Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS

Hipertensi Emergency

Nanden Nursiti Shafarillah

PEMBIMBING
dr. Toha
dr. Handoko
IDENTITA PASIEN
• Nama : Ny. N
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Umur : 59Tahun
• Status : Menikah
• Alamat : Cibadak
• Pendidikan : SD
• Pekerjaan : IRT
• MRS : 25/5/2019
• No. RM : 487125
Auto dan allo anamnesis tanggal 27 mei 2019 pukul 09.00 WIB di RSUD SEKARWANGI

Ny. N, 59tahun

KU: sakit kepala hebat disertai mual mual hebat sejak 1 hari SMRS

RPS :

1 minggu smrs  pasien sering


merasa sakit kepala dari mulai
depan sampai tengkuk, terasa MRS  sakit kepala semakin memberat, disertai
berdenyut- denyut. Tdiak ada mual mual mual hebat dan muntah, nyeri ulu hati (+),
muntah, penghlihatan kabur, nyeri rasa panas terbakar di dada (-), pasien
dada, sesak, riwayat trauma. mengatakan penglihatannya buram (+) tiba-tiba
Pasien mengakui dalam kurang lebih padahal tidak memilik riwayat rabun
2 minggu terkahir tidak jauh/dekat/presbiop maupun riayat oenggunaan
mengkonsumsi obat darah tinggi kacamata, pasien menyangkal adanya penurunan
yang dideritanya sekitar lebih dari 5 kesadaran, kejang , nyeri dada kiri menjalar ke
tahun rahang dan lenagn kiri, sesak napas, nyeri perut,
mapun kelemahan pada anggota gerak. Nafsu
makan menurun, BAB dan BAK dbn.
RPD :
RPK :
Riw. Ht sudah lebih dari 5 tahun,
Keluarga pasien tidak ada yang
minum obat kadang-kadang,
mengalami hal serupa.
terakhir minum obat 2 minggu
yang lalu
Riw DM disangkal, peny jantung
diangkal
Pasien belum pernah di rawat inap
sebelumnya

RPSosek+kebiasaan :
• Pasien adalah IRT RPO :
• Tinggal dirumah sendiri dengan suami dan • Pasien kdang-kadang berobat ke
anak-anaknya klinik untuk mengobati darah
• Biaya pengobatan ditanggung bpjs tinnginya, diberikan obat amlodipin
• Merokok (-) minum alkohol (-) olahraga (-) 10 mg
senang makan gorengan, jarang makan
sayur dan bauh, Pola makan pasien tidak
diatur (tidak rendah garam dan banyak
konsumsi daging)
• KU : Tampak sakit sedang
• KS : Composmentis
(GCS E4 M6 V5)

BB : 60 Kg
TB : 155 Cm
OW II (IMT 26,7)

• TD : 220/110 mmhg
• MAP 146.6 mmhg
• Nadi : 92 x/menit
• Nafas : 22 x/menit
• Suhu : 36,5
• SpO2 : 98%
• Inspeksi : pergerakan dinding dada
simetris kanan-kiri
• Palpasi : vocal fremitus +/+
• Perkusi : sonor diseluruh lapang paru
• Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi -
/-, wheezing -/-

• Inspeksi : iktus cordis tidak terlihat,


• Palpasi : iktus cordis tidak teraba
• Perkusi :
- Batas kanan atas jantung di
parasternal kanan ICS II
- Batas kanan bawah jantung di linea
parasternal kanan ICS IV
- Batas kiri bawah jantung linea
midclavicula sinistra ICS IV
- Pinggang Jantung di linea
parasternal kiri ICS II
• Auskultasi : bunyi jantung I-II murni
regular, murmur -/-, gallop -/-
• Inspeksi : datar,
• Auskultasi : bising usus (+) normal
• Perkusi : timpani seluruh lapang abdomen
• Palpasi : supel, nyeri tekan (+)
epigastrium, pembesaran lien dan hati (-)

Akral hangat ext. superior +/+ ext. inferior +/+.


