Anda di halaman 1dari 4

Penulis Naskah : Abdul Hakim (Guru Nick)

Judul : Inikah Hidup Baru Ku


Tema : Pernikahan Dini

Tokoh dan Karakternya


1. Irwan , Bapaknya Dewi (seorang gadis yang masih duduk di bangku SMP)
2. Pak Muis (Bapaknya Wawan)
3. Erwin (pelajar )
4. Wawan ( pelajar )
5. Budi ( Pelajar )
6. Pak Roni ( petugas KUA )
7. Pak Adi ( Guru Dewi dan Wawan)
8. Pak Tomo (Kepala Sekolah Dewi dan Wawan)

Sinopsis : Kisah ini menceritakan tentang akibat pergaulan bebas beberapa pelajar, termasuk
penyalahgunaan narkoba. Beberapa dari mereka pernah berurusan dengan pihak berwajib dan
tidak lagi melakukannya. Namun ada juga diantara mereka yang masih belum jera juga, bahkan
lebih gilanya lagi melibatkan siswa perempuan. Akibat dari perbuatan mereka berujung pada
kecelakaan yang mengharuskan mereka menikah di usia dini (usia SMP).

Naskah

Scene 1 Ext : Erwin dengan motornya berhenti di depan rumah Budi, membunyikan bel motor
sambil manggil Budi…., tak lama kemudian Budi keluar lalu naik keatas motor dan berangkat,
Bapaknya budi keluar sepeninggal mereka baru saja.

Budi Diatas motor…. Kita mau kemana..?


Erwin Tenang saja, nanti kamu bakalan tau sendiri..!
Budi Yang jelas kita bukan ambil barang lagi kan..?
Erwin Ya endak lah, memangnya kamu mau di sekap ditempat rehabilitasi lagi..?
Budi Ihhh… amit – amit dah…

Scene 2 Ext : Erwin dan Budi berhenti tepat didepan rumah Wawan, dibel dan di panggil
berkali-kali tidak ada jawaban, lalu keduanya turun dan melangkah masuk ke rumah wawan.
Mereka disambut ibunya Wawan…

Budi dan Erwin Assalamu’alaikum…..


Ibu Wawan Waalikum salam….eh Erwin…. Budi, mari…kalian darimana saja selama ini
kok baru sekarang kelihatan kemari ?
Erwin Dirumah aja bu, lagi sibuk ngejar ketinggalan pelajaran… yak an Bud…
Budi Ya bu ! eh ngomong-ngomong Wawannya ada nggak bu..?.
Ibu Wawan Oh ya… tadi Wawan pamit mau ke kebun tempat biasa kalian nongkrong
katanya ! dia juga berpesan tadi, kalu kalian kemari katanya disuruh nyusul
aja kesana !
Erwin Baiklah kalau gitu kita lansung nyusul wawan aja kesana bu.
Ibu Wawan Ya sudah… Hati-hati ya..!
Budi dan Erwin Ya bu…

Scene 3 Int : Keduanya lansung bergegas menuju ke motor, lalu berangkat menyusul Wawan.
Sesampainya ditempat Wawan mereka terkejut, ternyata wawan menyendiri ditempat itu
sedang ditemani kebiasaan lama mereka.
Sudah dibawah pengaruh Miras…. Hai bro.. akhirnya kalian muncul juga, aku
Wawan sudah menduga kalian pasti nyusul aku kemari…., tenang Bro..kali ini Agus
pasti tidak tau kita disini…hahahaa
Erwin Maaf Wan… kita kesini bukan untuk itu
Wawan Ooohh… kalian sudah kapok ya berurusan sama polisi, hahahaha…
Ini bukan hanya sekedar takut berurusan sama polisi Wan… , tapi seperti
Budi
kalian ketahui… nyawaku hampir tidak tertolong akibat pengaruh waktu itu
Ya Wan… ada hikmahnya kita waktu itu tertangkap dan direhabilitasi, jadi
Erwin
sekarang kita bias sekolah lagi seperti biasa.
Alaaaah…sudahlah, terlalu banyak alasan! Bilang saja kalian mau tobat, mau
Wawan ngaji, ehhhh….. mau masuk pesantren, alahhh…penakut ! pergi sana,
jangan ganggu aku lagi…
Budi Tapi Wan…
Wawan Dengan keras Pergiiii…pergi kata ku..!
Meski dengan berat hati akhirnya Erwin dan Budi pergi meninggalkan Wawan sendir. saat baru
saja mereka pergi naik motor, Dewi tiba menyusul ketempat Wawan.

