PC Network
3
Contoh : 1. Konversikan 501 ( desimal ) menjadi bilangan biner dan hexadesimal. Jawab : biner 111110101 hexadesimal 1F5 2. Berapakah 25A ( hexadesimal ) jika dituliskan dalam bentuk desimal ? Jawab : 25A ( hexa ) = 2x16^2 + 5x16^1 + 10x16^0 = 2x256 + 5x16 + 10x1 = 602
11
Berdasarkan luas area, jaringan komputer dapat dibedakan menjadi : -LAN ( Local Area Network ) -MAN ( Metropolitan Area Network ) -WAN ( Wide Area Network ) -Internet
12
13
1. -
Hardware ( Perangkat keras ) Komputer server Komputer client untuk workstation/host NIC ( Network Interface Card ) Hub Kabel Connector Switch router
16
17
18
19
Layer 5-7 adalah upper layer ( application layer ), biasanya dalam bentuk Software
Layer 1-4 adalah lower layer ( data flow layer ), biasanya dalam bentuk Software dan Hardware
Upper layer bertanggung jawab bagaimana suatu aplikasi pada host/komputer saling berkomunikasi dengan aplikasi sejenis pada komputer/host lain. Sementara lower layer bertanggung jawab bagaimana data ditransmisikan melalui media jaringan dari satu host/komputer ke host lain.
20
layer
Application Presentation Session Transport
Keterangan
Sebagai antarmuka antara aplikasi dengan fungsionalitas jaringan, mengatur bagaimana aplikasi dapat mengakses jaringan.Protokol antara lain : http, ftp, smtp, DHCP
Mentranslasikan data yang hendak ditransmisikan oleh aplikasi ke dalam format yang dapat ditrans misikan melalui jaringan. Protokol antara lain : Remote Desktop Protocol ( RDP ).
Mendefinisikan bagaimana koneksi dapat di-establishing, di-maintain, atau terminating.
Berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadp paket-paket yang hilang di tengah jalan. Mengatur end to end communication . Contoh protokol : TCP, UDP, SCTP
Network
Berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router Contoh protokol : IP, OSPF
Menentukan bagaimana bit-bit data dikelompokkan menjadi format yang disebut sebagai frame. Error notification, frame flow control, pengalamatan perangkat keras (seperti halnya Media Access Control Address (MAC Address)), dan menetukan bagaimana perangkat-perangkat jaringan seperti hub, bridge,repeater, dan switch layer 2 beroperasi. Spesifikasi IEEE 802, membagi level ini menjadi dua level anak, yaitu lapisanLogical Link Control (LLC) dan lapisan Media Access Control (MAC).
Mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio. Menentukan sifat fisik media transmisi, seperti besar tegangan ( voltage), jenis gelombang dll. Contoh protokol : E1, 10BaseT
Data-link
Physical
21
22
3. 4. 5.
101000001000001111000000111
Informasi berupa bit bit yang terkandung dalam bentuk tegangan listrik, gelombang EM, diteruskan ke komputer tujuan. Di komputer tujuan terjadi proses kebalikannya yaitu de-enkapsulasi, dimana terjadi pelepasan header. Sebagai contoh, pada layer datalink, Jika pada proses enkapsulasi ( di komputer sumber ) dilakukan penambahan MAC/ LLC header, maka pada proses deenkapsulasi ( di komputer tujuan ), layer datalink akan melepas MAC/LLC Header sebelum diteruskan ke layer network. Demikian seterusnya hingga menuju layer application.
27
Router Switch
Hub
Physical
29
2.
3.
2.
3. 4.
31
2.
Rute menuju network tujuan dilakukan pada layer : a. presentation b. session c. transport d. network
3.
Perangkat network yang menentukan rute menuju network tujuan : a. router b. switch c. catalyst d. hub
Pada proses de-enkapsulasi, urutan pembentukan data yang benar : a. Bits Frame Packet Segment Data b. Bits Frame Segment Packet Data c. Data Segment Packet Frame Bits d. Data Packet Segment Frame Bits
32
4.
33
35
36
37
38
Ethernet bekerja pada layer datalink serta memakai CSMA/CD sebagai metode akses. Karena menggunakan metode akses CSMA/CD, ethernet memiliki sensor collission Detection. Jika data yang mengalami collission ( tabrakan data ) terdeteksi, maka data tersebut akan diabaikan oleh semua komputer. Selanjutnya semua komputer akan mengirim ulang data yang mengalami collission. Setiap ethernet memiliki MAC ( Media Access Control) address yang berbeda beda. MAC address memiliki 48 bit, sehingga total alokasi MAC Address di seluruh dunia 2^48 atau sekitar 281.474.976.710.656 buah ( sekitar 281,5 trilyun ). Ehmmm.. Berapa jumlah komputer yang beredar di dunia saat ini ?
43
44
Keterangan : a. 1 Byte = 8 bit b. Pre ( Preamble ) : 7 byte, digunakan untuk sinkronisasi dengan komputer tujuan, mengenai pengiriman frame c. SFD ( Start of Frame Delimiter ) sepanjang 1 byte yang menandakan awal dari frame swquence d. DA ( Destination MAC Address ) sepanjang 6 byte = 48 bits e. SA ( Source MAC Address ) : 6 byte f. Length type ( 2 byte ) menunjukkan jumlah byte dari data yang menggunakan field ini. g. Informasi/Data sebesar 46 hingga 1500 bytes ( berupa packet dari layer network) h. FCS ( Frame Check Sequence ) bertujuan untuk mengecek urutan frame.
45
46
Pada connection oriented, komputer yang hendak mengirim data harus melakukan establishing connection terlebih dahulu dengan komputer tujuan. Prosesnya disebut call setup ( three way handshake ) , yaitu : Komputer pengirim mengirimkan request ke komputer tujuan untuk memulai koneksi Komputer tujuan menerima request tersebut dan mengirimkan respons balik Komputer pengirim menerima respons balik. Jika ternyata respons nya ok, maka komputer pengirim kembali mengirimkan pesan bahwa koneksi sudah siap, dan data akan segera dikirim. Contoh penerapan connection oriented adalah protokol TCP. b. Connectionless Oriented ( unreliable networking ).
Pada metode ini, komputer pengirim akan mengirimkan data tanpa perlu mendapat persetujuan dari komputer tujuan. Artinya data akan tetap dikirim, tanpa peduli apakah data tersebut akan tiba dengan selamat di komputer tujuan. Contoh penerapan connectionless oriented adalah protokol UDP. 47
Tugas : Mengumpulkan ethernet cable ( cable + RJ45 konektor ) sepanjang 2 meter, straight or cross
48
Keterangan : a. 1 Byte = 8 bit b. Pre ( Preamble ) : 7 byte, digunakan untuk sinkronisasi dengan komputer tujuan, mengenai pengiriman frame c. SFD ( Start of Frame Delimiter ) sepanjang 1 byte yang menandakan awal dari frame swquence d. DA ( Destination MAC Address ) sepanjang 6 byte = 48 bits e. SA ( Source MAC Address ) : 6 byte f. Length type ( 2 byte ) menunjukkan jumlah byte dari data yang menggunakan field ini. g. Informasi/Data sebesar 46 hingga 1500 bytes h. FCS ( Frame Check Sequence ) bertujuan untuk mengecek urutan frame.
