Anda di halaman 1dari 25

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Antara Laporan Antara

BAB IV

PT.PERANCANG ADHINUSA

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS BERDASARKAN KONTEKS LINGKUNGAN

4.1

PENETAPAN KAWASAN PERENCANAAN

Berdasarkan arahan dan strategi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pagar Alam tahun 2010, Kota Pagar Alam ditetapkan sebagai kota yang bertujuan untuk mewujudkan ruang yang berdaya saing dan berkelanjutan dengan basis ekonomi di sektor pertanian, pariwisata dan pelayanan jasa menjadi tujuan penataan ruang Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan dalam kurun waktu 20 tahun mendatang. Untuk mencapai tujuan tersebut konsep yang akan dikembangkan adalah dengan mengoptimalkan pengembangan sektor agribisnis dan pariwisata. Pengembangan agribisnis dipilih karena kota yang terletak di kaki Gunung Dempo ini memang relatif subur namun saat ini hasilnya belum optimal dan belum dapat memenuhi sendiri kebutuhan daerahnya. Pengembangan agribisnis juga dapat disinergikan dengan pariwisata, dengan keindahan alam dataran tinggi dan hamparan perkebunan. Oleh karena itu, ciri kota dengan karakter daerah pertanian harus tetap dipertahankan. Kebijakan dasar pengembangan tata ruang kota Pagar Alam adalah mempertahankan karakter dasar lingkungan kota dengan identitas sebagai kawasan pertanian dan pariwisata. Bentuk geografis yang sangan beragam dari mulai dataran tinggi yang mengarah ke Gunung Dempo sampai ke arah Selatan terdiri dari kawasan-kawasan permukiman yang cukup padat tersebut

Halaman IV - 1

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Antara Laporan Antara

PT.PERANCANG ADHINUSA berdampak variasinya pola keruangan Kota Pagar Alam sendiri. Persebaran yang tidak terarah pada bagian pusat perdangan tentu saja mempengaruhi tingginya volume lalu lintas yang ditimbulkan (trip generation/attraction), aktivitas permukiman padat menimbulkan dampak pada penurunan kualitas lingkungan, dan sebagainya. Perbedaan bangunan fisik perumahan ini juga dapat dijadikan indikator kesejahteraan penduduk Kota Pagar Alam. Dari Alam kelompok-kelompok untuk variabel dan tersebut, secara garis besar

dirumuskan faktor kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Kota Pagar memanfaatkan mengendalikan pelaksanaan pembangunannya. Tabel 4.1 Faktor ASPEK Kebijaksana an dan Peraturan Kinerja Sosial Kekuatan Dan Kelemahan Kota KEKUATAN Pusat Pelayanan Pemerintah dan Pariwisata di Kawasan Gunung Dempo. Kemiskinan di Kota Pagar Alam Kepadatan penduduk Kota sangat senjang, dominan sekali di Kecamatan Pagaralam Selatan Pagar Alam KELEMAHAN

Kinerja Ekonomi

Tingkat pelayanan air bersih masih rendah Konsistennya fenomena genangan air di sebagian besar. Masih tingginya terjadi kebocoran, sementara kebutuhan listrik belum dapat dipenuhi secara maksimal Kontribusi ekonomi Kota Penurunan Pagar Alam terhadap pendapatan per Sumatera Selatan belum kapita tahun 1999signifikan 2000 sebesar 4,4% Sektor unggulan adalah Penurunan PDRB dari sektor pariwisata, sektor bangunan dan perdagangan, agribisnis keuangan dan jasa. Produksi ikan Peningkatan penerimaan menurun 45%, yang daerah melalui komponenberdampak pada komponen PAD penurunan pendapatan dari sektor perikanan
Halaman IV - 2

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Antara Laporan Antara

PT.PERANCANG ADHINUSA ASPEK Kinerja Lingkungan KEKUATAN KELEMAHAN Tersedianya lahan yang Rendahnya kualitas sangat luas untuk udara di sekitar perkembangan permukiman kawasan pelabuhan dan kota yang juga merupakan kawasan Kota Pagar Kelengkapan infrastruktur Alam lama sudah tersedia Perusakan hutan yang tergolong cukup parah Sistem pengolahan air limbah/sanitasi masih buruk dan minimnya sarana maupun prasarana persampahan Belum tingginya Masih lemahnya aksesibilitas menuju Kota sistem angkutan Pagar Alam dalam konteks umum dan regional (pergerakan dominannya bentor eksternal) Sistem jaringan jalan Kondisi jaringan jalan 90% dalam kota relatif masih dalam keadaan baik pendek dan banyak persimpangan Intensitas volume pergerakan yang Sistem kegiatan di menggunakan angkutan pinggir jalan (sektor belum tinggi informal) yang bercampur ruko, kos, toko, dll sehingga menyebabkan keruwetan sistem pergerakan. Pergerakan regional melalui udara yang langsung menuju Kota Pagar Alam masih belum terwujud

