PENDAHULUAN
Addendum ini merupakan pelengkap dan bagian yang tidak terpisahkan di
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang bertujuan untuk
memberikan penjelasan dan rincian dalam rangka pelaksanaan dan terapan.
Addendum berisikan aturan ataupun batasan-batasan yang sulit teradaptasi dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah tangga karena memiliki kondisi yang
bervariasi dan mengikuti perkembangan sosial,
budaya dan iptek
keolahragaan.
Addendum juga merupakan bagian dari Anggran dasar dan Anggaran Rumah
Tangga yang dapat bersifat lentur karena dapat dirubah oleh Forum Rakennas
yang dilakukan setahun sekali.sesuai dengan kebutuhan serta tidak menyimpang
dari AD/ART.
Addendum-juga merupakan peningkatan dari suatu kebijakan yang berbasis Surat
Keputusan dan dianggap perlu untuk lebih memiliki kekuatan hukum yang
mengikat.
BAB I
UMUM
Pasal 1
Etika Berorganisasi
Berdasarkan pemikiran bahwa :
1.1 FPTI dalam hal ini merupakan organisasi Olahraga yang mengandung nafas
Kejujuran dan Sportifitas.
1.2 FPTI dalam hal ini dikelola oleh pengurus yang berbasis sukarela dalam
menjalani fungsi - fungsi organisasi.
1.3 Pengelola organisasi FPTI saat menjalankan amanat organisasi dengan
komitmen.
Maka FPTI memiliki Etika Organisasi sbb :
1.4 Evaluasi berbasis Fungsi atau Jabatan dan bukan nama orang;
1.5 Waktu yang diberikan untuk organisasi harus berimbang dengan
kesibukan waktu pengurus dalam keseharian;
1.6 Pengurus tidak memiliki konflik kepentingan.
Pasal 2
Kode Etik Pemanjat
2.1
Kode Etik Pemanjat Tebing Alam.
2.1.1 Menghormati adat istiadat masyarakat setempat
2.1.2 Tidak mencemari sumber air penduduk setempat
2.1.3 Tidak melakukan tindakan yang dapat menimbulkan erosi
2.1.4 Tidak menggangu tanaman serta satwa penduduk
2.1.5 Membatasi sedikit mungkin penggunaan kapur magnesium
2.1.6 Membatasi pemakaian pengaman bor dan setiap penggunaan bor harus
dapat dipertanggungjawabkan
2.1.7 Tidak diperbolehkan menambah pengaman pada jalur yang sudah ada
dengan tujuan untuk mengurangi tingkat kesulitan
2.1.8 Diperbolehkan mengabaikan pengaman yang ada pada jalur pemanjatan
dengan tujuan untuk meningkatkan tingkat kesulitan
2.1.9 Tidak melepas pengaman yang terpasang pada jalur pemanjatan
2.1.10 Jika jalur baru belum selesai dibuat, harus diberi tanda yang jelas
2.1.11 Jika jalur baru akanakan diselesaikan oleh orang lain, harus seijin pembuat
jalur pertama
2.1.12 Apabila ada pemanjat pada suatu jalur maka sebaiknya tidak ada pemanjat
lain pada jalur tersebut
2.2
2.2.1
2.2.2
2.2.3
Pasal 3
Hirarki Peraturan Organisasi
Jenjang aturan-aturan yang memiliki kekuatan hukum organisasi dan bersifat
mengikat dalam FPTI adalah sbb;
3.1
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga /Addendum;
3.2
Ketetapan Munas/Lub;
3.3
Ketetapan Rakernas;
3.4
Keputusan Ketua Umum Pengurus Pusat;
3.5
Keputusan Ketua Umum Pengda;
3.6
Keputusan Ketua Umum Pengcab.
