Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

PATAH TULANG

OLEH
PSIK UNITRI

RUMAH SAKIT UMUM Dr.SAIFUL ANWAR MALANG


Jl. Agung Suprapto no 2 Malang

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Study :

Keperawatan Gawat Darurat

Topik

Patah Tulang

Sub topik

Penanganan Awal Patah Tulang

Sasaran

Keluarga Pasien UGD RSSA Malang

Tempat

Lobby IGD RSSA Malang

Hari/Tanggal :
Waktu

I.

1 x 30 menit

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Pada akhir proses penyuluhan, keluarga klien dapat menyebutkan pengertian tandatanda dan penanganan patah tulang

II.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan keluarga klien dapat :
1. Menyebutkan pengertian Patah Tulang
2. Menyebutkan Penyebab Patah Tulang
3. Menyebutkan Tanda dan gejala Patah Tulang
4. Menyebutkan Penatalakanaan pada Patah Tulang

III.

SASARAN
Keluarga Pasien di IGD RSSA Malang

IV.

MATERI (Terlampir)

V.

METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

VI.

MEDIA

Flip Chart

Leaflet

VII.

KRITERIA EVALUASI
Evaluasi Struktur

Peserta hadir ditempat penyuluhan

Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Lobby IGD RSSA

Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya

Evaluasi Proses

Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

Evaluasi Hasil

VIII.

Keluarga Pasien UGD RSSA Malang mengetahui tentang Patah Tulang

KEGIATAN PENYULUHAN
No.

WAKTU

KEGIATAN PENYULUH

KEGIATAN
PESERTA

1.

Pembukaan :

menit

Membuka

kegiatan

dengan Menjawab salam

mengucapkan salam.

Memperkenalkan diri

Menjelaskan

tujuan

Mendengarkan
dari Memperhatikan

penyuluhan

Menyebutkan materi yang akan Memperhatikan


diberikan

Menanyakan

sekilas

tentang

pengetahuan

keluarga

Pasien

mengenai Patah Tulang

2.

15

Pelaksanaan :

menit

Menjelaskan tentang pengertian

Memperhatikan

Patah Tulang

Menjelaskan tentang
Patah Tulang

penyebab

Memperhatikan

Menjelaskan tentang tanda dan


gejala Patah Tulang

Menjelaskan

tentang

penatalaksanaan Patah Tulang

Memberi

kesempatan

kepada

Memperhatika

Memperhatikan

Bertanya

dan

menjawab

peserta untuk bertanya

pertanyaan

yang

diajukan
3.

10

Evaluasi :

menit

Menanyakan
tentang

kepada

materi

diberikan,

dan

peserta Menjawab

yang

telah

pertanyaan

reinforcement

kepada ibu yang dapat menjawab


pertanyaan.
4.

Terminasi :

menit

Menyimpulkan materi yang telah Mendengarkan


disampaikan

Mengucapkan

terimakasih

peran serta peserta.

IX.

Mengucapkan salam penutup

PENGORGANISASIAN
Moderator

Notulen

Pembicara

Operator

Observer

Absensi

Leaflet

atas Menjawab salam

MATERI PENYULUHAN

A.

Pengertian Patah Tulang Tebuk


Patah tulang adalah putusnya hubungan normal suatu tulang atau tulang rawan
yang disebabkan oleh kekerasaan (E. Oerswari, 1989).
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang
rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, 2000).
Fraktur terbuka adalah patah tulang dimana fragmen tulang yang bersangkutan
sedang atau pernah berhubungan dengan dunia luar.

B.

Penyebab Patah Tulang Terbuka


a.

B.

Trauma:
Di dalam

: penyebab ruda paksa merusak kulit, jaringan lunak dan tulang.

Di luar

: fragmen tulang merusak jaringan lunak dan menembus kulit.

b.

Patologis ( penyakit pada tulang )

c.

Degenerasi spontan.

