http://www.kalbefarma.com/cdk
ISSN : 0125-913X
153.
Stem Cell
EDITORIAL
Ilmu kedokteran selalu berusaha untuk memperpanjang dan memperbaiki
kualitas kehidupan manusia; praktis seluruh penelitian dan usaha pengobatan
diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut – antibiotika dikembangkan untuk
memerangi penyakit-penyakit infeksi, obat-obat antihipertensi, antidiabetik dan
lain-lain ditujukan untuk mengatasi kelemahan atau gangguan metabolisme
tubuh agar tetap optimal mendukung kehidupan; kanker terus menerus dicari
penyebabnya dan diperangi dengan obat-obat antikanker agar tidak merusak
sel-sel yang masih sehat dan penyakit Alzheimer sampai saat ini merupakan
target utama penelitian untuk dapat ditanggulangi.
Dalam semangat yang sama, dengan kemungkinan yang sangat besar dan
karenanya akan sangat menarik untuk diselidiki dan dikembangkan, adalah
bagaimana manusia bisa mencegah penuaan, bagaimana kita bisa
‘meremajakan’ kembali sel-sel yang sudah uzur sehingga dapat lebih lama
mendukung kehidupan dan bagaimana kita bisa mengatasi penyakit-penyakit
degeneratif yang juga berkaitan dengan penurunan fungsi tubuh.
Oleh karena itu penelitian stem cell sangat menarik untuk dicermati karena
membuka kemungkinan baru yang boleh dikatakan merupakan the new
frontier; yang mudah-mudahan juga the last frontier bagi usaha memelihara
dan mengisi kehidupan manusia agar tetap berhasil guna dan berdaya guna.
Naskah yang kami terbitkan dalam edisi khusus ini merupakan makalah
sebagian topik yang dibahas dalam simposium Stem Cell yang telah
diselenggarakan pada tanggal 2 September 2006 di Aula Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta berkat kerjasama Unit Riset
Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, PT Kalbe Farma Tbk.,
dan majalah Cermin Dunia Kedokteran, ditambah dengan beberapa makalah
lain yang tidak termasuk dalam yang dibahas dalam simposium tersebut, tetapi
masih berkaitan dengan topik bahasan.
Semoga terbitan ini dapat bermanfaat, terutama bagi sejawat yang tidak
bisa hadir mengikuti simposium tersebut; tentu dengan harapan bisa membuka
cakrawala pemikiran baru mengenai bagaimana kita bisa mengatasi masalah-
masalah kesehatan di kemudian hari.
Selamat membaca,
Redaksi
PEMIMPIN UMUM - Prof. DR. Sumarmo Poorwo Soedarmo - Prof. DR. Hendro Kusnoto, Drg, SpOrt.
Dr. Erik Tapan Guru Besar Purnabakti Infeksi Tropik Laboratorium Ortodonti
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti
KETUA PENYUNTING Jakarta Jakarta
Dr. Budi Riyanto W.
TATA USAHA - Prof. Drg. Siti Wuryan A Prayitno, SKM, - DR.Arini Setiawati
Dodi Sumarna MScD, PhD. Bagian Farmakologi
Bagian Periodontologi, Fakultas Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
INFORMASI/DATABASE Universitas Indonesia, Jakarta Jakarta
Ronald T. Gultom, SKom
ALAMAT REDAKSI
Majalah Cermin Dunia Kedokteran, Gedung Enseval
Jl. Letjen. Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih, Jakarta
10510, P.O. Box 3117 JKT. Tlp. 021 - 4208171
E-mail : cdk@kalbe.co.id
http: //www.kalbefarma.com/cdk
NOMOR IJIN
151/SK/DITJEN PPG/STT/1976 DEWAN REDAKSI
Tanggal 3 Juli 1976
PENCETAK
PT. Temprint http://www.kalbefarma.com/cdk
Aplikasi Terapeutik
Sel Stem Embrionik pada Berbagai
Penyakit Degeneratif
Boenjamin Setiawan
Presiden Komisaris PT. Kalbe Farma Tbk., Jakarta, Indonesia
ABSTRAK
Sel stem embrionik mempunyai kemampuan untuk berproliferasi secara terus menerus
dalam kultur optimal dan dalam keadaan tertentu mampu berdiferensiasi menjadi berbagai tipe
sel jaringan, seperti otot polos, kardiomiosit, neuron, sel beta pankreas, khondrosit, dsb. Karena
sifat ini maka sel stem embrionik ini dapat dipakai untuk mengobati berbagai penyakit
degeneratif yang sekarang termasuk dalam bidang kedokteran regeneratif. Dalam beberapa
tahun lagi sel stem embrionik manusia ini dapat dipakai untuk transplantasi berbagai organ yang
rusak, seperti ginjal, hati, jantung, tulang dsb. Penggunaan sel stem embrionik masih dibayangi
oleh berbagai masalah etik dan masih dilarang di beberapa negara seperti di AS, Jerman,
Perancis dsb. sehingga menghambat kemajuan penelitian. Tetapi di berbagai negara lain seperti,
UK, Singapura, Korea, India, China dsb. penggunaan sel stem embrionik manusia untuk
kedokteran regeneratif diperbolehkan, sehingga penelitian di negara-negara tersebut telah
mengalami banyak kemajuan. Untuk mencegah kontroversi ini, maka alternatif lain adalah
menggunakan human Umbilical Cord Blood (hUBC) yang mengandung banyak adult stem cells
dan mempunyai kemampuan proliferasi lebih baik daripada sel stem sumsum tulang
(hBM=human Bone Marrow).
Di Indonesia keadaannya masih belum jelas.
1. SUMBER SEL STEM berbagai kerusakan yang selalu terjadi dalam kehidupan. Tubuh
kita mengalami pengrusakan oleh berbagai faktor dan semua
1.1. Arti Sel Stem embrionik kerusakan yang mengakibatkan nekrosis (kematian jaringan
Sel stem embrionik adalah sel yang diambil dari inner dan sel) akan dibersihkan oleh sel makrofag yang beredar
cell mass - suatu kumpulan sel yang terletak di satu sisi dalam darah. Sel stem dewasa sebaliknya berfungsi untuk
blastocyst yang berumur 5 hari dan terdiri dari 100 sel. Sel memperbaiki jaringan yang mengalami kerusakan. Sel stem
stem ini mempunyai sifat dapat berkembang biak secara terus dewasa dapat diambil dari fetus (fetal stem cells), sumsum
menerus dalam media kultur optimal dan pada keadaan tertentu tulang (bone marrow stem cells), darah perifer atau tali pusat
dapat diarahkan untuk berdiferensiasi menjadi berbagai sel (umbilical cord blood stem cells, UCB).
yang terdiferensiasi seperti sel jantung, sel kulit, neuron,
hepatosit dan sebagainya. 1.3. Sel stem embrionik maupun sel stem dewasa sangat
besar potensinya untuk mengobati berbagai penyakit
1.2. Sel stem dewasa (Adult stem cells) adalah sel stem yang degeneratif, seperti infark jantung, stroke, penyakit Parkinson,
terdapat di semua organ tubuh, terutama di dalam sumsum diabetes, berbagai macam kanker terutama kanker darah,
tulang dan berfungsi melakukan regenerasi untuk mengatasi osteoarthritis dan sebagainya.