Pasal 4
Kegiatan Munas dan produk yang dihasilkan
4.1
AD / ART serta Addendum;
4.2
Program Jangka Panjang, Menengah dan Pendek untuk tahun berjalan;
4.3
Munas dan Rakernas;
4.4
Kepengurusan Pusat;
4.5
Evaluasi program jangka panjang FPTI.
Pasal 5
Komunikasi
5.1
Sistem komunikasi lobby dapat menggunakan sarana komunikasi maupun
2
5.2
5.3
5.4
5.5
5.6
5.7
pertemuan fisik;
Sistem komunikasi formal dinyatakan pada rapat pertemuan;
Rapat / pertemuan yang teragenda, bermateri dan berbasis undangan resmi
dinyatakan sebagai rapat / pertemuan yang mengikat;
Ketidak hadiran dalam rapat tersebut dinyatakan sebagai dukungan akan
hasil rapat / pertemuan tersebut;
Undangan rapat dapat disampaikan melalui telepon,SMS,fax, email dan
perencanaan saat rapat terdahuiu telah dinyatakan;
Dalam rapat, komunikasi verbal bersifat Formal dan berbasis organisasi
maupun fungsi dan tidak berbasis pribadi. Sekalipun demikian bukan tak
dengan dasar data sebab akibat;
Dalam komunikasi dikenal isu dan gosip/rumours. FPTI
mengkategorikan ini sebagai informasi yang memiliki sumber berita
sekalipun kebenarannya beium teruji. Sedangkan gosip / rumours
merupakan berita yang tidak memiliki sumber berita yang pasti. Dalam
manajemen FPTI gosip / rumours tidak merupakan topik bahasan dalam
rapat / pertemuan.
BAB II ADMINISTRASI
Pasal 6
Kepemimpinan (Leadership)
6.1
Pengurus FPTI menterapkan "One Gate Policy" dalam
pengertian kebijakan yang dikeluarkan berasal hanya dari Ketua
Umum atau Ketua Harian.
6.2
Kebijakan yang dikeluarkan oleh Ketua Umum maupun Ketua Harian wajib
mendapat dukungan dan diamankan oleh dan dari anggota pengurus.
6.3
Kebijakan yang dikeluarkan oleh Ketua Umum atau Ketua Harian
merupakan kebijakan yang berasal dari masukan dan pertimbangan
Ketua-ketua Bidang, Ketua-ketua Komisi maupun nara sumber yang
dianggap perlu.
6.4
Ketua Umum dan Ketua Harian bertanggung jawab secara fungsi terhadap
kebijakan yang dikeluarkan.
6.5
Ketua Umum dan Ketua Harian secara bersama maupun secara terpisah
diijinkan memberi mandat dalam bentuk Surat Keputusan (SK) kepada
Ketua-Ketua Bidang maupun Komisi atau Ketua Panitia Perlaksana untuk
mengeluarkan kebijakan yang memiliki batas waktu.
6.6
Pasal 7
Surat Menyurat
7.1 Guna tertibnya administrasi surat menyurat, ditentukan alokasi nomor dan
prefix sbb :
7.1.1 Surat Kesekretarian
nomor / SEK / PP-NAS/ bulan /tahun
nomor / SEK / PD-JTM/ bulan /tahun
7. 1 .4 Surat Khusus
7. 1 .5 Surat Mandat
7. 1 .6 Surat Tugas
7.2
Butir Administrasi 7.1.1 s/d 7.1.6 dinyatakan sebagai surat keluar FPTI.
7.3
Bentuk surat yang keluar dinyatakan sah dan memiliki kekuatan yang
mengikat bila dibubuhi tanda-tangan asli, untuk itu distribusi surat dalam
bentuk penggandaa/i (Foto copy) tetap diberi stempel asli.
Pasal 8
Administrasi Keuangan
Mengacu pada "Standard Akuntansi dan Keuangan" dengan jadwal sbb :
8.1
Neraca Debet Kredit FPTI dibuat setiap 3 bulan, dengan tahun tutup buku
dibulan April (satu bulan sebelum Rapat Kerja) atau satu bulan sebelum
Musyawarah.