Kinerja Transportasi

Sumber: Hasil Analisis, 2011 4.1.1 Latar Belakang Beberapa isu terkini yang menjadikan perlu adanya Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran untuk Kota Pagar Alam adalah :

Halaman IV - 3

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Antara Laporan Antara

PT.PERANCANG ADHINUSA 1. Kebakaran dalam Kota

Empat rumah warga talang jawa habis dilalap api

SRIWIJAYA Pagaralam

POS,

PAGARALAM habis

Empat jago

rumah merah

warga Kamis

dikawasan Talang Jawa, Kelurahan Tumbak Ulas, Kecamatan Selatan dilalap (1/12/2011) sekitar pukul 00.30. Kebakaran tersebut terjadi dipemukiman padat penduduk, untungnya saat kejadian sedang turun hujan labat. Meskipun demikian empat rumah tidak habis terbakar. Empat unit mobil pemadam kebakaran (PBK) Kota

Pagaralam diturunkan untuk memadamkan api namun karena lokasi kebakaran masuk ke gang sempit maka mobil PBK kesulitan memadamkan api. Berkat bantuan warga dan mobil PBK satu jam api dapat dijinakan dan tidak merambat ke rumah-rumah lain. Api diduga berasal dari salah satu rumah. Warga baru mengetahui setelah api sudah besar disalah satu rumah api warga tersebut. karena Warga berusaha tersebut memadamkan namun dikawasan

banyak rumah terbuat dari kayu maka api sangat cepat menjalar kerumah lain.

Halaman IV - 4

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Antara Laporan Antara

PT.PERANCANG ADHINUSA Kejadian sekitar pukul 00.30 saat itu, beruntung mobil pemadam kebakaran cepat sampai dan saat itu memang hujan sedang deras. Tidak hanya itu untuk menghindari api menjalar ke rumah lain warga terpaksa merobohkan beberapa rumah warga.

Puluhan Rumah Terbakar Akibat Ledakan Mercon

Metrotvnews, 30 Agustus 2011 04:26 WIB, Pagaralam: Kebakaran hebat yang menghanguskan puluhan rumah terjadi di Kelurahan Besemah Serasan, Kota Pagaralam, Sumatra kabel Selatan, Senin (29 Agustus 2011) petang. listrik. Kebakaran diduga akibat ledakan mercon yang menyambar Sebagian besar bangunan yang terbakar terbuat dari kayu beratap seng dan merupakan tempat berjualan. Kobaran api diperparah dengan jarak rumah yang berdekatan dan berada di permukiman padat penduduk sehingga susah dipadamkan. Api akhirnya berhasil dipadamkan setelah dua jam atau pukul 20.30 WIB.

Halaman IV - 5

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Antara Laporan Antara

PT.PERANCANG ADHINUSA Seorang saksi mengatakan api berasal dari bagian depan rumah milik seseorang merupakan bangunan satu lantai terbuat dari kayu ukuran 6x12 meter, kemudian membesar dan menjalar ke bangunan lainnya dengan kondisi yang sama. Api diduga kuat berasal dari ledakan mercon yang menyambar merupakan kabel tempat listrik. Bangunan makanan yang terbakar penjualan empek-empek,

kerupuk, bengkel sepeda motor, gas elpiji, minyak tanah, batu nisan, dan perabot rumah tangga. Beberapa warga setempat mengatakan api mudah membesar dan beberapa kali menimbulkan ledakan kuat berasal dari tabung gas yang terbakar. Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu. Namun, belum dapat dipastikan jumlah keseluruhan bangunan yang terbakar. 2. Kebakaran di Luar Kota

Kebakaran hutan di Kelurahan Atungbungsu, Kota Pagaralam, Sumatra Selatan

Berita dari

PAGARALAMMICOM Kebakaran hutan dan

lahan di Pagaralam, hingga Kamis (9/9) terus meluas, sehingga puluhan hektare kebun kopi dan kelapa sawit ikut terbakar di usun Nanding, Kecamatan Dempo Selatan. Petugas Pengendalian Bahaya Kebakaran (PBK) setempat sulit melakukan upaya pemadaman, mengingat lokasi yang

Halaman IV - 6

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam Laporan Antara Laporan Antara

PT.PERANCANG ADHINUSA cukup jauh dari sumber air dan berada di daerah perbukitan tidak dapat dijangkau kendaraan bermotor.