50
51
52
53
5. IP ADDRESS
5.1. Pendahuluan
IP ( Internet Protocol ) address adalah alamat yang diberikan pada setiap host/komputer dan peralatan jaringan lainnya yang terintegrasi ke suatu jaringan komputer yang menggunakan protokol TCP/IP. Ini berarti setiap komputer atau peralatan lainnya harus memiliki IP address jika ingin terintegrasi ke suatu jaringan atau jika ingin berkomunikasi dengan komputer lainnya. Selain itu IP address juga bersifat unik, artinya tidak boleh ada host/komputer lain yang tergabung dalam jaringan yang sama menggunakan IP address yang sama. IP address terdiri atas 32 bit angka biner yang dapat dituliskan sebagai empat kelompok sehingga setiap kelompok terdiri atas 8 bit. Ditulis : xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx.xxxxxxxx. Untuk memudahkan setiap kelompok ( 8 bit binner ) dikonversi menjadi bilangan desimal. Hingga saat ini IP address yang digunakan adalah IPv4. Mengingat kapasitas IPv4 sudah menipis dan diperkirakan dalam beberapa tahun ke depan akan habis, serta pertumbuhan perangkat yang terintegrasi ke jaringan internet semakin besar, maka beberapa tahun lalu sudah diperkenalkan IP address IPv6 yang dituliskan sebagai enam kelompok, dengan kapasitas besar.
54
5. IP ADDRESS
Sebagaimana disebutkan di atas IPv4 menggunakan 32 bit ( 2^(4+1) ), sementara IPv6 menggunakan 128 bit ( 2^(6+1) ). Terdapat kurang lebih 4 milyar ( 4. 10^9) komputer yang terhubung ke internet menggunakan IPv4. Sementara dengan IPv6, kurang lebih 3,4 . 10^38 komputer terhubung ke internet, yang tidak akan habis hingga ratusan tahun ke depan. Saat ini 99,9% komputer / server di seluruh dunia masih menggunakan IPv4 untuk terintegrasi ke internet. Peralihan dari IPv4 ke IPv6 membutuhkan waktu dan proses yang panjang. Mungkin dibutuhkan lebih dari 20 tahun agar seluruh komputer beralih ke IPv6 untuk integrasi ke internet. Sementara untuk keperluan LAN/intranet , IPv4 akan bertahan jauh lebih lama. Karena itu pemahaman tentang IPv4 masih sangat relevan saat ini. Gambar di bawah memperlihatkan intranet dan internet.
55
5. IP ADDRESS
Intranet
IPv4
IPv4 to IPv6 translation
56
5. IP ADDRESS
5.2. ARP
Sebelum membahas lebih lanjut tentang IP address, perlu dibahas juga keterkaitan IP address dengan MAC. MAC Address adalah alamat fisik sebuah komputer dalam jaringan, sementara IP address adalah alamat logical. IP address tidak dikenali oleh perangkat keras jaringan. Perangkat keras jaringan hanya memahami MAC Address. MAC address ditentukan oleh pabrik pembuatnya berdasarkan aturan dari IEEE, sementara IP address ditentukan oleh pengguna komputer. Ketika sebuah komputer masuk dalam suatu jaringan, maka jika komputer tersebut akan mengirim data ke komputer lain, maka ia harus mengetahui MAC address komputer tujuan. Ini tentu saja sangat sulit mengingat MAC address terdiri atas 48 bit yang sangat sulit dihapal serta tidak dapat diubah ubah. Karena itu diperkenalkan protocol TCP/IP yang salah satu komponennya adalah IP address. Untuk selanjutnya para pengguna cukup mengetahui IP address saja,dan keuntungan lainnya IP address dapat kita ubah ubah. Muncul pertanyaan, bagaimana komputer dapat mengenali 2 buah protocol yang bekerja untuk tujuan yang sama : MAC address dan IP address ?. Karena itu dibutuhkan protokol yang menjembatani kedua format tersebut. Protokol yang digunakan adalah ARP ( Address Resolution Protocol ).
57
5. IP ADDRESS
ARP berguna untuk mengubah alamat IP menjadi alamat ethernet ( MAC Address ). Prosesnya kira kira sbb : 1. Komputer asal akan mengirimkan data ke komputer tujuan ( dengan IP address tertentu ) 2. Komputer asal akan melihat tabel ARP yang dimilikinya. Jika sebelumnya pernah berkomunikasi dengan komputer tujuan, maka di tabel ARP akan dijumpai korelasi antara IP address tujuan dengan MAC address tujuan,sehingga komputer asal bisa langsung mengirim data ke komputer tujuan berdasarkan MAC addressnya. 3. Jika tidak ditemukan di tabel ARP, maka komputer asal akan membroadcast sebuah paket ARP yang berisi IP address tujuan ke semua komputer dalam jaringan. Isinya kira kira sbb : kepada temen temenku yang memiliki IP address ini, tolong donk berikan MAC addressnya kepadaku . 4. Komputer yang memiliki IP address tsb, akan segera mengirimkan MAC addressnya ke komputer asal. Sehingga komunikasi berikutnya dapat dilanjutkan.
58
5. IP ADDRESS
5.3. IP Public vs IP private
IP address public adalah IP address yang harus dikenali oleh seluruh komputer di dunia yang terkoneksi secara langsung ke internet. Karena itu IP public harus diatur oleh badan dunia agar tidak terjadi lebih dari satu komputer memiliki IP address yang sama. Badan yang mengatur tersebut adalah IANA ( Internet Assigned Numbers Authority). Sementara IP address private adalah IP address yang hanya digunakan oleh lingkungan terbatas dalam satu organisasi saja, atau IP untuk LAN/intranet. IP address private tidak perlu mendapat persetujuan IANA. Meski demikian IANA telah menyediakan alokasi untuk jaringan intranet atau LAN, yaitu : - Mulai dengan 10. ( 10.0.0.0 hingga 10.255.255.255 ) -Mulai dengan 127. ( 127.0.0.0 hingga 127.255.255.255 ) -Mulai dengan 169.254. ( 169.254.0.0 hingga 169.254.255.255) -Mulai dengan 172.16. hingga 172.31 ( 172.16.0.0 hingga 172.31.255.255 ) -Mulai dengan 192.168 ( 192.168.0.0 hingga 192.168.255.255 )
59
5. IP ADDRESS
Agar komputer di LAN / intranet dapat mengakses internet, maka organisasi tersebut harus menyediakan server yang melakukan mapping dari IP private ke IP public. Selain itu, jika IANA meminta seluruh komputer yang terkoneksi langsung ke internet beralih ke IPv6, maka cukup server saja yang beralih ke IPv4, sementara seluruh komputer di intranet tetap menggunakan IPv4. Karena itulah IPv4 tetap masih sangat digunakan saat ini dan ke depannya. Gambar di bawah memperlihatkan IP address public vs IP address private.
