Insiden dan Epidemiologi Salah satu penyebab kematian akibat kanker paling sering pada wanita. Sejak adanya skrining dengan Pap smear, kejadian menurun 50%. Tahun 2007, 3.670 kematian akibat penyakit ini, 85% nya tidak melakukan Pap smear. Sering terjadi pada golongan sosioekonomi rendah, wanita yang terlalu muda saat menjalani hubungan seksual, partner seksual yang berganti-ganti, dan perokok. Etiologi dan Genetik Transmisi Human Papilloma Virus (HPV) mempunyai peranan yang penting. Beberapa tipe yang berhubungan dengan karsinoma serviks adalah 16, 18, 31, 33, 52, dan 58. 70% disebabkan oleh HPV-16 dan HPV-18. Produk HPV-16, protein E7, mengikat dan mengaktivasi tumor-suppresor gene RB. Produk HPV-18, protein E6 yang mempunyai sekuens yang homolog dengan SV40 large T antigen, memiliki kapasitas untuk mengikat dan menginaktivasi tumorsuppresor gene p53. E6 dan E7 dapat menyebabkan transformasi sel in vitro. Penelitian dilakukan dengan menggabungan gen E7 yang sticky end yang dimasukkan ke dalam gen E. coli dan dihasilkan protein tumor. Faktor Risiko a. b. c. d. e. f. g. HPVs, melalui kontak seksual Tidak melakukan Pap test rutin Sistem imunitas yang lemah Umur, rata-rata >40 Sexual history Merokok Banyak anak
Screening dan Pencegahan Vaksinasi efektif. Vaksin dibuat dengan menginaktivasi virus-like particles yang tidak infeksius, namun immunogenik. Administrasi vaksin HPV kuadrivalen (16, 18, 6, dan 11) pada double-blind study dari 2392 wanita dapat mencegah infeksi virus. Tidak terlihat kasus Cervical Intraepithelial Neoplasia (CIN) yang berkolerasi dengan HPV-16. Vaksis ini disetujui FDA untuk pasien 9-26 tahun dan harus diadministrasikan sebelum pajanan HPV agar efektif. Proteksi bertahan selama 4,5 tahun setelah 3 kali injeksi dengan periode lebih dari 6 bulan. Infeksi HPV yang tidak sempurna pada traktus genitalia bawah dapat berkembang ke CIN. Lesi ini akan berlanjut menjadi karsinoma serviks invasif dengan klasifikasi low grade intraepithelial lesion (SIL), high-grade SIL, dan karsinoma in situ. Karsinoma
in situ tidak invasif (melalui membrane basalis) dan dapat bertahan selama 10-20 tahun, tetapi kebanyakan dapat berkembang ke arah karsinoma invasif. Pap smear 90-95% akurat untuk mendeteksi lesi awal seperti CIN tetapi kurang sensitif dalam mendeteksi kanker jika terdapat massa jamur. Inflamasi, nekrosis, dan hemoragia menghasilkan false-positive. The American Cancer Society merekomendasikan wanita setelah melakukan aktivitas seksual, atau usia >20, melakukan 2x smear setahun. Jika negatif, smear diulang setiap 3 tahun sampai usia 65. Wanita dengan ASCUS (atypical squamous cells of undetermined significance), ASCH, atau low-grade CIN harus mengulang smear tiap 3-6 bulan dan dites HPV. Wanita dengan high-grade CIN harus di colposcopic-directed cervical biopsy. Gejala Biasanya asimptomatik. Namun bila memburuk akan timbul gejala: a. Perdarahan abnormal vagina - Selama periode menstruasi - Setelah berhubungan seksualdan pemeriksaan pelvis - Periode menstruasi memanjang dan menjadi berat - Setelah menopause b. Bertambahnya vaginal discharge (yellowish dan bau) c. Nyeri pelvis d. Nyeri saat melakukan hubungan seksual Diagnosis a. b. Colposcopy Biopsy - Punch biopsy - LEEP : Menggunakan kawat elektrik berbentuk loop untuk mengambil bagian tipis dan bulat dari jaringan.Dapat memproduksi panas dan membakar sel kanker. - Endocervical curettage Conization
c.
Diagnosis Banding
Atypical squamous cells of undetermined significance (ASCUS) Cervical polyps Cervicitis Endometrial carcinoma HPV Pelvic inflammatory disease Vaginitis
Patogenesis
Lesi premalignant biasanya terjadi 10-12 sebelum berkembang menjadi karsinoma invasive. Selain infesi HPV, genetic dari terjadi kanker belum dapat dimengerti. Beberapa regio kromosom mengalami loss of heterozygosity (LOH) teridentifikasi. Tumor suppressor gene yang berlokasi di kromosom ini masih diidentifikasikan. Amplifikasi telah ditemukan pada lengan pendek kromosom 3 pada kanker invasif. Progesivitas dari CIN, kemudian karsinoma in situ. Karsinoma in situ berkembang di squamous-columnar junction, zona transformasi, di mana epitel kolumnar terletak di batas serviks dan epitel gepeng di bagian luar serviks dan vagina. Terjadi metaplasia, kolumnargepeng, yang dipengaruhi hormon yang tidak dimengerti.