Sianosis ext. superior -/- ext. inferior -/-.
Edema ext. superior -/- ext. inferior -/-. CRT < 2
detik
Pemeriksaan Penunjang :

PARAMETER 24/05/2019
Hb 12.5.8

Ht 35,6

Leukosit 96.000

Trombosit 175.000

Kimia klinik

Ureum 32

creatinin 1.0

Natrium 138

kalium 4.0

GDS 114
DAFTAR MASALAH
• Sakit kepala
• Pandangan mata kabur
• Mual, muntah, nyeri ulu hati
• TD 220/110
PLANNING
Terapi Medikamentosa
Terapi non- • IVFD asering 500cc/24 jam
Medikamentosa • Ranitidin 2x50mg iv
• Onndansetron3x4mg iv
• Rawat ruang ICU  • Drp nikardipin mulai 5 mg/jam
penuh, obs di IGD dosis titrasi, maks
15mg/jamdengan target
• Oksigen 3 lpm nc penurunan map 20%dari MAP
awal dalam 2 jam, bila target
• Bedrest tercapai overlapping dengan
captopril 3x25mg po ac
• Diet RG 1500kkal • Amlodipin 0-0-10 mg p, lalu dosis
nikardipin dititrasi turun sampai
• Monitor TNRSIO stop
• Cek ur cr na k gds
• Pasang DC
PROGNOSIS

• Quo ad vitam : ad bonam


• Quo ad functionam : ad bonam
• Quo ad sanationam : ad bonam
Tanggal Catatan Integrasi Instruksi

25/5/19 S : nyeri ulu hati, mual muntah (+) P:


• Rawat icu penuh obs di IGD
Pukul 09.00 O : KU: sakit sedang • Oksigen 3 lpm nc
Kes: compos mentis • IVFD asering 500cc/24 jam
• Ranitidin 2x50mg iv
TD 160/100 map 120 • Onndansetron3x4mg iv
N: 88x/menit • Drp nikardipin mulai 5 mg/jam dosis
titrasi, maks 15mg/jamdengan target
RR: 220x/menit penurunan map 20%dari MAP awal dalam
T: 37oC 2 jam, bila target tercapai overlapping
dengan captopril 3x25mg po ac
• Amlodipin 0-0-10 mg p, lalu dosis
A: ht emergensi nikardipin dititrasi turun sampai stop
• Cek ur cr na k gds
• Diet RG 1500kkal
• Monitor TNRSIO
• Pasang DC

• MAP awal 146.6 mmhg20% nya = 29.32


Tanggal Catatan Integrasi Instruksi

25/5/19 S : nyeri ulu hati, mual muntah (+) P:


• Rawat iruang biasa
Pukul 12.30 O : KU: sakit sedang • Oksigen 3 lpm nc
Kes: compos mentis • IVFD asering 500cc/24 jam
• Ranitidin 2x50mg iv
TD 140/100 map 113.3 • Onndansetron3x4mg iv
N: 88x/menit • Drp nikardipin stop
• captopril 3x25mg po ac
RR: 220x/menit • Amlodipin 0-0-10 mg p,
T: 37oC • Cek ur cr na k gds
• Diet RG 1500kkal
• Monitor TNRSIO
A: ht emergensi • Pasang DC

• MAP awal 146.6 mmhg20% nya = 117


KRISIS
HIPERTENSI
DEFINISI
• Krisis hipertensi
• Suatu keadaan peningkatan tekanan
darah yang mendadak (sistole ≥180
mmHg dan/atau diastole ≥120 mmHg), pd
penderita hipertensi, yg membutuhkan
penanggulangan segera.
KLASIFIKASI KRISIS HIPERTENSI

1. Hipertensi emergensi
Kenaikan TD mendadak yg disertai kerusakan
organ target yang progresif. Di perlukan
tindakan penurunan TD yg segera dalam
kurun waktu menit/jam.
2. Hipertensi urgensi
Kenaikan TD mendadak yg tidak disertai
kerusakan organ target. Penurunan TD harus
dilaksanakan dalam kurun waktu 24-48 jam.
MANIFESTASI KLINIS KRISIS HIPERTENSI

1. Bidang neurologi:
Sakit kepala, hilang/ kabur penglihatan,
kejang, defisit neurologis fokal, gangguan
kesadaran (somnolen, sopor, coma).
2. Bidang mata:
Funduskopi berupa perdarahan retina,
eksudat retina, edema papil.
3. Bidang kardiovaskular
Nyeri dada, edema paru.
4. Bidang ginjal:
Azotemia, proteinuria, oligouria.

