Anda di halaman 1dari 8

Peranan Perilaku Hidup Sehat dan Komunikasi Efektif

Rudy Setiady
10.2012.323, Kelompok D-7
Mahasiswa Kedokteran
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat : Fakultas Kedokteran - Universitas Kristen Krida Wacana, Jalan Arjuna Utara Nomor 6, Kebon Jeruk
Jakarta Barat 11510
email : setiadyrudy@hotmail.com

Kata Pengantar
Puji syukur yang saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan tugas makalah PBL ini. Tak lupa juga saya ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu dalam proses
pembuatan makalah singkat ini dari awal hingga akhir.
Kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang pengaruh komunikasi efektif antara dokter
dan pasien sehingga pasien dapat menerapkan perilaku hidup sehatnya. Komunikasi yang efektif
pada dasarnya merupakan salah satu bentuk komunikasi yang interaktif antara satu pihak dengan
pihak lain melalui suatu kondisi dalam upaya untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam
upaya pembuatan dan mengambil keputusan secara tepat. Komunikasi dialogis atau komunikasi
efektif merupakan bentuk komunikasi dua arah antara dua orang individu atau lebih dalam
membahas suatu masalah tertentu dengan maksud atau tujuan tertentu.
Saya tentunya mengharapkan respon yang konstruktif dalam makalah ini, oleh karena itu
saran dan kritik yang membangun sangat saya harapkan demi tersusunnya makalah selanjutnya
yang lebih baik. Akhirnya saya hanya dapat mengucapkan selamat membaca kepada para pembaca
dan saya mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang tidak berkenan di hati para pembaca. Sekali
lagi saya ucapkan terima kasih.

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang
Setiap orang tentunya mempunyai tanggung jawab terhadap diri sendiri terutama
bertanggung jawab terhadap kesehatannya sendiri. Dalam kehidupan keseharian setiap orang
memang mempunyai metode yang berbeda-beda dalam urusan kesehatannya. Sering kali kita
menemukan banyak masalah dalam perilaku seseorang dalam urusan kesehatannya sehingga ketika
timbul akibat merugikan, mereka baru sadar akan pentingnya kesehatan. Untuk itu dibutuhkan
komunikasi yang efektif antara dokter pasien dalam memberikan promosi kesehatan. Promosi
kesehatan juga menampung aspirasi pemasaran sosial karena promosi juga berarti mengenalkan
produk (perilaku hidup sehat) secara luas kepada masyarakat sehingga mereka dapat menerima dan
memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari.
1

1.2 Rumusan Masalah
1. Pasien yang tidak mengikuti pola hidup sehat yang disarankan
2. Kekesalan dokter dala menghadapi pasien

1.3 Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui tentang pentingnya perilaku hidup sehat dalam keseharian
2. Dapat menerapkan komunikasi yang efektif terutama dokter-pasien
3. Menemukan solusi untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam komunikasi antara
dokter-pasien







Pembahasan
Skenario D :
Seorang dokter umum merasa kesal dengan pasiennya karena sulit mengikuti petunjuk yang
diberikan oleh dokter tersebut. Pasien adalah seorang penderita diabetes mellitus selama 3 tahun.
Pasien seorang laki-laki usia 54 tahun yang bekerja sehari-hari sebagai pegawai swasta. Dia malas
mengikuti pola hidup sehat yang disarankan dokter. Dia tidak mau rutin makan antidiabetes oral,
malas olahraga dan makan sembarangan di luar rumah. Si dokter sudah kebingungan apalagi yang
ingin dilakukan dengan kondisi ini karena gula darah pasien ini sudah tidak terkontrol.

