Tim Penyusun:
Dr. Hanafi, M.Pd
Fitrotul Mufaridah, M.Pd
Novy Eurika, S.Si., M.Pd.
Siti Nursyamsiyah, S.S., M.Pd.
Christine Wulandari, M.Pd.
Yerry Mijianti, S.S., M.Pd.
Dra. Tri Endang Jatmikowati., M.Si.
ii
iii
iv
3. Para dosen di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jember yang telah memberikan berbagai saran dan masukan untuk kesempurnaan penulisan buku ini.
Jember, September 2013
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR DEKAN ............................................................................ iii
KATA PENGANTAR PENYUSUN ..................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ viii
BAGIAN I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Skripsi Sebagai Karya Ilmiah ....................................................................... 1
1.2 Kode Etik Penulisan Karya Ilmiah ............................................................... 1
BAGIAN II SISTEMATIKA SKRIPSI ................................................................. 3
2.1 Bagian Bagian Skripsi .................................................................................. 3
2.1.1 Bagian Awal .............................................................................................. 3
2.1.1.1 Halaman Sampul ................................................................................ 4
2.1.1.2 Halaman Judul ................................................................................... 5
2.1.1.3 Halaman Logo ................................................................................... 5
2.1.1.4 Halaman Motto .................................................................................. 5
2.1.1.5 Halaman Persetujuan Pembimbing .................................................... 6
2.1.1.6 Halaman Pengesahan ......................................................................... 6
2.1.1.7 Kata Pengantar ................................................................................... 6
2.1.1.8 Ungkapan Terima Kasih .................................................................... 6
2.1.1.9 Halaman Persembahan....................................................................... 7
2.1.1.10 Daftar Isi .......................................................................................... 7
2.1.1.11 Daftar Tabel ..................................................................................... 7
2.1.1.12 Daftar Gambar ................................................................................. 8
2.1.1.13 Daftar Lampiran............................................................................... 8
2.1.1.14 Abstrak ............................................................................................. 8
2.1.2 Bagian Inti ................................................................................................. 9
2.1.2 1 Bab I Pendahuluan ............................................................................. 9
2.1.2.1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................................... 9
2.1.2.1.2 Masalah Penelitian .......................................................................... 9
2.1.2.1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 10
2.1.2.1.4 Definisi Operasional ..................................................................... 10
2.1.2.1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................ 11
2.1.2.1.6 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 11
2.1.2.2 Bab II Kajian Pustaka (dan hipotesis) ............................................. 11
2.1.2.2.1 Deskripsi Teoritis.......................................................................... 11
2.1.2.2.2 Hipotesis Penelitian/Asumsi Penelitian ........................................ 12
2.1.2.3 Bab III Metode Penelitian ................................................................ 13
2.1.2.3.1 Jenis Penelitian ............................................................................. 13
2.1.2.3.2 Desain Penelitian .......................................................................... 14
2.1.2.3.3 Prosedur Penelitian ....................................................................... 14
vi
vii
DAFTAR LAMPIRAN
80
81
82
83
Lampiran 3b. Contoh halaman Judul (untuk prodi. Bahasa inggris) .....
84
85
86
87
88
89
90
91
93
93
94
95
96
97
98
99
100
101
viii
102
103
104
105
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
ix
BAGIAN I
PENDAHULUAN
2
Dalam menulis karya ilmiah, rujuk-merujuk dan kutip-mengutip merupakan kegiatan yang tidak dapat dihindari. Kegiatan ini amat dianjurkan, karena
perujukan dan pengutipan. akan membantu perkembangan ilmu.
Dalam menggunakan bahan dari suatu sumber (instrumen, bagan, gambar,
dan tabel), penulis wajib meminta ijin kepada pemilik bahan tersebut. Permintaan
ijin dilakukan secara tertulis. Jika pemilik bahan tidak dapat dijangkau, penulis
harus menyebutkan sumbernya dengan menjelaskan apakah bahan tersebut
diambil secara keseluruhan, diambil sebagian, dimodifikasi, atau dikembangkan.
Nama sumber data atau informan, terutama dalam penelitian kualitatif,
tidak boleh dicantumkan apabila pencantuman nama tersebut dapat merugikan
sumber data atau informan. Sebagai gantinya, nama sumber data atau informan
dinyatakan dalam bentuk kode atau nama samaran.
Setelah bagian pendahuluan ini akan diuraikan secara berturut-turut tentang skripsi hasil penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif, penelitian tindakan
kelas (PTK),dan Penelitian Pengembangan. Selanjutnya, pada bagian akhir pedoman ini akan dipaparkan secara berturut-turut: sistematika penulisan, cara merujuk dan menulis daftar rujukan, tabel dan gambar, bahasa dan tanda baca, serta
pencetakan dan penjilidan.
BAGIAN II
SISTEMATIKA SKRIPSI
4
2.1.1.1 Halaman Sampul
Halaman sampul sekaligus merupakan kulit luar. Pada halaman ini paling
sedikit tertulis (1) judul (2) skripsi/thesis; (3) nama penulis dan keterangan diri
atau identitas; (4) logo fakultas yang hitam putih (5) nama lembaga; dan (6) tahun
publikasi.
Judul hendaknya berbentuk frasa atau kelompok kata; kata atau unsur yang
satu sebagai keterangan atau penjelas kata atau unsur yang lain dalam frasa yang
merupakan judul tersebut.Judul tidak boleh berupa kalimat. Artinya, tidak boleh
menggunakan bentuk bahasa yang berstruktur predikatif, yang terdiri atas subjek
dan predikat.
Judul sebaiknya tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek (maksimal
20), agar mudah diketahui dengan jelas maksudnya, dan segera dapat diketahui
pula pokok perma-salahan yang dibahas dalam karya itu. Judul yang panjang
dapat dibagi menjadi judul dan anak judul atau judul tambahan, dan antara
keduanya dipisahkan oleh tanda titik dua (:), atau dengan tanda kurung ( ) dengan
menggunakan huruf kapital pda awal kata saja.
Judul skripsi ditulis dalam sistem simetris, yakni susunan baris diatur
sedemikian rupa sehingga setiap baris terletak di tengah-tengah lebar format.
Judul ditulis dengan huruf kapital, termasuk penulisan kata tugas yaitu kata depan
dan kata sambung. Sedapat-dapatnya dihindari penggunaan tanda baca, misalnya
koma, titik, dan sebagainya. Demikian pula butir-butir substansi atau muatan
judul, kecuali untuk membedakan antara judul dengan subjudul. Judul tidak
diakhiri dengan tanda titik. Contoh judul ditulis secara simetris seperti berikut.
1) Judul Tunggal
STRATEGI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
5
3) Judul dengan tanda kurung ( )
PERANAN GABUNGAN BAKTERI STREPTOCOCCUS
THERMOPHILLUS, LACTOCOCCUS LACTIS, DAN
LEUCONOSTOC MESENTEROIDES DALAM
PEMBUATAN KEJU COTTAGE
(sebagai Alternatif Sumber Belajar Biologi Kelas X
Pokok Bahasan Peranan Bakteri bagi Manusia)
2.1.1.2 Halaman Judul
Halaman ini memuat: (1) judul skripsi secara lengkap yang diketik dengan
huruf kapital, (2) teks Skripsi diajukan kepada Universitas Muhammadiyah
Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program
Sarjana, (3) nama dan nomor induk mahasiswa, diketik dengan huruf kecil kecuali
huruf-huruf pertama dari nama dan NIM, (4) nama lengkap universitas, fakultas,
dan program studi diketik dengan huruf kapital, (5) tahun lulus ujian. Contoh
halaman judul dapat dilihat pada lampiran 3.
6
2.1.1.5 Halaman Persetujuan Pembimbing
Halaman persetujuan memuat persetujuan dari para pembimbing. Hal-hal
yang dicantumkan dalam lembar persetujuan pembimbing adalah: (1) teks skripsi
oleh ... ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh Tim Penguji, (2) nama
lengkap dan Nomor Induk Pegawai (NIP) atau Nomor Pokok Karyawan (NPK)
Pembimbing I dan Pembimbing II. Contoh halaman persetujuan pembimbing
yang dimaksud dapat dilihat pada lampiran 4.
7
Tulisan UNGKAPAN TERIMAKASIH diketik dengan huruf kapital, simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Teks ungkapan terima
kasih diketik dengan spasi ganda (dua spasi). Panjang teks tidak lebih dari dua
halaman kertas ukuran A4. Lihat contoh pada lampiran 7.
8
2.1.1.12 Daftar Gambar
Pada halaman daftar gambar dicantumkan nomor gambar; judul gambar,
dan nomor halaman tempat pemuatannya dalam teks. Judul gambar yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul gambar yang
satu dengan yang lainnya diberi jarak dua spasi. Contoh daftar gambar dapat
dilihat pada lampiran 11.
2.1.1.14 Abstrak
Kata abstrak ditulis di tengah halaman dengan huruf kapital, simetris di
batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Nama penulis diketik dengan
jarak 2 spasi dari kata abstrak, di tepi kiri dengan urutan: nama akhir diikuti koma,
nama awal, nama tengah (jika ada) diakhiri titik. Tahun lulus ditulis setelah nama,
diakhiri dengan titik. Judul dicetak miring dan diketik dengan huruf kecil (kecuali
huruf-huruf pertama dari setiap kata) dan diakhiri dengan titik. Kata skripsi ditulis
setelah judul dan diakhiri dengan koma, diikuti dengan nama program studi(tidak
boleh disingkat), nama fakultas, nama universitas, dan diakhiri dengan titik. Kemudian dicantumkan nama dosen pembimbing I dan II lengkap dengan gelar
akademiknya.
Dalam teks abstrak, dicantumkan kata kunci yang ditempatkan di bawah
nama dosen pembimbing. Jumlah kata kunci berkisar antara tiga sampai lima buah. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah. Kata kunci tersebut digunakan untuk menemukan judul-judul skripsi beserta abstraknya
dengan mudah.
Dalam teks abstrak disajikan secara padat inti sari skripsi yang mencakup
latar belakang, masalah yang diteliti, tujuan, hipotesis (jika ada), jenis penelitian,
9
responden, waktu dan tempat, metode pengumpulan data, instrumen penelitian,
metode analisis data, hasil-hasil yang diperoleh, dan kesimpulan.
Teks di dalam abstrak diketik dengan spasi tunggal (satu spasi) dan panjangnya sebaiknya satu halaman dan tidak lebih dari dua halaman kertas ukuran
A4. Contoh format abstrak dapat dilihat pada lampiran 13.
2.1.2 Bagian Inti
Bagian inti dari skripsi terdiri atas enam bab, yaitu Pendahuluan, Kajian
Pustaka (dan hipotesis), Metode Penelitian, Hasil Penelitian, Pembahasan, dan
Kesimpulan dan Saran. Rincian isi dari masing-masing bab diuraikan pada pembahasan berikut.
10
Masalah penelitian hendaknya disusun secara singkat, padat, jelas, dan dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Masalah penelitian yang baik akan
menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara
variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, masalah penelitian
hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya
data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Contoh: Apakah terdapat
hubungan antara tingkat kecerdasan dengan prestasi belajar dalam mata
pelajaran Matematika siswa SMPN 2 Jember tahun pelajaran 2013-2014 ?
11
2.1.2.1.5 Manfaat Penelitian
Pada bagian ini ditunjukkan kegunaan atau pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, uraian dalam subbab kegunaan penelitian berisi alasan kelayakan
atas masalah yang diteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk
dilakukan.
12
baga-lembaga lain. Akan lebih baik jika kajian teoretis dan telaah terhadap temuan-temuan penelitian didasarkan pada sumber kepustakaan primer, yaitu bahan
pustaka yang isinya bersumber pada temuan penelitian. Sumber kepustakaan
sekunder dapat dipergunakan sebagai penunjang.
Pemilihan bahan pustaka yang akan dikaji didasarkan pada dua kriteria,
yakni (1) prinsip kemutakhiran (kecuali untuk penelitian historis) dan (2) prinsip
relevansi. Prinsip kemutakhiran penting karena ilmu berkembang dengan cepat.
Sebuah teori yang efektif pada suatu periode mungkin sudah ditinggalkan pada
periode berikutnya. Dengan prinsip kemutakhiran, peneliti dapat berargumentasi
berdasar teori-teori yang pada waktu itu dipandang paling representatif. Hal serupa berlaku juga terhadap telaah laporan-laporan penelitian. Prinsip relevansi diperlukan untuk menghasilkan kajian pustaka yang erat kaitannya dengan masalah
yang diteliti.
13
sannya tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dalam matapelajaran
Matematika dibandingkan dengan yang tingkat kecerdasannya sedang.
Rumusan hipotesis yang baik hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara
dua variabel atau lebih, (b) dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan, (c) dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas, serta (d) dapat diuji secara empiris.
