Faizhal Kamluddin Prasetya (08) Fhani Meliana Indra Putranto Kristofora Alvin Fenia Masayu Athifah Fitriahani (11) (14) (18) (20)
I.
Tujuan Mengidentifikasi Aldehid dan Keton dengan menggunakan pereaksi Fehling dan Tollens
II.
Langkah Kerja 1) Semua alat disiapkan, seperti kaki tiga, kasa asbes, formaldehida 5%, aseton, tabung reaksi, gelas beker, gelas ukur, pipet, Fehling A dan Fehling B, Tollens, korek api, pembakar spiritus.
Gambar 1.1 Alat alat yang diperlukan dalam percobaan Mengidentifikasi Keton dan Aldehida
2) Gelas beker diisi dengan air kira kira 1/3 gelas beker. 3) Pembakar spiritus dinyalakan. 4) Air dalam gelas beker dipanaskan dengan pembakar spiritus menggunakan penyangga kaki tiga. 5) Keempat tabung reaksi yang telah disiapkan, dua tabung diisi dengan aseton 5 tetes, dan dua tabung lainnya diisi dengan formaldehida 5% 5 tetes. 6) Dua tabung berisi formalin, pada tabung pertama ditetesi pereaksi Tollens 5 tetes dan tabung satu lagi ditetesi Fehling A dan Fehling B masing masing 5 tetes.
7) Dua tabung berisi aseton, tabung pertama ditetesi pereaksi Tollens 5 tetes dan tabung satu lagi ditetesi Fehling A dan Fehling B masing masing 5 tetes. 8) Keempat tabung dimasukkan ke dalam air yang didihkan setelah sebelumnya diberi tanda untuk membedakan formalin dan aseton supaya tidak tertukan. 9) Perubahan warna larutan diamati.
d) Aseton dengan Fehling ? 2) Tuliskan persamaan reaksi antara: a) Formaldehida dengan pereaksi Tollens
IV. Hasil Pengamatan Tabel 1.1 Tabel Hasil Pengamatan No. 1. 2. Jenis Larutan Formaldehida/formalin (aldehida) Aseton/propanon (Keton) Pereaksi Tollens Fehling Tollens Fehling Sebelum Hitam Biru Bening Bening-biru endapan Sesudah Cermin perak Merah bata Bening Biru
Pada hasil pengamatan aldehida dan keton, terdapat perbedaan pada hasil reaksi. Aseton (keton) direaksikan dengan reagen Tollens dan Fehling tidak menghasilkan apa apa. Sedangkan, formalin direaksikan dengan reagen Tollens
menghasilkan cermin perak kemudian direaksikan dengan Fehling menghasilkan endapan merah bata.
Gambar 1.2 Aseton yang tidak mengalami perubahan dari awal hingga akhir percobaan, meskipun direaksikan dengan reagen Tollens dan Fehling.
Gambar 1.3 Terlihat pada gambar di atas perbedaan pada larutan aseton (paling kiri dan paling kanan), tidak terjadi perubahan dari awal hingga akhir percobaan. Sedangkan formaldehida (dua tabung di tengah) telah menunjukkan hasil percobaan yaitu endapan merah bata dan cermin perak.
V. Jawaban 1) Hasil hasil reaksi antara: a) Formaldehida dengan Tollens : cermin perak b) Aseton dengan Tollens : tidak ada c) Formaldehida dengan Fehling : endapan merah bata d) Aseton dengan Fehling : tidak ada
2) Persamaan reaksi antara: a) Formaldehida dengan pereaksi Tollens Formaldehida (Formalin/metanal) + pereaksi Tollens
O H C H + Ag2O(aq) H O C OH + 2Ag(s)
cermin perak
endapan merah
+ 2CuO(aq)
OH + 2Cu2O (s)
+ 2CuO(aq)
3) Kesimpulan Untuk pengujian larutan keton dan adehida reagen yang biasa dipakai ialah Tollens dan Fehling. Pereaksi Fehling dipakai untuk mengidentifikasi adanya gula reduksi (seperti glukosa). Pereaksi dapat dianggap sebagai larutan CuO, sedangkan pereaksi Tollens dapat dianggap larutan Ag2O atau perak oksida. Keton merupakan reduktor yang lebih lemah daripada aldehida. Zat zat
pengoksidasi lemah seperti pereaksi Tollens dan pereaksi Fehling tidak dapat mengoksidasi keton. Oleh karena itu, aldehida dan keton dapat dibedakan dengan menggunakan pereaksi pereaksi tersebut. Tabel 1.2 Tabel Kesimpulan No. 1. 2. 3. Reaksi Oksidasi Reagen Tollens Reagen Fehling Keton Tidak teroksidasi Tidak bereaksi Tidak bereaksi Aldehida Mudah teroksidasi Bereaksi menghasilkan cermin perak Bereaksi menghasilkan endapan merah bata