PENDAHULUAN
Tidak semua bayi dapat beradaptasi dengan baik bahkan banyak meninggal
akibat kegagalan penyesuaian biokimia dan fisiologi.Kegagalan itu disebabkan oleh
keadaan seperti asfiksia, prematuritas, gangguan persalinan dll...Besarnya angka
kesakitan dan kematian neonatus mencerminkan besarnya masalah kegagalan
penyesuaian kehidupan bayi baru lahir.Dilaporkan dari 8,1 juta kematian bayi di
dunia, 48% adalah kematian neonatus.
Pada makalah ini, penulis akan membahas neonatus yang prematur yang
mengalami asfiksia.Selain itu, penulis juga akan membahas penyakit – penyakit
penyerta lainnya seperti anemia, hiperbilirubinemia,dll..
Sebelum membahas asfiksia dan penyakit lainnya, ada baiknya jika kita
mengetahui dulu apa yang dimaksud dengan bayi prematur. Bayi prematur adalah
bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu.Dan asfiksia adalah
suatu keadaan hipoksia yang progresif, akumulasi karbon dioksida dan asidosis.(
sumber: Perinatologi,FKUP Bandung).
1
BAB II
PEMICU
2
BAB III
MORE INFO
MORE INFO :
Setelah di rawat diinkubator suhu tubuh normal dan bayi tampak aktif dan menagis
kuat.
Hasil pemeriksaan laboratorium adalah
Golongan darah ibu O Rh positif
Golongan darah bayi B Rh positif
Hb 13 g/dl
Leukosit 20000/mm3
Hematokrit 39 %
Trombosit 295000/mm3
Bilirubin total 13 mg/dl, bilirubin direk 0,75 mg/dl
3
BAB IV
PEMBAHASAN
Jika resistensi pembuluh darah pulmonal turun sampai rendah dari tekanan
pembuluh darah sistemik maka duktus arteriosus akan menutup. Duktus arteriosus
menutup secara fungsional pada 10 – 15 jamsetelah lahir dan menutup permanen pada
usia 2 – 3 minggu.
Segera setelah bayi lahir, terjadi perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi
neonatus. Sirkulasi neonatus adalah darah dari tubuh bagian bawah yang masuk
4
melalui vena kava superior masuk ke dalam atrium kanan dan melalui katup
trikuspidalis masuk ke dalam ventrikel kanan. Dari ventrikel kanan, darah dengan
kandungan CO2 yang tinggi melalui arteri pulmonalis masuk ke dalam paru – paru
dan mengalami oksigenasi. Dari paru – paru melalui vena pulmonalis darah yang
mengandung oksigen tinggi akan masuk ke atrium kiri dan selanjutnya ke ventrikel
kiri kemudian didistribusikan ke seluruh tubuh melalui aorta.
Pengembangan dinding dada kira – kira 40 cc akan menggantikan cairan yang keluar.
Sebagian bayi otot – otot glossofaringeus kontraksi dan memasukkan 5 – 10 cc
udara kedalam trakea.
5
Tekanan atmosfir = tekanan intrapleura
pemotongan tali pusat
6
darah dari bgn bawah tubuh masuk ke vena kava inferior
bagian tubuh atas vena kava superior
atrium kanan
katup trikuspid
A.pulmonalis
paru – paru
(oksigenasi, darah O2 tinggi)
tubuh
Pada saat lahir , tekanan oksigen yang rendah akan menyebabkan asfiksia.
Asfiksia akan menyebabkan rangsangan pengeluaran epinefrin dan nor epinefrin dari
medulla adrenal. Pengeluaran epinefrin dan norepinefrin akan menyebabkan
vasokontriksi yang akan mempertahankan sirkulasi otak. Selain itu, epinefrin akan
7
menyebabkan rangsangan metabolisme brown fat. Metabolisme brown fat lebih
banyak menghasilkan panas karena metabolisme lemak melewati siklus krebs yang
menghasilkan ATP rendah sehingga energi bebas banyak, energi bebas inilah yang
akan ,menjadi panas.
