Nilai Rujukan Normal Laboratorium Dan Keterangannya
Nilai Rujukan Normal Laboratorium Dan Keterangannya
Latar Belakang Agar dapat memantau keadaan kesehatan kita, perlu dilakukan tes laboratorium secara berkala. Setiap laboratorium dalam menentukan nilai normaltergantung pada alat yang dipakai dan cara pemakaiannya. Tidak ada standar nilai rujukan; angka ini diambil terutama dari laboratorium RSPI-SS, Jakarta; nilai laboratorium lain dapat berbeda. Jadi angka pada laporan kita harus dibandingkan dengan nilai rujukan pada laporan, bukan dengan nilai rujukan pada lembaran ini. Bahaslah hasil yang tidak normal dengan dokter! Tubuh manusia tidak seperti mesin, dengan unsur yang dapat diukur secara persis dengan hasil yang selalu sama. Hasil laboratorium kita dapat berubah-ubah tergantung pada berbagai faktor, termasuk: jam berapa contoh darah atau cairan lain diambil; infeksi aktif; tahap infeksi HIV; dan makanan (untuk tes tertentu, contoh cairan harus diambil dengan perut kosong tidak ada yang dimakan selama beberapa jam). Kehamilan juga dapat mempengaruhi beberapa nilai. Oleh karena faktor ini, hasil lab yang di luar normal mungkin tidak menjadi masalah. Pada tabel ini, bila ada perbedaan tergantung pada jenis kelamin, angka ditunjukkan sebagai P untuk perempuan dan L untuk laki-laki.
Laboratorium Darah
Ukuran Eritrosit (sel darah merah) Hemoglobin (Hb) Hematokrit Hitung Jenis Basofil Eosinofil Batang1 Segmen1 Limfosit Monosit Laju endap darah (LED) Leukosit (sel darah putih) MCH/HER MCHC/KHER MCV/VER Satuan juta/l g/dL % % % % % % % mm/jam 103/l pg g/dL fl Nilai Rujukan 4,0 5,0 (P) 4,5 5,5 (L) 12,0 14,0 (P) 13,0 16,0 (L) 40 50 (P) 45 55 (L) 0,0 1,0 1,0 3,0 2,0 6,0 50,0 70,0 20,0 40,0 2,0 8,0 < 15 (P) < 10 (L) 5,0 10,0 27 31 32 36 80 96
1
Trombosit 103/l 150 400 Catatan: Batang dan segmen adalah jenis neutrofil. Kadang kala dilaporkan persentase neutrofil saja, dengan nilai rujukan 50,075,0 persen
AST (SGOT) Alkalin fosfatase GGT (Gamma GT) Bilirubin total Bilirubin langsung Protein total Albumin
Fungsi Ginjal
Ukuran Kreatinin Darah Urea Natrium Klorida Kalium Satuan U/L mg/dL mmol/L mmol/L mmol/L Nilai Rujukan 60 150 (P) 70 160 (L) 8 25 135 145 94 111 3,5 5,0
Profil Lipid
Ukuran Kolesterol total HDL LDL Trigliserid Satuan mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL Nilai Rujukan 150 200 45 65 (P) 35 55 (L) < 100 (Direk) 120 190
Lain-lain
Ukuran Glukosa (darah, puasa) Amilase Asam Urat Waktu Protrombin Kontrol HBsAg Satuan mg/dL U/L mg/dL Nilai Rujukan 70 100 30 130 2,4 5,7 (P) 3,4 7,0 (W) 10,7 14,3 10,9 15,5
2
Anti HAV Ig M
Anti HCV
NEGATIF : < 1,0 S/CO atau < 1,0 COI (ECLIA) NEGATIF : < 1,0 COI POSITIF : >= 1,0 COI (EIA) NEGATIF : < 1,0 S/CO atau < 1,0 COI (EIA)