1.4. SCNT, atau somatic cell nuclear transfer merupakan 4. Sel stem pada infark jantung
teknik untuk menghasilkan klon sel stem embrionik yang Pada infark miokard akut, sel stem sumsum tulang (bone
seratus persen sama seperti donor nukleusnya. Bilamana oosit marrow) yang beredar dalam darah perifer dan sel stem yang
manusia dikeluarkan nukleusnya (enukleasi) kemudian pada sudah berada di jantung akan menuju ke daerah infark, tetapi
oosit tersebut dimasukkan nukleus somatik dari seorang donor jumlahnya tidak cukup untuk dapat mengatasi dan
dan kemudian pada oosit tersebut diberi aliran listrik, maka menyembuhkan daerah infark tersebut. Sel stem akan
oosit mengalami “reprogramming” DNA, sehingga membentuk sel kardiomiosit dan juga mengadakan
berkembang biak menjadi embrio. Keberhasilan SCNT masih neovaskularisasi. Karena jumlah sel stem endogen kurang
sangat rendah dan embrio yang dihasilkan banyak mengalami banyak maka logis untuk mecarikan bantuan sel stem dari luar
kelainan kongenital. Tetapi bilamana berhasil maka embrio ini yang bisa berasal dari sumsum tulang atau sumber lain seperti
akan merupakan klon dari donor nukleus, sehingga DNA donor UCB. Hal ini telah dilakukan dengan hasil yang cukup
nukleus dan embrio seratus persen sama, sehingga jika menggembirakan. Bartinek juga telah melakukan intracoronary
dilakukan transplantasi tidak akan terjadi penolakan terhadap infusion BM stem cell otolog pada 22 pasien dengan AMI dan
transplan Teknik SCNT teoretis dapat dipergunakan untuk melaporkan hasil yang sangat baik. Sekarang dalam literatur
transplantasi berbagai organ dan jaringan tubuh manusia. sudah banyak dilaporkan hasil positif pemberian sel stem BM
intrakoroner pada AMI.
2. Sel stem pada berbagai penyakit degenerasi SSP
5. Sel stem pada osteoarthritis
2.1. Stroke iskemik pada tikus maupun domba dapat Osteoarthritis merupakan penyakit degeneratif yang
disembuhkan dengan pemberian hUCB. Percobaan pada banyak sekali menghinggapi orang tua maupun para atlet.
binatang dengan memberikan CD34+ hUCB dapat Lutut, bahu, dan berbagai sendi mengalami degenerasi tulang
menimbulkan perbaikan fungsional dengan terbentuknya rawan dan menyebabkan rasa nyeri pada pergerakan.
angiogenesis dan neurogenesis. Berdasarkan hasil percobaan Sel stem dapat membentuk khondroblast dan osteoblast
binatang yang sangat prospektif maka beberapa pusat dan melalui tissue engineering sel stem dapat diarahkan
penelitian sedang merencanakan untuk melakukan uji klinis sedemikian rupa sehingga dapat membentuk jaringan tulang
pada manusia. rawan, yang dapat dimasukkan ke dalam sendi sehingga dapat
berfungsi sebagai pengganti tulang rawan yang rusak. Jika
2.2. Penyakit Parkinson yang banyak menghinggapi orang tua kerusakan tulang rawan masih ringan maka sel stem dapat
juga mempunyai prospek baik untuk dapat disembuhkan oleh langsung dimasukkan ke dalam sendi; sel stem akan berubah
sel stem. Patogenesis penyakit Parkinson adalah karena menjadi chondroblast dan membentuk lapisan tulang rawan
degenerasi sel neuron dopaminergik di substansia nigra. baru. Berbagai percobaan sudah membuktikan manfaat yang
Berbagai percobaan telah berhasil untuk mengubah sel stem sangat besar sel stem untuk osteoarthritis.
menjadi neuron dopaminergik dan jika sel ini disuntikkan ke
otak dapat menimbulkan perbaikan. Tetapi sayang sampai 6. Sel stem hematopoetik pada kanker
sekarang belum ada laporan percobaan klinik yang baik Salah satu sebab mengapa sel stem hematopoetik (sel stem
sehingga masih belum dapat diambil kesimpulan yang objektif. sumsum tulang) dapat dipakai untuk pengobatan kanker adalah
karena dalam keadaaan tertentu harus diberi kemoterapi atau
2.3. Spinal cord injury, disertai demielinasi menyebabkan radiasi dosis tinggi sehingga membunuh semua sel yang
Aspek Bioetika
Penelitian Stem Cell
M. K. Tadjudin
Ketua Kelompok Kerja Stem Cell, Komisi Bioetika Nasional, Jakarta, Indonesia
In recent years stem cells has become the subject of Guleserian et al, reported in 2001 to have been able to
increasing interest because their utility in numerous isolate endothelial progenitor cells (EPC) from human
biomedical application. Stem cells are capable of renew in umbilical cord, and demonstrated these cells could grow in
themselves. They can be continuously cultured in their culture in response to vascular endothelial growth factor
undifferentiated state. These undifferentiated cells can be (VEGF) and basic fibroblast growth factor (bFGF). In 2002
cultured into more specialized cells such as bone marrow, Hoerstrup reported that EPCs isolated from human umbilical
heart, liver, pancreatic, blood vessel, and nerve cells. Therefore cord have cellular, extracellular matrix, and biochemical
they can be utilized in vitro to replace damaged cells and/or to properties similar to native tissue.
test drugs or chemicals. The ability to differentiate is the ability Bone marrow stem cells can become brain cells, liver cells
to develop into other cell types. A stem cell can develop into precursors, heart cells, skeletal as well as smooth muscle.
cells from all three germinal layers. Harvesting umbilical cord blood poses no risk to mother or
Tissue engineering is a developing field that combines child, whereas a bone marrow donor must undergo anaesthesia
biology and engineering in order to create a biological method and is exposed to the risk of infection. Because the stem cells
which can replace or restore malfunctioning tissues. Cells from in those in the bone marrow are more primitive from adult
bone marrow or peripheral blood has been cultured in the donors, they carry much lower incidence of GVHD.
laboratory and selected subpopulation of these cells are then This makes it possible to perform transplant with less than
used to treat malfunctioning tissue/organs. perfect matches of type.
