http://www.kalbe.co.id/cdk
ISSN : 0125-913X
145.
Ginekologi (1)
2004
http. www.kalbe.co.id/cdk
International Standard Serial Number: 0125 – 913X
145. Ginekologi
Daftar isi :
2. Editorial
4; 57. English Summary
Artikel
5. Perbandingan Akurasi Diagnostik Lesi Pra Kanker Serviks antara Tes Pap
dengan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Wanita dengan Lesi
Serviks – S.D. Iswara, I.K. Suwiyoga, I.G.P. Mayura M., I.G. Artha A.
9. Infeksi Chlamydia trachomatis pada Kanker Serviks Terinfeksi Human
Papilloma Virus tipe 16 dan 18: Studi Cross - Sectional – K. Tonika, K.
Suwiyoga
13. Risiko Lesi Intraepitel Skuamosa Serviks Derajat Tinggi pada Penderita
Terinfeksi Virus Human Papiloma 16 dan 18 – I.G.N. Darmaja, K.
Suwiyoga, I.G.A. Artha
17. Korioamnionitis Histopatologik sebagai Risiko Persalinan Preterm di RS
Sanglah Denpasar – K. Suardana, A.A.N. Jaya Kusuma, K. Suwiyoga,
A.A.A.N. Susraini
21. Risiko Ancaman Persalinan Preterm pada Infeksi Chlamydia trachomatis –
A.A.N.M.A Putra Wirawan, A.A.N. Jaya Kusuma, D.M. Sukrama, M.
Keterangan Gambar Sampul : Dharmadi
Siklus Menstruasi Normal 26. Risiko Partus Prematurus Iminen pada Kehamilan dengan Infeksi Saluran
Kemih – I Nyoman Nuada, Made Kornia Karkata, Ketut Suastika
Dikutip dari: Carola B, Harley JP, Noback CR.
Human Anatomy and Physiology. McGraw Hill 31. Pengelolaan Persalinan Prematur – Jefferson Rompas
Publ. Co. 1990. p.843 34. Diagnosis Laboratorium Infeksi Saluran Reproduksi dari Para Pekerja
Seksual Wanita di Banyuwangi Juni 2003 – Eko Rahardjo
56. Kapsul
59. Informatika Kedokteran
60. Kegiatan Ilmiah
62. Indeks Karangan Tahun 2004
64. RPPIK
EDITORIAL
Redaksi
PEMIMPIN UMUM - Prof. DR. Sumarmo Poorwo Soedarmo - Prof. Dr. R Budhi Darmojo
Dr. Erik Tapan Staf Ahli Menteri Kesehatan Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam
Departemen Kesehatan RI Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
KETUA PENYUNTING Jakarta Semarang
Dr. Budi Riyanto W.
- Prof. Drg. Siti Wuryan A Prayitno, SKM, - Prof. DR. Hendro Kusnoto, Drg, SpOrt.
PELAKSANA MScD, PhD. Laboratorium Ortodonti
Sriwidodo WS. Bagian Periodontologi, Fakultas Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti
Universitas Indonesia, Jakarta Jakarta
TATA USAHA
- Dodi Sumarna
- Djuni Pristiyanto
ALAMAT REDAKSI - DR. Arini Setiawati
Majalah Cermin Dunia Kedokteran, Gedung Enseval Bagian Farmakologi
Jl. Letjen. Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih, Jakarta Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
10510, P.O. Box 3117 JKT. Tlp. 021 - 4208171 Jakarta
E-mail : cdk@kalbe.co.id
http: //www.kalbe.co.id/cdk
NOMOR IJIN
151/SK/DITJEN PPG/STT/1976 DEWAN REDAKSI
Tanggal 3 Juli 1976
ABSTRAK
Tujuan : Mengetahui perbedaan akurasi diagnostik antara tes Pap dan metode IVA.
Bahan dan cara : Rancangan penelitian ini adalah uji diagnostik eksperimental
dengan metode IVA dan tes Pap sebagai faktor prediktor dan pemeriksaan
histopatologi sebagai baku emas. Populasi adalah wanita dengan lesi serviks dan
sampel adalah wanita dengan lesi serviks yang datang ke poliklinik Ginekologi-
Onkologi Perjan RS Sanglah Denpasar dari Januari 2002 sampai dengan Januari 2003
dan bersedia ikut serta sebagai subyek penelitian yang ditentukan secara acak.
Sebanyak 61 consecutive sample menjalani pemeriksaan tes Pap, pemeriksaan IVA
dan histopatologis dari bahan biopsi serviks dengan tuntunan kolposkopi. Data dicatat
dalam formulir khusus, ditabulasi dan dilakukan penghitungan sensitifitas, spesifisitas,
nilai prediksi positif, nilai prediksi negatif, nilai positif palsu, dan nilai negatif palsu.
Perbedaan akurasi diagnostik antara tes Pap dan metode IVA dihitung dengan uji Z.
Hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
Hasil : Didapatkan sensitifitas IVA sebesar 92,5%, spesifisitas sebesar 42,9%, nilai
prediksi positif dan negatif masing-masing sebesar 75,5% dan 75,0%, nilai positif
palsu dan negatif palsu masing-masing sebesar 24,5% dan 25,0%. Didapatkan nilai Z
pada perbandingan antara metode IVA dengan tes Pap masing-masing untuk
sensitifitas 3,01 (p=0,003), spesifisitas 3,32 (p=0,003), nilai prediksi positif 1,01
(p=0,312), nilai prediksi negatif 2,06 (p=0,039), nilai positif palsu 1,01 (p=0,312) dan
nilai negatif palsu 2,06 (p=0,039). Sensitifitas, spesifisitas dan nilai negatif palsu tes
Pap dan metode IVA berbeda bermakna.