5. Bidang obstetri
Preklampsia dg gejala berupa gangguan
penglihatan, sakit kepala hebat, kejang,
nyeri abdomen kuadran atas, gagal
jantung kongestif dan oliguri, serta
gangguan kesadaran/ gangguan
serebrovaskuler.
FAKTOR RISIKO
• Penderita hipertensi yg tidak meminum obat atau
minum obat anti hipertensi
• Kehamilan
• Penggunaan NAPZA
• Penderita dg rangsangan simpatis yg tinggi seperti
luka bakar berat, phaechromocytoma, penyakit
kolagen, penyakit vaskuler, trauma kepala.
• Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal
PENDEKATAN AWAL PD KRISIS HIPERTENSI

• Anamnesis
R/ hipertensi (awal hipertensi, jenis obat anti
hipertensi, keteraturan konsumsi obat).
Ganguan organ (kardiovaskuler,
serebrovaskular, serebrovaskular,
renovaskular, dan organ lain).
• Pemeriksaan fisik
Sesuai dengan organ target yang terkena
Pengukuran TD di kedua lengan
Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas
Auskultasi untuk mendengar ada/ tidak bruit
pembuluh darah besar, bising jantung dan
ronki
paru.
Pemeriksaan neurologis umum
Pemeriksaan funduskopi
Pemeriksaan laboratorium awal dan penunjang

• Pemeriksaan laboratorium awal:


a. Urinalisis
b. Hb, Ht, ureum, kreatinin, gula darah dan
elektrolit.
• Pemeriksaan penunjang: ekg, foto toraks
• Pemeriksaan penunjang lain bila memungkinkan:
CT scan kepala, ekokardiogram, ultrasonogram.
TATALAKSANA HIPERTENSI EMERGENSI

• Harus dilakukan di RS dg fasiltas pemantauan


yg memadai
• Pengobatan parenteral diberikan secara bolus
atau infus sesegera mungkin
• TD harus diturunkan dalam hitungan menit
sampai jam dengan langkah sbb:
a. 5 menit s/d 120 menit pertama TD rata-rata
(mean arterial blood pressure) diturunkan 20-
25%.
b. 2 s/d 6 jam kemudian TD diturunkan sampai
160/100 mmHg.

c. 6-24 jam berikutnya diturunkan sampai


<140/90 mmHg bila tidak ada gejala iskemia
organ.
OBAT-OBATAN YANG DIGUNAKAN PADA
HIPERTENSI EMERGENSI

• Clonidin (catapres) IV (150 mcg/ampul)


a. Ckonidin 900 mcg dimasukkan dalam cairan
infus glucosa 5% 500cc dan diberikan
dengan mikrodrip 12 tetes/ menit, setiap 15
menit dapat dinaikkan 4 tetes sampai TD yg
diharapkan tercapai.
b. Bila TD target tercapai pasien diobservasi
selama 4 jam kemudian diganti dg tablet
clonidin oral sesuai kebutuhan.
c. Clonidin tidak boleh dihentikan mendadak,
tetapi diturunkan perlahan-lahan oleh karena
bahaya rebound phenomen, dimana TD naik
secara cepat bila obat dihentikan.
• Diltiazem (Herbesser) IV (10 mg dan 50 mg/ampul)
a. Diltiazem 10 mg IV diberikan dalam 1-3 menit
kemudian diteruskan dg infus 50 mg/jam
selama 20 menit.
b. Bila TD telah turun >20% dari awal, dosis
diberikan 30 mg/jam sampai target tercapai.
c. Diteruskan dg dosis maintenance 5-10
mg/jam
dg observasi 4 jam kemudian diganti dg tablet
oral.
• Nicardipin (Perdipin) IV (12 mg dan 10
mg/ampul)
a. Nicardipin diberikan 10-30 mcg/kgBB bolus.
b. Bila TD tetap stabil diteruskan dengan 0,5-6
mcg/kgBB/menit sampai target TD tercapai.
• Labetalol (Normodyne) IV
Diberikan 20-80 mg IV bolus setiap 10 menit
atau dapat diberikan dalam cairan infus dg dosis
2 mg menit.
• Nitroprusside (Nitropress, Nipride) IV
Diberikan dlm cairan infus dg dosis 0,25-10.00
mcg/kg/menit.

Anda mungkin juga menyukai