HPV E7/E6 menghambat tumorsuppressor gene CIN Carsinoma in situ Invasive carsinoma
Staging Jika biopsy menunjukkan bahwa kamu menderita kanker, dokter akan melakukan pemeriksan pelvis dan mengambil jaringannya untuk dipelajari dan ditentukan stage nya. a. Stage 0 (in situ) : Kanker hanya ditemukan di lapisan atas sel pada jaringan yang melapisi serviks. b. Stage I : Kanker telah menginvasi di bawah lapisan atas sel. Hanya ditemukan di serviks. c. Stage II : Kanker meluas dari serviks ke jaringan di sekitarnya. Menyebar sampai ke bagian atas vagina. Kanker tidak menginvasi sepertiga bagian bawah vagina atau dinding pelvis. d. Stage III : Kanker menyebar sampai bagian bawah vagina. Juga menyebar ke dinding pelvis dan sekitar nodus limfatikus. e. Stage IV : Kanker menyebar ke vesica urinaria, rectum, dan bagian tubuh lainnya. f. Reurrent cancer : Kanker telah ditata laksana, tetapi kembali setelah beberapa waktu tanpa terdeteksi. Kanker dapat muncul lagi di serviks atau bagian tubuh lainnya. Untuk mempelajari penyebaran penyakit dan saran pengobatannya, dilakukan beberapa tes: Chest x-rays : Penyebaran kanker ke paru-paru. CT scan : Dengan menginjeksikan kontras di tangan atau secara oral. Namun beberapa pasien alergi terhadap iodine dala kontra. Perlu ditanyakan dulu riwayat alergi. Untuk melihat tumor di hti, paru-paru, atau bagian tubuh lainnya.
MRI Ultrasound
Tata Laksana Operasi Kebanyakan wanita dengan kanker serviks stadium awal melakukan operasi mengangkat serviks atau uterus (total hysterectomy). Untuk stage 0, hysterectomy tidak diperlukan. Cara lain adalah conization, cryosurgery, dan laser surgery. Dilakukan juga pengangkatan nodus limfe di sekitar tumor. Jika sel kanker telah mencapai nodus limfe, kemungkinan kanker telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Terapi radiasi Radiasi ini hanya mempengaruhi sel di area yang disinari. Dokter akan menyarankan terapi radiasi dan kemoterapi untuk kanker yang telah menyebar. Dua tipe radiasi terapi: a. External Radiation : Radiasi berasal dari luar tubuh. Diberikan 5 hari seminggu dalam beberapa minggu. b. Internal Radiation : Tabung yang tipis (disebut implants) yang berisi subtansi radiasi dimasukkan ke dalam vagina selama beberapa jam sampai 3 hari. Selama itu, pasien tinggal di rumah sakit. Untuk melindungi yang lain dari radiasi, kunjungan ke pasien dilarang atau kunjungan hanya diperbolehkan dalam waktu singkat. Ketika tabung dikeluarkan, tidak ada lagi radioaktivitas. Internal radiation dapat diulang 2 sampai 3 kali dalam beberapa minggu. Chemotherapy Menggunakan obat untuk membunuh sel kanker. Disebut terapi sistemik karena obat masuk ke aliran darah melalui vena dan dapat mempengaruhi sel di seluruh tubuh. Biasa dikombinasikan dengan terapi radiasi. Terapi ini terutama digunakan untuk kanker yang telah menyebar ke organ yang jauh. Efek samping dalam Tata Laksana Kanker Serviks Karena terapi merusak sel dan jaringan yang sehat. Operasi Membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh setelah operasi. Obat-obatan digunakan untuk mengurangi nyeri. Operasi untuk mengangkat tuor kecil di permukaan serviks akan berakibat perdarahan, nyeri, kejang, dan pengeluaran cairan. Hysterectomy aan menyebabkan rasa lelah dan lemah untuk beberapa waktu. Ini berakibat panjangnya waktu perawatan di rumah sakit. Terdapat rasa mual, muntah, masalah usus, dan masalah kandung kemih. Makanan berupa cairan pada awalnya dan secara gradual menjadi makanan padat. Setelah 4-8 minggu baru dapat melakukan aktivitas normal. Setelah hysterectomy, wanita tidak emiliki masa menstruasi dan tidak dapat hamil. Pengangkatan ovarium akan mempercepat menopause dan gejala-gejala menopause akan terasa lebih menyakitkan dibandingkan menopause normal.
Terapi Radiasi Tergantung dosis dan area yang diterapi. Radiasi di abdomen dan pelvis akan menyebabkan mual, muntah, diare, dan masalah urinary. Kulit akan menjadi kering, merah, dan rambut di area genital akan rontok. Radiasi membuat vagina terasa terbakar dan kemudian menyempit. Kemoterapi Tergantung obat yang digunakan. Nutrisi Perlu diberikan nutrisi yang adekuat untuk mempertahankan berat badan dan kalori tubuh. Perlunya follow-up untuk memastikan tidak ada rekurensi. Peneliti mempelajari operasi untuk mengangkat nodus limfe sentinel (nodus limfe pertama yang dilalui kanker ketika menyebar). Saat ini, dokter sering mengangkat banyak nodus limfe untuk dicek apakah ada sel kankernya. Jika peneliti berhasil untuk mengidentifikasikan nodus limfe sentinel, maka dapat dihindarkan pengangkatan nodus limfe lain yang tidak bermakna.