENESIS ATHEROSKLEROSIS8 Secara patofisilogi kadar TG tidak berhubungan langsung dengan
tingkat genetik.2
bermanifestasi sebagai nyeri dada bila sumbatan terdapat di Struktur normal arteri atherosklerosis, tetapi secara klinis dapat membantu mengeta-
pembuluh koroner.1 Dinding arteri terdiri dari struktur tri-laminar, yaitu: tunika intima, hui faktor risiko terhadap PJK karena kadar TG darah cenderung
Tabel 1. Jenis Lipoprotein, Apoprotein dan Kandungan Lipid
tunika media, tunika adventitia. Pada tunika intima terdapat berubah secara terbalik dengan kadar HDL-C darah. 5
Faktor risiko PJK antara lain: dislipidemia, diit atherogenik, merokok, Jenis Jenis Kandungan Lipid (%) lapisan sel endotel yang selalu kontak dengan aliran darah. Sel
hipertensi, sindrom metabolik, resistensi insulin, diabetes, inakti- Lipoprotein Apoprotein Trigliserida Kolesterol Fosfolipid endotel banyak berperan dalam homeostasis vaskular. Abnormalitas TG-HDL axis lebih sering ditemukan pada pasien
vitas, obesitas, stres mental, dan depresi. Menurut studi Framing- Inisiasi proses atherosklerosis PJK atau dengan faktor risko PJK daripada peningkatan LDL-C.
ham terdapat 4 variabel yang merupakan prediktor terjadinya Kilomikron Apo-B48 80-95 2-7 3-9 Data pada literatur tentang intervensi farmakologis TG-HDL axis
PJK yaitu: umur, kadar kolesterol plasma total, kadar HDL-C Pada awalnya terjadi akumulasi partikel kecil LDL-C pada intima masih sedikit dibanding dengan data mengenai LDL-C. Obat
plasma, dan tekanan darah; dibedakan antara pria dan wanita. VLDL Apo-B-100 55-80 5-15 10-20 yang dipicu oleh diit atherogenik. Lipoprotein ini akan melekat primer untuk intervensi TG-HDL axis adalah fibrat, asam nikotinat,
Terdapat faktor yang lebih mendasar, yaitu kadar LDL kolesterol pada dinding proteoglikan intima; suatu saat akan melewati asam lemak omega 3. 6
IDL Apo-B-100 20-50 10-20 15-25
(LDL-C) plasma karena awal terbentuknya atherosklerosis adalah dinding intima sehingga berada dalam dinding arteri.
LDL-C yang teroksidasi dan small dense LDL yang terakumulasi LDL Apo B-100 5-15 20-40 20-25 Peningkatan kadar TG sering ditemukan pada penderita
dalam dinding arteri.4 LDL-C dapat terikat dan menembus dinding proteoglikan karena sindroma metabolik, diabetes, obesitas sentral, diit tinggi kalori,
HDL Apo-Al & Apo-All 5-10 15-25 20-30
reaksi oksidasi atau proses kimia lain. Proses ini diyakini oleh banyak karbohidart dan asam lemak jenuh. Peningkatan kadar TG yang
DEFINISI DAN KLASIFIKASI peneliti sebagai komponen penting di awal atherosklerosis. Studi sangat tinggi dapat ditemukan pada penyakit genetik dan diabe-
Lemak dapat larut dalam darah karena berikatan dengan apoprotein lain berpendapat bahwa peningkatan permeabilitas dinding tes tidak terkontrol.7
membentuk lipoprotein. Terdapat berbagai jenis lipoprotein menurut Kadar LDL-C dapat dihitung melalui rumus: LDL-C = total choles- endotel di daerah yang terakumulasi LDL-C juga penting. Kontributor
kandungan lemak dan apoproteinnya (tabel 1).1 Lipoprotein terol √ (triglycerides/5) √ HDL-C.Kadar VLDL-C dapat diketahui reaksi oksidasi adalah oksidasi NADH/NADPH yang dibangkitkan HDL7
adalah kompleks makromolekul yang membawa lemak plasma melalui estimasi TG/5. Rumus ini cukup akurat apabila diperiksa oleh sel vaskular, lipooksigenase yang dibangkitkan oleh sel leukosit, Kadar HDL-C yang rendah secara konsisten berhubungan
hidrofobik, yaitu kolesterol dan trigliserida, dalam darah. saat puasa dan kadar TG tidak melebihi 300 mg/dl.2 atau pengaruh enzim myeloperoksidase. dengan progresifitas PJK. Penurunan HDL-C disebabkan oleh

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
181 182
TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

Untuk kepentingan klinis, National Cholesterol Education Program- Rekruitmen leukosit


Dislipidemia Sebagai Faktor Risiko Utama Adult Treatment Panel III telah membuat klasifikasi pada tahun
2001 (Tabel 2).3
Setelah LDL-C berada dalam dinding arteri, akan terjadi rekruitmen
dan akumulasi leukosit pada endotel yang akan menembus
Penyakit Jantung Koroner Tabel 2. Klasifikasi Kadar Lipoprotein (mg/dl)
melalui celah antar sel. Pada sel endotel yang normal hal ini tidak
terjadi. Setelah leukosit menembus dinding arteri, monosit akan
Sany Rahmawansa S. ikut bermigrasi ke dalam dinding ateri, karena respon sitokin
Kolesterol Total
Dokter Umum RS Krian Husada, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur mengubah monosit menjadi makrofag yang akan memfagositosis
< 200 Yang diinginkan LDL teroksidasi dan terbentuklah sel busa. Sel busa merupakan
200-239 Batas tinggi sumber berbagai mediator seperti sitokin dan molekul efektor;
ABSTRAK mediator tersebut mempengaruhi sel otot polos sehingga ber-
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi > 240 Tinggi migrasi ke tunika intima membentuk matriks ekstraselular yang
lemak dalam plasma.. Penelitian terbaru kedokteran molekuler menemukan bahwa dislipidemia yang paling berbahaya makin terakumulasi dan membentuk plak atherosklerosis. Selanjutnya
Kolesterol LDL
adalah dislipidemia atherogenik. Deposit kolesterol LDL pada dinding arteri menyebabkan disfungsi endotel, melalui plak akan berevolusi menjadi fibro-fatty lesion. Pada tahap akhir
berbagai mekanisme membentuk plak atherosklerosis. Penyakit jantung koroner terjadi akibat plak atherosklerosis < 100 Optimal akan terjadi kalsifikasi dan fibrosis berlanjut membentuk kapsul
pada arteri koroner. Panduan NCEP ATP III 2004 mempermudah klinisi dalam menangani penderita dislipidemia. 100-129 Mendekati Optimal yang mengandung lipid-rich core dan sel-sel mati.
Sistematisasi dalam manajemen dislipidemia adalah stratifikasi risiko, penentuan target, dan tatalaksana terapi non 130-159 Batas tinggi
farmakologis dan farmakologis. PENGARUH DISLIPIDEMIA TERHADAP ATHEROSKLEROSIS
160-189 Tinggi LDL-C sebagai faktor utama pembentukan atherosklerosis4
Kata kunci :
> 190 Sangat Tinggi Kenaikan serum LDL-C pada binatang dapat menginisiasi
dislipidemia, LDL kolesterol, HDL kolesterol, atherosklerosis, penyakit jantung koroner, panduan NCEP ATP III 2004. atherosklerosis. Penelitian tersebut juga membuktikan bahwa
Kolesterol HDL peningkatan LDL-C saja, tanpa faktor risiko lain, sudah dapat
PENDAHULUAN Rendah
menyebabkan atherosklerosis. Mekanismenya adalah karena
< 40
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan pembunuh nomor Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai deposit LDL-C di dinding arteri bersifat pro-inflamasi: respon
> 60 Tinggi inflamasi kronik yang mengawali terjadinya atherosklerosis.
satu di banyak negara maju, bahkan di negara berkembang, seperti dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lemak dalam
Indonesia, angka kejadian penyakit jantung koroner selama 5 tahun plasma. Kelainan fraksi lemak yang utama adalah kenaikan Peningkatan LDL-C juga bertanggung jawab terhadap semua
Trigliserida
terakhir menduduki peringkat pertama sebagai pembunuh nomor kadar kolesterol total (total-C), kolesterol LDL (LDL-C), trigliserida fase atherosklerosis: disfungsi endotel, pembentukan dan
< 150 Normal pertumbuhan plak, ketidakstabilan dan rupturnya dinding plak,
satu dan ke depan akan makin meningkat dengan adanya pola (TG), serta penurunan kadar kolesterol HDL (HDL-C).
makan serba lemak dan instan serta kemudahan yang membuat 150-199 Batas tinggi dan trombosis. Peningkatan LDL-C plasma menyebabkan retensi
manusia makin malas beraktifitas fisik. Lebih dari separuh angka kejadian penyakit jantung koroner di LDL-C di dinding arteri, lalu teroksidasi dan menyebabkan sekresi
200-499 Tinggi
mediator inflamasi. Penurunan LDL-C dapat mengembalikan
Amerika Serikat disebabkan oleh kelainan metabolisme lemak
Awal penyakit jantung koroner adalah akumulasi lipoprotein > 500 Sangat tinggi fungsi endotel.
plasma dan lipoprotein. Peningkatan lipoprotein merefleksikan
yang teroksidasi pada dinding arteri yang berkembang menjadi pola hidup tidak sehat, obesitas, diit tinggi lemak pada individu
plak atherosklerotik, Pada suatu saat plak tersebut akan meng- Trigliserida
dengan kelainan metabolisme lemak yang berawal dari defek
hambat aliran darah dan menyebabkan thrombus dan akan PATOGENESIS ATHEROSKLEROSIS8 Secara patofisilogi kadar TG tidak berhubungan langsung dengan
tingkat genetik.2
bermanifestasi sebagai nyeri dada bila sumbatan terdapat di Struktur normal arteri atherosklerosis, tetapi secara klinis dapat membantu mengeta-
pembuluh koroner.1 Dinding arteri terdiri dari struktur tri-laminar, yaitu: tunika intima, hui faktor risiko terhadap PJK karena kadar TG darah cenderung
Tabel 1. Jenis Lipoprotein, Apoprotein dan Kandungan Lipid
tunika media, tunika adventitia. Pada tunika intima terdapat berubah secara terbalik dengan kadar HDL-C darah. 5
Faktor risiko PJK antara lain: dislipidemia, diit atherogenik, merokok, Jenis Jenis Kandungan Lipid (%) lapisan sel endotel yang selalu kontak dengan aliran darah. Sel
hipertensi, sindrom metabolik, resistensi insulin, diabetes, inakti- Lipoprotein Apoprotein Trigliserida Kolesterol Fosfolipid endotel banyak berperan dalam homeostasis vaskular. Abnormalitas TG-HDL axis lebih sering ditemukan pada pasien
vitas, obesitas, stres mental, dan depresi. Menurut studi Framing- Inisiasi proses atherosklerosis PJK atau dengan faktor risko PJK daripada peningkatan LDL-C.
ham terdapat 4 variabel yang merupakan prediktor terjadinya Kilomikron Apo-B48 80-95 2-7 3-9 Data pada literatur tentang intervensi farmakologis TG-HDL axis
PJK yaitu: umur, kadar kolesterol plasma total, kadar HDL-C Pada awalnya terjadi akumulasi partikel kecil LDL-C pada intima masih sedikit dibanding dengan data mengenai LDL-C. Obat
plasma, dan tekanan darah; dibedakan antara pria dan wanita. VLDL Apo-B-100 55-80 5-15 10-20 yang dipicu oleh diit atherogenik. Lipoprotein ini akan melekat primer untuk intervensi TG-HDL axis adalah fibrat, asam nikotinat,
Terdapat faktor yang lebih mendasar, yaitu kadar LDL kolesterol pada dinding proteoglikan intima; suatu saat akan melewati asam lemak omega 3. 6
IDL Apo-B-100 20-50 10-20 15-25
(LDL-C) plasma karena awal terbentuknya atherosklerosis adalah dinding intima sehingga berada dalam dinding arteri.
LDL-C yang teroksidasi dan small dense LDL yang terakumulasi LDL Apo B-100 5-15 20-40 20-25 Peningkatan kadar TG sering ditemukan pada penderita
dalam dinding arteri.4 LDL-C dapat terikat dan menembus dinding proteoglikan karena sindroma metabolik, diabetes, obesitas sentral, diit tinggi kalori,
HDL Apo-Al & Apo-All 5-10 15-25 20-30
reaksi oksidasi atau proses kimia lain. Proses ini diyakini oleh banyak karbohidart dan asam lemak jenuh. Peningkatan kadar TG yang
DEFINISI DAN KLASIFIKASI peneliti sebagai komponen penting di awal atherosklerosis. Studi sangat tinggi dapat ditemukan pada penyakit genetik dan diabe-
Lemak dapat larut dalam darah karena berikatan dengan apoprotein lain berpendapat bahwa peningkatan permeabilitas dinding tes tidak terkontrol.7
membentuk lipoprotein. Terdapat berbagai jenis lipoprotein menurut Kadar LDL-C dapat dihitung melalui rumus: LDL-C = total choles- endotel di daerah yang terakumulasi LDL-C juga penting. Kontributor
kandungan lemak dan apoproteinnya (tabel 1).1 Lipoprotein terol √ (triglycerides/5) √ HDL-C.Kadar VLDL-C dapat diketahui reaksi oksidasi adalah oksidasi NADH/NADPH yang dibangkitkan HDL7
adalah kompleks makromolekul yang membawa lemak plasma melalui estimasi TG/5. Rumus ini cukup akurat apabila diperiksa oleh sel vaskular, lipooksigenase yang dibangkitkan oleh sel leukosit, Kadar HDL-C yang rendah secara konsisten berhubungan
hidrofobik, yaitu kolesterol dan trigliserida, dalam darah. saat puasa dan kadar TG tidak melebihi 300 mg/dl.2 atau pengaruh enzim myeloperoksidase. dengan progresifitas PJK. Penurunan HDL-C disebabkan oleh

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
181 182
TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

peningkatan kadar TG plasma atau apo-B dan berinteraksi dengan Sasaran kadar LDL-C disesuaikan dengan banyaknya faktor risiko. Tatalaksana dislipidemia3 SIMPULAN
faktor risiko lain yang termasuk dalam sindrom metabolik. Secara Faktor risiko dibagi 5 kategori (NCEP ATP III 2004): Secara umum pengobatan dibagi non-farmakologis (perubahan • Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang
umum, setiap kenaikan kadar HDL-C sebesar 1 mg/dl dapat 1. Sangat tinggi: ditemukan gejala menetap PJK dengan: gaya hidup) dan farmakologis. ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi
menurunkan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 2-3%. HDL a. Faktor risiko mayor multipel (terutama diabetes) Terapi non-farmakologis adalah terapi gaya hidup, yaitu: lemak plasma
menurunkan kadar kolesterol melalui transpor keluar dinding sel b. Faktor risiko berat dan tidak terkontrol (terutama merokok) • Diit rendah lemak, rendah kolesterol, tinggi serat • Kelainan fraksi lemak yang utama adalah kenaikan kadar
dan meningkatkan katabolisme kolesterol di perifer. HDL juga c. Faktor risiko multipel dari sindrom metabolik (terutama • Penyesuaian berat badan ideal sesuai Body Mass Index. kolesterol total (total-C), kolesterol LDL (LDL-C), trigliserida
membawa enzim antioksidan sehingga dapat menurunkan kadar trigliserida >200 mg/dL, non HDL-C >130 mg/dL • Peningkatan aktivitas fisik. (TG), serta penurunan kadar kolesterol HDL (HDL-C).
fosfolipid yang teroksidasi di lesi atheromatous. Pada NCEP-ATP dan HDL-C rendah <40 mg/dL) • Kolesterol LDL adalah faktor utama dalam pembentukan plak
III guideline HDL dikategorikan sebagai faktor risiko negatif, yang d. Penderita dengan sindrom koroner akut. Terapi gaya hidup esensial diterapkan sebagai terapi awal. Terapi atherogenik.
akan mengurangi risiko bila kadarnya tinggi. 2. Tinggi: menderita PJK atau faktor risiko yang setara PJK farmakologis dapat diberikan jika setelah 3 bulan terapi gaya
• Proses pembentukan atherosklerosis adalah deposit kolesterol
(atherosklerosis non koroner, diabetes, faktor risiko multipel hidup tidak menurunkan kadar LDL-C. Semua penderita risiko
Dislipidemia atherogenik: hipertrigliseridemia, kadar HDL pada dinding arteri sehingga terjadi respon inflamasi kronik
2+ dengan kriteria Framingham 10 tahun risiko PJK >20%) tinggi atau risiko tinggi sedang dengan faktor risiko gaya hidup
rendah, small dense LDL4 yang mengakibatkan disfungsi endotel, melalui bebagai
3. Tinggi sedang : faktor risiko multipel 2+ dan kriteria Framing- (obesitas, inaktivitas, kadar trigliserida tinggi, HDL-C rendah,
Kombinasi antara peningkatan trigliserida, small dense LDL, dan mekanisme terbentuk plak atherosklerosis.
ham 10 tahun risiko PJK 10%-20% sindrom metabolik) adalah kandidat terapi gaya hidup tanpa
kadar HDL-C rendah disebut dislipidemia atherogenik. Keadaan 4. Sedang : faktor risiko multipel 2+, pada kriteria Framingham melihat kadar LDL-C. • Penyakit jantung koroner adalah akibat terbentuknya plak
tersebut merupakan hasil gangguan metabolik yang berkorelasi 10 tahun risiko PJK <10% atherosklerosis pada arteri koroner.
dengan resistensi insulin. 5. Rendah : Nol sampai satu (0-1) faktor risiko Obat pada terapi farmakologis terutama HMG CoA reductase • Panduan NCEP ATP III 2004 merupakan manajemen dislipi-
inhibitor (statin). (tabel 5). Pada penderita risiko tinggi atau demia yang evidence based.
KOMPLIKASI ATHEROSKLEROSIS9 Panduan NCEP ATP III merekomendasikan kriteria Framingham untuk risiko tinggi sedang sangat dianjurkan pemberian intensif untuk • Panduan NCEP ATP III berdasarkan stratifikasi risiko, penentuan
Komplikasi atherosklerosis adalah stenosis arteri, thrombosis, plak menentukan kategori faktor risiko pada penderita dengan 2+ menurunkan kadar LDL-C 30%-40% dari kadar semula. target LDL-C, dan tatalaksana dislipidemia dengan terapi non
ruptur, thrombosis karena erosi superfisial plak, radang sistemik faktor risiko sehingga terbagi lagi menjadi 3 kategori berdasarkan farmakologis dan farmakologis.
dan difus akibat atherogenesis, ketidakstabilan plak selama athero- risiko 10 tahun mendapatkan PJK berat (infark miokard akut, kematian Tabel 5. Dosis standar Statin yang dapat menurunkan LDL-C 30%-40%.
genesis. Stenosis pembuluh darah koroner akan menyebabkan • Target primer adalah LDL-C, target sekunder adalah non HDL-C.
akibat PJK): tinggi ( >20%), sedang (10-20%), rendah ( <10%).
penyakit jantung koroner. Obat Dosis, mg/hari Penurunan LDL-C, %
• Terapi non-farmakologis adalah terapi gaya hidup, yaitu: 1.diit
rendah lemak, rendah kolesterol, tinggi serat ;2.Penyesuaian
Sasaran pengobatan berdasar faktor risiko berdasar Atorvastatin 10 39
Stratifikasi risiko penderita penyakit jantung koroner berat badan ideal sesuai Body Mass Index; 3.Peningkatan
panduan NCEP ATP III 20043
(NCEP ATP III 2004)3 Lovastatin 40 31 aktivitas fisik.
Sasaran primer pengobatan dislipidemia adalah LDL-C dan sasaran
Hal terpenting sebelum memulai pengobatan dislipidemia ialah Pravastatin 40 34 • Terapi farmakologis dapat diberikan apabila setelah 3 bulan
sekunder adalah non HDL-C. Non HDL-C adalah VLDL + LDL-C.
menentukan besarnya risiko PJK (stratifikasi risiko). Stratifikasi Simvastatin 20 - 40 35 - 41 terapi gaya hidup tidak menurunkan kadar LDL-C. Obat yang
Target terapi non HDL-C 30 mg/dL lebih tinggi dari target LDL-C.
risiko ini diperlukan untuk menentukan target LDL-C. Setelah digunakan terutama HMG CoA reductase inhibitor (statin).
Sasaran non HDL-C ditetapkan bila terdapat peningkatan kadar Fluvastatin 40 - 80 25 - 35
pemeriksaan laboratoris, tentukan adanya penyakit atherosklerosis
trigliserida (>200 mg/dL) karena pada hipertriglisedemia lipopro- Rosuvastatin 5 - 10 39 - 45
secara klinis melalu temuan adanya gejala PJK, penyakit arteri
tein yang potensil atherogenik meningkat.
karotis, penyakit arteri perifer dan aneurisma aorta abdominal.
Pada penderita risiko sangat tinggi terapi gaya hidup dan terapi
Selanjutnya tentukan adanya faktor risiko mayor (tabel 3). DAFTAR PUSTAKA
Tabel 4. Sasaran Kadar LDL-C Serta Batasan untuk Mulai Perubahan Gaya Hidup farmakologis dilakukan secara simultan. Target LDL-C adalah <
1. Adam JMF, Soegondo S, Semiardji G, et al. Petunjuk Praktis Penatalaksanaan
dan Pemberian obat2,5 70 mg/dL.
Tabel 3. Faktor risiko mayor yang mempengaruhi target LDL-C Dislipidemia, PB. PERKENI 2004; 1, 5-6.
Kadar LDL-C 2. Braunwald E, Hauser SL, Fauci A, Longo DL et al. The pathogenesis, preven-
• Merokok saat harus Kadar LDL-C saat Pada penderita risiko tinggi jika kadar LDL-C >100 mg/dL maka tion, and treatment of atherosclerosis. In: Harrison»s Principles of Internal
• Hipertensi (Tekanan darah >140/90 mmHg atau sedang dalam pengobatan Kelompok Sasaran dimulai perlu dipertimbangkan
Risiko LDL-C (mg/dL) terapi gaya hidup dan terapi farmakologis dilakukan secara Medicine, 17th ed. Vol.2, Mc Graw-Hill 2008;235.
antihipertensi) perubahan pemberian obat
gaya hidup (mg/dL) simultan. Jika kadar LDL-C awal < 100 mg/dL pada risiko tinggi 3. Grundy M S, Cleeman IJ, Merz CNB et al. Implications of Recent Clinical Trials
• HDL-C rendah (<40 mg/dL) for the National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III
• Diabetes mellitus
(mg/dL) dengan menggunakan obat penurun LDL-C, maka target < 70
Guidelines. Circulation 2004; 110:227-239.
• Riwayat keluarga kejadian PJK prematur Risiko sangat mg/dL adalah opsional. Apabila pada penderita risiko tinggi
<70 > 70 > 70 4. Maron D J, Ridker PM, Grundy SM et al. Preventing strategies for coronary
PJK pada kerabat pria 1 tingkat <55 tahun tinggi didapatkan kadar trigliserida tinggi atau kadar HDL-C rendah, heart disease, in: Hurst»s the Heart. 12th ed. Vol.1, Mc Graw-Hill 2008;1203-10.
PJK pada kerabat wanita 1 tingkat <65 tahun < 100 >100 dapat diberikan kombinasi obat penurun LDL-C dengan fibrat 5. Genest J, Libby P. Lipoprotein disorders and cardiovascular disease. In:
• Umur (pria >45 tahun; wanita >55 tahun) (target (<100mg/dL dapat atau asam nikotinat.
Risiko tinggi > 100 Braunwald's Heart Disease: A Textbook of Cardiovascular Medicine, 8th ed.,
• Faktor gaya hidup opsional LDL-C dipertimbangkan pemberian
<70mg/dL) obat) Mc-Graw Hill 2008;42
• Obesitas (BMI >30 kg/m2)
• Inaktivitas
Pada penderita risiko tinggi-sedang, pengobatan awal adalah 6. Braunwald E, Hauser SL, Fauci A, Longo DL et al. Disorder of lipoprotein
< 130 > 130 terapi gaya hidup jika kadar LDL-C >130 mg/dL. Apabila kadar metabolism, in: Harrison»s Principles of Internal Medicine, 17th ed. Vol.2.
• Diit atherogenik Risiko (target opsional > 130 (100-129mg/dL dapat Mc Graw-Hill 2008;350.
• Faktor risiko lain tinggi-sedang LDL-C <100 dipertimbangkan pemberian
LDL-C menetap baru dilakukan terapi farmakologis. Apabila
7. Ridker PM, Libby P. Risk Factors for Atherothrombotic Disease. In: Braunwald's
Lipoprotein(a) mg/dL) obat) kadar LDL-C normal atau < 130 mg/dL tetapi terdapat faktor Heart Disease: A Textbook of Cardiovascular Medicine, 8th ed. Mc-Graw Hill
Homocysteine risiko gaya hidup maka terapi gaya hidup harus dimulai.
Risiko sedang < 130 > 130 > 160 2008;39
Faktor Prothrombotik
8. Libby P. Atherosclerosis initiation. In: Braunwald's Heart Disease: A Textbook
Faktor Proinflammatory
> 190 Pada penderita dengan risiko tinggi sedang dengan kadar LDL-C of Cardiovascular Medicine, 8th ed., Mc-Graw Hill 2008.
Gangguan toleransi glukosa (160-189 mg/dL: obat
Risiko rendah < 160 > 160 awal 100-129 mg/dL atau sedang dalam pengobatan, maka 9. Libby P. Complication of atherosclerosis.In: Braunwald's Heart Disease:
Atherogenesis subklinis penurun LDL dapat
dipertimbangkan) target LDL-C < 100 mg/dL adalah opsional. A Textbook of Cardiovascular Medicine, 8th ed., Mc-Graw Hill 2008.

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
183 184
TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

peningkatan kadar TG plasma atau apo-B dan berinteraksi dengan Sasaran kadar LDL-C disesuaikan dengan banyaknya faktor risiko. Tatalaksana dislipidemia3 SIMPULAN
faktor risiko lain yang termasuk dalam sindrom metabolik. Secara Faktor risiko dibagi 5 kategori (NCEP ATP III 2004): Secara umum pengobatan dibagi non-farmakologis (perubahan • Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang
umum, setiap kenaikan kadar HDL-C sebesar 1 mg/dl dapat 1. Sangat tinggi: ditemukan gejala menetap PJK dengan: gaya hidup) dan farmakologis. ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi
menurunkan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 2-3%. HDL a. Faktor risiko mayor multipel (terutama diabetes) Terapi non-farmakologis adalah terapi gaya hidup, yaitu: lemak plasma
menurunkan kadar kolesterol melalui transpor keluar dinding sel b. Faktor risiko berat dan tidak terkontrol (terutama merokok) • Diit rendah lemak, rendah kolesterol, tinggi serat • Kelainan fraksi lemak yang utama adalah kenaikan kadar
dan meningkatkan katabolisme kolesterol di perifer. HDL juga c. Faktor risiko multipel dari sindrom metabolik (terutama • Penyesuaian berat badan ideal sesuai Body Mass Index. kolesterol total (total-C), kolesterol LDL (LDL-C), trigliserida
membawa enzim antioksidan sehingga dapat menurunkan kadar trigliserida >200 mg/dL, non HDL-C >130 mg/dL • Peningkatan aktivitas fisik. (TG), serta penurunan kadar kolesterol HDL (HDL-C).
fosfolipid yang teroksidasi di lesi atheromatous. Pada NCEP-ATP dan HDL-C rendah <40 mg/dL) • Kolesterol LDL adalah faktor utama dalam pembentukan plak
III guideline HDL dikategorikan sebagai faktor risiko negatif, yang d. Penderita dengan sindrom koroner akut. Terapi gaya hidup esensial diterapkan sebagai terapi awal. Terapi atherogenik.
akan mengurangi risiko bila kadarnya tinggi. 2. Tinggi: menderita PJK atau faktor risiko yang setara PJK farmakologis dapat diberikan jika setelah 3 bulan terapi gaya
• Proses pembentukan atherosklerosis adalah deposit kolesterol
(atherosklerosis non koroner, diabetes, faktor risiko multipel hidup tidak menurunkan kadar LDL-C. Semua penderita risiko
Dislipidemia atherogenik: hipertrigliseridemia, kadar HDL pada dinding arteri sehingga terjadi respon inflamasi kronik
2+ dengan kriteria Framingham 10 tahun risiko PJK >20%) tinggi atau risiko tinggi sedang dengan faktor risiko gaya hidup
rendah, small dense LDL4 yang mengakibatkan disfungsi endotel, melalui bebagai
3. Tinggi sedang : faktor risiko multipel 2+ dan kriteria Framing- (obesitas, inaktivitas, kadar trigliserida tinggi, HDL-C rendah,
Kombinasi antara peningkatan trigliserida, small dense LDL, dan mekanisme terbentuk plak atherosklerosis.
ham 10 tahun risiko PJK 10%-20% sindrom metabolik) adalah kandidat terapi gaya hidup tanpa
kadar HDL-C rendah disebut dislipidemia atherogenik. Keadaan 4. Sedang : faktor risiko multipel 2+, pada kriteria Framingham melihat kadar LDL-C. • Penyakit jantung koroner adalah akibat terbentuknya plak
tersebut merupakan hasil gangguan metabolik yang berkorelasi 10 tahun risiko PJK <10% atherosklerosis pada arteri koroner.
dengan resistensi insulin. 5. Rendah : Nol sampai satu (0-1) faktor risiko Obat pada terapi farmakologis terutama HMG CoA reductase • Panduan NCEP ATP III 2004 merupakan manajemen dislipi-
inhibitor (statin). (tabel 5). Pada penderita risiko tinggi atau demia yang evidence based.
KOMPLIKASI ATHEROSKLEROSIS9 Panduan NCEP ATP III merekomendasikan kriteria Framingham untuk risiko tinggi sedang sangat dianjurkan pemberian intensif untuk • Panduan NCEP ATP III berdasarkan stratifikasi risiko, penentuan
Komplikasi atherosklerosis adalah stenosis arteri, thrombosis, plak menentukan kategori faktor risiko pada penderita dengan 2+ menurunkan kadar LDL-C 30%-40% dari kadar semula. target LDL-C, dan tatalaksana dislipidemia dengan terapi non
ruptur, thrombosis karena erosi superfisial plak, radang sistemik faktor risiko sehingga terbagi lagi menjadi 3 kategori berdasarkan farmakologis dan farmakologis.
dan difus akibat atherogenesis, ketidakstabilan plak selama athero- risiko 10 tahun mendapatkan PJK berat (infark miokard akut, kematian Tabel 5. Dosis standar Statin yang dapat menurunkan LDL-C 30%-40%.
genesis. Stenosis pembuluh darah koroner akan menyebabkan • Target primer adalah LDL-C, target sekunder adalah non HDL-C.
akibat PJK): tinggi ( >20%), sedang (10-20%), rendah ( <10%).
penyakit jantung koroner. Obat Dosis, mg/hari Penurunan LDL-C, %
• Terapi non-farmakologis adalah terapi gaya hidup, yaitu: 1.diit
rendah lemak, rendah kolesterol, tinggi serat ;2.Penyesuaian
Sasaran pengobatan berdasar faktor risiko berdasar Atorvastatin 10 39
Stratifikasi risiko penderita penyakit jantung koroner berat badan ideal sesuai Body Mass Index; 3.Peningkatan
panduan NCEP ATP III 20043
(NCEP ATP III 2004)3 Lovastatin 40 31 aktivitas fisik.
Sasaran primer pengobatan dislipidemia adalah LDL-C dan sasaran
Hal terpenting sebelum memulai pengobatan dislipidemia ialah Pravastatin 40 34 • Terapi farmakologis dapat diberikan apabila setelah 3 bulan
sekunder adalah non HDL-C. Non HDL-C adalah VLDL + LDL-C.
menentukan besarnya risiko PJK (stratifikasi risiko). Stratifikasi Simvastatin 20 - 40 35 - 41 terapi gaya hidup tidak menurunkan kadar LDL-C. Obat yang
Target terapi non HDL-C 30 mg/dL lebih tinggi dari target LDL-C.
risiko ini diperlukan untuk menentukan target LDL-C. Setelah digunakan terutama HMG CoA reductase inhibitor (statin).
Sasaran non HDL-C ditetapkan bila terdapat peningkatan kadar Fluvastatin 40 - 80 25 - 35
pemeriksaan laboratoris, tentukan adanya penyakit atherosklerosis
trigliserida (>200 mg/dL) karena pada hipertriglisedemia lipopro- Rosuvastatin 5 - 10 39 - 45
secara klinis melalu temuan adanya gejala PJK, penyakit arteri
tein yang potensil atherogenik meningkat.
karotis, penyakit arteri perifer dan aneurisma aorta abdominal.
Pada penderita risiko sangat tinggi terapi gaya hidup dan terapi
Selanjutnya tentukan adanya faktor risiko mayor (tabel 3). DAFTAR PUSTAKA
Tabel 4. Sasaran Kadar LDL-C Serta Batasan untuk Mulai Perubahan Gaya Hidup farmakologis dilakukan secara simultan. Target LDL-C adalah <
1. Adam JMF, Soegondo S, Semiardji G, et al. Petunjuk Praktis Penatalaksanaan
dan Pemberian obat2,5 70 mg/dL.
Tabel 3. Faktor risiko mayor yang mempengaruhi target LDL-C Dislipidemia, PB. PERKENI 2004; 1, 5-6.
Kadar LDL-C 2. Braunwald E, Hauser SL, Fauci A, Longo DL et al. The pathogenesis, preven-
• Merokok saat harus Kadar LDL-C saat Pada penderita risiko tinggi jika kadar LDL-C >100 mg/dL maka tion, and treatment of atherosclerosis. In: Harrison»s Principles of Internal
• Hipertensi (Tekanan darah >140/90 mmHg atau sedang dalam pengobatan Kelompok Sasaran dimulai perlu dipertimbangkan
Risiko LDL-C (mg/dL) terapi gaya hidup dan terapi farmakologis dilakukan secara Medicine, 17th ed. Vol.2, Mc Graw-Hill 2008;235.
antihipertensi) perubahan pemberian obat
gaya hidup (mg/dL) simultan. Jika kadar LDL-C awal < 100 mg/dL pada risiko tinggi 3. Grundy M S, Cleeman IJ, Merz CNB et al. Implications of Recent Clinical Trials
• HDL-C rendah (<40 mg/dL) for the National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel III
• Diabetes mellitus
(mg/dL) dengan menggunakan obat penurun LDL-C, maka target < 70
Guidelines. Circulation 2004; 110:227-239.
• Riwayat keluarga kejadian PJK prematur Risiko sangat mg/dL adalah opsional. Apabila pada penderita risiko tinggi
<70 > 70 > 70 4. Maron D J, Ridker PM, Grundy SM et al. Preventing strategies for coronary
PJK pada kerabat pria 1 tingkat <55 tahun tinggi didapatkan kadar trigliserida tinggi atau kadar HDL-C rendah, heart disease, in: Hurst»s the Heart. 12th ed. Vol.1, Mc Graw-Hill 2008;1203-10.
PJK pada kerabat wanita 1 tingkat <65 tahun < 100 >100 dapat diberikan kombinasi obat penurun LDL-C dengan fibrat 5. Genest J, Libby P. Lipoprotein disorders and cardiovascular disease. In:
• Umur (pria >45 tahun; wanita >55 tahun) (target (<100mg/dL dapat atau asam nikotinat.
Risiko tinggi > 100 Braunwald's Heart Disease: A Textbook of Cardiovascular Medicine, 8th ed.,
• Faktor gaya hidup opsional LDL-C dipertimbangkan pemberian
<70mg/dL) obat) Mc-Graw Hill 2008;42
• Obesitas (BMI >30 kg/m2)
• Inaktivitas
Pada penderita risiko tinggi-sedang, pengobatan awal adalah 6. Braunwald E, Hauser SL, Fauci A, Longo DL et al. Disorder of lipoprotein
< 130 > 130 terapi gaya hidup jika kadar LDL-C >130 mg/dL. Apabila kadar metabolism, in: Harrison»s Principles of Internal Medicine, 17th ed. Vol.2.
• Diit atherogenik Risiko (target opsional > 130 (100-129mg/dL dapat Mc Graw-Hill 2008;350.
• Faktor risiko lain tinggi-sedang LDL-C <100 dipertimbangkan pemberian
LDL-C menetap baru dilakukan terapi farmakologis. Apabila
7. Ridker PM, Libby P. Risk Factors for Atherothrombotic Disease. In: Braunwald's
Lipoprotein(a) mg/dL) obat) kadar LDL-C normal atau < 130 mg/dL tetapi terdapat faktor Heart Disease: A Textbook of Cardiovascular Medicine, 8th ed. Mc-Graw Hill
Homocysteine risiko gaya hidup maka terapi gaya hidup harus dimulai.
Risiko sedang < 130 > 130 > 160 2008;39
Faktor Prothrombotik
8. Libby P. Atherosclerosis initiation. In: Braunwald's Heart Disease: A Textbook
Faktor Proinflammatory
> 190 Pada penderita dengan risiko tinggi sedang dengan kadar LDL-C of Cardiovascular Medicine, 8th ed., Mc-Graw Hill 2008.
Gangguan toleransi glukosa (160-189 mg/dL: obat
Risiko rendah < 160 > 160 awal 100-129 mg/dL atau sedang dalam pengobatan, maka 9. Libby P. Complication of atherosclerosis.In: Braunwald's Heart Disease:
Atherogenesis subklinis penurun LDL dapat
dipertimbangkan) target LDL-C < 100 mg/dL adalah opsional. A Textbook of Cardiovascular Medicine, 8th ed., Mc-Graw Hill 2008.