60
5. IP ADDRESS
Intranet
IP Private
IP Public
5. IP ADDRESS
Contoh : user ( komputer rumah ) yang berlangganan ke ISP
Run ( from windows ) : cmd C> config/all Physical Address DHCP enabled IP address Subnet Mask Default Gateway DHCP Server DNS Server : 00 01 2E 18 xx xx : yes : 111.94.163.184 : 255.255.255.128 : 111.94.163.129 : 10.255.9.48 : 61.247.0.4 202.73.99.4 61.247.0.2 203.73.99.2 : date current : date current
62
5. IP ADDRESS
5.4. Kelas IP Address
Pada tahun 1981 IANA ( Internet Assigned Numbers Authority) suatu Badan internasional yang mengurusi pengalokasian IP address untuk jaringan komputer di seluruh dunia yang terintegrasi ke internet telah membagi IP address menjadi 5 bagian , yaitu :
Kelas A B C D N
Jumlah Network
Peruntukan Organisasi besar Organisasi medium Organisasi kecil Bukan untuk komersial Untuk keperluan research / experimen
N = Network ; H = Host. Pada prakteknya, kita dan umumnya pengguna akhir, tidak akan berhubungan dengan IANA tapi melalui ISP ( Internet Service Provider ). ISP lah yang berinteraksi dengan IANA, dan ISP jugalah yang membagikan IP address kepada pengguna akhir.
63
5. IP ADDRESS
64
5. IP ADDRESS
Contoh penulisan IP address dalam bentuk doted decimal : 193.168.25.4
Host Id 4 00000100
IP address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID sebagaimana di atas. Network ID menentukan alamat jaringan komputer, sedangkan host ID menentukan alamat host (komputer, router, switch). Oleh sebab itu IP address memberikan alamat lengkap suatu host beserta alamat jaringan di mana host itu berada. Misalkan sebuah perusahaan tekstil ingin membangun jaringan komputer di lingkungannya dan jaringan tersebut dapat mengakses internet. Perusahaan tersebut memiliki 200 komputer, maka IP address yang dapat diberikan kepada perusahaan tersebut adalah : - Network Id : 193.168.25.0 - Host Id : 193.168.25.1 sampai dengan 193.168.25.200 ( untuk 200 komputer ).
65
5. IP ADDRESS
Contoh :
1. Konversikan IP address : 01000100.10000001.11111111.00000001 dalam bentuk dotted decimal. Termasuk dalam class manakah IP address tersebut. 2. Konversikan IP address : 192.168.30.4 dalam bentuk biner.
66
Misalkan kita memasukkan IP address dan subnet mask tertentu. Selanjutnya komputer akan mengubah ke bentuk biner dan melakukan operasi AND untuk mendapatkan nilai network address.
68
Hasilnya adalah 192.168.30.0 yang merupakan network address-nya. Sementara alamat broadcastnya adalah dengan mengganti bit bit host ( yang bernilai 0 pada network address ) dengan nilai 1. Dalam contoh di atas, broad castnya adalah : 11000000.10101000.00011110.11111111 atau 192.168.30.255.
69
Maka digunakanlah subnetting. Subnetting berfungsi untuk membagi network menjadi jaringan yang lebih kecil. Misalkan saja sebuah perusahaan mendapat alokasi IP class C. Maka dalam satu network , jumlah host yg mungkin adalah 254 host ( komputer ). Jika seandainya perusahaan tersebut, ingin membagi menjadi beberapa subnetwork, misalnya perusahaan ingin membagi network finance, network enginering secara terpisah, maka solusi subneting dapat digunakan. Dengan subnetting, jumlah network bertambah tetapi jumlah host per subnetwork nya berkurang, karena subnetwork akan mengambil bit bit host-nya untuk digunakan sebagai bit bit subnet.
71
1
1 1 1
0
1 1 1
0
0 1 1
0
0 0 1
0
0 0 0
0
0 0 0
0
0 0 0
0
0 0 0
128
192 224 240
/25
/26 /27 /28
255.255.255.128
255.255.255.192 255.255.255.224 255.255.255.240
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1 1 1
1
1 1 1
0
1 1 1
0
0 1 1
0
0 0 1
248
252 254 255
/29
/30 /31 /32
255.255.255.248
255.255.255.252 255.255.255.254 255.255.255.255
72
Sehingga saat ini porsi bit host berkurang 2, menjadi 8-2 = 6 bit. Sedangkan bit network bertambah 2, menjadi 24+2 = 26 bit.
73
198.168.30.128 198.168.30.192
Broadcast 198.168.30.63 198.168.30.127 198.168.30.191 198.168.30.255 Subnet mask
11000110.10101000.00011110.10000000 11000110.10101000.00011110.11000000
Broadcast dalam biner 11000110.10101000.00011110.00111111 11000110.10101000.00011110.01111111 11000110.10101000.00011110.10111111 11000110.10101000.00011110.11111111 Subnet mask dalam biner
255.255.255.192
11111111.11111111.11111111.11000000
74
75
76
Subnet
1 2 3 4
Network Id
194.168.1.0 194.168.1.64 194.168.1.128 194.168.1.192
Host awal
194.168.1.1 194.168.1.65 194.168.1.129 194.168.1.193
Host Akhir
194.168.1.62 194.168.1.126 194.168.1.190 194.168.1.254
Broadcast
194.168.1.63 194.168.1.127 194.168.1.191 194.168.1.255
77
Jumlah subnet : 2^(28-24) = 16 blok / kelipatan subnet : 256 240 = 16 Jumlah host per subnet : (2^(32-28))-2 = 14
99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 192.168.10. 111
113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 192.168.10. 127 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 192.168.10. 143
145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 192.168.10. 159
161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 192.168.10. 175 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 192.168.10. 191 193 194 195 196 197 198 199 200 201 202 203 204 205 206 192.168.10. 207 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 192.168.10. 223 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 192.168.10. 239 241 242 243 244 245 246 247 248 249 250 251 252 253 254 192.168.10. 255
78
Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah.
Subnet Mask 255.255.128.0 255.255.192.0 255.255.224.0 255.255.240.0 255.255.248.0 255.255.252.0 255.255.254.0 255.255.255.0 Nilai CIDR /17 /18 /19 /20 /21 /22 /23 /24 Subnet Mask Nilai CIDR 255.255.255.128 /25 255.255.255.192 /26 255.255.255.224 /27 255.255.255.240 /28 255.255.255.248 /29 255.255.255.252 /30
79
80
berarti
81
Subnet
1 2 3 4
Network Id
172.20.0.0 172.20.64.0 172.20.128.0 172.20.192.0
Host awal
172.20.0.1 172.20.64.1 172.20.128.1 172.20.192.1
Host Akhir
172.20.63.254 172.20.127.254 172.20.191.254 172.20.255.254
Broadcast
172.20.63.255 172.20.127.255 172.20.191.255 172.20.255.255
82
berarti
83
Subnet
1 2
3 4 5 6 7 8 511 512
Network Id
172.20.0.0 172.20.0.128
172.20.1.0 172.20.1.128 172.20.2.0 172.20.2.128 172.20.3.0 172.20.3.128 172.20.255.0 172.20.255.128
Host awal
172.20.0.1 172.20.0.129
172.20.1.1 172.20.1.129 172.20.2.1 172.20.2.129 172.20.3.1 172.20.3.129 172.20.255.1 172.20.128.1
Host Akhir
172.20.0.126 172.20.0.254
172.20.1.126 172.20.1.254 172.20.2.126 172.20.2.254 172.20.3.126 172.20.3.254 172.20.255.126 172.20.255.254
Broadcast
172.20.0.127 172.20.0.255
172.20.1.127 172.20.1.255 172.20.2.127 172.20.2.255 172.20.3.127 172.20.3.255 172.20.255.127 172.20.255.255
84
Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30
85
1. Jumlah subnet = 28 = 256 ( pangkat 8 diambil dari 8 bit 1 : 11111111 ) Cara lain : Jumlah subnet : 2(16-8) = 256
2. Jumlah host per subnet = 216 - 2 = 65.534 host ( pangkat 16 dari 16 bit 0 : 00000000.00000000 ) Cara lain : Jumlah host per subnet = 2(32-16) -2 = 65.534host Kelipatan ( blok ) subnet = 256 255 = 1
3.