Simpulan : Metode IVA dapat dipakai sebagai pengganti tes Pap untuk alat skrining
lesi pra kanker/kanker serviks pada kasus-kasus lesi serviks di Indonesia.
Kata kunci : IVA – tes Pap – lesi serviks – lesi pra kanker serviks.
ABSTRAK
Tujuan: Mengetahui peran infeksi Chlamydia trachomatis pada kanker serviks yang
terinfeksi HPV tipe 16 dan 18.
Bahan dan cara: Studi cross-sectional dilakukan di Bagian Obstetri dan Ginekologi
FK UNUD/RS Sanglah Denpasar selama tahun 2002-2003. Sampel adalah kanker
serviks baru dan belum pernah diterapi serta bersedia ikut serta sebagai subyek
penelitian. Penentuan sampel secara berturut-turut dan besarnya dihitung dengan
memakai rumus Pocock. Diagnosis kanker serviks berdasarkan hasil histopatologi
biopsi lesi serviks dengan tuntunan kolposkopi. Infeksi HPV berdasarkan isolasi DNA
memakai teknik PCR di unit riset Biomedik RSUD Mataram, dan pemeriksaan
serologi di Laboratorium Prodia Denpasar. Data dicatat pada formulir penelitian,
kemudian diolah memakai program SPSS 10.0 for Windows. Dilakukan uji X2 dan
hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel dan narasi.
Hasil: Sejumlah 50 sampel dibagi atas tiga kelompok yaitu (1) kanker serviks
terinfeksi HPV tipe 16 dan 18, (2) kanker serviks terinfeksi HPV tipe lain, dan (3)
kanker serviks tidak terinfeksi HPV. Didapatkan perbedaan infeksi Chlamydia
trachomatis pada kelompok 1 dengan kelompok 2 adalah tidak bermakna (Fisher's
exact test: p = 0,576, RP = 0,667; CI 95% 0,273-1,631). Infeksi C.trachomatis pada
kelompok 1 dengan kelompok 3 berbeda tidak bermakna (Fisher's exact test: p=0,039,
RP = 3,824; CI 95% 0,649-22,510). Infeksi C.trachomatis pada kelompok 2 dengan
kelompok 3 berbeda tidak bermakna (Fisher's exact test: p = 0,464, RP = 3,353; CI
95% 0,485-22,897).
Kesimpulan: Infeksi C. trachomatis tidak terbukti sebagai faktor risiko minor kanker
serviks terinfeksi HPV tipe 16 dan 18, infeksi HPV selain tipe 16 dan 18, dan tidak
terinfeksi HPV.
Kata kunci: Chlamydia trachomatis, infeksi HPV tipe 16 dan 18, kanker serviks.
1 ( Zα ) 2 P(1 − P)
n= x Selanjutnya, perbedaan prevalensi infeksi C.trachomatis
1− f (d ) 2 pada masing-masing kelompok dapat dilihat pada Tabel 2.
RALAT
Artikel : Toksoplasmosis Ibu Hamil di Indonesia (Studi Tindak Lanjut Survai Kesehatan Rumah Tangga 1995)
Oleh : Salma Ma’roef, Soeharsono Soemantri
Di : Cermin Dunia Kedokteran No. 139, 2003, hal. 42
Redaksi mohon maaf atas kekeliruan tersebut, dengan ini kekeliruan tersebut telah diperbaiki.
ABSTRAK
Tabel 5. Risiko LIS derajat tinggi pada infeksi VHP tipe 18 pada kasus
dan kontrol KEPUSTAKAAN
Kontrol 1. Hatch KD, Hacker NF. Intraepithelial disease of cervix, vagina, and vulva.
Kasus VHP 18 (+) VHP 18 (-) Total
In: Berek JS, Adashi EY, Hillard PA, eds. Novak’s Textbook of
VHP 18 (+) 4 13 17 Gynecology. 12th ed. Baltimore : Williams and Wilkins, 1996; pp. 447-86.
VHP 18 (-) 2 12 14 2. Sjamsuddin S. Inspeksi visual dengan aplikasi asam asetat (IVA). Suatu
Total 6 25 31 metode alternatif skrining kanker serviks. KOGI Xl, Denpasar, 2000.
3. Wells M, Oslor AG, Crum CP, et al. Pathology and genetics of tumours of
Keterangan: the breast and female genital organs, 2003; pp. 261-79.
RO = 6,5 x2 = 6,7 (p = 0,007) 4. Wright TC, Kurman RJ, Ferenczy A. Precancerous lesions of the servix. In
: Kurman RJ, ed. Blaustein,s pathology of the female genital tract, 4th ed.
Didapatkan rasio odds sebesar 6,5 (95% IK : 1,09 – 38,68) Berlin : Springer- Verlag, 1995; pp. 229-61.