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
183 184
TINJAUAN PUSTAKA

Amlodipin:
Farmakologi dan Penggunaan Terapi
pada Penyakit Kardiovaskular
Arini Setiawati
Departemen Farmakologi & Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta - Indonesia

PENDAHULUAN FARMAKOKINETIK
Amlodipin adalah antagonis kalsium (calcium antagonist = CA) Amlodipin lambat diabsorpsi (kadar puncak dicapai dalam waktu
dari kelas dihidropiridin (DHP) dengan masa kerja yang panjang, 6-9 jam) dan tidak lengkap dari saluran cerna, karena sifat basa
sehingga dapat diberikan sekali sehari untuk pengobatan hipertensi amlodipin relatif kuat sehingga sebagian besar amlodipin dalam
dan angina pektoris. Obat ini disintesis oleh Pusat Riset Pfizer. bentuk ion di sepanjang saluran cerna. Dengan hanya sedikit me-
ngalami eliminasi lintas pertama, maka bioavailabilitas amlodipin
FARMAKODINAMIK cukup tinggi, bahkan tertinggi di antara berbagai CA (60-65%).11
Sebagai CA, amlodipin menghambat masuknya ion kalsium
melalui kanal kalsium pada membran sel otot dan sel saraf. Ada 2 Amlodipin terdistribusi luas dalam tubuh, dengan volume distribusi
macam kanal kalsium, yakni VOC (voltage-operated channel) 15-25 L/kg (rata-rata 21 L/kg). Ikatan dengan plasma protein
yang terbuka oleh depolarisasi, dan ROC (receptor-operated channel) kuat (92-98%), tetapi tidak ada interaksi pergeseran protein
yang terbuka oleh norepinefrin atau neurotransmiter lainnya dengan obat asam seperti warfarin, fenitoin, dan sebagainya,
tanpa depolarisasi. VOC ada 3 jenis, yakni kanal N (neuronal), T karena amlodipin sebagai basa lemah berikatan dengan protein
(transient) dan L (long-lasting). Hanya kanal L (terdapat di otak, plasma yang berbeda.11,12
jantung, otot polos, dan otot rangka) yang sensitif terhadap CA.1-3
Amlodipin mengalami metabolisme hepatik yang ekstensif tapi
Untuk kontraksi, otot jantung memerlukan ion kalsium yang lambat sehingga waktu paruh eliminasinya panjang (35-48 jam)
masuk dari luar di samping ion kalsium intrasel, otot polos ber- dan masa kerjanya lama sehingga dapat diberikan dengan dosis
gantung hampir seluruhnya pada ion kalsium ekstrasel, sedangkan sekali sehari untuk mengontrol tekanan darah dan iskemia
otot rangka tidak memerlukan ion kalsium ekstrasel; karena itu miokard selama 24 jam.13,14 Dalam 24 jam, fluktuasi kadar
CA menghambat kontraksi otot polos dan otot jantung, tetapi terendah (Cmin = trough conc.) terhadap kadar puncak (Cmax =
tidak menghambat kontraksi otot rangka. Di antara otot polos, peak conc.) atau rasio T/P untuk amlodipin yang mempunyai t1/2
yang paling sensitif adalah otot polos vaskular koroner dan rata-rata 40 jam adalah 0,66.15
skeletal, kurang pada otot polos vaskular ginjal, dan bervariasi
pada otot polos vaskular otak. Efek CA lemah dan bervariasi dalam Dalam JNC VI (Pedoman Pengobatan Hipertensi dari Amerika
menghambat otot polos vaskular kulit, otot polos bronkus, dan Serikat) tahun 1997 disebutkan bahwa formulasi obat antihiper-
otot polos esophagus dan usus.1, CA jauh lebih aktif dalam tensi yang optimal haruslah memberikan efikasi selama 24 jam
menyebabkan dilatasi arteriol daripada dilatasi vena.1 dengan dosis sekali sehari, dengan minimal 50% dari efek puncak
masih tinggal pada akhir 24 jam16, dengan kata lain dalam 24
Pada jantung, ion kalsium ekstrasel juga diperlukan untuk pem- jam rasio T/P harus minimal 50%, dan amlodipin memenuhi
bentukan impuls SA dan AV. CA kelas DHP, bersifat vasku- kriteria tersebut. Dalam JNC VI juga disebutkan bahwa obat
loselektif, artinya aktivitas hambatannya terhadap kontraksi otot antihipertensi dengan masa kerja lebih dari 24 jam adalah
polos vaskular lebih besar dibanding hambatannya terhadap menarik karena banyak pasien secara tidak sengaja lupa minum
kontraksi otot jantung maupun terhadap konduksi AV dan obat paling sedikit 1 dosis setiap minggunya. Amlodipin karena
denyut jantung. Amlodipin, sebagai CA golongan DHP generasi waktu paruhnya antara 11/2 - 2 hari, maka jika lupa minum 1 dosis,
baru menunjukkan efek vaskuloselektivitas yang lebih tinggi penurunan tekanan darahnya masih bertahan sampai 48 jam
dibanding CA generasi lama.6,7 Sifat vaskuloselektif golongan setelah pemberian obat.17,18 Akan tetapi kedua pernyataan dari
DHP ini, membawa keuntungan pada pengobatan hipertensi JNC VI tersebut tidak lagi muncul dalam JNC VII tahun 2003.19
dan angina karena menurunkan tahanan tepi maupun serangan
angina tanpa efek samping pada jantung dan relatif aman dalam Amlodipin mencapai steady-state setelah 7-10 hari dengan dosis
kombinasi dengan ß-bloker. Di samping itu, pada gangguan sekali sehari, dengan kadar plasma pada steady-state sekitar 3
fungsi jantung juga lebih aman; amlodipin dapat diberikan pada kali lebih tinggi dari kadarnya setelah sekali pemberian (rasio
gagal jantung derajat ringan sampai sedang.8-10 akumulasi sekitar 3).15

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009


186
TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

Ada 16 metabolit (semuanya tidak aktif) dikeluarkan dalam urin dan Akibatnya, terjadi vasodilatasi gradual menyebabkan efek samping Hasilnya: TD yang dicapai rata-rata (SD) 128/78 (12/8) mm Hg di 2. Angina pektoris
feses, sedangkan ekskresi bentuk utuh dalam urin < 10%. Karena akibat vasodilatasi akut berkurang, seperti nyeri kepala, muka kelompok TD yang lebih rendah dan 141/85 (12/7) mm Hg di • CAPE26
itu waktu paruh tidak berubah pada gangguan fungsi ginjal, tetapi merah, dan pusing. Penurunan TD yang perlahan mengurangi kelompok TD biasa. Penurunan GFR rata-rata dari nilai awal Uji klinik acak, tersamar ganda, untuk menilai efek anti-iskemik
memanjang pada sirosis hati dan pada orang tua.11,12 Tidak ada terjadinya refleks baroreseptor seperti takikardia dan palpitasi, setelah 4 tahun tidak berbeda bermakna antara kelompok TD amlodipin dengan pembanding plasebo pada 250 pasien dengan
laporan mengenai interaksi farmakokinetik obat yang bermakna.20 sedangkan edema perifer hanya berkurang sedikit.31 yang lebih rendah (-2,21 mL/min/1,73 m2 per tahun) dan TD angina stabil kronik dengan alokasi 2:1. Dosis amlodipin awal 5
biasa (-1,95 mL/min/1,73 m2 per tahun; p=0,24). Penurunan mg sekali sehari selama 4 minggu, ditingkatkan menjadi 10 mg
PENGGUNAAN TERAPI Edema perifer (5-10%), muka merah (2-5%), rasa capai (4,6%), GFR antar kelompok obat tidak berbeda bermakna. Dalam hal sekali sehari selama 4 minggu lagi (65% pasien sudah mendapat
Indikasi amlodipin adalah hipertensi esensial, angina pektoris hipertrofi gusi dan ginekomastia adalah efek samping amlodipin, penurunan risiko outcome klinik gabungan, kelompok ramipril ß-bloker dengan dosis yang dipertahankan). Amlodipin menurunkan
stabil, dan angina vasospastik. Kontraindikasinya adalah hiper- yang lebih sering terjadi pada dosis 10 mg atau lebih.12 Edema 22% lebih baik dibanding kelompok metoprolol dan 38% lebih episode depresi segmen ST 60% vs plasebo 44% (p=0,025).
sensitif terhadap derivat dihidropiridin dan kehamilan, serta oleh CA tidak dapat dikurangi dengan diuretik, tetapi reversibel baik dibanding kelompok amlodipin, dan tidak ada perbedaan Serangan angina berkurang dengan amlodipin 69% vs plasebo
hati-hati pada pasien dengan penyakit nodus SA, dan stenosis jika dosis diturunkan atau obat dihentikan.12 bermakna antara amlodipin dan metoprolol. 41% (p=0,0001) dan konsumsi nitrogliserin turun dengan amlo-
aorta. Cara pemberiannya oral dengan dosis awal 5 mg sekali dipin 67% vs plasebo 18% (p=0,0002).
sehari dan dosis ditingkatkan sampai maksimal 10 mg sekali UJI KLINIK yang besar/menonjol (Mega/Landmark trials) • VALUE35
sehari tergantung pada respon terapi.12 1. Hipertensi Uji klinik acak, tersamar ganda, membandingkan valsartan vs amlo- • CAPE II38
dipin dalam menurunkan gabungan mortalitas dan morbiditas Uji klinik acak, tersamar ganda, pada pasien angina stabil kronik
• TOMHS32
INDIKASI jantung pada pasien hipertensi dengan risiko kardiovaskular tinggi, dengan episode iskemik > 4 atau depresi segmen ST > 20 menit
Uji klinik acak, tersamar ganda berpembanding plasebo, mem-
1. Hipertensi esensial umur > 50 tahun, yang diberikan selama rata-rata 4,2 tahun. pada EKG 72 jam, diberi amlodipin 10 mg sekali sehari atau
bandingkan 5 obat antihipertensi untuk pengobatan hipertensi
Mekanisme kerja antihipertensi amlodipin berdasarkan vasodila- Kelompok valsartan 80-160 mg/hari (n=7.649) vs amlodipin diltiazem XL 300 mg sekali sehari selama 14 minggu. Selanjut-
ringan selama 4,4 tahun. Kelompok plasebo (n=234), klortalidon
tasi arterial perifer sehingga menurunkan resistensi perifer. 5-10 mg/hari (n=7.596), dan antihipertensi lain bila perlu. nya, atenolol 100 mg ditambahkan pada amlodipin dan isosor-
(n=136), asebutolol (n=132), doxazosin (n=134), amlodipin
Amlodipin telah terbukti efektif sebagai monoterapi dalam (n=131), dan enalapril (n=135). Hasilnya: Penurunan TD 1,5/1,3 mm Hg lebih rendah dengan amlo- bid 5-mononitrat 100 mg ditambahkan pada diltiazem. Ambu-
pengobatan hipertensi.21 Tekanan darah (TD) turun tanpa dipin. Gabungan mortalitas dan morbiditas pada kelompok latory monitoring (72 jam) dan exercise diulang sesudah kedua
perubahan denyut jantung. Dengan amlodipin 10 mg sekali Hasilnya: tidak ada perbedaan bermakna antara amlodipin 5 mg fase, pada pengobatan dan sesudah 24 jam bebas obat.
valsartan 10,6% (25,5 per 1.000 pasien-tahun) dan pada kelompok
sehari, TD sistolik turun 15-30 mm Hg dan TD diastolik turun sekali sehari dengan antihipertensi yang lain dalam meregresi
amlodipin 10,4% (24,7 per 1.000 pasien-tahun), rasio hazard Hasilnya: Monoterapi dengan amlodipin dan diltiazem XL efektif
10-20 mm Hg. Dalam kombinasi dengan diuretik tiazid, efek massa ventrikel kiri, kadar lipid darah dan outcome klinik.
1,04 (95% CI 0,941,15, p=0,49). terhadap gejala iskemia, iskemia pada ambulatory dan iskemia
aditif hanya sedikit.22 Dalam kombinasi dengan lisinopril, efek akibat exercise. Terapi kombinasi mengurangi iskemia lebih
aditifnya besar, dan pasien kulit hitam yang biasanya kurang • ALLHAT33
• ASCOT – BPLA36 lanjut, dengan amlodipin/atenolol superior dibanding diltiazem
responsif dengan penghambat ACE dibanding pasien kulit putih, Uji klinik acak, tersamar ganda, berpembanding zat aktif (klorta-
Uji klinik acak, berpembanding plasebo, untuk membandingkan XL/isosorbid 5-mononitrat. Amlodipin/atenolol superior secara
memberikan respon yang sama terhadap kombinasi ini.23 lidon), membandingkan 3 antihipertensi pada pasien hipertensi
efek amlodipin + perindopril jika perlu, versus atenolol + bendro- bermakna selama interval bebas obat dalam mempertahankan
risiko tinggi (minimal 1 faktor risiko penyakit jantung koroner
flumetiazid jika perlu terhadap infark miokard nonfatal dan pengurangan iskemia.
2. Angina pektoris stabil lain), umur 55 tahun atau lebih selama rata-rata (SD) 4,9 tahun
penyakit jantung koroner fatal pada pasien hipertensi dengan
Mekanisme kerja antiangina amlodipin berdasarkan pengurangan (1,4 tahun). Kelompok klortalidon 12,5-25 mg/hari (n=15.255),
risiko sedang (misalnya DM 27%) tanpa penyakit jantung sebe- 3. Aterosklerosis
beban hilir (akibat penurunan resistensi perifer) dan vasodilatasi amlodipin 2,5-10 mg/hari (n= 9.048) dan lisinopril 10-40 mg/hari
lumnya. Kelompok amlodipin (5/10 mg sehari) + perindopril (4/8 mg
(n=9.054). Outcome primer adalah gabungan penyakit jantung • CAPARES39
koroner. Amlodipin monoterapi telah terbukti efektif untuk sehari) (n=9.639) vs kelompok atenolol (50/100 mg sehari) +
pengobatan angina pektoris stabil dalam berbagai uji klinik dengan koroner fatal atau infark miokard nonfatal. Uji klinik acak, tersamar ganda, pada 635 pasien yang menjalani
bendroflumetiazid (12,5/25 mg sehari) (n=9.618).
pembanding plasebo, diltiazem dan nadolol. Dibandingkan plasebo, Hasilnya: outcome primer terjadi pada 2.956 pasien dan tidak PTCA. Amlodipin 10 mg atau plasebo mulai diberikan 2 minggu
Hasilnya: Uji klinik dihentikan dini setelah median 5,5 tahun karena sebelum PTCA dan dilanjutkan sampai 4 bulan setelah PTCA.
amlodipin sekali sehari memperpanjang durasi exercise dan me- ada perbedaan antara ke-3 obat. Dibandingkan dengan klortali-
kematian semua sebab 7,7% pada kelompok amlodipin vs 8,5% Endpoint angiografik primer adalah berkurangnya diameter
ningkatkan beban kerja, mengurangi jumlah serangan angina dan don (kejadian 6 tahun, 11,5%), risiko relatif (RR) 0,98 (95% CI,
pada kelompok atenolol, infark miokard nonfatal + penyakit lumen minimal (MLD) dari sejak PTCA sampai follow-up, diukur
konsumsi gliseril trinitrat, serta mengurangi iskemia miokard 0,90-1,07) untuk amlodipin (kejadian 6 tahun, 11,3%) dan 0,99
jantung koroner fatal 4% vs 4,6% dengan penurunan TD dengan dengan angiografi koroner kuantitatif (QCA). Endpoint klinik
yang terbukti secara EKG.25-27 Amlodipin 5-10 mg sekali sehari (95% CI 0,91-1,08) untuk lisinopril (kejadian 6 tahun, 11,4%).
amlodipin 2,7/1,9 mm Hg lebih rendah dibanding dengan atenolol. adalah kematian, infark miokard, bedah pintas koroner dan
menunjukkan aktivitas antiangina yang sebanding dengan
diltiazem 3 kali sehari maupun nadolol sekali sehari.28 Dalam • AASK34 PTCA ulang.
• ACCOMPLISH37
kombinasi dengan ß-bloker dan nitrat kerja lama memberikan Uji klinik pada 1.094 pasien Amerika berkulit hitam umur 18-70 Hasilnya: Berkurangnya MLD tidak beda antara amlodipin dan
Uji klinik acak, tersamar ganda, pada pasien hipertensi dengan
efek antiangina yang aditif tanpa meningkatkan efek samping.24 tahun dengan penyakit ginjal hipertensi (GFR = 20-65 mL/ plasebo (0,30 vs 0,29 mm). Kebutuhan PTCA ulang amlodipin
risiko tinggi untuk kejadian kardiovaskular untuk membandingkan
min/1,73 m2) yang dibagi secara acak untuk mencapai 2 tujuan vs plasebo = 3,1% vs 7,3% (p=0,02), risiko relatif = 0,45 (95%
benazepril + amlodipin vs benazepril + HCT. Endpoint primer
3. Angina vasospastik (Angina variant atau Prinzmetal) tekanan darah rata-rata, 102-107 mm Hg (biasa; n=554) atau < CI 0,22-0,91). Kejadian klinik gabungan 9,4% vs 14,5% (p=0,049);
adalah gabungan kejadian kardiovaskular. Kelompok benazepril
Mekanisme kerja amlodipin untuk indikasi ini adalah vasodilatasi 92 mm Hg (lebih rendah; n=540), dan untuk mendapatkan terapi RR 0,65 (CI=0,430,99).
+ amlodipin (n=5.744) dan kelompok benazepril + HCT (n=5.762)
arteri koroner. Amlodipin terbukti efektif mengurangi serangan awal dengan ß-bloker (metoprolol 50 - 200 mg/hari; n=441),
diobati selama 36 bulan.
angina dan frekuensi elevasi atau depresi segmen ST pada penghambat ACE (ramipril 2,5-10 mg/hari; n=436) atau CA DHP • PREVENT40
pemantauan EKG Holter pada uji klinik dengan pasien angina (amlodipin 5-10 mg/hari; n=217). Outcome utama adalah kecepatan Hasilnya: Tekanan darah pada kelompok benazepril + amlodipin Uji klinik acak, tersamar ganda, amlodipin 10 mg (n=417) vs
variant.29,30 perubahan filtrasi glomerulus (slope GFR); outcome klinik adalah 131,6/73,3 mmHg dan pada kelompok benazepril + HCT 132,5/ plasebo (n=408) selama 36 bulan pada pasien dengan penyakit
gabungan penurunan GFR > 50% dari nilai awal (atau > 25 mL/ 74,4 mmHg. Kejadian kardiovaskular primer pada kelompok arteri koroner yang terbukti secara angiografik. MLD awal 30%,
EFEK SAMPING min/1,73 m2), penyakit ginjal tahap akhir, atau kematian. Tiga benazepril + amlodipin 9,6% dan pada kelompok benazepril + berkurang dengan amlodipin vs plasebo 0,084 vs 0,095 mm
Absorpsi amlodipin yang lambat menyebabkan kadarnya dalam perbandingan pengobatan utama: TD biasa vs TD lebih rendah; HCT 11,8%, penurunan risiko absolut 2,2% atau penurunan risiko (p=0,38). Dengan ultrasonografi ketebalan intima-media (IMT)
plasma lambat meningkat, sehingga mula kerjanya lambat. ramipril vs metoprolol; dan amlodipin vs metoprolol. relatif 19,6% (rasio hazard 0,8; 95% CI 0,72-0,90; p<0,001). diukur, dan amlodipin menurunkan IMT 0,0126 mm, sedangkan

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
187 188
TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

Ada 16 metabolit (semuanya tidak aktif) dikeluarkan dalam urin dan Akibatnya, terjadi vasodilatasi gradual menyebabkan efek samping Hasilnya: TD yang dicapai rata-rata (SD) 128/78 (12/8) mm Hg di 2. Angina pektoris
feses, sedangkan ekskresi bentuk utuh dalam urin < 10%. Karena akibat vasodilatasi akut berkurang, seperti nyeri kepala, muka kelompok TD yang lebih rendah dan 141/85 (12/7) mm Hg di • CAPE26
itu waktu paruh tidak berubah pada gangguan fungsi ginjal, tetapi merah, dan pusing. Penurunan TD yang perlahan mengurangi kelompok TD biasa. Penurunan GFR rata-rata dari nilai awal Uji klinik acak, tersamar ganda, untuk menilai efek anti-iskemik
memanjang pada sirosis hati dan pada orang tua.11,12 Tidak ada terjadinya refleks baroreseptor seperti takikardia dan palpitasi, setelah 4 tahun tidak berbeda bermakna antara kelompok TD amlodipin dengan pembanding plasebo pada 250 pasien dengan
laporan mengenai interaksi farmakokinetik obat yang bermakna.20 sedangkan edema perifer hanya berkurang sedikit.31 yang lebih rendah (-2,21 mL/min/1,73 m2 per tahun) dan TD angina stabil kronik dengan alokasi 2:1. Dosis amlodipin awal 5
biasa (-1,95 mL/min/1,73 m2 per tahun; p=0,24). Penurunan mg sekali sehari selama 4 minggu, ditingkatkan menjadi 10 mg
PENGGUNAAN TERAPI Edema perifer (5-10%), muka merah (2-5%), rasa capai (4,6%), GFR antar kelompok obat tidak berbeda bermakna. Dalam hal sekali sehari selama 4 minggu lagi (65% pasien sudah mendapat
Indikasi amlodipin adalah hipertensi esensial, angina pektoris hipertrofi gusi dan ginekomastia adalah efek samping amlodipin, penurunan risiko outcome klinik gabungan, kelompok ramipril ß-bloker dengan dosis yang dipertahankan). Amlodipin menurunkan
stabil, dan angina vasospastik. Kontraindikasinya adalah hiper- yang lebih sering terjadi pada dosis 10 mg atau lebih.12 Edema 22% lebih baik dibanding kelompok metoprolol dan 38% lebih episode depresi segmen ST 60% vs plasebo 44% (p=0,025).
sensitif terhadap derivat dihidropiridin dan kehamilan, serta oleh CA tidak dapat dikurangi dengan diuretik, tetapi reversibel baik dibanding kelompok amlodipin, dan tidak ada perbedaan Serangan angina berkurang dengan amlodipin 69% vs plasebo
hati-hati pada pasien dengan penyakit nodus SA, dan stenosis jika dosis diturunkan atau obat dihentikan.12 bermakna antara amlodipin dan metoprolol. 41% (p=0,0001) dan konsumsi nitrogliserin turun dengan amlo-
aorta. Cara pemberiannya oral dengan dosis awal 5 mg sekali dipin 67% vs plasebo 18% (p=0,0002).
sehari dan dosis ditingkatkan sampai maksimal 10 mg sekali UJI KLINIK yang besar/menonjol (Mega/Landmark trials) • VALUE35
sehari tergantung pada respon terapi.12 1. Hipertensi Uji klinik acak, tersamar ganda, membandingkan valsartan vs amlo- • CAPE II38
dipin dalam menurunkan gabungan mortalitas dan morbiditas Uji klinik acak, tersamar ganda, pada pasien angina stabil kronik
• TOMHS32
INDIKASI jantung pada pasien hipertensi dengan risiko kardiovaskular tinggi, dengan episode iskemik > 4 atau depresi segmen ST > 20 menit
Uji klinik acak, tersamar ganda berpembanding plasebo, mem-
1. Hipertensi esensial umur > 50 tahun, yang diberikan selama rata-rata 4,2 tahun. pada EKG 72 jam, diberi amlodipin 10 mg sekali sehari atau
bandingkan 5 obat antihipertensi untuk pengobatan hipertensi
Mekanisme kerja antihipertensi amlodipin berdasarkan vasodila- Kelompok valsartan 80-160 mg/hari (n=7.649) vs amlodipin diltiazem XL 300 mg sekali sehari selama 14 minggu. Selanjut-
ringan selama 4,4 tahun. Kelompok plasebo (n=234), klortalidon
tasi arterial perifer sehingga menurunkan resistensi perifer. 5-10 mg/hari (n=7.596), dan antihipertensi lain bila perlu. nya, atenolol 100 mg ditambahkan pada amlodipin dan isosor-
(n=136), asebutolol (n=132), doxazosin (n=134), amlodipin
Amlodipin telah terbukti efektif sebagai monoterapi dalam (n=131), dan enalapril (n=135). Hasilnya: Penurunan TD 1,5/1,3 mm Hg lebih rendah dengan amlo- bid 5-mononitrat 100 mg ditambahkan pada diltiazem. Ambu-
pengobatan hipertensi.21 Tekanan darah (TD) turun tanpa dipin. Gabungan mortalitas dan morbiditas pada kelompok latory monitoring (72 jam) dan exercise diulang sesudah kedua
perubahan denyut jantung. Dengan amlodipin 10 mg sekali Hasilnya: tidak ada perbedaan bermakna antara amlodipin 5 mg fase, pada pengobatan dan sesudah 24 jam bebas obat.
valsartan 10,6% (25,5 per 1.000 pasien-tahun) dan pada kelompok
sehari, TD sistolik turun 15-30 mm Hg dan TD diastolik turun sekali sehari dengan antihipertensi yang lain dalam meregresi
amlodipin 10,4% (24,7 per 1.000 pasien-tahun), rasio hazard Hasilnya: Monoterapi dengan amlodipin dan diltiazem XL efektif
10-20 mm Hg. Dalam kombinasi dengan diuretik tiazid, efek massa ventrikel kiri, kadar lipid darah dan outcome klinik.
1,04 (95% CI 0,941,15, p=0,49). terhadap gejala iskemia, iskemia pada ambulatory dan iskemia
aditif hanya sedikit.22 Dalam kombinasi dengan lisinopril, efek akibat exercise. Terapi kombinasi mengurangi iskemia lebih
aditifnya besar, dan pasien kulit hitam yang biasanya kurang • ALLHAT33
• ASCOT – BPLA36 lanjut, dengan amlodipin/atenolol superior dibanding diltiazem
responsif dengan penghambat ACE dibanding pasien kulit putih, Uji klinik acak, tersamar ganda, berpembanding zat aktif (klorta-
Uji klinik acak, berpembanding plasebo, untuk membandingkan XL/isosorbid 5-mononitrat. Amlodipin/atenolol superior secara
memberikan respon yang sama terhadap kombinasi ini.23 lidon), membandingkan 3 antihipertensi pada pasien hipertensi
efek amlodipin + perindopril jika perlu, versus atenolol + bendro- bermakna selama interval bebas obat dalam mempertahankan
risiko tinggi (minimal 1 faktor risiko penyakit jantung koroner
flumetiazid jika perlu terhadap infark miokard nonfatal dan pengurangan iskemia.
2. Angina pektoris stabil lain), umur 55 tahun atau lebih selama rata-rata (SD) 4,9 tahun
penyakit jantung koroner fatal pada pasien hipertensi dengan
Mekanisme kerja antiangina amlodipin berdasarkan pengurangan (1,4 tahun). Kelompok klortalidon 12,5-25 mg/hari (n=15.255),
risiko sedang (misalnya DM 27%) tanpa penyakit jantung sebe- 3. Aterosklerosis
beban hilir (akibat penurunan resistensi perifer) dan vasodilatasi amlodipin 2,5-10 mg/hari (n= 9.048) dan lisinopril 10-40 mg/hari
lumnya. Kelompok amlodipin (5/10 mg sehari) + perindopril (4/8 mg
(n=9.054). Outcome primer adalah gabungan penyakit jantung • CAPARES39
koroner. Amlodipin monoterapi telah terbukti efektif untuk sehari) (n=9.639) vs kelompok atenolol (50/100 mg sehari) +
pengobatan angina pektoris stabil dalam berbagai uji klinik dengan koroner fatal atau infark miokard nonfatal. Uji klinik acak, tersamar ganda, pada 635 pasien yang menjalani
bendroflumetiazid (12,5/25 mg sehari) (n=9.618).
pembanding plasebo, diltiazem dan nadolol. Dibandingkan plasebo, Hasilnya: outcome primer terjadi pada 2.956 pasien dan tidak PTCA. Amlodipin 10 mg atau plasebo mulai diberikan 2 minggu
Hasilnya: Uji klinik dihentikan dini setelah median 5,5 tahun karena sebelum PTCA dan dilanjutkan sampai 4 bulan setelah PTCA.
amlodipin sekali sehari memperpanjang durasi exercise dan me- ada perbedaan antara ke-3 obat. Dibandingkan dengan klortali-
kematian semua sebab 7,7% pada kelompok amlodipin vs 8,5% Endpoint angiografik primer adalah berkurangnya diameter
ningkatkan beban kerja, mengurangi jumlah serangan angina dan don (kejadian 6 tahun, 11,5%), risiko relatif (RR) 0,98 (95% CI,
pada kelompok atenolol, infark miokard nonfatal + penyakit lumen minimal (MLD) dari sejak PTCA sampai follow-up, diukur
konsumsi gliseril trinitrat, serta mengurangi iskemia miokard 0,90-1,07) untuk amlodipin (kejadian 6 tahun, 11,3%) dan 0,99
jantung koroner fatal 4% vs 4,6% dengan penurunan TD dengan dengan angiografi koroner kuantitatif (QCA). Endpoint klinik
yang terbukti secara EKG.25-27 Amlodipin 5-10 mg sekali sehari (95% CI 0,91-1,08) untuk lisinopril (kejadian 6 tahun, 11,4%).
amlodipin 2,7/1,9 mm Hg lebih rendah dibanding dengan atenolol. adalah kematian, infark miokard, bedah pintas koroner dan
menunjukkan aktivitas antiangina yang sebanding dengan
diltiazem 3 kali sehari maupun nadolol sekali sehari.28 Dalam • AASK34 PTCA ulang.
• ACCOMPLISH37
kombinasi dengan ß-bloker dan nitrat kerja lama memberikan Uji klinik pada 1.094 pasien Amerika berkulit hitam umur 18-70 Hasilnya: Berkurangnya MLD tidak beda antara amlodipin dan
Uji klinik acak, tersamar ganda, pada pasien hipertensi dengan
efek antiangina yang aditif tanpa meningkatkan efek samping.24 tahun dengan penyakit ginjal hipertensi (GFR = 20-65 mL/ plasebo (0,30 vs 0,29 mm). Kebutuhan PTCA ulang amlodipin
risiko tinggi untuk kejadian kardiovaskular untuk membandingkan
min/1,73 m2) yang dibagi secara acak untuk mencapai 2 tujuan vs plasebo = 3,1% vs 7,3% (p=0,02), risiko relatif = 0,45 (95%
benazepril + amlodipin vs benazepril + HCT. Endpoint primer
3. Angina vasospastik (Angina variant atau Prinzmetal) tekanan darah rata-rata, 102-107 mm Hg (biasa; n=554) atau < CI 0,22-0,91). Kejadian klinik gabungan 9,4% vs 14,5% (p=0,049);
adalah gabungan kejadian kardiovaskular. Kelompok benazepril
Mekanisme kerja amlodipin untuk indikasi ini adalah vasodilatasi 92 mm Hg (lebih rendah; n=540), dan untuk mendapatkan terapi RR 0,65 (CI=0,430,99).
+ amlodipin (n=5.744) dan kelompok benazepril + HCT (n=5.762)
arteri koroner. Amlodipin terbukti efektif mengurangi serangan awal dengan ß-bloker (metoprolol 50 - 200 mg/hari; n=441),
diobati selama 36 bulan.
angina dan frekuensi elevasi atau depresi segmen ST pada penghambat ACE (ramipril 2,5-10 mg/hari; n=436) atau CA DHP • PREVENT40
pemantauan EKG Holter pada uji klinik dengan pasien angina (amlodipin 5-10 mg/hari; n=217). Outcome utama adalah kecepatan Hasilnya: Tekanan darah pada kelompok benazepril + amlodipin Uji klinik acak, tersamar ganda, amlodipin 10 mg (n=417) vs
variant.29,30 perubahan filtrasi glomerulus (slope GFR); outcome klinik adalah 131,6/73,3 mmHg dan pada kelompok benazepril + HCT 132,5/ plasebo (n=408) selama 36 bulan pada pasien dengan penyakit
gabungan penurunan GFR > 50% dari nilai awal (atau > 25 mL/ 74,4 mmHg. Kejadian kardiovaskular primer pada kelompok arteri koroner yang terbukti secara angiografik. MLD awal 30%,
EFEK SAMPING min/1,73 m2), penyakit ginjal tahap akhir, atau kematian. Tiga benazepril + amlodipin 9,6% dan pada kelompok benazepril + berkurang dengan amlodipin vs plasebo 0,084 vs 0,095 mm
Absorpsi amlodipin yang lambat menyebabkan kadarnya dalam perbandingan pengobatan utama: TD biasa vs TD lebih rendah; HCT 11,8%, penurunan risiko absolut 2,2% atau penurunan risiko (p=0,38). Dengan ultrasonografi ketebalan intima-media (IMT)
plasma lambat meningkat, sehingga mula kerjanya lambat. ramipril vs metoprolol; dan amlodipin vs metoprolol. relatif 19,6% (rasio hazard 0,8; 95% CI 0,72-0,90; p<0,001). diukur, dan amlodipin menurunkan IMT 0,0126 mm, sedangkan

