Anda di halaman 1dari 4

Ito Lawputra mempersembahkan, Sebuah naskah drama tentang kehidupan manusia

IMAN
Pemeran : Ito.sebagai Iman Fardysebagai Fardy dan juga Narator Donny.. sebagai sang sutradara Vivi.. sebagai Vivi Babak I Panggung nampak gelap, hanya sebuah lampu menyorot sebuah kursi yang kosong. Lalu duduklah seorang pria yang tampak murung, tatapannya kosong. Narator : Hari-hari tak banyak berubah bagi pria ini. Anda mungkin akan bertanya-tanya, ada apa gerangan dengan dirinya, dengan tatapan yang begitu sendu, seolah hidup tidak punya harapan untuk masa depannya. Tapi anda memang belum mengenalnya, karena semua orang, ratusan, jutaan, bahkan milyaran orang di seluruh dunia mengenal dia. Karena dia muncul di semua layar kaca di mana-mana. Bahkan tidak sedikit orang yang memuja dan terinspirasi karena dia. Dia adalah.. Donny : Iman !!! Ayo, kita segera siaran langsung dalam 5.4..(Iman segera bergegas merapikan bajunya tampak terkejut)3..21..Action ! Lampu menyala terang benderang. Seketika mimik muka pria itu berganti menjadi orang yang ceria. Iman : Selamat malam, pemirsa. Kita bertemu lagi dalam acara talkshow MASIH ADA HARAPAN. (semua orang bertepuk tangan riuh) Kita semua selalu berpikir bahwa hidup ini tidak adil. Bayangkan, ketika semua orang seolah punya segalanya yang sempurna, keluarga yang sempurna, rumah yang indah, kekayaan yang luar biasa berlimpah dan yang bisa kita lakukan hanya bertanya kepada Tuhan, KENAPA ? Malam ini, kita akan kedatangan seorang tamu yang berani bilang bahwa hidup itu sangatlah adil, hidup itu indah, katanya. Baiklah kita sambut saja langsung, mas Fardy !!! Seorang lelaki masuk ke studio itu dan berjabat tangan dengan Iman kemudian duduk di sebelahnya. Iman : Selamat malam, mas Fardy. Langsung saja kenapa mas Fardy berani bilang bahwa hidup itu sangatlah adil dan indah, bisa dijelaskan ? Fardy : Sederhana saja, saya melakukan dua hal yang saya rasa sangatlah bijaksana. Iman : Dan dua hal itu adalah?

Fardy : Pokoknya sangat banyak manfaatnya dan saya yakin akan berguna buat semua orang. Kelak anak-anak saya juga pasti akan saya suruh menerapkannya dalam hidup mereka. Iman : Apa mas Fardy sudah punya anak ? Fardy : Oh, saya bilang kan kelakya belum ada toh. Masih muda gini Iman : Ok, mas Fardy, kita bahas dulu yang tadi, dua hal yang mas Fardy bilang penting itu adalah? Fardy : Jadi kemarin kan saya jalan-jalan ke swalayan. Ketemu teman-teman saya, si Nino, Budi, Agus, Hendra, hei apakabar semua (sambil melihat ke arah kamera) salam buat yang dirumah ya Iman : Tenang, mas Fardy, iya, semua orang sedang menyaksikan mas Fardy di TV sekarang Fardy : Mak !! Fardy masuk TV mak !!! (tampak histeris) Jeng Yayuk !!! Mas-mu terkenal, euy !!!! (mulai melompat-lompat kegirangan) Sutradara berdiri di depan mereka dengan marah. Dibantingnya naskah berulang kali. Donny : Cut !!!!! Brengsek !!! (masuk ke dalam studio dan mencengkram kerah baju Fardy) Keluar dari studio ini, orang kampungan !!! (mendorong Fardy sampai jatuh dihadapannya) Fardy : Bayaran saya mana, Pak ? katanya tadi Donny : Bayar gigimu !!!! Keluar kamu, gembel !!! Fardy melangkah keluar meninggalkan studio. Lampu gelap menyisakan keheningan. Narator: Dua hal itu adalah BERHENTI MENGELUH MAUPUN MENGGERUTU dan yang terakhir, BELAJAR UNTUK BERSYUKUR. Babak II Lampu menyala terang benderang. Iman berdiri dengan penuh senyum. Disebelahnya telah duduk seorang perempuan. Iman : Selamat datang kembali di MASIH ADA HARAPAN. Kita dengarkan apa kata superstar kesayangan kita Vivi tentang perasaan jatuh cinta !!! Vivi : Ehmmm, hmmm, ehmmm, (mengatur suara seolah sedang sakit tenggorokan)