Khusus untuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK), jenis hipotesis yang dipakai adalah hipotesis tindakan. Pada hipotesis ini, disamping memuat ciri-ciri diatas, harus juga dicantumkan tindakan memungkinkan untuk dilakukan sehubungan dengan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas tersebut.
Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang
dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Misalnya, peneliti mengajukan asumsi bahwa sikap seseorang dapat diukur dengan
menggunakan skala sikap. Dalam hal ini ia tidak perlu membuktikan kebenaran
hal yang diasumsikannya itu, tetapi dapat langsung memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang diperolehnya. Asumsi dapat bersifat substantif atau metodologis.
Asumsi substantif berhubungan dengan permasalahan penelitian, sedangkan
asumsi metodologis berkenaan dengan metodologi penelitian.
14
deskripsi, eksperimen, korelasi, peneliltian tindakan kelas (PTK) dan penelitian
pengembangan.
15
lazim disebut responden dan dalam penelitian kualitatif disebut informan atau
subjek tergantung pada cara pengambilan datanya.
Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi penelitian perlu diberikan agar besarnya sampel dan cara pengambilannya dapat ditentukan secara
tepat. Tujuannya adalah agar sampel yang dipilih benar-benar representatif, dalam
arti dapat mencerminkan keadaan populasinya secara cermat. Kerepresentatifan
sampel merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan sampel dalam kaitannya
dengan maksud menggeneralisasikan hasil-hasil penelitian sampel terhadap populasinya. Jika keadaan sampel semakin berbeda dengan karakteristik populasinya,
maka semakin besar kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya.
Jadi, hal-hal yang dibahas dalam bagian populasi dan sampel adalah
(a) identifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek penelitian,
(b) prosedur dan teknik pengambilan sampel, serta (c) besarnya sampel.
penelitian
memberikan
penjelasan
kapan
penelitian
itu
16
2.1.2.3.7 Sumber Data
Pada bagian ini dilaporkan jenis data, sumber data, dan teknik penjaringan data dengan keterangan yang memadai. Uraian tersebut meliputi data apa
saja yang dikumpulkan, bagaimana karakteristiknya, siapa yang dijadikan subjek
dan informan penelitian, bagaimana ciri-ciri subjek dan informan itu, dan dengan
cara bagaimana data dijaring, sehingga kredibilitasnya dapat dijamin. Misalnya
data dijaring dari informan yang dipilih dengan teknik bola salju (snowball
sampling).
Istilah pengambilan sampel dalam penelitian kualitatif harus digunakan
dengan penuh kehati-hatian. Dalam penelitian kualitatif tujuan pengambilan sampel adalah untuk mendapatkan informan sebanyak mungkin, bukan untuk melakukan rampatan (generalisasi). Pengambilan sampel digunakan pada situasi, subjek,
informan, dan waktu.
17
instrumen pengumpul data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam
penelitian. Dengan cara ini akan terlibat apakah instrumen yang digunakan sesuai
dengan variabel yang diukur, paling tidak ditinjau dari segi isinya. Sebuah instrumen yang baik juga harus memenuhi persyaratan validitas, reliabilitas, tingkat
kesulitan, dan daya beda.
Hal lain yang perlu diungkapkan dalam instrumen penelitian adalah cara
pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir pertanyaan/pernyataan.Untuk alat dan bahan, harus disebutkan secara cermat spesifikasi teknis dari
alat yang digunakan dan karakteristik bahan yang dipakai.
Dalam ilmu eksakta istilah instrumen penelitian kadangkala dipandang
kurang tepat karena belum mencakup keseluruhan hal yang digunakan dalam
penelitian. Oleh karena itu, subbab instrumen penelitian dapat diganti dengan Alat
dan Bahan.
18
Beberapa teknik analisis statistik parametrik memang lebih canggih dan
karenanya mampu memberikan informasi yang lebih akurat jika dibandingkan
dengan teknik analisis sejenis dalam statistik nonparametrik. Penerapan statistik
parametrik secara tepat harus memenuhi beberapa persyaratan (assumsi),
sedangkan penerapan statistik nonparametrik tidak menuntut persyaratan tertentu.
Disamping penjelasan tentang teknis analisis data yang digunakan, perlu
juga dijelaskan alasan pemilihannya. Apabila teknik analisis data yang dipilih sudah cukup dikenal, maka pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang
lebar. Sebaliknya, jika teknik analisis data yang digunakan tidak sering digunakan
(kurang populer), maka uraian tentang analisis ini perlu diberikan secara lebih
rinci. Apabila dalam analisis ini digunakan komputer perlu disebutkan programnya, misalnya SPSS 11.5 atau SPSS 16.00 for Windows.
Untuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penjelasan tentang teknik analisis
data ini dijabarkan secara detil pada tahap refleksi. Pada tahap ini peneliti menganalisis dan menilai sampai ditemukan informasi apakah hasil pengumpulan
data telah mendapatkan data yang akurat dan dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan apakah hasil penelitian pada tahap tertentu telah mencapai kesuksesan dimana hasil refleksi menunjukkan bahwa prestasi murid sudah mencapai
kriteria keuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan. Hasil ini akan digunakan sebagai acuan untuk memutuskan apakah pada tahap tertentu penelitian tindakan kelas yang dilakukan sudah sukses sehingga penelitian dihentikan dan
dilanjutkan dengan membuat laporan atau jika ternyata prestasi murid belum
mencapai KKM yang dicanangkan, maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus
berikutnya.
19
perlu dilakukan pengecekan dapat tidaknya ditransfer ke latar lain (transferability), ketergantungan pada konteksnya (dependability), dan dapat-tidaknya dikonfirmasikan kepada sumbernya (confirmability).
20
2.1.2.4.2 Penelitian Kualitatif
Pada penelitian Kualitatif, bagian ini memuat paparan data dan temuan
penelitian. Pada bagian ini disajikan penafsiranpeneliti, keterkaitan antara polapola, kategori-kategori dan dimensi-dimensi, posisi temuan/teori terhadap teoriteori dan temuan-temuan sebelumnya, serta penafsiran dan penjelasan dari
temuan/teori yang diungkap dari lapangan (grounded theory).
21
Dalam upaya menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus
disimpulkan secara eksplisit hasil-hasil yang diperoleh. Sementara itu, penafsiran
terhadap temuan penelitian dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-teori
yang ada.
Pengintegrasian temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang
sudah ada dilakukan dengan jalan menjelaskan temuan-temuan penelitian dalam
konteks khasanah ilmu yang lebih luas. Hal ini dilakukan dengan membandingkan
temuan-temuan penelitian yang di peroleh dengan teori dan temuan empiris lain
yang relevan. Hal ini tidak berarti mengulang uraian yang telah ada di dalam Bab
II.
Membandingkan hasil penelitian yang diperoleh dengan temuan penelitian
lain yang relevan akan mampu memberikan taraf kredibilitas yang lebih tinggi
terhadap hasil penelitian. Tentu saja suatu temuan akan menjadi lebih dipercaya
bila didukung oleh hasil penelitian orang lain. Namun sebaiknya tidak hanya hasil
penelitian yang mendukung penelitian saja yang dibahas dalam bagian ini. Pembahasan justru akan menjadi lebih menarik jika di dalamnya dicantumkan juga temuan orang lain yang berbeda, dan pada saat yang sama peneliti mampu memberikan
penjelasan teoretis ataupun metodologis bahwa temuannya memang lebih akurat.
Pembahasan hasil penelitian menjadi lebih penting manakala hipotesis penelitian yang diajukan ditolak. Banyak faktor yang menyebabkan sebuah hipotesis
ditolak. Pertama, faktor nonmetodologis, seperti adanya intervensi variabel lain
sehingga menghasilkan kesimpulan yang berbeda dengan hipotesis yang diajukan.
Kedua, karena kesalahan metodologis, misalnya instrumen yang digunakan tidak
sahih atau kurang reliabel. Dalam pembahasan, perlu diuraikan lebih lanjut letak
ketidaksempurnaan instrumen yang digunakan. Penjelasan tentang kekurangan
atau kesalahan-kesalahan yang ada akan menjadi salah satu pijakan untuk
menyarankan perbaikan bagi penelitian sejenis di masa yang akan datang.
Pembahasan hasil penelitian juga bertujuan untuk menjelaskan perihal modifikasi teori atau menyusun teori baru. Hal ini penting jika penelitian yang dilakukan bermaksud menelaah teori. Jika teori yang dikaji ditolak sebagian hendaknya dijelaskan bagaimana modifikasinya, dan penolakan terhadap seluruh teori
harus disertai dengan rumusan teori baru.
22
2.1.2.6 Bab VI Kesimpulan dan Saran
Bab VI memuat dua hal pokok, yaitu kesimpulan dan saran. Isi kesimpulan penelitian lebih bersifat konseptual dan harus terkait langsung dengan masalah
dan tujuan penelitian. Dengan kata lain, kesimpulan penelitian terikat secara substantif dengan temuan-temuan penelitian yang mengacu pada tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Kesimpulan juga dapat ditarik dari hasil pembahasan, namun yang benar-benar relevan dan mampu memperkaya temuan penelitian yang
diperoleh.
Kesimpulan penelitian merangkum semua hasil penelitian yang telah diuraikan secara lengkap dalam Bab IV. Tata urutannya pun hendaknya sama dengan yang ada di dalam Bab IV. Dengan demikian, konsistensi isi dan tata urutan
masalah penelitian, tujuan penelitian, hasil yang diperoleh, dan kesimpulan penelitian tetap terpelihara.
Saran yang diajukan hendaknya selalu bersumber pada temuan penelitian,
pembahasan, dan kesimpulan hasil penelitian. Saran hendaknya tidak keluar dari
batas-batas lingkup dan implikasi penelitian.
Saran yang baik dapat dilihat dari rumusannya yang bersifat rinci dan operasional. Artinya, jika orang lain hendak melaksanakan saran itu, ia tidak mengalami kesulitan dalam menafsirkan atau melaksanakannya. Di samping itu, saran
yang diajukan hendaknya telah spesifik. Saran dapat ditujukan kepada perguruan
tinggi, lembaga pemerintah ataupun swasta, atau pihak lain yang dianggap layak.
2.1.3 Bagian Akhir
Hal-hal yang perlu dimasukkan ke dalam bagian ini adalah yang mendukung atau terkait erat dengan uraian yang terdapat pada bagian inti. Isi yang perlu
ada pada bagian akhir adalah (a) daftar rujukan, (b) lampiran-lampiran, (c), pernyataan keaslian tulisan dan (d) riwayat hidup.
2.1.3.1 Daftar Rujukan
Daftar rujukan berisi bahan pustaka yang digunakan oleh peneliti. Bahan
pustaka yang dimasukkan ke dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam
teks. Artinya, bahan pustaka yang hanya digunakan sebagai bahan bacaan tetapi
tidak dirujuk dalam teks tidak dimasukkan ke dalam daftar rujukan. Sebaliknya,
semua bahan pustaka yang disebutkan dalam teks skripsi dan tugas akhir harus
23
dicantumkan dalam daftar rujukan. Tatacara penulisan daftar rujukan dibahas
pada bagian III, Teknik Penulisan, dalam pedoman ini.
Istilah daftar pustaka digunakan untuk menyebut daftar yang berisi bahanbahan pustaka yang digunakan oleh penulis, baik yang dirujuk ataupun yang tidak
dirujuk dalam teks. Untuk skripsi, daftar bahan pustaka yang ditulis hanya yang
dirujuk dalam teks, sehingga istilah yang tepat adalah daftar rujukan bukan daftar
pustaka. Contoh daftar rujukan dapat dilihat pada lampiran 14.
24
ganisasi yang relevan, dan informasi tentang prestasi yang pernah diraih selama
belajar di perguruan tinggi ataupun pada waktu duduk di bangku sekolah dasar
dan sekolah menengah. Yang sudah berkeluarga dapat mencantumkan nama suami/istri dan putra-putrinya. Riwayat hidup diketik dengan spasi tunggal (satu
spasi). Contoh riwayat hidup dapat dilihat pada lampiran 16.
2.2 Sistematika Skripsi Hasil Penelitian Kuantitatif
Hal-hal yang disajikan dalam laporan penelitian kuantitatif pada umumnya bersifat kompleks, mulai dari isi kajian terhadap berbagai teori yang bersifat
substantif dan mendasar sampai kepada hal-hal yang bersifat operasional teknis.
Karena kompleksnya materi yang disajikan, maka laporan penelitian kuantitatif
perlu diatur sedemikian rupa sehingga pembaca laporan dapat dengan mudah
menemukan setiap bagian yang dicarinya dan dapat memahaminya secara tepat.
Berdasarkan pemikiran di atas, isi dan sistematika skripsi sebagai laporan
hasil penelitian kuantitatif dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal,
bagian inti, dan bagian akhir. Masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut.