Termolisis pada bayi sangat dipengaruhi oleh luas permukaan bayi yang lebih
luas dibandingkan dewasa sehingga kehilangan panas jauh lebih besar. Selain itu,
kulit dan jaringan subkutan yang tipis pada bayi meningkatkan konduksi sehingga
kehilangan panas menjadi meningkat dan akhirnya kehilangan cairan tubuh.
Kehilangan cairan tubuh akan menyebabkan penurunan bear badan bayi kira – kira 5
– 10 % pada 2 -3 hari pertama.
Konveksi adalah proses kehilangan panas pada bayi melalui aliran udara di
sekitar bayi yang lebih dingin. Misalnya bayi yang dilahirkan di kamar yang pintu
dan jendela terbuka, ada kipas / AC yang dihidupkan.
8
Bayi baru lahir menggunakan sumber energi (KGD 30 – 40 mmHg/100ml)
dari glikogen yang berasal dari otak, jantung, dan hati. Tetapi setelah beberapa jam ,
persedian glikogen akan habis maka proses glukoneogenesis akan diaktivasi. Apabila
proses glukoneogenesis terhambat maka KGD< 20 mg/100ml , akan mengakibatkan
gangguan saraf dan koma atau apnoe dan sianosis.
9
hormon tiroid yaitu T3 dan T4. Hormon pertumbuhan dihasilkan oleh hipofise
anterior.
Kepala , lingkar kepala rata – rata bayi cukup bulan adalah 33-38 cm. Kulit
kepala diperiksa i=untuk melihat adanya erosi, laserasi, bruise yang disebabkan oleh
forsep. Kaput suksedanum harus diperiksa dan sefalhematoma kadang – kadang baru
10
terlihat setelah 3 sampai 4 hari setelah lahir. Molding pada tulang kepala dapat
menghilang pada hari ke 5. Ukuran fontanella yang membesar menunjukkan adanya
keterlambatan osifikasi tulang dan dihubungkan dengan keadaan hipotiroid, sindrom
trisomi, malnutisi, dan osteogenesis imperfekta. Penampilan muka secara umum
harus dilihat dengan kaitannya dengan dismorfik, seperti lipatan epikantus, mata
yang letaknya berjauhan dan telinga agak rendah sering berkaitan dengan sindroma
kongenital.Mata sering terbuka secar spontan jika bayi ditegakkan atau dimiringkan
perlahan – lahan ke depan dan ke belakang. Hal ini akibat refleks labirin dan reflek
leher.Daun telinga, sering terjadi skin tag preaurikuler unilateral atau bilateral, jika
bertangkai pada dasarnya bisa diikat kuat sehingga akan terjadi gangren.
Dada, pada pemeriksaan dada yang kita perhatikan adalah respirasi dan
jantung. Respirasi, frekuensi pernafasan neonatus 40 – 60 x/menit.Pemeriksaan pada
bayi yang normal dilakukan setiap 3- 4 jam sekali sedangkan pada bayi yang
abnormal dilakukan setiap 1 – 2 jam sekali. Pada bayi premaur sering terlihat retraksi
yang ringan, jika tanpa grunting maka retraksi disebut normal. Apnea didefinisikan
bila tidak bernafas selama 20 detik dengan atau tanpa bradikardi dan disertai atau
tidak sianosis. Jantung, pemeriksaan meliputi frekuensi, ritme, kualitas, dan ada atau
tidaknya murmur. Posisi jantung dapat ditentukan dengan melakukan palpasi dan
11
auskultasi sehingga dapat dibedakan posisi kiri atau kanan. Frekuensi jantung normal
adalah 120 – 160 x/menit. Pemeriksaan pada bayi normal 3-4 jam sekali sedangkan
pada bayi yang abnormal 1- 2 jam sekali.Murmur pada eonatus tidak memiliki arti
yang signifikan.
Genitalia, pada laki – laki sering ditemukan adanya fimosis, skrotum sering
berukuran besar, dan kelainan – kelainan lain.Panjang dan besar ukuran penis harus
diukur, jika kurang dari 2,5 cm adalah abnormal dan harus dilakukan evaluasi.