5. Blomfield PI, Garland S. Viral infections and cervical neoplasia. In :
dengan x2 = 6,7, p = 0,007. Jadi bila hipotesis 0 benar, Luesley DM, Barrasso R, (eds.). Cancer and pre-cancer of the cervix, 1st
kemungkinan untuk mendapatkan RO 6,5 adalah 0,7% dan kita ed. London : Chapman & Hall, 1998; pp. 133-52.
percaya 95% bahwa besarnya risiko terjadinya LIS derajat 6. Kjellberg L, Wiklund F, Sjoberg I. A population-based study of human
tinggi pada populasi terletak antara 1,09 sampai 38,68 kali. Ini papillomavirus deoxyribonucleic acid testing for predicting cervical
intraepithelial neoplasia. Am J Obstet Gynecol.1998; 179 : 1497-502.
berarti risiko LIS derajat tinggi pada penderita yang terinfeksi 7. Marrazzo JM, Stine K, Koutsky LA. Genital human papillomavirus
VHP tipe 18 6,5 kali dibandingkan yang tidak terinfeksi VHP infection in women who have sex with women. Am J Obstet Gynecol,
tipe 18, dan bermakna pada uji statistik. 2000; 183 : 770-4.
Becker mendapatkan RO VHP 20,8 (95% IK : 10,8 – 40,2) 8. Bosch FX, Munoz N, Castellsague X. Epidemiology of cervical dysplasia
and neoplasia. In : Luesley DM, Barrasso R, (eds.). Cancer and pre-cancer
sedangkan RO VHP tipe 16 sebesar 9,8 (95% IK : 5,4 –
of the cervix, 1st ed. London : Chapman & Hall, 1998; pp. 51-76.
18,3).(8) Adam E. mendapatkan RO untuk VHP risiko tinggi 9. Kaufman RH, Adam E, Vonka V. Human papillomavirus infection and
3,35 (95% IK : 2,28 – 4,93) dengan p < 0 001.(11) cervical carcinoma. In : Pitkin RM, Scott JR, (eds.). Clinical Obstetrics and
Gynecology. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins, 2000; 43(2) :
SIMPULAN DAN SARAN 368-93.
10. Irmansyah F, Indarti J, Sianturi MHR. Hubungan antara infeksi HPV
Simpulan dengan kejadian LIS serviks dan karsinoma. Maj Obstet Ginekol Indones,
Proporsi infeksi virus human papiloma (VHP) tipe 16 dan 1998; 22 : 92-6.
18 pada pasien LIS derajat tinggi di Poliklinik Kebidanan dan 11. Adam E, Berkova Z, Daxnerova Z, et al. Papilloma virus: Demographic
Penyakit Kandungan RSUP Denpasar adalah sebesar 71,0%, and behavioral chracteristics influencing the identification of cervical
disease. Am J Obstet Gynecol, 2000; 182(2) : 257-64.
infeksi VHP tipe 16 pada LIS derajat tinggi sebesar 51,6%, dan 12. Koutsky LA, Holmes KK, Critchlow CW, et al. A cohort study of risk of
infeksi VHP tipe 18 sebesar 54,8%. Risiko terjadinya LIS cervical intraepithepial neoplasia grade 2 or 3 in relation to papillomavirus
derajat tinggi pada infeksi VHP 16,18 adalah 7 kali (RO 7, IK infection. N Engl J Med, 1992; 327 : 1272-8.
95%: 1,16 – 42,15, p = 0,04), pada infeksi VHP tipe 16 sebesar 13. Reid R, Campion MJ. HPV-associated lesions of the cervix: biology and
colposcopic features. In : Clinical Obstetrics and Gynecology, 1989; 32(1)
5,5 kali (RO 5,5, IK 95%: 1.003 – 30,15, p = 0,02) , pada : 157-79.
infeksi VHP tipe 18 sebesar 6,5 kali (RO 6,5, IK 95%: 1,09 – 14. Unger ER, Franco ED. Human papillomavirus. Obstetrics and Gynecology
38,69, p = 0,007) ; secara statistik bermakna dibandingkan Clinics. Philadelphia : W.B. Saunders Company, 2001; 28(4) : 653-66.
dengan yang tidak terinfeksi VHP 16 dan 18. Bila infeksi ini 15. Cox JT. Epidemilogy of cervical intraepithelial neoplasia: the role of
human papillomavirus. Bailliere’s Clin Obstet Gynaecol, 1995; 9: pp.1-37.
dapat dihilangkan maka 76% LIS derajat tinggi pada penderita 16. Koutsky LA, Ault KA, Wheeler CM, et al. A controlled trial of a human
yang terinfeksi VHP tipe 16,18 dapat dicegah; 63% pada papillomavirus type 16 vaccine. N Engl J Med, 2002; 347 : 1645-51.
infeksi VHP tipe 16 dan 67% pada infeksi VHP tipe 18.
Korioamnionitis Histopatologik
sebagai Risiko Persalinan Preterm
di RS Sanglah Denpasar
K. Suardana*, A.A.N. Jaya Kusuma*, K. Suwiyoga*, A.A.A.N. Susraini**
*Bagian / SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana /
Rumah Sakit Sanglah Denpasar
**Bagian / SMF Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana /
Rumah Sakit Sanglah Denpasar
ABSTRAK
ABSTRAK
Tujuan : Mengetahui besarnya risiko ancaman persalinan preterm pada wanita hamil
dengan infeksi Chlamydia trachomatis.