25
BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
Jenis Penelitian
Desain Penelitian
Prosedur Penelitian
Populasi dan Sampel/Responden
Lokasi Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Instrumen Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
26
2.2.3 Bagian Akhir
Pada bagian akhir ini yang dimuat antara lain:
Daftar Rujukan
Lampiran-lampiran
Pernyataan Keaslian Tulisan
Riwayat Hidup
Penjelasan dari masing-masing bagian ini bisa dilihat bagian 2.1 diatas.
2.3 Sistematika Skripsi Hasil Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif berusaha mengungkapkan gejala secara menyeluruh
dan sesuai dengan konteks (holistik-kontekstual) melalui pengumpulan data dari
latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian semacam ini bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan
pendekatan induktif. Proses dan makna dari sudut pandang subjek lebih ditonjolkan dalam penelitian ini. Ciri-ciri penelitian kualitatif tersebut mewarnai sifat
dalam bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun
dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciriciri alamiahnya.
Laporan penelitian kualitatif harus memiliki fokus yang jelas. Fokus dapat
berupa masalah, objek evaluasi, atau pilihan kebijakan. Laporan penelitian kualitatif harus memiliki struktur dan bentuk yang koheren yang dapat memenuhi
maksud yang tercermin dalam fokus penelitian.
Gaya penulisan laporan penelitian kualitatif tidak menggunakan model
tunggal. Gaya penulisan dapat bersifat formal, informal, atau gabungan keduanya. Laporan yang ditulis dengan gaya formal memuat hal-hal pokok pada bagian
awal, kemudian menunjukkan aspek aspek yang dianggap penting yang dipaparkan beserta contoh-contoh dari data. Laporan bergaya informal, misalnya berisi
paparan sebuah cerita yang diakhiri dengan kesimpulan. Sistematika skripsi hasil
penelitian kualitatif pada dasarnya terdiri dari tiga bagian utama: bagian awal,
bagian inti, dan bagian akhir.
2.3.1 Bagian Awal
Hal hal yang termasuk dalam bagian awal adalah:
Halaman Sampul
Halaman Judul
27
Halaman Logo
Halaman Motto
Halaman Persetujuan Pembimbing
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Ungkapan Terima kasih
Halaman Persembahan
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Daftar Lainnya
Abstrak
2.3.2 Bagian Inti
Bagian ini berisi inti skripsi yang meliputi:
BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
Jenis Penelitian
Lokasi Penelitian
Data Penelitian
Sumber Data
Teknik Pengumpulan Data
Instrumen Pengumpulan Data
Teknik Analisis Data
Pengecekan Keabsahan Temuan
28
5.2 ..................................
Pernomoran ini tidak diperlukan jika masalah dan tujuan penelitian
hanya ada satu saja
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. ...
2. dst
6.2 Saran-saran
1. ...
2. dst
2.2.3 Bagian Akhir
Pada bagian akhir ini yang dimuat antara lain:
Daftar Rujukan
Lampiran-lampiran
Pernyataan Keaslian Tulisan
Riwayat Hidup
Penjelasan dari masing-masing bagian ini bisa dilihat bagian 2.1 diatas.
2.4 Sistematika Skripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan salah satu penelitian yang bisa
dilakukan guru disamping penelitian lain misalnya penelitian deskriptif dan eksperimental. Arah dan tujuan PTK yang dilakukan guru adalah demi kepentingan
perserta didik dalam memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Karena itulah
PTK harus berkaitan dengan pembelajaran. Yang perlu disadari adalah bahwa
tindakan yang dilakukan didasarkan atas upaya meningkatkan hasil, yaitu lebih
baik dari yang sebelumnya. Karena itulah ide yang dicobakan dalam penelitian
tindakan kelas harus cemerlang dan guru sangat yakin bahwa hasilnya akan lebih
baik. Jika hasilnya dirasa kurang memuaskan maka guru akan melakukannya lagi
pada siklus berikutnya.
Berdasarkan kenyataan diatas maka isi dan sistematikan skripsi hasil penelitian tindakan kelas disusun sedemikian rupa agar mempermudah peneliti untuk menyusun laporan. Secara umum sistematika skripsi hasil penelitian tindakan
kelas dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian
akhir. Masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut
29
2.4.1 Bagian Awal
Hal hal yang termasuk dalam bagian awal adalah:
Halaman Sampul
Halaman Judul
Halaman Logo
Halaman Motto
Halaman Persetujuan Pembimbing
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Ungkapan Terima kasih
Halaman Persembahan
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Abstrak
2.4.2 Bagian Inti
Bagian ini berisi inti skripsi yang meliputi:
BAB I PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
30
3.6 Kriteria Kesuksesan
3.7 Instrumen Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Setting Penelitian
4.2 Hasil Penelitian
BAB V PEMBAHASAN
5.1 ..................................
5.2 ..................................
Pernomoran ini tidak diperlukan jika masalah dan tujuan penelitian
hanya ada satu saja.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. ...
2. dst
6.2 Saran-saran
1. ...
2. dst
2.2.3 Bagian Akhir
Pada bagian akhir ini yang dimuat antara lain:
Daftar Rujukan
Lampiran-lampiran
Pernyataan Keaslian Tulisan
Riwayat Hidup
Penjelasan dari masing-masing bagian ini bisa dilihat bagian 2.1 diatas.
2.5 Sistematika Skripsi Hasil Penelitian Pengembangan
Skripsi yang merupakan hasil dari penelitian pengembangan mempunyai
format dan sistematika yang berbeda dari skripsi yang merupakan hasil dari
penelitian lainnya. Kalau penelitian lainnya berusaha untuk mencari jawaban
suatu masalah, penelitian pengembangan berupaya menerapkan temuan atau teori
dalam rangka memecahkan masalah tertentu.
Skripsi yang berdasarkan hasil penelitian pengembangan terdiri atas dua
bagian. Bagian pertama merupakan kajian analitis hasil penelitian pengembangan
yang dituangkan dalam 5 (lima) bab. Bagian kedua menyajikan produk hasil
penelitian pengembangan seperti yang telah dispesifikan dalam bagian pertama.
31
Kedua bagian tersebut disusun dalam naskah terpisah, tetapi penjilidannya bisa
disatukan.
Berikut ini adalah sistematika skripsi hasil penelitian pengembangan yang
terdiri atas bagian I dan bagian II dan isi bagian awal, inti dan bagian akhir.
Masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut
32
BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN
3.1 Model Penelitian Pengembangan
3.2 Prosedur Penelitian Pengembangan
3.3 Uji Coba Produk
3.3.1 Desain Uji Coba
3.3.2 Subyek Coba
3.3.3 Jenis Data
3.3.4 Instrumen Pengumpulan Data
3.3.5 Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Penyajian Data Uji Coba
4.2 Analisis Data
4.3 Revisi Produk
BAB V KAJIAN DAN SARAN
5.1 Kajian Produk yang Telah Direvisi
5.2 Saran Pemanfaatan dan Pengembangan Lebih Lanjut
Bagian Akhir
Pada bagian akhir ini yang dimuat antara lain:
Daftar Rujukan
Lampiran-lampiran
Pernyataan Keaslian Tulisan
Riwayat Hidup
Penjelasan dari masing-masing bagian ini bisa dilihat bagian 2.1 diatas.
33
huluan, Bab II berisi Kajian Pustaka, Bab III berisi metode penelitian pengembangan, Bab IV hasil dan Bab V kajian dan saran.
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang Masalah
Bagian ini mendeskripsikan konteks penelitian pengembangan yang hendak dikembangkan. Karenanya perlu diawali dengan identifikasi kesenjangan antar kondisi nyata dan kondisi ideal dan dampak yang mungkin ditimbulkannya.
Pada bagian ini hendaknya dipaparkan alternatif-alternatif yang mungkin untuk
mengatasi kesenjangan tersebut secara singkat disertai dengan indentifikasi faktor
pendukung dan penghambat yang mungkin timbul. Pada akhir bagian paparan
latar belakang masalah ini dipaparkan alternatif yang akan digunakan untuk memecahkan masalah berserta rasionalnya. Hasil temuan empiris tentang topik yang
dibahas, perlu disajikan secara terpadu pada bagian ini.
34
Manfaat Penelitian Pengembangan
Bagian ini sering rancu dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian pengembangan mengungkapkan upaya pencapaian kondisi ideal, sedangkan pentingnya penelitian pengembangan menyajikan argumen tentang perlunya pengubahan kondisi nyata menjadi kondisi ideal. Pada bagian ini diungkapkan kaitan
antara pentingnya pemecahan masalah dengan konteks permasalahan yang lebih
luas. Pengkaitan tersebut dimaksudkan untuk memperjelas bahwa pemecahan
masalah mikro dapat memberikan sumbangan bagi pemecahan masalah yang lebih
luas.
Definisi Operasional
Pada bagian ini dikemukakan istilah-istilah khusus yang digunakan dalam
penelitian pengembangan, baik mengenai produk yang dihasilkan, prosedur maupun modelyang digunakan. Istilah-istilah yang dikemukakan adalah istilah yang
memiliki peluang untuk ditafsirkan berbeda oleh pembaca maupun pengguna produk. Istilah-istilah tersebut harus dirumuskan seoperasional mungkin.
35
digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah yang dihadapi atau dalam kegiatan mengembangkan produk.
36
berupa konseptual atau teoritis. Kedua model ini tidak secara langsung memberi
petunjuk tentang bagaimana langkah prosedur yang dilalui sampai ke produk yang
dispesifikasi. Oleh karena itu perlu dikemukakan lagi langkah prosedurnya.
Uji Coba Produk
Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang digunakan
sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan/atau daya tarik
produk yang dihasilkan.
Desain Uji Coba. Uji coba produk pengembangan biasanya dilakukan
melalui tiga tahapan, yaitu uji perseorangan, uji kelompok kecil, dan uji lapangan.
Dalam kegiatan penelitian pengembangan, pengembang mungkin hanya melewati
dan berhenti pada tahap uji perseorangan, atau dilanjutkan dan berhenti sampai
pada tahap uji kelompok kecil, atau sampai uji lapangan tergantung pada urgensi
dan data yang dibutuhkan melalui ujicoba itu.
Desain uji coba produk bisa menggunakan desain yang biasa digunakan
dalam penelitian kuantitatif yaitu desain deskriptif atau eksperimental yang penting ketepatan memilih desain untuk tahapan tertentu agar data yang dibutuhkan
untuk memperbaiki produk dapat diperoleh secara lengkap.
Subyek coba. Karakteristik subyek coba perlu diidentifikasi secara jelas
dan lengkap, termasuk cara pemilihan subyek coba tersebut. Subyek coba bisa terdiri dari ahli bidang isi produk, ahli di bidang perancangan produk, atau sasaran
pengguna produk. Subyek coba yang ahli di bidang isi produk dapat memiliki kualifikasi keahlian tingkat S1, S2 dan S3. Yang penting setiap subyek coba yang
dilibatkan harus disertai identifikasi karakteristiknya secara jelas dan lengkap,
tetapi terbatas dalam kaitannya dengan produk yang dikembangkan.
Teknik pemilihan subjek coba juga perlu dikemukakan agak rinci, apakah
menggunakan teknik rambang, rumpun, atau teknik lainnya yang sesuai.
Jenis Data. Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data
yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan atau daya tank dari produk yang dihasilkan. Dalam konteks ini, sering
pengembang tidak bermaksud mengumpulkan data secara lengkap yang mencakup ketiganya. Bisa saja, sesuai dengan kebutuhan pengembangan, pengembang
hanya melakukan uji coba untuk melihat daya tarik dari suatu produk, atau hanya
37
untuk melihat tingkat efisiensinya, atau keduanya. Keputusan ini tergantung pada
pemecahan masalah yang telah ditetapkan di Bab I: apakah pada keefektifan,
efisiensi, daya tarik, atau ketiganya.
Penekanan pada efisiensi suatu pemecahan masalah akan membutuhkan
data tentang efisiensi produk yang dikembangkan. Begitu pula halnya dengan penekanan pada keefektifan atau daya tarik. Atas dasar ini, jenis data yang perlu dikumpulkan harus disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan tentang produk
yang dikembangkan itu.
Paparan mengenai jenis data yang dikumpulkan hendaknya dikaitkan dengan desain dan pemilihan subjek coba. Jenis data tertentu, bagaimanapun juga,
akan menuntut desain tertentu dan subjek coba tertentu. Misalnya, pengumpulan
data mengenai kecermatan isi dapat dilakukan secara perseorangan dari ahli isi,
atau secara kelompok dalam bentuk seminar kecil, atau seminar yang lebih luas
yang melibatkan ahli isi, ahli desain, dan sasaran pengguna produk.
Instrumen Pengumpulan Data. Bagian ini mengemukakan instrumen
yang digunakan untuk mengumpulkan data seperti yang sudah dikemukakan dalam butir sebelumnya. Jika menggunakan instrumen yang sudah ada, maka perlu
ada uraian mengenai karakteristik instrumen itu, terutama mengenai kesahihan
dan keterandalannya. Apabila instrumen yang digunakan dikembangkan sendiri,
maka prosedur pengembangannya juga perlu dijelaskan.