Dari skenario di atas memang permasalahan utamanya adalah pasien yang tidak mau
mengikuti pola hidup sehat yang ditawarkan dokter sehingga membuat dokter tersebut merasa kesal
akibat ulah pasiennya. Disini terdapat 3 kemungkinan yang menjadi pokok masalah dalam skenario
tersebut di antaranya :
Kurangnya pengetahuan pasien akan pentingnya perilaku hidup sehat
Komunikasi dokter-pasien tidak efektif
Pasien tidak menyetujui anjuran atau pendapat dokter
Sebagai seorang dokter, kita harus bisa mencari solusi agar hambatan-hambatan dalam
komunikasi dengan pasien tidak terulang. Sedangkan pasien juga harus bisa patuh terhadap
pengobatan yang diberikan dokter, bersikap kooperatif, dan jujur dalam menyampaikan informasi
atau menyampaikan informasi yang jelas kepada dokter agar memudahkan dokter. Jadi intinya antara
dokter dengan pasien harus bisa saling berkerja sama.




1. Definisi Perilaku Hidup Sehat
Perilaku hidup sehat menekankan pada pemeliharaan kesehatan termasuk pencegahan
penyakit baik fisik dan emosional.
4
Merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau
masyarakat mampu menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam
mewujudkan kesehatan masyarakat. Dengan demikian, perilaku hidup sehat mencangkup banyak
sekali perilaku yang harus diterapkan dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya.
3
1.1 Pencegahan
Upaya pencegahan penyakit telah dilakukan sejak zaman prasejarah. Pencegahan penyakit
terus berkembang sehingga tidak hanya ditujukan pada penyakit infeksi saja, melainkan penyakit
non-infeksi. Pencegahan dibagi atas tiga tahap yaitu pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
1.1.1 Pencegahan Primer
Pencegahan tingkat pertama ini, merupakan upaya untuk mempertahankan orang yang sehat
agar tetap sehat atau mencegah orang yang sehat menjadi sakit. Secara garis besar, upaya
pencegahan ini dapat berupa pencegahan umum atau khusus.
1.1.2 Pencegahan Sekunder
Tingkat pencegahan kedua ini, merupakan upaya manusia untuk mencegah orang yang telah
sakit agar sembuh, menghambat progresifitas penyakit, menghindarkan komplikasi, dan mengurangi
ketidakmampuan.
1.1.3 Pencegahan Tersier
Pencegahan ini, dimaksudkan untuk mengurangi ketidakmampuan dan mengadakan
rehabilitasi.
5
1.2 Perlindungan
Tindakan yang dilakukan seseorang untuk melindungi, meningkatkan dan menjaga
kesehatan. Tindakan ini dapat berupa tindakan medis atau bukan.
1.3 Perilaku sebelum sakit
Tindakan seperti ini biasanya dilakukan oleh orang yang tidak yakin akan kondisi
kesehatannya sehingga mereka dibingungkan oleh kondisi badannya. Sehingga, membuat individu
tersebut ingin memperjelas karti kondisinya dan kemudian menentukan apakah mereka sehat atau
tidak.
1.4 Perilaku saat sakit
Perilaku seperti ini diterapkan ketika seseorang benar-benar merasa sakit seperti melakukan
kontrol ke dokter, fisioterapi, dll.
1.5 Kondisi sosial
Kondisi sosial juga ikut mendukung aktif dalam menerapkan perilaku sosial. Tindakan tersebut
dilakukan agar kesehatan dilingkungan masyarakat dapat tetap terjamin seperti digalangkan
pendidikan kesehatan.
2. Komunikasi Efektif dokter-pasien
Tujuan dari komunkasi yang dijalani antara dokter-pasien ini adalah agar dokter mendapat
informasi yang jelas tentang apa yang dikeluhkan pasiennya dan juga agar pasien dapat mengerti
metode dan anjuran yang diberikan dokter serta termotivasi untuk melakukan tindakan sesuai dengan
anjuran dokter. Solusinya yang seharusnya dilakukan dokter antara lain menggunakan metode KISS,
menyampaikan pesan dan bersikap lebih proaktif.
2
Metode KISS (Keep It Short and Simple) yang dimaksudkan dalam pengertian ini adalah:
Singkat, yang berarti penyampaian dokter kepada pasien tidak bertele-tele.
Sederhana, yang berarti dalam memberi penjelasan kepada pasien dokter tidak
menggunakan bahasa-bahasa yang tidak dimengerti pasien atau istilah-istilah asing yang
tidak pernah didengar pasien sebelumnya, sebaiknya dokter menggunakan bahasa yang
umum agar lebih dimengerti oleh pasien.
Praktis, yang berarti anjuran atau nasihat yang disarankan oleh dokter mudah untuk
dilaksanakan oleh pasien agar pasien tidak mengalami banyak kesulitan.