87
Subnet
1 2
3 4 5 6 7 8 255 256
Network Id
10.0.0.0 10.1.0.0
10.2.0.0 10.3.0.0 10.4.0.0 10.5.0.0 10.6.0.0 10.7.0.0 10.254.0.0 10.255.0.0
Host awal
10.0.0.1 10.1.0.1
10.2.0.1 10.3.0.1 10.4.0.1 10.5.0.1 10.6.0.1 10.7.0.1 10.254.0.1 10.255.0.1
Host Akhir
10.0.255.254 10.1.255.254
10.2.255.254 10.3.255.254 10.4.255.254 10.5.255.254 10.6.255.254 10.7.255.254 10.254.255.254 10.255.255.254
Broadcast
10.0.255.255 10.1.255.255
10.2.255.255 10.3.255.255 10.4.255.255 10.5.255.255 10.6.255.255 10.7.255.255 10.254.255.255 10.255.255.255
88
91
8. PROTOKOL TCP/IP
8.1. Definisi Protokol
Protokol adalah sekumpulan aturan dalam komunikasi data. Protokol mengatur bagaimana terjadinya hubungan dan perpindahan data antara dua atau lebih komputer. Protokol dapat diterapkan pada perangkat keras, perangkat lunak atau kombinasi keduanya. Pada tingkatan yang paling rendah, protokol mendefinisikan koneksi perangkat keras. Secara umum format protokol adalah : - Format informasi - Pewaktuan ( timing ) - Urutan ( sequencing ) - Kontrol kesalahan ( error control ).
92
8. PROTOKOL TCP/IP
Karakteristik protokol antara lain :
Melakukan deteksi apakah ada koneksi fisik atau tidak , yang dilakukan oleh perangkat/komputer lain. Melakukan handshaking Menjadi negosiator berbagai karakteristik koneksi Mengatur bagaimana mengawali dan mengakhiri suatu pesan Menentukan format pesan Melakukan error detection dan error correction saat terjadi kerusakan pesan Mengakhiri suatu koneksi
Source : Cisco CCNA dan Jaringan Komputer ( Iwan Sofana, Peneribit IF )
93
8. PROTOKOL TCP/IP
Ketika pertama kali muncul, DARPA membuat protokol NCP ( Network Communication Protokol ) sebagai protokol komunikasi data pada jaringan Arpanet. Ketika jumlah node semakin bertambah, maka DARPA membuat protokol baru yaitu TCP/IP sebagai standar protokol komunikasi data pada jaringan Arpanet pada tahun 1983. Untuk selanjutnya ketika Arpanet berubah menjadi internet, protokol TCP/IP digunakan sebagai standar protokol komunikasi data hingga sekarang.
94
8. PROTOKOL TCP/IP
8.2. Protokol TCP/IP Protokol TCP/IP memiliki karakteristik sebagai berikut : -standar, open system -Tidak bergantung pada perangkat keras -Tidak bergantung pada sistem operasi tertentu -Tidak bergantung pada jenis jaringan fisik tertentu, sehingga antar berbagai jenis jaringan dapat terintegrasi via TCP/IP - Addressing schema yang umum untuk setiap perangkat yang terintegrasi ke jaringan. - Menyediakan service solution bagi user
95
8. PROTOKOL TCP/IP
8.3. Layer Protokol TCP/IP
Protokol TCP/IP memiliki 3 layer ( bandingkan dengan OSI yang memiliki 7 layer ), yaitu : 1. Layer ke satu merupakan Network Access Layer ( identik dengan layer phyisical dan data link pada OSI 7 layer ). Layer ini mendefinisikan bagaimana penyaluran data dalam bentuk frame-frame data pada media fisik. Layer ini menyediakan layanan untuk deteksi dan koreksi error dari data yang ditransmisikan. Salah satu protokol pada layer ini adalah ethernet. 2. Lapisan kedua dalah Internet layer ( identik dengan Network layer pada OSI ). Fungsi lapisan ini adalah menjamin paket yang dikirimkan dapat menemukan tujuannya. Karena itu pada lapisan ini terdapat addressing , yaitu memberikan alamat IP ( Internet Protocol Address ) kepada source maupun tujuan. Selain addressing juga terdapat routing , yaitu menentukan rute ke mana paket akan dikirimkan agar mencapai tujuan yang diharapkan. Fungsi routing ini dilakukan oleh Internet Protocol. Pada perangkat network fungsi routing ini dilakukan oleh router.
96
8. PROTOKOL TCP/IP
3. Lapisan ketiga adalah Transport layer (identik dengan transport layer pada OSI ). Lapisan ini bertugas mendefinisikan cara pengiriman data end to end antar host serta menjamin bahwa informasi yang diterima pada sisi penerima akan sama dengan informasi yang dikirimkan oleh pengirim. Untuk menjalankan tugas tersebut, pada lapisan ini terdapat :
Flow control : mengingat data dikirimkan dalam bentuk paket , maka kecepatan pengiriman data tidak melebihi kemampuan penerima. Error Detection : Untuk mendapatkan error free, maka terdapat error detection yang bekerja di kedua sisi ( pengirim dan penerima ) untuk memeriksa apakah data yang dikirimkan telah bebas dari error.
Protokol yang bekerja pada lapisan ketiga adalah TCP ( Transmission Control Protocol ) dan UDP ( User Datagram Protocol ).
97
8. PROTOKOL TCP/IP
4. Lapisan ke empat adalah Application Layer ( identik dengan Application, Presentation, Session layer pada OSI ). Lapisan ini mendefinisikan aplikasi aplikasi yang dijalankan pada jaringan. Protokol yang bekerja pada lapisan ini antara lain : - SMTP ( Simple Mail Transfer Protocol ) untuk email - FTP ( File Transfer Protocol ) untuk transfer file - http ( hyper text transfer protocol ) untuk aplikasi web
98
8. PROTOKOL TCP/IP
TCP / IP Layer Layer 4 : Application Layer 3 : Transport Layer 2 : Internet Layer 1 : Network Interface OSI Layer Protokol
Application, SMTP, FTP, HTTP.Telnet, Presentation, Session Transport Network Physical, Data link Protocol pada TCP/IP TCP, UDP IP, ARP, RARP Ethernet
99
Komputer pengirim menerima respons balik. Jika ternyata respons nya ok, maka komputer pengirim kembali mengirimkan pesan bahwa koneksi sudah siap, dan data akan segera dikirim.