Teknik Analisis Data. Teknik dan prosedur analisis yang digunakan untuk menganalisis data uji coba dikemukakan dalam bagian ini dan disertai alasannya. Apabila teknik analisis yang digunakan sudah cukup dikenal, maka uraian
tidak perlu rinci sekali. Akan tetapi, apabila teknik tersebut belum banyak dikenal,
ma-ka uraian perlu lebih rinci.
Bab IV Hasil Penelitian
Bab ini paling tidak mengungkapkan tiga butir penting, yaitu penyajian data uji coba, analisis data, dan revisi produk berdasarkan hasil analisis data.
Penyajian Data Uji Coba
Semua data yang dikumpulkan dari kegiatan uji coba produk disajikan dalam bagian ini. Penyajian data sebaiknya dituangkan dalam bentuk tabel, bagan,
atau gambar yang dapatdikomunikasikan dengan jelas. Sebelum dianalisis, data
38
ini perlu diklasifikasikan berdasarkan jenisnya dan komponen produk yang dikembangkan. Klasifikasi ini akan sangat berguna untuk keperluan revisi produk
itu.
Analisis Data
Bagian ini mengungkapkan secara rinci hasil analisis data uji coba. Penyajian hasil analisis data perlu dibatasi pada hal-hal yang bersifat faktual, tanpa interpretasi pengembang. Kesimpulan hasil analisis perlu dikemukakan dalam bagian akhir dari butir ini. Kesimpulan inilah yang digunakan sebagai dasar dalam
melakukan revisi produk.
Revisi Produk
Kesimpulan yang ditarik dari hasil analisis data tentang produk yang diujicobakan digunakan sebagai dasar dalam menetapkan apakah produk itu perlu
direvisi atau tidak. Keputusan merevisi produk hendaknya disertai dengan pembenaran bahwa setelah direvisi produk itu akan menjadi lebih efektif, efisien, dan
atau menarik. Komponen-komponen yang direvisi dan hasil revisinya harus secara
jelas dikemukakan dalam bagian ini.
Bab IV Kajian dan Saran
Ada dua butir penting yang perlu dikemukakan dalam bab ini, yaitu kajian
terhadap produk yang telah direvisi dan saran pemanfaatan, diseminasi, serta pengembangan produklebih lanjut.
Kajian Produk yang Telah Direvisi
Wujud akhir dari produk yang dikembangkan setelah direvisi perlu dikaji
secara objektif dan tuntas. Kajian harus didasarkan pada landasan teoretis yang
telah dibahas dalam Bab II, dan hasil kajiannya mengarah kepada peluang dimanfaatkannya produk untuk pemecahan masalah yang ada.
Kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan produk hendaknya dideskripsikan secara lengkap dengan tinjauan yang komprehensif terhadap kaitan antara produk dengan masalah yang ingin dipecahkannya. Peluang munculnya masalah lain dari pemanfaatan produk juga perlu diidentifikasi, dan sekaligus disertai
preskripsi bagaimana mengantisipasi permasalahan baru itu.
39
Saran Pemanfaatan, Diseminasi, dan Pengembangan Produk Lanjutan
Pengajuan saran dalam bagian ini diarahkan ke tiga sisi, yaitu saran untuk
keperluan pemanfaatan produk, saran untuk diseminasi produk ke sasaran yang
lebih luas, dan saran untuk keperluan pengembangan lebih lanjut.
Setiap saran hendaknya didasarkan pada hasil kajian terhadap produk seperti yang telah dibahas dalam butir sebelumnya. Pengungkapannya hendaknya
menggunakan pernyataan-pernyataan yang jelas dan diusahakan agar saran yang
satu secara eksplisit berbeda dari saran lainnya. Argumentasi juga perlu disertakan
dalam setiap saran yang diajukan.
Isi Bagian Akhir
Isi bagian akhir hasil penelitian pengembangan sama dengan isi bagian
akhir hasil penelitian lainnya.
Lampiran-Lampiran
Lampiran sebaiknya hanya berisi dokumen penting yang secara langsung
perlu disertakan dalam sebuah skripsi, misalnya ringkasan analisis data penelitian
dan salinan (fotokopi) surat ijin penelitian. Dokumen lain yang berupa data mentah, misalnya, tidak perlu disertakan dalam lampiran skripsi, tesis, dan disertasi.
Untuk mempermudah pemanfaatannya, setiap lampiran harus diberi nomor
urut lampiran dengan menggunakan angka Arab. Pencantuman nomor lampiran
dalam tubuh tulisan skripsi harus sesuai dengan urutan penyajian dalam teks. Suatu nomor lampiran merupakan kelanjutan dari nomor urut dalam tubuh tulisan
sebelumnya.
Riwayat Hidup
Riwayat hidup penulis skripsi, tesis, atau disertasi hendaknya disajikan secara naratif. Hal-hal yang perlu dimuat dalam riwayat hidup adalah nama lengkap
penulis, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, pengalaman berorganisasi,
dan informasi tentang prestasi yang pernah diraih selama belajar di perguruan
tinggi ataupun pada waktu duduk di bangku Sekolah Dasardan Sekolah Menengah. Bagi yang sudah berkeluarga, dapat mencantumkan nama suami/ istri, dan
putra-putrinya. Riwayat hidup diketik dengan spasi tunggal (satu spasi).
BAGIAN III
TEKNIK PENULISAN
Peringkat 2 ditandai dengan angka dua digit yang dipisahkan oleh titik,
tetapi tidak diakhiri dengan titik, dan dimulai dari tepi kiri. Judul subbab
ditulis dengan huruf besar-kecil dan bold,
(2)
(3)
(4)
Contoh:
40
41
BAB III
METODE PENELITIAN
..........................................................................................................................
.......................................................................
Judul subbab ini berperingkat 2 yang urutannya ditandai dengan angka dua
digit yang dipisahkan oleh tanda titik tetapi tanpa diakhiri dengan titik, dicetak
mulai dari garis tepi, ditulis dengan huruf besar kecil, dan dicetak bold. Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan kemudian baris selanjutnya dicetak mulai
dari garis tepi.
3.3 Instrumen Penelitian
..
Judul subbab ini berperingkat 3 yang urutannya ditandai dengan angka tiga
digit yang dipisahkan oleh tanda titik tetapi tanpa diakhiri dengan titik, dicetak
mulai dari garis tepi, ditulis dengan huruf besar kecil dan dicetak bold. Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan kemudian baris selanjutnya dicetak mulai
dari garis tepi.
3.3.1 Alasan Pemilihan Tes
42
Paragrafnya dimulai 1,2 cm dari tepi kiri dan kemudian baris selanjutnya dicetak
mulai dari garis tepi.
3.3.3.1 Isi Tes
..
43
...
44
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah "ada hubungan yang erat antara
faktor sosial ekonomi dengan kemajuan belajar" (Soebronto, 1990:123).
Jika ada tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip tunggal ('...').
Contoh:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah "terdapat kecenderungan semakin
banyak 'campur tangan' pimpinan perusahaan semakin rendah tingkat
partisipasi karyawan di daerah perkotaan" (Soewignyo, 1991:101).
Jika dalam kutipan terdapat paragraf baru lagi, garis barunya dimulai pada
1,2cm dari tepi kiri garis teks kutipan.
3.2.1.1.3 Kutipan yang Sebagian Dihilangkan
Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam kalimat yang
dibuang, maka kata-kata yang dibuang diganti dengan tiga titik.
Contoh:
"Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah ...
diharapkan sudah melaksanakan kurikulum baru" (Manan, 2005:278).
Apabila ada kalimat yang dibuang, maka kalimat yang dibuang diganti
dengan empat titik.
Contoh:
"Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara
mata, tangan, atau bagian tubuh lain .... Yang termasuk gerak manipulatif antara
lain adalah menangkap bola, menendang bola, dan menggambar" (Asim,
2008:315).
45
Selain cara merujuk kutipan langsung dan tidak langsung, terdapat aturan
untuk merujuk pada kondisitertentu antara lain
1. Jika beberapa pustaka yang ditulis oleh satu orang pengarang dalam tahun
yang sama, sebagai pembeda masing-masing pustaka itu diberi tambahan
dengan huruf a, b, dan seterusnya menurut urutan bulan terbit pustaka itu
dalam tahun tersebut. Bila identitas atau informasi urutan bulan terbit tdak
terdapat dalam pustaka itu, urutan tanda a, b, dan seterusnya didasarkan
atau atas abjad judul pustaka.
Contoh:
Sudaryanto (2005a) menyatakan ...
Sudaryanto (2005b) menyatakan...
2. Jika suatu kutipan dalam hal yang sama diacu dari beberapa sumber, yang
pengarangnya berbeda dalam penunjukan sumber harus ditulis semua pustaka yang diacu, masing-masing dipisahkan dengan tanda titik koma.
Contoh:
Menurut Akhmad (1999:26); Sulthoni (1998:18); dan Clement
(2000:43)...
...(Akhmad, 1999:26; Sulthoni, 199818; dan Clement, 2000:43).
3. Jika pustaka yang dikutip tidak diketahui atau tidak tercantum nama pengarangnya, dalam penunjukan sumber nama pengarang diganti dengan nama
lembaga yang bertanggungjawab atau yang menyimpan pustaka tersebut.
Contoh:
...(RI,Departemen Penerangan,1996:47).
Universitas Jember (1998:36)...
46
4. Apabila kutipan berasal dari sebuah pustaka suntingan, catatan dalam innote harus mencantumkan singkatan (Ed., jika hanya satu orang; Eds., jika
lebih dari dua orang) sesudah nama penyunting, baru diikuti tahun terbit.
Contoh:
Moeliono (Ed.1998:90) menyatakan bahwa ...
Atau
... (Moeliono,Ed.19998:90)
5. Kutipan yang berasal dari salah satu penulis dalam sebuah bunga rampai,
seperti prosiding, ensiklopedi, dan lain-lain yang disusun oleh editor, penunjukan sumber diatur sebagai berikut. Misal, kutipan artikel yang ditulis
oleh Cartier dalam bunga rampai yang disunting oleh Stein tahun 1989,
ditulis sebagai berikut.
Contoh:
Cartier (dalam Stein, 1989:63) menyatakan bahwa ....
Atau:
... (Cartier dalam Stein, 1989:63).
Apabila kutipan berasal dari editor atau penyunting bunga rampai itu, penunjukan sumber diatur sebagai berikut: tuliskan nama penyunting diikuti dengan
Ed. Disusul dengan tahun.
Contoh:
Menurut Stein (Ed., 1989:63) ...
... (Stein, Ed., 1989:63).
Catatan: Informasi bahwa kutipan itu berasal dari bunga rampai dan
sebagainya dapat dilihat dalam daftar pustaka.
6. Apabila kutipan berasal dari kutipan, penulisan sumber diatur seperti contoh berikut.
Menurut Wojowasito (dalam Ramlan,1995:30), dalam bahasa Indonesia
Di dalam bahasa Indonesia terdapat 12 kategori kata (Wojowasito,
dalam Ramlan, 1995:30).
Catatan:
Penulis buku Bahasa Indonesia adalah Wojowasito, tetapi kita atau penulis karya ilmiah tidak membaca sendiri buku Wojowasito tersebut,
pendapat itu dikutip dari buku Ramlan yang telah mengutip langsung
dari buku Wojowasito.
7. Jika pustaka yang dikutip tidak berangka tahun, dalam penunjukan sumber
ditulis Tanpa Tahun, diletakkan dalam kurung.
Contoh:
Soekarno (Tanpa Tahun) mengemukakan bahwa...
Soekarno (anonim) mengemukakan bahwa ...
... (Soekarno, Tanpa Tahun).
47
8. Jika kutipan diambil dari jurnal, majalah ilmiah, penunjukan sumber cukup dilakukan dengan menulis nama dan tahun.
Contoh:
Oleh Karim (1989:20) dikemukakan ....
Karim dan Sobari (1990:26) mengatakan ....
...(Noja dkk., 1994:25)
9. Jika kutipan berasal dari skripsi, makalah seminar, bahan penataran, materi lokakarya, atau yang sejenis penunjukan sumber cukup dilakukan dengan cara menuliskan nama dan tahun.
Contoh:
Mulyono (1998:45) berpendapat ....
10. Bahan kuliah yang belum diterbitkan secara resmi atau belum merupakan
buku ajar, tidak dibenarkan dipakai sebagai sumber kutipan.
11. Jika diperlukan, suatu karya ilmiah dapat menggunakan catatan tambahan
untuk menambah kejelasan analisis atau informasi dalam bentuk catatan.
Keterangan tambahan yang berbentuk catatan diletakkan pada halaman
yang sama dan ditulis seperti footnote.