Sekitar 30 hektare hutan dan 20 hektare perkebunan warga di Kelurahan Lubukbuntak dan Kelurahan Atungbungsu ikut terbakar dengan kerugian diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Upaya pemadaman dan belum api sulit dilakukan, akses jalan mengingat hutan dan lahan yang terbakar berada di kawasan perbukitan memiliki kendaraan bermotor ke lokasi tersebut. Kebakaran ini juga kian meluas sudah menjalar ke kawasan permukiman warga, terutama dusun atau kampung di daerah Mingkik, Bandar, dan Lubukbuntak. Keberadaan permukiman warga tersebut yang terkadang berada di sekitar perkebunan kopi dan hutan belukar, sehingga daerah itu akan ikut terancam. Titik api (hotspot) sekarang ini hampir setiap hari bertambah, belum bisa diketahui dari mana asalnya. Hampir semua daerah yang memiliki hutan sudah terbakar, sehingga sulit dilakukan pengendalian termasuk pemadaman api. Apalagi kebakaran biasa terjadi pada malam hari dan lokasinya berpencar

Halaman IV - 7

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam

Laporan Antara

PT.PERANCANG ADHINUSA Tabel 4.2 Daftar Kebakaran Kota Pagar Alam dari Tahun 2007 2011 PEMUKIMA N/ PERTOKOA N 1 Kali 3 Kali KEDA I/ KIOS/ KAFE PABRIK/ GUDAN G/ BENGKE L GEDUN G KANTO R/ SEKOL AH HUTA N/ LAHA N 2 Kali LAI NLAI N -

N O 1

TAHUN

BULAN

PAS AR -

HOT EL -

KORBAN BENDA 1 Unit Rumah 3 Unit Rumah 1 Unit Ruko 1 Unit Rumah 1 Unit Ruko 1 Unit Rumah 1 Unit Rumah 4 Unit Rumah 2 Unit Rumah 1 Kapal

KORB AN JIWA -

2011

JANUARI FEBRUAR I MARET APRIL

MEI

2 Kali

JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMB ER OKTOBER NOVEMB

1 Kali 1 Kali 2 Kali 1 Kali -

3 Kali 9 Kali -

Halaman IV - 8

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam

Laporan Antara

ER DESEMBE R TOTAL TOTAL KEJADIAN 2009 28 kali JANUARI FEBRUAR I MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMB ER OKTOBER NOVEMB ER

4 Kali 15 kali

12 kali

PT.PERANCANG ADHINUSA Kali Kargo 7 Unit Rumah 1 kali 1 Kali (3 Ruan g) -

1 Kali (1 unit/pintu) 3 Kali (4 unit/pintu) 2 Kali (10 unit/pintu) 2 Kali (5 unit/pintu) 2 Kali (2 Unit/pintu) 1 Kali (1 unit/pintu) -

1 Kali (1 unit/pintu 1 Kali (1 unit/pintu ) -

1 Kali (3 Ruang) -

1 Kali (2 blok) -

Halaman IV - 9

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam

Laporan Antara

DESEMBE R TOTAL TOTAL KEJADIAN 2008 21 Kali JANUARI FEBRUAR I MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMB ER OKTOBER NOVEMB ER DESEMBE R TOTAL 37 Kali JANUARI

5 Kali (10 unit/pintu) 16 Kali

2 kali

1 kali

1 kali -

PT.PERANCANG ADHINUSA 1 kali

1 Kali 1 Kali 3 Kali 1 Kali 1 Kali 1 Kali 2 Kali 3 Kali 3 Kali 3 Kali 2 Kali 21 Kali -

2 Kali 1 Kali 1 Kali 4 Kali -

1 Kali 1 Kali 1 Kali 1 Kali 1 Kali 5 Kali -

4 Kali 2 Kali 1 Kali 7 Kali

Listrik, tungku dapur Listrik -

1 (satu) orang 3 (tiga) orang -

TOTAL KEJADIAN 2007

- listrik 8x

Halaman IV - 10

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam

Laporan Antara

FEBRUAR I MARET

APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMB ER OKTOBER

1 kali, (1 rumah) 1 kali, (2 rumah) 1 kali, (1 kedai) 1 kali, (1 rumah) 1 kali, (8 rumah) 1 kali, (4 rumah) 1 kali, (4 rumah) 1 kali, (5 pintu) 1 kali, (3 rumah) 1 kali, (3 rumah) 10 kali

1 kali -

1 kali -

PT.PERANCANG ADHINUSA - lilin 1kali - Kompor 3kali Sampah 2kali - belum diketahu i 3kali - bakar -