Tes Sel Darah Merah Sel darah merah, yang juga disebut sebagai eritrosit, bertugas mengangkut oksigen dari paru ke seluruh tubuh. Fungsi ini dapat diukur melalui tiga macam tes. 1. Hitung Sel Darah Merah (red blood cell count/RBC) yang menghitung jumlah total sel darah merah; Hemoglobin (Hb) yaitu protein dalam sel darah merah yang bertugas mengangkut oksigen dari paru ke bagian tubuh lainnya; Hematokrit (Ht atau HCT) yang mengukur persentase sel darah merah dalam seluruh volume darah. Orang yang tinggal di dataran tinggi umumnya mempunyai lebih banyak sel darah merah. Ini merupakan upaya tubuh mengatasi kekurangan oksigen. Eritrosit, Hb dan Ht yang sangat rendah menunjukkan adanya anemia, yaitu sel tidak mendapat cukup oksigen untuk berfungsi secara normal. Jika kita anemia, kita sering merasa lelah dan terlihat pucat. Nilai Hemoglobin (Hb) Bayi baru lahir (14,0 24,0 gr/dl), Bayi (10,0 15,0 gr/dl), Anak-anak (11,0 16,0 gr/dl). 2. Volume Eritrosit Rata-Rata (VER) atau mean corpuscular volume (MCV) mengukur besar rata-rata sel darah merah. MCV yang kecil berarti ukuran sel darah merahnya lebih kecil dari ukuran normal. Biasanya hal ini disebabkan oleh kekurangan zat besi atau penyakit kronis. MCV yang besar dapat disebabkan oleh obat HIV, terutama AZT dan d4T. Ini tidak berbahaya. MCV yang besar menunjukkan adanya anemia megaloblastik, dengan sel darah merahnya besar dan berwarna muda.Biasanya hal ini disebabkan oleh kekurangan asam folat. 3. Red Blood Cell Distribution Width (RDW) mengukur lebar sel darah merah. Hasil tes ini dapat membantu mendiagnosis jenis anemia dan kekurangan beberapa vitamin. Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER) atau mean corpuscular hemoglobin (MCH) dan Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (KHER) atau mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC atau CHCM) masing-masing mengukur jumlah dan kepekatan hemoglobin. MCH dihitung dengan membagi hemoglobin total dengan jumlah sel darah merah total. Trombosit atau platelet (PT atau PLT) Berfungsi membantu menghentikan perdarahan dengan membentuk gumpalan dan keropeng. Jika trombosit kita kurang, kita mudah mengalami perdarahan atau memar. Orang HIV-positif kadang trombositnya rendah (disebut trombositopenia). Obat HIV dapat mengatasi keadaan ini. Trombosit tinggi biasanya tidak punya pengaruh besarpada kesehatan. Tes Sel Darah Putih Sel darah putih (disebut juga leukosit) membantu melawan infeksi dalam tubuh kita. Hitung Sel Darah Putih (white blood cell count/WBC) adalah jumlah total sel darah putih. Leukosit tinggi (hitung sel darah putih yang tinggi) artinya tubuh kita sedang melawan infeksi. Leukosit rendah artinya ada masalah dengan sumsum tulang.