3.2.2 Cara Menulis Daftar Rujukan
Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau
bahan lainnya yang dikutip baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahanbahan yang dibaca akan tetapi tidak dikutip tidak dicantumkan dalam Daftar Rujukan, sedangkan semua bahan yang dikutip secara langsung ataupun tak langsung
dalam teks harus dicantumkan dalam Daftar Rujukan. Pada dasarnya, unsur yang
ditulis dalam Daftar Rujukan secara berturut-turut meliputi (1) nama penulis ditulis dengan urutan: nama akhir, nama awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik, (2) tahun penerbitan, (3) judul, termasuk anak judul (subjudul), (4) kota tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit. Unsur-unsur tersebut dapat bervariasi
tergantung jenis sumber pustakanya. Jika penulisnya lebih dari satu, cara
penulisan namanya sama dengan penulis pertama.
Nama penulis yang terdiri dari dua bagian ditulis dengan urutan: nama akhir diikuti koma, nama awal (disingkat atau tidak disingkat tetapi harus konsisten
dalam satu karya ilmiah), diakhiri dengan titik. Apabila sumber yang dirujuk ditulis oleh tim, semua nama penulisnya harus dicantumkan dalam daftar rujukan.
3.2.2.1 Rujukan dari Buku
Tahun penerbitan ditulis setelah nama penulis, diakhiri dengan titik. Judul
buku ditulis dengan huruf miring, dengan huruf besar pada awal setiap kata, kecuali kata hubung. Tempat penerbitan dan nama penerbit dipisahkan dengan titik
dua (:).
Contoh:
48
Strunk, W. Jr. & White, E.B. 1979. The Elements of Style (3rd ed.). New York:
Macmillan.
Dekker, N. 1992. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa: dari Pilihan Satu-satunya ke
Satu-satunya Azas. Malang: FPIPS IKIP MALANG.
Jika ada beberapa buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang sama dan diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun penerbitan diikuti oleh
lambang a, b, c, dan seterusnya yang urutannya ditentukan secara kronologis atau
berdasarkan abjad judul buku-bukunya.
Contoh:
Cornet, L. & Weeks, K. 1985a. Career Ladder Plans: Trends and Emerging Issues1985. Atlanta, GA: Career Ladder Clearinghouse.
Cornet, L. & Weeks, K. 1985b. Planning Career Ladders: Lessons from the States.
Atlanta, GA: Career Ladder Clearinghouse.
49
Hasan, M.Z. 1990. Karakteristik Penelitian Kualitatif. Dalam Aminuddin (Ed.),
Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra
(hlm. 12-25). Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.
50
3.2.2.8 Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah yang Diterbitkan oleh
Suatu Penerbit Tanpa Penulis dan Tanpa Lembaga
Judul atau nama dokumen ditulis di bagian awal dengan cetak miring, diikuti tahun penerbitan dokumen, kota penerbit dan nama penerbit.
Contoh:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 lentang Sistem
Pendidikan Nasional.1990. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.
3.2.2.9 Rujukan dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama Lembaga Tersebut
Nama lembaga penanggungjawab langsung ditulis paling depan, diikuti
dengan tahun, judul karangan yang dicetak miring, nama tempat penerbitan, dan
nama lembaga yang bertanggungjawab atas penerbitan karangan tersebut.
Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan
Laporan Penelitian. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
51
jikan dalam ."., nama pertemuan, lembaga penyelenggara, tempat penyelenggaraan, dan tanggal serta bulannya.
Contoh:
Huda, N. 199I. Penulisan Laporan Penelitian untuk Jurnal. Makalah disajikan
dalam Lokakarya Penelitian Tingkat Dasar bagi Dosen PTN dan PTS di
Malang Angkatan XIV, Pusat Penelitian IKIP MALANG, Malang, 12 Juli.
Karim, Z. 1987. Tatakota di Negara-negara Berkembang. Makalah disajikan
dalam Seminar Tatakota, BAPPEDA Jawa Timur, Surabaya, 1-2
September.
Contoh:
Hitchcock, S., Carr, L. & Hall, W. 1996. A Survey of STM Online Journals, 1990-95:
The Calm before the Storm, (Online),
(http://journal.ees.soton.ac.uk/survey/survey.html, diakses 12 Juni
1996).
52
alamat e-mail sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses,
di antara tanda kurung.
Contoh:
Wilson, D. 20 November 1995. Summary of Citing Internet Sites. NETTRAIN
Discussion List, (Online), (NETTRAIN@ubvm.cc.buffalo.edu, diakses 22
Nopember 1995).
53
satu spasi. Judul tabel tanpa diakhiri tanda titik. Berilah jarak 3 spasi antara teks
sebelum tabel dan teks sesudah tabel. Nomor tabel ditulis dengan angka Arab
sebagai identitas tabel yang menunjukkan bab tempat tabel itu dimuat dan nomor
urutnya dalam bab yang bersangkutan. Dengan demikian untuk setiap bab nomor
urut tabel dimulai, dari nomor 1.
Contoh:
Tabel 4.1 Tingkat Motivasi Berprestasi Mahasiswa FKIP Unmuh Jember
Tahun 2010
Nomor tabel ini menunjukkan bahwa tabel yang berjudul Tingkat Motivasi
Berprestasi Mahasiswa FKIP Unmuh Jember 2010 terletak pada Bab IV nomor
urut yang pertama. Pengacuan tabel menggunakan angka, bukan dengan menggunakan kata tabel di atas atau tabel di bawah.
Garis yang paling atas dari tabel diletakkan 3 spasi di bawah nama tabel.
Kolom pengepalaan (heading), dan deskripsi tentang ukuran atau unit data harus
dicantumkan. Istilah-istilah seperti nomor, persen, frekuensi, dituliskan dalam
bentuk singkatan/lambang: No., %, dan f. Data yang terdapat dalam tabel ditulis
dengan menggunakan spasi tunggal. Garis akan digunakan jika dipandang lebih
mempermudah pembacaan tabel, tetapi garis vertikal di bagian kiri, tengah, dan
kanan tabel tidak diperlukan.
Tabel yang dikutip dari sumber lain wajib diberi keterangan mengenai
nama akhir penulis, tahun publikasi, dan nomor halaman tabel asli di bawah tabel
dengan jarak tiga spasi dari garis horizontal terbawah, mulai dari tepi kiri. Jika
diperlukan catatan untuk menjelaskan butir-butir tertentu yang terdapat dalam
tabel, gunakan simbol-simbol tertentu dan tulis dalam bentuk superskrip. Catatan
kaki untuk tabel ditempatkan di bawah tabel, dua spasi di bawah sumber, bukan
pada bagian bawah halaman.
Contoh:
Tabe13.1 Keterlibatan Lulusan dalam Program-Program Pengembangan Staf
Peranan Lulusan
Kegiatan
Semiar (90,0%) *)
Penataran/latihan jabatan (78,9%)
Lokakarya (70,0%)
Kursus (38,9%)
Kegiatan lain (13,3%)
Catatan:
P
= Peserta
Pb
=Pembicara
Pan
=Panitia
Pl
=Peran lain
P
%
57,8
3,3
34,4
6,7
14,4
Pb
%
65,6
21,1
34,4
6,7
24,4
TSR
TR
Ttd
R
Relevansi
Pan
Pl
R
%
%
%
40,0
31,1
46,1
50,0
31,1
57,6
22,2
8,9
53,3
5,5
Ttd
66,7
14,4
6,4
Ttd
= Tidak selalu relevan
=Tidak Relevan
=Tidak Tersedia data
=Relevan
TSR
%
51,9
28,8
40,7
20,8
3,1
TR
%
Ttd
10,0
Ttd,
Ttd
Ttd
54
*) Angka-angka dalam kurung menunjukkan prosentase lulusan yang memberikan
jawaban
3.3.2 Penyajian Gambar
Istilah gambar mengacu pada foto, grafik, chart, peta, sket, diagram, bagan, dan gambar lainnya. Gambar dapat menyajikan data dalam bentuk-bentuk visual yang dapatdengan mudah dipahami. Gambar tidak harus dimaksudkan untuk
membangun deskripsi, tetapi dimaksudkan untuk menekankan hubungan tertentu
yang signifikan. Gambar juga dapat digunakan untuk menyajikan data statistik
berbentuk graft.
Beberapa pedoman penggunaan gambar dapat dikemukakan seperti
berikut.
(1). Judul gambar ditempatkan di bawah gambar, bukan di atasnya. Cara
penulisan judul gambar sama dengan penulisan judul tabel.
(2). Gambar harus sederhana untuk dapat menyampaikan ide dengan jelas
dan dapat dipahami tanpa harus disertai penjelasan tekstual.
(3). Gambar harus digunakan dengan hemat. Terlalu banyak gambar dapat
mengurangi nilai penyajian data.
M3/detik
2
1
2
Kenaikan air
Contoh:
II
III
IV
VI
VII
VIII
IX
XI
XII
Gambar 2.1 Fluktuasi Kenaikan Air Selama 1 Tahun di Laut Banda dan Laut Arafura
(sumber: Wyrtky, 1961: 139)
(4). Gambar yang memakan tempat lebih dari setengah halaman harus
ditempatkan pada halaman tersendiri.
(5). Penyebutan adanya gambar seharusnya mendahului gambar.
55
(6). Gambar diacu dengan menggunakan angka, bukan dengan menggunakan kata gambar di atas atau gambar di bawah.
(7). Gambar dinomori dengan menggunakan angka Arab seperti pada penomoran tabel.
3.4 Bahasa dan Tanda Baca
3.4.1 Penggunaan Bahasa
Penulisan karya ilmiah hendaknya menggunakan bahasa yang jelas, tepat,
formal, dan lugas. Kejelasan dan ketepatan isi dapat diwujudkan dengan menggunakan kata dan istilah yang jelas dan tepat, kalimat yang tidak berbelit-belit,
dan struktur paragraf yang runtut.
Kelugasan dan keformalan gaya bahasa diwujudkan dengan menggunakan
kalimat pasif, kata-kata yang tidak emotif, dan tidak berbunga-bunga. Hinda-rilah
penggunaan kata-kata seperti saya atau kami atau kita. Jika terpaksa menyebutkan
kegiatan yang dilakukan oleh penulis sendiri, istilah yang dipakai bukan kami atau
saya, melainkan penulis atau peneliti. Namun, istilah penulis atau peneliti seyogyanya digunakan sesedikit mungkin.
3.4.1.1 Pengaturan Huruf
Pengaturan huruf sampai dengan tanda baca diatur dengan mengacu pada
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Pedoman Penulisan Istilah Asing atau Unsur Serapan (Tim Penyusunan Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1995). Huruf yang dipakai dalam penulisan karya tulis ilmiah adalah jenis huruf latin. Huruf Latin terdiri atas bermacam-macam bentuk. Bentuk huruf lain yang banyak digunakan dalam bahasa-bahasa di dunia adalah huruf Romawi (tegak) dan huruf Italic (miring). Kedua
bentuk huruf latin tersebut diuraikan sebagai berikut.
a. Huruf Romawi
Berdasarkan bentuknya huruf Romawi sangat dikenal dengan bentuknya
yang berdiri tegak. Karakteristik huruf romawi yang demikian seringkali disebut
huruf tercetak, karena secara konsisten digunakan di bidang percetakan. Meskipun
bentuknya tegak, huruf Romawi dapat dipakai untuk penulisan yang memerlukan
nilai artistik.
Penggunaan huruf Romawi dalam penulisan karya ilmiah ditetapkan dengan menggunakan jenis huruf Times New Roman dengan ukuran 12 point. Huruf
Times New Roman merupakan salah satu jenis huruf yang memiliki karakteristik
bentuk huruf Romawi.
b. Huruf Miring (Italic)
Bentuk huruf Latin yang lain adalah huruf Italic.Huruf Italic berdasarkan
bentuknya memiliki karakter cetak miring. Bentuk huruf yang tercetak miring ini
56
sering disebut dengan huruf kursif. Penggunaan huruf italic dalam penulisan karya
ilmiah mengikuti ketentuan sebagai berikut.
1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar
yang dikutip dalam karangan.
Contoh:
buku Reformasi Sosial Budaya dalam Era Globalisasi
majalah Trubus
surat kabar Media Indonesia
3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya. Pengaturan yang lebih rinci dapat dipelajari pedoman penulisan nama ilmiah sesuai bidang studi dan unsur
ungkapan asing dalam Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
Contoh:
a) Nama ilmiah tumbuhan padi adalah Oryza sativa
b) Weltanschauung antara lain diterjemahkan dengan pandangan dunia.
Ungkapan asing yang sudah disesuaikan ejaannya tidak perlu ditulis miring.
Perhatikan tulisan berikut.