8.2
Laporan Neraca Debet Kredit dilaporkan melalui Mailist FPTI sehingga dapat
dibaca oleh Pengurus satu bulan sebelum Musyawarah atau Rapat kerja.
8.3
Dalam hal ada pemasukan yang mana tidak dikehendaki nama penyumbang
disebutkan maka FPTI akan memberi nama samaran atau prefix sehingga arus
pemasukan tetap dapat termonitor.
8.4
Pemasukan sumbangan yang berbentuk material akan dikonversi dalam rupiah
dan dikeluarkan sebagai material yang sesuai dengan yang disumbangkan.
Pasal 9
Sistem Pelaporan
Sesuai dengan penjabaran AD/ART maka semua kedududkan fungsional dari
4
BAB III
HAK - KEWAJIBAN dan SANKSI
Pasal 10
Hak Anggota
Setiap Anggota FPTI memiliki hak sbb :
10.1 Memperoleh bimbingan dan pengarahan dari FPTI.
10.2 Mengeluarkan pendapat dalam rapat dan berhak memilih dan dipilih.
10.3 Mengikuti setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh FPTI.
10.4 Mendapat panduan pengembangan organisasi dan sumber daya yang
dipersiapkan FPTI.
10.5 Mengikuti kegiatan kompetisi dan kejuaraan sesuai ketentuan yang berlaku.
10.6 Mengikuti Musyawarah dan Rapat Kerja.
Pasal 11
Kewajiban Anggota
Setiap Anggota FPTI mempunyai kewajiban sbb :
11.1 Tunduk, mentaati dan melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga serta keputusan FPTI.
11.2 Mentaati keputusan Musyawarah FPTI.
11.3 Menjaga nama baik FPTI dengan penuh rasa tanggung jawab.
11.4 Berpartisipasi aktif membantu Pengurus agar program kerja FPTI
terlaksana dengan baik.
11.5 Membayar Iuran.
Pasal 12
Dasar Pemberian Sanksi
12.1 Mendidik
12.2 Mendisiplinkan
12.3 Memotivasi
Pasal 13
Bentuk Sanksi
Sanksi dalam organisasi FPTI bersifat mendidik, mendisiplinkan serta
memotivasi bagi pengurus, anggota maupun pemanjat dan atlit. Untuk itu bentuk
sanksi diatur sbb :
13.1 Sanksi Administrasi (pecat, skorsing, dibekukan, perbaikan sistem)
13.2 Sanksi Kewenangan (mengatur, mengendalikan, memimpin, berbicara )
13.3 Sanksi Perwakilan (menghadiri, memberi suara, memilih dan dipilih)
13.4 Sanksi Denda (berupa uang)
13.5
Pasal 14
Jenis Pelanggaran
14.1 Pelanggaran Administrasi (kelengkapan)
14.2 Pelanggaran Prosedur (surat dan kewenangan, keluar dari lingkup tugas)
14.3 Pelanggaran Etika (konflik kepentingan, fitnah)
BAB IV
PANJAT TEBING ALAM
Pasal 15
Ekspedisi
Bentuk kegiatan perjalanan dan atau pemanjatan tebing alam
individu
yang
tergabung
dalam
klub/perhimpunan/asosiasi
menggali potensi dan menjaga kelestarian sumber daya alam,
kepada nilai positif bersifat rekreatif dan edukatif dalam rangka cinta
serta membangun karakter manuasia Indonesia yang bermartabat.
dilakukan
bertujuan
mengarah
tanah air
Pasal 16
Informasi
Anggota FPTI yang berkegiatan di Tebing Alam menginformasikan kedudukan
Tebing Alam kepada Pengurus Cabang yang akan diteruskan kepada Pengurus
Daerah dan kepada Pengurus Pusat FPTI.
Pasal 17
Data
Pengurus Cabang selanjutnya melakukan pendataan dari tebing alam
berdasarkan informasi anggota.