Bahan dan Cara : Penelitian ini merupakan suatu studi kasus-kontrol. Dari 40
sampel yang memenuhi kriteria inklusi, 20 sampel masuk dalam kelompok kasus dan
20 sampel masuk dalam kelompok kontrol. Sampel diambil di Kamar Bersalin dan di
Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan. Pada kedua kelompok dilakukan
pengambilan swab endoserviks kemudian dilakukan pemeriksaan PCR untuk
mengetahui adanya bakteri Chlamydia trachomatis.
Hasil : Infeksi Chlamydia trachomatis didapatkan pada 80,00 % kelompok kasus,
sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 25,00 % . Secara stastistik kejadian
infeksi pada kelompok kasus lebih tinggi secara bermakna bila dibandingkan dengan
kelompok kontrol ( p=0,001; rasio odds 12,00; 95 % IK:2,70 – 53,33).
Simpulan : Risiko ancaman persalinan preterm pada wanita hamil dengan infeksi
Chlamydia trachomatis 12,00 kali lebih besar dibandingkan dengan wanita yang tidak
menderita infeksi Chlamydia trachomatis. Risiko tersebut secara statistik bermakna.
Saran : Swab endoserviks dan pemeriksaan PCR sebaiknya dikerjakan pada kasus
wanita hamil dengan ancaman persalinan preterm.
Kata Kunci : Infeksi Chlamydia trachomatis, ancaman persalinan preterm,PCR
ABSTRAK
Tujuan : Mengetahui besarnya risiko partus prematurus iminen pada wanita hamil
dengan infeksi saluran kemih.
Bahan dan Cara : Studi kasus-kontrol yang dilakukan di Lab/SMF Obstetri dan
Ginekologi FK UNUD/RS Sanglah Denpasar. Dari 50 sampel yang memenuhi
kriteria, 25 sampel masuk dalam kelompok kasus (partus prematurus iminen) dan 25
sampel masuk dalam kelompok kontrol (hamil aterm yang tidak inpartu). Sampel
diambil di Kamar Bersalin dan di Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan.
Pada kedua kelompok dilakukan pengambilan urine porsi tengah, kemudian
dikerjakan kultur urin dan test sensitivitas.
Hasil : Infeksi saluran kemih (ISK) didapatkan pada 20% kelompok kasus dan pada
12% kelompok kontrol. Kejadian ISK di kelompok kasus lebih tinggi daripada di
kelompok kontrol dengan Rasio Odds 1,83; tetapi perbedaan ini tidak bermakna (χ2 =
0,595 dan p = 0,702). Pada pemeriksaan bakteriologis didapatkan kuman yang
terbanyak ditemukan adalah E. coli yang sensitif terhadap amoksisilin, mesilinam,
Baktrim, siprofloksasin dan fleroksasin.
Simpulan : Risiko partus prematurus iminen pada wanita hamil dengan ISK 1,83
kali lebih besar dibandingkan dengan wanita hamil yang tidak menderita ISK.
Kata Kunci : Infeksi saluran kemih, partus prematurus iminen, pola kuman.
A fool may make money, but it takes a wise man to spend it.
Trichomonas vaginalis
Prevalensi T. vaginalis pada PSW jalanan 15% sedangkan
dari lokalisasi 6%. sedangkan pada penelitian sebelumnya di
Jawa Timur 7.4%, jadi prevalensi pada PSW jalanan 2 kali
lebih tinggi dibanding penelitian sebelumnya, namun
prevalensi di lokalisasi sedikit lebih rendah.
PENDAHULUAN Gender
Kesetaraan perempuan dan laki-laki telah menjadi Perbedaan alami yang dikenal dengan perbedaan jenis
pembicaraan hangat dalam 20 tahun terakhir. Melalui kelamin sebenarnya hanyalah segala perbedaan biologis yang
perjalanan panjang untuk meyakinkan dunia bahwa perempuan dibawa lahir antara perempuan dan laki-laki. Di luar semua itu
telah mengalami diskriminasi hanya karena perbedaan jenis adalah perbedaan yang dikenal dengan istilah gender.
kelamin, dan perbedaan secara sosial (gender), akhirnya pada Perbedaan yang tidak alami atau perbedaan sosial mengacu
tahun 1979 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyetujui pada perbedaan peranan dan fungsi yang dikhususkan untuk
Konferensi mengenai penghapusan segala bentuk diskriminasi perempuan dan laki-laki. Perbedaan tersebut diperoleh melalui
terhadap perempuan. Konferensi ini lebih dikenal dengan proses sosialisasi atau pendidikan di semua institusi (keluarga,
istilah CEDAW dan menjadi acuan utama untuk Hak Asasi pendidikan, agama, adat dan sebagainya).
Perempuan (HAP). Konferensi ini sebenarnya telah diratifikasi Gender penting untuk dipahami dan dianalisis untuk
oleh Indonesia pada tahun 1984 menjadi UU No. 7/1984, tetapi melihat apakah perbedaan yang bukan alami ini telah
tidak pernah disosialisasikan dengan baik oleh negara. menimbulkan diskriminasi dalam arti perbedaan yang
Konferensi maupun UU tersebut pada kenyataannya tidak juga membawa kerugian dan penderitaan terhadap perempuan.
sanggup menghapus diskriminasi yang dialami oleh Apakah gender telah memposisikan perempuan secara nyata
perempuan. Di seluruh dunia masih ada perempuan yang menjadi tidak setara dan menjadi subordinat oleh pihak laki-
mengalami segala bentuk kekerasan (kekerasan fisik, mental, laki.