Contoh:
Negara itu telah mengalami beberapa kali kudeta (bukan coup detat)
Bahasa adalah alat komunikasi (bukan communication)
57
praktis dari sikap ingin maju dan berkembang dalam segala bidang. Kenyataan
tersebut dapat dilihat lebih lanjut pada buku Bahasa Indonesia Profesi karangan
Imam Syafiie tahun 1990.
Sebagai upaya mengurangi kesalahan tersebut, pengejaan kata perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Pemakaian huruf q dan x dibatasi hanya dalam keperluan ilmu dan nama,
kecuali kata-kata yang sudah disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.
Misalnya:
Dalam matematika dapat menggunakan huruf q dan x untuk menandai sesuatu;
nama orang Baihaqi, Iqbal, Maqful; nama barang Xerox, xerxes, sinar x.
2. Pemakaain huruf f dan v yang dalam bahasa Indonesia dieja dan diucapkan
atau dilafalkan sama, perlu dicermati dengan berpedoman pada penulisan
unsur serapan. Huruf f dan v sering juga dipertukarkan dengan huruf p.
Contoh:
positif bukan positip atau positive,
kreatif bukan kreativ atau kreatip
kreativitas bukan kreatifitas atau kreatipitas,
provinsi bukan propinsi.
3. Huruf z pada unsur asing yang masuk ke dalam bahasa Indonesia ditulis dan
dieja seperti huruf dan bunyi aslinya.
Misalnya:
zakat, zebra, zat, ziarah, zuhud bukan ditulis dan dieja jakat, jebra, jat, jiarah,
juhud
4. Huruf h yang berada pada gugus gh, ph, rh, dan th harus dicermati dengan
baik.
Misalnya:
Shorgum, morphologi, rhitme, methode menjadi sorgum, morfologi, ritme,
metode
5. Pemakaian huruf sin, shad, dan tsa yang berasal dari bahasa arab ditulis dan
dieja seperti huruf s, sedangkan huruf syin dieja dan ditulis seperti huruf sy.
Contoh:
Huruf s dari huruf sin antara lain selamat, sebab, insan.
Huruf s dari huruf tsa antara lain missal, senin, salju.
Huruf s dari huruf shad antara lain pasal, hasil.
Huruf sy dari huruf syin antara lain syahbandar, syarat, masyarakat.
6. Pemakaian huruf h?, ha? Yang berasal dari bahasa Arab ditulis dan dieja
seperti huruf h, sedangkan huruf kha? ditulis dan dieja seperti huruf kh.
Contoh:
Huruf h dari huruf h? dan ha? Antara lain sehat, nasihat, hasil, sahabat.
Huruf kh dari huruf kha? antara lain makhluk, khusus, khayal, khalik.
7. Pemakaian kata-kata yang seringkali tidak diketahui etimologi atau asalusulnya oleh penulis.
Misalnya:
58
Tidak ada pengejaan dalam bahasa Indonesia seperti kualitas, kuantitas, jadwal,
varitas, projektor menjadi kwalitas, kwantitas, jadual, varietas, proyektor.
8. Pemakaian akhiran yang berasal dari unsur serapan asing mengikuti Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
3.4.1.3 Pemenggalan Kata
Berdasarkan pedoman umum EYD pemenggalan kata dalam penulisan
karya ilmiah dilakukan dengan aturan bidang tulis yang dipersyaratkan. Seringkali
kata yang ditulis tidak dapat ditulis lengkap karena melebihi batas bidang tulis
(margin kanan). Kata-kata yang tidak dapat ditulis lengkap itu perlu dipenggal
menurut suku katanya. Berikut ini diuraikan cara-cara pemenggalan kata.
1) Kata Dasar
a. Jika di tengah kata ada huruf vokal yang beruntun (V/V), pemenggalannya
dilakukan di antara kedua huruf vokal tersebut. Vokal beruntun tersebut
tidak termasuk huruf diftong.
Contoh:
ta-at
ma-af
bu-ah.
b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan dan gabungan konsonan di antara
dua vokal (KV/KV) (KV/KKV), pemenggalan dilakukan sebelum
konsonan.
Contoh:
ta-bu
ka-wan
bu-nyi
ka-bar
c. Jika di tengah kata ada huruf konsonan yang berurutan (K/KV), pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan tersebut
Contoh:
Ap-ril
han-dal
per-gi
d. Jika di tengah kata ada tiga lebih huruf konsonan (K/KK), pemenggalan
dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan kedua
Contoh:
in-struk-si
kon-klu-si
2) Pada kata jadian, imbuhan yang berupa awalan dan akhiran, termasuk awalan
yang mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai, pemenggalan dilakukan dengan memenggal imbuhan tersebut dari kata
dasarnya. Sebagai tambahan, pada kata jadian disarankan sedapat-dapatnya
untuk tidak memenggal bentuk dasar.
Contoh:
per-ubah-an
meski-pun
meng-gali
59
Contoh:
ge-ri-gi
te-lun-juk
ge-me-tar
4) Hindarilah pemenggalan pada kata yang berimbuhan (-i) dan kata yang
diawali vokal
Contoh:
mengakhir-i
a-nak
i-kan
pa-da
da-ri
6) Imbuhan yang berasal dari bahasa asing tidak dianggap sebagai imbuhan,
melainkan sebagai suku kata. Pemenggalannya dilakukan dengan mengikuti
aturan pemenggalan kata dasar.
Contoh:
stan-dar-di-sa-si
bukan
stan-dar-disasi
7) Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu dari unsur itu
dapat digabung dengan unsur lain, maka pemenggalannya dilakukan dengan:
(a) di antara unsur-unsur itu atau (b) pada unsur gabungan itu sesuai kaidah
pemenggalan butir (a).
Contoh:
Bio-da-ta
Pasca-sarjana
atau
atau
bio-data
pas-ca-sar-ja-na
Baku
Membikin
membuat
ketimbang
daripada
Lantas
lalu,kemudian
Cuma
hanya
methode, metoda
metode
tecknik, tehnik
teknik
system, sistim
sistem
prosen, prosentase
persen,persentase
60
Jadual
jadwal
effektif, effisien
efektif,efisien
analisis, produktivitas
aktifitas, produktifitas
aktivitas, produktivitas
Pebruari, Nopember
Februari, November
Jumat, Rabu
b. Menghindari kata-kata yang termasuk jargon atau prokem dan slang, karena
kata-kata tersebut tidak termasuk kata-kata baku, kecuali sebagai data.
Contoh:
Tidak baku
Beli ipok utas gelas (jargon)
Baku
Beli kopi satu gelas
Contoh:
Tidak baku
Kota Jember merupakan kota dimana
saya dilahirkan.
Baku
Kota Jember merupakan kota tempat saya
dilahirkan
d. Memilih kata-kata yang lugas, dan bermakna denotatif bukan makna konotatif
atau kias atau metaforis.
Contoh:
Konotatif
Dalam pertengkaran itu, ia dijadikan
kambing hitam.
Denotatif
Kambing hitam itu dijual karena sangat
diminati banyak orang.
Baku
Menonton pertunjukan wayang
61
f. Memilih kata-kata yang tidak berkonotasi emotif, karena kata-kata tersebut
tidak tepat digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah.
Contoh:
Emotif
Itu semua menunjukkan kepicikan atau
ketololan masyarakat setempat.
Tidak emotif
Itu semua menunjukkan kurangnya
pengetahuan masyarakat setempat.
g. Memilih kata dengan tepat, terutama kata ganti, kata kebijakan dan
kebijaksanaan kata daripada.
1) Kata Ganti.
Pemakaian kata saya, kita, dan kami seringkali tidak tepat dan seringkali
dikacaukan. Pemakaian kata ganti yang tepat adalah saya untuk orang
pertama dan kedua jamak. Pemakaian kata ganti yang tidak tepat adalah kata
kita diganti kata saya, di lain pihak kata saya diganti kata kami.
Contoh:
Tidak tepat
Kemarin sewaktu kita datang, dia sudah
berada di sini.
Dengan ini kami sebagai penulis ingin
mengucapkan terima kasih
Tepat
Kemarin sewaktu saya datang, dia sudah
berada di sini
Dengan ini saya sebagai penulis ingin
mengucapkan terima kasih
Tepat
62
Sebenarnya kedua kata tersebut pemakaiannya juga berbeda. Kata dari
digunakan untuk menyatakan makna asal (asal tempat dan asal bahan),
sedangkan kata daripada untuk menyatakan perbandingan.
Contoh:
Tidak tepat
Bangunan yang megah itu terbuat
daripada bahan-bahan yang berkualitas
tinggi
Tepat
Bangunan yang megah itu terbuat dari
bahan-bahan yang berkualitas tinggi.
Contoh:
Tidak tepat
terdiri dari
tergantung pada, tergantung daripada
bertujuan untuk......
Berdasarkan kepada
Membicarakan tentang
Antara....dengan ...
Dalam menyusun
Dibanding
Tepat
terdiri atas
bergantung pada
bertujuan......
Berdasarkan pada
Berbicara tentang
Antara ... dan ...
Dalam penyusunan
Dibandingkan dengan
Tepat
disebabkan oleh
Karena
Agar
Supaya
dalam rangka......
untuk.....
63
setelah...kemudian....
contoh jenis batuan misalnya
baik...ataupun...
setelah......
contoh bantuan ialah...
misalnya....
baik....maupun
Baku
Malam ini kita akan mengunjungi
Pameran yang diadakan di Plaza
Mutiara.
Tepat
Penyusunan laporan yang lengkap
diperlukan waktu yang sangat
lama.
Pengefektifan kalimat dapat dilakukan dengan cara : (1) membagi kalimat dengan
cara meletakkan tanda titik koma (;) di antara bagian-bagian kalimat itu, atau (2)
mengubah kalimat yang panjang menjadi kalimat yang pendek.
Contoh:
Kalimat panjang
64
Segala kegiatan dan interaksi antarmanusia selalu melibatkan bahasa tanpa
bahasa manusia tidak akan dapat melangsungkan hubungan dengan manusia
lain, karena manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dan kerja sama
dengan orang lain.
Tepat
Jember mengadakan upacara bendera
di alun-alun.
Salah satu ciri logam adalah akan
memuai jika dipanaskan.
Baku
Penelitian ini memerlukan data tulis dan
lisan
65
e. Apabila kata depan ingin tetap digunakan, maka struktur kalimat diubah
menjadi kalimat pasif, sehingga kata penelitian tidak lagi berfungsi serbagai
subjek dan subjeknya adalah data tulis dan lisan.
Contoh:
Tidak baku
Pada penelitian ini memerlukan data
tulis dan lisan.
Baku
Data tulis dan lisan diperlukan pada
penelitian ini.
f. Tidak menanggalkan kata depan yang seharusnya ada, terutama pada kata-kata
yang sudah berupa ungkapan seperti: terdiri atas, sesuai dengan, berkenaan
dengan, teringat akan, teringat pada, berdasarkan pada, tergolong dalam,
menyesal atas, dan bergantung pada.
Contoh:
Tidak baku
Semua itu berdasar alasan yang
benar.
Baku
Semua itu berdasar pada alasan yang benar.
Atau
Semua itu berdasarkan alasan yang benar.
g. Beberapa kata penghubung dan kata depan tidak dapat digunakan untuk
mengawali kalimat. Kata itu adalah dan, atau, tetapi, lalu, bahkan, sedang,
sedangkan, dan sehingga
Contoh:
Tidak tepat
Dan sistem pertanaman ganda yang
akan diteliti ialah kedelai yang
ditumpang-sarikan dengan jagung.
Tepat
Sistem pertanaman ganda yang akan
diteliti ialah kedelai yang ditumpangsarikan dengan jagung.
Tepat
Hasil penelitian tidak sahih karena
variabel penelitian tidak jelas
66
i. Menggunakan kata penghubung antarkalimat seperti: jadi, meskipun, demikian, sebaliknya, oleh sebab itu, di samping itu, dengan demikian, berbeda
dengan, hal itu, dan dalam hal ini dengan tepat. Beberapa kata penghubung
antarkalimat dapat pula digunakan untuk membagi kalimat yang panjang
menjadi beberapa kalimat pendek dengan menempatkan kata penghubung
tersebut pada tiap awal kalimat bagian.
Contoh:
Kalimat panjang
Harga pupuk terus meningkat dan
persediaan sangat terbatas, penggunaan pupuk secara efisien sangat
penting.
Kalimat singkat
Harga pupuk terus meningkat dan
persediaan sangat terbatas. Oleh
sebab itu, penggunaan pupuk secara
efisien sangat penting.
Contoh:
Tidak baku
Baku
k. Meletakkan aspek waktu di depan pelaku tindakan dalam kalimat pasif dan
mengutamakan penggunaan bentuk pasif di- daripada bentuk pasif persona.
Contoh:
Tidak baku
Baku
67
l. Melakukan penalaran yang kurang logis yang dapat berdampak pada
kemubaziran dan kesalahan penyimpulan.
Contoh:
Tidak baku
Baku
68
Contoh:
Pola paragraf yang kalimat pertamanya lurus dan jarak antarparagraf tidak sama
(2 kali dari jarak antarbaris).