Adult patients suffering from coronary artery and Many regenerative therapies are being developed which
peripheral vascular diseases continously need small-diameter use the patient’s own stem cell. One of the most common and
vascular graft. In 1986, Science published a report by promising is the use of stem cell for heart repair ; adult patients
Weinberg and Bell who were among the first scientists able to who have banked cord blood would have a ready source of
construct a vessel in the laboratory using collagen and vascular stem cells regenerative medicine. On the other hand, they also
cells which resembled a normal vessel in structure as well as in have a rich source of stem cells in their bone marrow. When
function. In 1999 Niklason demonstrated the feasibility of parents bank the cord blood from a new baby, in the near term
creating small arteries in the laboratory that mimics they are most likely providing medical insurance fpr the child’s
physiologically pulsatile blood flow and pressure. siblings. Only in the long term when the donor grows up will
Tissue engineering in the cardiovascular system may offer they have value for self-use.
several advantages over the current treatment. Tissue- The diseases in which stem cells has been tried most
engineered structures contain living cells so that it has the widely are bone marrow, heart disease, diabetes, and
potential to grow and remodel over the time and might function Parkinson’s disease. Bone marrow stem cells either taken from
for decades or even a lifetime. Since the cells are mostly the peripheral blood or from the bone marrow have been
derived from the patient who received the implant there should widely used and reported.
be no rejection by the immune system; neither thrombus
formation. Only bone marrow transplantations have been performed
Pittengter (1999) published a technique for isolation of in Indonesia in around 1989-1990, one in Yogyakarta, one in
pure mesenchymal stem cells (MSC) which have the potential Semarang, one in Bandung and four in Jakarta. Of the four
to differentiate into fat, bone, cartilage, muscle as well as bone marrow transplantation performed in the Jakarta, one is
cardiac cells. Hoerstrup has described the use of MSC from done with stem cells that is mobilized from the bone marrow
bone marrow to create heart valves. into the peripheral blood. Financial condition is the main
Embryonic stem (ES) cells have been suggested as candidate therapeutic tools for
cell replacement therapy in neurodegenerative disorders. However, limitations for the
use of these cells lie in our restricted knowledge on the molecular mechanisms
involved in their specialized differentiation and in the risk of tumor formation.
Although most cells of the body, such as muscle cells, are committed to fulfilling
a particular function, a stem cell is uncommitted until it receives a signal to develop
into a specialised cell. Stem cells can be obtained from embryonic, foetal and adult
tissues. Based on their differentiation potential, stem cells can be:
(i) Pluripotent, meaning that they can individually give rise to all types of cells that
develop from the germ layers (endoderm, mesoderm and ectoderm) and germ
cells,
(ii) Totipotent, cells that have the capability of pluripotent cells plus the ability to
give rise to placental tissue,
(iii) Unipotent, can give rise to only one type of differentiated cell, and
(iv) Multipotent, a state between unipotent and pluripotent.
Parkinson’s Disease exemplifies a type of disorder that could prove miraculously
tractable to stem cell therapies. Even early studies that injected crude human fetal
tissue extracts (presumably containing stem cells) appear to have had some long-term
benefits, although those results are continually re-evaluated. Unfortunately, this
approach has daunting drawbacks, including how much tissue is needed for each
treatment and a lack of uniformity in tissue extracts used for each individual
treatment.
There are parallels between Parkinson’s and diabetes, that appears to respond to
stem cell therapies in a mouse model. Although molecular mechanisms are not
completely understood, in the initial progression of diabetes only islet cells die, and
therefore only one kind of cell needs regeneration. In research in mice, scientists took
cells from the pancreas and grew them in culture. Unable to characterize stem cells
visually, they simply took all the cultured cells and transplanted them. The mice
seemed to grow normal islet cells and their diabetic condition seemed to reverse
(long-term results are pending). An islet cell transplant protocol is being developed
for diabetes, but—as in Parkinson’s—this approach is limited by the availability and
consistency of the cells.
INTRODUKSI radikal bebas dalam sel neuron di medula spinalis. Semua ini
Cedera medula spinalis (CMS) merupakan salah satu mengakibatkan kematian sel neuron karena nekrosis dan
penyebab gangguan fungsi saraf yang sering menimbulkan terputusnya akson pada segmen medula spinalis yang terkena.
kecacatan permanen pada usia muda. Kelainan yang lebih Deplesi ATP (adenosin trifosfat) akibat iskemia akan
banyak dijumpai pada usia produktif ini seringkali menimbulkan kerusakan mitokondria. Selanjutnya, pelepasan
mengakibatkan penderita harus terus berbaring di tempat tidur sitokrom c akan mengaktivasi ensim kaspase yang dapat
atau duduk di kursi roda karena tetraplegia atau paraplegia. merusak DNA (asam deoksiribonukleat) sehingga
Data epidemiologik dari berbagai negara menyebutkan mengakibatkan kematian sel neuron karena apoptosis. Edema
bahwa angka kejadian (insidens) CMS sekitar 11,5 – 53,4 yang terjadi pada daerah iskemik akan memperparah kerusakan
kasus per 100.000 penduduk per tahun. Belum termasuk dalam sel neuron.
data tersebut jumlah penderita yang meninggal pada saat Beberapa minggu setelah itu, pada daerah lesi akan
terjadinya cedera akut. terbentuk jaringan parut yang terutama terdiri dari sel glia.
Akson yang rusak akan mengalami pertumbuhan (sprouting)
pada kedua ujung yang terputus oleh jaringan parut tersebut.
ETIOLOGI Akan tetapi hal ini tidak mengakibatkan tersambungnya
CMS terutama disebabkan oleh trauma. Selain itu, CMS kembali akson yang terputus, karena terhalang oleh jaringan
dapat pula disebabkan oleh kelainan lain pada vertebra, parut yang terdiri dari sel glia. Kondisi demikian ini diduga
misalnya arthropathi spinal, keganasan yang mengakibatkan sebagai penyebab terjadinya kecacatan permanen pada CMS.
fraktur patologik, infeksi, kelainan kongenital, dan gangguan
vaskular. CMS traumatik lebih sering terjadi di daerah servikal.
Diantara berbagai penyebab trauma spinal, yang tersering GAMBARAN KLINIS
dikemukakan adalah kecelakaan lalu lintas, olahraga, tembakan CMS akut dapat mengakibatkan renjatan spinal (spinal
senapan, serta bencana alam, misalnya gempa bumi. shock). Renjatan spinal (RS) merupakan sindrom klinik yang
sering dijumpai pada sebagian besar kasus CMS di daerah
PATOFISIOLOGI servikal dan torakal. RS ditandai oleh adanya gangguan
Trauma dapat mengakibatkan cedera pada medula spinalis menyeluruh fungsi saraf somatomotorik, somatosensorik, dan
secara langsung. Selain itu, trauma dapat pula menimbulkan otonomik simpatik. Gangguan somatik berupa paralisis flaksid,
fraktur dan instabilitas tulang belakang sehingga hilangnya refleks kulit dan tendon, serta anastesi sampai
mengakibatkan cedera pada medula spinalis secara tidak setinggi distribusi segmental medula spinalis yang terganggu.
langsung. Sedangkan gangguan otonomik berupa hipotensi sistemik,
Cedera sekunder berupa iskemia muncul karena gangguan bradikardia, dan hiperemia pada kulit. RS dapat berlangsung
pembuluh darah yang terjadi beberapa saat setelah trauma. selama beberapa hari sampai beberapa bulan. Semakin hebat
Iskemia mengakibatkan pelepasan eksitotoksin, terutama CMS yang terjadi, semakin lama dan semakin hebat pula RS
glutamat, yang diikuti influks kalsium dan pembentukan yang terjadi.
ABSTRAK
Minat terhadap stem cell atau sel induk jelas meningkat dalam beberapa dekade terakhir
ini. Hal itu disebabkan karena potensi stem cell yang sangat menjanjikan untuk terapi
berbagai penyakit sehingga menimbulkan harapan baru dalam pengobatan berbagai penyakit.
Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai definisi stem cell, jenis dan sifat stem cell, dan
potensi pemakaiannya untuk berbagai penyakit.