Wanita, kelainan yang sering ditemukan adalah pembesaran labia
mayora.Pemeriksaan labia juga harus dilakukan untuk melihat adanya kista , himen
imperforata dll...
Kulit, epidermis pada neonatus khususnya prematur adalah tipis dan berwarna
merah. Kelainan yang sering timbul adalah milia, mongolian spot, eritema toksikum
dll...
12
Kelenjar getah bening, pada pemeriksaan palpasi, 30 % neonatus ditemukan
adanya pembesaran kelenjar getah being dengan diameter < 12 mm dan sering
terdapat di daerah inguinal, servikal, dan leher.
Ekstremitas, kelainan yang sering terjadi adalah anomali jari, club feet dan
dislokasi panggul yang memerlukan koreksi.
13
4.2.3 Penilaian neuromuskular
Penilaian neuromuskular meliputi postur, square window, arm recoil, sudut
popliteal, scarf sign dan heel to ear manuver.
Postur adalah paling baik saat terlentang dan tenang. Amati fleksi tangan
dan kaki (bandingkan dengan angka yang ada pada lembar kerja).Square window
dengan cara fleksikan pergelangan tangan bayi (sebanyak mungkin namun hati-hati)
lalu amati sudut antara ibu jari dan bagian lengan bawah (bandingkan dengan angka
yang ada pada lembar kerja). Arm recoil dengan cara evaluasi saat bayi terlentang.
Pegang kedua tangan bayi, fleksikan lengan bagian bawah sejauh mungkin dalam 5
detik, lalu rentangkan kedua lengan dan lepaskan.Amati reaksi bayi saat lengan
dilepaskan. Skor o: tangan tetap terentang/ gerakan acak, Skor 1: fleksi parsial 140-
180 °, Skor 2: fleksi parsial 110-140 °, Skor 3: fleksi parsial 90-100 °, dan Skor 4:
kembali ke fleksi penuh.Sudut popliteal dengan letakkan bayi terlentang, kepala,
punggung dan panggul menempel pada permukaan lalu pegang paha pada posisi
fleksi dengan ibu jari dan telunjuk kiri ,dengan telunjuk tangan kanan, luruskan kaki
di belakang mata kaki dengan tekanan lembut dan bandingkan sudut di belakang lutut
/ sudut popliteal dengan angka pada lembar kerja.Scarf sign dengan meletakkan bayi
terlentang lalu pegang tangan bayi dan tempelkan lengan melewati leher ke bahu yang
berlawanan sejauh mungkin, siku mungkin perlu diangkat melewati badan, namun
kedua bahu harus tetap menempel di permukaan meja dan kepala tetap lurus dan
amati posisi siku pada dada bayi dan bandingkan dengan angka pada lembar
kerja.Heel-to-ear-manuver( manuver tumit telinga) dengan posisi bayi terlentang lalu
pegang kaki bayi dengan ibu jari dan telunjuk, tarik sedekat mungkin dengan kepala
tanpa memaksa, pertahankan panggul pada permukaan meja periksa dan amati jarak
antara kaki dan kepala serta tingkat ekstensi lutut ( bandingkan dengan angka pada
lembar kerja).
Untuk mendapat hasil penilaian usia kehamilan bisa kita lakukan dengan
menjumlahkan seluruh skor tiap kolom lalu cocokkan ke dalam tabel skor maka akan
didapatkan usia kehamilan. Apabila hanya dilakukan penilaian maturitas fisik maka
14
hasil skor dikalikan dua lalu dicocokkan ke dalam tabel sokr untuk mendapat kan usia
kehamilan.
15
4.3 Bayi badan lahir rendah (BBLR) dan prematur
Bayi BBLR adalah neonatus dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada
saat lahir. Bayi dengan berat badan lahir ada dua kelompok yaitu bayi yang lahir
dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu ( preterm) yang disebut berat badan
rendah prematur dan bayi yang lahir dengan usia kehamilan besar 37 minggu yang
disebut pertumbuhan janin terhambat (IUGR)
Masalah – masalah yang dapat kita jumpai pada neonatus dengan berat badan
rendah.