69
Kabupaten Jember merupakan salah satu wilayah di Propinsi Jawa Timur
yang penduduknya mayoritas terdiri atas suku Jawa dan suku Madura. Dalam
kondisi yang demikian, masyarakat kabupaten Jember dapat digolongkan dalam
masyarakat campuran. Hal ini akan membawa dampak pada kondisi kebahasaannya.
Paling tidak, masyarakat kabupaten Jember tergolong pada dwibahasawan
(menguasai dua bahasa) atau bahkan multibahasawan (menguasai lebih dari dua
bahasa).
Contohnya adalah menguasai bahasa Jawa (bahasa daerah), bahasa Madura
(bahasa daerah), dan bahasa Indonesia (bahasa negara).
Kedua paragraf di atas seharusnya dijadikan satu paragraf, karena paragraf kedua
masih satu pokok pikiran dengan paragraf pertama.
Contoh benar:
Kabupaten Jember merupakan salah satu wilayah di Propinsi Jawa Timur
yang penduduknya mayoritas terdiri atas suku Jawa dan suku Madura. Dalam
kondisi yang demikian, masyarakat kabupaten Jember dapat digolongkan dalam
masyarakat campuran. Hal ini akan membawa dampak pada kondisi kebahasaannya.
Paling tidak, masyarakat kabupaten Jember tergolong pada dwibahasawan
(menguasai dua bahasa) atau bahkan multibahasawan (menguasai lebih dari dua
bahasa). Contohnya adalah menguasai bahasa Jawa (bahasa daerah), bahasa
Madura (bahasa daerah), dan bahasa Indonesia (bahasa negara).
Baku
Sampel dipilih secara rambang.
Data dianalisis dengan
teknik korelasi, Anova,dan regresi ganda.
dengan teori; kemudian
... sebagai berikut:
Hal itu tidak benar!
Benarkah hal itu?
Jumlahnya sekitar 20%.
b. Tanda kutip ("...") dan tanda kurung () diketik rapat dengan huruf dari kata
atau frasa yang diapit.
Tidak baku
Kelima kelompok " sepadan ".
Tes tersebut dianggap baku
Baku
kelompok "sepadan".
Tes tersebut dianggap baku
70
( standardized ).
(standardized).
c. Tanda hubung (-), tanda pisah ( -- ), dan garis miring (/) diketik rapat dengan
huruf yang mendahului dan mengikutinya.
Tidak baku
Tidak berbelit - belit.
Ini terjadi selama tahun 1942 - 1945.
Semua teknik analisis yang dipakai di sini
- kuantitatif dan kualitatif - perlu ditinjau.
Dia tidak / belum mengaku.
Baku
Tidak berbelit-belit.
Ini terjadi selama tahun 1942-1945.
Semua teknik analisis yang dipakai
Disini-kuantitatif dan, kualitatifperlu ditinjau.
Dia tidak/belum mengaku.
d. Tanda sama dengan (=), lebih besar (>), lebih kecil (<), tambah (+),
kurang(-),kali (x), dan bagi (:) diketik dengan spasi satu ketukan sebelum dan
sesudahnya.
Tidak baku
Baku
p=0,05
p>0,01
p<0,01
a+b=c
a:b=d
p = 0,05
p > 0,01
p < 0,01
a+b=c
a:b=d
Akan tetapi, tanda bagi (:) yang dipakai untuk memisahkan tahun penerbitan
dengan nomor halaman pada rujukan diketik rapat dengan angka yang mendahului
dan mengikutinya.
Tidak baku
Sadtono (1980 : 10) menyatakan
Baku
Sadtono (1980:10) menyatakan
e. Pemenggalan kata pada akhir baris (-) disesuaikan dengan suku katanya.
Tidak baku
Masalah ini perlu ditegas_
kan.
kan.
Tidak dilakukan dengan membabi-buta.
babi-buta.
Baku
Masalah ini perlu ditegasTidak dilakukan dengan mem-
f. Tanda titik (.) sering digunakan untuk beberapa keperluan penulisan seperti
berikut.
1. Mengakhiri kalimat berita (affirmative statement).
Contoh:
Bahasa Indonesia (B.Ind.): Bahasa Inggris diajarkan di sekolah Indonesia
sebagai bahasa asing.
71
Bahasa Inggris (B.Ing.): English is taught at Indonesian schools as a
foreign language.
h. Tanda titik koma (;) digunakan dalam karya tulis ilmiah untuk keperluan:
1. Memisahkan bagian kalimat yang sejenis dan setara
Contoh:
B.Ind.: Hal itu adalah fungsi dari banyak variable, misal: ukuran panjang dan
banyaknya pita yang terpakai; tuntutan untuk ukuran data pada
ruang disket dan memori computer; apakah tuntutan tersebut bisa
dikurangi dengan cara sortir data secara cermat, dan apakah pengukuran bisa dilakukan untuk mempercepat pelacakan data.
72
B.Ing. : It is a function of many variables, such as; the length and number of
strings involved, the demands that size of data makes on disk space
and computer memory; whether these demand can be cut down
careful sorting and organization, and the elimination of redundancy,
and whether measures can be taken to speed up retrieval.
i. Tanda titik dua dalam karya tulis ilmiah digunakan untuk keperluan sebagai
berikut
1. Memisahkan nama pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman dalam
alinea, kalimat atau frasa kutipan
Contoh:
B.Ind.: Pembelajaran bahasa Inggris di Indonesia cenderung digunakan lebih
banyak pada tata bahasa dan tata kalimat daripada fungsi sosial
bahasa (Kress: 1976:25)
B.Ing.: The learning of English in Indonesia tends to be used much more
grammar and structure than on the social function of language
(Kress: 1976:25)
2. Memisahkan judul dan anak judul buku, bab atau sub bab
Contoh:
B.Ind.: Pendekatan Komunikatif: Landasan Teoretis.
B.Ing.: The Communicative Approach: the Theoretical Underpinnings
j. Fungsi tanda tiga titik (...) digunakan untuk mengganti kalimat atau anak
kalimat bagian dari frasa atau kalimat yang dikutip
Contoh:
the behaviorist theories base themselves on observable behavior Whereas,
the mentalist ideas are based mainly on theoretical linguistic assumptions
(Dieten et.al, 1984: 26-27).
Penggunaan tanda ganti atau tiga tanda titik di atas tidak diperlukan bila
bagian kalimat yang dihilangkan berada di paling depan atau paling belakang.
Contoh:
Tomlinson (1987: 34)menjelaskan bahwa they find that they cannot make it
work and put it guiltily away for helpful future use.
(Tulisan aslinya the product of the consumer approach to teacher training.
They are told that what they have got is out of date and ineffective are
persuaded to try something new. However, when they get it home they find
that they cannot make it work and put it guiltily away for hopeful future use).
73
Contoh:
Krashen (1982) noted that learning is subconscious.
Jenis tanda baca selain tersebut di atas dapat dilihat dalam buku Pedoman
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yang dikeluarkan oleh Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa
3.5 Pencetakan dan Penjilidan
3.5.1 Pencetakan
3.5.1.1 Kertas, Bidang Pengetikan, dan Naskah Akhir
Kertas yang digunakan adalah jenis HVS putih; ukuran A4 (21,0 cm x
29,7 cm), minimal 70 gram. Bidang pengetikan berjarak 4 cm dari tepi kiri kertas,
dan 3 cm dari tepi atas, tepi kanan, dan tepi bawah kertas (lihat lampiran 17). Tiap
halaman hendaknya tidak berisi lebih dari 26 baris (untuk teks dengan spasi
ganda). Sebuah paragraf hendaknya tidak dimulai pada bagian halaman yang
hanya memuat kurang dari tiga baris.
Naskah akhir skripsi hendaknya dicetak (diprint) dengan printer deskjet,
inkjet atau laser.
3.5.1.2 Jenis Huruf
Karya ilmiah hendaknya diketik dengan komputer, menggunakan program
Windows dengan jenis huruf (font) Times New Roman. Jenis huruf ini disebut
huruf proporsional, karena jarak antar huruf tergantung pada besar-kecilnya huruf
tersebut. Misalnya huruf m berukuran lebih besar dari pada huruf i, sehingga jarak
antara dua huruf selalu rapat. Jenis huruf ini amat lazim digunakan pada
pencetakan buku, jurnal, majalah, dan surat kabar.
74
75
dengan hurufTimes NewRoman, garis bawah diganti dengan huruf miring
(italic).
3.5.1.5 Spasi
Antarbaris. Skripsi dan Tugas Akhir dicetak dengan spasi 2 (ganda),
kecu-ali keterangan gambar, grafik, lampiran, tabel, dan daftar rujukan dicetak
dengan spasi tunggai. Judul bab dicetak turun 4 spasi dari garis tepi atas bidang
ketikan. Jarak antara akhir judul bab dan awal teks adalah 4 spasi. Jarak antara
akhir teks dengan subjudul 3 spasi dan jarak antara subjudul dengan awal teks
berikutnya 2 spasi . Jarak antara paragraf sama dengan jarak antarbaris, yaitu 2
spasi untuk skripsi dan makalah, dan 1,5 spasi untuk artikel. Jarak antara satu
macam bahan pustaka dengan bahan pustaka lain dalam daftar rujukan
menggunakan spasi ganda (2 spasi).
Antarkata. Spasi antara dua kata tidak boleh renggang. Spasi yang dibolehkan maksimal sama dengan ukuran satu huruf. Tepi kanan tidak harus rata
(fulljustification). Jika tepi kanan rata (full justification), harap diupayakan spasi
antarkata cukup rapat. Agar spasi antarkata cukup rapat, kata yang terletak dipinggir jika perlu diputus menurut suku katanya, mengikuti kaidah bahasa Indonesia
yang baku. Berikut contoh teks dengan spasi antarakata rapat dan kurang rapat.
Salah (jarak antar kata tampak renggang)
Spasi antarkata pada teks ini terlalu lebar sehingga
tidak
tampak
rapi dan menyulitkan untuk dibaca. Spasi antarkata pada teks ini terlalu
lebar sehingga tidak tampak rapi dan menyulitkan untuk dibaca.
Benar (bagian kanan tidak rata, jarak antar kata tampak rapat)
Spasi antarkata pada teks ini cukup rapat sehingga tampak rapi dan mudah
dibaca. Spasi antarkata pada teks ini cukup rapat sehingga tampak rapi dan
mudah dibaca.
76
tanda titik dua (:) dan angka atau huruf yang diapit oleh tanda kurung (). Angka
atau huruf tersebut dapat pula diikuti oleh kurung tutup saja.
Pemerian tidak boleh dinyatakan dengan tanda garis datar (-). Tanda garis
datar dalam bahasa Indonesia dikenal dengan tanda hubung (-) dan tanda pisah (
). Tanda pisah untuk memisahkan bagian berupa penjelasan khusus di luar bangun
kalimat dengan kalimat utama. Sedangkan tanda hubung untuk merangkaikan dan
menghubungkan unsur-unsur kata ulang dan tanggal.
Pemerian tidak boleh menggunakan tanda () atau () dan bentuk lain
dalam format bullets and numbering karena tidak ilmiah.
Salah
Semua pendekatan penelitian-kuantitatif dan kualitatif--perlu dikaji penerapannya.
Hal-hal berikut perlu diperhatikan dalam memilih kertas untuk skripsi:
- jenis
- ukuran
- bobot
Benar
Semua pendekatan penelitiankuantitatif dan kualitatifperlu dikaji penerapannya.
Hal-hal berikut perlu diperhatikan dalam memilih kertas untuk skripsi:
(1) jenis
atau
a) jenis
(2) ukuran
b) ukuran
(3) bobot
c) bobot
3.5.2 Penjilidan
Ketentuan mengenai penjilidan yang dikemukakan di sini hanya berlaku
untuk skripsi; sedangkan penjilidan makalah diatur oleh dosen yang memberi
77
tugas. Skripsi dan tugas akhir, harus dijilid dengan menggunakan karton tebal.
Pada punggung skripsi hendaknya dimuat nama penulis dan judul. Contoh dapat
dilihat pada lampiran 19.