Keuntungan embryonic stem cell: Dalam tulisan ini, pembahasan bersifat singkat dan hanya
1. Mudah didapat dari klinik fertilitas. membahas potensi stem cell pada sebagian kecil penyakit.
2. Bersifat pluripoten sehingga dapat berdiferensiasi menjadi
segala jenis sel dalam tubuh. Stem Cell untuk Diabetes(1)
3. Immortal. Berumur panjang, dapat berproliferasi beratus- Pada diabetes, terjadi kekurangan insulin atau kurangnya
ratus kali lipat pada kultur. kepekaan terhadap insulin. Dalam hal ini transplantasi sel pulau
4. Reaksi penolakan rendah. Langerhans diharapkan dapat memenuhi kebutuhan insulin.
Kerugian embryonic stem cell: Pada awalnya, kira-kira 10 tahun yang lalu, hanya 8%
1. Dapat bersifat tumorigenik. Artinya setiap kontaminasi transplantasi sel pulau Langerhans yang berhasil. Hal ini terjadi
dengan sel yang tak berdiferensiasi dapat menimbulkan karena reaksi penolakannya besar sehingga diperlukan
kanker. sejumlah besar steroid; padahal makin besar steroid yang
2. Selalu bersifat allogenik sehingga berpotensi menimbulkan dibutuhkan, makin besar pula kebutuhan metabolik pada sel
penolakan. penghasil insulin. Namun, baru-baru ini penelitian yang
3. Secara etis sangat kontroversial. dilakukan oleh James Shapiro dkk. di Kanada, berhasil
membuat protokol transplantasi sel pulau Langerhans dalam
Keuntungan umbilical cord blood stem cell (stem cell dari jumlah banyak dengan metode imunosupresi yang berbeda
darah tali pusat): dengan yang sebelumnya. Pada penelitian tersebut, 100%
1. Mudah didapat (tersedia banyak bank darah tali pusat). pasien yang diterapi transplantasi sel pulau Langerhans
2. Siap pakai, karena telah melalui tahap prescreening, pankreas tidak memerlukan injeksi insulin lagi dan gula
testing dan pembekuan. darahnya tetap normal setahun setelah transplantasi. Penelitian-
3. Kontaminasi virus minimal dibandingkan dengan stem cell penelitian yang sudah dilakukan untuk diabetes ini mengambil
dari sumsum tulang. sumber stem cell dari kadaver, fetus, dan dari embryonic stem
4. Cara pengambilan mudah, tidak berisiko atau menyakiti cell. Selanjutnya, masih dibutuhkan penelitian untuk
donor. menemukan cara membuat kondisi yang optimal dalam
5. Risiko GVHD (graft-versus-host disease) lebih rendah produksi insulin, sehingga dapat menggantikan injeksi insulin
dibandingkan dengan menggunakan stem cell dari sumsum secara permanen.
tulang, dan transplantasi tetap dapat dilakukan walaupun
HLA matching tidak sempurna atau dengan kata lain Stem Cell untuk Skin Replacement(4)
toleransi terhadap ketidaksesuaian HLA matching lebih Dengan bertambahnya pengetahuan mengenai stem cell,
besar dibandingkan dengan stem cell dari sumsum tulang. maka peneliti telah dapat membuat epidermis dari keratinosit
yang diperoleh dari folikel rambut yang dicabut. Hal ini
Kerugian umbilical cord blood stem cell: memungkinkan transplantasi epidermis autolog, sehingga
1. Kemungkinan terkena penyakit genetik. Ada beberapa menghindari masalah penolakan. Pemakaian skin replacement
penyakit genetik yang tidak terdeteksi saat lahir sehingga ini bermanfaat dalam terapi ulkus vena ataupun luka bakar.
diperlukan follow up setelah donor beranjak dewasa.
2. Jumlah stem cell relatif terbatas sehingga ada Stem Cell untuk Penyakit Parkinson(1,9)
ketidaksesuaian antara jumlah stem cell yang diperlukan Pada penyakit Parkinson, didapatkan kematian neuron-
resipien dengan yang tersedia dari donor, karena jumlah neuron nigra-striatal, yang merupakan neuron dopaminergik.
sel yang dibutuhkan berbanding lurus dengan usia, berat Dopamin merupakan neurotransmiter yang berperan dalam
badan dan status penyakit. gerakan tubuh yang halus. Dengan berkurangnya dopamin,
maka pada penyakit Parkinson terjadi gejala-gejala gangguan
Keuntungan adult stem cell: gerakan halus. Dalam hal ini transplantasi neuron dopamin
1. Dapat diambil dari sel pasien sendiri sehingga menghindari diharapkan dapat memperbaiki gejala penyakit Parkinson.
penolakan imun. Tahun 2001, dilakukan penelitian dengan menggunakan
2. Sudah terspesialisasi sehingga induksi menjadi lebih jaringan mesensefalik embrio manusia yang mengandung
sederhana. neuron-neuron dopamin. Jaringan tersebut ditransplantasikan
3. Secara etis tidak ada masalah. ke dalam otak penderita Parkinson berat dan dipantau dengan
Kerugian adult stem cell: alat PET (Positron Emission Tomography). Hasilnya setelah
1. Jumlahnya sedikit, sangat jarang ditemukan pada jaringan transplantasi terdapat perbaikan dalam uji-uji standar untuk
matur sehingga sulit mendapatkan adult stem cell dalam menilai penyakit Parkinson, peningkatan fungsi neuron
jumlah banyak. dopamin yang tampak pada pemeriksaan PET; perbaikan
2. Masa hidupnya tidak selama embryonic stem cell. bermakna ini tampak pada penderita yang lebih muda. Namun
3. Bersifat multipoten, sehingga diferensiasi tidak seluas setelah 1 tahun, 15% dari pasien yang ditransplantasi ini
embryonic stem cell yang bersifat pluripoten. kambuh setelah dosis levodopa dikurangi atau dihentikan.
KEPUSTAKAAN
1. The Stem Cells – Stem cell information – The Official National Institute
of Health Resource for Stem cell Research
2. Anatomy 101: Stem cells – Reeve Irvine Research Center -
http://www.reeve.uci.edu/anatomy/stemcells.php
Semuanya dimulai dari tahun 1988 yaitu saat pertama kali permukaan sel darah merah yang ikut tertransplantasi (antigen
dilakukannya transplantasi allogeneic darah tali pusat ABO), namun ada juga literatur yang menyatakan bahwa
(umbilical cord blood) ke seorang anak penderita anemia inkompatibilitas ABO tidak menimbulkan reaksi GVHD yang
Fanconi di Paris(1). Keberhasilan ini membuka horison baru berat(5).