Reliable Menerapkan error detection dan retransmisi jika ada data yang rusak
Byte Stream Service Paket akan ditransmisikan ke tujuan secara berurutan ( sequencing )
101
102
103
10. ROUTING
10.1. PENDAHULUAN
Sebelumnya , kita sudah membahas mengenai router mikrotik yang digunakan sebagai gateway dari akses lokal ( LAN ) menuju akses publik ( internet ). Apa yang dimaksud dengan routing ? Routing adalah suatu protokol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari satu jaringan ke jaringan yang lain. Dengan routing ini maka paket paket data dari satu jaringan dapat dikirimkan ke jaringan lainnya, baik secara langsung maupun melalui jaringan yang lain ( antar jaringan ).
Perangkat yang digunakan untuk fungsi routing disebut Router. Misalkan , Komputer pengirim dari jaringan A akan mengirimkan paket data ke komputer pada jaringan D. Pertama kali Router pada jaringan A yang berfungsi sebagai gateway akan menerima data dari komputer pengirim.
104
10. ROUTING
Selanjutnya Router gateway pada jaringan A akan meneruskan ke router pada jaringan B dan seterusnya , hingga tiba di Router gateway pada jaringan D dimana terdapat komputer tujuan. Bagaimana router router tersebut dapat saling berkomunikasi ?
Router router dapat saling berkomunikasi berkat adanya protokol routing. Protokol routing ini umumnya bersifat connectionless. Proses routing ini sepenuhnya ditentukan oleh jaringan, pengirim tidak memiliki kontrol terhadap paket yang akan dikirimkan. Routerlah yang memutuskan ke mana paket akan diteruskan.
105
10. ROUTING
Dalam sudut pandang routing, jaringan seperti internet terdiri atas kumpulan autonomous system. Autonomous system adalah kumpulan internet protocol ( IP ) routing yang berada di bawah kendala administrator network setempat. Contoh autonomous system adalah ISP, jaringan kampus, jaringan perusahaan. Ini berarti, setiap autonomous berhak menentukan dan mengatur jaringannya sendiri, termasuk memilih router dan protokol routing yang sesuai. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang dituju oleh paket. Semua router menggunakan IP address tujuan untuk mengirim paket. Agar keputusan routing tersebut benar, router harus belajar bagaimana untuk mencapai tujuan. Ketika router menggunakan routing dinamis, informasi ini dipelajari dari router yang lain. Ketika menggunakan routing statis, seorang network administrator mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang ingin dituju secara manual.
106
10. ROUTING
10.2. PROTOKOL ROUTING Dua hal penting dalam proses routing adalah : Penentuan routing path ( rute ) yang paling optimal Forwarding paket sepanjang routing path Bagaimana menentukan rute yang paling optimal ? Algoritma routing jawabannya. Setelah rute ditentukan langkah berikutnya adalah informasi rute tersebut akan disimpan pada tabel routing. Selanjutnya router router saling berkomunikasi melalui pertukaran informasi untuk meng-update tabel routing. Pertukaran informasi ini menggunakan protokol routing.
107
10. ROUTING
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, algoritma routing dapat menentukan rute yang paling optimal, yaitu dengan cara mengisi dan meng-update tabel routing dengan berbagai informasi, antara lain informasi mengenai next hop. Ketika sebuah router menerima sebuah paket dari router lain, dan ia melihat bahwa paket tersebut bukan untuk jaringan di bawahnya, maka ia akan mengecek tabel routing. Dari tabel routing tersebut, akan diperoleh informasi next hop yaitu router selanjutnya yang harus diforwardkan paket tersebut.
108
10. ROUTING
Bayangkan router seperti terminal busway. Ketika kita hendak menuju kebun binatang Ragunan dari tangerang dengan menggunakan busway, maka kita akan berhenti di terminal busway ragunan. Selanjutnya kita akan pindah busway menuju terminal busway Harmoni. Dari terminal harmoni, kita pindah busway menuju terminal busway pulogadung, hingga akhirnya berhenti di Ragunan.
109
10. ROUTING
10.3. JENIS PROTOKOL ROUTING Terdapat 2 jenis algoritma yang digunakan oleh protokol routing berdasarkan cara mencapai tujuan, yaitu : Distance Vector ( path vector ) protocol Link State Protocol
a. Distance Vector Penentuan routing berdasarkan jarak terpendek antara titik asal dan titik tujuan. Yang dimaksud jarak atau distance di sini bukan jarak sesungguhnya ( dalam m atau km ) tapi jumlah hop ( router ) yang harus dilalui oleh paket untuk mencapai tujuan. Contoh distance vector antara lain : BGP ( Border Gateway Protocol ), RIP ( Routing Information Protocol ),
110
10. ROUTING
EIGRP ( Enhanced Interior Gateway Routing Protocol ). EIGRP ini merupakan pengembangan dari IGRP yang merupakan protokol proprietary Cisco. b. Link State Protocol Penentuan routing dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh dari router router lain. Informasi tersebut berupa kondisi link terkini dari link link yang terhubung dengannya. Contohnya OSPF ( Open Shortest Path First ).
111
10. ROUTING
Berdasarkan area administrator network, protokol routing dibagi 2 yaitu : Interior Routing Protocol Exterior Routing Protocol 1. Interior Routing Protocol Protocol routing yang digunakan dalam suatu autonomous system atau jaringan internal. Jaringan internal adalah jaringan dimana user masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, user masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika user sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal.
112
10. ROUTING
Contoh suatu jaringan internal adalah jaringan komputer perusahaan yang terkoneksi ke internet. Seluruh komputer yang berada dalam jaringan komputer perusahaan tersebut disebut berada dalam satu autonomous, dan menggunakan interior Routing Protocol. Contoh IRP adalah IGRP ( Interior Gateway Routing Protocol ), EIGRP ( Enhanced IGRP ), OSPF, RIP
113
10. ROUTING
2. Exterior Routing Protocol Protocol routing yang digunakan antar autonomous system. Contohnya suatu jaringan komputer perusahaan yang terkoneksi ke internet. Maka protocol yang harus digunakan antara gateway komputer tersebut dengan komputer external pada jaringan internet menggunakan exterior routing protocol. Protocol ini digunakan untuk membentuk internet backbone network. Contoh protocol : - EGP ( Exterior Gateway Protocol ) - BGP ( Border Gateway Protocol )
114
10. ROUTING
10.4. PENJELASAN BEBERAPA ROUTING PROTOCOL 1. RIP ( Routing Information Protocol ) Merupakan Protokol Routing IGP (Interior Gateway Protocol) yang berfungsi menangani perute an dalam suatu sistem autonomous pada jaringan TCP/IP. Sistem autonomous adalah suatu sistem jaringan internet yang berada dalam satu kendali administrasi dan teknis. RIP menggunakan protokol UDP pada port 520 untuk mengirimkan informasi routing antar router. RIP menghitung routing terbaik berdasarkan perhitungan HOP.