1 kali 1 kali 1 kali 1 kali

1 kali -

NOVEMB ER DESEMBE R TOTAL TOTAL KEJADIAN 17 Kali

4 kali

1 kali

2 kali

Halaman IV - 11

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam

Laporan Antara

2006

JANUARI FEBRUAR I MARET APRIL MEI

1 kali 1 kali 2 kali 2 kali

1 kali 1 kali -

1 kali -

4 kali 2 kali 1 kali

JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMB ER OKTOBER NOVEMB ER DESEMBE R TOTAL TOTAL 25 kali KEJADIAN TOTAL 128 Kali KEJADIAN KEBAKARA N DARI

1 kali 1 kali 2 kali 2 kali 12 kali

1 kali 1 kali 4 kali

1 kali

1 kali 8 kali

PT.PERANCANG ADHINUSA listrik 4 kali lilin 3 kali - kompor 3 kali - merun Sampah 7 kali - lain-lain (belum diketahu i)8 kali -

Halaman IV - 12

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam

Laporan Antara

PT.PERANCANG ADHINUSA TAHUN 2007 2011 Sumber : Seksi Pemadam Kebakaran Kota Pagar Alam, 2011

Halaman IV - 13

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam

Laporan Antara

PT.PERANCANG ADHINUSA 3. Paradigma Keamanan dan Keselamatan Masalah keamanan dan keselamatan juga sangat penting bagi citra kota. Mudahnya ranah dicapai oleh petugas keamanan, persyaratan aksesibilitas bagi ambulance dan kendaraan pemadam kebakaran pada rencana tapak yang dipertahankan dengan konsisten oleh birokrat kota, tangga darurat, system proteksi kebakaran aktif dan pasif, pengelolaan keselamatan kebakaran bangunan gedung dll. adalah butir-butir dalam persyaratan keselamatan bangunan yang erat kaitannya dengan citra bangunan dan kota. Demikian pula halnya dengan peran instansi kebakaran berikut personilnya. Kinerja mereka sangat erat kaitannya dengan citra kota. Pernasalahan pokoknya adalah seberapa teguh komitmen para pemangku kepentingan terhadap rencana ke depan tersebut. Keteguhan itu akan mengalami ujian ketika rencana masuk ke tahap implementasi terutama dari sudut konsistensi pembiayaannya. Haruslah diyakini bahwasanya sebuah kota dengan citra yang baik akan diminati oleh para investor. Penanganan kebakaran dan bencana dipandang sebagai

rangkaian tindakan khusus terbatas pada keadaan pada saat kejadian saja, tetapi tuntutan perkembangan zaman sekarang. Penanganan bencana harus dilihat sebagai suatu paket kegiatan baik pada saat sebelum kebakaran dan saat bencana terjadi. Titik beratnya bukan lagi bagaimana merespon penanggulangan melainkan bagaimana melakukan manajemen resiko sehingga dampak merugikan dari suatu kejadian dapat dikurangi atau dihilangkan sama sekali. Aspek-aspek penanganan kebakaran dan bencana harus dipadukan dalam keseharian aspek-aspek pembangunan dan hajat pemerintahan justru pada saat 'keadaan normal'. Dengan demikian, penanganan kebakaran dan bencana membuka diri terhadap peranserta masyarakat dan dunia usaha pada berbagai tahap penanganan bencana.

Halaman IV - 14

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam

Laporan Antara

PT.PERANCANG ADHINUSA Perlindungan rakyat sebagai perwujudan kewajiban pemerintah berupa untuk perlindungan rakyatnya. sebagai itu, hak asasi rakyat. Tadinya, tentang perlindungan diberikan sebagai bukti kemurahan penguasa Waktu keputusan-keputusan perlindungan mutlak berada ditangan pemerintah pusat yang sebagian dipercayakan dan dilaksanakan melalui pemerintah daerah. Dengan demokratisasi dan otonomi daerah, akuntabilitas pemerintah daerah bergeser lebih dekat kepada konstituen. Pemerintah daerah adalah pihak yang diberi mandat oleh konstituennya untuk, antara lain, menciptakan dan membagi kesejahteraan, dan memastikan perlindungan. Pergeseran ini mengharuskan pemerintah daerah untuk melihat perlindungan sebagai suatu mandat yang sama dengan mandat ekonomi dan kesejahteraan. Dengan demikian memperluas khasanah penanganan kebakaran dan bencana sehubungan dengan hajat hidup dan pemerintahan yang lainnya : Penanganan bencana merupakan salah satu perwujudan fungsi pemerintah dalam perlindungan rakyat. Oleh karenanya rakyat menr.iarapkan pemerintah dapat melaksanakan penanganan kebakaran dan bencana sepenuhnya. Hak atas keselamatan dapat didefinisikan secara sederhana sebagai berikut: "Setiap orang mempunyai hak atas standar perlindungan yang setinggi-tingginya dari ancaman kebakaran dan bencana baik yang disebabkan oleh maupun dari ulah manusia". Definisi ini didukung oleh hak-hak ekonomik, sosial dan budaya seperti tercantum pada piranti-piranti hak-hak hukum lain, hak hak azasi atas internasional. Seperti juga yang

keselamatan juga membawa kewajiban, pada umumnya dari pemerintah, tetapi juga para pelaku-pelaku lainnya untuk mengambil langkah-langkah untuk mewujudkannya. Seperti juga kesejahteraan sosial dan kesehatan, suatu keselamatan yang mutlak tidak ada dan tidak akan pernah tercapai. Keselamatan
Halaman IV - 15