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
187 188
TINJAUAN PUSTAKA

plasebo meningkatkan IMT 0,033 mm (p=0,007). Kematian semua 14. Taylor SH. A review of amlodipine in myocard ischemia. Postgrad Med J. 1991;
67(Suppl 5):S48S51.
sebab dan kejadian kardiovaskular yang mayor tidak berbeda 15. Setiawati A. Pharmakokinetik antagonis kalsium dan relevansi kliniknya. Medika.
bermakna antara amlodipin dan plasebo, tetapi amlodipin me- 1994; 20(No.12):49-55.
16. The Sixth Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation,
nyebabkan lebih sedikit angina tidak stabil (4,8%/tahun vs 6,9% and Treatment of High Blood Pressure. Arch Intern Med. 1997; 157:2413-46.
/tahun) dan revaskularisasi koroner (4,2%/tahun vs 7,0%/tahun; 17. Mroczek WJ, Burris JF, Allenby KS. A double-blind evaluation of the effect of amlodi-
pine on ambulatory blood pressure in hypertensive patients. J Cardiovasc Pharmacol.
p<0,001). 1988; 12(Suppl 7): S79-S84.
18. Meredith P. Predictable pharmacokinetics of amlodipine. Presented at XIVth Congress
of the European Society of Cardiology, Barcelona, 1992.
• CAMELOT41 19. Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, Cushman WC, Green LA, Izzo JL, et al, and the
National High Blood Pressure Education Program Coordinating Committee. The
Uji klinik acak, tersamar ganda selama 24 bulan membanding- Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation,
kan amlodipin 10 mg dengan enalapril 20 mg dan plasebo pada and Treatment of High Blood Pressure JAMA. 2003; 289(19):2560-72.
20. Meredith PA, Elliott HL. Clinical pharmacokinetics of amlodipine. Clin Pharmacokinet.
1.991 pasien dengan penyakit arteri koroner yang terbukti 1992; 22(1):22-31.
secara angiografik koroner (>20% stenosis) dan TD diastolik 21. Julius S. Amlodipine in hypertension: an overview of the clinical dossier. J Cardiovasc
Pharmacol. 1998; 12(Suppl 7):S27-S33.
<100 mm Hg. Parameter efikasi primer adalah insidens kejadian 22. Cappuccio FP, Markandu ND, Singer DR, Buckley MG, Miller MA, Sagnella GA, et al.
kardiovaskular untuk amlodipin vs plasebo. A double-blind crossover study of the effect of concomitant diuretic therapy in
hypertensive patients treated with amlodipine. Am J Hypert. 1991; 4(4, pt 1):297-302.
23. Cappuccio FP, Markandu ND, Singer DR, MacGregor GA. Amlodipine and lisinopril in
Hasilnya: TD awal 129/78 mm Hg untuk semua pasien, turun 4,8/2,5 combination for the treatment of essential hypertension: efficacy and predictors of
mmHg dengan amlodipin, 4,9/2,4 mm Hg dengan enalapril, response. J Hypert. 1993; 11:839-47.
24. Pfizer Central Research. Data on file.
naik 0,7/0,6 mm Hg dengan plasebo (p<0,001 untuk kedua obat vs 25. Ezekowitz MD, Hossack K, Mehta JL, Pool PE, Singh JB, Pasternak RC. Amlodipine in
plasebo). Kejadian kardiovaskular 23,1% pada kelompok plasebo, chronic stable angina: results of a multicenter double-blind crossover trial. Am Heart J.
1995; 129:527-35.
16,6% pada kelompok amlodipin (rasio hazard = 0,69; 95% CI = 26. Deanfield JE, Detry J-M RG, Lichtlen PR, Magnani B, Sellier P, Thaulow E. Amlodipine
0,54-0,88; p=0,003) dan 20,2% pada kelompok enalapril (rasio reduces transient myocardial inchemia in patients with coronary artery disease:
double-blind Circadian Anti-ischemia Program in Europe (CAPE trial). JACC 1994;
hazard = 0,85; 95% CI = 0,67-1,07; p=0,16). 24:1460-7.
27. Deedwania PC Cheitlin MD, Das SK, Pool PE, Singh JB, Pasternak RC. Amlodipine once
a day in stable angina: double-blind crossover comparison with placebo. Clin Cardiol.
• NORMALISE41 1993; 16:599-602.
Substudi dari CAMELOT pada 274 pasien yang diukur progresi 29. Chahine RA, Feldman RL, Giles TD, Nicod P, Raizner AE, Weiss RJ, et al. Randomized
placebo-controlled trial of amlodipine in vasospastic angina. Amlodipine Study 160
aterosklerosisnya dengan ultrasound intravaskular (IVUS). Group. JACC 1993; 21:1365-70.
28. Mulcahy D, Purcell H, Sparrow J, et al. Effects of amlodipine versus diltiazem on
Hasilnya: Progresi aterosklerosis pada kelompok amlodipin morning peak in myocardial ischemic activity in angina pectoris. Am J Cardiol. 1993;
72:1203-6.
cenderung menurun vs plasebo (p=0,12). Dibandingkan dengan 30. Watanabe K, Izumi T, Miyakita Y, et al. Efficacy of amlodipine besylate therapy for
nilai awal, IVUS menunjukkan progresi di kelompok plasebo variant angina: evaluation by 24-hour Holter monitoring. Cardiovasc Drugs Ther.
1993; 7:923-8.
(1,3%; p<0,001), kecenderungan progresi pada kelompok 31. Bremmer AD, Fell PJ, Hosie J, James IGV, Saul PA, Taylor SH. Early side-effects of
enalapril (0,8%; p=0,08) dan tidak ada progresi di kelompok antihypertensive therapy: comparison of amlodipine and nifedipine retard. J Hum
Hypert. 1993; 7:79-81.
amlodipin (0,5%; p=0,31). Untuk kelompok amlodipin, hubungan 32. Neaton JD, Grimm RH Jr, Prineas RJ, Stamler J, Grandits GA, Elmer PJ, et al, for the
antara penurunan TD dengan progresi adalah r=0,19 (p=0,07). Treatment of Mild Hypertension Study Research Group. Treatment of mild hypertension
study: final results. JAMA 1993; 270:713-24.
33. The Antihypertensive and Lipid-Lowering Treatment to Prevent Heart Attack Trial
DAFTAR PUSTAKA (ALLHAT) Officers and Coordinators for the ALLHAT Collaborative Research Group.
Major outcomes in high risk hypertensive patients randomized to angiotension-
1. Struyker-Boudier HAJ, Smith JFM, De Mey JGR. The pharmacology of calcium converting enzyme inhibitor or calcium channel blocker vs diuretic. JAMA 2002;
antagonists: a review. J Cardiovasc Pharmacol. 1990; 15(Suppl 4):S1-S10. 288:2981-97.
2. Schwartz A. Calcium antagonists: review and perspective on mechanism of action. 34. Wright JT Jr, Bakris G, Green T, Agodoa LY, Appel LJ, Charleston J.Effect of blood
Am J Cardiol. 1989; 64:3I-9I. pressure lowering and antihypertensive drug class on progression of hypertensive
3. Triggle DJ. Calcium channel drugs: structure-function relationships and selectivity of kidney disease: results from the AASK trial. JAMA 2002; 288:2421-31.
action. J Cardiovasc Pharmacol. 1991; 18(Suppl 10):S1-S6. 35. Julius S, Kjeldsen S, Weber M, Brunner HR, Ekman S, Hansson L, et al, for the VALUE
trial group. Outcomes in hypertensive patients at high cardiovascular risk treated with
4. American Medical Assoc. Division of Drugs and Toxicology. Drug Evaluations Annual
regimens based on valsartan or amlodipine: VALUE randomized trial. Lancet 2004;
1993. Ch 23. Calcium channel blocking drugs. Chicago: AMA; 1993. p.529-45. 363:2022-31.
5. Barnes PJ. Clinical studies with calcium antagonists in asthma. Br J Clin Pharmacol. 36. Dahlof B, Sever PS, Pouller NR, et al, for the ASCOT investigators. Prevention of
1985; 20: 289S-298S. cardiovascular events with an antihypertensive regimen of amlodipine adding
6. Ljung B. Vascular selectivity of felodipine. Drugs. 1985; 29(Suppl 2):46-58. perindopril as required versus atenolol adding bendroflumethiazide as required in the
7. Matlib MA, French JF, Grupp IL, Van Gorp C, Grupp G, Schwarz A. Vasodilatory Anglo-Scandinavian Cardiac Outcomes Trial – Blood Pressure Lowering Arm (ASCOT-
actions of amlodipine on rat aorta, pig coronary artery, human coronary artery, and on BPLA): a multicentre randomized controlled trial. Lancet 2005; 366:895-906.
isolated Langendorff rat heart preparations. J Cardivasc Pharmacol. 1988; 12(Suppl 37. Jamerson K, Weber MA, Bakris GL, Dahlof B, Pitt B, Shi V, et al, for the ACCOMPLISH
7):S50-S54. trial investigators. Benazepril plus amlodipine or hydrochlorothiazide for hypertension
in high-risk patients. NEJM 2008; 359:2417-28.
8. Packer M. Treatment of chronic heart failure. Lancet 1992; 340:92-5. 38. Deanfield JE, Detry J-M, Sellier P, Lichtlen PR, Thaulow E, Bultas J, et al, CAPE II Trial
9. Packer M, Nicod P, Khandheria BR, et.al. Randomized, multicenter, double-blind, Investigators. Medical treatment of myocardial ischemia in coronary artery disease:
placebo-controlled evaluation of amlodipine in patients with mild-to-moderate heart effect of drug regime and irregular dosing in the CAPE II trial. JACC 2002; 40:917-25.
failure. J Am Coll Cardiol. 1991; 17:274A. 39. Jorgensen B, Smonsen S, Endresen K, Forfang K, Vatne K, Hansen J, et al. Restenosis
10. Terland O. treatment of chronic heart failure (Letter). Lancet 1992;340:670-1. and clinical outcome in patients treated with amlodipine after angioplasty: results from
11. Murdoch D, Heel RC. Amlodipine: a review of its pharmacodynamic and pharmacoki- the coronary angioplasty amlodipine restenosis study (CAPARES). JACC 2000; 35:592-9.
netic properties, and therapeutic use in cardiovascular disease. Drugs. 1991; 40. Pitt B, Byington RP, Furberg CD, Hunninghake DB, Mancini J, Miller ME, et al, for the
41(3):478-505. PREVENT Investigators. Effect of amlodipine on the progression of atherosclerosis and
the occurrence of clinical events. Circulation 2000; 102:1503-10.
12. Amlodipine (besylate). In: Dollery C, editor. Therapeutic Drugs. 2nd ed. Edinburgh:
41. Nissen SE, Tuzcu EM, Libby P, Thompson PD, Ghali M, Garza D, et al, for the CAMELOT
Churchill Livingstone; 1999. investigators. Effect of antihypertensive agents on cardiovascular events in patients
13. Kaplan NM. Amlodipine in the treatment of hypertension. Postgrad Med J. 1991; with coronary disease and normal blood pressure. The CAMELOT study: a randomized
67(Suppl 5): S15-S19. controlled trial. JAMA 2004; 292:2217-26.

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009


189
BERITA TERKINI BERITA TERKINI

Omeperazole Menurunkan
Efektifitas Clopidogrel terhadap
Trombosit
Clopidogrel dan aspirin telah digunakan secara luas dan manfaatnya terbukti pada pasien
dengan penyakit atherotrombotik. Clopidogrel terbukti manfaatnya dengan atau tanpa
aspirin. Selain itu clopidogrel juga menurunkan kejadian trombosis stent arteri koroner.
Obat-obat golongan proton pump inhibitor seringkali di- Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa omeprazole secara
Ghrelin dan Nafsu Makan
berikan bersamaan dengan clopidogrel-aspirin untuk mencegah bermakna menurunkan kemampuan clopidogrel dalam meng-
Banyak cara menuju sehat, begitulah yang sering kita dengar, salah satunya adalah
perdarahan lambung. Dari sebuah penelitian observasional hambat trombosit sebagaimana diperlihatkan dari hasil melalui diet. Dengan diet yang baik dan benar kita dapat mencapai berat badan ideal yang
menggunakan vasodilator-stimulated phosphoprotein (VASP) pengujian dengan VASP phosphorylation. membuat tubuh akan terasa lebih sehat. Tekanan darah, kadar kolesterol dan gula darah
phosphorylation, diketahui bahwa aktifitas clopidogrel terhadap juga lebih mudah terkontrol jika kita memiliki berat badan yang sesuai.
trombosit dapat berkurang bila diberikan bersamaan dengan Penelitian ini sangat penting mengingat banyak pasien yang
proton pump inhibitor (PPI). diberi clopidogrel-aspirin juga diberi PPI untuk mencegah Ada berbagai jenis diet yang telah kita kenal, sebut saja Diet Pada studi ini subjek diberi 3 komponen nutrisi yang berbeda
perdarahan lambung. Atkins dan South Beach Diet yang dirancang dengan cara (karbohidrat, protein, lemak), selanjutnya sampel darah
Penelitian OCLA (Influence of Omeprazole on the Antiplatelet mengatur proporsi konsumsi karbohidrat, protein dan lemak diambil sebelum makan dan setiap 20 menit selama 6 jam
Action of Clopidogrel Associated to Aspirin) dilakukan untuk Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengetahui sejauh mana agar dapat menurunkan berat badan. Pada umumnya pola setelahnya. Kadar ghrelin selanjutnya diperiksa pada setiap
mengetahui efek pemberian omperazole terhadap aktifitas obat golongan PPI menghambat aktifitas clopidogrel dan diet yang dibuat adalah dengan mengurangi jumlah karbo- sampel. Hasil studi menemukan bahwa pada saat lemak
clopidogrel. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian ter- dampak klinisnya. Sementara itu para ahli pada penelitian ini hidrat dan lemak, serta meningkatkan asupan protein. Tetapi dikonsumsi, kadar ghrelin bertahan secara relatif tetap tinggi,
samar ganda, kontrol plasebo dan melibatkan pasien-pasien menganjurkan untuk tidak memberikan obat golongan PPI hal ini akan semakin menstimulasi pusat lapar sehingga kita
sampai saat ini masih ada kontroversi mengenai keefektifan
yang akan menjalani pemasangan stent arteri koroner dan bagi pasien yang sedang dalam terapi clopidogrel-aspirin, ingin makan dan makan lagi. Sebaliknya pada saat konsumsi
diet jenis di atas.
diterapi dengan aspirin (75 mg sehari) dan clopidogrel kecuali ada indikasi nyata. protein terjadi penekanan jumlah ghrelin untuk jangka
(setelah loading dose, diberikan 75 mg sehari). Pasien diacak waktu yang cukup lama, dan yang tak kalah menarik adalah
Suatu studi yang telah dipublikasikan di Journal of Clinical konsumsi karbohidrat pada awalnya menekan jumlah ghrelin
untuk menerima omeprazole (20 mg sehari) atau aspirin pada Simpulan: Endocrinology and Metabolism (JCEM) telah membuka
hari ke-1 dan ke-7. Aktifitas clopidogrel diuji dengan mengukur • Pemberian Omeprazole pada pasien yang sedang diterapi secara kuat tetapi selanjutnya kadar ghrelin berbalik menjadi
pandangan baru suatu program diet untuk menurunkan meningkat melebihi kadar awalnya.
phosphorylated-VASP trombosit dengan platelet reactivity clopidogrel-aspirin menurunkan efektifitas penghambatan
berat badan.
index (PRI). Endpoint primer ditujukan pada perbandingan clopidogrel terhadap trombosit.
Penemuan ini diharapkan dapat membuka pintu penelitian
antara nilai PRI setelah 7 hari pada kedua kelompok. • Para ahli dalam penelitian ini menganjurkan agar pasien
Studi oleh University of Washington School of Medicine di lebih lanjut untuk menemukan metode diet baru yang lebih
yang sedang dalam terapi clopidogrel-aspirin tidak diberi
Seattle ini meneliti kemampuan setiap komponen nutrisi efektif untuk menurunkan berat badan. Penemuan ini juga
Hasil penelitian : obat golongan PPI, kecuali ada indikasi nyata. (YYA)
yang berbeda dalam menekan ghrelin, suatu zat yang dapat menjelaskan mengapa makan karbohidrat dan lemak
Kelompok Kelompok disekresi oleh lambung dan dikenal sebagai hormon yang berlebih dapat semakin meningkatkan bobot tubuh dan
p Referensi :
Omeprazole Plasebo
1. Gilard M, Arnaud B, Cornily JC, Le Gal G, Lacut K, Le Calvez G, et al. Influence of merangsang nafsu makan dan meningkatkan produksi lemak membuat kita ingin makan dan makan lagi. (DHS)
83,2% 83.9%
Omeprazole on the Antiplatelet Action of Clopidogrel Associated With Aspirin. tubuh. Ghrelin ini bekerja berlawanan dengan hormon
PRI hari ke-1 Tidak The Randomized, Double-Blind OCLA. Omeprazole CLopidogrel Aspirin) Study.
standard deviation Referensi:
[SD] 5.6 (SD 4.6)
bermakna J Am Coll Cardiol 2008; 51: 256√60. leptin yang menekan nafsu makan. Dalam sirkulasi kadar
2. Steinhubl SR, Berger PB, Mann JT, et al. Early and sustained dual oral antiplatelet 1. Ghrelin. http://www.answers.com
therapy following percutaneous coronary intervention: a randomized controlled
ghrelin akan meningkat segera sebelum saat makan dan 2. Why high protein, low fat and low carbohydrate diets supress hunger?
PRI hari ke-7 39.8% (SD 15.4) 51.4% (SD 16.4) P<0,0001
trial. JAMA 2002; 288: 2411√20. kemudian menurun secara cepat setelah makanan diserap. http://www.medicalnewstoday.com

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
191 192
BERITA TERKINI BERITA TERKINI

Omeperazole Menurunkan
Efektifitas Clopidogrel terhadap
Trombosit
Clopidogrel dan aspirin telah digunakan secara luas dan manfaatnya terbukti pada pasien
dengan penyakit atherotrombotik. Clopidogrel terbukti manfaatnya dengan atau tanpa
aspirin. Selain itu clopidogrel juga menurunkan kejadian trombosis stent arteri koroner.
Obat-obat golongan proton pump inhibitor seringkali di- Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa omeprazole secara
Ghrelin dan Nafsu Makan
berikan bersamaan dengan clopidogrel-aspirin untuk mencegah bermakna menurunkan kemampuan clopidogrel dalam meng-
Banyak cara menuju sehat, begitulah yang sering kita dengar, salah satunya adalah
perdarahan lambung. Dari sebuah penelitian observasional hambat trombosit sebagaimana diperlihatkan dari hasil melalui diet. Dengan diet yang baik dan benar kita dapat mencapai berat badan ideal yang
menggunakan vasodilator-stimulated phosphoprotein (VASP) pengujian dengan VASP phosphorylation. membuat tubuh akan terasa lebih sehat. Tekanan darah, kadar kolesterol dan gula darah
phosphorylation, diketahui bahwa aktifitas clopidogrel terhadap juga lebih mudah terkontrol jika kita memiliki berat badan yang sesuai.
trombosit dapat berkurang bila diberikan bersamaan dengan Penelitian ini sangat penting mengingat banyak pasien yang
proton pump inhibitor (PPI). diberi clopidogrel-aspirin juga diberi PPI untuk mencegah Ada berbagai jenis diet yang telah kita kenal, sebut saja Diet Pada studi ini subjek diberi 3 komponen nutrisi yang berbeda
perdarahan lambung. Atkins dan South Beach Diet yang dirancang dengan cara (karbohidrat, protein, lemak), selanjutnya sampel darah
Penelitian OCLA (Influence of Omeprazole on the Antiplatelet mengatur proporsi konsumsi karbohidrat, protein dan lemak diambil sebelum makan dan setiap 20 menit selama 6 jam
Action of Clopidogrel Associated to Aspirin) dilakukan untuk Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengetahui sejauh mana agar dapat menurunkan berat badan. Pada umumnya pola setelahnya. Kadar ghrelin selanjutnya diperiksa pada setiap
mengetahui efek pemberian omperazole terhadap aktifitas obat golongan PPI menghambat aktifitas clopidogrel dan diet yang dibuat adalah dengan mengurangi jumlah karbo- sampel. Hasil studi menemukan bahwa pada saat lemak
clopidogrel. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian ter- dampak klinisnya. Sementara itu para ahli pada penelitian ini hidrat dan lemak, serta meningkatkan asupan protein. Tetapi dikonsumsi, kadar ghrelin bertahan secara relatif tetap tinggi,
samar ganda, kontrol plasebo dan melibatkan pasien-pasien menganjurkan untuk tidak memberikan obat golongan PPI hal ini akan semakin menstimulasi pusat lapar sehingga kita
sampai saat ini masih ada kontroversi mengenai keefektifan
yang akan menjalani pemasangan stent arteri koroner dan bagi pasien yang sedang dalam terapi clopidogrel-aspirin, ingin makan dan makan lagi. Sebaliknya pada saat konsumsi
diet jenis di atas.
diterapi dengan aspirin (75 mg sehari) dan clopidogrel kecuali ada indikasi nyata. protein terjadi penekanan jumlah ghrelin untuk jangka
(setelah loading dose, diberikan 75 mg sehari). Pasien diacak waktu yang cukup lama, dan yang tak kalah menarik adalah
Suatu studi yang telah dipublikasikan di Journal of Clinical konsumsi karbohidrat pada awalnya menekan jumlah ghrelin
untuk menerima omeprazole (20 mg sehari) atau aspirin pada Simpulan: Endocrinology and Metabolism (JCEM) telah membuka
hari ke-1 dan ke-7. Aktifitas clopidogrel diuji dengan mengukur • Pemberian Omeprazole pada pasien yang sedang diterapi secara kuat tetapi selanjutnya kadar ghrelin berbalik menjadi
pandangan baru suatu program diet untuk menurunkan meningkat melebihi kadar awalnya.
phosphorylated-VASP trombosit dengan platelet reactivity clopidogrel-aspirin menurunkan efektifitas penghambatan
berat badan.
index (PRI). Endpoint primer ditujukan pada perbandingan clopidogrel terhadap trombosit.
Penemuan ini diharapkan dapat membuka pintu penelitian
antara nilai PRI setelah 7 hari pada kedua kelompok. • Para ahli dalam penelitian ini menganjurkan agar pasien
Studi oleh University of Washington School of Medicine di lebih lanjut untuk menemukan metode diet baru yang lebih
yang sedang dalam terapi clopidogrel-aspirin tidak diberi
Seattle ini meneliti kemampuan setiap komponen nutrisi efektif untuk menurunkan berat badan. Penemuan ini juga
Hasil penelitian : obat golongan PPI, kecuali ada indikasi nyata. (YYA)
yang berbeda dalam menekan ghrelin, suatu zat yang dapat menjelaskan mengapa makan karbohidrat dan lemak
Kelompok Kelompok disekresi oleh lambung dan dikenal sebagai hormon yang berlebih dapat semakin meningkatkan bobot tubuh dan
p Referensi :
Omeprazole Plasebo
1. Gilard M, Arnaud B, Cornily JC, Le Gal G, Lacut K, Le Calvez G, et al. Influence of merangsang nafsu makan dan meningkatkan produksi lemak membuat kita ingin makan dan makan lagi. (DHS)
83,2% 83.9%
Omeprazole on the Antiplatelet Action of Clopidogrel Associated With Aspirin. tubuh. Ghrelin ini bekerja berlawanan dengan hormon
PRI hari ke-1 Tidak The Randomized, Double-Blind OCLA. Omeprazole CLopidogrel Aspirin) Study.
standard deviation Referensi:
[SD] 5.6 (SD 4.6)
bermakna J Am Coll Cardiol 2008; 51: 256√60. leptin yang menekan nafsu makan. Dalam sirkulasi kadar
2. Steinhubl SR, Berger PB, Mann JT, et al. Early and sustained dual oral antiplatelet 1. Ghrelin. http://www.answers.com
therapy following percutaneous coronary intervention: a randomized controlled
ghrelin akan meningkat segera sebelum saat makan dan 2. Why high protein, low fat and low carbohydrate diets supress hunger?
PRI hari ke-7 39.8% (SD 15.4) 51.4% (SD 16.4) P<0,0001
trial. JAMA 2002; 288: 2411√20. kemudian menurun secara cepat setelah makanan diserap. http://www.medicalnewstoday.com

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
191 192
BERITA TERKINI BERITA TERKINI

Aliskiren Memiliki Efek Probiotik dan Alergi


Renoproteksi Seperti diketahui bersama probiotik mempunyai fungsi/manfaat yang cukup banyak.
Selain memperbaiki keluhan yang berhubungan dengan gangguan saluran cerna;
Sistim RAAS (renin_angiotensin_aldosterone system) memiliki peran yang penting misalnya: diare, kembung, ternyata studi tentang probiotik juga sudah untuk kasus-
dalam patofisiologi nefropati pada pasien diabetes. Dalam penelitian-penelitian yang
kasus gangguan di luar saluran cerna seperti di antaranya untuk kasus-kasus atopik.
pernah dilakukan, obat antihipertensi golongan ARB (Angiotensin Receptor Blocker)
dan ACEi (Angiotensin Converting Enzyme inhibitor) memiliki efek renoproteksi karena Kasus atopik diperkirakan akan meningkat, misalnya dermatitis Penyakit atopik merupakan penyakit inflamasi kronik yang di-
dapat menghambat progresifitas penyakit ginjal. Oleh karena itu obat antihipertensi ARB atopik yang diperkirakan angka kejadiannya mencapai 7% - sebabkan oleh respon sel Th-2 yang menyimpang terhadap
17% pada anak dalam 2 tahun pertama usia kehidupannya, di
dan ACEi dianjurkan pemberiannya bagi pasien hipertensi yang juga menderita diabetes. beberapa negara industri mencapai 20-37%.
antigen yang tidak berbahaya (alergen) pada individu yang
sensitif. Pemberian probiotik (Lactobacillus ataupun Bifidobacte-
Aliskiren merupakan obat antihipertensi yang termasuk rium) mampu mengatur sel Treg (regulatory T-cell) yang akan
golongan penghambat renin. Dalam penelitian aliskiren Kejadian alergi merupakan kondisi multifaktorial. Faktor mengatur orkestra keseimbangan sel Th-1 dan sel Th-2 dengan
bermanfaat menurunkan tekanan darah dengan bermakna lingkungan dengan peningkatan polusi, perubahan diet turut cara memproduksi IL-10 dan atau TGF-_ (tumor growth factor).
dan ditoleransi dengan baik oleh pasien. Namun apakah menyumbang risiko terjadinya kondisi alergi. Penurunan Studi-studi menunjukkan bahwa Lactobacillus mampu mening-
Aliskiren yang juga bekerja dalam sistim RAAS dapat melin- pemaparan partikel antigen, penggunaan antibiotik juga di- katkan produksi IL-10 maupun TGF- _.
dungi ginjal seperti ARB dan ACEi ? perkirakan menjadikan tubuh kita rentan terhadap alergi.
Hubungan antara penurunan pemaparan partikel antigen Studi tersebut menunjukkan bahwa penyakit atopik yang
Parving dan rekan melakukan penelitian acak, tersamar
dengan peningkatan kejadian alergi ini lebih dikenal dengan ≈ merupakan radang kronik, aktivitas klinisnya dipengaruhi oleh
ganda, untuk mengetahui apakah penambahan aliskiren
(penghambat renin) pada pasien dengan nefropati diabetes hygiene hypothesis∆. GALT (Gut-associated lymphoid tissue) pemaparan dan interaksi dengan mikroorganisme. (TMB)
dan hipertensi dan telah mendapatkan terapi losartan 100 merupakan organ imunologik terbesar dalam tubuh, yang
mg, sekali sehari, dapat memberikan manfaat renoproteksi akan terpapar dengan berbagai makanan, dengan antigen
tambahan. yang masuk ke dalam saluran cerna, dan tentunya pemaparan
dengan bakteri dalam lumen usus; hubungan antara bakteri
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa pemberian dengan jaringan dinding saluran cerna ini bersifat simbiotik. Studi
aliskiren 150 mg selama 6 bulan (150 mg sehari selama 3 pada binatang menunjukkan bahwa mikrobiota saluran cerna
bulan dan 300 mg selama 3 bulan) menurunkan rasio memegang peranan dalam perkembangan sistem imunologi
albumin kreatinin urin rata-rata sebesar 20% (p<0,001). dari saluran cerna yang tentunya berhubungan erat dengan
Penurunan sebesar 50% dijumpai pada lebih dari 24,7% GALT. Mikrobiota saluran cerna juga berpengaruh terhadap
pasien yang menerima aliskiren, dibandingkan dengan
terjadinya penyakit atopik. Studi yang ada melaporkan bahwa
pasien-pasien yang menerima plasebo (12,5%), dengan
pada populasi dengan dermatitis atopik terjadi penurunan
p<0,001.
bakteri-bakteri non-patogen (Bifidobacterium, Enterococci), dan
Pada akhir penelitian, kelompok yang diberi obat antihiper- sebaliknya terjadi peningkatan bakteri√bakteri patogen (seperti:
tensi tambahan aliskiren mengalami penurunan tekanan Clostridia, Staphylococcus aureus).
darah sedikit lebih besar dibandingkan dengan kelompok
plasebo (2 mmHg untuk tekanan sistolik dan 1 mmHg untuk Sistem imunitas alamiah mempunyai mekanisme untuk mem-
tekanan diastolik lebih rendah). berikan respon terhadap mikroba yang bersifat antigenik.
Komponen sel-sel imunologik alamiah di antaranya adalah sel
Referensi :
Para ahli dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa aliskiren 1. Mancia G, De Backer G, Dominiczak A, Cifkova R, Fagard R, Germano G, dendrit (DC), merupakan sel yang penting dalam pengenalan
mungkin memiliki efek renoproteksi yang tidak berhubungan et al. 2007 Guidelines for the Management of Arterial Hypertension. J. awal dan perkembangan respon sel T. Sel-sel imunitas alamiah
dengan kemampuannya menurunkan tekanan darah, pada Hypertens. 2007; 25 : 1105-87. mengenali antigen mikrobial melalui molekul-molekul di
pasien yang menderita hipertensi, diabetes tipe 2 serta 2. Parving H-H, Mauer M, Ritz E. Diabetic nephropathy. In: Brenner BM, ed. antaranya: TLRs (Toll-like receptors), NODs (Nucleotide-binding
nefropati. Brenner & Rector’s the Kidney. Elsevier, 2008:1265-98.
oligomerization domain), yang akan memberitahukan apakah
3. Parving HH, Persson F, Lewis JB, Lewis EJ, Hollenberg NK. Aliskiren komponen tersebut merupakan molekul patogen, karakteristik Referensi:
Aliskiren dalam penelitian ini memiliki efek renoproteksi combined with Losartan in Type 2 Diabetes and Nephropathy. N Engl J
yang tidak bergantung pada kemampuannya menurunkan Med 2008; 358: 2433-46.
DNA, LPS (lipopolysaccharides) bakteri dan peptidoglikan; 1. Pender J, Stobberingh EE, Brandt PA. et al. The role of the Intestinal
molekul-molekul ini selanjutnya akan mempengaruhi sel Th-1 microbiota in the development of atopic disorder. Allergy 2007;
tekanan darah pada pasien hipertensi dengan diabetes 4. Stanton A, Jensen C, Nussberger J, O'Brien E. Blood Pressure Lowering in 62:1223-1226.
melitus tipe 2 yang telah mendapatkan terapi antihipertensi Essential Hypertension with an Oral Renin Inhibitor, Aliskiren. Hyperten- maupun sel Th-2 yang berperan dalam terjadinya alergi maupun 2. Baker BS. The role of microorganisms in atopic dermatitis. Clin.
losartan. (YYA) sion 2003;42;1137-43 autoimun. Experiment.Immunol.2005:144:1-9.

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
195 196
BERITA TERKINI BERITA TERKINI

Aliskiren Memiliki Efek Probiotik dan Alergi


Renoproteksi Seperti diketahui bersama probiotik mempunyai fungsi/manfaat yang cukup banyak.
Selain memperbaiki keluhan yang berhubungan dengan gangguan saluran cerna;
Sistim RAAS (renin_angiotensin_aldosterone system) memiliki peran yang penting misalnya: diare, kembung, ternyata studi tentang probiotik juga sudah untuk kasus-
dalam patofisiologi nefropati pada pasien diabetes. Dalam penelitian-penelitian yang
kasus gangguan di luar saluran cerna seperti di antaranya untuk kasus-kasus atopik.
pernah dilakukan, obat antihipertensi golongan ARB (Angiotensin Receptor Blocker)
dan ACEi (Angiotensin Converting Enzyme inhibitor) memiliki efek renoproteksi karena Kasus atopik diperkirakan akan meningkat, misalnya dermatitis Penyakit atopik merupakan penyakit inflamasi kronik yang di-
dapat menghambat progresifitas penyakit ginjal. Oleh karena itu obat antihipertensi ARB atopik yang diperkirakan angka kejadiannya mencapai 7% - sebabkan oleh respon sel Th-2 yang menyimpang terhadap
17% pada anak dalam 2 tahun pertama usia kehidupannya, di
dan ACEi dianjurkan pemberiannya bagi pasien hipertensi yang juga menderita diabetes. beberapa negara industri mencapai 20-37%.
antigen yang tidak berbahaya (alergen) pada individu yang
sensitif. Pemberian probiotik (Lactobacillus ataupun Bifidobacte-
Aliskiren merupakan obat antihipertensi yang termasuk rium) mampu mengatur sel Treg (regulatory T-cell) yang akan
golongan penghambat renin. Dalam penelitian aliskiren Kejadian alergi merupakan kondisi multifaktorial. Faktor mengatur orkestra keseimbangan sel Th-1 dan sel Th-2 dengan
bermanfaat menurunkan tekanan darah dengan bermakna lingkungan dengan peningkatan polusi, perubahan diet turut cara memproduksi IL-10 dan atau TGF-_ (tumor growth factor).
dan ditoleransi dengan baik oleh pasien. Namun apakah menyumbang risiko terjadinya kondisi alergi. Penurunan Studi-studi menunjukkan bahwa Lactobacillus mampu mening-
Aliskiren yang juga bekerja dalam sistim RAAS dapat melin- pemaparan partikel antigen, penggunaan antibiotik juga di- katkan produksi IL-10 maupun TGF- _.
dungi ginjal seperti ARB dan ACEi ? perkirakan menjadikan tubuh kita rentan terhadap alergi.
Hubungan antara penurunan pemaparan partikel antigen Studi tersebut menunjukkan bahwa penyakit atopik yang
Parving dan rekan melakukan penelitian acak, tersamar
dengan peningkatan kejadian alergi ini lebih dikenal dengan ≈ merupakan radang kronik, aktivitas klinisnya dipengaruhi oleh
ganda, untuk mengetahui apakah penambahan aliskiren
(penghambat renin) pada pasien dengan nefropati diabetes hygiene hypothesis∆. GALT (Gut-associated lymphoid tissue) pemaparan dan interaksi dengan mikroorganisme. (TMB)
dan hipertensi dan telah mendapatkan terapi losartan 100 merupakan organ imunologik terbesar dalam tubuh, yang
mg, sekali sehari, dapat memberikan manfaat renoproteksi akan terpapar dengan berbagai makanan, dengan antigen
tambahan. yang masuk ke dalam saluran cerna, dan tentunya pemaparan
dengan bakteri dalam lumen usus; hubungan antara bakteri
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa pemberian dengan jaringan dinding saluran cerna ini bersifat simbiotik. Studi
aliskiren 150 mg selama 6 bulan (150 mg sehari selama 3 pada binatang menunjukkan bahwa mikrobiota saluran cerna
bulan dan 300 mg selama 3 bulan) menurunkan rasio memegang peranan dalam perkembangan sistem imunologi
albumin kreatinin urin rata-rata sebesar 20% (p<0,001). dari saluran cerna yang tentunya berhubungan erat dengan
Penurunan sebesar 50% dijumpai pada lebih dari 24,7% GALT. Mikrobiota saluran cerna juga berpengaruh terhadap
pasien yang menerima aliskiren, dibandingkan dengan
terjadinya penyakit atopik. Studi yang ada melaporkan bahwa
pasien-pasien yang menerima plasebo (12,5%), dengan
pada populasi dengan dermatitis atopik terjadi penurunan
p<0,001.
bakteri-bakteri non-patogen (Bifidobacterium, Enterococci), dan
Pada akhir penelitian, kelompok yang diberi obat antihiper- sebaliknya terjadi peningkatan bakteri√bakteri patogen (seperti:
tensi tambahan aliskiren mengalami penurunan tekanan Clostridia, Staphylococcus aureus).
darah sedikit lebih besar dibandingkan dengan kelompok
plasebo (2 mmHg untuk tekanan sistolik dan 1 mmHg untuk Sistem imunitas alamiah mempunyai mekanisme untuk mem-
tekanan diastolik lebih rendah). berikan respon terhadap mikroba yang bersifat antigenik.
Komponen sel-sel imunologik alamiah di antaranya adalah sel
Referensi :
Para ahli dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa aliskiren 1. Mancia G, De Backer G, Dominiczak A, Cifkova R, Fagard R, Germano G, dendrit (DC), merupakan sel yang penting dalam pengenalan
mungkin memiliki efek renoproteksi yang tidak berhubungan et al. 2007 Guidelines for the Management of Arterial Hypertension. J. awal dan perkembangan respon sel T. Sel-sel imunitas alamiah
dengan kemampuannya menurunkan tekanan darah, pada Hypertens. 2007; 25 : 1105-87. mengenali antigen mikrobial melalui molekul-molekul di
pasien yang menderita hipertensi, diabetes tipe 2 serta 2. Parving H-H, Mauer M, Ritz E. Diabetic nephropathy. In: Brenner BM, ed. antaranya: TLRs (Toll-like receptors), NODs (Nucleotide-binding
nefropati. Brenner & Rector’s the Kidney. Elsevier, 2008:1265-98.
oligomerization domain), yang akan memberitahukan apakah
3. Parving HH, Persson F, Lewis JB, Lewis EJ, Hollenberg NK. Aliskiren komponen tersebut merupakan molekul patogen, karakteristik Referensi:
Aliskiren dalam penelitian ini memiliki efek renoproteksi combined with Losartan in Type 2 Diabetes and Nephropathy. N Engl J
yang tidak bergantung pada kemampuannya menurunkan Med 2008; 358: 2433-46.
DNA, LPS (lipopolysaccharides) bakteri dan peptidoglikan; 1. Pender J, Stobberingh EE, Brandt PA. et al. The role of the Intestinal
molekul-molekul ini selanjutnya akan mempengaruhi sel Th-1 microbiota in the development of atopic disorder. Allergy 2007;
tekanan darah pada pasien hipertensi dengan diabetes 4. Stanton A, Jensen C, Nussberger J, O'Brien E. Blood Pressure Lowering in 62:1223-1226.
melitus tipe 2 yang telah mendapatkan terapi antihipertensi Essential Hypertension with an Oral Renin Inhibitor, Aliskiren. Hyperten- maupun sel Th-2 yang berperan dalam terjadinya alergi maupun 2. Baker BS. The role of microorganisms in atopic dermatitis. Clin.
losartan. (YYA) sion 2003;42;1137-43 autoimun. Experiment.Immunol.2005:144:1-9.

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
195 196
BERITA TERKINI BERITA TERKINI

Kemajuan Tatalaksana Kanker


pada Tahun 2008, ASCO Report
American Society of Clinical Oncology (ASCO) menyoroti kemajuan perkembangan
terapi kanker pada tahun 2008 dan menemukan ada 12 kemajuan mayor di bidang Investigasi
prevensi, deteksi, dan terapi kanker. 10.

Hal tersebut dilaporkan ASCO pada 16 Desember 2008


Peningkatan insiden Ca kepala dan leher terkait Human
Papilloma Virus, yang mungkin disebabkan peningka-
tan seks oral.
dan Rekomendasi
Terapi Clopidogrel
dan dipublikasikan secara online pada akhir Desember
2008. Berikut resumenya : (tidak berdasarkan urutan) 11. Peningkatan jumlah pasien kanker, yang diperkirakan
meningkat sebesar 55% pada tahun 2020.
1. Peningkatan survival pasien Ca paru jenis bukan sel kecil
stadium lanjut dengan penambahan cetuximab terha-
dap regimen kemoterapi bagi pasien yang tumornya
mengalami ekspresi Epidermal Growth Factor Receptor
12. Peningkatan risiko penyakit jantung pada pasien kanker
anak yang selamat (survivors), yaitu sekitar 5-10 kali
lipat dibandingkan anak sehat. Sehingga dibutuhkan
oleh FDA
(EGFR). pemantauan seumur hidup.