115
10. ROUTING
Karakteristik RIP : Memanfaatkan broadcast address untuk distribusi informasi routing. Penentuan rute terbaik dengan hop count terkecil Update routing secara terus menerus Menggunakan algoritma distance-vector ( Bellman Ford ) Diameter jaringan terbatas Dapat menyebabkan routing loop
116
10. ROUTING
Keterbatasan RIP : Bad quality link RIP menghitung routing terbaik berdasarkan hop count. Hop count terkecil belum tentu menggunakan protokol LAN yang bagus. Bisa terjadi kapasitas linknya terbatas sehingga lambat atau link nya berkualitas rendah. Diameter jaringan terbatas. Untuk mencegah loop pada jaringan, RIP hanya dapat mengatur maksimal 15 hop. Limited Classfull routing RIP hanya support classfull routing ( /8, /16, /24 ), tidak dapat mengatur classless routing ( selain classfull routing )
117
10. ROUTING
2. OSPF OSPF merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu organisasi atau perusahaan. Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan dimanapun routing protokol ini dapat diimplementasikan. OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan.
118
10. ROUTING
Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area. Dengan menggunakan konsep hirarki routing ini sistem penyebaran informasinya menjadi lebih teratur dan tersegmentasi, tidak menyebar ke sana kemari dengan sembarangan. Efek dari keteraturan distribusi routing ini adalah jaringan yang penggunaan bandwidth-nya lebih efisien, lebih cepat mencapai konvergensi, dan lebih presisi dalam menentukan rute-rute terbaik menuju ke sebuah lokasi. Pengguna OSPF biasanya adalah para administrator jaringan berskala sedang sampai besar. Jaringan dengan jumlah router lebih dari sepuluh buah, dengan banyak lokasi-lokasi remote yang perlu juga dijangkau dari pusat, dengan jumlah pengguna jaringan lebih dari lima ratus perangkat komputer, mungkin sudah layak menggunakan routing protocol ini.
119
10. ROUTING
Bagaimana OSPF Membentuk Hubungan dengan Router Lain
Untuk menjalankan pertukaran informasi routing, hal pertama yang harus dilakukan oleh protokol OSPF pada sebuah router adalah membentuk komunikasi dengan para router lain. Router lain yang berhubungan langsung atau yang berada di dalam satu jaringan dengan router OSPF tersebut disebut dengan neighbour router atau router tetangga. Langkah pertama yang harus dilakukan sebuah router OSPF adalah membentuk hubungan dengan neighbour router. Router OSPF mempunyai sebuah mekanisme untuk dapat menemukan router tetangganya dan dapat membuka hubungan. Mekanisme tersebut disebut dengan istilah Hello protocol.
120
10. ROUTING
Hello protokol yang dikirimkan oleh router OSPF berisi sebuah paket berukuran kecil yang dikirimkan secara periodik ke dalam jaringan atau ke sebuah perangkat yang terhubung langsung dengannya. Paket kecil tersebut dinamai dengan istilah Hello packet. Umumnya Hello packet dikirimkan berkala setiap 10 detik sekali (dalam media broadcast multiaccess) dan 30 detik sekali dalam media Point-toPoint. Hello packet berisikan informasi yang ada pada router pengirim. Hello packet pada umumnya dikirim dengan menggunakan multicast address untuk menuju ke semua router yang menjalankan OSPF (IP multicast 224.0.0.5). Semua router yang menjalankan OSPF pasti akan mendengarkan protokol hello ini dan juga akan mengirimkan hello packet-nya secara berkala.
121
10. ROUTING
Cara kerja Hello protocol pada OSPF berbeda-beda pada setiap jenis media. Ada sejumlah media yang dapat meneruskan informasi OSPF, dengan karakteristik tertentu, sehingga OSPF pun bekerja mengikuti karakteristik mereka. Media tersebut adalah sebagai berikut: Broadcast Multiaccess Media jenis ini adalah media yang banyak terdapat dalam jaringan lokal atau LAN seperti misalnya ethernet, FDDI, dan token ring. Dalam kondisi media seperti ini, OSPF akan mengirimkan traffic multicast dalam pencarian router-router neighbour-nya. Namun ada yang unik dalam proses pada media ini, yaitu akan terpilih dua buah router yang berfungsi sebagai Designated Router (DR) dan Backup Designated Router (BDR).
122
10. ROUTING
Point-to-Point Teknologi Point-to-Point digunakan pada kondisi di mana hanya ada satu router lain yang terkoneksi langsung dengan sebuah perangkat router. Contoh dari teknologi ini misalnya link serial. Dalam kondisi Point-to-Point ini, router OSPF tidak perlu membuat Designated Router dan Back-up-nya karena hanya ada satu router yang perlu dijadikan sebagai neighbour. Dalam proses pencarian neighbour ini, router OSPF juga akan melakukan pengiriman Hello packet dan pesan-pesan lainnya menggunakan alamat multicast bernama AllSPFRouters 224.0.0.5.
123
10. ROUTING
Point-to-Multipoint Media jenis ini adalah media yang memiliki satu interface yang menghubungkannya dengan banyak tujuan. Jaringan-jaringan yang ada di bawahnya dianggap sebagai serangkaian jaringan Point-to-Point yang saling terkoneksi langsung ke perangkat utamanya. Pesan-pesan routing protocol OSPF akan direplikasikan ke seluruh jaringan Point-toPoint tersebut. Pada jaringan jenis ini, traffic OSPF juga dikirimkan menggunakan alamat IP multicast. Tetapi yang membedakannya dengan media berjenis broadcast multi-access adalah tidak adanya pemilihan Designated dan Backup Designated Router karena sifatnya yang tidak meneruskan broadcast.
124
10. ROUTING
3. BGF Border Gateway Protocol (BGP) merupakan routing protokol eksterior, dengan karakteristik sebagai berikut: - Menggunakan routing protokol distance vector - Digunakan antara ISP dengan ISP dan client-client -Digunakan untuk merutekan trafik internet antar autonomous system
125
10. ROUTING
Berdasarkan cara mendefinisikan routing, routing dapat dibagi 2 yaitu : Routing statis Routing dinamis 1. Routing statis Konfigurasi harus dilakukan secara manual. Administrator jaringan harus memasukkan atau menghapus rute statis jika terjadi perubahan topologi. Pada jaringan skala besar, jika tetap menggunakan routing statis, maka akan sangat membuang waktu administrator jaringan untuk melakukan update table routing. Karena itu routing statis hanya mungkin dilakukan untuk jaringan skala kecil. Seorang administrator harus menggunakan perintah ip route secara manual untuk mengkonfigurasi router dengan routing statis.