Data tebing alam meliputi minimal sbb :
17.1 Nama lokasi tebing alam
17.2 Variasi tingkat kesulitan yang ada pada tebing alam tersebut.
17.3 Tinggi tebing alam
17.4 Rute menuju Lokasi dari Kota terdekat
17.5 Profil tebing alam dalam sketsa dan foto
BAB V PEMBINAAN
Pasal 18
Hak Pembinaan
Pengurus Pusat, Pengurus Daerah maupun Pengurus Cabang FPTI wajib
melaksanakan pembinaan. koordinasi dan pengawasan seluruh kegiatan
olahraga panjat tebing guna mencapai prestasi di Indonesia, antara lain
dengan merencanakan kegiatan olahraga panjat tebing guna mencapai
prestasi baik di dalam maupun di luar negeri.
Di dalam rangka menyelenggarakan serta melakukan pembinaan,
pengkoordinasikan dan pengawasan sebagaimana dimaksud ayat dalam
18.2
18.3
Pasal 19
Pembinaan Katagori Umum
19.1 Merencanakan dan melaksanakan program pembinaan secara bertahap dan
berjenjang mulai dari tingkat perkumpulan, Cabang, Daerah menuju ke
tingkat Nasional dan Internasional.
19.2
19.3
19.4
19.5
19.6
19.7
19.8
19.9
Pasal 20
Pembinaan Prestasi Atlit
Pembinaan Prestasi Atlit, dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
20.1 Merencanakan program pembinaan atlit cabang,
daerah, pusat dan Internasional putra dan putri sebagai
puncak pembinaan atlit di Indonesia
20.2 Perkumpulan asal atlit mempunyai kewajiban untuk menunjang pola
pembinaan jenjang dibawahnya.
20.3 Ketentuan dalam pembinaan prestasi atlit akan merujuk pada
pelaksanaan dan hasil kompetisi berjenjang dari tingkat Cabang -
Pasal 21
Pembinaan Pemanjat atau Atlit tingkat Pelajar dan Mahasiswa
21.1 Merencanakan dan melaksanakan program pemanjat / atli pelajar dan
mahasiswa melalui Bapomi dan Bapopsi
21.2
Pasal 22
Pembinaan Pelatih
22.1 Pembinaan Pelatih merupakan tanggung jawab Pengcab FPTI , Pengda FPTI
dan dibantu oleh PP FPTI
22.2 Lisensi serta Sertifikasi Pelatih dikeluarkan olef Pengcab FPTI, Pengda FPTI
dan di ratifikasi oleh PP.FPTI
PASAL 24
Pembinaan Instruktur
Pembinaan Instruktur merupakan tanggung jawab Pengcab FPTI , Pengda FPTI dan
dibantu oleh PP.FPTI
Lisensi serta Sertifikasi Instruktur dikeluarkan oleh Pengcab FPTI , Pengda FPTI dan di
ratifikasi oleh PP. FPTI
Pembinaan Instruktur dilakukan dengan memberi fasilitasi berupa :
24.1 Kursus Kenaikan Tingkat
24.2
24.3
24.4
24.5
24.6
Kursus Penyegaran
Forum Diskusi
Forum Seminar
Workshop
Coaching Clinic
Pasal 25
Pembinaan Pengurus
Pembinaan Pengurus FPTI merupakan tanggung jawab Ketua Umum FPTI sesuai
dengan strata dan wilayah masing2
Pembinaan Pengurus FPTI dilakukan dengan memberi fasilitasi berupa :
25.1
25.2
25.3
25.4
25.5
BAB VI
MITRA KERJA INTERN
PASAL 26
Pelatih dan Instruktur
Pasal 27
Juri
BAB VII
KEGIATAN
Pasal 28
Kejuaraan
Kompetisi adalah pertandingan yang dilakukan / diselenggarakan oleh FPTI dan
merupakan kegiatan yang berjenjang dari tingkat cabang hingga nasional dan
mempengaruhi peringkat atlit. Adapun kompetisi Internasional merupakan kegiatan
yang bersifat khusus dan diatur dalam pasal pengiriman atlit keluar negeri.