Preterm Pertumbuhan janin terhambat
Asfiksia Asfiksia
Hipotermi Meconium aspiration syndrome
Kesulitan makan Hipotermi
Infeksi Hipogilkemia
Disstres pernafasan Infeksi
Apnea polisitemia
Intraventrikular hemorrage
NEC
16
Asidosis metabolik
hiperbilirubinemia
Penyebab prematur dengan berat badan rendah dibagi atas empat faktor yaitu
faktor maternal, fetal, medicak dan iatrogenik. Faktor maternal adalah penyakit yang
dialami ibu selama mengandung, komplikasi persalinan seperti plasenta previa, dan
perdarahan, serviks inkompeten, dan infeksi maternal. Faktor fetal adalah kehamilan
ganda dan malformasi kongenital. Faktor medical adalah proses kelahiran yang harus
dilakukan sebelum waktunya oleh karena ibunya diabetes, penyakit jantung yang
parah, hipertensi, hipoksia fetus, hidrops fetalis dll...
17
4.3.2 Fisiologi bayi prematur
Pada bayi prematur kita jumpai adanya immatur sistem saraf. Immatur sistem
saraf menyebabkan letargi dan inaktif, refleks menghisap dan menelan yang rendah
sehingga mengalami kesulitan makan.
Pengaturan temperatur, adanya brown fat akan menghasilkan panas tetapi pada
bayi prematur kadar brown fat dalam tubuhnya sangat rendah sehingga dapat
menyebabkan hipotermia. Respon termik yang kurang juga dpat disebabkan oleh
asupan makanan yang kurang, konsumsi oksigen yang rendah, dan inaktif dari otot –
otot.
18
Pemeriksaan yang dibutuhkan adalah penilaian maturitas fisik, neuromuiskular
seperti telah dijelaskan diatas. Pemeriksaan tambahan lain adalah pemeriksaan
laboratorium yaitu pemeriksaan darah tepi dengan hitung jenis, pemeriksaan glukosa
serial, pemeriksaan Na, K dan Ca serial, pengukuran bilirubin serial, gas darah arteri
dan CRP ( C- Reactive Protein) dan kultur biakan.
Memenuhi kebutuhan nutrisi, pada neonatus kurang bulan ada 6 hipo yang harus
kita cegah yaitu hipoglikemia, hipoksemia, hipotermi, hipovolemia, hipokalsemia,
hipoprotrombinemia. Pemberian multivitamin, energi yaitu glukosa, protein, lemak
dan nutrisi enteral.
19
Kebutuhan Elektrolit
elektrolit Kebutuhan/kgBB/hari (mEq)
K 2 -3
Na 2-3
Cl 2-3
Ca 20 – 40
P 20 - 40
Mg 0,25 – 0,5
20
terjadi fokus injury di daerah kolateral korteks (parasagital korteks area). Akibat
redistribusi darah ke otak dan jantung, ginjal akan mengalami ischemic injury pada
tubulus ginjal yang proksimal.Jika proses berlanjut akan terjadi nekrosis epitel
tubulus.
Component
Score of 0 Score of 1 Score of 2
of Acronym
blue at extremities
no cyanosis
Skin color blue all over body pink Appearance
body and extremities pink
(acrocyanosis)
Heart rate absent <100 >100 Pulse
Reflex no response to grimace/feeble cry sneeze/cough/pulls away
Grimace
irritability stimulation when stimulated when stimulated
Muscle tone none some flexion active movement Activity
Breathing absent weak or irregular strong Respiratory
Interpretasi tanpa asfiksia = 8 – 10
Asfiksia ringan – sedang = 4 – 7
Asfiksia berat = 0 - 3
21
panas , jika tidak ada kita bisa menggunakan lampu 200 watt atau ruangan dengan
pemanas yang cocok.Selain itu, mengeringkan bayi akan mencegah evaporasi.
Keuntungan tambahan yaitu menghasilkan stimulasi yang halus, dimana stimulasi ini
akan menginduksi dan membantu pernafasan tetapi jika terdapat mekonium, kita
tunda karena mekonium bisa masuk ke dalam trakea. Yang tidak kalah pentingnya
adalah menggantikan handuk yang sudah basah.