seksual dan ekonomi) baik di rumah, di tempat kerja maupun di Gender adalah semua atribut sosial mengenai laki-laki dan
masyarakat. Oleh karena itu PBB kembali mengeluarkan perempuan, misalnya laki-laki digambarkan mempunyai sifat
deklarasi Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan pada maskulin seperti keras, kuat, rasional, gagah. Sementara
tahun 1993. Deklarasi ini tidak begitu dikenal oleh pemerintah perempuan digambarkan memiliki sifat feminin seperti halus,
Indonesia, sehingga jarang diacu dalam persidangan ataupun lemah, perasa, sopan, penakut. Perbedaan tersebut dipelajari
dalam penyelesaian masalah-masalah hukum yang dari keluarga, teman, tokoh masyarakat, lembaga keagamaan
berhubungan dengan kekerasan berbasis gender. (Qomariah, dan kebudayaan, sekolah, tempat kerja, periklanan dan media.
2002) Gender berbeda dengan seks. Seks adalah jenis kelamin
Pada dasarnya semua orang sepakat bahwa perempuan dan laki-laki dan perempuan dilihat secara biologis. Sedangkan
laki-laki berbeda. Manakah perbedaan yang dialami gender adalah perbedaan laki-laki dan perempuan secara sosial;
(pemberian Tuhan) dan manakah yang dipelajari atau diperoleh masalah atau isu yang berkaitan dengan peran, perilaku, tugas,
atau perbedaan yang dibangun oleh masyarakat sendiri ? hak dan fungsi yang dibebankan kepada perempuan dan laki-
Ketidak setaraan antara perempuan dan laki-laki berawal dari laki. Biasanya isu gender muncul sebagai akibat suatu kondisi
kerancuan pemahaman antara perbedaan alami dan yang tidak yang menunjukkan kesenjangan gender. (Retno Suharti, 1995).
alami tersebut. Karena citra ideal itu rekaan budaya, disebut juga sebagai
Tulisan ini merupakan tinjauan pustaka mengenai masalah gender, dalam kenyataannya, tidak selalu demikian. Kita tahu
gender dan kesehatan khususnya bagi masyarakat Indonesia. ada saja perempuan yang tidak lemah lembut, yang agresif,
pencari nafkah, dan de facto sebagai kepala keluaga.
ABSTRAK
METODE 3. Sikap
Penelitian ini menggunakan data sekunder dari penelitian Menanggapi bila remaja berpacaran, 57% setuju dan 21,4%
“Pengembangan Model Pelayanan Kesehatan Dalam setidaknya merasa kurang setuju. Terkait dengan hubungan
Pencegahan Infeksi HIV / AIDS Pada Pekerja Remaja (Tahap seks pranikah, lebih dari 98% cenderung kurang setuju, tidak
II)” 7) , yang dilakukan di Pasuruan Jawa Timur. Analisis setuju, bahkan ada yang sangat tidak setuju. Demikian halnya
deskriptif dilakukan untuk menjelaskan karakteristik pekerja dengan bila remaja ganti-ganti pasangan seksual atau
remaja, termasuk pengetahuan, sikap, dan perilakunya. Dalam menggugurkan kandungan. Lain halnya sikap mereka terhadap
mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap onani / masturbasi, 15% setuju, 3% cukup setuju, dan 81,8%
terjadinya hubungan seksual pranikah dilakukan dengan cenderung kurang setuju sampai sangat tidak setuju. Sikap
analisis regresi logistik univariat. Selanjutnya analisis regresi terhadap seseorang yang melakukan hubungan seks dengan
logistik ganda diterapkan untuk mengetahui faktor-faktor yang WTS minimal 37,5% tidak setuju, lebih dari 30% sangat tidak
setuju.
Mengapa tidak boleh menunda MP ASI sesudah umur 6 Mengapa masa penyapihan adalah masa berbahaya bagi
bulan ? anak?
Bila MP ASI dimulai setelah umur 6 bulan maka mungkin Masa penyapihan selama umur 6 buan sampai 3 tahun
- Berat badan bayi tidak bertambah, malah menjadi kurang adalah masa berbahaya bagi anak karena risiko:
gizi. - Tidak mendapat energi dan zat gizi cukup bila anak tidak
- Akan lebih sulit membujuk bayi mulai makan makanan padat mendapat cukup MP ASI, makanan keluarga, dan berhenti
pada usia lebih tua. menyusui sebelum umur 2 tahun misalnya karena ibunya
Bayi yang tidak dilatih makan pada umur 6 bulan biasanya hamil lagi.
tidak mau makanan lain selain ASI, susu formula, atau - Sering menderita diare bila MP ASI atau minuman
minuman cair sesudah berumur 1 tahun. Keadaan ini akan terkontaminasi kuman.
menyebabkan bayi kekurangan gizi.6 - Sering memasukkan benda-benda kotor ke mulut sehingga
menyebabkan diare atau cacingan.
Isyarat bayi siap makan1,4,7 -
Bertemu anak-anak atau orang dewasa lain sebagai sumber
Pada umur 6 bulan bayi umumnya sudah mampu infeksi yang dapat menularkan penyakit.