2. Peningkatan survival pada pasien Ca pankreas stadium Selain 12 kemajuan utama di bidang onkologi tersebut,
dini yang sudah direseksi, dengan gemcitabine. juga terdapat beberapa perkembangan lain yang cukup
penting. Berikut ini di antaranya :
3. Approval bevacizumab oleh FDA AS untuk indikasi - Approval ixabepilone oleh FDA AS untuk indikasi Ca
wanita dengan Ca payudara stadium lanjut yang tidak
payudara stadium lanjut pada pasien yang tidak respon
mengalami ekspresi HER2
terhadap kemoterapi lain.
- Ditemukan hubungan antara defisiensi vitamin D dengan Laporan mengenai kurangnya efektifitas clopidogrel pada Menunggu hasil penelitian lebih lanjut, FDA memberikan
4. Approval bendamustine oleh FDA AS untuk indikasi pasien-pasien tertentu dan penurunan efektifitas clopidogrel rekomendasi berkenaan dengan terapi menggunakan
outcome pasien Ca payudara yang lebih buruk.
leukemia limfositik kronik. Hasil studi menunjukkan pada pasien-pasien yang diterapi dengan obat-obat golongan clopidogrel:
- Peningkatan progression-free survival pasien glioblastoma
complete response bendamustine 30% vs 2% untuk PPI (proton pump inhibitors), mendorong FDA (Food and
dengan penambahan bevacizumab terhadap irinotecan. • Agar dokter meneruskan pemberian clopidogrel pada pasien
terapi standar. Drug Administration) melakukan investigasi terhadap
- Konfirmasi deficient mismatch repair sebagai petanda dan pasien harus meneruskan terapi sebagaimana
prediktif tentang kurangnya manfaat kemoterapi berbasis clopidogrel. ditetapkan oleh dokter, karena clopidogrel terbukti
5. Penurunan rekurensi Ca payudara stadium dini dengan
5-FU pada Ca kolon stadium II dan III. bermanfaat mencegah pembekuan darah yang dapat
pemberian terapi hormonal (aromatase inhibitor atau
- Peningkatan risiko leukemia pada pasien kanker anak Penelitian memperlihatkan bahwa pasien dengan genetik mengakibatkan serangan jantung atau stroke.
tamoksifen) setelah 5 tahun mendapat terapi standar
yang selamat (survivors) yang diterapi dengan platinum tertentu memetabolisme clopidogrel dengan cara berbeda.
tamoksifen. • Dokter perlu mengevaluasi kembali perlunya memulai
dan etoposide. Di antara pasien yang diterapi dengan clopidogrel, pasien
atau melanjutkan terapi dengan PPI pada pasien yang
- Peningkatan bermakna biaya terapi kanker awal antara carrier dengan fungsi alel CYP2C19 yang menurun memiliki
6. Penurunan rekurensi Ca payudara stadium dini dengan diterapi dengan clopidogrel.
tahun 1991 dan 2002 pada pasien manula dengan kadar metabolit aktif clopidogrel yang lebih rendah, gangguan
obat osteoporosis golongan bifosfonat, zoledronic acid. • Pasien yang sedang diterapi menggunakan clopidogrel
kanker kolon, payudara, prostat, dan paru. penghambatan trombosit dan angka kejadian kardivaskular
- Manfaat akupuntur dalam mengurani nyeri dan mulut yang lebih rendah dibandingkan dengan pasien-pasien non- perlu berkonsultasi dengan dokter bila sedang atau
7. Penurunan rekurensi melanoma yang telah menyebar
kering pasca pembedahan kanker kepala dan leher. carrier. Secara spesifik, polimorfisme terhadap gen CYP2C19 memulai terapi menggunakan PPI. (YYA)
dengan pegylated interferon.
diperkirakan terdapat pada 30% pasien berkulit putih, 40%
Untuk menciptakan penemuan baru lainnya, ASCO juga mem- pasien berkulit hitam dan lebih dari 55% orang Asia Timur. Referensi :
8. Prediksi respon terhadap terapi cetuximab pada Ca
buat 2 rekomendasi dalam laporannya tersebut, yaitu : 1. FDA. US Food and Drug Administration. Early Communication about an Ongoing
kolorektal dengan mutasi KRAS; manfaat terapi cetux- Safety Review of clopidogrel bisulfate (marketed as Plavix). [cited 2009 Jan 28].
imab hanya terlihat pada pasien dengan KRAS normal - Renew the Nation»s Investment in Cancer Research Penelitian OCLA (Influence of Omeprazole on the Anti- Availablefrom:http://www.fda.gov/cder/drug/ early_comm/clopidogrel_bisulfate.htm.
(wild-type) dan tidak menunjukkan manfaat pada yang - Remove Barriers to Clinical Trial Participation. (LHS) platelet Action of Clopidogrel Associated to Aspirin) yang 2. Gilard M, Arnaud B, Cornily JC, Le Gal G, Lacut K, Le Calvez G, et al. Influence of
Omeprazole on the Antiplatelet Action of Clopidogrel Associated With Aspirin
mengalami mutasi KRAS. menggunakan vasodilator-stimulated phosphoprotein (VASP) The Randomized, Double-Blind OCLA. Omeprazole CLopidogrel Aspirin) Study. J
Referensi : phosphorylation untuk meneliti efektifitas clopidogrel pada Am Coll Cardiol 2008; 51: 256√60.
1. Chustecka, Zosia.ASCO Highlights Major Cancer Advances of 2008 2008. medscape. 3. Journal Watch. FDA Probes Agents Affecting Clopidogrel Response. [citied 2009 Jan 28].
9. Penurunan risiko Ca ovarium dengan penggunaan kontra- pasien-pasien yang diterapi menggunakan omeprazole, mem- Available from: http://firstwatch.jwatch.org/cgi/content/full/2009/127/1? maxtoshow
www.medscape.com
sepsi oral. Diperkirakan hingga kini penggunaan kontra- 2. American Society of Clinical Oncology.Clinical Cancer Advances 2008 Now perlihatkan bahwa aktifitas clopidogrel terhadap trombosit =&HITS=&hits=&RESULTFORMAT=&fulltext=clopidogrel\&andorexactfulltext
Available.2008.www.asco.org =and&searchid=1&FIRSTINDEX=0&fdate=1/1/2009&resourcetype=HWCIT
sepsi oral tersebut telah mencegah sekitar 200.000 3. American Society of Clinical Oncology.ASCO Announces Top Cancer Research berkurang pada pasien-pasien yang diterapi dengan 4. Mega JL, Close SL, Wiviott SD, Shen L, Hockett RD, Brandt JT. Cytochrome P-450
diagnosis Ca ovarium dan 100.000 kematian di dunia. Advances of 2008 in Annual Progress Report.2008.www.asco.org omeprazole (PPI). Polymorphisms and Response to Clopidogrel. NEJM 2009; 360: 354-62.

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
197 198
BERITA TERKINI BERITA TERKINI

Kemajuan Tatalaksana Kanker


pada Tahun 2008, ASCO Report
American Society of Clinical Oncology (ASCO) menyoroti kemajuan perkembangan
terapi kanker pada tahun 2008 dan menemukan ada 12 kemajuan mayor di bidang Investigasi
prevensi, deteksi, dan terapi kanker. 10.

Hal tersebut dilaporkan ASCO pada 16 Desember 2008


Peningkatan insiden Ca kepala dan leher terkait Human
Papilloma Virus, yang mungkin disebabkan peningka-
tan seks oral.
dan Rekomendasi
Terapi Clopidogrel
dan dipublikasikan secara online pada akhir Desember
2008. Berikut resumenya : (tidak berdasarkan urutan) 11. Peningkatan jumlah pasien kanker, yang diperkirakan
meningkat sebesar 55% pada tahun 2020.
1. Peningkatan survival pasien Ca paru jenis bukan sel kecil
stadium lanjut dengan penambahan cetuximab terha-
dap regimen kemoterapi bagi pasien yang tumornya
mengalami ekspresi Epidermal Growth Factor Receptor
12. Peningkatan risiko penyakit jantung pada pasien kanker
anak yang selamat (survivors), yaitu sekitar 5-10 kali
lipat dibandingkan anak sehat. Sehingga dibutuhkan
oleh FDA
(EGFR). pemantauan seumur hidup.

2. Peningkatan survival pada pasien Ca pankreas stadium Selain 12 kemajuan utama di bidang onkologi tersebut,
dini yang sudah direseksi, dengan gemcitabine. juga terdapat beberapa perkembangan lain yang cukup
penting. Berikut ini di antaranya :
3. Approval bevacizumab oleh FDA AS untuk indikasi - Approval ixabepilone oleh FDA AS untuk indikasi Ca
wanita dengan Ca payudara stadium lanjut yang tidak
payudara stadium lanjut pada pasien yang tidak respon
mengalami ekspresi HER2
terhadap kemoterapi lain.
- Ditemukan hubungan antara defisiensi vitamin D dengan Laporan mengenai kurangnya efektifitas clopidogrel pada Menunggu hasil penelitian lebih lanjut, FDA memberikan
4. Approval bendamustine oleh FDA AS untuk indikasi pasien-pasien tertentu dan penurunan efektifitas clopidogrel rekomendasi berkenaan dengan terapi menggunakan
outcome pasien Ca payudara yang lebih buruk.
leukemia limfositik kronik. Hasil studi menunjukkan pada pasien-pasien yang diterapi dengan obat-obat golongan clopidogrel:
- Peningkatan progression-free survival pasien glioblastoma
complete response bendamustine 30% vs 2% untuk PPI (proton pump inhibitors), mendorong FDA (Food and
dengan penambahan bevacizumab terhadap irinotecan. • Agar dokter meneruskan pemberian clopidogrel pada pasien
terapi standar. Drug Administration) melakukan investigasi terhadap
- Konfirmasi deficient mismatch repair sebagai petanda dan pasien harus meneruskan terapi sebagaimana
prediktif tentang kurangnya manfaat kemoterapi berbasis clopidogrel. ditetapkan oleh dokter, karena clopidogrel terbukti
5. Penurunan rekurensi Ca payudara stadium dini dengan
5-FU pada Ca kolon stadium II dan III. bermanfaat mencegah pembekuan darah yang dapat
pemberian terapi hormonal (aromatase inhibitor atau
- Peningkatan risiko leukemia pada pasien kanker anak Penelitian memperlihatkan bahwa pasien dengan genetik mengakibatkan serangan jantung atau stroke.
tamoksifen) setelah 5 tahun mendapat terapi standar
yang selamat (survivors) yang diterapi dengan platinum tertentu memetabolisme clopidogrel dengan cara berbeda.
tamoksifen. • Dokter perlu mengevaluasi kembali perlunya memulai
dan etoposide. Di antara pasien yang diterapi dengan clopidogrel, pasien
atau melanjutkan terapi dengan PPI pada pasien yang
- Peningkatan bermakna biaya terapi kanker awal antara carrier dengan fungsi alel CYP2C19 yang menurun memiliki
6. Penurunan rekurensi Ca payudara stadium dini dengan diterapi dengan clopidogrel.
tahun 1991 dan 2002 pada pasien manula dengan kadar metabolit aktif clopidogrel yang lebih rendah, gangguan
obat osteoporosis golongan bifosfonat, zoledronic acid. • Pasien yang sedang diterapi menggunakan clopidogrel
kanker kolon, payudara, prostat, dan paru. penghambatan trombosit dan angka kejadian kardivaskular
- Manfaat akupuntur dalam mengurani nyeri dan mulut yang lebih rendah dibandingkan dengan pasien-pasien non- perlu berkonsultasi dengan dokter bila sedang atau
7. Penurunan rekurensi melanoma yang telah menyebar
kering pasca pembedahan kanker kepala dan leher. carrier. Secara spesifik, polimorfisme terhadap gen CYP2C19 memulai terapi menggunakan PPI. (YYA)
dengan pegylated interferon.
diperkirakan terdapat pada 30% pasien berkulit putih, 40%
Untuk menciptakan penemuan baru lainnya, ASCO juga mem- pasien berkulit hitam dan lebih dari 55% orang Asia Timur. Referensi :
8. Prediksi respon terhadap terapi cetuximab pada Ca
buat 2 rekomendasi dalam laporannya tersebut, yaitu : 1. FDA. US Food and Drug Administration. Early Communication about an Ongoing
kolorektal dengan mutasi KRAS; manfaat terapi cetux- Safety Review of clopidogrel bisulfate (marketed as Plavix). [cited 2009 Jan 28].
imab hanya terlihat pada pasien dengan KRAS normal - Renew the Nation»s Investment in Cancer Research Penelitian OCLA (Influence of Omeprazole on the Anti- Availablefrom:http://www.fda.gov/cder/drug/ early_comm/clopidogrel_bisulfate.htm.
(wild-type) dan tidak menunjukkan manfaat pada yang - Remove Barriers to Clinical Trial Participation. (LHS) platelet Action of Clopidogrel Associated to Aspirin) yang 2. Gilard M, Arnaud B, Cornily JC, Le Gal G, Lacut K, Le Calvez G, et al. Influence of
Omeprazole on the Antiplatelet Action of Clopidogrel Associated With Aspirin
mengalami mutasi KRAS. menggunakan vasodilator-stimulated phosphoprotein (VASP) The Randomized, Double-Blind OCLA. Omeprazole CLopidogrel Aspirin) Study. J
Referensi : phosphorylation untuk meneliti efektifitas clopidogrel pada Am Coll Cardiol 2008; 51: 256√60.
1. Chustecka, Zosia.ASCO Highlights Major Cancer Advances of 2008 2008. medscape. 3. Journal Watch. FDA Probes Agents Affecting Clopidogrel Response. [citied 2009 Jan 28].
9. Penurunan risiko Ca ovarium dengan penggunaan kontra- pasien-pasien yang diterapi menggunakan omeprazole, mem- Available from: http://firstwatch.jwatch.org/cgi/content/full/2009/127/1? maxtoshow
www.medscape.com
sepsi oral. Diperkirakan hingga kini penggunaan kontra- 2. American Society of Clinical Oncology.Clinical Cancer Advances 2008 Now perlihatkan bahwa aktifitas clopidogrel terhadap trombosit =&HITS=&hits=&RESULTFORMAT=&fulltext=clopidogrel\&andorexactfulltext
Available.2008.www.asco.org =and&searchid=1&FIRSTINDEX=0&fdate=1/1/2009&resourcetype=HWCIT
sepsi oral tersebut telah mencegah sekitar 200.000 3. American Society of Clinical Oncology.ASCO Announces Top Cancer Research berkurang pada pasien-pasien yang diterapi dengan 4. Mega JL, Close SL, Wiviott SD, Shen L, Hockett RD, Brandt JT. Cytochrome P-450
diagnosis Ca ovarium dan 100.000 kematian di dunia. Advances of 2008 in Annual Progress Report.2008.www.asco.org omeprazole (PPI). Polymorphisms and Response to Clopidogrel. NEJM 2009; 360: 354-62.

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
197 198
BERITA TERKINI

Penggunaan Clopidogrel
pada pasien anak-anak
Terapi antiplatelet anti agregasi merupakan hal yang sudah baku pada pasien dewasa yang
mengalami gangguan kardiovaskuler, serebrovaskuler, serta penyakit pembuluh darah perifer.
Ternyata preparat antiagregasi platelet juga dapat digunakan untuk pasien anak-anak misalnya:
sebagai terapi paliatif pada pemasangan shunt arteri dari sistemik ke paru pada anak dengan
satu ventrikel, penyakit Kawasaki, pemasangan stent atau komponen di dalam jantung yang
berisiko terjadinya aktivasi trombosit atau trombosis.
Walaupun aspirin (ASA) sering digunakan pada anak-anak Empat kelompok ini masing-masing diberi clopidogrel dengan
untuk kondisi ini, namun pemberian ASA saja mungkin tidak dosis 0,01, 0,1, 0,15 dan 0,2 mg/kgBB/ hari selama 7 √ 28 hari.
menghasilkan efek maksimal untuk mencegah trombosis arteri Agregasi trombosit diukur dengan transmisi cahaya agregometri.
karena ASA hanya menghambat satu jalur aktivasi trombosit Dari 116 subyek yang menjalani studi ini (50% neonatus,
yaitu pada jalur siklooksigense. dan 50% bayi), hanya 73 subyek yang selesai mengikuti studi.
Sekitar 79% kelompok obat mendapat aspirin.
Clopidogrel yang merupakan derivat thienopyridine, mem-
punyai potensi antiagregasi trombosit melalui efek matabolit Hasil studi ini menunjukkan bahwa secara umum jika dibanding-
aktifnya yang secara spesifik dan ireversibel akan berikatan kan dengan plasebo, clopidogrel 0,2 mg/ kgBB/ hari meng-
dengan reseptor ADP √ P2Yac atau P2Y12 melalui peng- hasilkan efek antiagregasi (maximum extent) sebesar 49,3%
hambatan aktivasi kompleks glikoprotein IIb/IIIa sehingga (95% CI, 25,7% - 72,8%), dan persentase besar hambatan
mencegah terjadinya agregasi trombosit. agregasi trombosit yaitu 43.9% (95% CI, 18.6% - 69.2%),
hal ini menunjukkan adanya variasi interindividu pada
kelompok umur maupun kelompok terapi, namun tidak
Dari hasil uji klinis, dosis pemeliharaan untuk mencegah
diketemukan efek perdarahan yang serius.
agregasi trombosit pada populasi dewasa adalah sekitar 75
mg/ hari sehingga dapat digunakan sebagai terapi ataupun
Studi tersebut menunjukkan bahwa clopidogrel dosis 0,2 mg/
pencegahan gangguan kardiovaskuler. Dosis dan penggunaan
kgBB/ hari pada anak-anak usia 0 - 24 bulan menghasilkan
clopidogrel pada anak-anak belum diketahui dengan pasti.
efek antiagregasi trombosit sebanding dengan 75 mg/hari
pada dewasa. Penggunaan clopidogrel pada bayi dan anak-
Suatu studi penggunaan clopidogrel pada anak-anak (PICOLO)
anak ditoleransi dengan baik pada dosis ini. (TMB)
merupakan studi prospektif, multisenter secara acak; dibagi
atas kelompok Clopidogrel dan plasebo dengan rasio 3:1 Referensi:
Li JS, Yow E, Berezny K et al. Dosing of Clopidogrel for Platelet Inhibitin in
untuk menilai profil farmakodinamik pada anak (0 √ 1 tahun) Infants and Young Children. Primary Result of the Platelet Inhibition in
dengan gangguan jantung dan berisiko trombosis. Children on cLopidogrel (PCOLO) Trial. Circulation 2008;117;553-59.

www.kalbe.co.id
CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
200
BERITA TERKINI

Antioksidan Mengurangi
Komplikasi pada Pasien Trauma
Banyak korban trauma yang terselamatkan cederanya seringkali meninggal karena
gagal organ multipel setelah pembedahan. Menurut Dr. Bryan A.Cotton dari Vanderbilt
University Medical Center di Nashville,Tennessee, meninggalnya pasien seringkali
disebabkan karena stres oksidatif akibat pelepasan radikal bebas di dalam tubuh.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pada pasien dilanjutkan selama 7 hari atau sampai pasien pulang. Proto-
yang cedera kritis, cadangan antioksidan menurun dengan kol tersebut tidak diaplikasikan pada wanita hamil atau
cepat. Terapi antioksidan (vitamin C, vitamin E dan selenium) pada pasien dengan kadar kreatinin serum > 2,5 mg/dL.
dapat dengan cepat menggantikan cadangan antioksidan
tubuh dan membantu mengatasi infeksi yang fatal karena Hasilnya menunjukkan bahwa dibanding kontrol, terapi
antibiotika sendiri sering tidak mencukupi. antioksidan dikaitkan dengan penurunan bermakna
kejadian sindrom kompartemen dinding abdomen (2,9% vs
Menurut hasil studi yang dipresentasikan pada Clinical 0,7%), infeksi secara keseluruhan (15% vs 12,3%), infeksi
Congress of the American College of Surgeons 2008 di San tempat pembedahan (2,7% vs 1,3%), dan gagal napas
Francisco, penggunaan regimen antioksidan dosis tinggi (27,6%vs 17,4%). Namun tidak terdapat perbedaan ber-
dapat membantu mencegah infeksi, gagal paru dan sindrom makna untuk komplikasi lainnya, meliputi pneumonia
kompartemen dinding abdomen pada pasien trauma. yang dikaitkan dengan ventilator, systemic inflammatory
response syndrome, syok septik, gagal ginjal, luka yang
Studi tersebut merupakan studi pertama yang menunjukkan tidak me-nutup, atau dekubitus daerah sakrum.
kemungkinan mekanisme klinis bagaimana antioksidan
dapat menurunkan mortalitas pada pasien trauma berat. Sebelumnya, Dr.Bryan dkk juga telah melaporkan data
Sebelumnya juga telah ditemukan penurunan mortalitas dari studi yang sama bahwa tingkat kematian menurun
dan saat ini juga terlihat bahwa mortalitas beberapa bermakna dari 8,5% menjadi 6,1% setelah protokol
penyakit kritis secara dramatis menurun dengan antioksidan. antioksidan. (EKM)

Studi tersebut menilai outcome dari 4279 pasien di unit Referensi :


trauma Dr.Cotton dari Oktober 2005-September 2006. 1. Brown A.J. Antioxidant Therapy Reduces Complications in Trauma Patients.
Sekitar 50% subyek ikut sebelum protokol antioksidan http://www.medscape.com/viewarticle/582225?sssdmh=dm1.395746
dan 50% subyek setelah protokol antioksidan. &src=nldne
2. Hubbard S.B. Antioxidants Save Trauma Patients.http://www.newsmax.
Protokol antioksidan meliputi terapi vitamin C 1000 mg com/health/antioxidants_save_trauma_/2008/10/20/142108.html
15/01/2009.
dan vitamin E 1000 IU setiap 8 jam/hari, secara oral jika 3. Gever J. ACS: High-Dose Antioxidants Improve Trauma Outcomes.
dapat ditoleransi, dan selenium 200 mcg sekali sehari setiap http://www.medpagetoday.com/EmergencyMedicine/EmergencyMedic
hari secara intravena. Terapi dimulai saat pasien datang dan ine/11363.15/01/2009.

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009


201
BERITA TERKINI BERITA TERKINI

Antijamur Bermanfaat
pada Pasien Asma Berat dengan
Sensitisasi terhadap Jamur
Menurut hasil the Fungal Asthma Sensitization Trial Study yang dilakukan secara acak,
buta ganda dan dengan kontrol yang dilaporkan dalam American Journal of Respiratory
and Critical Care Medicine 1 Januari 2009, sekitar 60% pasien dengan asma berat
dengan sensitisasi jamur (SAFS) berespon terhadap terapi antijamur dengan penurunan
IgE total dan perbaikan rinitis serta aliran respirasi puncak pagi hari. Terapi obat anti jamur
juga dapat memperbaiki kualitas hidup pasien dengan SAFS.
Studi sebelumnya menunjukkan bahwa itraconazole Pada kelompok itraconazole, aliran puncak respirasi pagi
merupakan terapi yang efektif untuk allergic bronchopul- hari membaik (20,8 L/menit, p=0,028) dan IgE serum total
monary aspergillosis (ABPA) dan David W. Denning, FRCP, menurun hingga 73% dari basal (-51 IU/mL), sedangkan
dari Universitas Manchester, UK, dkk meneliti apakah ada kadar IgE serum total meningkat hingga 112% dari basal
manfaat klinis terapi ini pada pasien asma. pada kelompok plasebo (+30 IU/mL,p=0,001). Pada 16 minggu
setelah terapi, skor AQLQ kembali ke nilai skor sebelum
Menurut Denning, beberapa pasien dengan asma berat studi yang menurut peneliti, hal ini menunjukkan pentingnya
secara imunologi tersensitisasi terhadap satu jamur atau melanjutkan terapi antijamur hingga 8 bulan.
lebih, dan dikategorikan sebagai SAFS. Sebelumnya tidak
diketahui apakah SAFS berespon terhadap antijamur. Meskipun tidak terdapat kejadian tidak diinginkan yang
berat, 7 pasien berhenti dari studi karena mual, sesak napas,
Tujuan the Fungal Asthma Sensitization Trial Study tersebut
dan kelemahan otot; 6 pasien dari kelompok itraconazole
adalah untuk menilai respon pasien dengan SAFS terhadap
dan 1 pasien dari kelompok plasebo.
terapi dengan itraconazole oral. Pasien dalam studi men-
derita asma berat dan tersensitisasi terhadap minimal 1 dari
Keterbatasan studi tersebut adalah kecilnya jumlah sampel,
7 jamur berdasarkan uji cukit kulit atau IgE spesifik. Pada
semua pasien, kadar IgE total < 1000 IU/mL dan hasil kurang tepatnya definisi sensitisasi jamur dan alergi jamur,
pemeriksaan antibodi terhadap Aspergillus negatif. serta jumlah subyek yang ikut lebih kecil daripada target awal.

Dalam studi tersebut, pasien secara acak mendapat terapi Namun hasil studi tersebut menunjukkan bahwa pendekatan
itraconazole oral 200 mg, 2 kali sehari, atau plasebo selama terapi baru dengan menggunakan terapi antijamur pada
32 minggu, dan mereka diikuti hingga 16 minggu. Parameter asma berat bermanfaat secara klinis dan dapat dicobakan
utama penilaian adalah perubahan pada skor the Asthma pada pasien asma yang sulit dterapi. Studi tersebut juga
Quality of Life Questionnaire (AQLQ), sedangkan parameter menunjukkan bahwa alergi jamur penting pada beberapa
sekunder adalah skor rinitis, IgE total dan fungsi pernapasan. pasien dengan asma berat. (EKM)

Dari 58 pasien, 41% telah dirawat di RS pada tahun sebelumnya


dan skor AQLQ rata-rata basal adalah 4,13. Hasil studi
menunjukkan bahwa perbaikan skor AQLQ rata-rata
setelah 32 minggu adalah +0,85 pada kelompok itraco- Referensi :
nazole vs -0,01 pada kelompok plasebo (p=0,014). Sekitar 1. Barclay L. Severe Asthma With Fungal Sensitization May Respond to Oral
60% pasien kelompok itraconazole menunjukkan peningkatan Antifungal Therapy.
skor AQLQ minimal 0,75. Skor rinitis juga membaik pada http://www.medscape.com/viewarticle/585975?src=mp&spon=38&ua
c=1629AZ. 08/01/2009.
kelompok itraconazole dan memburuk pada kelompok
2. Gray K.A. Antifungals may be useful therapy for severe asthma with
plasebo (-0,43 vs +0,17,p=0,013). fungal sensitization. Gray Am J Respir Crit Care Med. 2009;179:11-18.

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009


204
B E RPI TRAA K
TTE IRSK I N I PRAKTIS

FLUCAD: Perkembangan Terbaru


Vaksin Influenza menurunkan Tatalaksana Gagal Jantung
Bambang Budi Siswanto

kejadian Penyakit Arteri Koroner Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Departemen Kardiologi & Kedokteran Vaskular FKUI,
Perhimpunan Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Indonesia

Sejak tahun 1900-an, setelah kejadian pandemi influenza di Eropa dan Amerika Serikat, Definisi : blok jantung ) dengan atau tanpa kongesti organ / paru. Low
Gagal jantung adalah suatu sindrom klinis yang ditandai : output syndrome merupakan keadaan pre shock.
sudah diperkirakan adanya hubungan antara kejadian kardiovaskular dengan influenza. 1. Gejala gagal jantung : sesak nafas / lelah bila aktifitas ; pada 5. High output failure :
Analisis retrospektif dan penelitian-penelitian epidemiologi yang melibatkan populasi yang berat, juga saat istirahat. Dicirikan dengan curah jantung tinggi dengan laju nadi cepat
2. Tanda retensi cairan seperti kongesti paru atau bengkak
dalam jumlah besar, serta penelitian-penelitian lainnya memperlihatkan bahwa vaksinasi pergelangan kaki.
(dapat disebabkan aritmia, tirotoksikosis, anemia, iatrogenik
dsb). Akral hangat, kongesti paru, kadang kadang tekanan
influenza dapat menurunkan angka kejadian kematian dan menurunkan kejadian iskemia 3. Bukti objektif kelainan struktur atau fungsi jantung saat darah rendah seperti pada syok septik.
pada pasien dengan CAD (Coronary Artery Disease, Penyakit Arteri Koroner). istirahat. 6. Gagal jantung kanan :
Dengan gejala curah jantung rendah, peningkatan tekanan
Andrzej Ciszewski dkk. dari Institute of Cardiology, Alpejska, Berdasarkan presentasinya Gagal Jantung dibagi atas: vena jugularis, pembesaran hati dan hipotensi.
Warsawa, Polandia, meneliti apakah pemberian vaksinasi 1. Gagal Jantung Akut
dapat menurunkan kejadian CAD. Hasilnya dipublikasikan 2. Gagal Jantung Menahun
Karena tidak semua pasien terlihat volume overload pada saat
dalam European Heart Journal 2008. Penelitian FLUCAD 3. Acute on Chronic Heart Failure
awal datang atau pada pemeriksaan selanjutnya, maka istilah
merupakan penelitian acak, tersamar ganda dan kontrol Heart Failure lebih cocok dipakai daripada istilah lama CHF
plasebo, melibatkan 658 pasien CAD yang telah mendapat- Gagal Jantung Akut didefinisikan sebagai :
( congestive heart failure ). Disebut Gagal jantung jika ada
kan terapi intensif. 325 pasien menerima vaksin influenza timbul gejala sesak nafas secara cepat ( < 24 jam ) akibat kelainan
keluhan sesak; disfungsi ventrikel mungkin terjadi tanpa keluhan
dan 333 pasien menerima plasebo. Median follow up Bagaimana vaksin influenza dapat memberikan manfaat pada fungsi jantung, gangguan fungsi sistolik atau diastolik atau
irama jantung, atau kelebihan beban awal (preload), beban akhir sesak. Tak selalu ada hubungan antara beratnya sesak dengan
adalah 298 hari. Primary endpoint penelitian ini adalah pasien dengan CAD belum diketahui pasti. Para ahli juga ber-
kematian karena kardiovaskular dalam 12 bulan. Secondary ( afterload ) atau kontraktilitas dan keadaan ini dapat mengancam beratnya disfungsi jantung. Selain itu gagal jantung adalah penya-
harap bahwa temuan ini bukan saja berguna untuk mengurangi
endpoint penelitian ini ada dua: Major Adverse Cardiac angka kejadian influenza, namun juga dapat memblokade jiwa bila tidak ditangani dengan tepat (ESC 2005 ). kit kronik progresif karena mekanisme apoptosis yang dipengaruhi
Event (MACE), yang merupakan gabungan kematian komponen imun dan peradangan pada arterosklerosis dan oleh hiperreaktifitas neurohormon, lalu menyebabkan remodeling.
karena kardiovaskular, infark miokard akut, revaskularisasi karena itu di kemudian hari sangatlah mungkin untuk mem- Gagal Jantung Menahun didefinisikan sebagai :
koroner (PCI atau bypass); dan kejadian iskemik koroner, buat vaksin baru yang khusus mencegah arterosklerosis. sindrom ( kumpulan gejala ) klinis kompleks akibat kelainan struktural Algoritma diagnostik gagal jantung :
yang merupakan gabungan dari MACE atau rawat inap atau fungsional yang mengganggu kemampuan pompa jantung
karena iskemia miokard. Para ahli menganjurkan penelitian lanjutan yang besar, Curiga Gagal Jantu ng Ak ut
atau mengganggu pengisian jantung (ACC/AHA 2005). Segera Nilai Tanda dan Gejala
tersamar ganda dan multisenter untuk memberikan gambaran
Hasil penelitian memperlihatkan : yang lebih jelas mengenai hubungan antara vaksinasi influenza Pasien Gagal Jantung Akut dapat datang dengan berbagai
• Angka kejadian kematian kardiovaskular pada kedua dengan penurunan kejadian CAD kondisi klinis:
kelompok tidak berbeda bermakna antara kedua kelompok 1. Acute Decompensated Heart Failure :
Penyakit Jantung ?
EKG/NT-Pro B NP/Rontgen
(0.63% vs 0.76%, p=0,95). Simpulan: a. Baru pertama kali ( de novo )
• Angka kejadian koroner mayor (major adverse cardiac Walaupun tidak terjadi penurunan kejadian kematian dan b. Dekompensasi dari Gagal Jantung Menahun ( acute on chronic ) Abnormal Pikirkan diagnosis lain
event, MACE) yang terjadi pada kelompok yang diberi MACE yang bermakna pada pasien CAD yang diberi vaksinasi
Kedua keadaan ini masih lebih ringan dan tidak termasuk syok
vaksin lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok yang influenza dalam penelitian FLUCAD ini, vaksinasi influenza
kardiogenik, edema paru, atau krisis hipertensi. Evaluasi fungsi jantung dengan
diberi plasebo (3.00% vs 5.87%, p=0,13). pada pasien CAD menurunkan angka kejadian iskemi koroner
• Angka kejadian koroner iskemik pada kelompok yang 2. Hypertensive Acute Heart Failure : ekokardiografi/pencitraan lain
serta memperbaiki perjalanan penyakit pasien CAD. (YYA)
diberi vaksin lebih rendah daripada kelompok plasebo Gejala dan tanda gagal jantung disertai tekanan darah tinggi
(6.02% vs 9.97%, p=0,047). dan fungsi ventrikel yang masih baik; gambaran roentgen Abnormal
Referensi : dada sesuai dengan edema paru akut.
• Pasien yang mendapat terapi vaksin, lebih jarang
1. Ciszewski A, Bilinska ZT, Brydak LB, Kepka C, Kruk M, Romanowska M et al. 3. Edema paru ( diverifikasi dengan foto roentgen dada ) :
mengalami influenza-like illness dibandingkan dengan Influenza vaccination in secondary prevention from coronary ischaemic events
GAGAL JANTUNG, nilai
kelompok plasebo (8.1% vs 12.9%). in coronary artery disease: FLUCAD study. European Heart J. 2008; 29: 1350√8. Sesak nafas hebat, dengan ronki basah kasar di hampir dengan ekokardiografi
2. Gurfinkel EP, de la Fuente RL, Mendiz O, Mautner B. for the FLUVACS Study semua lapangan paru, ortopnu, desaturasi O2 < 90 % Pemeriksaan khusus pada Kasus Sulit
Group. Influenza Vaccine Pilot Study in Acute Coronary Syndromes and (monitoring hemodinamik/PAC, cor angio)
Walaupun penelitian FLUCAD tidak mencapai primary Planned Percutaneous Coronary Interventions. The FLU Vaccination Acute
sebelum dapat terapi O2.
endpoint dan secondary endpoint pertamanya, penelitian Coronary Syndromes (FLUVACS) Study. Circulation 2002; 105: 2143-7. 4. Renjatan Kardiogenik : Te ntukan profil hemodinamik
ini mencapai secondary endpoint ke dua: angka kejadian 3. Madjid M, Miller CC, Zarubaev VV, Marinich IG, Kiselev OI, Lobzin YV et al. Bukti adanya hipoperfusi jaringan walaupun sudah dikoreksi
Influenza epidemics and acute respiratory disease activity are associated with a
koroner iskemik pada kelompok yang diberi vaksin lebih surge in autopsy-confirmed coronary heart disease death: results from 8 years preload. Tekanan darah sistolik < 90 mmHg, produksi urin Algoritma diagnosis GJA (Dikutip dari Fonarow et al.Clin Cardiol 2004;27
rendah daripada kelompok plasebo. autopsies in 34 892 subjects. Eur Heart J 2007;28: 1205√10. 0,5 ml/kg bb/ jam, dengan laju nadi > 60 x/ menit (tak ada (suppl V) V1-V9)

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
205 206
B E RPI TRAA K
TTE IRSK I N I PRAKTIS

FLUCAD: Perkembangan Terbaru


Vaksin Influenza menurunkan Tatalaksana Gagal Jantung
Bambang Budi Siswanto

kejadian Penyakit Arteri Koroner Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Departemen Kardiologi & Kedokteran Vaskular FKUI,
Perhimpunan Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Indonesia