dalam pemanfaatan darah tali pusat yang sebelumnya dianggap Meskipun demikian, semua hal yang meningkatkan
tidak berguna dan mulai berkembanglah minat dunia sains kemungkinan terjadinya rejection harus diatasi, salah satunya
untuk meneliti lebih dalam tentang potensi yang terkandung di dengan cara memproses darah tali pusat sebelum transplantasi,
dalamnya. Saat ini darah tali pusat termasuk salah satu topik sehingga hanya stem cells yang bergunalah yang
yang paling banyak diminati di dunia riset. Hal ini disebabkan ditransplantasikan ke pasien. Dua proses yang umum dilakukan
oleh banyaknya keuntungan yang ditawarkan, terutama jika adalah red blood cells depletion dan volume reduction. Selain
dibandingkan dengan transplantasi sumsum tulang yang untuk menurunkan kemungkinan timbulnya reaksi
sebelumnya menjadi primadona. Darah tali pusat memiliki inkompatibilitas, kedua proses tersebut juga dilakukan untuk
immunogenicity yang lebih rendah (untuk review lihat Ryan et mempermudah penyimpanan jangka panjang. Berbagai macam
al, 2005(2)), isolasinya tidak membutuhkan prosedur yang metode bisa digunakan, contohnya metode Ficoll-Hypaque
invasif, dan untuk transplantasi tidak membutuhkan 100% yang digunakan untuk memisahkan mononuclear cells (MNC)
ketepatan HLA (human leucocyte antigen) (3). yang mengandung sel (stem cells) yang dibutuhkan. Sampai
Dalam artikel ini akan didiskusikan mengenai darah tali saat ini ada dua tipe stem cells yang telah ditemukan dalam
pusat, khususnya mengenai mesenchymal stem cells (MSC) darah tali pusat, yaitu hematopoietic stem cells dan me-
yang terkandung di dalamnya. Pembahasan akan meliputi sencyhmal stem cells. Sebenarnya masih ada beberapa tipe lain
aspek metode isolasi dan ekspansi sel ex vivo, aplikasinya yang juga sudah ditemukan, seperti neuron-like stem cells(6)
dalam terapi untuk degenerative diseases, serta rencana namun dua yang disebutkan di atas adalah yang sudah
pengembangan untuk terapi penuaan di masa depan dianalisis secara mendalam dan menyeluruh.
Darah tali pusat: isolasi dan pemrosesan awal Stem cells dalam darah tali pusat: kultur dan ekspansi
Darah tali pusat dapat diisolasi dengan dua cara, yaitu Masalah yang timbul dari pemrosesan darah tali pusat pra-
secara in utero (saat plasenta masih di dalam rahim) dan ex transplantasi adalah berkurangnya kuantitas stem cells yang
utero (saat plasenta sudah di luar rahim). Literatur bisa didapatkan. Hal ini diperparah oleh kenyataan bahwa
menunjukkan bahwa dengan isolasi secara in utero, bisa darah tali pusat memang hanya mengandung sedikit stem cells.
didapatkan 100ml darah sedangkan dengan isolasi secara ex Pada kenyataannya, dari setiap 1x108 MNC hanya bisa
utero hanya bisa didapatkan 80 ml(4). Pada mulanya, didapatkan 0-2.3 MSC clones (mean 1.1 ± 0.2) (7). Oleh karena
transplantasi dilakukan dengan whole blood yang berarti bahwa itu, untuk bisa memenuhi jumlah sel yang dibutuhkan untuk
darah tali pusat ditransplantasikan secara utuh, tanpa transplantasi, yang untuk manusia berkisar antara 106-108 sel
dipisahkan komponennya terlebih dahulu. Penggunaan whole per kg berat badan, diperlukan teknik untuk memperbanyak
blood untuk transplantasi memiliki risiko timbulnya reaksi jumlah sel secara ex vivo. Untuk bisa mendapatkan hasil
graft vs host disease (GVHD) yang lebih tinggi, antara lain ekspansi yang cepat dan memuaskan, ada beberapa hal yang
karena adanya inkompatibilitas yang disebabkan oleh antigen sangat penting untuk diperhatikan, yaitu (a) jeda yang tidak
Meta W. Djojosubroto
Hôpital Ophtalmique Jules Gonin, Avenue de France 15
1044 Lausanne, Switzerland
Retinitis pigmentosa (RP) dan degenerasi makular akibat yang baru memiliki potensi untuk tetap menjadi stem cell atau
penuaan (DMP) merupakan dua jenis kebutaan yang menjadi suatu jenis sel dengan fungsi spesifik, misalnya sel
disebabkan oleh kelainan pada sel-sel fotoreseptor. Hingga saat otot, sel darah, atau sel otak.
ini belum ditemukan cara pengobatan yang paling sesuai untuk Berdasarkan asalnya, stem cell dibedakan menjadi stem
mengatasi kedua kondisi kebutaan tersebut. Walaupun cell embrio dan stem cell dewasa. Stem cell embrio diperoleh
demikian, penelitian telah menunjukkan kemajuan dalam dari embrio yang berkembang dari sel telur yang dibuahi sel
pengembangan beberapa terapi yang dapat digunakan. Salah sperma secara in vitro, dilakukan di klinik fertilisasi in vitro,
satunya adalah dengan menggunakan stem cells yang dan didonasikan untuk riset dengan sepengetahuan donor.
ditransplantasikan pada retina. Berbeda dengan stem cell embrio, stem cell dewasa umumnya
Penyakit degenerasi dan trauma pada sistem saraf sentral berada di beberapa jaringan tertentu dan berfungsi
yang terjadi pada otak, retina, maupun sumsum tulang belakang menghasilkan sel-sel yang membentuk jaringan tersebut.
merupakan sumber utama kelumpuhan jangka panjang. Pada Contohnya stem cell hematopoetik pada sumsum tulang
retina, degenerasi dapat terjadi pada sel-sel fotoreseptor, yang belakang dapat menghasilkan berbagai jenis sel darah seperti
dapat menyebabkan antara lain retinitis pigmentosa (RP). RP eritrosit dan leukosit. Stem cell embrio memiliki potensi
adalah penyakit mata keturunan. Pada pasien RP, degenerasi tertinggi (totipotensi atau multipotensi) untuk berkembang
sel fotoreseptor terjadi secara bertahap menyebabkan hilangnya menjadi hampir semua jenis sel pada tubuh, sedangkan stem
penglihatan secara progresif. Jumlah penderita RP diperkirakan cell dewasa memiliki potensi berkembang yang lebih rendah
memiliki rasio 1:4000 dan gejala klinis umumnya timbul pada (pluripotensi) karena umumnya terbatas pada jenis-jenis sel
usia 20-30 tahun. Selain RP, penyakit degenerasi retina lain tertentu.
yang menyebabkan hilangnya penglihatan sentral secara Sampai saat ini, penelitian stem cell pada umumnya masih
progresif adalah degenerasi makular akibat penuaan (DMP). berkutat pada pertanyaan-pertanyaan dasar: bagaimana
DMP umumnya terjadi pada usia 60-70 tahun, dan merupakan mengarahkan stem cell agar dapat berdiferensiasi menjadi jenis
penyebab utama kebutaan pada orang-orang yang berusia lebih sel yang diperlukan untuk mengobati kondisi tertentu (misalnya
dari 55 tahun. Sampai saat ini belum ada metode penyembuhan neuron untuk mengobati penyakit Parkinson), bagaimana
RP maupun DMP. Walaupun demikian, para peneliti telah memastikan sel-sel tersebut tetap hidup setelah transplantasi,
berhasil mengembangkan beberapa metode pengobatan yang bagaimana supaya sel-sel tersebut tidak ditolak oleh sistem
menjanjikan, antara lain dengan artificial retinal implants1, imun inang, serta bagaimana mencegah terjadinya pembelahan
terapi gen2,3, transplantasi stem cell4, maupun pemberian nutrisi sel yang tak terkendali yang dapat berakibat kanker.
khusus5,6.