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam

Laporan Antara

PT.PERANCANG ADHINUSA tidak juga dapat didefinisikan secara persis karena masingmasing interaksi antara ancaman, kerentanan dan kemampuan penanggulangan kebakaran dan bencana akan menghasilkan tingkat keselamatan yang berbeda-beda. Oleh karena tingkat keselamatan tidak dapat dibakukan, maka yang layak menjadi yang sasaran adalah tercapainya sehubungan tingkat dengan keselamatan "setinggi-tingginya"

masing-masing konteks risiko yang ada pada masyarakat tertentu. Hak atas setinggi-tingginya tingkat keselamatan ini berhadapan dengan kewajiban untuk memenuhi hak tersebut, yaitu kewajiban unluk memberikan sebaik mungkin perlindungan dari risiko kebakaran dan bencana.

4.1.2 Penetapan Kawasan Perencanaan Kota Pagar Alam Mengingat maupun visi dan misi Kota Pagaralam maka untuk

mempersiapkan Kota Pagar Alam agar mampu menjadi wadah memiliki kemampuan mengakomodasi berbagai kepentingan pada skala lokal maupun regional. Untuk kepentingan pengembangan Pariwisata dan Agribisnis, maka pembangunan Kota Pagar Alam harus di persiapkan dalam strata layanan nasional, meliputi : ketersediaan sistem transportasi, baik darat maupun udara yang memiliki derajat layanan yang berskala nasional, yakni mampu memberikan aksesibilitas tinggi dari dan ke pusat-pusat kegiatan yang ada di wilayah. Perlu juga di dukung selain sistem jaringan transportasi, juga sistem telematika dan telekomunikasi, sistem penyediaan sumber daya energi (kelistrikan), dan sumberdaya air, untuk mendukung seluruh kegiatan yang di persiapkan pembangunannya untuk masa depan tersebut. Peningkatan intensitas pembangunan tersebut jika tidak diimbangi dengan kesiapan sarana dan prasarana kota akan memberi tekanan bagi daya dukung ruang kota yang selanjutnya dapat berdampak negatif bagi berbagai aspek kehidupan. Banyak faktor yang diduga sebagai penyebab percepatan perkembangan Kota Pekanbaru
Halaman IV - 16

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam

Laporan Antara

PT.PERANCANG ADHINUSA antara lain: semakin besarnya minat investor untuk berinvestasi, semakin besarnya investasi pemerintah dalam pembangunan sarana dan prasarana kota, kebijakan perizinan dan penanaman investasi, sikap terbuka komunitas lokal terhadap pendatang dalam bidang perdagangan, jasa dan industri. Salah satu bentuk kesiapan Kota Pagar Alam dalam menghadapi perkembangan penanggulangan terhadap bahaya kota yang pesat di adalah dengan penyusunan untuk Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran. Pengaturan manajemen kebakaran kebakaran perkotaan melalui dimaksudkan mewujudkan bangunan gedung, lingkungan dan kota yang aman penerapan manajemen penanggulangan bahaya kebakaran yang efektif dan efesien yang tertuang dalam Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK).

4.2

TINJAUAN SISTEM PENANGGULANGAN KEBAKARAN KOTA PAGAR ALAM


4.2.1 Sumber Daya Instansi Pemadam Kebakaran Kota Pagar Alam memiliki unit instansi pemadam kebakaran berupa seksi satuan pemadam kebakaran yang tergabung dengan satuan polisi pamong praja Kota Pagar Alam. Dapat dilihat struktur organisasi dalam unit/seksi satuan pemadam kebakaran satpol pp Kota Pagar Alam dalam gambar berikut : KASI

PMK

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Seksi Pemadam Kebakaran Kota Pagar Alam
KOORDINATOR LAPANGAN KOORDINATOR ANGGOTA ADMINISTRASI