Sejak tahun 1900-an, setelah kejadian pandemi influenza di Eropa dan Amerika Serikat, Definisi : blok jantung ) dengan atau tanpa kongesti organ / paru. Low
Gagal jantung adalah suatu sindrom klinis yang ditandai : output syndrome merupakan keadaan pre shock.
sudah diperkirakan adanya hubungan antara kejadian kardiovaskular dengan influenza. 1. Gejala gagal jantung : sesak nafas / lelah bila aktifitas ; pada 5. High output failure :
Analisis retrospektif dan penelitian-penelitian epidemiologi yang melibatkan populasi yang berat, juga saat istirahat. Dicirikan dengan curah jantung tinggi dengan laju nadi cepat
2. Tanda retensi cairan seperti kongesti paru atau bengkak
dalam jumlah besar, serta penelitian-penelitian lainnya memperlihatkan bahwa vaksinasi pergelangan kaki.
(dapat disebabkan aritmia, tirotoksikosis, anemia, iatrogenik
dsb). Akral hangat, kongesti paru, kadang kadang tekanan
influenza dapat menurunkan angka kejadian kematian dan menurunkan kejadian iskemia 3. Bukti objektif kelainan struktur atau fungsi jantung saat darah rendah seperti pada syok septik.
pada pasien dengan CAD (Coronary Artery Disease, Penyakit Arteri Koroner). istirahat. 6. Gagal jantung kanan :
Dengan gejala curah jantung rendah, peningkatan tekanan
Andrzej Ciszewski dkk. dari Institute of Cardiology, Alpejska, Berdasarkan presentasinya Gagal Jantung dibagi atas: vena jugularis, pembesaran hati dan hipotensi.
Warsawa, Polandia, meneliti apakah pemberian vaksinasi 1. Gagal Jantung Akut
dapat menurunkan kejadian CAD. Hasilnya dipublikasikan 2. Gagal Jantung Menahun
Karena tidak semua pasien terlihat volume overload pada saat
dalam European Heart Journal 2008. Penelitian FLUCAD 3. Acute on Chronic Heart Failure
awal datang atau pada pemeriksaan selanjutnya, maka istilah
merupakan penelitian acak, tersamar ganda dan kontrol Heart Failure lebih cocok dipakai daripada istilah lama CHF
plasebo, melibatkan 658 pasien CAD yang telah mendapat- Gagal Jantung Akut didefinisikan sebagai :
( congestive heart failure ). Disebut Gagal jantung jika ada
kan terapi intensif. 325 pasien menerima vaksin influenza timbul gejala sesak nafas secara cepat ( < 24 jam ) akibat kelainan
keluhan sesak; disfungsi ventrikel mungkin terjadi tanpa keluhan
dan 333 pasien menerima plasebo. Median follow up Bagaimana vaksin influenza dapat memberikan manfaat pada fungsi jantung, gangguan fungsi sistolik atau diastolik atau
irama jantung, atau kelebihan beban awal (preload), beban akhir sesak. Tak selalu ada hubungan antara beratnya sesak dengan
adalah 298 hari. Primary endpoint penelitian ini adalah pasien dengan CAD belum diketahui pasti. Para ahli juga ber-
kematian karena kardiovaskular dalam 12 bulan. Secondary ( afterload ) atau kontraktilitas dan keadaan ini dapat mengancam beratnya disfungsi jantung. Selain itu gagal jantung adalah penya-
harap bahwa temuan ini bukan saja berguna untuk mengurangi
endpoint penelitian ini ada dua: Major Adverse Cardiac angka kejadian influenza, namun juga dapat memblokade jiwa bila tidak ditangani dengan tepat (ESC 2005 ). kit kronik progresif karena mekanisme apoptosis yang dipengaruhi
Event (MACE), yang merupakan gabungan kematian komponen imun dan peradangan pada arterosklerosis dan oleh hiperreaktifitas neurohormon, lalu menyebabkan remodeling.
karena kardiovaskular, infark miokard akut, revaskularisasi karena itu di kemudian hari sangatlah mungkin untuk mem- Gagal Jantung Menahun didefinisikan sebagai :
koroner (PCI atau bypass); dan kejadian iskemik koroner, buat vaksin baru yang khusus mencegah arterosklerosis. sindrom ( kumpulan gejala ) klinis kompleks akibat kelainan struktural Algoritma diagnostik gagal jantung :
yang merupakan gabungan dari MACE atau rawat inap atau fungsional yang mengganggu kemampuan pompa jantung
karena iskemia miokard. Para ahli menganjurkan penelitian lanjutan yang besar, Curiga Gagal Jantu ng Ak ut
atau mengganggu pengisian jantung (ACC/AHA 2005). Segera Nilai Tanda dan Gejala
tersamar ganda dan multisenter untuk memberikan gambaran
Hasil penelitian memperlihatkan : yang lebih jelas mengenai hubungan antara vaksinasi influenza Pasien Gagal Jantung Akut dapat datang dengan berbagai
• Angka kejadian kematian kardiovaskular pada kedua dengan penurunan kejadian CAD kondisi klinis:
kelompok tidak berbeda bermakna antara kedua kelompok Penyakit Jantung ?
1. Acute Decompensated Heart Failure : EKG/NT-Pro B NP/Rontgen
(0.63% vs 0.76%, p=0,95). Simpulan: a. Baru pertama kali ( de novo )
• Angka kejadian koroner mayor (major adverse cardiac Walaupun tidak terjadi penurunan kejadian kematian dan b. Dekompensasi dari Gagal Jantung Menahun ( acute on chronic ) Abnormal Pikirkan diagnosis lain
event, MACE) yang terjadi pada kelompok yang diberi MACE yang bermakna pada pasien CAD yang diberi vaksinasi
Kedua keadaan ini masih lebih ringan dan tidak termasuk syok
vaksin lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok yang influenza dalam penelitian FLUCAD ini, vaksinasi influenza
kardiogenik, edema paru, atau krisis hipertensi. Evaluasi fungsi jantung dengan
diberi plasebo (3.00% vs 5.87%, p=0,13). pada pasien CAD menurunkan angka kejadian iskemi koroner
• Angka kejadian koroner iskemik pada kelompok yang 2. Hypertensive Acute Heart Failure : ekokardiografi/pencitraan lain
serta memperbaiki perjalanan penyakit pasien CAD. (YYA)
diberi vaksin lebih rendah daripada kelompok plasebo Gejala dan tanda gagal jantung disertai tekanan darah tinggi
(6.02% vs 9.97%, p=0,047). dan fungsi ventrikel yang masih baik; gambaran roentgen Abnormal
Referensi : dada sesuai dengan edema paru akut.
• Pasien yang mendapat terapi vaksin, lebih jarang
1. Ciszewski A, Bilinska ZT, Brydak LB, Kepka C, Kruk M, Romanowska M et al. 3. Edema paru ( diverifikasi dengan foto roentgen dada ) :
mengalami influenza-like illness dibandingkan dengan Influenza vaccination in secondary prevention from coronary ischaemic events
GAGAL JANTUNG, nilai
kelompok plasebo (8.1% vs 12.9%). in coronary artery disease: FLUCAD study. European Heart J. 2008; 29: 1350√8. Sesak nafas hebat, dengan ronki basah kasar di hampir dengan ekokardiografi
2. Gurfinkel EP, de la Fuente RL, Mendiz O, Mautner B. for the FLUVACS Study semua lapangan paru, ortopnu, desaturasi O2 < 90 % Pemeriksaan khusus pada Kasus Sulit
Group. Influenza Vaccine Pilot Study in Acute Coronary Syndromes and (monitoring hemodinamik/PAC, cor angio)
Walaupun penelitian FLUCAD tidak mencapai primary Planned Percutaneous Coronary Interventions. The FLU Vaccination Acute
sebelum dapat terapi O2.
endpoint dan secondary endpoint pertamanya, penelitian Coronary Syndromes (FLUVACS) Study. Circulation 2002; 105: 2143-7. 4. Renjatan Kardiogenik : Te ntukan profil hemodinamik
ini mencapai secondary endpoint ke dua: angka kejadian 3. Madjid M, Miller CC, Zarubaev VV, Marinich IG, Kiselev OI, Lobzin YV et al. Bukti adanya hipoperfusi jaringan walaupun sudah dikoreksi
Influenza epidemics and acute respiratory disease activity are associated with a
koroner iskemik pada kelompok yang diberi vaksin lebih surge in autopsy-confirmed coronary heart disease death: results from 8 years preload. Tekanan darah sistolik < 90 mmHg, produksi urin Algoritma diagnosis GJA (Dikutip dari Fonarow et al.Clin Cardiol 2004;27
rendah daripada kelompok plasebo. autopsies in 34 892 subjects. Eur Heart J 2007;28: 1205√10. 0,5 ml/kg bb/ jam, dengan laju nadi > 60 x/ menit (tak ada (suppl V) V1-V9)

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
205 206
PRAKTIS INFORMATIKA KEDOKTERAN

Tabel 1. Penyebab penyebab gagal jantung akut 2. Semua penderita gagal jantung sistolik maupun diastolik
memerlukan obat penyekat beta ( beta blocker BB ) bila tak Strategi 4S untuk Pelayanan Medik
1. Dekompensasi dari gagal jantung menahun ada kontra indikasi.
2. Sindrom koroner akut :
3. Pada penderita gagal jantung berat kelas fungsional 3 dan 4
yang belum membaik dengan ACEI/ARB dan BB, dosis kecil
Berbasis Bukti: Potensi Sumber Ilmiah Online
a. Infark Miokard Akut / Angina Pektoris Tak Stabil / Disfungsi Iskemik aldosteron antagonis (spironolakton ) akan memperbaiki Rizaldy Pinzon
ketahanan hidup ( survival ).
b. Komplikasi mekanik dari infark miokard akut SMF Saraf RS Bethesda Yogyakarta
4. Pada penderita fibrilasi atrium yang laju nadinya cepat ( > 100
c. Infark ventrikel kanan x/m), digitalis sangat bermanfaat. Selain itu digitalis hanya
3. Krisis hipertensi diberikan pada gagal jantung yang tak membaik dengan ABSTRAK
obat obat di atas dan fraksi ejeksinya rendah < 30 %.
4. Aritmia akut : VT, VF, AF, SVT, VES. Latar belakang: Ada kebutuhan yang besar akan praktek klinik berbasis bukti dalam tatalaksana medis. Masalah
5. Jika tak ada kontra indikasi, pada penderita gagal jantung
5. Kardiomiopati dan miokarditis berat dengan Fraksi Ejeksi < 30 % atau fibrilasi atrium dapat yang muncul adalah ≈jumlah penelitian terlalu banyak untuk dapat dibaca oleh para klinisi∆, ≈klinisi tidak terlalu
diberi antikoagulan untuk mencegah kardio-emboli. paham dengan istilah metodologi dan statistik yang digunakan dalam artikel penelitian∆, ≈penelitian di setting
6. Kebocoran katup
6. Jika penyebab gagal jantung berat adalah penyakit jantung laboratorium dan hewan coba tidak selalu berhasil di setting klinik∆, dan ≈klinisi hanya memiliki sedikit waktu∆. Hal-
7. Stenosis Aorta koroner, pemberian simvastatin dan aspirin mungkin hal tersebut di atas menimbulkan kesenjangan antara penelitian dan praktek klinik sehari-hari. Metode: Penulis
8. Miokarditis Akut bermanfaat, tapi jika bukan karena penyempitan koroner, maka
omega 3 dosis tinggi bermanfaat. melakukan desk analysis terhadap berbagai sumber pembelajaran online. Kajian secara kualitatif untuk melihat
9. Tamponade Jantung strategi pembelajaran untuk bukti ilmiah yang terbaik dan terkini. Hasil: Pelayanan klinik berbasis bukti (evidence
7. Usahakan perbaiki etiologi gagal jantung; misalnya arteri
10. Diseksi aorta koroner yang menyempit direvaskularisasi dengan pembalonan based clinical practice) merupakan paradigma baru dalam pelayanan kesehatan. Trend pelayanan medis menuntut
11. Kardiomiopati post partum dan stent atau CABG; jika karena regurgitasi katup, maka para klinisi untuk menerapkan konsep evidence based dalam praktek sehari-hari. Kemajuan teknologi kesehatan
katup diperbaiki.
12. Pencetus non kardiovaskular : dan kedokteran yang pesat ditandai oleh banyaknya hasil penelitian yang dipublikasi. Keterbatasan waktu para
8. Pada gagal jantung dengan QRS lebar berupa LBBB disertai
a. tidak makan obat teratur blok jantung derajat 1, pemasangan pacu jantung terapi dokter seringkali menjadi hambatan untuk dapat terus menerus mengakses hasil penelitian terkini dan terbaik.
sinkronisasi sangat bermanfaat. Bila pada echokardiografi Strategi 4S (System, Synopsis, Synthesis, dan Studies) merupakan salah satu bentuk solusi untuk memperoleh bukti
b. kelebihan volum / kelebihan cairan infus
gagal jantung ditemukan dis-sinkroni, merupakan indikasi ilmiah yang terbaik dan terkini dalam waktu yang singkat. Strategi ini akan memudahkan para dokter untuk dapat
c. infeksi : pneumonia dan septikemia dipasang alat CRT ( Cardiac Resynchronization Therapy ). mengambil keputusan klinik berdasar pada hirarki penelitian yang terbaik. Simpulan: Strategi 4S merupakan salah
d. injuri otak yang berat 9. Saat ini masih berlangsung penelitian obat obat baru seperti
anti ADH (anti diuretic hormone). Di Pusat Jantung Nasional satu solusi penerapan konsep evidence based dalam pelayanan medis sehari-hari. Teknologi informasi merupakan
e. operasi besar Harapan Kita juga dilakukan penelitian multisenter dengan salah satu sarana untuk memperoleh sumber pembelajaran online.
f. gagal ginjal luar negeri.
g. asma yang eksaserbasi
10. Klinik gagal jantung sangat diperlukan untuk menangani Key words: 4S strategy-research-clinical practice-gap-evidence based medicine
pasien sulit dan sering rawat ulang. Klinik gagal jantung
h. kebanyakan obat disertai perawat gagal jantung akan memantau kepatuhan
i. kebanyakan alkohol makan obat wajib di rumah dan menaikkan dosis diuretika
saat eksaserbasi gagal jantung. Klinik gagal jantung dilengkapi PENDAHULUAN
13. Sindrom curah jantung tinggi :
one day care dengan obat obatan serta alat alat diagnostik Konsep dasar praktek klinik berbasis bukti (evidence based dapat dilakukan bila pelayanan klinik ditunjang oleh pengetahuan
a. Septikemia ( echokardiografi ) dan monitoring ( Physio-flow ) serta Sphyg- clinical practice) menjadi tuntutan bagi pelayanan kesehatan. ilmiah yang terkini(4). Integrasi antara pelayanan klinik dan bukti
b. Tirotoksikosis
mocore dan Tele Elektrokardiografi. Ada tuntutan publik yang besar kepada para profesi kesehatan ilmiah yang terbaik ini di dalam proses pelayanan klinik dikenal
Yang juga penting adalah pasien harus rajin menimbang untuk pelayanan yang lebih berkualitas. Hal itu terjadi karena dengan konsep Evidence Based Medicine(5).
c. Anemia berat badannya agar kongesti cepat terdeteksi. Alat monitoring kecenderungan penurunan kualitas dalam pelayanan kesehatan
d. Sindrom shunting jarak jauh untuk pasien gagal jantung dengan Cardiothoracic dan peningkatan biaya kesehatan(1,2). Masalah yang muncul adalah: (1) bagaimana penerapan konsep
Impedance yang dipasang di bawah kulit dada, akan mem EBM dalam pelayanan medis sehari-hari?, (2) Apakah hambatan
beri tanda ke klinik gagal jantung bila pasien mengalami penerapan konsep EBM dalam pelayanan medis? (3) Strategi apakah
Semua gagal jantung harus dicari sebabnya (tabel 1) dan dikoreksi Laporan Institute of Medicine (IOM) pada tahun 1999 menun-
kongesti paru, sehingga dapat cepat ditingkatkan dosis
selain pemberian obat gagal jantung. Penyebab gagal jantung jukkan bahwa 36% pasien yang dirawat di RS di Amerika Serikat yang dapat diterapkan untuk pelayanan medis berbasis EBM ?
obatnya atau dirawat ulang, diusahakan One Day Care ( ODC ).
terbanyak adalah Penyakit Jantung Koroner ( penyempitan ber- mengalami efek samping (adverse events) akibat medical errors,
makna, atau pasca infark miokard ), hipertensi stadium lanjut, Kesimpulan : dan 2% di antaranya (44.000-98.000 orang/tahun) meninggal METODE
Gagal jantung akan makin bertambah, selain karena bertam- akibat adverse events tersebut. Kematian akibat medical error lebih Kajian ini dilakukan secara kualitatif dengan desk analysis terhadap
atau kardiomiopati, serta gangguan irama menahun.
bahnya penduduk berusia tua ( > 65 thn), juga karena penyakit tinggi daripada kematian akibat kecelakaan kendaraan bermotor, berbagai artikel mengenai konsep EBM, penerapan konsep EBM
jantung koroner, hipertensi dan infeksi belum berhasil diatasi di kanker payudara, dan AIDS. Medical errors memberikan beban dalam pelayanan klinik sehari-hari, dan berbagai masalah dalam
Penanganan mutakhir gagal jantung tergantung derajat penyakit
Indonesia. Penanganan gagal jantung mutakhir perlu secara ekletik kepada sistem pelayanan kesehatan sebesar 17 sampai 29 milliar penerapan EBM dalam praktek. Artikel yang dikaji didasarkan
dan etiologinya :
holistik dari berbagai bidang kardiovaskular (heart failure cardio- dollar pertahunnya(3). pada penelitian terbaru, dengan pelacakan artikel yang sistematis
1. Semua penderita gagal jantung sistolik maupun diastolik menggunakan logika Boolean.
logist, spesialis pacemaker, interventionist, heart failure nurse,
memerlukan obat penghambat ensim konversi angiotensin heart failure physiotherapist, nutritionist, psikiater dll.). Jika tidak Penyebab utama tingginya angka medical error adalah kegagalan
(ACEI) atau penghambat reseptor angiotensin (ARB) bila tak maka gagal jantung akan berulang kali dirawat dengan biaya sistem. Laporan IOM yang lebih baru (2000) menganjurkan agar PEMBAHASAN
ada kontra indikasi. Bila ada kontra indikasi misalnya kelainan besar atau menimbulkan kematian dan kekecewaan. perbaikan berfokus ada sistem (repairing the system). Rekomendasi Mengapa perlu Evidence Based Medicine dalam praktek klinik?
ginjal berat ( kreatinin yang tinggi ) dapat digunakan kombinasi yang muncul pada laporan IOM adalah bahwa perbaikan kualitas Konsep Evidence Based Medicine merupakan integrasi dari bukti-
hydralazine dan isosorbid dinitrat. Daftar pustaka ada pada pengarang pelayanan kesehatan dan pengurangan kejadian medical error bukti penelitian yang terbaik dengan kemampuan klinik dan nilai-nilai

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
207 208
PRAKTIS INFORMATIKA KEDOKTERAN

Tabel 1. Penyebab penyebab gagal jantung akut 2. Semua penderita gagal jantung sistolik maupun diastolik
memerlukan obat penyekat beta ( beta blocker BB ) bila tak Strategi 4S untuk Pelayanan Medik
1. Dekompensasi dari gagal jantung menahun ada kontra indikasi.
2. Sindrom koroner akut :
3. Pada penderita gagal jantung berat kelas fungsional 3 dan 4
yang belum membaik dengan ACEI/ARB dan BB, dosis kecil
Berbasis Bukti: Potensi Sumber Ilmiah Online
a. Infark Miokard Akut / Angina Pektoris Tak Stabil / Disfungsi Iskemik aldosteron antagonis (spironolakton ) akan memperbaiki Rizaldy Pinzon
ketahanan hidup ( survival ).
b. Komplikasi mekanik dari infark miokard akut SMF Saraf RS Bethesda Yogyakarta
4. Pada penderita fibrilasi atrium yang laju nadinya cepat ( > 100
c. Infark ventrikel kanan x/m), digitalis sangat bermanfaat. Selain itu digitalis hanya
3. Krisis hipertensi diberikan pada gagal jantung yang tak membaik dengan ABSTRAK
obat obat di atas dan fraksi ejeksinya rendah < 30 %.
4. Aritmia akut : VT, VF, AF, SVT, VES. Latar belakang: Ada kebutuhan yang besar akan praktek klinik berbasis bukti dalam tatalaksana medis. Masalah
5. Jika tak ada kontra indikasi, pada penderita gagal jantung
5. Kardiomiopati dan miokarditis berat dengan Fraksi Ejeksi < 30 % atau fibrilasi atrium dapat yang muncul adalah ≈jumlah penelitian terlalu banyak untuk dapat dibaca oleh para klinisi∆, ≈klinisi tidak terlalu
diberi antikoagulan untuk mencegah kardio-emboli. paham dengan istilah metodologi dan statistik yang digunakan dalam artikel penelitian∆, ≈penelitian di setting
6. Kebocoran katup
6. Jika penyebab gagal jantung berat adalah penyakit jantung laboratorium dan hewan coba tidak selalu berhasil di setting klinik∆, dan ≈klinisi hanya memiliki sedikit waktu∆. Hal-
7. Stenosis Aorta koroner, pemberian simvastatin dan aspirin mungkin hal tersebut di atas menimbulkan kesenjangan antara penelitian dan praktek klinik sehari-hari. Metode: Penulis
8. Miokarditis Akut bermanfaat, tapi jika bukan karena penyempitan koroner, maka
omega 3 dosis tinggi bermanfaat. melakukan desk analysis terhadap berbagai sumber pembelajaran online. Kajian secara kualitatif untuk melihat
9. Tamponade Jantung strategi pembelajaran untuk bukti ilmiah yang terbaik dan terkini. Hasil: Pelayanan klinik berbasis bukti (evidence
7. Usahakan perbaiki etiologi gagal jantung; misalnya arteri
10. Diseksi aorta koroner yang menyempit direvaskularisasi dengan pembalonan based clinical practice) merupakan paradigma baru dalam pelayanan kesehatan. Trend pelayanan medis menuntut
11. Kardiomiopati post partum dan stent atau CABG; jika karena regurgitasi katup, maka para klinisi untuk menerapkan konsep evidence based dalam praktek sehari-hari. Kemajuan teknologi kesehatan
katup diperbaiki.
12. Pencetus non kardiovaskular : dan kedokteran yang pesat ditandai oleh banyaknya hasil penelitian yang dipublikasi. Keterbatasan waktu para
8. Pada gagal jantung dengan QRS lebar berupa LBBB disertai
a. tidak makan obat teratur blok jantung derajat 1, pemasangan pacu jantung terapi dokter seringkali menjadi hambatan untuk dapat terus menerus mengakses hasil penelitian terkini dan terbaik.
sinkronisasi sangat bermanfaat. Bila pada echokardiografi Strategi 4S (System, Synopsis, Synthesis, dan Studies) merupakan salah satu bentuk solusi untuk memperoleh bukti
b. kelebihan volum / kelebihan cairan infus
gagal jantung ditemukan dis-sinkroni, merupakan indikasi ilmiah yang terbaik dan terkini dalam waktu yang singkat. Strategi ini akan memudahkan para dokter untuk dapat
c. infeksi : pneumonia dan septikemia dipasang alat CRT ( Cardiac Resynchronization Therapy ). mengambil keputusan klinik berdasar pada hirarki penelitian yang terbaik. Simpulan: Strategi 4S merupakan salah
d. injuri otak yang berat 9. Saat ini masih berlangsung penelitian obat obat baru seperti
anti ADH (anti diuretic hormone). Di Pusat Jantung Nasional satu solusi penerapan konsep evidence based dalam pelayanan medis sehari-hari. Teknologi informasi merupakan
e. operasi besar Harapan Kita juga dilakukan penelitian multisenter dengan salah satu sarana untuk memperoleh sumber pembelajaran online.
f. gagal ginjal luar negeri.
g. asma yang eksaserbasi
10. Klinik gagal jantung sangat diperlukan untuk menangani Key words: 4S strategy-research-clinical practice-gap-evidence based medicine
pasien sulit dan sering rawat ulang. Klinik gagal jantung
h. kebanyakan obat disertai perawat gagal jantung akan memantau kepatuhan
i. kebanyakan alkohol makan obat wajib di rumah dan menaikkan dosis diuretika
saat eksaserbasi gagal jantung. Klinik gagal jantung dilengkapi PENDAHULUAN
13. Sindrom curah jantung tinggi :
one day care dengan obat obatan serta alat alat diagnostik Konsep dasar praktek klinik berbasis bukti (evidence based dapat dilakukan bila pelayanan klinik ditunjang oleh pengetahuan
a. Septikemia ( echokardiografi ) dan monitoring ( Physio-flow ) serta Sphyg- clinical practice) menjadi tuntutan bagi pelayanan kesehatan. ilmiah yang terkini(4). Integrasi antara pelayanan klinik dan bukti
b. Tirotoksikosis
mocore dan Tele Elektrokardiografi. Ada tuntutan publik yang besar kepada para profesi kesehatan ilmiah yang terbaik ini di dalam proses pelayanan klinik dikenal
Yang juga penting adalah pasien harus rajin menimbang untuk pelayanan yang lebih berkualitas. Hal itu terjadi karena dengan konsep Evidence Based Medicine(5).
c. Anemia berat badannya agar kongesti cepat terdeteksi. Alat monitoring kecenderungan penurunan kualitas dalam pelayanan kesehatan
d. Sindrom shunting jarak jauh untuk pasien gagal jantung dengan Cardiothoracic dan peningkatan biaya kesehatan(1,2). Masalah yang muncul adalah: (1) bagaimana penerapan konsep
Impedance yang dipasang di bawah kulit dada, akan mem EBM dalam pelayanan medis sehari-hari?, (2) Apakah hambatan
beri tanda ke klinik gagal jantung bila pasien mengalami penerapan konsep EBM dalam pelayanan medis? (3) Strategi apakah
Semua gagal jantung harus dicari sebabnya (tabel 1) dan dikoreksi Laporan Institute of Medicine (IOM) pada tahun 1999 menun-
kongesti paru, sehingga dapat cepat ditingkatkan dosis
selain pemberian obat gagal jantung. Penyebab gagal jantung jukkan bahwa 36% pasien yang dirawat di RS di Amerika Serikat yang dapat diterapkan untuk pelayanan medis berbasis EBM ?
obatnya atau dirawat ulang, diusahakan One Day Care ( ODC ).
terbanyak adalah Penyakit Jantung Koroner ( penyempitan ber- mengalami efek samping (adverse events) akibat medical errors,
makna, atau pasca infark miokard ), hipertensi stadium lanjut, Kesimpulan : dan 2% di antaranya (44.000-98.000 orang/tahun) meninggal METODE
Gagal jantung akan makin bertambah, selain karena bertam- akibat adverse events tersebut. Kematian akibat medical error lebih Kajian ini dilakukan secara kualitatif dengan desk analysis terhadap
atau kardiomiopati, serta gangguan irama menahun.
bahnya penduduk berusia tua ( > 65 thn), juga karena penyakit tinggi daripada kematian akibat kecelakaan kendaraan bermotor, berbagai artikel mengenai konsep EBM, penerapan konsep EBM
jantung koroner, hipertensi dan infeksi belum berhasil diatasi di kanker payudara, dan AIDS. Medical errors memberikan beban dalam pelayanan klinik sehari-hari, dan berbagai masalah dalam
Penanganan mutakhir gagal jantung tergantung derajat penyakit
Indonesia. Penanganan gagal jantung mutakhir perlu secara ekletik kepada sistem pelayanan kesehatan sebesar 17 sampai 29 milliar penerapan EBM dalam praktek. Artikel yang dikaji didasarkan
dan etiologinya :
holistik dari berbagai bidang kardiovaskular (heart failure cardio- dollar pertahunnya(3). pada penelitian terbaru, dengan pelacakan artikel yang sistematis
1. Semua penderita gagal jantung sistolik maupun diastolik menggunakan logika Boolean.
logist, spesialis pacemaker, interventionist, heart failure nurse,
memerlukan obat penghambat ensim konversi angiotensin heart failure physiotherapist, nutritionist, psikiater dll.). Jika tidak Penyebab utama tingginya angka medical error adalah kegagalan
(ACEI) atau penghambat reseptor angiotensin (ARB) bila tak maka gagal jantung akan berulang kali dirawat dengan biaya sistem. Laporan IOM yang lebih baru (2000) menganjurkan agar PEMBAHASAN
ada kontra indikasi. Bila ada kontra indikasi misalnya kelainan besar atau menimbulkan kematian dan kekecewaan. perbaikan berfokus ada sistem (repairing the system). Rekomendasi Mengapa perlu Evidence Based Medicine dalam praktek klinik?
ginjal berat ( kreatinin yang tinggi ) dapat digunakan kombinasi yang muncul pada laporan IOM adalah bahwa perbaikan kualitas Konsep Evidence Based Medicine merupakan integrasi dari bukti-
hydralazine dan isosorbid dinitrat. Daftar pustaka ada pada pengarang pelayanan kesehatan dan pengurangan kejadian medical error bukti penelitian yang terbaik dengan kemampuan klinik dan nilai-nilai

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
207 208
INFORMATIKA KEDOKTERAN INFORMATIKA KEDOKTERAN

yang dimiliki pasien. Bukti-bukti penelitian yang terbaik biasanya Tabel 1. Hirarki bukti ilmiah Haynes dkk(10) menyatakan bahwa salah satu alternatif solusi Seringkali pula hasil penelitian tersebut bervariasi antara satu
berasal dari penelitian-penelitian klinik yang relevan. Kemampuan Derajat bukti Keterangan
untuk mengatasi masalah jumlah penelitian yang sangat banyak dengan yang lainnya. Database besar yang dapat diakses adalah
klinik merupakan komponen yang penting dalam penerapan konsep adalah menggunakan hirarki pencarian bukti ilmiah . Pencarian www.ncbi.nlm.nih.gov/PubMed/ atau www.pubmed.com.
EBM, Nilai-nilai yang dimiliki pasien merupakan harapan dan I Bukti ilmiah dari kajian sistematis/ meta analisis sebaiknya dimulai dari hirarki penelitian tertinggi. Strategi yang Berbagai standar pelayanan medik online dapat pula diakses di
keinginan pasien saat berobat, dan harus pula diintegrasikan dalam II Bukti ilmiah dari minimal 1 uji klinik randomisasi diajukan adalah dengan menggunakan strategi 4S (System, Synopsis, www.guideline.gov Pelacakan dengan Google atau Yahoo kurang
pengambilan keputusan klinik saat melayani pasien tersebut(5). Synthesis, and Studies)(11). dianjurkan karena seringkali berakhir dengan monograf produk
III Bukti ilmiah dari uji klinik non randomisasi
atau bukti ilmiah yang kurang dapat dipertanggungjawabkan.
Ketiga elemen dasar tersebut harus diintegrasikan, sehingga dapat
IV Bukti ilmiah dari penelitian non eksperimental Sistem (System) mengacu pada terintegrasinya rekam medis Dukungan infrastruktur dan fasilitas untuk penerapan EBM
dicapai hasil penatalaksanaan yang optimal dan peningkatan
V Opini institusi, kumpulan pakar, atau komite pasien dengan sebuah sistem bantu pengambilan keputusan tentu pula harus disiapkan(12).
kualitas hidup. medis yang berbasis EBM. Sistem pendukung keputusan medis
Tahapan berikut dalam praktek EBM adalah melakukan telaah kritis tersebut selalu diperbaharui secara berkala. Salah satu contoh Simpulan
Sebagian besar atau hampir seluruh proses pelayanan medis yang sistem pendukung keputusan klinis adalah Dxplain yang Penerapan konsep dasar Evidence Based Medicine dalam
atas artikel yang telah kita peroleh. Telaah kritis dilakukan dengan
dikerjakan didasarkan pada ilmu pengetahuan yang didapat pada memuat lebih dari 2200 kondisi medis. Integrasi sistem pendu- pelayanan medis diharapkan akan memberikan akuntabilitas
mengajukan 3 pertanyaan utama, yaitu: (1) apakah penelitian ini
saat pendidikan kedokteran. Pertanyaan yang mendasar adalah kung keputusan klinis kedalam rekam medis tentu saja mem- pelayanan dan keuntungan bagi pasien. Berbagai hambatan
valid, (2) apakah hasilnya penting, dan (3) apakah penelitian yang
∆mengapa hal tersebut tidak cukup ?∆ Pada kenyataannya ilmu butuhan banyak waktu dan biaya. Beberapa sumber ilmiah lain pada umumnya akan dijumpai dalam penerapan konsep EBM.
valid dan penting ini berguna bagi tatalaksana pasien-pasien
pengetahuan kedokteran saat ini terus berkembang secara dinamis. yang dapat diacu adalah www.uptodate.com yang berisi buku Akses terhadap bukti ilmiah yang kurang, kurangnya waktu untuk
saya. Pertanyaan validitas dan akurasi suatu artikel bertujuan untuk
Banyak hal yang dulu dipelajari di fakultas kedokteran saat ini telah ajar elektronik yang selalu diperbaharui, http://webmd.com yang pelacakan bukti ilmiah, kekurangpahaman akan metodologi
mempertimbangkan apakah efek yang dilaporkan benar-benar terintegrasi dengan www. acpmedicine.com atau www. dan bukti ilmiah merupakan hal yang umum dijumpai.
berubah. Hal-hal yang dahulu terbukti bermanfaat, mungkin saat menunjukkan arah dan besar efek yang sesungguhnya.
ini terbukti kurang bermanfaat, tidak bermanfaat, atau bahkan clinicalevidence.com.
Pengembangan suatu strategi pencarian bukti ilmiah dengan
membahayakan bagi pasien berdasar penelitian-penelitian terkini(6). Hambatan dalam praktek EBM 4S dapat menjembatani keterbatasan waktu para dokter dan
Hambatan dalam praktek EBM adalah: (1) kurangnya akses ter- kebutuhan akan bukti ilmiah yang terbaik dan terkini.
Lima langkah dalam praktek EBM adalah sebagai berikut: (1) hadap bukti ilmiah, (2) kurangnya pengetahuan dalam telaah
mengajukan pertanyaan klinik yang dapat dijawab (asking kritis dan metodologi penelitian, (3) tidak adanya dukungan Kepustakaan
answerable question), (2) melakukan pelacakan pustaka untuk organisasi, dan (4) tidak adanya dukungan dari para kolega. 1. Swage T, Clinical Governance in Health Care Practice, Butterworth Heinemann, 2000
menjawab pertanyaan klinik, (3) melakukan telaah kritis terhadap 2. Sackett DL, Rosenberg W, Gray JAM, Haynes RB. Evidence-based Medicine: what it
bukti ilmiah, (4) melakukan integrasi antara bukti ilmiah yang valid, is and what it isn't. BMJ 1996; 312:71-2.
Keterbatasan waktu para praktisi menuntut perlunya strategi 3. Kohn LT, Corrigan JM, Donaldson MS, eds. To err is human: building a safer health
keahlian klinik, dan nilai serta harapan yang ada pada pasien, dalam praktek EBM, yaitu : (1) pengembangan strategi yang lebih system. Washington DC: National Academy Press, 1999
dan (5) melakukan evaluasi hasil guna penerapan bukti ilmiah di efisien untuk melacak dan melakukan analisis kritis terhadap 4. Vincent C, Neale G, Woloshynowych M. Adverse events in British hospitals: preliminary
retrospective record review. BMJ 2001; 322: 517-9
dalam praktek(6) . berbagai penelitian (termasuk menilai validitas dan relevansinya), 5. Sackett DL, Straus SE, Richardson WS, Rosenberg W, Haynes RB.. Evidence-based
(2) pengembangan sistem informasi, dan (3) pengembangan medicine. How to practice and teach EBM, 2nd ed.: Chapter I. Introduction.
Dalam praktek sehari-hari ada jurang pemisah (gap) antara hasil- strategi cara belajar EBM. Keterbatasan waktu dan pemahaman Edinburgh, Churchill Livingstone, 2000. pp. 1-12.
6. Guyatt G. Evidence based medicine has come a long way, The second decade will be
hasil penelitian dengan apa yang dilakukan dalam praktek. Hal yang tidak memadai atas metodologi penelitian dan biostatistik as exciting as the first, BMJ 2004;329:990√1
tersebut mungkin dapat digambarkan seperti pada Gambar 1. menyulitkan penerapan EBM. 7. Bodenheimer T, Grumbach K. Electronic Technology; A Spark to Revitalize Primary
Care? JAMA 2003; 290; 259-64
Gambar 2. Strategi 4S untuk pelacakan bukti ilmiah 8. Chaudhry B, Wang J, Wu S, Maglione M dkk. Systematic Review: Impact of Health
Pelacakan pada database pubmed (www.pubmed.com) meng-
Information Technology on Quality, Efficiency, and Costs of Medical Care. Ann Intern
gunakan kata kunci hypertension menghasilkan lebih dari Med. 2006;144:742-752
250.000 artikel. Jumlah ini sangat banyak untuk ditelaah satu Bila pencarian pada system dan summaries tidak membuahkan 9. Blumenthal D, Glaser JP, Information Technology Comes to Medicine, N Engl J Med
hasil, maka pencarian dilanjutkan kepada sinopsis bukti ilmiah 2007;356(24): 2527-34
demi satu. Penggunaan logika Boolean dengan penggabungan
10. Haynes B, Haines A, Getting Research Findings into Practice; Barriers and Bridges to
kata kunci akan membantu mengkerucutkan hasil pencarian. online. Sinopsis merupakan ringkasan berbagai kajian sistematis Evidence Based Clinical Practice. BMJ 1998; 317:273-276
Pertanyaan yang sering muncul adalah ≈manakah bukti ilmiah penelitian terdahulu. Bagi para klinisi yang sibuk, membaca 11. Haynes B. Of Studies, Summaries, Synopses, and Systems: The "4S" Evolution of
yang paling baik?∆ sinopsis dalam sebuah abstrak tentu sangat menguntungkan. Services for Finding Current Best Evidence. Evid. Based Nurs. 2005;8:4-6
12. Sternberg DJ. E-Health Prognosis: Government Plays an Important Role in Building A
National Health Information Infrastructure. MHS, 2005
Strategi 4S untuk pencarian bukti ilmiah Akses pada www.bmjjournals.com akan menuntun kita kepada
3 jurnal yang berisi sinopsis yaitu evidence based medicine,
Teknologi informasi memiliki peran yang cukup besar untuk proses
evidence based nursing, dan evidence based mental health.
pembelajaran dan up date bukti ilmiah. Teknologi informasi sangat
membantu dalam pelacakan bukti ilmiah(7). Kajian sistematis
Tahapan selanjutnya adalah mencari pada hasil sintesis berbagai
Chaudhry, dkk(8) memperlihatkan bahwa teknologi informasi medis penelitian terdahulu. Pada umumnya sintesis ditampilkan dalam
(termasuk sistem pendukung keputusan klinis) memiliki peran bentuk kajian sistematis atau suatu meta analisis. Beberapa sumber
cukup besar untuk meningkatkan kepatuhan terhadap standar yang dapat diacu adalah Cochrane database, www.tripdatabase.com,
pelayanan medik, mampu memantau penggunaan obat, dan dan www.sumsearch.uthscsa.edu.
Tahapan paling penting dan mendasar dalam praktek EBM adalah mengurangi risiko kesalahan pengobatan. Kajian Blumenthal dan
proses menemukan hasil penelitian yang valid dan reliable. Yang Glaser(9) menyatakan bahwa ada harapan besar akan perbaikan Alternatif terakhir adalah dengan melacak penelitian individual.
dipilih adalah penelitian yang berkualitas baik, sesuai dengan kualitas pelayanan kesehatan akibat penggunaan teknologi Masalah yang sering dijumpai adalah terlalu banyaknya hasil
hirarki bukti ilmiah (Tabel 1). informasi kesehatan. penelitian tunggal untuk pertanyaan klinis yang kita ajukan.