BAB VIII
IKATAN KERJA SAMA
Pasal 29
Bantuan
Pemahaman BANTUAN dalam kerjasama memiliki pengertian sbb :
29.1 Tidak mengikat
29.2
29.3
Pasal 30
Subsidi
Pemahaman SUBSIDI dalam kerja sama memiliki pengertian sbb :
30.1 Tidak mengikat guna melakukan kompensasi berupa imbalan
30.2 Subsidi dilaporkan dalam satu kesatuan dengan laporan kegiatan
30.3 Merupakan bagian yang menyatu / terintegrasi dalam kegiatan
Pasal 31
Kontrak
Pemahaman KONTRAK dalam kerjasama memiliki pengertian sbb :
31.1 Bersifat mengikat untuk kedua belah pihak dan memiliki kewajiban untuk
memenuhi kewajiban yang tertera pada kontrak.
31.2 Kontrak bersifat antara Individu dengan Individu,atau Individu dengan institusi
atau institusi dengan institusi
31.3 Merupakan bagian yang menyatu / terintegrasi dalam kegiatan
Pasal 32
Komersial
Hubungan yang berifat "Komersial" adalah berbasis keuntungan bersama dan diatur
dalam "MOU atau Kontrak dan bersifat mengikat sesuai dengan aturan hukum
Pasal33
Amatir
Ikatan kerjasama "Amatir" memiliki azas kepercayaan, komitmen, kejujuran
dan bersifat mendidik dan membangun dan tidak berbasis mengambil
keuntungan dari aspek keuangan.
Pasal 34
Pengiriman Atlit
Atlit yang berlomba diluar negeri diatur sbb :
34.1 Kejuaraan Dunia Asia Games dari seluruh katagori akan disertakan atlit
peringkat 1, 2, 3.
34.2 Asia Tenggara dari seluruh katagori akan disertakan atlit peringkat 4, 5, 6
34.3 Kejuaraan OPEN akan diatur dengan pendekatan Komersial
Dalam hal PP.FPTI tidak memiliki dana guna mengirimkan atlit sesuai ketentuan maka
seluruh jajaran Pengda ataupun Pengcab FPTI dapat mengirimkan atlitnya mengacu pada
peringkat dengan ketentuan sbb :
34.4
34.5
10
BAB IX
DIFINISI
Pasal 35
Pemanjat
Individu yang dengan sukarela berhimpun dalam Klub/Perhimpunan/Asosiasi
melaksanakan kegiatan panjat tebing yang menjadi kegemaran dan keahliannya dan
dilakukan pada media tebing alam.
Pasal 36
Atlit
Individu yang dengan sukarela berhimpun dalam Klub/Perhimpunan/Asosiasi
melaksanakan kegiatan panjat tebing sebagai profesi untuk mencapai prestasi sesuai
dengan keahliannya dan dilakukan pada media tebing buatan yang terukur.
Pasal 37
Juri
Individu yang dengan sukarela berhimpun dalam Klub/Perhimpunan/Asosiasi
merupakan tenaga teknis kompetisi memiliki kemapuan dan keahlian dalam
penanganan penyelenggaraan kompetisi berprofesi sebagai, Juri dan
Pembuat Jalur.
Pasal 38
Pelatih
Individu yang dengan sukarela berhimpun dalam Klub/Perhimpunan/Asosiasi
tenaga
yang
memiliki
kemampuan
dan
keahlian
membimbing,
mengembangkan, membina dan meningkatkan keterampilan dalam upaya
pencapaian prestasi.