REGU I

REGU II

Halaman IV - 17 REGU III

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam

Laporan Antara

PT.PERANCANG ADHINUSA Berdasarkan data dari seksi pemadam kebakaran Kota Pagar Alam hingga tahun 2011 kekuatan personil seksi pemadam kebakaran Kota Pagar Alam adalah sebagai berikut: Tabel 4.3 Jumlah dan Nama Anggota Seksi Kebakaran Kota Pagar Alam NO Jumlah (orang) JABATAN 1 1 KASI KEBAKARAN 2 5 STAF KEBAKARAN 3 63 ANGGOTA Sumber : Seksi Pemadam Kebakaran Kota Pagar Alam, 2011

Dengan data inventaris Pemadam kebakaran adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 Daftar Inventaris Pemadam Kebakaran (Fire Rescue) Satpol PP Kota Pagar Alam N NAMA BARANG JUMLAH KEADAAN KETERA O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Mobil Pemadam Kebakaran Th. 2001, Th. 2002 Mesin pompa Tohatsu (V80) Mesin Apung Monitor Sirine Nozzle Clock 1.5 Nozzle Derat 1.5 Selang Clock 1.5 Selang Clock 2.5 Selang Derat 1.5 3 4 1 3 1 3 1 4 1 4 9 7 3 Unit Unit Unit Unit Buah Buah Gulun g Gulun g Gulun g Gulun g Set 2 Baik, 1 Kurang Baik 3 Baik, 1 Rusak Baik 2 Baik, 1 Baik Baik Baik 9 Baik, 5 Rusak 12 Baik, 2 Rusak 5 Baik, 4 Rusak Baik 2 Baik, 1 NGAN Standar Standar Standar Standar Standar Standar CPI Standar Standar Standar CPI Standar CPI Standar

10 Selang Derat 2.5 11 Selang Isap

Halaman IV - 18

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam

Laporan Antara

12 Tangga 13 Helmet 14 Sarung Tangan 15 Sepatu 16 17 18 19 20 Monitor Nozzle Dongkrak Baju Fire Gancu Pengait

4 7 4 3 1 2 7 2 3 2 3 2 3 2 2 3

PT.PERANCANG ADHINUSA Rusak Set Baik Standar Buah Baik Standar Pasan Baik Standar g Pasan g Buah Buah Stel Buah Buah Buah Unit Tabun g Buah Buah Buah Unit Rusak Baik Baik Baik Baik 2 Baik, 1 Rusak Baik 2 Rusak, 1 Baik Baik Baik Baik Baik 2 Baik, 1 Rusak Baik Rusak Baik Baik Alam, 2011 Standar Standar Standar Standar Standar Standar Standar Standar Standar Standar Standar CPI Standar Standar Standar Standar Standar Standar

21 Kampak 22 Lampu Sorot 23 Apar 24 Pertamina Kopling 2.5 ke 1.5 25 Ciamese Derat 26 Ciamese Clock 27 Water Monitor 28 Ciamese Hydrant 29 Pengecas Baterai 30 Martil 5 Kg 31 Kepala Monitor 1.5 Sumber : Seksi Pemadam Kebakaran

2 Buah 2 Buah 2 Buah 4 Buah Kota Pagar

4.2.2 Peristiwa Kebakaran di Kota Pagar Alam Data kebakaran di Kota Pagar Alam menunjukkan bahwa angka kejadian terbesar adalah pada bangunan perumahan daripada bangunan umum seperti dalam data di bawah 'ini. Penyebab terjadinya kebakaranpun beragam antara lain api terbuka meliputi korek api, kompor, lilin, obat nyamuk bakar dan minyak, sedangkan listrik meliputi; hubungan pendek, beban lebih maupun petir. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan penyuluhan kepada masyarakat tentang pencegahan dan penanggulangan kebakaran.

Halaman IV - 19

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam

Laporan Antara

PT.PERANCANG ADHINUSA

4.2.3 Potensi Kebakaran di Kota Pagar Alam Kota Pagar Alam memiliki fungsi jamak dalam konstelasi yang berbeda-beda, yakni Kota Pagar Alam memiliki fungsi dan peran sebagai Pusat Kegiatan Wilayah yang bermakna memiliki skala layanan pada tingkat regional dan Kota Pagar Alam memiliki fungsi dan peran sebagai Pusat Kegiatan Strategis yang bermakna bahwa Kota Pagar Alam secara regional memiliki fungsi selain sebagai kawasan strategis ekonomi juga memiliki fungsi dan peran strategis dalam kaitannya dengan sosial dan budaya serta lingkungan. Selain hal tersebut Kota Pagar Alam juga memiliki fungsi dan peran sebagai pusat layanan dalam konstelasi regional serta Kota Pagar Alam memiliki fungsi dan peran sebagai pusat layanan bagi kegiatan dan peri kehidupan masyarakat Kota Pagar Alam itu sendiri. 1. Pusat Pelayanan Utama Kota A. Pusat Pelayanan Pemerintahan Pusat pelayanan pemerintahan ini terletak di kawasan

perkantoran baru di Gunung Gare.