Stem cells untuk pengobatan
STEM CELLS Transplantasi stem cells pada berbagai jaringan dan organ,
Stem cells adalah sel-sel yang memiliki potensi tinggi terutama penggunaan stem cells hematopoetik dari darah tali
untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel dalam tubuh. pusat (cord blood) untuk pengobatan penyakit darah, sangat
Pada dasarnya, stem cells berfungsi sebagai salah satu menjanjikan. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi
mekanisme perbaikan tubuh. Dengan kemampuan membelah peningkatan penggunaan darah tali pusat untuk pengobatan
diri yang dapat dikatakan tak terhingga, stem cells dapat pasien dari berbagai golongan usia. Jepang telah menggunakan
menggantikan sel-sel yang rusak atau mati sepanjang hidup darah tali pusat pada lebih dari 50% transplantasi pada pasien
suatu organisme. Jika suatu stem cell membelah, sel anakan anak-anak maupun dewasa. Di Amerika Serikat, darah tali
Penggunaan
Human Mesenchymal Stem Cells
untuk Perbaikan Tulang Rawan Sendi
pada Osteoarthritis
telaah literatur
PATOGENESIS
OA perdefinisi adalah destruksi tulang rawan sendi /
articular cartilage (chondrolysis) sebagian akibat kegagalan Gb 1. Tulang rawan sendi normal. Khondrosit normalnya dikelilingi oleh
ruangan yang kaya akan protein adhesion dan adhesines
khondrosit untuk mempertahankan keseimbangan normal (fibronectine, collagene mineur seperti typeIX, collagen VI,
antara sintesis dan degradasi matriks sehingga terjadi edema di tenascine) Ruangan periseluler membatasi khondrosit dengan
subchondral dan timbul hipertrofi tulang rawan/osteofit dan matrix extraselular. matrix extraselular yang essensial terdiri dari
akhirnya reaksi radang sinovial. Telah diketahui bahwa rantai-rantai fibre collagen type II yang terbenam di dalam
proteoglycanes yang kaya akan bahan untuk lubrikasi.Collagen
khondrosit artikular yang avaskular merupakan satu-satunya sel type II bersama-sama proteoglycan diperkuat oleh protein
yang ada di sendi dan mempunyai kapasitas untuk mensintesis, lainnya seperti collagen type IX dan fibromoduline. bekerja
mengorganisasi dan mengatur komposisi matrik sekitarnya menstabilisasi struktur tulang rawan(4)
Rochman Naim
Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, Bogor, Jawa Barat, Indonesia
Pada mahluk hidup multiseluler, homeostasis dipertahan- sel normal untuk dapat bertahan hidup pada lingkungan non-
kan melalui keseimbangan antara proliferasi/perkembang- fisiologiknya. Sel-sel tumor metastatik dapat menghindari
biakan sel dan kematian sel. Dengan ketiadaan perubahan mekanisme homeostatik ini dan dapat bertahan hidup pada
dalam laju proliferasi sel, perubahan dalam laju kematian sel lingkungan yang berbeda dengan lingkungan/jaringan tempat
dapat mengakibatkan terjadinya akumulasi atau kehilangan sel. mereka berkembang. Untuk melakukan proses ini, sel-sel
Akumulasi sel terjadi bila laju kematian sel lebih rendah tumor harus meningkatkan kemampuannya untuk tidak
dibanding proliferasi sel, sebaliknya bila laju kematian sel lebih terikat/tergantung dari faktor-faktor bertahan hidup yang
besar maka kehilangan sel akan terjadi. membatasi distribusinya. Kemajuan yang telah dicapai saat ini
Walaupun telah banyak diketahui tentang kontrol dari telah membuka basis molekuler tentang peningkatan resistensi
proliferasi sel, kontrol dari kematian sel masih sangat sedikit sel tumor terhadap apoptosis, dan beberapa gen yang kritikal
diketahui dan masih terus dipelajari. Kematian sel secara dalam regulasi apoptosis telah diketahui.
fisiologik terjadi terutama melalui bentuk kematian sel yang Gen BCL2 ditemukan pertama kali lokasinya pada sisi
disebut dengan apoptosis. Keputusan dari suatu sel mengalami translokasi antara kromosom 14 dan 18, dan berada dalam
apoptosis dapat dipengaruhi oleh sejumlah rangsangan dari luar kebanyakan limfoma folikuler manusia(3). Sebagai suatu
sel. oncogene, pada awalnya BCL2 ditemukan memiliki sedikit atau
Kegagalan sel untuk mengalami kematian sel apoptotik tidak ada kemampuan untuk meningkatkan progresi siklus sel
mungkin melibatkan patogenesis dari sejumlah penyakit atau proliferasi sel. Namun, terjadinya overekspresi dari BCL2
manusia yang meliputi penyakit-penyakit yang dikarakterisasi secara spesifik menghambat sel untuk mengalami apoptosis
dengan terjadinya akumulasi sel, yaitu kanker, penyakit dalam responnya terhadap sejumlah rangsangan(4). Lebih lanjut,
autoimun, dan penyakit viral tertentu. Akumulasi sel dapat introduksi gen yang menghambat fungsi BCL2 dapat
berasal dari proliferasi sel yang meningkat atau kegagalan sel menginduksi apoptosis pada sejumlah tipe tumor. Hal ini telah
untuk melakukan proses apoptosis terhadap rangsangan yang menghantarkan pada suatu hipotesis bahwa kebanyakan tumor
sesuai. Walaupun banyak perhatian telah difokuskan pada secara kontinyu bersandar pada produk gen BCL2 atau gen
peran potensial dari proliferasi sel pada penyakit-penyakit di yang berhubungan dengan BCL2 untuk mencegah kematian sel.
atas, makin banyak bukti yang menunjukkan bahwa perubahan- Sesuai dengan hipotesis ini, ekspresi BCL2 telah berhubungan
perubahan dalam kontrol sel yang dapat bertahan hidup dengan prognosis yang buruk pada kanker prostat, kanker
merupakan hal yang penting dalam patogenesis penyakit di atas kolon, dan neuroblastoma(5).