126
10. ROUTING
2. Routing Dinamis.
Dengan routing dinamis, seorang administrator tidak perlu melakukan setting manual. Router secara otomatis menjalankan tugasnya. Routing protokol mempelajari semua router yang ada, menempatkan rute yang terbaik ke table routing, dan juga menghapus rute ketika rute tersebut sudah tidak valid lagi. Router menggunakan informasi dalam table routing untuk melewatkan paket-paket routed protokol. Algoritma routing adalah dasar dari routing dinamis. Kapanpun topologi jaringan berubah karena perkembangan jaringan, konfigurasi ulang atau terdapat masalah di jaringan, maka router akan mengetahui perubahan tersebut. Dasar pengetahuan ini dibutuhkan secara akurat untuk melihat topologi yang baru. Pada saat semua router dalam jaringan pengetahuannya sudah sama semua berarti dapat dikatakan internetwork dalam keadaan konvergen (converged). Keadaan konvergen yang cepat sangat diharapkan karena dapat menekan waktu pada saat router meneruskan untuk mengambil keputusan routing yang tidak benar.
127
10. ROUTING
10.5. Studi Kasus : Routing Gateway dengan Mikrotik
Router Mikrotik
225.200.20.100/24 Interface public 225.200.20.5/24 Interface Local 192.168.1.1/24
Client 1 192.168.1.2
Client 8 192.168.1.9
128
10. ROUTING
Praktek ini bertujuan melakukan konfigurasi pada router dan komputer client, agar seluruh client dapat mengakses jaringan internet. Ketika kita berlangganan akses internet ke sebuah ISP ( Internet Service Provider ), kita hanya diberikan satu alokasi IP. Dalam contoh di atas, IP yang diberikan kepada kita adalah 225.200.20.5. Satu alokasi IP tersebut hanya dapat digunakan untuk satu komputer. Jika kita ingin menggunakan lebih dari satu komputer yang dapat mengakses internet, dan kita menggunakan hub untuk distribusi ke lebih dari satu komputer tsb, maka hal ini tidak memungkinkan. Solusinya adalah dengan menggunakan router. Dengan menggunakan router, maka minimal kita membutuhkan 2 buah port. Satu port ke arah client yang biasa disebut interface local ( sebagai contoh diberi IP address 192.168.1.1/24, dan satu port ke arah ISP / internet yang disebut interface publik ( diberi IP address 225.200.20.5/24 ). Agar seluruh client dengan range IP address 192.168.1.2 sd. 192.168.1.254 dapat mengakses internet, maka IP address tersebut di-mapping ke 225.200.20.5, sehingga ISP melihatnya sebagai IP 225.200.20.5. Proses mapping ini disebut Network Address Translation ( NAT ).
129
10. ROUTING
Langkah langkah melakukan konfigurasi : 1. Konfigurasi di sisi client 2. Konfigurasi di sisi router - Konfigurasi interface local - Konfigurasi interface public - Konfigurasi NAT - Konfigurasi routing ke gateway
130
10. ROUTING
1. Konfigurasi di sisi client - Masuk ke network Connetion ( windows XP ) - Click properties pada icon Local Area Connection - Pilih internet protocol ( TCP/IP ) dan click properties - Click use the following IP address, selanjutnya : * IP address : 192.168.1.2 * subnet mask : 255.255.255.0 *Default gateway : 192.168.1.1 Untuk client yang lain, hanya isian IP address yang berbeda, sementara subnet mask dan default gateway tetap sama Jika konfigurasi interface local pada router ( lihat konfigurasi di sisi router ) sudah selesai, bisa dilakukan test koneksi dari setiap client ke arah router, dengan melakukan fungsi ping. dari cmd lakukan fungsi ping c:> ping 192.168.1.1
131
10. ROUTING
2. Konfigurasi di sisi Router Dengan menggunakan software winbox, kita akses ke router mikrotik. Setelah login ( mengisi username dan password ), kita mencoba menggunakan fasilitas command line yaitu dengan memilih terminal. a. Konfigurasi Interface local > interface set ether1 name=local mengganti name interface ether1 menjadi local > ip address add address=192.168.1.1/24 interface=local memberi IP address kepada interface local > ip address print untuk mengecek apakah pemberian IP address sudah berhasil
132
10. ROUTING
2. Konfigurasi di sisi Router b. Konfigurasi Interface public > interface set ether2 name=public mengganti name interface ether2 menjadi public > ip address add address=225.200.20.5/24 interface=public memberi IP address kepada interface public > ip address print untuk mengecek apakah pemberian IP address sudah berhasil
133
10. ROUTING
2. Konfigurasi di sisi Router c. Konfigurasi NAT > ip firewall nat add action=masquerade out-interface=public chain=srcnat melakukan mapping nat ( action=masquerade ) dari inter face local ke arah interface public > ip firewall nat print untuk mengecek apakah routing NAT sudah tercatat di router Untuk mengecek apakah fungsi NAT sudah berhasil, kita bisa melakukan testing dengan ping dari komputer client ke IP interface public : 225.200.20.5
134
10. ROUTING
2. Konfigurasi di sisi Router d. Konfigurasi Routing ke Gateway > ip route add gateway=225.200.20.100 dengan instruksi ini, semua IP yang menuju ke 225.200. 20.5 akan diroutingkan ke gateway ISP 225.200.20.100 > ip route print untuk mengecek apakah routing ke gateway sudah tercatat di router
Untuk mengecek apakah end to end connection sudah berhasil, kita bisa melakukan testing dengan ping dari komputer client ke IP gateway ISP : 225.200.20.100. Jika semua hal tersebut di atas berhasil dilakukan, maka seluruh komputer client sudah dapat mengakses internet. Jika router memiliki fungsi wireless, maka kita bisa mengaktifkan hotspot/wifi.
135
FTP
21
Telnet
23
http
80
pop3
110
TransportLayer
TCP
UDP
137
2.
138
Beberapa hal terkait ftp : - Running di atas protokol TCP - Menggunakan autentikasi standard berupa username dan password tanpa enkripsi. Meski demikian hanya client yang terdaftar yang dapat mengakses file. - Menggunakan port 21 untuk membangun koneksi. Setelah koneksi terbentuk, untuk upload/download file menggunakan port 20 seperti tampak pada gambar di slide berikut.
141
145
Cepat Tidak
Ada delay sekitar 1-5 detik Hanya rule dari Webmail yang berlaku untuk Outlook Backup email otomatis dilakukan di server
Backup email harus dilakukan manual kecuali setting leave message on server diaktifkan
Delete email
Email yang dihapus akan ditandai berupa garis coret pada header nya. Untuk menghapus secara permanent maka lakukan Purge Deleted Messages
146
Router Mikrotik
225.200.20.100/24 Interface public 225.200.20.5/24 Interface Local 192.168.1.1/24
148
Konfigurasi Pool > ip pool add name=dhcp-pool ranges=192.168.1.2-192.168.1.100 membuat nama dhcp serta ranges IP nya.
Konfigurasi DHCP Network dan Gateway > ip dhcp-server network add address=192.168.1.0/24 gateway= 192.168.1.1 mengalokasikan IP untuk network dan gateway
149
Mengaktifkan DHCP server > ip dhcp-server enable 0 mengaktifkan ( enable ) dhcp server yang tersimpan pada nomor id 0.
Melakukan konfigurasi IP di sisi client, yaitu dengan mengclick option : obtain an IP address automatically.