Mengisap, jika tidak ada mekonium, mulut dan hidung harus diisap. Yang
pertama adalah mulut untuk meyakinkan bahwa bayi bisa bernafas jika bayi tersebut
harus bernafas ketika hidung diisap. Dapat menggunakan mukus aspirator/ suction
mekanik.Ukuran kateter suction harus diatur sehingga ketika tube dari suction
tertutup, tekanan negatif tidak lebih dari 100 mmHg da biasanya 80 mmHg.
22
dengan cara ventilasi 2 atau 3 kali.Amati naik turunnya dada. Jika tidak naik, ikuti
tahap berikut ini:
aksi Perbaikan kondisi
Pemasangan balik mask Tidak baiknya segelan
Reposisi kepala bayi Tertutupnya jalan udara
Periksa sekresi, jika suction ada Tertutupnya jalan udara
Ventilasi mulut agar terbuka Tertutupnya jalan udara
Meningkatkan tekanan Tidak cukup tekanan
Jika tetap tidak naik, ambil kantung baru, periksa dan coba lagi. Jika dada naik
sudah normal, dan mulai ventilasi.Kecepatan ventilasi 40 – 60 nafas/menit, ikuti
pernafasannya. Panduan yang paling baik untuk melihat tekanan cukup apa tidak
adalah dengan mudah naik turunnya dada setiap bernafas.Biasanya dibutuhkan 30 -40
cm air lalu berikutnya 15 -20 cm air, setelah bayi mendapatkan 15 – 30 s ventilasi
100% O2, periksa HR dan ikuti.
HR tindakan
Diatas 100 Jika terdapat pernafasan spontan, lakukan
stimulasi taktil dan monitor HR, respirsi
dan warna kulit. Jika tidak bernafas atau
terengah- engah, lanjutkan ventilasi.
60 sampai 100 dan meningkat Lanjutkan ventilasi.
60 sampai 100 dan tidak meningkat Lanjutkan ventilasi dan periksa
kecukupan ventilasi. Mulai kompresi
dada, jika HR kurang dari 60x/menit.
Dibawah 60 Lanjutkan ventilasi dan mulai kompresi
dada.
Tiga tanda perbaikan adalah jika kita menemukan HR yang meningkat, terjadi
respirasi spontan dan meningkatnya warna.
23
atau antara 60 – 80 x/ menit dan tidak adanya peningkatan. Jika HR 80 x/ menit,
kompresi dada tidak dilanjutkan. Prosedur, terdapat 2 teknik, teknik ibu jari dan
teknik 2 jari. Teknik ibu jari adalah dengan dua ibu jari digunakan untuk menekan
sternum dengan tangan mengitari dada dan jari lain menahan punggung.Teknik 2 jari,
jari tengah dengan jari telunjuk/ jari manis digunakan untuk menekan sternum, tangan
lain digunakan menahan punggung bayi jika permukaan tidak keras.
24
Obat, jika gagal ventilasi dan kompresi dada maka digunakan obat – obatan.
Rute medikasi, jika vena pada kulit kepala / ekstremitas sulit dilakukan saat resusitasi
maka vena umbilikus dengan memasangkan kateter. Injeksi intra kardial tidak
direkomendasikan pada neonatus. Injeksi langsung pada korda umbilikus tidak boleh
dilakukan. Contoh obat – obatan yang digunakan adalah epinefrin, ringer laktat,
normal saline, naloxone, dopamin, dll...
4.4.2 Hipotermi
Neonatus mudah mengalami hipotermi karena luas permukaan yang luas dan
ketebalan kulitnya yang rendah. Beberapa definisi hipotermi adalah suhu optimal
neonatus atau bayi baru lahir adalah 37 C dengan rentang terendah 36,5 dan tertinggi
37,5C, bayi mengalami cedera dingin apabila suhu tubuh bayi kurang dari suhu
optimal yaitu 36,4 – 36 C, hipotermi sedang apabila suhu bayi antara 35,9 – 32 C dan
hipotermi berat apabila suhu BBL dibawah 32 C.