Iman : Vivi, anda baik-baik saja ? Vivi : Saya baru mau mulai ngomong kok sudah dipotong sih ? anjing !!! setan !!!

Iman : Maaf yaduh, Vivi, kita sedang live nih Vivi : (tampak kikuk dan salah tingkah menatap ke kamera seketika bersikap manis) Eh iya, para pemirsa, sori tadi Vivi kebawa latihan hapal naskah film terbaru Vivi gitu lhoJangan lewatkan ya. Vivi sibuk berpose-pose penuh gaya. Iman hanya bisa diam bengong memperhatikannya. Narator : Kesalahan terbesar kita dalam hidup dan belajar berbagi kasih dengan sesama ialah.KITA SELALU TERLALU BANGGA MEMBICARAKAN DIRI KITA SENDIRI sehingga SELALU TIDAK PUNYA CUKUP WAKTU UNTUK MENDENGARKAN ORANG LAIN Iman : Vivi, vivi tahu apa artinya cinta ? Vivi : (menghentikan aksi pose-posenya dan menatap Iman) Apa itu ?

Iman hanya diam. Vivi : Vivi mau tahu donk, apa itu cinta ?

Iman hanya diam. Dia tampak tertegun, seolah kaget. Matanya memandang ke kamera seolah kebingungan. Mulutnya hendak bicara tapi kata-kata itu tidak bisa keluar. Seolah diam disana begitu saja dibungkam keheningan sunyi. Narator : Kita selalu mengira diri kita tahu, padahal apa yang kita tahu dan kita rasa benar, belum tentu demikian kenyataan yang sebenarnya. Kita sering lupa bahwa kita seharusnya lebih fokus pada hal-hal yang lebih penting dalam hidup ini Lampu gelap. Narator : Mendengarkan, mengasihi sesama, memaafkan, berdamai dengan diri kita sendiri, dan belajar untuk percaya, pada sebuah harapan, berpikir positif, bukankah ini halhal sederhana yang Tuhan ingin ada pada diri kita ? Satu lampu menyala. Tampak Iman yang duduk kebingungan. Dia tampak begitu ketakutan dan gelisah. Narator : Jika belakangan ini kamu merasa ada yang hilang dari diri kamu, pernahkah kamu meluangkan waktu untuk berdoa dan berbicara kepada-Nya ? Atau sekedar mengucap syukur atas hal-hal terbaik yang sudah dikaruniakan-Nya untuk kamu seperti karunia kehidupan sebagai seorang manusia ?

Iman mulai mengeluarkan sebuah pistol dengan gemetaran dan mengacungkannya ke kepalanya. Narator : Jika hingga hari ini ada damai yang hilang dari dirimu, mungkin ini saatnya kamu mulai bertanya, dimanakah harapan berada ? Dimanakah iman dan keyakinanmu berada saat ini ???????? Atau kamu lebih memilih jadi manusia bertopeng, yang pura-pura bahagia, pura-pura tampak sempurna, pura-pura tidak mengenal Tuhan, pura-pura tidak tahu.(Iman memejamkan matanya, tangannya siap menarik pelatuk pistol yang ada dikepalanya) sebelum semuanya terlambat atau..DORRRRRRRR !!! Lampu mati. * the end *

Anda mungkin juga menyukai