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
209 210
INFORMATIKA KEDOKTERAN INFORMATIKA KEDOKTERAN

yang dimiliki pasien. Bukti-bukti penelitian yang terbaik biasanya Tabel 1. Hirarki bukti ilmiah Haynes dkk(10) menyatakan bahwa salah satu alternatif solusi Seringkali pula hasil penelitian tersebut bervariasi antara satu
berasal dari penelitian-penelitian klinik yang relevan. Kemampuan Derajat bukti Keterangan
untuk mengatasi masalah jumlah penelitian yang sangat banyak dengan yang lainnya. Database besar yang dapat diakses adalah
klinik merupakan komponen yang penting dalam penerapan konsep adalah menggunakan hirarki pencarian bukti ilmiah . Pencarian www.ncbi.nlm.nih.gov/PubMed/ atau www.pubmed.com.
EBM, Nilai-nilai yang dimiliki pasien merupakan harapan dan I Bukti ilmiah dari kajian sistematis/ meta analisis sebaiknya dimulai dari hirarki penelitian tertinggi. Strategi yang Berbagai standar pelayanan medik online dapat pula diakses di
keinginan pasien saat berobat, dan harus pula diintegrasikan dalam II Bukti ilmiah dari minimal 1 uji klinik randomisasi diajukan adalah dengan menggunakan strategi 4S (System, Synopsis, www.guideline.gov Pelacakan dengan Google atau Yahoo kurang
pengambilan keputusan klinik saat melayani pasien tersebut(5). Synthesis, and Studies)(11). dianjurkan karena seringkali berakhir dengan monograf produk
III Bukti ilmiah dari uji klinik non randomisasi
atau bukti ilmiah yang kurang dapat dipertanggungjawabkan.
Ketiga elemen dasar tersebut harus diintegrasikan, sehingga dapat
IV Bukti ilmiah dari penelitian non eksperimental Sistem (System) mengacu pada terintegrasinya rekam medis Dukungan infrastruktur dan fasilitas untuk penerapan EBM
dicapai hasil penatalaksanaan yang optimal dan peningkatan
V Opini institusi, kumpulan pakar, atau komite pasien dengan sebuah sistem bantu pengambilan keputusan tentu pula harus disiapkan(12).
kualitas hidup. medis yang berbasis EBM. Sistem pendukung keputusan medis
Tahapan berikut dalam praktek EBM adalah melakukan telaah kritis tersebut selalu diperbaharui secara berkala. Salah satu contoh Simpulan
Sebagian besar atau hampir seluruh proses pelayanan medis yang sistem pendukung keputusan klinis adalah Dxplain yang Penerapan konsep dasar Evidence Based Medicine dalam
atas artikel yang telah kita peroleh. Telaah kritis dilakukan dengan
dikerjakan didasarkan pada ilmu pengetahuan yang didapat pada memuat lebih dari 2200 kondisi medis. Integrasi sistem pendu- pelayanan medis diharapkan akan memberikan akuntabilitas
mengajukan 3 pertanyaan utama, yaitu: (1) apakah penelitian ini
saat pendidikan kedokteran. Pertanyaan yang mendasar adalah kung keputusan klinis kedalam rekam medis tentu saja mem- pelayanan dan keuntungan bagi pasien. Berbagai hambatan
valid, (2) apakah hasilnya penting, dan (3) apakah penelitian yang
∆mengapa hal tersebut tidak cukup ?∆ Pada kenyataannya ilmu butuhan banyak waktu dan biaya. Beberapa sumber ilmiah lain pada umumnya akan dijumpai dalam penerapan konsep EBM.
valid dan penting ini berguna bagi tatalaksana pasien-pasien
pengetahuan kedokteran saat ini terus berkembang secara dinamis. yang dapat diacu adalah www.uptodate.com yang berisi buku Akses terhadap bukti ilmiah yang kurang, kurangnya waktu untuk
saya. Pertanyaan validitas dan akurasi suatu artikel bertujuan untuk
Banyak hal yang dulu dipelajari di fakultas kedokteran saat ini telah ajar elektronik yang selalu diperbaharui, http://webmd.com yang pelacakan bukti ilmiah, kekurangpahaman akan metodologi
mempertimbangkan apakah efek yang dilaporkan benar-benar terintegrasi dengan www. acpmedicine.com atau www. dan bukti ilmiah merupakan hal yang umum dijumpai.
berubah. Hal-hal yang dahulu terbukti bermanfaat, mungkin saat menunjukkan arah dan besar efek yang sesungguhnya.
ini terbukti kurang bermanfaat, tidak bermanfaat, atau bahkan clinicalevidence.com.
Pengembangan suatu strategi pencarian bukti ilmiah dengan
membahayakan bagi pasien berdasar penelitian-penelitian terkini(6). Hambatan dalam praktek EBM 4S dapat menjembatani keterbatasan waktu para dokter dan
Hambatan dalam praktek EBM adalah: (1) kurangnya akses ter- kebutuhan akan bukti ilmiah yang terbaik dan terkini.
Lima langkah dalam praktek EBM adalah sebagai berikut: (1) hadap bukti ilmiah, (2) kurangnya pengetahuan dalam telaah
mengajukan pertanyaan klinik yang dapat dijawab (asking kritis dan metodologi penelitian, (3) tidak adanya dukungan Kepustakaan
answerable question), (2) melakukan pelacakan pustaka untuk organisasi, dan (4) tidak adanya dukungan dari para kolega. 1. Swage T, Clinical Governance in Health Care Practice, Butterworth Heinemann, 2000
menjawab pertanyaan klinik, (3) melakukan telaah kritis terhadap 2. Sackett DL, Rosenberg W, Gray JAM, Haynes RB. Evidence-based Medicine: what it
bukti ilmiah, (4) melakukan integrasi antara bukti ilmiah yang valid, is and what it isn't. BMJ 1996; 312:71-2.
Keterbatasan waktu para praktisi menuntut perlunya strategi 3. Kohn LT, Corrigan JM, Donaldson MS, eds. To err is human: building a safer health
keahlian klinik, dan nilai serta harapan yang ada pada pasien, dalam praktek EBM, yaitu : (1) pengembangan strategi yang lebih system. Washington DC: National Academy Press, 1999
dan (5) melakukan evaluasi hasil guna penerapan bukti ilmiah di efisien untuk melacak dan melakukan analisis kritis terhadap 4. Vincent C, Neale G, Woloshynowych M. Adverse events in British hospitals: preliminary
retrospective record review. BMJ 2001; 322: 517-9
dalam praktek(6) . berbagai penelitian (termasuk menilai validitas dan relevansinya), 5. Sackett DL, Straus SE, Richardson WS, Rosenberg W, Haynes RB.. Evidence-based
(2) pengembangan sistem informasi, dan (3) pengembangan medicine. How to practice and teach EBM, 2nd ed.: Chapter I. Introduction.
Dalam praktek sehari-hari ada jurang pemisah (gap) antara hasil- strategi cara belajar EBM. Keterbatasan waktu dan pemahaman Edinburgh, Churchill Livingstone, 2000. pp. 1-12.
6. Guyatt G. Evidence based medicine has come a long way, The second decade will be
hasil penelitian dengan apa yang dilakukan dalam praktek. Hal yang tidak memadai atas metodologi penelitian dan biostatistik as exciting as the first, BMJ 2004;329:990√1
tersebut mungkin dapat digambarkan seperti pada Gambar 1. menyulitkan penerapan EBM. 7. Bodenheimer T, Grumbach K. Electronic Technology; A Spark to Revitalize Primary
Care? JAMA 2003; 290; 259-64
Gambar 2. Strategi 4S untuk pelacakan bukti ilmiah 8. Chaudhry B, Wang J, Wu S, Maglione M dkk. Systematic Review: Impact of Health
Pelacakan pada database pubmed (www.pubmed.com) meng-
Information Technology on Quality, Efficiency, and Costs of Medical Care. Ann Intern
gunakan kata kunci hypertension menghasilkan lebih dari Med. 2006;144:742-752
250.000 artikel. Jumlah ini sangat banyak untuk ditelaah satu Bila pencarian pada system dan summaries tidak membuahkan 9. Blumenthal D, Glaser JP, Information Technology Comes to Medicine, N Engl J Med
hasil, maka pencarian dilanjutkan kepada sinopsis bukti ilmiah 2007;356(24): 2527-34
demi satu. Penggunaan logika Boolean dengan penggabungan
10. Haynes B, Haines A, Getting Research Findings into Practice; Barriers and Bridges to
kata kunci akan membantu mengkerucutkan hasil pencarian. online. Sinopsis merupakan ringkasan berbagai kajian sistematis Evidence Based Clinical Practice. BMJ 1998; 317:273-276
Pertanyaan yang sering muncul adalah ≈manakah bukti ilmiah penelitian terdahulu. Bagi para klinisi yang sibuk, membaca 11. Haynes B. Of Studies, Summaries, Synopses, and Systems: The "4S" Evolution of
yang paling baik?∆ sinopsis dalam sebuah abstrak tentu sangat menguntungkan. Services for Finding Current Best Evidence. Evid. Based Nurs. 2005;8:4-6
12. Sternberg DJ. E-Health Prognosis: Government Plays an Important Role in Building A
National Health Information Infrastructure. MHS, 2005
Strategi 4S untuk pencarian bukti ilmiah Akses pada www.bmjjournals.com akan menuntun kita kepada
3 jurnal yang berisi sinopsis yaitu evidence based medicine,
Teknologi informasi memiliki peran yang cukup besar untuk proses
evidence based nursing, dan evidence based mental health.
pembelajaran dan up date bukti ilmiah. Teknologi informasi sangat
membantu dalam pelacakan bukti ilmiah(7). Kajian sistematis
Tahapan selanjutnya adalah mencari pada hasil sintesis berbagai
Chaudhry, dkk(8) memperlihatkan bahwa teknologi informasi medis penelitian terdahulu. Pada umumnya sintesis ditampilkan dalam
(termasuk sistem pendukung keputusan klinis) memiliki peran bentuk kajian sistematis atau suatu meta analisis. Beberapa sumber
cukup besar untuk meningkatkan kepatuhan terhadap standar yang dapat diacu adalah Cochrane database, www.tripdatabase.com,
pelayanan medik, mampu memantau penggunaan obat, dan dan www.sumsearch.uthscsa.edu.
Tahapan paling penting dan mendasar dalam praktek EBM adalah mengurangi risiko kesalahan pengobatan. Kajian Blumenthal dan
proses menemukan hasil penelitian yang valid dan reliable. Yang Glaser(9) menyatakan bahwa ada harapan besar akan perbaikan Alternatif terakhir adalah dengan melacak penelitian individual.
dipilih adalah penelitian yang berkualitas baik, sesuai dengan kualitas pelayanan kesehatan akibat penggunaan teknologi Masalah yang sering dijumpai adalah terlalu banyaknya hasil
hirarki bukti ilmiah (Tabel 1). informasi kesehatan. penelitian tunggal untuk pertanyaan klinis yang kita ajukan.

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
209 210
PROFIL PROFIL

Menjadi Dokter dan Spesialis Tri Dharma Perguruan Tinggi pada 3 Mei 1995. Adi Satya Utama

Mengenang Sang Teladan Beberapa hari lulus dokter, Su segera melanjutkan ke spesialis.
Beliau memilih Kebidanan setelah berkonsultasi dengan Prof
Sarwono, ketika itu Kepala Bagian Kebidanan. Beliau mengatakan,
dari Ikatan Dokter Indonesia pada 4 Nopember 1996 dan Adi
Yasa Utama dari Ikatan Dokter Indonesia, pada 9 Oktober 2003.

Prof. Dr. Ratna Suprapti Samil, Sp.OG (K) bahwa sekarang ada peraturan di Depkes, bahwa masuk kebidanan
harus mengabdi dulu 3 tahun ke daerah.
Etik Kedokteran
Semenjak Prof. Samil berprofesi dokter, beliau sangat menaruh
perhatian khususnya di bidang etik kedokteran. Tidak heran kalau
Riwayat Hidup Ratna Suprapti Samil Brevet dokter ahli Obstetri Ginekologi FKUI diraihnya tahun 1961 Prof. Samil mengaku telah mengabdi di kedokteran selama 52
Untuk mengenang seseorang yang telah meninggal dunia ada dilanjutkan tugas belajar di University of London, Oxford, dan tahun tanpa pernah mengalami kasus malpraktek. Prof. Samil
banyak jalan, ada yang mengadakan perayaaan hari lahirnya, Liverpool selama setahun dan di Karolinska Sjuk Huset dan juga mengharapkan, agar para tenaga dokter dalam menjalankan
ada yang mengenang saat meninggalnya, dan ada juga membuat Sabbesberg Sjuk Huset di Stockholm selama satu tahun pula. tugas pelayanan masyarakat khususnya di bidang kesehatan
perayaan sederhana oleh orang tua kita seperti berdoa bersama sesuai dengan standar atau prosedur yang telah ditetapkan.
dengan keluarga besar. Dikukuhkan sebagai Guru Besar
Pada tanggal 8 Februari 1984, Dr. Ratna Suprapti Samil dikukuhkan Para calon dokter (mahasiswa) maupun para dokter selama
Tepat pada tanggal 20 Februari 2009, civitas akademika FKUI sebagai Guru Besar Tetap FKUI Jakarta, dengan pidato penguku- menjalani pendidikan, selain dibekali dengan ilmu dan ketrampi-
kembali kehilangan seorang teladan. Prof. Dr. Ratna Suprapti hannya berjudul ≈Beberapa Aspek Etik dalam Obstetri dan lan juga harus dibekali dengan etika kedokteran. Untuk hal
Samil, Sp.OG (K) telah menghembuskan napas terakhirnya di Ginekologi.∆ tersebut sejak tahun 1973, Prof. Samil telah merintis agar masalah
usia 83 tahun. Beliau adalah salah satu guru besar di Departemen etik kedokteran ini diberikan sejak mahasiswa, beliau sendiri masih
Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM. Kiprahnya dalam memper- Tugas yang Pernah Dipercayakan memberikan kuliah etik kedokteran kepada mahasiswa hingga
juangkan kesamaan hak pasien untuk mendapatkan pelayanan Di bidang pendidikan dan pengajaran beliau antara lain menja- akhir hayatnya.
kesehatan yang layak telah diakui banyak orang baik di dalam bat Ketua Biro Pendidikan Obstetri & Ginekologi FKUI meliputi
maupun di luar negeri. Tidak diragukan lagi, beliau seniantiasa pendidikan mahasiswa dan Dokter Ahli sejak 1965, penguji dan Sebagai pedoman bagi mahasiswa calon dokter maupun bagi
mengabdikan seluruh hidupnya untuk kesejahteraan pasien. pelaksana ujian NB/CMS 1973-75 dan penguji luar (TUNTD). para dokter agar dalam menjalankan profesinya sebagai tenaga
Selain memberikan kuliah khusus secara rutin, beliau juga kesehatan sesuai dengan etika kedokteran Indonesia, Prof. Samil
Pada Sabtu 21 Februari 2009, jenazah beliau sempat disemayamkan menjadi penyanggah tesis calon-calon Doktor, menjadi promotor, juga telah menulis beberapa buku yang berkaitan dengan etika
di lobi bawah FKUI sebelum akhirnya dimakamkan. Serangkaian menjadi anggauta penilai dan anggauta Panitia Penguji. kedokteran Indonesia antara lain: Kode Etik Kedokteran Indonesia,
acara pun digelar untuk menghormati hidup dan dedikasi beliau diterbitkan oleh Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedok-
terhadap ilmu pengetahuan, kesejahteraan pasien, almamater, Publikasi ilmiah di dalam dan luar negeri berjumlah 218 dan teran UI, Jakarta 1980; Etika Kedokteran Indonesia (Kumpulan
serta orang-orang yang beliau cintai. Banyaknya orang yang sebagai co-author berjumlah 45 makalah. Tulisan terakhir beliau Naskah) diterbitkan oleh Balai Penerbit, Fakultas Kedokteran UI,
memadati lobi bawah FKUI siang itu, tidak menyurutkan kekhidmatan berjudul ≈Peranan Wanita Indonesia dalam Pembangunan Jakarta 1994; Etika Kedokteran Indonesia, diterbitkan oleh Yayasan
acara. Tentu setiap orang yang hadir siang itu memiliki harapan Kesehatan∆ untuk Buku Kumpulan Makalah Antropologi Khas Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2001.
dan doa yang sama agar beliau mendapatkan tempat yang layak Indonesia, diterbitkan UNSRI Palembang 1990-1991.
di sisi-Nya. Amin. Kegiatan di Luar Negeri
Beliau juga pernah menjabat Sekretaris Majelis Kehormatan Etik Sehubungan dengan kegiatan dan keanggotaan organisasi dan
Untuk mengenang jasa-jasa beliau, CDK mengulas balik riwayat Kedokteran (MKEK) IDI Wilayah Jakarta Raya periode 1980- himpunan profesi di dalam dan luar negeri. Prof. Samil pernah
hidup beliau agar dapat diteladani dan juga untuk mengetahui 1983, Sekretaris MKEK IDI Pusat tahun 1981-1983, Ketua MKEK mengunjungi banyak kota dan negara.
hidup beliau walaupun secara singkat. IDI Pusat 3 (tiga) periode tahun 1994, 1997, 1997-2000 dan
2000-2003, Ketua Perkumpulan Menopause Indonesia (PERMI) Masa pensiun
Ratna Suprapti Samil, lebih populer disebut Su lahir di Tanjung tahun 1997-2001dan masih banyak lagi. Masa pensiun bagi Prof. Samil bukan masalah. ∆Ketika saya
Karang, Lampung, 25 Mei 1925 dari pasangan ayah yang Prof. Dr. Ratna Suprapti Samil, Sp.OG (K) sudah pensiun saya masih diperlukan oleh Fakultas Kedokteran∆
berprofesi dokter hewan bernama Drh. Samil, dan ibu bernama Penghargaan ujar Prof. Samil. Prof. Samil masih diberi tugas memberikan mata
Hj. Soekia Samil. Walaupun Su dilahirkan di Lampung, namun Pada tahun 1951, Su pindah ke Jakarta tinggal bersama pamannya Berkaitan dengan tugas-tugas yang Prof. Samil laksanakan baik kuliah kode etik kedokteran hingga akhir hayatnya. Beliau juga
gaya bicaranya gaya orang Jawa. Tidak heran karena masa DR. Dr. Soerono, juga seorang Dokter, yang bekerja di Sekretariat di bidang pemerintahan maupun di bidang profesi khususnya masih aktif dan memeuhi beberapa undangan baik dalam negeri
mudanya dihabiskan di Jawa Tengah (Yogyakarta, Semarang). Jenderal Departemen Kesehatan. Di Jakarta Su melanjutkan kedokteran, Prof. Samil memperoleh beberapa penghargaan; mapun ke luar negeri, sampai akhirnya menderita sakit selama
Beliau anak ke empat dari sembilan bersaudara, semuanya hidup kedokterannya di Universitas Indonesia. antara lain: Satyalancana Karya Satya tahun 1985, Honorary beberapa bulan pada akhir tahun 2008, hingga pada tanggal
dan sukses. member of outstanding contribution to the overall development 20 Februari 2009 menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Selama masa pendidikan banyak kenang-kenangan yang sukar of diagnostic ultrasound and invaluable support to the ultrasonic
Saat Mahasiswa Su lupakan; antara lain: pada tahun 1954 Su pernah menjadi activities di Dubrovnik Yugoslavia tahun 1986. Menerima surat Selamat jalan Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. (Ind. B)
Dalam proses masuk perguruan tinggi, Su segera mengikuti Ketua Dewan Mahasiswa, dikirim sebagai wakil PPMI ke RRC penghargaan dari Rektor UI sebagai Peserta Pemilihan Penelitian
ujian masuk ke perguruan tinggi kedokteran, yang saat itu sudah selama 3 (tiga) bulan bersama dengan sdr Sabam Siagian Terbaik bidang Ilmu Kesehatan dan Kedokteran di Universitas
dibuka di Klaten tahun 1948. Salah satu pendirinya adalah Prof. Dr. (GMKI). Pada tahun 1955, mengikuti study group yang dipimpin Indonesia tahun 1987. Penghargaan dari Obstetrical and Gynae-
Sardjito seorang Republik yang sadar dengan kebangsaannya. oleh Dr. Moh. Hatta bersama-sama dengan Emil Salim dan lain- cological Society of Singapore pada Annual Oration 8 Februari
Beberapa tahun kemudian fakultas kedokterannya dipindahkan lain. Tahun 1957 memimpin rombongan PMI dan ikut operasi 1991. Dari Dekan Fakultas Kedokteran UI atas jasanya yang terus
ke Yogyakarta sampai sekarang bernama Universitas Gajah Mada. 17 Agustus ke Sumatera Barat, dipimpin oleh Kol A Yani (Alm). menerus mencurahkan tenaga dan pikiran dalam pengembangan

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
211 212
PROFIL PROFIL

Menjadi Dokter dan Spesialis Tri Dharma Perguruan Tinggi pada 3 Mei 1995. Adi Satya Utama
Beberapa hari lulus dokter, Su segera melanjutkan ke spesialis. dari Ikatan Dokter Indonesia pada 4 Nopember 1996 dan Adi

Mengenang Sang Teladan Beliau memilih Kebidanan setelah berkonsultasi dengan Prof
Sarwono, ketika itu Kepala Bagian Kebidanan. Beliau mengatakan,
Yasa Utama dari Ikatan Dokter Indonesia, pada 9 Oktober 2003.

bahwa sekarang ada peraturan di Depkes, bahwa masuk kebidanan Etik Kedokteran
Prof. Dr. Ratna Suprapti Samil, Sp.OG (K) harus mengabdi dulu 3 tahun ke daerah. Semenjak Prof. Samil berprofesi dokter, beliau sangat menaruh
perhatian khususnya di bidang etik kedokteran. Tidak heran kalau
Brevet dokter ahli Obstetri Ginekologi FKUI diraihnya tahun 1961 Prof. Samil mengaku telah mengabdi di kedokteran selama 52
Untuk mengenang seseorang yang telah meninggal dunia ada dilanjutkan tugas belajar di University of London, Oxford, dan tahun tanpa pernah mengalami kasus malpraktek. Prof. Samil
banyak jalan, ada yang mengadakan perayaaan hari lahirnya, Liverpool selama setahun dan di Karolinska Sjuk Huset dan juga mengharapkan, agar para tenaga dokter dalam menjalankan
ada yang mengenang saat meninggalnya, dan ada juga membuat Sabbesberg Sjuk Huset di Stockholm selama satu tahun pula. tugas pelayanan masyarakat khususnya di bidang kesehatan
perayaan sederhana oleh orang tua kita seperti berdoa bersama sesuai dengan standar atau prosedur yang telah ditetapkan.
dengan keluarga besar. Dikukuhkan sebagai Guru Besar
Pada tanggal 8 Februari 1984, Dr. Ratna Suprapti Samil dikukuhkan Para calon dokter (mahasiswa) maupun para dokter selama
Tepat pada tanggal 20 Februari 2009, civitas akademika FKUI sebagai Guru Besar Tetap FKUI Jakarta, dengan pidato penguku- menjalani pendidikan, selain dibekali dengan ilmu dan ketrampi-
kembali kehilangan seorang teladan. Prof. Dr. Ratna Suprapti hannya berjudul ≈Beberapa Aspek Etik dalam Obstetri dan lan juga harus dibekali dengan etika kedokteran. Untuk hal
Samil, Sp.OG (K) telah menghembuskan napas terakhirnya di Ginekologi.∆ tersebut sejak tahun 1973, Prof. Samil telah merintis agar masalah
usia 83 tahun. Beliau adalah salah satu guru besar di Departemen etik kedokteran ini diberikan sejak mahasiswa, beliau sendiri masih
Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM. Kiprahnya dalam memper- Tugas yang Pernah Dipercayakan memberikan kuliah etik kedokteran kepada mahasiswa hingga
juangkan kesamaan hak pasien untuk mendapatkan pelayanan Di bidang pendidikan dan pengajaran beliau antara lain menja- akhir hayatnya.
kesehatan yang layak telah diakui banyak orang baik di dalam bat Ketua Biro Pendidikan Obstetri & Ginekologi FKUI meliputi
maupun di luar negeri. Tidak diragukan lagi, beliau seniantiasa pendidikan mahasiswa dan Dokter Ahli sejak 1965, penguji dan Sebagai pedoman bagi mahasiswa calon dokter maupun bagi
mengabdikan seluruh hidupnya untuk kesejahteraan pasien. pelaksana ujian NB/CMS 1973-75 dan penguji luar (TUNTD). para dokter agar dalam menjalankan profesinya sebagai tenaga
Selain memberikan kuliah khusus secara rutin, beliau juga kesehatan sesuai dengan etika kedokteran Indonesia, Prof. Samil
Pada Sabtu 21 Februari 2009, jenazah beliau sempat disemayamkan menjadi penyanggah tesis calon-calon Doktor, menjadi promotor, juga telah menulis beberapa buku yang berkaitan dengan etika
di lobi bawah FKUI sebelum akhirnya dimakamkan. Serangkaian menjadi anggauta penilai dan anggauta Panitia Penguji. kedokteran Indonesia antara lain: Kode Etik Kedokteran Indonesia,
acara pun digelar untuk menghormati hidup dan dedikasi beliau diterbitkan oleh Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedok-
terhadap ilmu pengetahuan, kesejahteraan pasien, almamater, Publikasi ilmiah di dalam dan luar negeri berjumlah 218 dan teran UI, Jakarta 1980; Etika Kedokteran Indonesia (Kumpulan
serta orang-orang yang beliau cintai. Banyaknya orang yang sebagai co-author berjumlah 45 makalah. Tulisan terakhir beliau Naskah) diterbitkan oleh Balai Penerbit, Fakultas Kedokteran UI,
memadati lobi bawah FKUI siang itu, tidak menyurutkan kekhidmatan berjudul ≈Peranan Wanita Indonesia dalam Pembangunan Jakarta 1994; Etika Kedokteran Indonesia, diterbitkan oleh Yayasan
acara. Tentu setiap orang yang hadir siang itu memiliki harapan Kesehatan∆ untuk Buku Kumpulan Makalah Antropologi Khas Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta 2001.
dan doa yang sama agar beliau mendapatkan tempat yang layak Indonesia, diterbitkan UNSRI Palembang 1990-1991.
di sisi-Nya. Amin. Kegiatan di Luar Negeri
Beliau juga pernah menjabat Sekretaris Majelis Kehormatan Etik Sehubungan dengan kegiatan dan keanggotaan organisasi dan
Untuk mengenang jasa-jasa beliau, CDK mengulas balik riwayat Kedokteran (MKEK) IDI Wilayah Jakarta Raya periode 1980- himpunan profesi di dalam dan luar negeri. Prof. Samil pernah
hidup beliau agar dapat diteladani dan juga untuk mengetahui 1983, Sekretaris MKEK IDI Pusat tahun 1981-1983, Ketua MKEK mengunjungi banyak kota dan negara.
hidup beliau walaupun secara singkat. IDI Pusat 3 (tiga) periode tahun 1994, 1997, 1997-2000 dan
2000-2003, Ketua Perkumpulan Menopause Indonesia (PERMI) Masa pensiun
Ratna Suprapti Samil, lebih populer disebut Su lahir di Tanjung tahun 1997-2001dan masih banyak lagi. Masa pensiun bagi Prof. Samil bukan masalah. ∆Ketika saya
Pro
rof.
f. Dr.
Prof. Dr Ratna
R Supra
rapti Samil,
Suprapti Sam
amilil, Sp.OG
Sp.OG (K)
(K sudah pensiun saya masih diperlukan oleh Fakultas Kedokteran∆
Karang, Lampung, 25 Mei 1925 dari pasangan ayah yang
berprofesi dokter hewan bernama Drh. Samil, dan ibu bernama Penghargaan ujar Prof. Samil. Prof. Samil masih diberi tugas memberikan mata
Hj. Soekia Samil. Walaupun Su dilahirkan di Lampung, namun Pada tahun 1951, Su pindah ke Jakarta tinggal bersama pamannya Berkaitan dengan tugas-tugas yang Prof. Samil laksanakan baik kuliah kode etik kedokteran hingga akhir hayatnya. Beliau juga
gaya bicaranya gaya orang Jawa. Tidak heran karena masa DR. Dr. Soerono, juga seorang Dokter, yang bekerja di Sekretariat di bidang pemerintahan maupun di bidang profesi khususnya masih aktif dan memeuhi beberapa undangan baik dalam negeri
mudanya dihabiskan di Jawa Tengah (Yogyakarta, Semarang). Jenderal Departemen Kesehatan. Di Jakarta Su melanjutkan kedokteran, Prof. Samil memperoleh beberapa penghargaan; mapun ke luar negeri, sampai akhirnya menderita sakit selama
Beliau anak ke empat dari sembilan bersaudara, semuanya hidup kedokterannya di Universitas Indonesia. antara lain: Satyalancana Karya Satya tahun 1985, Honorary beberapa bulan pada akhir tahun 2008, hingga pada tanggal
dan sukses. member of outstanding contribution to the overall development 20 Februari 2009 menghembuskan nafasnya yang terakhir. (Ind. B)
Selama masa pendidikan banyak kenang-kenangan yang sukar of diagnostic ultrasound and invaluable support to the ultrasonic
Saat Mahasiswa Su lupakan; antara lain: pada tahun 1954 Su pernah menjadi activities di Dubrovnik Yugoslavia tahun 1986. Menerima surat
Dalam proses masuk perguruan tinggi, Su segera mengikuti Ketua Dewan Mahasiswa, dikirim sebagai wakil PPMI ke RRC penghargaan dari Rektor UI sebagai Peserta Pemilihan Penelitian
ujian masuk ke perguruan tinggi kedokteran, yang saat itu sudah selama 3 (tiga) bulan bersama dengan sdr Sabam Siagian Terbaik bidang Ilmu Kesehatan dan Kedokteran di Universitas
dibuka di Klaten tahun 1948. Salah satu pendirinya adalah Prof. Dr. (GMKI). Pada tahun 1955, mengikuti study group yang dipimpin Indonesia tahun 1987. Penghargaan dari Obstetrical and Gynae-
Sardjito seorang Republik yang sadar dengan kebangsaannya. oleh Dr. Moh. Hatta bersama-sama dengan Emil Salim dan lain- cological Society of Singapore pada Annual Oration 8 Februari
Beberapa tahun kemudian fakultas kedokterannya dipindahkan lain. Tahun 1957 memimpin rombongan PMI dan ikut operasi 1991. Dari Dekan Fakultas Kedokteran UI atas jasanya yang terus
ke Yogyakarta sampai sekarang bernama Universitas Gajah Mada. 17 Agustus ke Sumatera Barat, dipimpin oleh Kol A Yani (Alm). menerus mencurahkan tenaga dan pikiran dalam pengembangan

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
211 212
OPINI

Terapi AM - PM untuk Diabetes


Pengalaman Klinis di PKM Terusan Tengah, Kapuas, Kalimantan Tengah
Andri Kusuma Harmaya
Dokter Umum PTT Puskesmas Terusan Tengah Kapuas, Kalimantan Tengah

Sesuai dengan 10 Steps to Better Glucose Control maka pasien Terapi am-pm pertama kali saya kenal pada pemberian antihis-
diabetes sebaiknya diobati secara intensif agar target HbA1C < tamin. Antihistamin generasi pertama yang memiliki efek
6,5% dapat dicapai. Setelah 3 bulan pengobatan, jika target samping mengantuk diberikan pada malam hari (pm), sedangkan
HbA1C < 6,5% belum tercapai, pertimbangkan pemberian antihistamin generasi ke tiga yang tidak memiliki efek samping
kombinasi obat. Bahkan jika HbA1C-nya > 9% atau lebih pada mengantuk diberikan pada pagi hari (am). Dalam terapi diabetes,
saat diagnosis ditegakkan, sebaiknya langsung diberikan kombinasi terapi am-pm ini pun bisa juga diterapkan. Caranya, glibenklamid
obat atau insulin. Kombinasi obat yang dipilih adalah yang me- diberikan pada pagi hari (am) sedangkan metformin diberikan
miliki mekanisme kerja berbeda sehingga bisa saling melengkapi. pada sore hari (pm).

Ada dua macam obat hipoglikemik oral (OHO) yang biasanya Metformin bekerja dengan cara mencegah hati membuat dan
bisa dijumpai di puskesmas, yaitu glibenklamid dan metformin. mengeluarkan glukosa ke dalam darah. Juga membuat sel otot
Glibenklamid mampu merangsang sel-sel beta di pankreas lebih peka terhadap insulin. Kelebihan metformin ialah tidak
menghasilkan dan mengeluarkan hormon insulin. Efek samping menyebabkan hipoglikemi, sehingga relatif aman bila diberikan
penting obat ini ialah hipoglikemi: kadar glukosa darah < 60 pada sore hari menjelang tidur. Manfaat obat ini di antaranya
mg/dL. Hipoglikemi ini sangat berbahaya apabila tidak segera adalah menurunkan kadar gula darah puasa (GDP), memperbaiki
ditangani. Untuk itulah pemberian biasanya pada pagi hari profil lipid dan menurunkan resistensi insulin.
karena pemberian malam hari berisiko hipoglikemi pada saat
pasien tidur yang akan mengancam jiwa pasien. Lagipula, masa Berdasarkan 10 Steps to Better Glucose Control (1), obat yang dipilih
kerjanya yang cukup lama (15 jam) membatasi pemberiannya sebaiknya memiliki mekanisme kerja yang berbeda sehingga bisa
menjadi tidak lebih dari dua kali sehari. saling melengkapi; maka kombinasi am-pm antara glibenklamid
dan metformin menjadi sangat rasional. Di satu pihak, glibenklamid
Sepanjang pengalaman melakukan terapi pasien diabetes memperbaiki fungsi sel beta pankreas sehingga produksi insulin
(terutama saat PTT di Terusan Tengah), tidak semua gula darah menjadi optimal, sementara di pihak lain metformin bekerja me-
terkendali dengan pemberian glibenklamid ini. Beberapa malah nurunkan resistensi insulin. Dosis glibenklamid pun bisa diminimalkan
cenderung naik setelah diberi glibenklamid 2,5-5 mg sekali sehingga bahaya hipoglikemi bisa dihindari.
sehari (pagi hari).
Penelitian United Kingdom Prevalence Diabetes Study (UKPDS) pada
Ada beberapa skenario untuk menjelaskan persoalan ini. tahun 1998 menyebutkan bahwa kombinasi glibenklamid dan
Skenario pertama, pasien minum obat tetapi makannya masih metformin juga mampu mengurangi angka kejadian komplikasi
ugal-ugalan. Di sinilah peran dokter selaku edukator. Prinsip mikrovaskular dan mikrovaskular dari diabetes. Jadi, mengapa
diet diabetes yang disingkat dengan 3j (tepat jadual, tepat tidak menggunakan terapi am-pm mulai sekarang?
jumlah dan tepat jenis) harus diterapkan dengan benar.
Skenario kedua, produksi insulin cukup tetapi tubuh tidak bisa
menggunakannya dengan baik (dikenal dengan resistensi
insulin). Seberapa pun insulin yang berhasil «diperas» glibenkla-
mid dari pabriknya (pankreas), gula darah tidak akan turun.
Dan skenario ke tiga adalah gula darah memang pada kadar
tertinggi saat diperiksa. Pemeriksaan kadar gula darah puasa
biasanya dilakukan pada pagi hari, sedangkan pada saat yang
bersamaan kadar glibenklamid juga berada pada level terendah.
Rujukan:
Harus juga diingat bahwa pada malam hari, hati tetap mem-
1. Del Prato S. et al. 10 Steps to Better Glucose Control. Int J.Clin.Pract. 2005;59:1345-56
produksi gula. Produksi gula yang terus menerus tanpa 2. Askandar Tjokroprawiro. The High-Tech FDC of Metformin and Glibenclamide.
diimbangi dengan kadar OHO yang optimal tentu membuat Naskah Lengkap Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan XXIII 2008. FK Unair,
Surabaya. pp: 1-16.
angka gula darah tetap tinggi. Skenario ke dua dan ke tiga ini 3. Sidartawan Soegondo. Penatalaksanaan Diabetes Melitus. Workshop Terapi Insulin
bisa diatasi dengan metformin sore hari. dan OHO pada DM Tipe II. Kuala Kapuas, 23 Agustus 2008.

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009


214
INFO PRODUK

Irbersartan: Penggunaannya dalam


Terapi Hipertensi dan Nefropati Diabetikum
PENDAHULUAN
Irbesartan adalah obat antihipertensi golongan AIIRA (angiotensin II Dalam IRMA 2 (The Irbesartan in Patients with Type 2 Diabetes and
receptor antagonist) yang telah digunakan secara luas sebagai obat Microalbuminuria), irbesartan menghambat progresifitas nefropati
antihipertensi dan sebagai terapi nefropati pada pasien hipertensi pada pasien hipertensi dengan diabetes tipe 2, dengan kata lain
dengan diabetes tipe 2. irbesartan memiliki efek renoproteksi.