4
Nilai Leukosit Bayi baru lahir ( 9.000-30.000/uL), Anak < 2 tahun (6.200-17.000 u/L). Leukosit rendah disebut leukopenia atau sitopenia yang berarti tubuh kurang mampu melawan infeksi.; Neutrofil berfungsi melawan infeksi bakteri, dan dilaporkan sebagai persentase leukosit atau %NEUT. Biasa jumlahnya 55-70 persen. Jika neutrofil kita rendah (disebut neutropenia), kita lebih mudah terkena infeksi bakteri. Penyakit HIV lanjut, obat HIV seperti gansiklovir (untuk mengatasi virus sitomegalo, AZT (obat antiretroviral) dapat menyebabkan neutropenia. Limfosit Ada dua jenis utama limfosit: Sel-B untuk membuat antibodi, protein khusus yang menyerang kuman; dan sel-T untuk menyerang dan membunuh kuman, serta membantu mengatur sistem kekebalan tubuh. Salah satu jenis sel-T adalah sel CD4, yang diinfeksi dan dibunuh oleh HIV. Jumlah limfosit umumnya 20-40 persen leukosit. Hitung darah lengkap biasanya tidak termasuk tes CD4. Tes CD4 ini harus diminta sebagai tambahan. Hasil hitung darah lengkap tetap dibutuhkan untuk menghitung jumlah CD4, sehingga dua tes ini umumnya dilakukan sekaligus. Monosit atau makrofag diukur sebagai persentase leukosit (%MONO) dan biasanya 2-8 persen. Sel ini melawan infeksi dengan memakan; kuman dan memberi tahu sistem kekebalan tubuh mengenai kuman apa yang ditemukan. Monosit beredar dalam darah. Bila monosit ada di jaringan tubuh, mereka disebut makrofag. Jumlah monosit yang tinggi menunjukkan adanya infeksi bakteri. Eosinofil (%EOS) biasanya 1-3 persen leukosit. Sel ini terlibat dengan alergi dan tanggapan terhadap parasit. Kadang kala penyakit HIV dapat menyebabkan jumlah eosinofil yang tinggi. Jumlah meningkat terutama jika kita diare, kentut, atau perut kembung. Hal ini menandai adanya parasit. Fungsi basofil (%BASO) tidak begitu dipahami, namun sel ini terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang, misalnya asma atau alergi kulit. Sel ini jumlahnya kurang dari 1 persen leukosit. Persentase limfosit (%LYMP) mengukur lima jenis sel darah putih: neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil dan basofil, dalam bentuk persentase leukosit. Untuk memperoleh limfosit total, nilai ini dikalikan dengan leukosit. Misalnya, bila limfosit 30,2 persen dan leukosit 8.770, limfosit totalnya adalah 0,302 x 8.770 =2.648.
Fosfor, seperti juga kalsium, merupakan bagian utama tulang. Tingkat fosfor yang tinggi untuk jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada tulang, saraf dan otot. Keadaan ini paling sering disebabkan oleh gagal ginjal. Glukosa, adalah gula, yang diuraikan dalam sel untuk membuat tenaga. Elektrolit, berkaitan dengan keseimbangan cairan dalam sel kita. Elektrolit terutama penting jika kita mengalami dehidrasi (kekurangan cairan) atau masalah pada ginjal. Tingkat natrium menunjukkan keseimbangan gula dan air. Natrium juga menunjukkan baik-buruknya kerja ginjal dan kelenjar adrenal kita. Umumnya, tingkat natrium yang tidak normal dalam darah menunjukkan volume darah yang terlalu rendah (akibat dehidrasi) atau terlalu tinggi. Keadaan ini juga bisa terjadi jika jantung tidak memompa darah sebagaimana mestinya. Kalium mempengaruhi beberapa organ tubuh utama, termasuk jantung. Tingkat kalium dapat meningkat akibat gagal ginjal, dan dapat tidak normal akibat muntah atau diare. Tingkat klorida sering naik turun bersama dengan tingkat natrium. Ini karena natrium klorida, atau garam,adalah bagian utama dalam darah. Bikarbonat memperlihatkan system dapar (buffer) dalam darah. Tingkat bikarbonat yang normal menunjukkan keasaman darah yang benar. Tingkat yang tinggi dapat disebabkan oleh tingkat asam laktik yang tinggi dalam darah.
ALT, sering juga disebut sebagai SGPT AST, sering juga disebut sebagai SGOT Bilirubin, cairan berwarna kuning yang dibuat pada waktu sel darah merah dihancurkan. Obat antiretroviral indinavir (semacam protease inhibitor) dapat meningkatkan tingkat bilirubin Alkalin Fosfatase. Tingkat alkalin fosfatase yang tinggi dapat menandai gangguan pada aliran air empedu atau kehancuran tulang