4.2.4 Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran Dalam menilai resiko kebakaran yang dapat terjadi pada suatu daerah dengan suatu peruntukan, digunakan klasifikasi resiko bahaya kebakaran. Nilai Klasifikasi berkisar dari nilai 3 sampai 7 ( nilai 7 adalah untuk bangunan beresiko rendah terjadi kebakaran).

Halaman IV - 20

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam

Laporan Antara

PT.PERANCANG ADHINUSA a. Daftar Bangunan pada tabel (lihat lampiran) yang terdapat dalam lampiran, menunjukkan antara lain peruntukan bangunan sesuai dengan angka klasifikasi resiko bahaya kebakaran dari angka 3 sampai dengan angka 7. b. Bila terdapat lebih dari satu jenis peruntukan dalam sebuah bangunan, maka angka klasifikasi resiko bahaya kebakaran paling banyak yang digunakan untuk mewakili seluruh bangunan, pada bangunan tersebut ditentukan oleh tingkat resiko bahaya kebakaran tertinggi. c. Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran 3 1) Angka klasifikasi ini harus mempertimbangkan resiko bahaya kebakaran yang paling rawan, dimana jumlah dari bahan mudah terbakarnya sangat tinggi. Kebakaran dalam tingkat klasifikasi ini dapat diperkirakan berkembang sangat cepat dan mempunyai nilai pelepasan panas yang tinggi. 2) Bangunan yang berdekatan dengan bangunan yang mempunyai angka klasifikasi resiko bahaya kebakaran 3, harus dianggap sebagai bagian dari klasifikasi tersebut jika jaraknya 15 m atau kurang. 3) Angka klasifikasi resiko bahaya kebakaran 3, antara lain ditunjukkan pada Tabel (2 -1). d. Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran 4 1) Angka klasifikasi ini harus dipertimbangkan sebagai Resiko Bahaya Kebakaran Tinggi, dimana kuantitas dan kandungan bahan mudah terbakarnya tinggi. Kebakaran dalam tingkat klasifikasi ini dapat diperkirakan berkembang cepat dan mempunyai nilai pelepasan panas yang tinggi. 2) Bangunan yang berdekatan dengan bangunan yang mempunyai angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran 4, harus dianggap sebagai bagian dari klasifikasi tersebut jika jaraknya 15 m atau kurang. Angka klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran 4, antara lain ditunjukkan pada Tabel (2 . 2). e. Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran 5
Halaman IV - 21

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam

Laporan Antara

PT.PERANCANG ADHINUSA 1) Angka klasifikasi ini harus dipertimbangkan sebagai hunian bahaya sedang, dimana kuantitas dan kandungan bahan mudah terbakarnya sedang dan tinggi tumpukan bahan mudah terbakarnya tidak melebihi dari 3,7 m. Kebakaran dalam tingkat klasifikasi ini dapat diperkirakan berkembang sedang dan mempunyai nilai pelepasan panas yang sedang. 2) Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran 5, antara lain ditunjukkan pada Tabel (2 . 3). f. Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran 6 1) Angka klasifikasi ini harus dipertimbangkan sebagai resiko bahaya rendah, dimana kuantitas dan kandungan bahan mudah terbakarnya sedang dan tinggi tumpukan bahan mudah terbakarnya tidak lebih dari 2,5 m. Kebakaran dalam tingkat klasifikasi ini dapat diperkirakan berkembang sedang dan mempunyai nilai pelepasan panas sedang. 2) Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran 6, antara lain seperti pada Tabel (2 . 4). g. Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran 7 1) Angka dalam klasifikasi ini harus dipertimbangkan sebagai resiko bahaya rendah, dimana kuantitas dan kandungan bahan mudah terbakarnya rendah. Kebakaran dalam tingkat klasifikasi ini dapat diperkirakan berkembang rendah dan mempunyai nilai pelepasan panas relatif rendah. 2) Angka Klasifikasi Resiko Bahaya Kebakaran 7, antara lain seperti pada Tabel (2-5). 4.2.5 Kualifikasi Konstruksi a. Umum 1) Instansi kebakaran dapat membuat kajian dan klasifikasi konstruksi bangunan di wilayah kerjanya.