Farmakodinamik Bahkan setelah pemberian dihentikan selama 2 tahun, tetap terjadi


Irbesartan merupakan antagonis reseptor angiotensin II tipe 1, yang penurunan mikroalbuminuria, sehingga diduga irbesartan juga ber-
bekerja menghambat RAAS (renin angiotensin aldosteron system) manfaat melindungi ginjal dalam jangka panjang. Efek penurunan
melalui blokade selektif terhadap reseptor AT-1. Melalui mekanisme mikroalbuminuria ini tidak tergantung pada kemampuan irbesartan
ini irbesartan menurunkan tekanan darah, mengurangi ketebalan massa dalam menurunkan tekanan darah.
ventrikel kiri, mengurangi kekakuan arteri, memperbaiki fungsi endotel
vaskular dan menurunkan marker inflamasi. Irbesartan menyebabkan IRMA 2 substudy memperlihatkan bahwa terapi irbesartan 300 mg
vasodilatasi renal dan menurunkan fraksi filtrasi tanpa mengurangi sekali sehari selama 24 bulan menurunkan marker inflamasi pada
laju filtrasi glomerulus. Irbesartan tidak memiliki efek agonis dan tidak pasien risiko tinggi. Dalam penelitian ini, marker inflamasi yang diduga
memiliki afinitas terhadap reseptor AT-2. Selain itu irbesartan tidak berhubungan dengan patogenesis mikro dan makroalbuminuria seperti
memiliki afinitas terhadap adrenoreseptor α-1 dan α-2 maupun hs-CRP (highsensitivity C-reactive protein) dan fibrinogen, menurun
terhadap reseptor serotonergik. bermakna setelah terapi selama 2 tahun. Selain kemampuan reno-
proteksi, irbesartan juga diperkirakan dapat menurunkan penyakit
Farmakokinetik kardiovaskular.
Bioavailabilitas irbesartan 60-80% dan tidak dipengaruhi makanan.
Konsentrasi plasma puncak (Cmax) dan area under curve (AUC) Dalam penelitian lain, irbesartan secara bermakna mengurangi kadar
meningkat linear dan bergantung dosis. Selang waktu sampai VCAM-1 (vascular cell adhesion molecule-1), TNF-_-RII (tumor necrosis
tercapainya kadar puncak (Tmax) tidak tergantung dosis. Cmax 1,5 factor-alpha receptor II) dan superoksida pada pasien penyakit jantung
jam setelah dosis oral 150 mg dan 300 mg berturut-turut 2,9 dan koroner, menunjukkan bahwa irbesartan dapat menghambat proses
4,9 mg/L. 96% irbesartan terikat protein plasma. Waktu paruh atheroskelosis. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa irbesartan dapat
eliminasi berkisar 11-15 jam dan tergantung dosis. Di hati irbesartan menekan proses atherosclerosis dengan menghambat oksidasi intra-
mengalami oksidasi melalui sitokrom P450 (CYP) isoform 2C9. vaskular dan menghambat pembentukan ROS (reactive oxygen species).

INDIKASI Pengaruh terhadap Hipertrofi Ventrikel Kiri


• Hipertensi, baik terapi tunggal, maupun kombinasi dengan obat Irbesartan menyebabkan regresi terhadap massa ventrikel kiri (left
antihipertensi lain. ventricular mass, LVM). Di dalam sebuah penelitian, regresi LVM dengan
• Nefropati diabetikum pada pasien hipertensi yang menderita irbesartan lebih besar dibandingkan dengan enalapril setelah 6 bulan.
diabetes tipe 2. Dalam penelitian lain, irbesartan mengurangi indeks LVM (LVM-I )
lebih banyak dibandingkan dengan atenolol.
Irbesartan sebagai terapi hipertensi
Monoterapi irbesartan dosis > 150 mg sekali sehari selama 6 - 12 Kombinasi dengan obat antihipertensi lain
minggu menurunkan tekanan darah secara bermakna. Efek anti- Diuretik golongan tiazida direkomendasikan sebagai terapi pilihan
hipertensinya meningkat seiring meningkatnya dosis dan mencapai pertama pada pasien hipertensi tanpa indikasi penyerta. Pada pasien
plateau pada dosis >300 mg sehari. Ambulatory blood pressure yang sulit mencapai target tekanan darah dengan diuretik tiazida,
monitoring memperlihatkan bahwa irbesartan 150 mg sekali sehari pemberian irbesartan sebagai tambahan secara bermakna memberikan
bermanfaat mengontrol tekanan darah selama 24 jam. penurunan tekanan darah tambahan.

Efektifitas irbesartan sebanding dengan losartan dan lebih baik secara DOSIS
bermakna dibandingkan valsartan. Dalam penelitian acak, irbesartan Rekomendasi dosis awal adalah 150 mg sekali sehari. Pada pasien
sekali sehari efektif menurunkan tekanan darah sebaik enalapril, atenolol dengan terapi diuretik atau hemodialisis, disarankan dosis awal 75
dan amlodipin pada pasien hipertensi ringan-sedang. Irbesartan dan mg sehari sekali. Dosis maksimal 300 mg sekali sehari. Pada pasien
aliskiren (penghambat renin) memiliki efek penurunan darah yang usia lanjut atau pada pasien dengan gangguan ginjal dan hati tidak
mirip pada dosis yang direkomendasikan yaitu 150 mg, sekali sehari. diperlukan penyesuaian dosis.

Irbesartan sebagai terapi nefropati diabetikum pada pasien EFEK SAMPING


diabetes tipe 2 dan hipertensi. Efek samping yang paling sering adalah sakit kepala. Efek samping
Penghambatan terhadap RAAS bermanfaat pada pasien nefropati lainnya adalah pusing. Pada umumnya bersifat ringan-sedang. (YYA)
diabetikum dan juga bagi pasien gangguan ginjal non-diabetik.
Irbesartan bermanfaat memperbaiki glomerulosklerosis dan mengu-
rangi proteinuria. Referensi ada pada redaksi.

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009


215
LAPORAN KHUSUS

Sleep Medicine Review :


Course and Workshop
Hotel Nikko, Jakarta 27 Feb - 1 Maret 2009
Seminar, talkshow dan launching Indonesian Society of Sleep Medicine (INA
Sleep) dilaksanakan tanggal 27 Februari sampai dengan 1 Maret di Hotel
Nikko, jakarta. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Kelompok Studi gangguan Tidur
PERDOSSI (Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia) bekerja sama dengan
Departemen Neurologi FKUI/RSCM dan INA Sleep.
Sebuah seminar di bidang kesehatan tidur pertama di Indonesia Pembahasan dalam seminar ini adalah mengenai kesehatan
yang membuka wawasan kita tentang sisi lain gangguan tidur yang merupakan sesuatu yang belum luas dikenal di
tidur, mendengkur dan kaitannya dengan kesehatan dan Indonesia karena umumnya tidur dianggap remeh. Baik
kualitas hidup. Workshop Polysonography dan CPAP pertama masyarakat umum maupun dunia kedokteran masih sering
secara hands-On untuk para dokter di Indonesia. Para mengabaikan pentingnya kualitas kesehatan tidur yang tidak
pembicara antara lain : Glenn Roldan, RPGST (USA), Eugene cukup dan terganggu.
Baey, Ph.D, Lalaine Geldal, RPGST (Singapore), dr. Rimawati
Tedjasukmana, SpS, RPGST, dr. Andreas Prasadja, RPGST.
Tidur yang berkualitas membuat kita merasa segar, penuh
vitalitas dan bersemangat, siap menghadapi berbagai
Hari pertama diadakan khusus untuk media dan umum, sedang-
tantangan. Pada tahap tidur dalam, tubuh kita mengeluar-
kan dua hari berikutnya untuk para dokter. Dalam pembukaan
yang dlakukan oleh dr. Rimawati Tedjasukmana, SpS, RPSGT kan hormon pertumbuhan, yang pada anak-anak berperan
yang merupakan ketua INA Sleep, yaitu sebuah wadah bagi dalam proses tumbuh kembang dan pada orang dewasa
para dokter yang menekuni bidang kedokteran tidur apapun untuk memperbaiki berbagai sel dan jaringan yang rusak.
latar belakang spesialisasinya untuk berkumpul dan saling ber- Disamping itu, sistem imunitas bekerja optimal saat kita
tukar pengalaman dan saling bertukar pengetahuan dan tidur. Bila terserang penyakit, biasanya kita ingin tidur terus
pengalaman demi kemajuan kesehatan tidur di Indonesia. yang merupakan reaksi tubuh untuk melawan infeksi.

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009


217
LAPORAN KHUSUS LAPORAN KHUSUS

Gangguan tidur utama dan yang paling umum adalah Beberapa macam meteode pengobatan adalah untuk melebarkan
mendengkur yang bisa berbahaya, yaitu saat orang area penyempitan jalan nafas, baik operatif yang bersifat tetap
mengalami henti napas yang terjadi bebrapa detik dan atau dengan peralatan, misalnya CPAP, yang bersifat sementara.
kemudian terbangun tiba-tiba (sleep apnea). hal ini adalah
tanda sumbatan napas total saat tidur (obstructive sleep Itulah sebabnya Indonesia membutuhkan berbagai usaha untuk
apnea/OSA), yang disebabkan oleh menyempitnya jalan memperkenalkan konsep kesehatan baru, suatu triumviate
napas atas di waktu tidur. kesehatan yang meliputi olah raga, keseimbangan nutrisi dan
kesehatan tidur. Pengetahuan tentang detak jam biologis,
Akibat OSA adalah kadar oksigen dalam daraha turun, penanganan dan pencegahan gangguan tidur.
yang memicu otak untuk otak terbangun sejanak tanpa
terjaga. Hal ini memotong proses tidur dan kualitas tidur Untuk sementara waktu, INA Sleep masih berupa komunitas
menjadi buruk. Kita menjadi mengantuk di siang hari. bebas sambil menunggu dipenuhinya berbagai persyaratan
Sleep Apnea terbukti menjadi penyebab hipertensi, diabetes, untuk menjadi sebuah perhimpunan dokter seminat yang
berbagai gangguan jantung hingga stroke. diakui secara resmi di bawah IDI. (NFA)

Indonesia Harus Pacu


Pengembangan Sel Punca
Dunia kedokteran terus melakukan terobosan. Gebrakan abad ke-21 adalah
pemanfaatan sel punca atau sel induk. Sel punca disebut-sebut sebagai titik
terang dalam mengatasi berbagai penyakit yang diderita umat manusia.
Apa sebenarnya sel punca? Sel punca adalah sel-sel yang Surabaya dalam acara ≈Diskusi Pakar Mengenai Etika Penelitian
belum terspesialisasi menjadi sel tertentu dalam tubuh mahluk Sel Punca Indonesia∆ yang diselenggarakan oleh Asosiasi Sel
hidup. Sel punca mempunyai kemampuan untuk menjadi Punca Indonesia (ASPI) pada 11 Maret 2009 di Jakarta.
berbagai sel, misalnya sel otot rangka, sel otot jantung, sel saraf,
sel beta pankreas, sel tulang, dan sel sendi. Kehebatannya, Prof. Sajid mengatakan, dalam perkembangannya, sel punca
sel punca bisa terus memperbaharui diri. Sel punca pun menjadi tak lagi diambil dari embrio. Sel punca dapat berasal dari sel
magnet bagi para peneliti untuk mampu membongkar rahasia darah tali pusat, sumsum tulang , sel induk darah tepi dan sel
kehebatannya. Sel punca diyakini dapat mengatasi berbagai yang diinduksi menjadi sel punca. Berbeda dengan pendahu-
penyakit dengan cara memperbaki jaringan tubuhnya. lunya, Presiden AS Barack Obama justru mendorong peman-
faatan sel punca untuk pengobatan berbagai penyakit.
Mata dunia mulai terbuka pada sekitar 1960-an ketika duet
ilmuwan dari Kanada, Ernest A McCulloch dan James E Till Mengingat sifatnya, sel punca dapat mengatasi banyak
mengungkapkan bahwa sel punca yang berasal dari embrio penyakit. Sel punca dikatakan dapat memperbaiki bagian
dapat mengatasi berbagai penyakit. Sel punca tersebut jantung pada pasien serangan jantung. Pasien stroke bisa
diambil dari embrio (janin) pada fase blastosit atau 5-7 hari kembali melangkah. Tak hanya itu, sel punca dapat menga-
setelah pembuahan. Tentu saja, pemanfaatan sel punca dari tasi kerusakan ginjal, mengganti kulit yang terbakar, dan
embrio mengundang protes sejumlah kalangan karena sederet penyakit lainnya.
dikhawatirkan bisa mengarah pada pembunuhan janin.
Transplantasi sel induk darah tali pusat pertama kali dilakukan di
≈Tidak mengherankan, sel punca dari embrio menuai penolakan. Perancis pada penderita anemia Fanconi di tahun 1988. Pada
Kalangan Kristen dan Katolik fanatik AS menilai bahwa embrio 1991, darah tali pusat ditransplantasikan pada penderita
manusia tidak selayaknya digunakan untuk eksperimen. Presiden Chronic Myelogenous Leukemia. Kedua transplantasi ini
AS (saat itu) George W Bush pun menolak pengembangan berhasil dengan baik. Sampai saat ini telah dilakukan kira-kira
sel punca,∆ ujar Prof. Dr Sajid Darmadipura, SpBS dari UNAIR 3.000 transplantasi darah tali pusat.

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
219 220
LAPORAN KHUSUS LAPORAN KHUSUS

Bagaimana dengan di Indonesia? Sementara beberapa negara Prof. Dr. Sjamsuhidajat dari Komisi Nasional Etik Penelitian
telah giat mengembangkan sel punca, Indonesia masih Kesehatan menambahkan, semua pihak juga perlu mencari
tergolong tertinggal. Pengembangan sel punca di Tanah Air kesepakatan di antara para peneliti agar bisa menyuarakan
masih terbentur persoalan dana dan sumber daya manusia. keinginan para peneliti sel punca di Indonesia; dengan
demikian bisa tersusun suatu pedoman yang disepakati
Sejumlah perguruan tinggi dan rumah sakit di Indonesia bersama. Tujuannya, agar penelitian sel punca bisa terus
terus melakukan penelitian dan pengembangan sel punca. berkembang dan menjadi terapi unggulan bagi bangsa dan
Penelitian sel punca di antaranya dilakukan di Institut Teknologi negara Indonesia khususnya, dan dunia pada umumnya.
Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas
Indonesia (UI), Universirtas Airlangga (Unair) dan Universitas Deputi Bidang Pengembangan Sistem Iptek Nasional Kantor
Diponegoro (Undip), dan Stem Cell and Cancer Institute (SCI). Menneg Ristek Prof. DR. Dr. Amin Soebandrio mendukung
Sementara itu rumah sakit yang terus mengembangkan dan pembentukan jejaring tersebut karena dengan demikian,
meneliti sel punca adalah RS Cipto Mangunkusumo, RS masalah keterbatasan dana dan sumber daya manusia dapat
Harapan Kita, RS Dhamias, RS Hasan Sadikin, RS Pusat Pertamina, diatasi bersama.
dan RS Medistra.
Sementara itu Chairman Stem Cell and Cancer Institute (SCI),
Pada diskusi pakar yang bertajuk Etika Penelitian Sel Punca di Dr. Boenjamin Setiawan, PhD, mengatakan perlu ada kesamaan
Indonesia, para pakar setuju Indonesia memerlukan riset persepsi mengenai sel punca. Ia juga berharap peneliti,
terintegrasi antarpusat penelitian sel punca. Dengan jejaring pelaku usaha, dan pemerintah perlu menjalin kerjasama
antarpusat riset sel punca, diharapkan akan terjadi pertukaran

Indonesia Harus Pacu dan penyebaran informasi. "Kami akan mengadakan riset
bersama sehingga kegiatan penelitian tidak tumpang tindih
dalam mengembangkan sel punca. "Negara tetangga kita,
Singapura, Korea, India, dan China sudah melangkah jauh
mengembangkan sel punca. Indonesia jangan sampai

Pengembangan Sel Punca antarpusat penelitian sel punca," kata Ketua Dewan Pelaksana
Asosiasi Sel Punca Indonesia (ASPI) Ferry Sandra PhD.
ketinggalan. Jangan sampai ada peraturan yang meng-
hambat penelitian," katanya. (Ind. B)

Dunia kedokteran terus melakukan terobosan. Gebrakan abad ke-21 adalah Ferry mengatakan, manfaat serba bisa dari sel punca membuat
banyak pemasar senang melabel produknya dengan sel
pemanfaatan sel punca atau sel induk. Sel punca disebut-sebut sebagai titik punca dan dijual baik ke tenaga kesehatan maupun langsung
terang dalam mengatasi berbagai penyakit yang diderita umat manusia. ke pengguna. Padahal, pemanfaatan sel punca secara klinik
masih dikategorikan sebagai terapi eksperimental, yaitu boleh
Apa sebenarnya sel punca? Sel punca adalah sel-sel yang Surabaya dalam acara ≈Diskusi Pakar Mengenai Etika Penelitian dilaksanakan dalam bentuk pelayanan tetapi membutuhkan
belum terspesialisasi menjadi sel tertentu dalam tubuh mahluk Sel Punca Indonesia∆ yang diselenggarakan oleh Asosiasi Sel
pengawasan ketat.
hidup. Sel punca mempunyai kemampuan untuk menjadi Punca Indonesia (ASPI) pada 11 Maret 2009 di Jakarta.
berbagai sel, misalnya sel otot rangka, sel otot jantung, sel saraf,
Ketua Komisi Bioetika Nasional (KBN) DR. Umar Jeni me-
sel beta pankreas, sel tulang, dan sel sendi. Kehebatannya, Prof. Sajid mengatakan, dalam perkembangannya, sel punca
ngatakan, penelitian sel punca bukan embrio dapat dilakukan
sel punca bisa terus memperbaharui diri. Sel punca pun menjadi tak lagi diambil dari embrio. Sel punca dapat berasal dari sel
oleh peneliti dalam negeri maupun luar negeri, sepanjang
magnet bagi para peneliti untuk mampu membongkar rahasia darah tali pusat, sumsum tulang , sel induk darah tepi dan sel
memenuhi peraturan perundangan di Indonesia. Sementara
kehebatannya. Sel punca diyakini dapat mengatasi berbagai yang diinduksi menjadi sel punca. Berbeda dengan pendahu-
itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
penyakit dengan cara memperbaki jaringan tubuhnya. lunya, Presiden AS Barack Obama justru mendorong peman-
Prof. DR. Dr. Agus Purwadianto, SpF SH berpendapat,
faatan sel punca untuk pengobatan berbagai penyakit.
masalah sel punca harus diatur dengan undang-undang (UU)
Mata dunia mulai terbuka pada sekitar 1960-an ketika duet
Mengingat sifatnya, sel punca dapat mengatasi banyak supaya rakyat tidak dirugikan.
ilmuwan dari Kanada, Ernest A McCulloch dan James E Till
mengungkapkan bahwa sel punca yang berasal dari embrio penyakit. Sel punca dikatakan dapat memperbaiki bagian
jantung pada pasien serangan jantung. Pasien stroke bisa Menurut Prof. Agus, sebelum ada undang-undang, pemerintah
dapat mengatasi berbagai penyakit. Sel punca tersebut
diambil dari embrio (janin) pada fase blastosit atau 5-7 hari kembali melangkah. Tak hanya itu, sel punca dapat menga- dapat mengeluarkan peraturan menteri kesehatan (Permenkes)
setelah pembuahan. Tentu saja, pemanfaatan sel punca dari tasi kerusakan ginjal, mengganti kulit yang terbakar, dan yang sifatnya sementara, karena Permenkes tidak dapat men-
embrio mengundang protes sejumlah kalangan karena sederet penyakit lainnya. jangkau penelitian sel punca yang dilakukan Fakultas Kedokteran.
dikhawatirkan bisa mengarah pada pembunuhan janin.
Transplantasi sel induk darah tali pusat pertama kali dilakukan di Mengingat pemanfaatan sel punca di Indonesia masih
≈Tidak mengherankan, sel punca dari embrio menuai penolakan. Perancis pada penderita anemia Fanconi di tahun 1988. Pada menimbulkan kontroversi, Prof Agus menyatakan semua
Kalangan Kristen dan Katolik fanatik AS menilai bahwa embrio 1991, darah tali pusat ditransplantasikan pada penderita pihak terkait perlu duduk bersama untuk merumuskan regulasi
manusia tidak selayaknya digunakan untuk eksperimen. Presiden Chronic Myelogenous Leukemia. Kedua transplantasi ini yang jelas agar pengembangan sel punca tidak merugikan
AS (saat itu) George W Bush pun menolak pengembangan berhasil dengan baik. Sampai saat ini telah dilakukan kira-kira masyarakat sebagai pengguna sel punca. Dan ASPI harus
sel punca,∆ ujar Prof. Dr Sajid Darmadipura, SpBS dari UNAIR 3.000 transplantasi darah tali pusat. terlibat aktif dalam penyusunan regulasi.

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
220 221
LAPORAN KHUSUS LAPORAN KHUSUS

Bagaimana dengan di Indonesia? Sementara beberapa negara Prof. Dr. Sjamsuhidajat dari Komisi Nasional Etik Penelitian
telah giat mengembangkan sel punca, Indonesia masih Kesehatan menambahkan, semua pihak juga perlu mencari
tergolong tertinggal. Pengembangan sel punca di Tanah Air kesepakatan di antara para peneliti agar bisa menyuarakan
masih terbentur persoalan dana dan sumber daya manusia. keinginan para peneliti sel punca di Indonesia; dengan
demikian bisa tersusun suatu pedoman yang disepakati
Sejumlah perguruan tinggi dan rumah sakit di Indonesia bersama. Tujuannya, agar penelitian sel punca bisa terus
terus melakukan penelitian dan pengembangan sel punca. berkembang dan menjadi terapi unggulan bagi bangsa dan
Penelitian sel punca di antaranya dilakukan di Institut Teknologi negara Indonesia khususnya, dan dunia pada umumnya.
Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas
Indonesia (UI), Universirtas Airlangga (Unair) dan Universitas Deputi Bidang Pengembangan Sistem Iptek Nasional Kantor
Diponegoro (Undip), dan Stem Cell and Cancer Institute (SCI). Menneg Ristek Prof. DR. Dr. Amin Soebandrio mendukung
Sementara itu rumah sakit yang terus mengembangkan dan pembentukan jejaring tersebut karena dengan demikian,
meneliti sel punca adalah RS Cipto Mangunkusumo, RS masalah keterbatasan dana dan sumber daya manusia dapat
Harapan Kita, RS Dhamias, RS Hasan Sadikin, RS Pusat Pertamina, diatasi bersama.
dan RS Medistra.
Sementara itu Chairman Stem Cell and Cancer Institute (SCI),
Pada diskusi pakar yang bertajuk Etika Penelitian Sel Punca di Dr. Boenjamin Setiawan, PhD, mengatakan perlu ada kesamaan
Indonesia, para pakar setuju Indonesia memerlukan riset persepsi mengenai sel punca. Ia juga berharap peneliti,
terintegrasi antarpusat penelitian sel punca. Dengan jejaring pelaku usaha, dan pemerintah perlu menjalin kerjasama
antarpusat riset sel punca, diharapkan akan terjadi pertukaran

Indonesia Harus Pacu dan penyebaran informasi. "Kami akan mengadakan riset
bersama sehingga kegiatan penelitian tidak tumpang tindih
dalam mengembangkan sel punca. "Negara tetangga kita,
Singapura, Korea, India, dan China sudah melangkah jauh
mengembangkan sel punca. Indonesia jangan sampai

Pengembangan Sel Punca antarpusat penelitian sel punca," kata Ketua Dewan Pelaksana
Asosiasi Sel Punca Indonesia (ASPI) Ferry Sandra PhD.
ketinggalan. Jangan sampai ada peraturan yang meng-
hambat penelitian," katanya. (Ind. B)

Dunia kedokteran terus melakukan terobosan. Gebrakan abad ke-21 adalah Ferry mengatakan, manfaat serba bisa dari sel punca membuat
banyak pemasar senang melabel produknya dengan sel
pemanfaatan sel punca atau sel induk. Sel punca disebut-sebut sebagai titik punca dan dijual baik ke tenaga kesehatan maupun langsung
terang dalam mengatasi berbagai penyakit yang diderita umat manusia. ke pengguna. Padahal, pemanfaatan sel punca secara klinik
masih dikategorikan sebagai terapi eksperimental, yaitu boleh
Apa sebenarnya sel punca? Sel punca adalah sel-sel yang Surabaya dalam acara ≈Diskusi Pakar Mengenai Etika Penelitian dilaksanakan dalam bentuk pelayanan tetapi membutuhkan
belum terspesialisasi menjadi sel tertentu dalam tubuh mahluk Sel Punca Indonesia∆ yang diselenggarakan oleh Asosiasi Sel
pengawasan ketat.
hidup. Sel punca mempunyai kemampuan untuk menjadi Punca Indonesia (ASPI) pada 11 Maret 2009 di Jakarta.
berbagai sel, misalnya sel otot rangka, sel otot jantung, sel saraf,
Ketua Komisi Bioetika Nasional (KBN) DR. Umar Jeni me-
sel beta pankreas, sel tulang, dan sel sendi. Kehebatannya, Prof. Sajid mengatakan, dalam perkembangannya, sel punca
ngatakan, penelitian sel punca bukan embrio dapat dilakukan
sel punca bisa terus memperbaharui diri. Sel punca pun menjadi tak lagi diambil dari embrio. Sel punca dapat berasal dari sel
oleh peneliti dalam negeri maupun luar negeri, sepanjang
magnet bagi para peneliti untuk mampu membongkar rahasia darah tali pusat, sumsum tulang , sel induk darah tepi dan sel
memenuhi peraturan perundangan di Indonesia. Sementara
kehebatannya. Sel punca diyakini dapat mengatasi berbagai yang diinduksi menjadi sel punca. Berbeda dengan pendahu-
itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
penyakit dengan cara memperbaki jaringan tubuhnya. lunya, Presiden AS Barack Obama justru mendorong peman-
Prof. DR. Dr. Agus Purwadianto, SpF SH berpendapat,
faatan sel punca untuk pengobatan berbagai penyakit.
masalah sel punca harus diatur dengan undang-undang (UU)
Mata dunia mulai terbuka pada sekitar 1960-an ketika duet
Mengingat sifatnya, sel punca dapat mengatasi banyak supaya rakyat tidak dirugikan.
ilmuwan dari Kanada, Ernest A McCulloch dan James E Till
mengungkapkan bahwa sel punca yang berasal dari embrio penyakit. Sel punca dikatakan dapat memperbaiki bagian
jantung pada pasien serangan jantung. Pasien stroke bisa Menurut Prof. Agus, sebelum ada undang-undang, pemerintah
dapat mengatasi berbagai penyakit. Sel punca tersebut
diambil dari embrio (janin) pada fase blastosit atau 5-7 hari kembali melangkah. Tak hanya itu, sel punca dapat menga- dapat mengeluarkan peraturan menteri kesehatan (Permenkes)
setelah pembuahan. Tentu saja, pemanfaatan sel punca dari tasi kerusakan ginjal, mengganti kulit yang terbakar, dan yang sifatnya sementara, karena Permenkes tidak dapat men-
embrio mengundang protes sejumlah kalangan karena sederet penyakit lainnya. jangkau penelitian sel punca yang dilakukan Fakultas Kedokteran.
dikhawatirkan bisa mengarah pada pembunuhan janin.
Transplantasi sel induk darah tali pusat pertama kali dilakukan di Mengingat pemanfaatan sel punca di Indonesia masih
≈Tidak mengherankan, sel punca dari embrio menuai penolakan. Perancis pada penderita anemia Fanconi di tahun 1988. Pada menimbulkan kontroversi, Prof Agus menyatakan semua
Kalangan Kristen dan Katolik fanatik AS menilai bahwa embrio 1991, darah tali pusat ditransplantasikan pada penderita pihak terkait perlu duduk bersama untuk merumuskan regulasi
manusia tidak selayaknya digunakan untuk eksperimen. Presiden Chronic Myelogenous Leukemia. Kedua transplantasi ini yang jelas agar pengembangan sel punca tidak merugikan
AS (saat itu) George W Bush pun menolak pengembangan berhasil dengan baik. Sampai saat ini telah dilakukan kira-kira masyarakat sebagai pengguna sel punca. Dan ASPI harus
sel punca,∆ ujar Prof. Dr Sajid Darmadipura, SpBS dari UNAIR 3.000 transplantasi darah tali pusat. terlibat aktif dalam penyusunan regulasi.

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
220 221
LAPORAN KHUSUS LAPORAN KHUSUS

Bagaimana dengan di Indonesia? Sementara beberapa negara Prof. Dr. Sjamsuhidajat dari Komisi Nasional Etik Penelitian
telah giat mengembangkan sel punca, Indonesia masih Kesehatan menambahkan, semua pihak juga perlu mencari
tergolong tertinggal. Pengembangan sel punca di Tanah Air kesepakatan di antara para peneliti agar bisa menyuarakan
masih terbentur persoalan dana dan sumber daya manusia. keinginan para peneliti sel punca di Indonesia; dengan
demikian bisa tersusun suatu pedoman yang disepakati
Sejumlah perguruan tinggi dan rumah sakit di Indonesia bersama. Tujuannya, agar penelitian sel punca bisa terus
terus melakukan penelitian dan pengembangan sel punca. berkembang dan menjadi terapi unggulan bagi bangsa dan
Penelitian sel punca di antaranya dilakukan di Institut Teknologi negara Indonesia khususnya, dan dunia pada umumnya.
Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas
Indonesia (UI), Universirtas Airlangga (Unair) dan Universitas Deputi Bidang Pengembangan Sistem Iptek Nasional Kantor
Diponegoro (Undip), dan Stem Cell and Cancer Institute (SCI). Menneg Ristek Prof. DR. Dr. Amin Soebandrio mendukung
Sementara itu rumah sakit yang terus mengembangkan dan pembentukan jejaring tersebut karena dengan demikian,
meneliti sel punca adalah RS Cipto Mangunkusumo, RS masalah keterbatasan dana dan sumber daya manusia dapat
Harapan Kita, RS Dhamias, RS Hasan Sadikin, RS Pusat Pertamina, diatasi bersama.
dan RS Medistra.
Sementara itu Chairman Stem Cell and Cancer Institute (SCI),
Pada diskusi pakar yang bertajuk Etika Penelitian Sel Punca di Dr. Boenjamin Setiawan, PhD, mengatakan perlu ada kesamaan
Indonesia, para pakar setuju Indonesia memerlukan riset persepsi mengenai sel punca. Ia juga berharap peneliti,
terintegrasi antarpusat penelitian sel punca. Dengan jejaring pelaku usaha, dan pemerintah perlu menjalin kerjasama
antarpusat riset sel punca, diharapkan akan terjadi pertukaran dalam mengembangkan sel punca. "Negara tetangga
dan penyebaran informasi. "Kami akan mengadakan riset kita, Singapura, Korea, India, dan China sudah melang-
bersama sehingga kegiatan penelitian tidak tumpang tindih kah jauh mengembangkan sel punca. Indonesia jangan
antarpusat penelitian sel punca," kata Ketua Dewan Pelaksana sampai ketinggalan. Jangan sampai ada peraturan yang
Asosiasi Sel Punca Indonesia (ASPI) Ferry Sandra PhD. menghambat penelitian," katanya.

Ferry mengatakan, manfaat serba bisa dari sel punca membuat (Indra Bustomi) Nimotuzumab menarik perhatian
banyak pemasar senang melabel produknya dengan sel
punca dan dijual baik ke tenaga kesehatan maupun langsung
ke pengguna. Padahal, pemanfaatan sel punca secara klinik
pada 1st Asian Oncology Summit di
masih dikategorikan sebagai terapi eksperimental, yaitu boleh
dilaksanakan dalam bentuk pelayanan tetapi membutuhkan
Singapura, 3-5 April 2009
pengawasan ketat. 1st Asian Oncology Summit (AOS) 2009 diselenggarakan di Suntec Singapore
Ketua Komisi Bioetika Nasional (KBN) DR. Umar Jeni me- International Convention & Exhibition Center, Singapura. Acara ini diselenggarakan
ngatakan, penelitian sel punca bukan embrio dapat dilakukan bersama dengan 2nd South East Asian Oncology Forum & 3rd Singapore Society of
oleh peneliti dalam negeri maupun luar negeri, sepanjang Oncology Board Review. Pertemuan yang mencakup serangkaian kuliah pari-
memenuhi peraturan perundangan di Indonesia. Sementara
itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
purna meliputi berbagai topik kanker darah dan solid/padat.
Prof. DR. Dr. Agus Purwadianto, SpF SH berpendapat, Terdapat enam kelas paralel yang membahas pelbagai topik Di Asia Tenggara, pada tahun 2008 diperkirakan terdapat
masalah sel punca harus diatur dengan undang-undang (UU) seperti: kanker hemato-onkologi, kanker kepala dan leher, 1.589.000 kasus kanker (758.000 berjenis kelamin laki-laki
supaya rakyat tidak dirugikan. kanker gastrointestinal (saluran cerna), kanker payudara, kanker dan perempuan 831.000 kasus), 1.072.000 kematian (557,000
paru, dan kanker alat reproduksi wanita. Dalam event ini, bisa laki-laki dan 515.000 perempuan). Pada pria, kanker yang
Menurut Prof. Agus, sebelum ada undang-undang, pemerintah ditemui informasi mengenai perkembangan klinik terbaru di paling sering terjadi adalah kanker paru yang diikuti oleh
dapat mengeluarkan peraturan menteri kesehatan (Permenkes) Asia dan juga terdapat banyak kesempatan untuk pertukaran kanker mulut sedangkan pada wanita yang paling sering terjadi
yang sifatnya sementara, karena Permenkes tidak dapat men- ide dan pemikiran yang akan membantu para klinisi. Tak adalah kanker leher rahim diikuti dengan kanker payudara.
jangkau penelitian sel punca yang dilakukan Fakultas Kedokteran. ketinggalan presentasi dari para ahli internasional terkemuka
seperti Prof Harald zur Hausen (peraih hadiah Nobel). Dalam salah satu diskusi panel, terdapat pembahasan mengenai
Mengingat pemanfaatan sel punca di Indonesia masih pengobatan terkini kanker dengan kombinasi terapi target
menimbulkan kontroversi, Prof Agus menyatakan semua Selama AOS berlangsung, para ahli onkologi berbagi pengalaman dengan pengobatan konvensional, dan terapi obat berjenjang
pihak terkait perlu duduk bersama untuk merumuskan regulasi tentang usaha mereka menurunkan angka kesakitan serta sehubungan dengan penyakit kanker yang disebabkan oleh
yang jelas agar pengembangan sel punca tidak merugikan menjalankan strategi pengobatan dalam berbagai jenis kanker. keturunan (genetika). Terapi berjenjang telah mendorong
masyarakat sebagai pengguna sel punca. Dan ASPI harus Diperkirakan di dunia ada 58,8 juta orang meninggal karena kepuasan para ahli kanker dalam bidang pengobatan tumor
terlibat aktif dalam penyusunan regulasi. kanker pada tahun 2004 (WHO 2008). darah dan organ / solid.