-
memberikan isyarat bahwa bayi telah siap makan MP ASI. Kehilangan kekebalan yang berasal dari ASI padahal belum
- Isyarat berat badan dan perkembangan fisik. Berat badan di mampu membentuk kekebalan sendiri.6
atas 6 kg, kepala dapat ditegakkan, lengan dan siku dapat
menopang berat badan bila berbaring pada perut, tegakkan MP ASI komersial
kepala bila duduk di pangkuan ibu, punggung tegak dalam MP ASI komersial dibuat di pabrik untuk anak berumur di
posisi duduk di pangkuan ibu, dan bayi duduk serta meraih bawah 3 tahun (batita). Misalnya bubur bayi bertahap, biskuit
makanan yang dimakan ibunya. bayi, dan makanan ringan bergizi lainnya.
Hipertensi
Terkontrol Risiko dapat diterima; tidak Risiko biasanya lebih besar dari manfaat
mencantumkan definisi hipertensi jika sistolik 140 – 159 mmHg dan
terkontrol diastolik 90 – 99 mmHg
Tidak terkontrol Risiko tak dapat diterima; tidak Risiko tak dapat diterima jika sistolik ≥
mencantumkan definisi hipertensi tak 160 mmHg atau diastolik ≥ 100 mmHg
terkontrol
Riwayat stroke, penyakit jantung iskemik Risiko tak dapat diterima Risiko tak dapat diterima
atau tromboemboli vena
Diabetes Risiko dapat diterima jika tidak ada risiko Manfaat lebih besar dari risiko jika tidak
kardiovaskular lain dan tidak ada ada kerusakan end-organ dan diabetes
kerusakan end-organ diderita ≤ 20 tahun.
Hiperkholesterolemi Risiko dapat diterima jika LDL < 160 Manfaat/risiko tergantung ada/tidaknya
mg/dl dan tidak ada risiko kardiovaskular risiko kardiovaskular lain.
lain
Faktor risiko kardiovaskular multipel Tidak disebut Risiko biasanya lebih besar dari manfaat,
atau tidak dapat diterima, tergantung
faktor risikonya.
Kanker payudara
Masih ada Risiko tak dapat diterima Risiko tak dapat diterima
Riwayat ada, tidak aktif selama 5 tahun Risiko tak dapat diterima Risiko umumnya lebih besar dari manfaat
Riwayat keluarga kanker payudara atau Risiko dapat diterima Risiko dapat diterima
ovarium
Dari : Petitti DB. Combination Estrogen-Progestin Oral Contraceptives. N Engl J Med 2003; 349: 1443-50
ACOG : American College of Obstetricians and Gynecologists
WHO : World Health Organization
brw
International Medical Informatics Association (IMIA) APAMI (Asia Pacific Association for Medical Informatics)
adalah organisasi non profit tingkat dunia, bergerak dalam APAMI yang didirikan sejak tahun 1993, saat ini (APAMI
bidang Informatika Kedokteran yang dikenal WHO. General Assembly, April 2004) memiliki 10 anggota (Korea,
Taiwan, Malaysia, Hongkong, Jepang, Sri Lanka, Singapura,
Informatika Kedokteran menjadi suatu bidang yang Filipina, Thailand, Vietnam) dan 1 observer (Indonesia). Pada
berkembang sangat pesat seiring dengan perkembangan dunia pertemuan tersebut, pengurus APAMI yang terlibat adalah:
Teknologi Informasi. IMIA atau International Medical - Prof Kwak Yun Sik dari Korea selaku Presiden APAMI,
Informatics Association merupakan organisasi dunia yang - Prof Jack Li Yu-Chuan dari Taiwan sebagai Vice-
diakui oleh WHO. Berawal dari organisasi International President
Federation of Information Processing (IFIP) membentuk - Dr HM Goh, Malaysia menjabat sebagai Sekretaris dan
Komite Teknikal 4 (TC4) yang berfokus pada komputerisasi - Dr CP Wong, dari Hongkong sebagai Bendahara
bidang-bidang yang berhubungan dengan kesehatan (health-
related computing). Pada tahun 1989, IMIA resmi berdiri (di Kegiatan di Indonesia
bawah undang-undang Swis). Saat ini IMIA, selain mempunyai Indonesia merupakan negara yang aktivitas kedokteran
organisasi afiliasi dengan IFIP juga dengan International informatikanya sering luput dari percaturan di dunia. Meskipun
Federation of Health Records Organizations dan tentu, WHO. banyak kegiatan dalam bidang ini yang telah dilakukan oleh
praktisi-praktisi di Indonesia, tetapi pelaporannya ke organisasi
Keanggotaan IMIA seperti APAMI/IMIA masih sering on – off. Kadang-kadang
Sebagai asosiasi dari kelompok masyarakat, saat ini IMIA dilaporkan, kadang-kadang tidak. Oleh karena itu, sampai
mempunyai jenis-jenis keanggotaan seperti keanggotaan berita ini diturunkan status Indonesia masih dianggap sebagai
(diakses Mei 2004 dari http://www.imia.org): pengamat atau observer saja. Dalam pertemuan APAMI di
