Membuah rasa
Membunuh rasa: dalam batin
Terbang dengan awan rasa
Laut-laut rasa menyatu
Dengan hiasan gelombang
Ditiup angin
Ikan-ikan pun berpesta
Tatkala hari menjelang senja
”Katakanlah bumi ini berputar!”, kataku dalam batin kepada Sang Penjaga Laut
”Tapi, mana buktinya?”, ombak laut Selatan bertanya
”Kalian memang dungu, melihat tapi tak mengerti, mendengar tapi tak memahami, apa
yang diucapkan alam semesta”, Sang Penjaga Laut buka suara
1
Cincin-cincin gemerlap
Gelang-gelang mengkilat
Anting-anting bermata berlian
yang menyilaukan mata
Lengkap dengan hiasan warna cahaya berlian di dada
Sang Wanita
Mata menatap
Mata-mata menyelinap
Masuk dengan syur ke belahan-belahan Wanita
2
Sept 27, 2008
3
Sunday
4
Gurun
di gurun-gurun itu sekarang sudah ada kebun pisang, mangga dan jambu
tidak hanya kurma saja!
Nikmat Tuhan apakah yang akan kita dustakan?
Kecuali kita membiarkan Nusantara menjadi gurun Sahara!
5
October 3, 2008
6
Apa itu terang di alam nyata?
Karena aku sudah tua
Menjelang magrib
DI mana cahaya?
Apakah aku tidak bisa melihatnya lagi karena aku sudah mati?
Jasadku hilang, sukma ku lenyap?
October 3, 2008
7
”Terka, apa yang ada dalam kepalaku?” aku bertanya kepada seekor kupu-pupu yang
terbang mendekat
Bukannya ia menjawab pertanyaanku, malahan ia menjauh, entah karena takut entah
karena ia dipanggil bunga-bunga tanaman yang sedang merekah di sekitar halaman
rumah ku.
October 3, 2008
8
Di jalan aku melihat bangkai seekor anjing yang mati tertabrak mobil
Banyak lalat mengerumuni sekujur tubuhnya
Kalau aku mati seperti anjing itu maka aku pun akan dikerumuni lalat-lalat itu
Mereka akan bertelur dan akhirnya menjadi ulat-ulat yang memakan tubuhku
Sampai habis
Hinakah aku kalau tubuhku dikerumuni lalat seperti bangkai anjing itu?
Bauku akan menyebar mengganggu setiap orang yang melewati tubuhku
Polisi akan memeriksa apa penyebab kematianku
”Penyebab kematianku?”
October 3, 2008
9
Aku sudah menjadi pelupa
Atau mungkin alpa
Entah karena bertambah tua atau karena sakit gula
Di mana matahari berada?
Di mana bulan bersinar?
October 3, 2008
10
Aku banyak hutang, terutama hutang budi
Kepada Tuhan, orang tua, istri, anak, saudara, keluarga, sahabat, dan kepada banyak
orang yang aku tak ketahui
Yang tak mungkin bisa aku bayar sebelum mati
October 3, 2008.
11
”Aku rela mati demi kamu”, kata sang Mentari
”Karena sudah tugas dan kewajibanku menyinari bumi tiada henti”, katanya kemudian.
”Kalau siang dan malam silih berganti, karena aku menyadari, itu hukum Illahi”,
tambahnya.
October 3, 2008.
12
Burung gereja terbang sambil bernyanyi bersahut-sahutan di halaman belakang rumahku
”O, pertanda apakah itu wahai sang burung?” , aku bertanya kepada mereka.
Aku pergi ke kamar, meninggalkan burung-burung yang sedang asyik makan beras yang
ku tebar
13
Hatiku sedih, mungkin karena sedang gelap
Ditantang oleh kenyataan yang tak sesuai kehendak, tak sesuai kebiasaan juga
Sebagaimana suami diperintah istri, atau ayah-ibu dibentak anak
Akulah orangnya!
Harimaupun akan ku makan
Karena hatiku sedang gelap
Padahal hari baru saja berselang lebaran
Hatiku merana
Karena ada yang lebih merana
Yang aku tak pernah mau cerita
Kepada siapa pun juga.
Di seberang sana.
October 5, 2008
14
Ada firasat dunia akan gelap
Bibir atas di sebelah kanan ini terus bergerak-berdenyut
Itu tanda amarah akan datang, kata orang
Duh, dunia bakal gelap.
Oct 5, 2008
15
Kutangkap kupu-kupu dengan lensa foto tua
Kudapat gambarnya, kulihat, kupandang ia dalam-dalam, belum jelas juga, maka
kuambil kacamata, kutatap matanya..lamaaaa
Aku tangkap wajahku di cermin kaca, kutatap wajahku dalam2..tapi rupanya itu
bukan wajahku, ia hanyalah bayang2..ganti kacanya, berubah juga wajahku...
Ternyata kita hanya tahu bayang2 saja, yang berubah-ubah tergantung cerminnya..
16