Pasal 39
Instruktur
Individu yang dengan sukarela berhimpun dalam Klub/Perhimpunan/Asosiasi tenaga
yang memiliki keakhlian dan kemampuan mengarahkan dan membimbing kegiatan di
lapangan dalam periode tertentu.
BAB X
MUTASI
Pasal 40
Perubahan Domisili Anggota Biasa
Anggota Biasa diperkenankan memindahkan alamat klub, dengan cara
mengajukan permohonan untuk rekomendasi pindah kepada Pengurus
Cabang selama masih berada diwilayah asal Propinsi / Daerah Khusus / Daerah
Istimewa dan/atau mengajukan permohonan untuk rekomendasi pindah
kepada Pengurus Cabang dan Pengurus Daerah Khusus / Daerah Istimewa bila
melintas provinsi
11
Pasal 41
Pemberhentian Sementara Anggota Biasa
Pemberhentian sementara anggota biasa. yang oleh karena suatu hal telah
melanggar Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan/atau Peraturan FPTI
dan/atau dianggap merugikan dan mencemarkan nama baik pengurus dan tujuan
FPTI diputuskan melalui keputusan rapat pengurus cabang FPTI
Pasal 42
Perubahan Domisili Pemanjat atau Atlit ( CP Pasal 11 A )
Pemanjat maupun Atlit diperkenankan pindah wilayah dengan cara mengajukan
permohonan pindah kepada Pengurus Cabang dan mengajukan permohonan ke
Pengurus Daerah melalui Pengurus Cabang dan pemberitahuan ke Pengurus
Pusat bila lintas Propinsi.
Pasal 43
Perpindahan Pemain Antar Perkumpulan ( CP Pasal 11B )
43.1
Pemanjat atau Atlit diperkenankan berpindah Perkumpulan/Assosiasi,
dengan cara mengajukan permohonan dan disetujui oleh perkumpulan/
assosiasi asal pemain dan mendapat persetujuan Pengurus Cabang selama
masih berada didalam propinsi asal dan untuk perpindahan antar Propinsi
Pemanjat / Atlit diperkenankan berpindah Perkumpulan/Assosiasi, dengan
cara mengajukan permohonan dan disetujui oleh Perkumpulan/ Asosiasi
asal pemain dan ditujukan kepada Pengurus Daerah dengan rekomendasi
Pengurus Cabang dan pemberitahuan kepada Pengurus Pusat.
43.2
43.3
43.4
43.5
Apabila permohonan tertulis tersebut butir (4) ditolak oleh Pengcab dari
pemanjat / atli yang bersangkutan atau tidak memperoleh tanggapan atau
jawaban, maka pemain pemanjat / atli tersebut diatas dapat mengajukan
permohonan tertulis setelah akhir bulan ke-8(delapan).
12
43.6
Apabila permohonan tertulis tersebut butir (5) ditolak oleh Pengcab dari
pemanjat / atli yang bersangkutan atau tidak memperoleh tanggapan atau
jawaban, maka pada akhir bulan ke12(dua betas) maka pemain pemanjat / atlit
tersebut diatas dianggap telah memperoleh persetujuan dari pimpinan
perkumpulan asal pemanjat / atli, dan Pengcab yang bersangkutan. Surat
keterangan atau pernyataan keluar Harus dikeluarkan oleh Pimpinan Pengurus
Cabang di wilayah perkumpulan pemanjat / atli dimaksud dan bila tidak juga
dilakukan oleh Pengcab maka Pemanjat / atlit harus mendaftar ke Pengcab
baru yang dituju adapun Pengcab asal harus diberi sangsi oleh Pengda yang
berada diwilayah tersebut.
43.7
Mutasi Pemanjat / atlft dari daerah propinsi ke daerah propinsi yang lain dengan
dilatar belakangi berbagai alasari-alasan tertentu mengakibatkan seorang
pemain harus pindah tempat tinggal sekaligus terjadi perpindahan perkumpulan
olahraga.