Macam- Macam Patah Tulang Terbuka


Patah Tulang Terbuka , bila terdapat hubungan antara fragemen tulang
dengan dunia luar karena adanya perlukan di kulit, fraktur terbuka dibagi menjadi tiga
derajat, yaitu :
1) Derajat I- luka kurang dari 1 cm- kerusakan jaringan lunak sedikit tidak ada tanda
luka remuk.- fraktur sederhana, tranversal, obliq atau kumulatif ringan.Kontaminasi ringan.
2) Derajat II- Laserasi lebih dari 1 cm- Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, avulseFraktur komuniti sedang.

3) Derajat III Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas meliputi struktur kulit, otot
dan neurovaskuler sertakontaminasi derajat tinggi.

D.

Tanda Dan Gejala


1. Deformitas daya terik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah
dari tempatnya perubahan keseimbangan dan contur terjadi seperti :
a. Rotasi pemendekan tulang
b. Penekanan tulang
2. Bengkak : edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah
dalam

jaringan yang berdekatan dengan fraktur

3. Echumosis dari Perdarahan Subculaneous


4. Spasme otot spasme involunters dekat fraktur
5. Tenderness/keempukan
6. Nyeri mungkin disebabkan oleh spasme otot berpindah tulang dari tempatnya dan
kerusakan struktur di daerah yang berdekatan.
7. Kehilangan sensasi (mati rasa, mungkin terjadi dari rusaknya saraf/perdarahan
8. Pergerakan abnormal
9. Shock hipovolemik hasil dari hilangnya darah
10. Krepitasi

E. Penatalaksaan Fraktur
1. Penatalaksanaan secara Umum
Fraktur biasanya menyertai trauma. Untuk itu sangat penting untuk melakukan
pemeriksaan terhadap jalan napas (airway), proses pernafasan (breathing) dan
sirkulasi (circulation), apakah terjadi syok atau tidak. Bila sudah dinyatakan tidak ada

masalah lagi, baru lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara terperinci. Waktu
tejadinya kecelakaan penting ditanyakan untuk mengetahui berapa lama sampai di RS,
mengingat golden period 1-6 jam. Bila lebih dari 6 jam, komplikasi infeksi semakin
besar. Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis secara cepat, singkat dan lengkap.
Kemudian lakukan foto radiologis. Pemasangan bidai dilakukan untuk mengurangi
rasa sakit dan mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat pada jaringan lunak
selain memudahkan proses pembuatan foto.
2. Penatalaksanaan Kedaruratan
Segera setelah cedera, pasien berada dalam keadaan bingung, tidak menyadari
adanya fraktur dan berusaha berjalan dengan tungkai yang patah, maka bila dicurigai
adanya fraktur, penting untuk meng-imobilisasi bagian tubuh segara sebelum pasien
dipindahkan.
Bila pasien yang mengalami cedera harus dipindahkan dari kendaraan sebelum
dapat dilakukan pembidaian, ekstremitas harus disangga diatas dan dibawah tempat
patah untuk mencegah gerakan rotasi maupun angulasi. Gerakan fragmen patahan
tulang dapat menyebabkan nyeri, kerusakan jaringan lunak dan perdarahan lebih
lanjut.
Nyeri sehubungan dengan fraktur sangat berat dan dapat dikurangi dengan
menghindari gerakan fragmen tulang dan sendi sekitar fraktur. Pembidaian yang
memadai sangat penting untuk mencegah kerusakan jaringan lunak oleh fragmen
tulang. Daerah yang cedera diimobilisasi dengan memasang bidai sementara dengan
bantalan yang memadai, yang kemudian dibebat dengan kencang. Imobilisasi tulang
panjang ekstremitas bawah dapat juga dilakukan dengan membebat kedua tungkai
bersama, dengan ektremitas yang sehat bertindak sebagai bidai bagi ekstremitas
yang cedera. Pada cedera ektremitas atas, lengan dapat dibebatkan ke dada, atau