1. Institusi Akademik (25 akademik) Kuala Lumpur, penulis menjadi observer dari Indonesia.
2. Institusi Korporat (12 korporat) Mudah-mudahan ke depan, Indonesia bisa tetap eksis
3. Kelompok Nasional atau Asosiasi (41 negara) untuk selalu melaporkan aktivitasnya sehingga bisa
4. Koresponden (57 orang) memperoleh dukungan dari APAMI maupun IMIA.
Holistic Approach in Brain-Heart and Mind Diseases, Hotel JW Simposium Terapi Cairan Kalbe Farma di KONAS VII IDSAI,
Marriot Surabaya, 12 Juni 2004 Makassar 15 Juli 2004
Hipertensi dialami sekitar 1 milyar orang di seluruh dunia. Angka Di hari pertama KONAS VII IDSAI di Makassar, PT Kalbe
kejadian bisa meningkat pesat jika tidak ada langkah-langkah pen- Farma menyelenggarakan symposium Fluid Therapy. Dalam simpo-
cegahan. Demikian dikatakan Prof Dr. Djoko Soemantri, dr Sp JP, saat sium ini dr. Sun Sunatrio, SpAn menyampaikan topik Intraoperative
membawakan topik pertama dalam Seminar Sehari Holistic Approach Fluid Management and Choice of Fluid, dan dalam presentasinya
in Brain-Heart and Mind Diseases di Surabaya, Sabtu 12 Juni yang beliau menyampaikan bahwa tata laksana cairan merupakan bagian
lalu. Acara yang disponsori oleh Divisi Discovery PT Kalbe Farma penting penanganan pasien selama masa perioperatif.
Tbk ini dihadiri sekitar 250 dokter-dokter dari Surabaya dan sekitar-
nya. Tampil dalam seminar sehari ini, 4 orang dokter ahli yaitu Prof. Seminar “Obrolan Manis” bagi penderita Diabetes Melitus, Hotel
Dr. Djoko Soemantri, SpJP(K), Prof. Dr. Djoenaidi Widjaja, SpS(K), Borobudur Jakarta, 17 Juli 2004
Prof. Dr. Hendro Martono, SpPD,KEM, Dr. Marlina S Mahjudin, Bertempat di Hotel Borobudur Jakarta, 17 Juli 2004 yang lalu,
SpKJ(K) yang kesemuanya adalah para dosen pengajar dan konsultan diselenggarakan Seminar "Obrolan Manis" bagi penderita Diabetes
dari FK Unair/RSUD Dr. Soetomo Surabaya. (tampak dalam foto Melitus. Menurut pelaksana, seminar ini diselenggarakan guna me-
pemberian kenang-kenangan kepada Prof. Djoenaidi Widjaja dr. masyarakatkan pengetahuan mengenai kencing manis atau Diabetes
PhD, Sp. S(K)) Melitus. Para pembicara terdiri dari pakar DM seperti: dr Benyamin
Lukito, SpPD, dr Yusak MT Siahaan SpS, dr Mega Imeyati, SpRM,
Laporan lengkap dari simposium, bisa diakses di dengan menampilkan moderator Ayu Diah Pasha.
http://www.kalbe.co.id/seminar. Pada topik yang diberi tanda
Breaking News, berarti peserta simposium bisa memperoleh Seminar ke-2 IKCC, Jakarta 19 Juni 2004
berita dalam bentuk cetak (print) bersamaan dengan acara di Tidak semua penderita gagal ginjal memperoleh informasi me-
Stand Kalbe Farma, dan bisa langsung diakses pada homepage ngenai cara diet yang baik dan benar. Banyak diantaranya begitu takut
Kalbe Farma dan sangat membatasi diri untuk mengkonsumsi pelbagai jenis makan-
an yang mengakibatkan tubuh bertambah kurus dan lebih memper-
parah penyakitnya. Demikian dikatakan ahli gizi, Ibu Triyani
Simposium Telemedicine 2004, Yogyakarta 10 Juli 2004 Kresnawan, DCN, saat memberi informasi pada acara bulanan IKCC
Dengan berkembangnya berbagai teknologi informasi dan yang lalu.
komputer khususnya, saat ini telah ada asosiasi yang menghimpun
praktisi medis di dunia yang tergabung dalam International Medical Temu Ilmiah Penanganan Terkini MCI Akut, Jakarta, 12 Agustus
Informatics Association (IMIA). Sedangkan di Indonesia baru-baru ini 2004
telah didirikan asosiasi serupa dengan nama Indonesia Health Infor- Pada keadaan Acute Myocardial Infarction, terapi reperfusi ter-
matics Association (INAHIA), demikian dijelaskan Dr. Moedjiono, diri dari (1)Farmakologikal/fibrinolisis dan (2) Mekanikal. Farmako-
MSc., saat memberi presentasi yang berjudul "Masa Depan Teknologi logikal atau pemberian obat-obatan berupa Streptokinase, rt-PA dan
Informasi bagi Terciptanya Health Information System" pada acara Atelplase. Sedangkan Mekanikal adalah tindakan PTCA ataupun
Simposium Telemedicine 2004 di Yogyakarta. Website Kalbe Farma, Bedah. Demikian diutarakan Yoga Yuniadi, Spesialis Penyakit
http://www.kalbefarma.com sebagai salah satu sumbangsih Kalbe Jantung & Pembuluh Darah RS Mitra Keluarga Kelapa Gading saat
Farma, dalam bidang Informatika Kesehatan. memberi ceramah pada acara Ramah Tamah dan Temu Ilmiah
Penanganan Terkini MCI Akut.