Scene 4 Ext : di pinggir jalan raya


Terlihat Wawan duduk di pinggir jalan, Erwin yang mengendarai motor berboncengan dengan
Budi, berhenti lalu turun hendak menghampiri. Tiba-tiba dewi berhenti agak kedepan, wawan
lansung bangkit dan menghampiri dewi lalu naik keatas motor dan pergi. Erwin dan budi hanya
bisa saling tatap dan geleng-geleng, kemudian merekapun pergi.

Scene 5 Ext : disekolah


Terlihat Erwin berjalan sendiri sambil menunduk memasuki halaman sekolah, lalu tiba-tiba
wawan berlari dari arah depan dan hamper saja menabrak Erwin. Di depan gerng ternyata Dewi
sudah menunggu menggunakan motor.

Pak Adi Erwin..!


Erwin Ya… pak !
Pak Adi Kemari sebentar
Erwin Saya pak… sambil mendekat kearah guru yang memanggilnya.
Pak Adi Apakah kamu lihat wawan tadi..?
Erwin Ya pak….tadi sepertinya pergi terburu-buru pak !
Pak Adi Sama siapa perginya..?
Erwin Kelihatannya sama…? Emmm…sama Wati pak…!
Sudah saya duga… pasti mereka bolos lagi, ya sudah Win, kamu silahkan ke
Pak Adi
kelas biar Bapak ke rumahnya Wawan.
Erwin Ya pak…!

Scene 6 Int : diruang Kepala Sekolah

Terlihat Kepala sekolah sedang duduk dengan orang tua murid, yang ternyata dia adalah orang
tua dari Dewi.

Pak Tomo Baiklah Pak…? Mmm… pak siapa..?


Pak Irwan Irwan pak….
Oh ya…pak Irwan Saya selaku kepala sekolah di sini berterima kasih atas
kedatangan Bapak kemari, setelah mendengar penjelasan Bapak tadi saya
Pak Tomo bisa mengerti akan permasalahan yang bapak hadapi sekarang., dan ini
adalah masalah kita bersama. Untuk itu harus kita musyawarahkan dengan
baik dan tenang agar kita bisa menemukan jalan keluar terbaik.
Ya Pak, saya sadar bahwa saya telah lalai dan gagal dalam mendidik anak
Pak Irwan
saya..!
Pak Tomo Penyesalan selalu datangnya terlambat, tapi sudahlah sekarang tinggal
bagaimana mencari jalan keluar terbaik
Dengan suasana hati seperti sekarang ini, saya tidak bisa memikirkan jalan
keluar, melainkan saya serahkan ke Bapak, apa saja yang Bapak sarankan
Pak Irwan
saya siap untuk mengikutinya, sekali lagi saya mohon maaf dan berterima
kasih pak…
Memanggil pak Adi (via telp.ruangan) ……. Pak Adi ..! tolong ke ruangan
Pak Tomo
saya sebentar !
Tak lama kemudian pak adi masuk…..
Pak Adi…! perkenalkan ini adalah Pak Irwan… orang Tua nya Dewi, siswa
yang kelas IX A itu, dan ini Pak Adi…. Beliau Guru BK di sini. Saya rasa
Pak Tomo
beliau sudah pernah ketemu Bapak juga perihal Dewi jarang masuk dan
sering bolos.
Pak Irwan Ya pak… saya pernah datang ke ruangan beliau…
Oh ya pak Adi bagaimana , apakah kemarin jadi kerumahnya Wawan…
Pak Tomo
kaitan dengan dia jarang masuk dan sering bolos itu..?
Jadi pak, dan kebetulan hari ini saya minta beliau ketemu bapak lansung.
Pak Adi
Beliau sudah datang dan ada di ruangan saya pak.
Pak Tomo Kalau begitu persilahkan aja beliau lansung kemari….
Pak adi meng iyakan lalu beranjak pergi, terlihat kepala sekolah mempersilahkan pak irwan ke
sofa tamu, lalu terlihat berbincang-bincang serius. Tak lama kemudian muncul pak Muis, pria
berpenampilan sedikit lucu dan lugu, dia adalah Bapaknya Wawan. Diikuti pak Adi di
belakangnya.
Pak Muis Assalamu’alaikum…..
Pak Tomo Walaikum Salam…., mari silahkan duduk pak ! apa khabar pak Muis..?
Pak Muis Alhamdulillah baik pak…!
Jadi begini pak Muis……terlihat memberikan penjelasan…. Setelah agak
Pak Tomo
lama lalu…. Nah jadi seperti itulah permasalahannya sekarang ini pak Muis.
Dengan ekspresi marah, sedi, ditunjukkan dengan sedikit lucu. Atas nama
pribadi dan Wawan saya minta maaf, terutama buat Bapaknya Dewi sekali
Pak Muis
lagi saya minta maaf. Selanjutnya saya serahkan bagaimana kebijakan
Bapak kepala sekolah, saya siap salah dan mematuhi kebijakan Bapak.
Maaf Bapaknya Wawan dan Bapaknya Dewi, ini bukan tentang apa dan
bagaimana kebijakan saya. Mengingat anak-anak kita ini masih usia belia,
Pak Tomo
maka sebaiknya kita minta penjelasan kepada Kantor urusan agama tentang
langkah apa selanjutnya yang akan kita lakukan.
Pak Irwan Kalau seperti itu jalan terbaik menurut Bapak saya siap mengikutinya
Pak Tomo Bagaimana pak Muis..?
Pak Muis Siap….siap…..
Baiklah….. nanti secepat saya informasikan kepada Bapak-bapak tentang
Pak Tomo
kapan kita akan ke KUA sama-sama.
Pak Irwan Baiklah…kami tunggu informasi dari Bapak. Sekarang kami pamit dulu.