Agar perpindahan ini tidak menimbulkan permasalahan dan tidak merugikan
daerah asal maupun perkumpulannya, maka diharuskan mendapat
rekomendasi dan persetujuan dari Klub, Cabang dan Pengda FPTI dan
dilaporkan kepada Pengurus Pusat FPTI. Bila tidak dikabulkan maka proses
akan mengikuti pasal 43 ayat 1s/d5 dengan penambahan 3 bulan setelah
mengirimkan surat ke Pengda yang bersangkutan untuk kemudian dapat
berpindah ke Pengda yang dituju.
43.8
43.9
Pasal 44
Kehilangan Status Pemanjat atau Atlit ( CP Pasal 12A)
44.1 Mengajukan permohonan pengunduran diri atau diberhentikan oleh
Perkumpulan berdasarkan keputusan Pengurus Pusat, Daerah, Cabang
FPTI.
44.2
Atlit yang karena suatu hal, atas rekomendasi Komisi Disiplin dinyatakan
oleh pengurus FPTI dicabut statusnya sebagai Pemanjat / Atlit.
44.3
13
Pasal 45
Dasar Pemberhentian Pemanjat atau Atlit (CP Pasal 12 B )
45.1
Pemanjat / Atlit yang melanggar ketentuan-ketentaun dan peraturanperaturan yang berlaku dapat dipecat sementara oleh Perkumpulan
/Assoiasi/ Perhimpunan anggota FPTI, setelah terlebih dahulu meminta
pertimbangan dari Pengurus Cabang FPTI dimana perkumpulan tersebut
bernaung.
45.2
45.3
45.4 Pemanjat atau Atlit yang dipecat ataupun dipecat sementara, diberi
kesempatan untuk membela diri.
45.5
Pasal 46
Pemberhentian Sementara bagi Pemanjat atau Atlit ( CP Pasal 13A )
Pemberhentian sementara anggota, yang oleh karena suatu hal telah melanggar
Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan/atau Peraturah FPTI dan/atau
dianggap merugikan dan mencemarkan nama baik pengurus dan tujuan FPTI
diputuskan melalui keputusan ra^at pengurus cabang FPTI.
46.1
Pemberhentian sementara pemanjat atau Atlit, yang oleh karena suatu hal
telah melanggar Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan/atau
Peraturan FPTI dan/atau dianggap merugikan dan mencemarkan nama baik
pengurus dan tujuan FPTI diputuskan melalui keputusan rapat pengurus FPTI
46.2
Pasal 47
Pembelaan Diri dan Rehabilitasi (CP Pasal 14)
47.1 Anggota / Pemanjat atau Atlit FPTI yang diberhentikan sementara berhak
membela dirinya dalam sidang yang khusus dibuat untuk hal tersebut oleh
14
Pengurus FPTI.
47.2 Anggota / Pemanjat atau Atlit FPTI yang diberhentikan dan/atau kehilangan
status keanggotaan dapat mengajukan permohonan menjadi anggota FPTI
kembali
47.3 Penerimaan kembali seperti ayat 44.2 diputuskan dalam rapat pengurus
setelah memperhatikan rekomendasi Pengurus FPTI.
BAB XI
Pasal 48
Lain-lain
Khusus untuk kegiatan Pekan Olahraga Nasional ( PON ) aturan - aturan yang
berkaitan dengan Mutasi Atlit akan mengacu kepada Ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan oleh KONI dan P.B PON
B AB XII
Pasal 49
PENUTUP
Addendum Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga FPTI dapat dirubah
melalui Rapat Kerja Nasional atau Musyawarah Nasional atau Musyawarah Nasional
Luar Biasa FPTI.
Ditetapkan di :Jakarta
Pada
Oleh
15
Lampiran
BENDERA FPTI
16
135 cm x 90 cm
57 cm x 36 cm
300 cm x 200 cm
127 cm x 80 cm
Lampiran LOGO
LOGO FPTI
Warna Kuning
Emas
Warna Merah
17