lengan bawah yang cedera digantung pada sling. Peredaran di distal cedera harus
dikaji untuk menentukan kecukupan perfusi jaringan perifer.
Pada fraktur terbuka, luka ditutup dengan pembalut bersih (steril) untuk mencegah
kontaminasi jaringan yang lebih dalam. Jangan sekali-kali melakukan
reduksi fraktur, bahkan bila ada fragmen tulang yang keluar melalui luka. Pasanglah
bidai sesuai yang diterangkan di atas.
Pada bagian gawat darurat, pasien dievaluasi dengan lengkap. Pakaian
dilepaskan dengan lembut, pertama pada bagian tubuh sehat dan kemudian dari sisi
cedera. Pakaian pasien mungkin harus dipotong pada sisi cedera. Ektremitas sebisa
mungkin jangan sampai digerakkan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.

F.Komplikasi
Perdarahan, syok septik,

kematian

Tetanus
Gangren
Kekakuan sendi
Perdarahan sekunder
Osteomielitis kronik

G. Faktor-faktor yang mempengaruhi Patah Tulang


1. Faktor yang mempercepat peyembuhan

Mengurangi pergerakan pada daerah yang mengalami patah tulang

Sambungan luka tertata dengan baik

Asupan darah yang memadai

Nutrisi yang baik

Hormon-hormon pertumbuhan

2. Faktor-faktor yang memperlambat penyembuhan


Kehilangan tulang
Gerakan pada bagian yang patah tulang terus menerus
Rongga atau ada jaringan dianta tulang yang patah
Keganasan lokal
Infeksi
Penyakit tulang
Usia

DAFTAR PUSTAKA

PRICE, Syilvia Anderson, 1995, Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit, EGC
Jakarta
Corwin, Elizabeth J, 2000, Buku saku patofisiologi, EGC Jakarta
Doenges, Marilynn E, 1999, Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk perencanaandan
perwatan pasien, EGC Jakarta

PATAH TULANG
PATAH TULANG
Patah tulang (Fraktur) adalah terputusnya
keutuhan jaringan tulang.
1. Fraktur tertutup ( closed ), bila tulang

TANDA DAN GEJALA


1. Bentuk Organ yang patah terlihat aneh
2. Bagian yang patah menjadi tidak stabil
3. Bunyi seperti batu yang di geser

yang patah tidak terdapat hubungan

4. Nyeri

dengan dengan dunia luar.

5. Ada Riwayat trauma dan kecelakaan

2. Fraktur terbuka ( open/compound ), bila


tulang berhubungan dengan dunia luar
karena adanya perlukaan.

Oleh :

TINDAKAN SEBELUM KE RS

POLTEKKES KEMEMKES MALANG

1. Jangan sampai terjadi pergerakan

JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2013

2. Jika patah tulang menembus kulit, maka di


tutup dengan pembalut bersih
3. Segera bawa ke Rumah Sakit

Faktor-faktor yang mempengaruhi Patah

Tindakan saat di Pulang dari Rumah Sakit

Tulang

1. Untuk Pemasangan gips

1. Faktor yang mempercepat peyembuhan


Mengurangi pergerakan pada daerah yang

Kontrol ke poli bedah

2. infeksi pada tulang yang terbuka

Segera kembali ke instalasi rawat

3. sambungan pada posisi yang tidak benar

darurat bila timbul kebiruan dan dingin,

Sambungan luka tertata dengan baik

kesemutan hebat, bengkak dan nyeri

Asupan darah yang memadai

pada organ yang dipasang gips

2.Faktor-faktor

2.Untuk Operasi
yang

memperlambat

penyembuhan

Kontrol ke Poli bedah

Segera kembali ke IRD atau puskesmas

Kehilangan tulang

terdekat bila ada keluhan nyeri seperti

Gerakan pada bagian yang patah tulang terus

perdarahan yang hebat

menerus
Rongga atau ada jaringan dianta tulang yang
patah
Keganasan lokal
Infeksi
Penyakit tulang
Usia

1. Tulang tidak tersambung

mengalami patah tulang

Nutrisi yang baik

H. Akibat Penanganan yang Tidak Benar

Anda mungkin juga menyukai