Halaman IV - 22

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam

Laporan Antara

PT.PERANCANG ADHINUSA 2) Konstruksi bangunan diklasifikasikan dalam angka. Angka maksimum klasifikasi konstruksi bangunan rumah tinggal adalah 1. 3) Tidak dikaji. 4) Dalam hal terdapat beberapa macam tipe konstruksi dalam satu bangunan yang diteliti maka angka klasifikasi ditentukan dari angka klasifikasi konstruksi tertinggi. 5) Jika terdapat bangunan lain dengan luas lebih besar dari 10 m2 dalam jarak tidak lebih dari 15 M, maka bangunan lain tersebut dipandang sebagai bangunan berdekatan yang mempunyai resiko ancaman kebakaran (exposure hazard) sehingga kebutuhan air untuk kebakaran pada bangunan induk ditentukan dengan perkalian 1,5. b. Tipe klasifikasi konstruksi 1) Resiko kebakaran konstruksi tipe I (konstruksi tahan api) Bangunan yang dibuat dengan bahan tahan api (beton, bata dan lain-lain dengan bahan logam yang dilindungi) dengan struktur yang dibuat sedemikian, sehingga tahan terhadap peruntukan klasifikasi 0,5. 2) Resiko kebakaran konstruksi tipe II dan IV (tidak mudah terbakar, konstruksi kayu berat) Bangunan yang seluruh bagian konstruksinya (termasuk dinding, lantai dan atap) terdiri dari bahan yang tidak mudah terbakar yang tidak termasuk sebagai bahan tahan api, termasuk bangunan konstruksi kayu dengan dinding bata, tiang kayu 20,3 cm, lantai kayu 76 mm, atap kayu 51 mm, balok kayu 15,2 x 25,4 cm, ditetapkan mempunyai angka klasifikasi konstruksi 0,8. 3) Resiko kebakaran konstruksi tipe III (biasa)
Halaman IV - 23

diperkenankan

memberikan

angka

klasifikasi

konstruksi terhadap suatu bangunan yang tidak diteliti /

dan

perambatan

api

mempunyai

angka

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam

Laporan Antara

PT.PERANCANG ADHINUSA Bangunan dengan dinding luar bata atau bahan tidak mudah terbakar lainnya sedangkan bagian bangunan lainnya terdiri dari kayu atau bahan yang mudah terbakar ditentukan mempunyai angka klasifikasi konstruksi 1,0. 4) Resiko kebakaran konstruksi tipe IV (kerangka kayu) Bangunan bahan (kecuali bangunan yang rumah tidak tinggal) tergolong yang dalam strukturnya sebagian atau seluruhnya terdiri dari kayu atau mudah terbakar konstruksi biasa (tipe III) ditentukan mempunyai angka klasifikasi konstruksi 1,0. 4.2.6 Sumber Air Pada saat ini air bersih di Kota Pagar Alam diperoleh dari berbagai sumber diantaranya Pembangunan Air Minum (PAM), dan Sumursumur galian masyarakat. Volume air bersih yang disediakan oleh PAM dengan kapasitas 318.387 m per Tahun belum dapat memenuhi kebutuhan penduduk Kota Pagar Alam secara keseluruhan. Diperkirakan kebutuhan air bersih untuk penduduk Kota Pagar Alam yang jumlahnya sekitar 250.592 jiwa, perkantoran, Instansi Pemerintah dan industri mencapai 42.099.603 liter per hari. Kekurangan pasokan air bersih tersebut telah mengharuskan masyarakat mencari solusi alternatif yaitu dengan membuat sumursumur galian di lingkungan dimana mereka tinggal. Untuk itu, Pemerintah Kota Pagar Alam merencanakan pengembangan air bersih di Kota Pagar Alam yang berasal dari Sungai Air Putih dan Sungai Air Lawu.

Halaman IV - 24

Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran Kota Pagar Alam

Laporan Antara

PT.PERANCANG ADHINUSA

Foto 4.3 Sumber Pengambilan Air Baku Air Putih dan Air Lawu Persoalan yang dihadapi oleh Kota Pagar Alam dalam pengadaan air bersih tetap diupayakan untuk kepentingan masyarakat dan yang lebih didahulukan adalah pelanggan lama. Sasaran utama penyediaan air bersih ini adalah bagaimana masyarakat dapat menikmati air bersih dengan harga yang terjangkau. Sesuai dengan Rencana dan target kerja penyaluran air bersih yang dikerjakan saat ini diperuntukan bagi 25.000 pelanggan, dengan dua tahap pelaksanaan hingga tahun 2010. Pelaksanaan kerja pengadaan air bersih yang dilaksanakan saat ini hanya mampu menjangkau Kecamatan Dempo Tengah dan Dempo Selatan. Sementara Kecamatan lainnya tetap diupayakan Pemerintah Kota Pagar Alam dengan memanfaatkan mesin pompa. 4.2.7 Review Penanganan Kebakaran Kota Pagar Alam kini diselimuti kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan di berbagai wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Namun, asap tersebut diklaim belum mengganggu aktivitas penduduk Kota.

Halaman IV - 25

Anda mungkin juga menyukai