Sambungan dari halaman 62. mimpinan dari pemerintahan. Dalam bidang IT, dibutuhkan: data yang
bisa dibagi dan interoperabilitas. Demikian penjelasan Chairman
Pantai Holdings Berhad, Datuk Dr. Ridzwan Bakar, pada acara
11th International Symposium on Shock & Critical Care, Bali 13 - Seminar Tahunan PERMAPKIN - HMRCE III 2004. Acara yg dibuka
15 Agustus 2004 secara resmi oleh Menkes RI, dr. Ahmad Sujudi MHA dan dihadiri
Tahun ini Indonesian Foundation of Critical Care Medicine sekitar 200 manajer pelayanan kesehatan dari seluruh lndonesia tsb
menjadi panitia dalam penyelenggaraan 11th International Symposium berlangsung selama 3 hari. Tema yg diambil tahun ini adalah
on Shock and Critical Care, di Bali International Convention Center, Planning, Design, Facilities & Trend for Future Healthcare.
Nusa Dua Bali, tanggal 13 – 15 Agustus 2004. Acara tingkat inter-
nasional ini mengangkat tema New Insight in Diagnosis, Mana-
gement, and Therapy in Critical Care Medicine dan diketuai oleh alm. Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Farmakologi ke-4, Hotel
Dr. dr.Iqbal Mustafa, didukung oleh PERDICI, Indonesian Shock Millenium Sirih Jakarta, 20-21 Agustus 2004
Society (ISS) dan Western Pasific Association of Critical Care Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini Bagian Farmakologi
Medicine (WPACCM). Ramah Tamah dan Temu Ilmiah Penanganan dan Terapi FKUI menyelenggarakan Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT)
Terkini MCI Akut. atau Annual Scientific Meeting Farmakologi, dan tahun ini PIT
Farmakologi ke-4 diadakan di Millennium Sirih Hotel, tanggal 20-21
Simposium Pendidikan Urologi Berkelanjutan Ikatan Ahli Agustus 2004. Acara yang diketuai oleh DR.Arini Setiawati,PhD ini
Urologi Indonesia, 10-13 Juli 2004, Hotel Novotel Corelia, mengangkat tema “Recent Advances in Pharmacotherapeutics”.
Bukittinggi Topik tentang terapi trombolitik diangkat sebagai topik pertama,
Pembesaran prostat jinak atau BPH sering ditemukan pada pria dibawakan oleh dr.Boenyamin Setiawan,PhD, salah satu tokoh senior
yang menapak usia lanjut. Kurang lebih 70% pria diatas usia 60 tahun di bagian farmakologi sekaligus pendiri PT Kalbe Farma Tbk.
dan 90% pria berusia diatas 80 tahun pada pemeriksaan histopatologis
menunjukkan pembesaran prostat jinak. Demikian salah satu hal yang Seminar sehari K3, RS Siloam Gleneagles Lippo Karawaci, 28
terungkap dalam Simposium Pendidikan Urologi Berkelanjutan Ikatan Agustus 2004
Ahli Urologi Indonesia 10-13 Juli 2004 di hotel Novotel Corelia Mengacu pada Sistem Kesehatan Nasional & Pendidikan
Bukittinggi Sumatera Barat yang mengambil tema Update on Berdasarkan Kompetensi, maka pembagian pelayanan kesehatan saat
Oncology and Andrology. ini berdasarkan: kompetensi di bidang pelayanan kesehatan tingkat
pertama, kedua, maupun minat khusus seperti Kesehatan Kerja.
Seminar PERMAPKIN - HMRCE III, Jakarta 24 - 26 Agustus Demikian dikatakan dr. Sudjoko Kuswadji MSc (OM), Ketua Umum
2004 PP IDKl, saat memberikan sambutan sekaligus membuka Seminar K3
Sesuai dengan perkembangan jaman, pelayanan kesehatan di dalam meningkatkan Perlindungan Pekerja & Produktifitas Kerja yang
abad 21 ini membutuhkan: sistem IT yang efektif, pelayanan personal berlangsung Sabtu, 28 Agustus 2004 di RS Siloam Gleneagles Lippo
yg berkualitas dan aman, penggunaan standar-standar, dan kepe- Karawaci.
1. Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat positif jika: 5. Korioamnionitis dikaitkan dengan risiko:
a) Timbul bau amis a) Infertilitas
b) Tampak bercak putih b) Persalinan preterm
c) Tampak sel nekrotik c) Persalinan postmatur
d) Tampak sel displastik d) Kanker serviks
e) Tampak perdarahan e) Kanker endometrium
2. Inspeksi Visual Asam Asetat dapat positif palsu akibat: 6. Kemampuan mengunyah diperoleh bayi saat usia:
a) Reaksi fisiologik a) 2 bulan
b) Keterbatasan penglihatan pengamat b) 3 bulan
c) Tercampur darah c) 4 bulan
d) Tercampur sel radang d) 5 bulan
e) Semua bisa e) 6 bulan
3. Infeksi Chlamydia trachomatis dihubungkan dengan 7. Makanan pengganti ASI sebaiknya baru diberikan setelah
risiko: usia:
a) Kanker serviks a) 3 bulan
b) Kanker endometrium b) 6 bulan
c) Infeksi HIV c) 9 bulan
d) Gonore d) 12 bulan
e) Sifilis e) 24 bulan
4. Infeksi HPV (human papilloma virus) dihubungkan 8. Keberhasilan makan dengan tangan/sendok diperoleh
dengan risiko: sejak usia:
a) Kanker serviks a) 6 – 9 bulan
b) Kanker endometirum b) 9 – 12 bulan
c) Infeksi HIV c) 1 – 3 tahun
d) Gonore d) 3 – 5 tahun
e) Sifilis e) 5 – 8 tahun
JAWABAN RPPIK :
1. B 2. A 3. A 4. A
5. B 6. D 7. B 8. C