yang disebut juga dengan penyakit proliferatif. Gen BCL2 merupakan salah satu dari sejumlah gen yang
dapat mengontrol proses awal apoptosis suatu sel(6). Pada sel
tumor yang dikultur, overekspresi BCL2 atau gen yang
KEMATIAN SEL DALAM KANKER berhubungan ditemukan mendukung resistensi sel terhadap
Sel-sel dari sejumlah tumor ganas (malignancy) pada kematian dalam responnya terhadap agen kemoterapetika
manusia memiliki kemampuan yang menurun untuk mengalami seperti cytosine arabinoside, methotrexate, vincristine, dan
apoptosis dalam responnya terhadap beberapa rangsangan cisplatin(7). Penemuan ini telah memberi gambaran baru karena
fisiologik(1). Hal ini lebih terlihat pada tumor-tumor yang agen kemoterapi pada awalnya diduga membunuh sel dengan
bersifat metastatik. Kebanyakan sel normal tergantung pada menginduksi kerusakan metabolik yang irreversible yang
faktor-faktor spesifik lingkungannya untuk mempertahankan berakibat kematian nekrosis sel target. Saat ini terlihat bahwa
viabilitasnya(2). Ketergantungan ini yang mungkin mencegah mekanisme primer kebanyakan agen kemoterapetika dalam
ABSTRAK
Pada keadaan normal pergantian dan peremajaan sel akan terjadi sesuai kebutuhan melalui
proliferasi sel dan apoptosis (kematian sel terprogram) di bawah pengaruh proto-onkogen dan gen
supresor tumor. Perubahan DNA yang terjadi di dalam proto-onkogen dan gen supresor tumor
akan mengubah kecepatan proliferasi dan apoptosis. Keadaan demikian dapat menyebabkan
proliferasi tanpa terkendali dan berakhir menjadi kanker. Kerusakan oksidatif pada DNA akibat
radiasi, radikal bebas dan senyawa oksigen reaktif yang bersifat oksidatif merupakan penyebab
penting kanker. Radikal bebas yang dibentuk di dalam tubuh akan menginduksi proses apoptosis
yang menyebabkan kematian sel termasuk sel tumor dan berarti menghambat karsinogenesis.
Antioksidan adalah peredam radikal bebas, dan secara epidemiologis antioksidan dalam makanan
terutama sayur dan buah bersifat protektif terhadap kanker. Akan tetapi hasil penelitian
eksperimental tentang hubungan antara antioksidan dan karsinogenesis tidak konsisten. Pendapat
yang menyatakan bahwa antioksidan bersifat antikanker masih memerlukan penelitian yang lebih
rinci. Fakta yang telah ada menunjukkan bahwa konsumsi suplemen antioksidan tunggal dosis
tinggi secara sembarangan perlu dihindari.
Implan kokhlea
Dapat tertarik dan teraktivasi dalam medan magnit.
Implan ortopedik
Sebagian besar implan ortopedik aman dalam medan magnit; meskipun demikian, prostesis yang besar seperti
untuk sendi panggul dapat memanas dalam pengaruh medan magnit. Umumnya implan ortopedik dapat diperiksa
dengan MRI tanpa bahaya.
Klip abdomen
Klip yang digunakan untuk menutup luka abdomen pasca operasi umumnya aman karena tertanam di dalam
jaringan ikat, tetapi menyebabkan artefak sesuai dengan kalibernya dan dapat mempengaruhi mutu gambar yang
dihasilkan.
The 6th Jakarta Nephrology and Hypertension Course, 19 - 20 Konferensi Nasional Kesehatan Jiwa Islami, Solo, 1-2 Juli 2006
Mei 2006 Awal Juli kemarin telah terselenggara sebuah konferensi yang
Peningkatan kadar lemak darah sering dijumpai pada penderita baru pertama diadakan di Indonesia yaitu Konferensi Nasional I
penyakit ginjal. Ini merupakan konsekuensi penyakit tersebut. Kesehatan Jiwa Islami. Acara ini diselenggarakan di Hotel Sahid Raya
Sayangnya banyak pasien yang masih tidak memperdulikan hal ini; Solo dan dihadiri sekitar 300 dokter psikiatri, dokter umum, psikolog
padahal menurut penelitian yang telah dilakukan, kadar kolesterol dan serta ahli agama dari berbagai daerah di Indonesia.
trigliserid plasma yang tinggi bisa mempercepat perjalanan
penyakitnya. Demikian diungkap Guru Besar Penyakit Dalam FKUI, 7th National Congress PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi
Prof.Wiguno Prodjosudjadi PhD, SpPD-KGH saat memberi ceramah Indonesia) 2006, Malang 29 Juni - 2 Juli 2006
dengan judul "Hiperlipidemia dan Progresi Penyakit Ginjal: Simposium PERKENI 2006 bertemakan "Recent Advances in
Mekanisme dan Penanggulangannya". Acara ini merupakan bagian Endocrinology for a Better Life." dihadiri oleh sekitar 600 peserta
dari Kursus Tahunan PERNEFRI yang terkenal dengan nama dokter spesialis dan dokter umum dari seluruh Indonesia. Acara ini
singkatan JNHC (Jakarta Nephrology and Hypertension Course). dibuka oleh ketua PERKENI Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo.
Menurut beliau saat ini ruang lingkup endokrin semakin luas,
Laporan Temu Ilmiah Geriatri V, Jakarta, 27-28 Mei 2006 contohnya sel lemak yang dahulu hanya dianggap sebagai storage
Acara Temu Ilmiah Geriatri V telah terselenggara dengan sukses sekarang masuk ke dalam ruang endokrin..
dan meriah. Penyelenggaraan acara ini bertepatan dengan ‘Satu
Dasawarsa Hari Usia Lanjut Nasional’ yang seharusnya jatuh pada Kongres Obstetri dan Ginekologi (KOGI) XIII, Manado, 7-12 Juli
tanggal 29 Mei 2006. Acara tersebut merupakan hasil kerjasama 2006
antara Bagian Penyakit Dalam FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo Kongres Obstetri dan Ginekologi (KOGI) XIII diadakan di Hotel
Sub Bagian Geriatri dan Pengurus Besar PERGEMI JAYA Ritzy, Manado 7- 12 Juli 2006. Kongres yang bertema “Memantapkan
(Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia). Dihadiri sekitar 957 Profesionalisme dengan Meningkatkan Mutu Pendidikan dan
dokter baik dokter Penyakit Dalam, dokter Neurologi dan dokter Pelayanan di Bidang Obstetri dan Ginekologi Berlandaskan Etika
umum dari seluruh Indonesia. Profesi” dihadiri oleh sekitar 1.500 peserta baik dokter spesialis
obstetri dan ginekologi, dokter umum, dan tenaga paramedis lainnya.
Seminar Kesehatan & Penyakit Perut, Jakarta 15 Juni 2006
Perut orang Indonesia meskipun secara anatomis sama, namun Simposium PIN II Nyeri Kepala, Nyeri dan Vertigo, Surabaya, 14-
fungsional berbeda dengan orang luar negeri. Perbedaan ini 16 Juli 2006
disebabkan antara lain oleh: kondisi gigi-geligi, enzim pencernaan,
gaya makan, alergi dan bibit penyakit. Demikian penjelasan dr. Pertemuan Ilmiah Nasional II telah diselenggarakan oleh
Handrawan Nadesul, dokter keluarga, saat memberi presentasi Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) dengan
mengenai "Penyakit Perut Orang Indonesia" di Hotel The Ritz Carlton tema: Nyeri Kepala, Nyeri dan Vertigo. Acara yang terselenggara di
Jakarta, 15 Juni 2006. Acara ini merupakan kerjasama dari Surabaya ini sangat meriah dihadiri sekitar 700 dokter terdiri dari
ParkwayGroup Healthcare, Trijaya Network, Bisnis Indonesia. hampir seluruh dokter Spesialis Saraf di seluruh Indonesia, dokter
umum dan para ahli lainnya. Termasuk juga para peminat ilmu ini
Fluid, Acid Base & Electrolyte Workshop (PERDICI), Jakarta, 15 dari pelbagai disiplin ilmu.