Dokter harus bersikap lebih proaktif, karena ada beberapa kemungkinan pada pasien :
Pasien tidak mendengar apa yang dikatakan oleh dokter.
Pasien tidak mengerti apa yang dijelaskan oleh dokter.
Pasien tidak setuju dengan pendapat atau anjuran nasihat yang disampaikan oleh dokter.

Dalam komunikasi yang efektif, penyampaian pesan yang dilakukan dokter itu harus
memenuhi 5 langkah berikut :
1. Attention, dokter meminta perhatian pasien saat dokter sedang menjelaskan tentang
kondisinya atau informasinya kepada pasien, agar tidak terjadi kesalahpahaman antara
pesan yang disampaikan dokter dengan pesan yang diterima pasien.
2. Need, dokter memahami apa yang dibutuhkan pasien saat itu dan dokter berusaha untuk
memenuhi kebutuhan utama pasien.
3. Satisfaction, jika pasien mau menjalankan apa yang dianjurkan oleh dokter maka akan ada
kepuasan pada diri pasien itu sendiri dan pada dokter (kepercayaan pasien terhadap dokter
bisa meningkat).
4. Visualization, dokter menyuruh pasien untuk membayangkan jika pasien tidak menuruti
nasihat dokter apa yang akan terjadi, dan jika pasien mau menuruti nasihat dokter apa yang
akan terjadi.
5. Action, pasien melakukan apa yang dianjurkan dokter dan menuruti nasihat dokter.









Kesimpulan

Komunikasi sangatlah penting dalam segala hal terutama dalam suatu proses pengobatan.
Namun yang paling utama dalam sebuah hubungan dokter-pasien adalah bentuk komunikasi yang
efektif yaitu dua arah. Selain itu bagi seorang dokter dalam memperoleh informasi, yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana cara kita memahami dan mengerti dengan baik masalah apa yang
sedang dialami oleh pasien dan juga bagaimana cara kita dapat memberikan solusi atas masalah
yang ia hadapi.
Untuk dapat melakukan itu semua rasa empati, respect atau saling menghargai, dan menjadi
pendengar efektif sangat dibutuhkan bagi seorang dokter. Sedangkan bagi pasien yang diperlukan
adalah adanya keterbukaan, kepercayaan, dan juga adanya kerja sama yang baik dengan dokter.
Dalam kasus PBL yang diberikan, dapat dilihat bahwa dari pihak pasien mungkin masih
kurang pengetahuan akan perilaku hidup sehat sehingga perilaku pasien tersebut dapat berubah
ketika ia menerima konsekuensi tersebut. Dari pihak dokter juga mungkin kurang menerapkan
komunikasi yang efektif antara dokter dengan pasien. Pesan yang disampaikan dokter kepada pasien
tidak sama dengan pesan yang diterima oleh pasien, akibatnya terjadi kesalahpahaman antara dokter
dengan pasien dan tidak terjadi penurunan pada tekanan darah pasien penderita hipertensi tersebut.








Daftar Pustaka

1. Maulana, Heri D.J.2007.Promosi Kesehatan.Jakarta: EGC
2. Baum, Neil & Henkel, Gretchen.2010.Marketing Your Clinical Practice.London: Jones and
Barlett Publishers
3. Depkes RI.2007.Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Berbagai Tatanan.Jakarta:
Pusat Promosi Kesehatan
4. Snooks, Margaret Konz.2009.Health Psychology.London: Jones and Barlett Publihshers
5. Budiarto, Eko & Anggraeni, Dewi.2003.Pengantar Epidemiologi.Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai