Anda di halaman 1dari 6

Peranan Program Keluarga Berencana dalam Kesejahteraan Rumah Tangga

Rudy Setiady
10.2012.323, Kelompok D-7
Mahasiswa Kedokteran
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat : Fakultas Kedokteran - Universitas Kristen Krida Wacana, Jalan Arjuna Utara Nomor 6, Kebon Jeruk
Jakarta Barat 11510
email : setiadyrudy@hotmail.com

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Keluarga berencana (KB) adalah program nasional yang bertujuan meningkatkan derajat
kesehatan, kesejahteraan ibu, anak dan keluarga khususnya, serta bangsa padaumumnya. Salah
satunya dengan cara membatasi dan menjarangkan kehamilan.
Masalah yang akan dihadapi oleh keluarga yang memiliki anak dalam jumlah banyak terutama
disertai tidak diaturnya jarak kelahiran adalah peningkatan risiko terjadinyapendarahan ibu hamil
pada trimester ketiga, angka kematian bayi meningkat, ibu tidak memiliki waktu yang cukup untuk
merawat diri dan anaknya, serta terganggunya prosesperkembangan fisik dan mental anak yang
diakibatkan kurang gizi, berat badan lahir rendah (BBLR) dan lahir prematur.
Keluarga Berencana (KB) adalah program nasional yang bertujuan meningkatkan derajat
kesehatan, kesejahteraan ibu, anak dan keluarga khususnya, serta bangsa pada umumnya. Salah
satunya dengan cara membatasi dan menjarangkan kehamilan. Program KB ini dirintis sejak tahun
1951 dan terus berkembang, sehingga pada tahun 1970 terbentuk Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

1.2 Tujuan Program KB


Tujuan umum program KB adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial
ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga
bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ada juga tujuan khusus dari program KB meliputi, pengaturan kelahiran, pendewasaan usia
perkawinan, peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.

Pembahasan
2. Definisi
Menurut BKKBN keluarga berencana artinya mengatur jumlah anak sesuai kehendak anda dan
menentukan sendiri kapan anda ingin hamil atau salah satu usaha masalah kependudukan sekaligus
merupakan bagian yang terpadu dalam program Pembangunan Nasional dan bertujuan untuk turut
serta menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual, sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat
1

dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi Nasional. Dengan kata lain, program
Keluarga Berencana (KB) dirumuskan sebagai upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakaat melalui batas usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga, untuk mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKBBS).

2.1 Manfaat KB
Dengan mengikuti program KB sesuai anjuran pemerintah, para akseptor akan mendapatkan tiga
2

manfaat utama optimal, baik untuk ibu, anak dan keluarga, antara lain:
Manfaat Untuk Ibu:

Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan

Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu

Menjaga kesehatan ibu

Merencanakan kehamilan lebih terprogram


Manfaat Untuk Anak:

Mengurangi risiko kematian bayi

Meningkatkan kesehatan bayi

Mencegah bayi kekurangan gizi

Tumbuh kembang bayi lebih terjamin

Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat terpenuhi

Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih maksimal


Manfaat Untuk Keluarga:

Meningkatkan kesejahteraan keluarga

Harmonisasi keluarga lebih terjaga

2.2 Metode KB
Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima norma keluarga kecil
bahagia dan sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada catur warga atau zero population growth
(pertumbuhan seimbang). Gerakan keluarga berencana nasional Indonesia telah berumur panjang
(sejak 1970) dan masyarakat dunia menganggap Indonesia berhasil menurunkan angka kelahiran
dan bermakna. Masyarakat dapat menerima hampir semua metode medis teknis keluarga berencana
yang dicanangkan oleh pemerintah.

Pemerintah meluncurkan gagasan baru, yaitu:


1. Keluarga berencana mandiri: artinya masyarakat memilih metode KB dengan biaya sendiri
melalui KB lingkaran biru dan KB lingkaran emas
2. Mengarahkan pada pelayanan metode kontrasepsi efektif (MKE): AKDR, suntikan KB, susuk KB,
3,4

dan kontap.

Di bawah ini dijabarkan metode medis teknis gerakan keluarga berencana di Indonesia.

2.2.1 Metode Alami


Metode alami tidak menggunakan sarana atau alat apa pun untuk mencegah pertemuan
sperma dan telur. Metode ini mencegah kehamilan dengan tidak berhubungan seks atau
berhubungan seks hanya di luar periode subur wanita. Terdiri dari:

Berpantang seks. Ini adalah bentuk kontrasepsi terbaik yang efektif 100%. Namun, tentu saja
bila Anda adalah pasangan menikah, ini bukanlah pilihan karena seks adalah aktivitas
menyenangkan yang mendukung keharmonisan Anda. Apalah artinya menikah kalau tidak
melakukan hubungan seks.

Penarikan. Penarikan atau senggama terputus (coitus interruptus) adalah mencabut penis dari
vagina sesaat sebelum ejakulasi. Kehamilan masih bisa terjadi karena terlambat menarik,
sebagian sperma tercecer sehingga masuk ke vagina, atau adanya sperma di cairan praejakulasi.

Amenore Laktasi. Menyusui secara eksklusif selama enam bulan setelah melahirkan dapat
menjadi metode kontrasepsi yang efektif dan alami.

Kesadaran

Kesuburan.

Kontrasepsi

berbasis

kesadaran

kesuburan

didasarkan

pada

pemahaman tentang siklus menstruasi. Metode ini mencakup pemantauan perubahan lendir
serviks, perubahan suhu tubuh basal dan perhitungan kalender ritmik/hari standar untuk
membantu menentukan kapan seorang wanita kemungkinan paling subur setiap bulan.
Efektivitas metode ini bervariasi, tergantung kedisiplinan dan jenis pemantauan yang digunakan.

Bila berbagai metode pemantauan kesuburan dikombinasikan, efektivitasnya bisa sangat tinggi
(lebih dari 95%).

2.2.2 Metode Penghalang


Metode penghalang bekerja mencegah kehamilah dengan menghalangi pertemuan sperma dan
telur secara fisik. Terdiri dari:

Kondom laki-laki dan wanita. Kondom laki-laki diletakkan ke penis untuk menjadi penghalang
fisik sperma. Kondom wanita dimuat di dalam vagina untuk tujuan yang sama. Keduanya memiliki
bonus tambahan untuk melindungi Anda terhadap penyakit menular seksual. Jangan pernah
menggunakan kondom pria dan wanita pada saat yang sama.

Kap serviks atau diafragma. Kap serviks atau diafragma adalah karet lateks atau silikon yang
dimasukkan ke dalam vagina dan ditempatkan di atas leher rahim sesaat sebelum hubungan
seks untuk menghalangi sperma. Keduanya harus digunakan dengan gel spermisida (lihat di
bawah).

Spermisida. Spermisida adalah gel, krim atau lotion berisi campuran bahan kimia yang dapat
membunuh sperma. Gel tidak boleh digunakan sendirian tetapi harus digunakan bersamaan
dengan metode kontrasepsi lain seperti kap serviks atau diafragma (lihat di atas). Pelumas pada
kondom biasanya mengandung spermisida.

2.2.3 Metode hormonal


Metode hormonal menggunakan hormon progesteron, estrogen atau kombinasi keduanya.
Hormon-hormon tersebut mencegah kehamilan dengan menghalangi ovulasi, mengentalkan lendir
serviks untuk menghambat pergerakan sperma dan menipiskan lapisan rahim sehingga embrio sulit
melekat. Terdiri dari:

Susuk implan. Sebuah tabung fleksibel kecil berisi progestogen dimasukkan di bawah kulit
lengan atas seorang wanita oleh seorang bidan atau dokter terlatih. Tergantung mereknya, susuk
memiliki masa manfaat selama 3-5 tahun.

Pil kontrasepsi. Diambil oleh pasangan wanita, pil ini bekerja dengan mengelabui tubuh agar
mengira bahwa sang wanita hamil. Dengan melakukan ini, indung telur wanita berhenti
melepaskan telur sehingga mencegah kehamilan.

Pil kontrasepsi darurat. Pil kontrasepsi darurat bisa diambil selama 72 jam (tiga hari) setelah
hubungan seks tanpa kondom dan dalam beberapa kasus mungkin masih memiliki efek sampai 5
hari atau lebih.

Injeksi. Kontrasepsi injeksi diberikan untuk jangka waktu tertentu oleh dokter atau bidan. Cara
kerjanya adalah mencegah pelepasan telur.

Cincin vagina dan koyo KB. Seperti susuk implan, cincin vagina dan koyo KB memberikan
aliran hormon secara terus menerus ke dalam darah, yang mencegah kehamilan.

2.2.4 Metode dalam rahim


Metode ini menggunakan alat yang ditanamkan di dalam rahim oleh dokter untuk mencegah
kehamilan. Disebut intrauterine device (IUD) atau alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). IUD/AKDR
ada dua macam, yaitu spiral hormon (Mirena) dan spiral tembaga. Alat ini bisa tinggal di dalam rahim
selama 5-10 tahun (tergantung pada jenis yang digunakan) dan dapat dengan mudah diambil
sebelumnya jika Anda ingin hamil atau mengalami masalah. Spiral hormon perlahan-lahan dan terusmenerus melepaskan sejumlah kecil progestogen, yang dapat mengentalkan lendir serviks untuk
memblokir pergerakan sperma. Spiral ini juga dapat menyebabkan menstruasi lebih ringan. Spiral
hormon kadang-kadang diambil karena menyebabkan sakit kepala, nyeri payudara, jerawat dan
nafsu makan meningkat. Spiral tembaga cenderung membuat menstruasi lebih berat, tetapi tidak
menyebabkan efek samping hormonal.

2.2.5 Sterilisasi
Sterilisasi adalah metode kontrasepsi permanen atau kontrasepsi mantap. Dalam metode ini,
pembedahan dilakukan pada organ reproduksi untuk memotong/menutup saluran tuba wanita atau
memotong/menutup saluran sperma (vas deferens) pria. Prosedur pembedahan pada wanita dikenal
sebagai ligasi tuba atau tubektomi, pada pria disebut vasektomi.

Penutup
3. Kesimpulan
Kehamilan dapat menimbulkan bahaya kematian baik bagi ibu maupun bayinya. Namun, dengan
program keluarga berencana hal ini dapat dicegah sehingga kesehatan ibu terjamin. Dengan
membatasi jumlah anak, maka juga akan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga. Karena
dengan jumlah anak yang sedikit beban orang untuk menghidupi keluarganya akan berkurang
dibandingkan dengan keluarga yang memiliki banyak anak.

Daftar Pustaka

1. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Keluarga berencana. Diunduh dari:
www.bkkbn.go.id, 26 November 2012.
2. Sudayasa P. 3 manfaat utama program keluarga berencana. Edisi 11 Oktober 2011. Diunduh
dari: http://www.puskel.com/3-manfaat-utama-program-keluarga-berencana/, 26 November 2012.
3. Manuaba I B G. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan & keluarga berencana untuk pendidikan
bidan. Jakarta: EGC; 1998.h.436-7.
4. Prawirohardjo, Sarwono. Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi. Jakarta: Yayasan bina
pustaka; 2003.
5. Tinjauan metode kontrasepsi [editorial]. Diunduh dari: www.keluargaberencana.com, 26
November 2012

Anda mungkin juga menyukai