25
aktivitas otot. Akibat adanya perubahan suhu sekitar akan mempengaruhi kulit.
Kondisi ini akan merangsang serabut – serabut simpatik untuk mengeluarkan
norepinefrin. Norepinefrin akan menyebabkan lipolisis dan reseterifikasi lemak
coklat, meningkatkan HR dan O2 ke tempat metabolisme berlangsung, dan
vasokonstriksi pembuluh darah dengan mengalihkan darah dari kulit ke organ untuk
meningkatkan termogenesis.
26
- Letargi
27
- Letargi
- Iritabel
*Diagnosis pada kolom sebelah kanan tidak dapat ditegakkan apabila temuan
yang dicetak tebal tidak dijumpai pada bayi. Adanya temuan yang dicetak tebal,
juga tidak menjamin diagnosis tegak. Diganosis ditegakkan hanya bila didapat
temuan yang dicetak miring. Temuan lain yang dicetak tegak merupakan
penunjang yang dapat membantu menegakkan diagnosis, tetapi bila tidak
dijumpai tidak dapat digunakan untuk menyingkirkan diagnosis.
Buku Panduan Manajemen Bayi Bayi Baru Lahir (Depkes, 2004)
28
yang tidak bisa ditutup rapat. Suhu ruangan harus tepat dan tiupan angin
minimal.Catatan: Jika inkubator terkena sinar matahari langsung atau lampu
fototerapi digunakan, pemantauan suhu neonatus dan penyesuaian suhu inkubator
perlu sering dilakukan untuk mencegah pemanasan yang berlebihan. Jika neonatus
memerlukan perawatan dalam inkubator, penting untuk menganjurkan orang tua bayi
berkunjung dan memeluknya sesering mungkin, dan memanfaatkan kontak kulit
dengan kulit agar suhunya stabil.Suhu neonatus harus dipantau secara berkala, setiap
4 jam atau sesuai instruksi dokter untuk mempertahankan suhu tubuh 36,5 – 37,5°C.
Lubang jendela inkubator sedapat mungkin harus digunakan saat melakukan
perawatan neonatus, dan tidak dengan membuka pintu inkubator yang lebih besar.
SUHU INKUBATOR
Warm chain
• Ruang bersalin yang hangat • menunda mandi
(>25°C) • pakaian yang cukup
29
• Resusitasi yang hangat • kebersamaan ibu dan anak
• Pengeringan bayi • transportasi yang hangat
• Kontak kulit ke kulit • pelatihandan kewaspadaan tenaga
• menyusui medis
4.4.3 Hiperbilirubinemia
Ikterus neonatorum adalah disklorasi kulit , mukosa membran dan sklera oleh
karena peningkatan kadar bilirubin dalam serum ( >2 mg/dL).Ikterus secara klinis
akan tampak pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5 – 7 mg/dl.
30
Patofisiologi ikterus ada 5 yaitu pertama, pembentukan bilirubin yang
meningkat. Suplai bilirubin tidak terkonjugasi meningkat sehingga terdapat
peningkatan pembentukan urobilinogen yang akan di eksresikan ke urin dan
meningkatnya ekskresi sterkobilin ke feses.kedua, defek pengambilan bilirubin.
Menurunnya ligandin, pengikatan akseptor y dan z protein oleh anion lain atau asupan
kalori yang berkurang pada 24 sampai 72 jam pertama kehidupan. Ketiga, defek
konjugasi bilirubin. Gangguan konjugasi di dalam sel hati oleh karena menurunnya
aktivitas enzim glukoronil transferase.Hiperbilirubinemia tidak terkonjugasi bersifat
sementara akibat immaturitas enzim. Dengan phenobarbital, aktivitas enzim
glukoronil transferase akan meningkat.Keempat, eksresi bilirubin yang rendah dan
kelima campuran seperti kadar bilirubin yang meningkat karena produksi yang tinggi
dan eksresi yang rendah pada keadaan sepsis, infeksi neonatorum, asfiksia,dll...
31
Usia Pertimbangkan Terapi sinar Transfusi Transfusi
(jam) terapi sinar tukar tukar dan terapi sinar
25-48 >12mg/dL*(>200 >15mg/dL*(>250 >20mg/dL*(>340 >25
μmol/L) μmol/L) μmol/L) mg/dL*(>425
μmol/L)
49-72 >15mg/dL*(>250 >18mg/dL*(>300 >25 >30
μmol/L) μmol/L) mg/dL*(>425 mg/dL*(>510
μmol/L) μmol/L)
>72 >17mg/dL*(>290 >20 >25 >30
μmol/L) mg/dL*(>340 μmol/L) mg/dL*(>425 mg/dL*(>510
μmol/L) μmol/L)
*1 mg/dL=17 μmol/L (kadar lebih rendah digunakan utk neonatus sakit dan
prematur.
4.4.4 Anemia
Terdapat selama periode neonatus ( 0 – 28 hari) pada bayi dengan usia gestasi
lebih dari 34 minggu yang diindikasikan dengan Hb < 13 g/dl ( vena) atau Hb < 14,5
g/dl 9 kapiler). Patofisiologi,ada 3 proses yaitu kehilangan sel darah merah,
meningkatnya destruksi sel darah merah dan menurunnya produksi sel darah merah
atau anemia hipoplastik. Kadar normal CBC telah dijabarkan pada penjelasan
sebelumnya. Pemeriksaan yang dibutuhkan adalah CBC, kultur darah dan apusan
darah tepi.
32
Metabolisme bilirubin diawali dengan cincin heme dari protein yang
mengandung heme dioksidasi di sel retikuloendotelial menjadi biliverdin oleh enzim
mikrosomal heme oksigenase.Reaksi ini melepaskan karbonmonoksida (CO) untuk
diekskresikan oleh paru – paru dan besi (untuk digunakan kembali).Biliverdin
kemudian direduksi menjadi bilirubin oleh enzim bilirubin reduktase.Katabolisme 1
mol hemoglobin menghasilkan 1 mol CO dan 1 mol bilirubin.Peningkatan produksi
bilirubin dapat diukur dari eksresi CO, dan kejadiannya meningkat pada bayi – bayi di
Asia, penduduk asli Amerika dan Yunani.
Kedua, pengambilan bilirubin oleh sel hati. Bilirubin non polar dan larut
dalam lemak( setelah berdisosiasi dari albumin) akan melewati membran plasma dan
berikatan teruatama dengan ligandin sitoplasma ( protein Y) untuk kemudian dibawa
ke retikulum endoplasma halus.
33
indirek oleh enzim beta glukoronidase dan kemudian di transportasi kembali ke hati
kejaian ini disebut siklus enteropati.
Insufisiensi plasenta
percabangan angiogenesis
BAB V
ULASAN
34
Ada beberapa hal masih belum jelas dalam hal, apakah bayi dari Ibu Dede
mengalami hiperbilirubinemia yang fisiologis atau patologis? Setelah mendapat
penjelasan dari pakar , bayi tersebut mengalami hiperbilirubinemia yang patologis
karena apabila kita temukan kadar bilirubin yang meningkat dan penyakit – penyakit
lain maka digolongkan ke dalam patologis.
Apakah otak bayi prematur bisa menyamai otak bayi normal? Setelah
mendapat penjelasan dari pakar dijelaskan bahwa otak bayi prematur bisa menyamai
otak bayi normal karena pada bayi prematur ada yang disebut dengan tumbuh kejar
( cacth up route).
BAB VI
KESIMPULAN
35
Ibu Dede mengalami preeklampsia sehingga menyebabkan bayinya lahir
prematur. Prematuritas menyebabkan terjadinya hipoksia, hipotermi,
hiperbilirubinemia dan diperlukan penanganan lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
36
Habel,Alex.Neonatology.Synopsis of Pediatric.Oxford: Butter Worth Heineman
Ltd.1993.35 - 37.46 – 55.
Koops, Beverly L dan Frederic C Battaglia. The Newborn Infant. C Henry kempe,
Henry K Silver, dan Donough O’Brien.Current Pediatric Diagnosis and
Treatment.London: Lange Medical Publication.1980.46-52.
www.Wikipedia/apgar
37