150
satu LAN
VLAN 1
VLAN 3 VLAN 2
154
2.
3.
4.
2.
3.
Protocol based Karena VLAN bekerja pada layer 2 (OSI) maka penggunaan protokol IP sebagai dasar VLAN dapat dilakukan.
IP Subnet Address based Selain bekerja pada layer 2, VLAN dapat bekerja pada layer 3, sehingga alamat subnet dapat digunakan sebagai dasar VLAN Authentication based Device atau komputer bisa diletakkan secara otomatis di dalam jaringan VLAN yang didasarkan pada autentifikasi user atau komputer menggunakan protokol IEEE 802.1x.
156
4.
5.
157
switch Lantai 3
Keuangan ( 5 user ) IT ( 3 user )
Router
Produksi ( 5 user )
switch
Penjualan ( 4 user )
Lantai 2
HRD ( 5 user ) Keuangan ( 5 user )
Lantai 1
Produksi ( 5 user )
switch
158
Komputer A
160
Komputer B
161
Jaringan wireless merupakan jaringan publik yang bisa diakses oleh siapa saja yang berada dijangkauan wireless tersebut.
Walaupun wireless juga memiliki pengaman seperti WEP, WPA, WPA2 namun jaringan wireless masih saja bisa ditembus. Dengan menggunakan VPN maka user yang terhubung ke wireless harus membuat tunnel dulu dengan login ke VPN server baru bisa menggunakan resource jaringan seperti akses internet dan sebagainya.
166
2. PPTP ( Point to Point Tunneling Protocol ) Merupakan solusi VPN dengan feature standar dimana jaringan dibangun dengan point to point seperti halnya anda melakukan dial up pada internet di rumah. Pada saat dial up ke provider internet maka akan dibangun point to point tunnel melalui jaringan telepon. Aplikasi OpenSource yang menggunakan PPTP adalah PopTop.
167
168
169
Connection.
4. Selanjutnya pilihlah virtual private network connection. Click Next. 5. Ikuti langkah selanjutnya sebagaimana yang ditampilkan pada layar.
170
Beberapa karakteristik Router : Digunakan untuk menghubungkan beberapa network baik network yang sama maupun berbeda dari segi teknologinya. Membagi networ besar menjadi sejumlah network yang lebih kecil ( subnetwork). Memiliki kemampuan routing. Jika paket ditujukan untuk host pada network yang berbeda, maka router akan meneruskannya ke network tersebut. Sebaliknya jika ditujukan untuk host dalam satu network, maka router akan menghalangi paket tersebut keluar, sehingga paket tersebut tidak membanjiri network lain. Beberapa router keluaran Cisco : 1600 series, 1700 series, 4000 series, 7000 series, 12000 series. Makin canggih produk cisco, biasanya makin tinggi nomor seriesnya.
171
Mikrotik Router
Wireless Router
Lambang Router
172
Beberapa karakteristik Switch : Digunakan untuk mendistribusikan traffic dari router ke arah user Tidak memiliki kemampuan routing karena tugas utamanya adalah mendistribusikan traffic dari router ke arah user. Memiliki jumlah port yang banyak Apabila traffic dikirim ke user / host dari router via switch maka switch dapat menentukan tujuan hostnya sehingga hanya host yang dituju saja yang dikirimkan paket. Beberapa switch keluaran Cisco yang sering disebut catalyst : 1912, 2800 series, 5500 series, 8500 series.
173
Switch
Lambang Switch
174
Hub mirip dengan switch yaitu sebagai konsentrator sehingga memiliki jumlah port yang banyak, tapi hub tidak secerdas switch. Apabila paket ditujukan ke suatu host via hub, maka hub akan meneruskan ke semua host meski bukan host penerima. Kondisi ini mengakibatkan beban traffic yang tinggi pada jaringan. Karena itu hub, biasanya digunakan untuk network yang kecil.
Hub
Lambang Hub
175
NIC yang sering kita dengar adalah Ethernet Card atau LAN card. NIC merupakan perangkat yang wajib dimiliki agar sebuah komputer dapat terhubung ke network. Tegangan listrik, gelombang EM, arus listrik, dan besaran fisika lainnya ditentukan oleh NIC, karena memang NIC bekerja pada layer fisik dan datalink baik pada sistem OSI maupun TCP/IP.
Ethernet card
176
177
LAN 2
LAN 3
LAN 1
LAN 4
178
LAN 2
LAN 3
LAN 1
LAN 4
179
LAN 2
LAN 3
LAN 1
LAN 4
180
LAN 1
LAN 4
181
LAN 1
LAN 4
182
LAN 7
LAN 3
LAN 1
LAN 2
LAN 4
LAN 5
LAN 6
183
2.
Dedicated Leased line dari perusahaan telekomunikasi atau ISP Cost nya lebih murah dibanding membangun jaringan sendiri, termasuk maintenance dihandel oleh penyedia leased line
184
4.
185
186
Frame Relay
187
Source internet
Suatu jaringan frame relay sering digambarkan sebagai awan frame relay (frame relay cloud), karena jaringan frame relay network bukan terdiri dari satu koneksi fisik antara endpoint dengan lainnya, melainkan jalur/path logika yang telah didefinisikan dalam jaringan. Jalur ini didasarkan pada konsep virtual circuit (VC). VC adalah dua-arah (two-way), jalur data yang didefinisikan secara software antara dua port yang membentuk saluran khusur (private line) untuk pertukaran informasi dalam jaringan
188
Source internet
Terdapat 2 jenis VC : 1. SVC ( Switched Virtual Circuit ) adalah koneksi sementara untuk terjadi nya transfer data antar DTE. Terdapat 4 status : call setup, data transfer, idle, termination ) 2. PVC ( Permanent Virtual Circuit ) adalah koneksi permanent, karena itu tidak ada status call set up dan temination. Hanya ada data transfer dan idle.
189
Flags - menandakan awal dan akhir sebuah frame DLCI Value - menunjukkan nilai dari data link connection identifier. Terdiri dari 10 bit pertama dari Address field/alamat. Extended Address (EA) - panjang dari Address field, yang panjangnya 2 bytes. C/R - Bit C/R tidak didefinisikan saat ini. Congestion Control - Tiga bit yang mengontrol mekanisme pemberitahuan antrian (congestion) Frame Relay. Data - terdiri dari data ter-encapsulasi dari upper layer yang panjangnya bervariasi. FCS - (Frame Check Sequence) terdiri dari informasi untuk meyakinkan keutuhan frame.
190
Salah satu kelemahan protokol ini adalah tidak ada error correction dan flow control. Meski demikian fungsi error correction dan flow control ditangani protokol di atasnya yaitu TCP yang bekerja di layer transport.
191
3. DSL
DSL ( Digital Subscriber Line ) merupakan layanan broadband internet yang saat ini mulai menggantikan ISDN. Baik DSL dan ISDN menggunakan line kabel telepon digital, tapi teknologi DSL menyediakan bandwdth yang lebih lebar, sehingga dapat mengurangi biaya akses internet.
192
193
Literatur : 1. Cisco CCNA dan jaringan komputer karya Iwan Sofana Penerbit Informatika 2. internet
194
END
195