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
221 222
LAPORAN KHUSUS

Molekul kecil (tyrosine kinase inhibitors; TKIs) bersama zat Pengikatan nimotuzumab terhadap EGFR memerlukan
biologik (monoclonal antibodies; mAb) telah dievaluasi dalam ikatan yang bivalen, yang mana ini bisa terjadi jika konsen-
berbagai kombinasi dengan kemoterapi (CT) dan/atau trasi EGFR meningkat. Sebaliknya, saat konsentrasi EGFR
radioterapi (RT). TKIs (gefitinib, imatinib, sorafinib, sunitinib) rendah, seperti pada jaringan sehat, cetuximab dan panitu-
dan mAb (cetuximab, trastuzumab, bevacizumab, nimotu- mumab masih terus/ tetap berinteraksi secara kuat dengan
zumab) ternyata lebih bermanfaat untuk mengikat masing- EGFR melalui ikatan monovalen. Itulah sebabnya nimotu-
masing sasaran dan terjadi peningkatan angka respons zumab tidak menyebabkan keracunan pada jaringan yang
dalam perawatan. Beberapa percobaan klinis dengan terapi sehat. Profil keamanan "affinity- optimizedTM" nimotuzumab
target telah menunjukkan peningkatan kemajuan progression- telah menunjukkan keunggulan dibandingkan dengan
free survival (PFS) dan juga angka Overall Survival pada terapi-terapi anti-EGFR mAbs yang lain. Kekurangan magne-
kanker payudara, kepala dan leher, dll. Sayangnya beberapa sium darah (hipomagnesium) yang hebat dan ruam kulit
agen anti-EGFR (Epidermal Growth Factor Receptor) yang (skin rash) merupakan hal yang umum terjadi pada terapi
ada memiliki efek samping yang berat pada pasien kanker. dengan cetuximab dan panitumamab. Angka kejadian
infeksi kulit (dermatitis) berat selama terapi radiasi telah
Selama acara berlangsung, nimotuzumab (telah dipasarkan dilaporkan pada pasien-pasien yang diterapi dengan cetuximab
di Indonesia dengan nama dagang TheraCIM®) mendapat untuk pengobatan kanker kepala dan leher.
banyak perhatian dari para ilmuwan dan onkologist dari ber-
bagai belahan dunia karena "Affinity-optimizedTM" properti Hubungan yang positif antara adanya ruam kulit yang parah
terhadap EGF receptor. Dr Rikrik Ilyas, direktur, Innogene- yang berhubungan dengan terapi, secara terus menerus telah
Kalbiotech, Singapura menjelaskan mengenai perkembangan diamati terhadap pemanfaatan agen anti-EGFT yang telah
dan efikasi pengobatan dari nimotuzumab dalam mengobati disetujui untuk penggunaan klinik. Temuan ini menunjukkan
pelbagai tumor dengan ekspresi EGFR yang tinggi. Nimotu- bahwa ruam mungkin berguna sebagai tanda keberhasilan
zumab adalah human monoclonal anti-EGFR antibody yang menghambat EGFR. Oleh karenanya hal ini bisa digunakan
memiliki angka toksisitas dan immunogenicity (kemampuan untuk memandu para dokter menyesuaikan dosis pengobatan.
untuk menimbulkan reaksi imun/alergi) yang rendah. Nimo- Namun, tidak adanya ruam kulit dengan perawatan nimotu-
tuzumab telah disetujui (approved) untuk perawatan kanker zumab menjadikan agen ini unik di antara kelas terapi anti-
nasofaring (nasopharyngeal cancer/NPC), kanker kepala dan EGFR mAb.
leher (Squamous Cell Cancer of the Head and Neck/SCCHN)
dan tumor jaringan otak (glioma). Kombinasi nimotuzumab Dalam pernyataan yang diberikan oleh Prof Randolph HJ, UCLA,
dan radioterapi (RT) secara signifikan meningkatkan angka "ruam tidak hanya tidak sedap dipandang, namun bagi pasien,
respon keseluruhan pada pasien-pasien NPC dan kanker- sangat menyakitkan bahkan bisa menimbulkan infeksi serius.
kanker tahap lanjut kepala dan leher lainnya. Saya mempunyai pengalaman dengan pasien yang memerlukan
tindakan bedah segera (untuk pengaliran cairan nanah/abses)
Pada simposium satelit yang disponsori Innogene-Kalbiotech, yang berhubungan dengan ruam-kulit-yang-disebabkan-oleh-
Prof Mark Vincent dari University of Western Ontario, Kanada EGFR. Penghambat EGFR dengan aktifitas antikanker namun
menjelaskan bahwa "efikasi/keberhasilan nimotuzumab pada tanpa ruam kulit, bisa sangat menyenangkan pasien".
perawatan tumor yang EGFR over-expressed sama dengan
agen anti-EFGR yang lain, seperti: cetuximab dan panitu- Karenanya, nimotuzumab merupakan terapi yang menjanjikan
mumab. Sehubungan dengan toksisitasnya, nimotuzumab pagi pasien-pasien dengan tumor jaringan epitel tingkat lanjut.
hanya mengikat sel-sel tumor yang ekspresi EGFR sangat
tinggi (over expresif), sementara cetuximab dan panitumumab Asian Oncology Summit kedua, direncanakan akan diseleng-
mengikat semua jaringan yang EGFR expresif. garakan di Bali Indonesia, 9 - 11 April 2010. (RED)

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009


223
LAPORAN KHUSUS KEGIATAN ILMIAH

Molekul kecil (tyrosine kinase inhibitors; TKIs) bersama zat Pengikatan nimotuzumab terhadap EGFR memerlukan Round Table Discussion Totilac, Gran Melia
biologik (monoclonal antibodies; mAb) telah dievaluasi dalam ikatan yang bivalen, yang mana ini bisa terjadi jika konsen- Jakarta, 20 Februari 2009
berbagai kombinasi dengan kemoterapi (CT) dan/atau trasi EGFR meningkat. Sebaliknya, saat konsentrasi EGFR PT Kalbe Farma Tbk. mensponsori sesi Meet The Expert
radioterapi (RT). TKIs (gefitinib, imatinib, sorafinib, sunitinib) rendah, seperti pada jaringan sehat, cetuximab dan panitu- pada 6th Annual Meeting of ISOA - ISRA, 20 Februari
dan mAb (cetuximab, trastuzumab, bevacizumab, nimotu- mumab masih terus/ tetap berinteraksi secara kuat dengan 2009. Acara ini bertema All About Hypertonic Lactate,
zumab) ternyata lebih bermanfaat untuk mengikat masing- EGFR melalui ikatan monovalen. Itulah sebabnya nimotu- menampilkan pembicara Prof. Xavier Laverve dari Perancis.
masing sasaran dan terjadi peningkatan angka respons zumab tidak menyebabkan keracunan pada jaringan yang RTD ini dibuka oleh dr. Susilo Chandra, SpAn, ketua Ikatan
dalam perawatan. Beberapa percobaan klinis dengan terapi sehat. Profil keamanan "affinity- optimizedTM" nimotuzumab Dokter Spesialis Anestesi Indonesia (IDSAI) dan dihadiri
target telah menunjukkan peningkatan kemajuan progression- telah menunjukkan keunggulan dibandingkan dengan oleh lebih kurang 20 dokter, sebagian besar dari RSCM
free survival (PFS) dan juga angka Overall Survival pada terapi-terapi anti-EGFR mAbs yang lain. Kekurangan magne-
dan beberapa rumah sakit lain. Acara ini dihadiri juga oleh
kanker payudara, kepala dan leher, dll. Sayangnya beberapa sium darah (hipomagnesium) yang hebat dan ruam kulit
tim Innogene Kalbiotech (IGK) dan tim Kalbe.
agen anti-EGFR (Epidermal Growth Factor Receptor) yang (skin rash) merupakan hal yang umum terjadi pada terapi
ada memiliki efek samping yang berat pada pasien kanker. dengan cetuximab dan panitumamab. Angka kejadian
infeksi kulit (dermatitis) berat selama terapi radiasi telah
Selama acara berlangsung, nimotuzumab (telah dipasarkan dilaporkan pada pasien-pasien yang diterapi dengan cetuximab
di Indonesia dengan nama dagang TheraCIM®) mendapat untuk pengobatan kanker kepala dan leher. 4th International Symposium and 7th Inter-
banyak perhatian dari para ilmuwan dan onkologist dari ber- national Course on Metabolism & Clinical
bagai belahan dunia karena "Affinity-optimizedTM" properti Hubungan yang positif antara adanya ruam kulit yang parah Nutrition, Jakarta, 12-13 Februari 2009
terhadap EGF receptor. Dr Rikrik Ilyas, direktur, Innogene- yang berhubungan dengan terapi, secara terus menerus telah Berkat kerjasama FKUI dengan Universitas Joseph Fourier
Kalbiotech, Singapura menjelaskan mengenai perkembangan diamati terhadap pemanfaatan agen anti-EGFT yang telah Grenoble Perancis, pada tanggal 12 dan 13 Februari 2009
dan efikasi pengobatan dari nimotuzumab dalam mengobati disetujui untuk penggunaan klinik. Temuan ini menunjukkan telah terselenggara kursus tentang metabolisme dan nutrisi
pelbagai tumor dengan ekspresi EGFR yang tinggi. Nimotu- bahwa ruam mungkin berguna sebagai tanda keberhasilan klinik, yang dilaksanakan di Ruang Senat Fakultas Kedokteran
zumab adalah human monoclonal anti-EGFR antibody yang menghambat EGFR. Oleh karenanya hal ini bisa digunakan UI. Acara diikuti oleh sekitar 50 dokter yang berasal dari
memiliki angka toksisitas dan immunogenicity (kemampuan untuk memandu para dokter menyesuaikan dosis pengobatan. seluruh Indonesia. Acara dibuka oleh Pembantu Dekan
untuk menimbulkan reaksi imun/alergi) yang rendah. Nimo- Namun, tidak adanya ruam kulit dengan perawatan nimotu- FKUI Prof. Pradana Soewondo SpPD, KEMD; dihadiri oleh
tuzumab telah disetujui (approved) untuk perawatan kanker zumab menjadikan agen ini unik di antara kelas terapi anti- Dr. Marcellus Simadibrata Sp.PD, PhD. sebagai Ketua
nasofaring (nasopharyngeal cancer/NPC), kanker kepala dan EGFR mAb. Panitia dan oleh Dr. Sun Sunatrio, serta Prof. Xavier Laverve
leher (Squamous Cell Cancer of the Head and Neck/SCCHN) PhD sebagai wakil dari Universitas Joseph Fourier Perancis
dan tumor jaringan otak (glioma). Kombinasi nimotuzumab Dalam pernyataan yang diberikan oleh Prof Randolph HJ, UCLA, beserta Dr. Noel Cano. Selain itu, wakil pihak sponsor turut
dan radioterapi (RT) secara signifikan meningkatkan angka "ruam tidak hanya tidak sedap dipandang, namun bagi pasien, hadir dan memberikan sambutan. Peserta kursus adalah
respon keseluruhan pada pasien-pasien NPC dan kanker- sangat menyakitkan bahkan bisa menimbulkan infeksi serius. dokter Ahli Gizi Klinik, Ahli Gizi, Dokter Penyakit Dalam
kanker tahap lanjut kepala dan leher lainnya. Saya mempunyai pengalaman dengan pasien yang memerlukan serta Dokter Umum dari seluruh Indonesia. Acara ini dihadiri
tindakan bedah segera (untuk pengaliran cairan nanah/abses) sekitar 50 peserta kursus dan 200 peserta simposium.
Pada simposium satelit yang disponsori Innogene-Kalbiotech, yang berhubungan dengan ruam-kulit-yang-disebabkan-oleh-
Prof Mark Vincent dari University of Western Ontario, Kanada EGFR. Penghambat EGFR dengan aktifitas antikanker namun
menjelaskan bahwa "efikasi/keberhasilan nimotuzumab pada tanpa ruam kulit, bisa sangat menyenangkan pasien".
perawatan tumor yang EGFR over-expressed sama dengan Organisasi CIMSA Universitas Nasional Sebelas Maret (UNS)
agen anti-EFGR yang lain, seperti: cetuximab dan panitu- Karenanya, nimotuzumab merupakan terapi yang menjanjikan Solo mengundang IKCC ( Indonesia Kidney Care Club ) untuk
mumab. Sehubungan dengan toksisitasnya, nimotuzumab pagi pasien-pasien dengan tumor jaringan epitel tingkat lanjut. bekerjasama dalam acara Half Day Symphosium ≈Renal
hanya mengikat sel-sel tumor yang ekspresi EGFR sangat Disease Induced By Nefrotoxic Agents: Early Detections,
tinggi (over expresif), sementara cetuximab dan panitumumab Asian Oncology Summit kedua, direncanakan akan diselengga- Prevention and Holistic Management∆.
mengikat semua jaringan yang EGFR expresif. rakan di Bali Indonesia, 9 - 11 April 2010. (DHS)
Simposium yang diadakan pada Minggu, 19 April 2009
di Orient Convention Hall lantai 2 Solo dari pukul 07.00 -
15.30 WIB ini diikuti oleh sekitar 250 peserta, terdiri dari
mahasiswa kedokteran, dokter muda, dokter umum, dokter
spesialis dan masyarakat awam.
Simposium “Renal Disease Induced By Nephrotoxic
Agents: Early Detections, Prevention and Holistic Setelah dilakukan registrasi peserta, acara dibuka dengan
Management”, Solo, 19 April 2009. sambutan dari ketua panitia dan dekanat Fakultas Kedok-
CIMSA (Center for Indonesian Medical Students» Activties) merupakan teran UNS. Acara dibagi dalam 3 (tiga) sesi. Sesi pertama dan
organisasi nasional mahasiswa kedokteran yang berbasis aktivitas kedua merupakan sesi ilmiah, sedangkan sesi ketiga yang
dan bersifat non politik atau nirlaba. merupakan sesi IKCC disajikan dalam bentuk Talk Show.

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
223 224
GERAI

Training MedRep Kalbe periode tanggal 2 - 31 Maret 2009 dilaksanakan di Cimanggis - Depok.

Kalbe Farma berpartisipasi pada Baksos


"Bakti Kami untuk Perempuan Indonesia"
di Cileungsi, Bogor, 14 April 2009
Program Kalbe Peduli Situ Gintung tgl. 3 April 2009.
Seperti terlihat pada foto : Tim Medical dan Hexpharm
Jaya saat pemeriksaan para relawan di POSKO.

IDI Cabang Ende, Flores - NTT bekerjasama


dengan Kalbe Farma Cabang Kupang menye-
lenggarakan temu ilmiah ∆Penatalaksanaan
Hipertensi pada Pasien dengan Nefropati
Diabetikum dan Penyakit Jantung Koroner∆
tanggal 22 Maret 2009.

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009


226
GERAI

Ketua IDI Wilayah DKI Jakarta, Dr. Ahmad Budiarto MM, melantik para pengurus IDI cabang se-DKI Jakarta.


Kalbe Farma turut berpartisipasi pada Jakarta Antimi- Kalbe Farma turut berpartisipasi pada acara

crobial Update (JADE) 2009 yang berlangsung di KPPIK FKUI 2009 di hotel Shangri-La
hotel Sangri-La pada tanggal 25-26 April 2009. Jakarta, tanggal 14-19 April 2009, dengan
Produk-produk yang ditampilkan dalam stan pameran menampilkan produk-produk: Staforin
antara lain: Reskuin (Levofloksasin), Staforin (Sefadroksil), (Sefadroksil), Aloclair, Hexer (Ranitidin) dan
Fixef (Sefiksim) dan Albiotin (Klindamisin). Tarivid (Ofloksasin).

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009


227
ANTAR SEJAWAT AGENDA

WONCA 2009 Asia Pacific Regional Conference : “Building Bridges”


Sebagai sarana komunikasi antar pembaca Majalah CDK, Redaksi membuka halaman "Antar Sejawat". Kirimkan saran,
Tanggal : 04 Jun 2009 - 07 Jun 2009
tanggapan, kritik dan keluhan atas suatu masalah kepada redaksi majalah CDK. Redaksi CDK akan memilah kiriman Tempat : Hong Kong Convention and Exhibition Centre, Hong Kong, China
sejawat untuk dimuat di halaman ini Kalangan : Family Physician, Student
Sekretariat : MV Destination Management Ltd. Flat D, 8/F, Kim Tak Building,
Sejawat dapat mengirimkan materi melalui :
328 Nathan Road, Jordan, Kowloon, Hong Kong
1. SMS nomor 085-580-KALBE (52523) dengan awalan "[CDK]" tanpa tanda kutip Email : enquiry@wonca2009.org
2. Melalui email address: cdk.redaksi@yahoo.co.id Phone : (852) 2735 8118
Fax : (852) 2735 8282
3. Bergabung di mailinglist CDK : http://groups.yahoo.com/group/milisCDK

Kalender
URL : http://www.wonca2009.org
4. Kirim surat via pos ke alamat redaksi: Majalah CDK : Jl. Letjen. Suprapto Kav. 4 ,
Cempaka Putih - Jakarta 10510

Yth. Redaksi CDK


acara 27th Annual Meeting of the European Society for Paediatric
Infectious Diseases - ESPID 2009
Tanggal
Tempat
: 09 Jun 2009 - 13 Jun 2009
: Brussels Exhibition Centre (Brussels Expo) , Brussels, Belgium

Saya dokter umum yang menjalankan praktek pribadi, saya pernah membaca majalah CDK
(Cermin Dunia Kedokteran) yang diterbitkan pihak Kalbe, dan ternyata isinya sangat informatif. Hal ini
Mei - Juli 2009 Kalangan
Sekretariat
: pediatrician, specialist
: Kenes International; 1-3, Rue du Chantepoulet P.O. Box 1726
CH-1211 Geneva 1 Switzerland
Email : espid@kenes.com
membuat saya tertarik untuk berlangganan. Phone : + 41 22 908 0488
Pertanyaan saya : Fax : + 41 22 732 2850
Terima kasih atas perhatian Anda kepada majalah CDK. URL : http://www.kenes.com/espid
• Di mana saya bisa mendapatkan majalah CDK
• Apakah untuk itu dipungut biaya? berapa?
CDK dibagikan gratis kepada para dokter. MEI
Beberapa cara untuk berlangganan: Asian Conference on Diarrhoeal Diseases and Nutrition
• Bagaimana cara berlangganan? 1. Mengakses website cdk di http://www.kalbe.co.id/cdk
(12th ASCODD)
8th ASMIHA 2009
Tanggal : 25 May 2009 - 29 May 2009
2. Mengambil langsung di Redaksi CDK di Jakarta Tempat : Sheraton Mustika-Resort & Spa-Hotel, Yogyakarta Tanggal : 12 Jun 2009 - 14 Jun 2009
Terima kasih. 3. Melalui Medical Representative Kalbe Farma terdekat Kalangan : Pediatrician Tempat : Ritz Carlton Hotel, Jakarta
Sekretariat : Pediatric Research Unit Child Health Department Faculty Of Medicine Kalangan : Cardiologist, specialist, GP
Gadjah Mada University Jl. Kesehatan No.1 Yogyakarta 55281d Sekretariat : PERKI/RS Harapan Kita Wisma Harapan Kita, 2nd Floor Jl. Letjen S.
Dwiadnyana - Kuta, Bali Jawaban di atas juga ditujukan untuk sejawat yang bersurat Email : ascodd12@hotmail.com Parman Kav. 87 Jakarta 11420
Email : inaheart@indosat.net.id
lewat email : Phone : +62-274-7011570 / +62-274-555455
Phone : 021-586 1149
Fax : +62-274-555255
Andi Ashaq - Balikpapan, Dr.Victor - Cicurug Sukabumi, Contact Person : Ibu Sri Fax : 021-568 4220

Anggie Cahyadi - Pontianak

Dear Sir, Atas perhatian dan minat Dokter kami ucapkan banyak 10th Congress of International Ocular Inflammation Society 5th World Congress of the ISPRM 2009
I think that it will be great if you can compile terima kasih. Congress 2009 Tanggal : 13 Jun 2009 - 17 Jun 2009
Tanggal : 30 May 2009 - 02 Jun 2009 Tempat : Istanbul Convention & Exhibition Centre (ICEC), Istambul, Turkey
earlier edition of Cermin Dunia Kedokteran into Tempat : Prague Marriott Hotel, Praque, Czech Republic Kalangan : physicians and health professionals in Physical and Rehabilitation
a CD/DVD so that we don't have to Kalangan : Ophtalmologist Medicine
Sekretariat : IOIS 2009 Congress Secretariat Guarant International spol. s. r. o. Sekretariat : Congress Secreteriat Halaskargazi Caddesi Alp Palas Apt. No: 79/1
download it all anymore one by one Thank you for your creative suggestion; we»ll think it over. Opletalova 22 110 00 Praha 1 34371 Harbiye √ Istanbul / Turkiye
Email : ioisprague2009@guarant.cz Email : secretariat@isprm2009.org
Meanwhile you can choose your article of interest form Phone : +420 284 001 444 Phone : +90 212 343 80 03
Sunto Lim - Medan our website: http://www.kalbe.co.id/cdk. Fax : +420 284 001 448 Fax : +90 212 343 80 23
URL : www.ioisprague2009.com

3rd International Stem Cell Meeting

Terima kasih atas perhatian sejawat kepada


Yth. Redaksi CDK
CDK; hasil penelitian dari luar negeri dapat sejawat
JUNI Tanggal
Tempat
Negara
: 15 Jun 2009 - 17 Jun 2009
: David InterContinental Hotel, Tel Aviv, Israel
: Israel
CDK seharusnya juga menyertakan topik tentang XIX World Congress of Oto-Rhino-Laryngology (IFOS 2009)
baca di rubrik Berita Terkini; termasuk bahasan Kota : Tel Aviv
metode kedokteran baru dan alat-alat kedokteran Tanggal : 01 Jun 2009 - 05 Jun 2009 Kalangan : Doctor, researcher
singkat mengenai metode dan alat kedokteran Tempat : São Paulo ANHEMBI Convention Center, San Paulo, Brazil Sekretariat : Kenes International P.O.Box 56, Ben-Gurion Airport 70100, Israel
yang baru, hasil penelitian dari luar negeri. Kalangan : doctor
yang menarik untuk diketahui. Sekretariat : Meeting Eventos - Executive Secretariat to IFOS 2009
Email : lfriedman@kenes.com; biomed@kenes.com
Phone : 972-3-9727530
Semoga memuaskan. Phone : 55 11 3849-0379 Fax : 972-3-9727588
Moddy Melanova - Kediri, Jawa Timur Contact Person : Paola Gandolfo Contact Person : Linda Friedman

Redaksi URL : http://www.ifossaopaulo2009.com.br URL : http://www.kenes.com/biomed2008/conference/program_sc/session1.asp

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
229 230
ANTAR SEJAWAT AGENDA

WONCA 2009 Asia Pacific Regional Conference : “Building Bridges”


Sebagai sarana komunikasi antar pembaca Majalah CDK, Redaksi membuka halaman "Antar Sejawat". Kirimkan saran,
Tanggal : 04 Jun 2009 - 07 Jun 2009
tanggapan, kritik dan keluhan atas suatu masalah kepada redaksi majalah CDK. Redaksi CDK akan memilah kiriman Tempat : Hong Kong Convention and Exhibition Centre, Hong Kong, China
sejawat untuk dimuat di halaman ini Kalangan : Family Physician, Student
Sekretariat : MV Destination Management Ltd. Flat D, 8/F, Kim Tak Building,
Sejawat dapat mengirimkan materi melalui :
328 Nathan Road, Jordan, Kowloon, Hong Kong
1. SMS nomor 085-580-KALBE (52523) dengan awalan "[CDK]" tanpa tanda kutip Email : enquiry@wonca2009.org
2. Melalui email address: cdk.redaksi@yahoo.co.id Phone : (852) 2735 8118
Fax : (852) 2735 8282
3. Bergabung di mailinglist CDK : http://groups.yahoo.com/group/milisCDK

Kalender
URL : http://www.wonca2009.org
4. Kirim surat via pos ke alamat redaksi: Majalah CDK : Jl. Letjen. Suprapto Kav. 4 ,
Cempaka Putih - Jakarta 10510

Yth. Redaksi CDK


acara 27th Annual Meeting of the European Society for Paediatric
Infectious Diseases - ESPID 2009
Tanggal
Tempat
: 09 Jun 2009 - 13 Jun 2009
: Brussels Exhibition Centre (Brussels Expo) , Brussels, Belgium

Saya dokter umum yang menjalankan praktek pribadi, saya pernah membaca majalah CDK
(Cermin Dunia Kedokteran) yang diterbitkan pihak Kalbe, dan ternyata isinya sangat informatif. Hal ini
Mei - Juli 2009 Kalangan
Sekretariat
: pediatrician, specialist
: Kenes International; 1-3, Rue du Chantepoulet P.O. Box 1726
CH-1211 Geneva 1 Switzerland
Email : espid@kenes.com
membuat saya tertarik untuk berlangganan. Phone : + 41 22 908 0488
Pertanyaan saya : Fax : + 41 22 732 2850
Terima kasih atas perhatian Anda kepada majalah CDK. URL : http://www.kenes.com/espid
• Di mana saya bisa mendapatkan majalah CDK
• Apakah untuk itu dipungut biaya? berapa?
CDK dibagikan gratis kepada para dokter. MEI
Beberapa cara untuk berlangganan: Asian Conference on Diarrhoeal Diseases and Nutrition
• Bagaimana cara berlangganan? 1. Mengakses website cdk di http://www.kalbe.co.id/cdk
(12th ASCODD)
8th ASMIHA 2009
Tanggal : 25 May 2009 - 29 May 2009
2. Mengambil langsung di Redaksi CDK di Jakarta Tempat : Sheraton Mustika-Resort & Spa-Hotel, Yogyakarta Tanggal : 12 Jun 2009 - 14 Jun 2009
Terima kasih. 3. Melalui Medical Representative Kalbe Farma terdekat Kalangan : Pediatrician Tempat : Ritz Carlton Hotel, Jakarta
Sekretariat : Pediatric Research Unit Child Health Department Faculty Of Medicine Kalangan : Cardiologist, specialist, GP
Gadjah Mada University Jl. Kesehatan No.1 Yogyakarta 55281d Sekretariat : PERKI/RS Harapan Kita Wisma Harapan Kita, 2nd Floor Jl. Letjen S.
Dwiadnyana - Kuta, Bali Jawaban di atas juga ditujukan untuk sejawat yang bersurat Email : ascodd12@hotmail.com Parman Kav. 87 Jakarta 11420
Email : inaheart@indosat.net.id
lewat email : Phone : +62-274-7011570 / +62-274-555455
Phone : 021-586 1149
Fax : +62-274-555255
Andi Ashaq - Balikpapan, Dr.Victor - Cicurug Sukabumi, Contact Person : Ibu Sri Fax : 021-568 4220

Anggie Cahyadi - Pontianak

Dear Sir, Atas perhatian dan minat Dokter kami ucapkan banyak 10th Congress of International Ocular Inflammation Society 5th World Congress of the ISPRM 2009
I think that it will be great if you can compile terima kasih. Congress 2009 Tanggal : 13 Jun 2009 - 17 Jun 2009
Tanggal : 30 May 2009 - 02 Jun 2009 Tempat : Istanbul Convention & Exhibition Centre (ICEC), Istambul, Turkey
earlier edition of Cermin Dunia Kedokteran into Tempat : Prague Marriott Hotel, Praque, Czech Republic Kalangan : physicians and health professionals in Physical and Rehabilitation
a CD/DVD so that we don't have to Kalangan : Ophtalmologist Medicine
Sekretariat : IOIS 2009 Congress Secretariat Guarant International spol. s. r. o. Sekretariat : Congress Secreteriat Halaskargazi Caddesi Alp Palas Apt. No: 79/1
download it all anymore one by one Thank you for your creative suggestion; we»ll think it over. Opletalova 22 110 00 Praha 1 34371 Harbiye √ Istanbul / Turkiye
Email : ioisprague2009@guarant.cz Email : secretariat@isprm2009.org
Meanwhile you can choose your article of interest form Phone : +420 284 001 444 Phone : +90 212 343 80 03
Sunto Lim - Medan our website: http://www.kalbe.co.id/cdk. Fax : +420 284 001 448 Fax : +90 212 343 80 23
URL : www.ioisprague2009.com

3rd International Stem Cell Meeting

Terima kasih atas perhatian sejawat kepada


Yth. Redaksi CDK
CDK; hasil penelitian dari luar negeri dapat sejawat
JUNI Tanggal
Tempat
Negara
: 15 Jun 2009 - 17 Jun 2009
: David InterContinental Hotel, Tel Aviv, Israel
: Israel
CDK seharusnya juga menyertakan topik tentang XIX World Congress of Oto-Rhino-Laryngology (IFOS 2009)
baca di rubrik Berita Terkini; termasuk bahasan Kota : Tel Aviv
metode kedokteran baru dan alat-alat kedokteran Tanggal : 01 Jun 2009 - 05 Jun 2009 Kalangan : Doctor, researcher
singkat mengenai metode dan alat kedokteran Tempat : São Paulo ANHEMBI Convention Center, San Paulo, Brazil Sekretariat : Kenes International P.O.Box 56, Ben-Gurion Airport 70100, Israel
yang baru, hasil penelitian dari luar negeri. Kalangan : doctor
yang menarik untuk diketahui. Sekretariat : Meeting Eventos - Executive Secretariat to IFOS 2009
Email : lfriedman@kenes.com; biomed@kenes.com
Phone : 972-3-9727530
Semoga memuaskan. Phone : 55 11 3849-0379 Fax : 972-3-9727588
Moddy Melanova - Kediri, Jawa Timur Contact Person : Paola Gandolfo Contact Person : Linda Friedman

Redaksi URL : http://www.ifossaopaulo2009.com.br URL : http://www.kenes.com/biomed2008/conference/program_sc/session1.asp

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
229 230
AGENDA RPPIK

JULI Ruang Penyegar dan Penambah Ilmu Kedokteran


4th Europaediatrics 2009
Dapatkah sejawat menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini?
Tanggal : 03 Jul 2009 - 06 Jul 2009
Kategori : Internasional Jawablah B jika benar, S jika salah
Tempat : World Trade Center Moscow, Moscow, Russian Federation
Kalangan
Sekretariat
: Pediatrician
: AC&C INTERNATIONAL S.A. 1A Pierias Str., 14451 Athens, Greece Current Treatment Options
for Coronary Heart Disease
Email : europaediatrics2009@acnr.gr
Phone : +30 210 6889 130
Fax : +30 210 6844 777
URL : www.europaediatrics2009.com Yanto Sandy Tjang, dkk

1. Pilihan pertama obat pencegah infark miokard akut


7th AOCNHNR 2009 ialah aspirin
Tanggal : 09 Jul 2009 - 11 Jul 2009
Tempat : Kartika Plaza Discovery, Bali, Indonesia 2. CABG (coronary artery bypass grafting) yang pertama
Kalangan : Radiologi menggunakan vena saphena magna
Sekretariat : Geoconvex Office & Mailing Address: Jl. Kebon Sirih Timur 4
Jakarta Pusat (10340) Indonesia
3. Mortalitas tindakan CABG berkisar antara 2 - 3 %
Email : marketing@geoconvex.co.id
Phone : +62 +21 3149318 / 3149319 / 2305835
Fax : +62 +21 +3153392
4. Rata-rata patensi graft pada CABG 10 - 15 tahun
Contact Person : Jery Londa
URL : www.geoconvex.com
5. Kateterisasi sampai ke jantung telah dilakukan sejak
tahun 1929

6. Masalah utama PCI (percutaneus coronary intervention)


Pertemuan Ilmiah Respirologi (PIR 2009) ialah restenosis
Tanggal : 18 Jul 2009 - 19 Jul 2009
Tempat
Kalangan
: The Sunan Solo, Solo
: Spesialis Paru, internis, GP
7. PCI lebih disukai daripada CABG karena angka survival
nya lebih tinggi
Patofisiologi
Sekretariat : SMF Paru RSUD Dr. Moewardi/FK UNS, Jl. Kol. Sutarto 132
Surakarta 8. Drug eluting stent diciptakan untuk mengurangi risiko Payah Jantung Khronik
Email : paru_solo@yahoo.com
restenosis Sidhi Laksono
Phone : 0271-639248; 634634 ps 509
Fax : 0271-639248
9. Sampai saat ini CABG masih dianggap sebagai terapi
standar 1. Gagal jantung bisa disebabkan oleh abnormalitas
irama jantung
The First National Symposium & Expo Nutrition & Wellness 10. Salah satu obat yang digunakan pada drug eluting
Update 2009 stent ialah aspirin 2. Aktivasi sistim adrenergik yang berlebihan dapat
Tanggal : 10 √ 12 Juli 2009
memicu iskemi
Tempat : Hotel Horizon, Bandung
Kalangan : Dokter Gizi, ahli gizi, perawat 3. Aldosteron bekerja meningkatkan reabsrorbsi Na
Sekretariat : Bagian Ilmu Gizi Medik FK Padjajaran Jl. Eijkman No. 38
Bandung - 40161
More Inside in Medical Practise : From Research to Daily
4. Neuropeptida Y bersifat vasodilatasi
Email : globalmedica@cbn.net.id
Practise
Phone : 021-30041026/022-70761700 Tanggal : 10 - 12 Juli 2009
5. Endothelin bersifat vasokonstriksi
Fax : 021-30041027 Tempat : Hotel Horizon, Bandung
Kalangan : Dokter Umum
Sekretariat : PT Blesslink Rema Jl. Sunda No. 50A Bandung - 40112
6. NO merupakan radikal bebas yang berefek vaso-
Jawa Barat - Indonesia
konstriksi
5th Malaysia Indonesia Brunei Medical Sciences Conference 2009 Email : blesslinkrema@cbn.net.id
Tanggal : 23 √ 25 Juli 2009 Phone : +62 22 4262063 7. Hipertrofi miokard konsentrik dipicu oleh peningkatan
Tempat : Mercure Convention Center Ancol, Jakarta, Indonesia Fax : +62 22 4262065 volume jantung
Kalangan : Dokter spesialis, dokter umum dan mahasiswa kedokteran Catatan : Penyelenggara : FK Universitas Maranatha dan RS Immanuel
Sekretariat : Medical Research Unit (MRU), Faculty of Medicine Univarsitas Bandung 8. Ion Ca++ mempunyai efek dilatasi terhadap miosit
Indonesia - Jl. Salemba Raya No. 6, Jakarta 10430, Indonesia
Email : Malindobru_fkui@yahoo.com 9. Otot jantung memproduksi peptid yang bersifat
Phone : +62-21-3155696 vasoaktif
Fax : +62-21-3155696 1. Informasi ini sesuai pada saat dicetak. Apabila ingin mengetahui
lebih lanjut, silahkan akses http://www.kalbe.co.id/calendar
Contact Person : Lusiana, Wiwin, Indah
2. Apabila Anda mempunyai kegiatan ilmiah, dapat dikirimkan ke:
10. Baroreseptor terletak di arkus aorta
URL : www.fk.ui.ac.id
cdk.redaksi@yahoo.co.id
10.S 9.B 8.B 7.S 6.B 5.B 4.S 3.S 2.B JAWABAN : 1.B 10.S 9.B 8.S 7.S 6.S 5.B 4.S 3.B 2.B JAWABAN : 1.B

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
231 232
AGENDA RPPIK

JULI Ruang Penyegar dan Penambah Ilmu Kedokteran


4th Europaediatrics 2009
Dapatkah sejawat menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini?
Tanggal : 03 Jul 2009 - 06 Jul 2009
Kategori : Internasional Jawablah B jika benar, S jika salah
Tempat : World Trade Center Moscow, Moscow, Russian Federation
Kalangan
Sekretariat
: Pediatrician
: AC&C INTERNATIONAL S.A. 1A Pierias Str., 14451 Athens, Greece Current Treatment Options
for Coronary Heart Disease
Email : europaediatrics2009@acnr.gr
Phone : +30 210 6889 130
Fax : +30 210 6844 777
URL : www.europaediatrics2009.com Yanto Sandy Tjang, dkk

1. Pilihan pertama obat pencegah infark miokard akut


7th AOCNHNR 2009 ialah aspirin
Tanggal : 09 Jul 2009 - 11 Jul 2009
Tempat : Kartika Plaza Discovery, Bali, Indonesia 2. CABG (coronary artery bypass grafting) yang pertama
Kalangan : Radiologi menggunakan vena saphena magna
Sekretariat : Geoconvex Office & Mailing Address: Jl. Kebon Sirih Timur 4
Jakarta Pusat (10340) Indonesia
3. Mortalitas tindakan CABG berkisar antara 2 - 3 %
Email : marketing@geoconvex.co.id
Phone : +62 +21 3149318 / 3149319 / 2305835
Fax : +62 +21 +3153392
4. Rata-rata patensi graft pada CABG 10 - 15 tahun
Contact Person : Jery Londa
URL : www.geoconvex.com
5. Kateterisasi sampai ke jantung telah dilakukan sejak
tahun 1929

6. Masalah utama PCI (percutaneus coronary intervention)


Pertemuan Ilmiah Respirologi (PIR 2009) ialah restenosis
Tanggal : 18 Jul 2009 - 19 Jul 2009
Tempat
Kalangan
: The Sunan Solo, Solo
: Spesialis Paru, internis, GP
7. PCI lebih disukai daripada CABG karena angka survival
nya lebih tinggi
Patofisiologi
Sekretariat : SMF Paru RSUD Dr. Moewardi/FK UNS, Jl. Kol. Sutarto 132
Surakarta 8. Drug eluting stent diciptakan untuk mengurangi risiko Payah Jantung Khronik
Email : paru_solo@yahoo.com
restenosis Sidhi Laksono
Phone : 0271-639248; 634634 ps 509
Fax : 0271-639248
9. Sampai saat ini CABG masih dianggap sebagai terapi
standar 1. Gagal jantung bisa disebabkan oleh abnormalitas
irama jantung
The First National Symposium & Expo Nutrition & Wellness 10. Salah satu obat yang digunakan pada drug eluting
Update 2009 stent ialah aspirin 2. Aktivasi sistim adrenergik yang berlebihan dapat
Tanggal : 10 √ 12 Juli 2009
memicu iskemi
Tempat : Hotel Horizon, Bandung
Kalangan : Dokter Gizi, ahli gizi, perawat 3. Aldosteron bekerja meningkatkan reabsrorbsi Na
Sekretariat : Bagian Ilmu Gizi Medik FK Padjajaran Jl. Eijkman No. 38
Bandung - 40161
More Inside in Medical Practise : From Research to Daily
4. Neuropeptida Y bersifat vasodilatasi
Email : globalmedica@cbn.net.id
Practise
Phone : 021-30041026/022-70761700 Tanggal : 10 - 12 Juli 2009
5. Endothelin bersifat vasokonstriksi
Fax : 021-30041027 Tempat : Hotel Horizon, Bandung
Kalangan : Dokter Umum
Sekretariat : PT Blesslink Rema Jl. Sunda No. 50A Bandung - 40112
6. NO merupakan radikal bebas yang berefek vaso-
Jawa Barat - Indonesia
konstriksi
5th Malaysia Indonesia Brunei Medical Sciences Conference 2009 Email : blesslinkrema@cbn.net.id
Tanggal : 23 √ 25 Juli 2009 Phone : +62 22 4262063 7. Hipertrofi miokard konsentrik dipicu oleh peningkatan
Tempat : Mercure Convention Center Ancol, Jakarta, Indonesia Fax : +62 22 4262065 volume jantung
Kalangan : Dokter spesialis, dokter umum dan mahasiswa kedokteran Catatan : Penyelenggara : FK Universitas Maranatha dan RS Immanuel
Sekretariat : Medical Research Unit (MRU), Faculty of Medicine Univarsitas Bandung 8. Ion Ca++ mempunyai efek dilatasi terhadap miosit
Indonesia - Jl. Salemba Raya No. 6, Jakarta 10430, Indonesia
Email : Malindobru_fkui@yahoo.com 9. Otot jantung memproduksi peptid yang bersifat
Phone : +62-21-3155696 vasoaktif
Fax : +62-21-3155696 1. Informasi ini sesuai pada saat dicetak. Apabila ingin mengetahui
lebih lanjut, silahkan akses http://www.kalbe.co.id/calendar
Contact Person : Lusiana, Wiwin, Indah
2. Apabila Anda mempunyai kegiatan ilmiah, dapat dikirimkan ke:
10. Baroreseptor terletak di arkus aorta
URL : www.fk.ui.ac.id
cdk.redaksi@yahoo.co.id
10.S 9.B 8.B 7.S 6.B 5.B 4.S 3.S 2.B JAWABAN : 1.B 10.S 9.B 8.S 7.S 6.S 5.B 4.S 3.B 2.B JAWABAN : 1.B

CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009 CDK 169/vol.36 no.3/Mei - Juni 2009
231 232

Anda mungkin juga menyukai