Scene 7 Int : diruang KUA

Ilustrasi tampak depan KUA, berlanjut ke suasana di dalam ruang KUA, hadir pak Tomo, Pak
Muis, Pak Irwan dan Pak Roni sebagai staf di KUA.

Pak Roni Bagaimana Bapak-bapak, ada yang bisa saya bantu..?


Pak Tomo Jadi begini Pak Ustadz, sebelumnya saya mohon maaf menyita waktu
Bapak…
Pak Roni Ndak apa-apa… ini memang sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kami
Pak Tomo Terima kasih pak, …. Sebelumnya saya perkenalkan, yang bersama saya ini
adalah orang tua dari murid-murid di sekolah yang saya pimpin pak ustadz.
Yang ini namanya pak Muis orang tua dari siswa kami yang bernama Wawan
dan yang ini pak Irwan orang tua siswi kami yang bernama Dewi. Singkatnya
kedatangan kami kemari….. (dilanjutkan dengan ilustrasi seolah pak tomo
sedang menceritakan permasalahannya), nah begitulah permasalahannya
pak Ustadz… mohon pencerahan dan arahan apa selanjutnya yang bisa kami
lakukan…
Pak Roni Baiklah setelah mendengar penjelasan pak kepala sekolah tadi saya mengerti
permasalahan yang Bapak-bapak hadapi. Ini bukanlah kasus pertama yang
saya hadapi, terutama akhir-akhir ini angkanya cenderung meningkat.
Berdasarkan data angka perkawinan pertama perempuan dibawah 21 tahun
provinsi NTB, untuk usia 14 s/d 16 tahun di kab. Sumbawa yaitu 34.77%,
tertinggi adanya di Lombok tengah dan Lombok timur sampai mencapai 56
%. Permasalahan ini menjadi bahan pemikiran kita semua. Adapun secara
hukum tentang perkawinan dibawah umur ini…. Dst. (garis besarnya saja,
tentang yang harus izin pengadilan, apabila kecelakaan, apabila tidak
kecelakaan….secara syareat agamanya bagaimana..?) nah… demikianlah
yang bisa saya sampaikan, semoga cukup jelas. Sekirannya masih kurang
silahkan Bapak-bapak Tanya saja lansung…terima kasih.
Pak Irwan Saya rasa semuanya sudah cukup jelas pak Ustadz, saya sekarang menjadi
sedikit lega…tinggal kini mengurus segala sesuatunya untuk kelengkapan
pernikahan.
Pak Roni Bagaimana pak Muis….?
Pak Muis Kaget karena hampir tertidur….. oh ya pak siap….siap
Pak Tomo Jadi sekali lagi pak Ustadz kami ucapkan terima kasih atas waktu dan
informasinya, serta mohon maaf telah menyita waktu dan fikiran Bapak.
Selanjutnya kami mohon pamit.
Scene 8 Ext : dipekarangan rumah

Sayup-sayup terdengar suara rantok, semakin lama semakin jelas sampai kemudian terlihat
ibu-ibu/ remaja putrid sedang bagonteng. Terlihat pak irwan menyaksikan itu dari agak jauh
sambil duduk diatas pantar menikmati rokok lontar nya, dengan parang khas di pinggangnya.

End.

Narasi : ini adalah bagonteng ….sebagai bentuk pemberitahuan (Bada) kepada masyarakat di
Sumbawa bahwa akan ada hajatan (tama Boat).

Anda mungkin juga menyukai