Juni 2006
Fluid, Acid Base & Electrolyte Workshop kali ini membahas Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam
materi tentang pendekatan Stewart dalam menghitung keseimbangan Indonesia XIII (KOPAPDI XIII), Palembang 5-9 Juli 2006
asam basa, serta membandingkannya dengan teori tradisional tentang
keseimbangan asam basa (Hendersen-Hasselbach), yang dihadiri oleh Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam
sekitar 70 orang terdiri dari dokter Anestesi dan dokter-dokter umum. Indonesia XIII (KOPAPDI XIII) diadakan di Hotel Aston, Palembang
berlangsung selama 5 hari. Jumlah dokter yang berpartisipasi sekitar
The 2nd Annual Meeting of Indonesian Society of Intensive Care 1.900 dokter spesialis Penyakit Dalam dari seluruh Indonesia. Puluhan
Medicine (PERDICI), Jakarta, 16-17 Juni 2006 pembicara menyampaikan makalahnya dalam kuliah umum,
Acara the 2nd Annual Meeting of Indonesian Society of Intensive simposium hingga presentasi makalah bebas.
Care Medicine (PERDICI) ini diselenggarakan bersamaan dengan the
14th IUSTI-Asia Pacific Conference on STI's & HIV/AIDS, Kuala The 11th Congress of the International Society for Peritoneal
Lumpur, 27-30 Juli 2006 Dialysis (ISPD), Hongkong, 25-29 Agustus 2006
Acara ini merupakan konferensi ke 14 yang diadakan oleh Kongres ini mengambil tempat di Hongkong Convention Centre
organisasi IUSTI wilayah Asia Pasifik, bekerja sama dengan dan berlangsung selama 5 hari; diikuti oleh peserta dari lebih dari 70
Malaysian Medical Association & Academy of Family Physicians of negara dengan lebih dari 50 topik yang dipresentasikan. Acara ini
Malaysia, yang diketuai oleh Dr. M K Rajakumar; berlangsung selama dibuka oleh Prof. Philip Kam Tao Li selaku President Organizing
4 hari di Kuala Lumpur, Malaysia dan dihadiri oleh sekitar 400 Committee dan Dr.Alex Wai-Yin Yu selaku Chairman Hongkong
undangan dari berbagai negara se Asia Pasifik. Society of Nephrology. Untuk kongres kali ini tema yang diangkat
adalah "Achieving PD Excellence" dengan harapan bahwa melalui
2nd Malaysia Indonesia Medical Science Conference 2006, kongres ini maka para peserta akan makin dapat memiliki standar
Jakarta 3-4 Agustus 2006 yang lebih tinggi dalam menjalankan suatu prosedur PD dan makin
Acara Malindo 2006 yang diadakan 2 hari tersebut mengambil dapat memperbaiki kualitas hidup pasien yang menjalani dialisis
tema "Improving Health Service through Integrated Basic, Clinical peritoneal.
and Epidemiological Research" dihadiri oleh sekitar 300 peserta yang
berasal dari kalangan dokter spesialis dan dokter umum. Konferensi Peresmian Jakarta Heart & Vascular Center, RS Mitra Keluarga
ini merupakan pertemuan ke-2; konferensi pertama diadakan di Kuala Kelapa Gading, Sabtu 9 September 2006
Lumpur Juli 2005 lalu. Acara ini merupakan hasil kerja sama antara Kekerapan Serangan Jantung Akut (acute myocardial infarction)
FKUI dan FK Universiti Kebangsaan Malaysia, sehingga pembicara di Amerika Serikat menurut Preskom Kalbe, dr. Boenyamin Setiawan
dalam seminar inipun berasal dari dokter Indonesia dan Malaysia. PhD, adalah sekitar 1,5 juta kasus per tahun. Itu berarti sekitar 0,1 %.
Jika hal ini diterapkan di Indonesia, berarti ada sekitar 270.000 kasus
One day Semiloka Anti Aging - PASTI, Jakarta 6 Agustus 2006 per tahun (asumsi penduduk 270 juta); di Jakarta sendiri dengan
One day SEMILOKA Anti Aging 2006 ini mengambil tema estimasi penduduk 10 juta, diperkirakan ada sekitar 10.000 kasus per
“Current Hormone Treatment in Anti Aging Medicine : What Doctors tahun. Dari kasus tersebut, menurut Ir. Rustiyan Oen, MBA,
Should Know”, diselenggarakan oleh PASTI (Perkumpulan Awet Managing Director RS Mitra Keluarga Group, diperkirakan 30 persen
Sehat Indonesia). Acara ini dihadiri oleh kurang lebih 30 dokter harus menemui ajalnya. Pernyataan ini disampaikan pada acara
spesialis dan umum yang tertarik dengan bidang anti aging. peresmian Jakarta Heart & Vascular Center yang berlokasi di Rumah
Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Sabtu 10 September 2006.
12th APLAR (Asia Pacific League of Associations for
Rheumatology) 2006, Kuala Lumpur 1-5 Agustus 2006
Kongres 12th APLAR 2006 yang berlangsung selama 5 hari ini, Laporan lengkap dari pelbagai simposium di atas (dalam Bahasa
mengambil tema "Asian Rheumatology - Facing the Challenges". Indonesia / English), bisa diakses pada http://www.kalbefarma.com/seminar.
Lancet 2005;366:1443-51
brw
1. Yang paling mudah didapat : 6. Transplantasi sumsum tulang di Indonesia telah dilakukan
a) Fetal stem cells di :
b) Bone marrow stem cells a) Jakarta
c) Umbilical cord blood stem cells b) Bandung
d) Embryonic stem cells c) Semarang
e) Semua sama mudahnya d) Yogyakarta
e) Semua di atas
2. Keuntungan umbilical cord stem cells :
a) Mudah didapat 7. Cedera medulla spinalis yang berisiko menyebabkan
b) Plastisitasnya cukup baik kegagalan pernafasan ialah jika di atas segmen :
c) Immunogenecity nya rendah a) C 4
d) Telah banyak diteliti b) C 6
e) Semua benar c) C 7
d) T 1
3. Yang telah digunakan dalam klinik adalah transplantasi e) T 4
stem cell pada :
a) Infark miokard 8. Sel retina yang terbentuk paling awal :
b) Leukemi a) Sel ganglion
c) Stroke b) Sel runjung (cone)
d) Rejuvenasi kulit c) Sel batang (rod)
e) Artritis d) Sel amakrin
e) Sel horisontal
4. Stem cell yang paling besar potensinya untuk
berdiferensiasi : 9. Terapi stem cells pada osteoarthritis ditujukan untuk
a) Sel totipoten meremajakan :
b) Sel pluripoten a) Osteosit
c) Sel multipoten b) Khondrosit
d) Sel omnipoten c) Cairan sinovial
e) Semua sama d) Jaringan ikat/tendon
e) Sel saraf
5. Sumber stem cell yang terbaik berasal dari :
a) Embrio 10. Penerapan teknologi stem cell pada terapi luka bakar ialah
b) Sumsum tulang untuk kultur :
c) Kultur jaringan a) Sel jaringan ikat
d) Domba b) Sel saraf
e) Sapi c) Sel pembuluh darah
d) Sel kulit
e) Semuanya