3.6 Petunjuk Praktis Teknik Penulisan
Berikut ini disajikan beberapa petunjuk praktis teknik penulisan secara
ringkas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
a) Berilah jarak 3 spasi antara tabel atau gambar dengan teks sebelum atau
sesudahnya.
b) Judul tabel atau gambar beserta tabel atau gambarnya harus ditempat-kan
pada halaman yang sama (jika memungkinkan). Penyebutan tabel atau
gambar dalam teks menggunakan kata Tabel ... atau Gambar ... (diberi
nomor sebagai identitas).
c) Tepi kanan teks tidak harus rata; oleh karena itu kata pada akhir baristidak
harus dipotong. Jika terpaksa harus dipotong, tanda hubungnya ditulis
setelah huruf akhir, tanpa disisipi spasi, bukan diletakkan di bawahnya.
d) Tempatkanlah nomor halaman di pojok kanan atas pada setiap halaman,
kecuali halaman pertama setiap bab dan halaman Bagian Awal. Nomor
halaman awal bab dan Bagian Awal ditulis di tengah bagian bawah halaman.
e) Semua nama penulis dalam daftar rujukan harus ditulis, walaupun penulis
yang sama memiliki beberapa Karya yang dijadikan acuan dalam teks.
f) Nama awal dan nama tengah dapat ditulis secara lengkap atau disingkat
asal dilakukan secara konsisten dalam satu daftar rujukan.
g) Daftar Rujukan hanya berisi sumber yang digunakan sebagai acuan dalam
teks, dan semua sumber yang dikutip (secara langsung ataupun tidak
langsung) harus ditulis dalam Daftar Rujukan.
Hal-hal yang tidak boleh dilakukan
a) Tidak boleh ada bagian yang kosong pada halaman, kecuali jika halaman
tersebut merupakan akhir suatu bab.
b) Tidak boleh memotong tabel menjadi dua bagian (dalam dua halaman) jika
memang bisa ditempatkan pada halaman yang sama.
c) Tidak boleh memberi tanda apapun sebagai pertanda berakhirnya suatu
bab.
d) Tidak boleh menempatkan judul subbab dan identitas tabel pada akhir
halaman (kaki halaman).
e) Pemerian atau perincian atau ada yang menyebut butir nonhierarkis adalah
pemaparan hal-hal yang berupa satu seri keterangan. Pemerian ditandai
78
dengan tanda titik dua (:) dan angka atau huruf yang diapit oleh tanda kurung (). Angka atau huruf tersebut dapat pula diikuti oleh kurung tutup
saja. Tidak boleh menambahkan spasi antarkata dalam satu baris yang bertujuan meratakan tepi kanan. Jadi tidak boleh menggunakan tanda hubung
(-), tanda pisah (), tanda () atau () dan bentuk lain dalam format bullets
and numbering karena tidak ilmiah.
f) Daftar Rujukan tidak boleh ditempatkan di kaki halaman atau akhir setiap
bab. Daftar Rujukan hanya boleh ditempatkan setelah bab terakhir dan
sebelum lampiran-lampiran (jika ada).
DAFTAR PUSTAKA
Ballou, S.V. 1970. A Model for Theses and Research Papers. Boston: Houghton
Mifflin Company.
Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. 1994.
Pegangan Gaya Penulisan, Penyuntingan, dan Penerbitan Karya llmiah
Indonesia. Dihimpun oleh Mien A. Rifai. Jakarta: Depdikbud, Ditjen
Dikti, Ditbinlitabmas.
Gandjar, I., Somadikarta, S. & Oemarjati, B.S. 1988. Petunjuk Teknis Penyusunan
Skripsi Sarjana Biologi FMIPA Ul. Jakarta: Jurusan Biologi FMIPA Ul.
Saaukah, Ali. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Pusat Penelitian IKIP MALANG. 1989. Pedoman bagi Penyumbang Karangan.
Forum Penelitian, 1 (2): 228-231.
Sujana, Nana. 1988. Tuntunan Penyusunan Karya llmiah:Makalah-Skripsi-TesisDisertasi. Bandung: Penerbit Sinar Baru.
Suriasumantri, J.S. 1986. Pedoman Penulisan llmiah. Jakarta: Fakultas
Pascasarjana IKIP Jakarta
Universitas Negeri Jember. 2005. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Jember: UPT Penerbit UNEJ
79
LAMPIRAN
80
4,5 cm dari
tepi atas
kertas
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MODEL COOPERATIVE
TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN KLASIFIKASI
MAKHLUK HIDUP KELAS X SMA
2,5 cm
2 cm
0,5 - 1 cm
SKRIPSI
2 cm
Oleh
Mohammad Saleh
NIM 06123034
1,5 cm
3 cm
3 cm
3 cm
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2013
2,5 cm
3 cm dari
tepi bawah
kertas
81
4,5 cm dari
tepi atas
kertas
THE IMPROVEMENT OF STUDENTS' VOCABULARY MASTERY
BY USING TIC TAC TOE GAME
2,5 cm
2 cm
0,5 - 1 cm
THESIS
2 cm
By
Agus Riwanto
NIM 0910231170
1,5 cm
3 cm
3 cm
3 cm
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF JEMBER
FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATIO
ENGLISH EDUCATION PROGRAM
2013
2,5 cm
3 cm dari
tepi bawah
kertas
82
Keterangan:
Print-out logo yang benar dan file komputernya dapat diperoleh di bagian
pengajaran FKIP Universitas Muhammadiyah Jember
83
4,5 cm dari
tepi atas
kertas
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MODEL COOPERATIVE
TIPE JIGSAW PADA POKOK BAHASAN KLASIFIKASI
MAKHLUK HIDUP KELAS X SMA
2,5 cm
3,5 cm
SKRIPSI
Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Jember
untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Biologi
3,5 cm
3,5 cm
Oleh
Mohammad Saleh
NIM 06123034
1,5 cm
3 cm
2,5 cm
3 cm dari
tepi bawah
kertas
84
4,5 cm dari
tepi atas
kertas
THE IMPROVEMENT OF STUDENTS' VOCABULARY MASTERY
BY USING TIC TAC TOE GAME
2,5 cm
3,5 cm
THESIS
Presented to
Muhammadiyah University of Jember
in partial fulfilment on the requirements for
the degree of Sarjana in English Language Education
3,5 cm
3,5 cm
By
Agus Riwanto
NIM 0910231170
1,5 cm
3 cm
2,5 cm
3 cm dari
tepi bawah
kertas
85
Skripsi oleh Mohammad Saleh ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh
Tim Penguji
86
This is to certify that the Sarjana thesis of Agus Riwanto has been approved by
the thesis advisors for further approval by the Board of Examiners.
87
Skripsi oleh Mohammad Saleh ini telah Dipertahankan di depan Dewan Penguji
pada tanggal 5 Juli 2013
Dewan Penguji,
Ketua
Anggota
Anggota
Mengetahui,
Dekan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
88
This is to certify that the Sarjanas thesis of Agus Riwanto has been approved by
the Board of Examination as the requirement for the degree of Sarjana in English
Language Education in July 10th 2013.
Board of Examiners,
Chair
Member
Member
Acknowledged by
Dean of Faculty of Teacher Training and Education
89
Penulis
90
PREFACE
Thanks to Allah for all His blessings and loves. He gave me power to
finish my thesis.
My thesis focuses on speaking ability. This thesis is written to make the
readers understand about the use of task based instruction (TBI) to increase
speaking ability. Speaking is the common problem which must be some ways and
solutions to improve the students speaking through the available teaching
method, in this case the researcher used task based instruction (TBI).
Besides, one of the reasons to conduct this research is intend to know
how can the use task based instruction (TBI) improve students speaking ability
of the eight grade students at MTs nurussholah in academic year 2012 / 2013?
It will hopefully give the information of using task based instruction to
improve the students speaking ability. This thesis will also become consideration
for the English teachers to use TBI in the teaching and learning process at the
school. The researcher realizes that this thesis has weakness and the correction is
hoped.
Jember, 2013
The Writer
91
UNGKAPAN TERIMAKASIH
92
Glory to Allah SWT, Most Merciful, Most Compassionate that blessed the
reseacher with health and tremendous power to finish this research as a partial
requirement for getting Sarjana Degree of English Education of Muhammadiyah
University of Jember.
The researcher would express appreciation to those who have helped,
namely:
1. Drs. H. Moch. Zaki Hasan, M.Si, as the Dean of Teacher Training and
Education Faculty Muhammadiyah University of Jember.
2. Fitrotul Mufaridah, M.Pd, as the Head of English Education Program of
Fculty of Teacher Training and Education Muhammadiyah University of
Jember, and also as my second advisor who taught me to write patiently.
3. Dr. Hanafi, M.Pd as my first advisor, who has patiently guided me in writing
my thesis.
4.
5.
Staff of FKIP. Thank you for best service and your kindness.
6.
Moh. Hafifi Halilur R, S.Pd.I, the Head Master of MTs Nurussholah Jember
93
94
My parents, Junaidi, S.Pd and Kiptiyah, who give me all their love and
support. There is no words can represent my praise and love to both of you.
Youre my inspiration to do the best in my life, your difficulties and your tears
are spirits for me to do the best.
2.
3.
4.
5.
6.
95
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xi
xii
xiii
xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 ................................................................................................ Latar
Belakang Masalah ......................................................................... 1
1.2 ................................................................................................ Masa
lah Penelitian ................................................................................. 3
1.3 ................................................................................................ Tujua
n ..................................................................................................... 3
1.4 ................................................................................................ Defin
isi Operasional ............................................................................... 4
1.5 ................................................................................................ Kegu
naan Penelitian .............................................................................. 5
1.6 ................................................................................................ Ruan
g Lingkup Penelitian ..................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Perolehan Belajar ..........................................................................
2.2 Motivasi Berprestasi ......................................................................
2.3 Gaya Kognitif ................................................................................
2.4 Motivasi berprestasi dan Perolehan Belajar ..................................
2.5 Gaya Kognitif dan Perolehan Belajar............................................
7
12
20
30
35
36
36
37
39
45
96
3.6
dan seterusnya
97
COVER ............................................................................................................
TITLE SHEET .................................................................................................
LOGO...............................................................................................................
AGREEMENT ................................................................................................
APPROVAL SHEET ......................................................................................
PREFACE .......................................................................................................
ACKNOWLEDGMENT .................................................................................
DEDICATION .................................................................................................
TABLE OF CONTENTS ................................................................................
LIST OF TABLES ...........................................................................................
LIST OF DIAGRAM ......................................................................................
LIST OF APPENDICES .................................................................................
ABSTRACT ....................................................................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xi
xii
xiii
xiv
CHAPTER I INTRODUCTION
1.1 Background of the Research ..........................................................
1.2 Problem of the Research ...............................................................
1.3 Objectives of the Research ...........................................................
1.4 Operational Definition of the Terms .............................................
1.5 Significances of the Research ........................................................
1.6 Scope of the Research....................................................................
1
3
3
3
5
5
98
19
19
21
21
21
25
25
Tabel
Halaman
10
22
31
31
47
49
99
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
67
67
68
68
70
71
72
72
74
75
100
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
139
141
3. Instrumen Penelitian............................................................................
142
180
191
204
207
209
211
212
101
LIST OF APPENDICES
Appendix
Page
45
46
59
60
70
71
72
73
74
82
87
88
89
90
98
102
103
104
105
106
107
102
103
104
105
106
Product Moment
Catatan: Khusus PAI abstrak dibuat tiga bahasa: Indonesia, Inggris dan Arab
107
108
109
110
:
:
:
:
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri; bukan merupakan pengambil-alihan, tulisan
atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau pikiran saya
sendiri.
Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Jember, __________________
Yang membuat pernyataan,
(Tanda tangan)
Mohammad Saleh
NIM. 06123034
111
The undersigned:
Name
Student Number
Program
Faculty
: Agus Riwanto
: 0910231170
: English Education
: Teacher Training and Education
I state that this thesis is my own creation. It doesnt copy from other resources that
I claim as my own creation.
If it is proved tomorrow, or it could be proved that the thesis is from only copy
and paste, I will be ready to all of the consequences.
112
Kiki Krismawati lahir di Puger, 06 Maret 1991. Anak pertama dari satu
bersaudara dari pasangan Bapak Sutopo dengan Ibu Susiyani. Pendidikan dasar
telah ditempuh di kampung halamannya di SD Negeri Grenden VII. Sekolah
Menengah Pertama telah ditempuh di SMP Negeri 1 Puger. Sekolah Menengah
Atas telah ditempuh di SMA Negeri 1 Rambipuji.Pendidikan berikutnya ditempuh
di Prodi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Bahasa Daerah, FKIP
Universitas Muhammadiyah Jember pada tahun 2009.
Hobi yang sering dia lakukan adalah membaca novel serta roman. Dia
mengajar di SMP Muhammadiyah 3 Rambipuji sejak 2010 hingga sekarang.
Dia menikah di usia 22 tahun dengan seorang pria yang bernama Topan
Rickyyanto A.Md. Sekarang dia dan suami berdomosili di Puger.
113
Agus Riwanto is the first son of Basuri and Aminah. He was born on August 1st, 1990 in Bondowoso.
He began his study at TK Pertiwi 1 Tamanan in 1995. Then, he continued
to study at elementary school Kalianyar 1 in 1997. After that, he decided to study
at junior high school 1 Bondowoso in 2003. For his senior high school, he learned
at senior high school 2 Bondowoso. After graduating from Senior high school, he
decided to continue to the university. He took English Education Program because
he believed that being a teacher is the best job in the world. Besides studying in
his campus, he has to help his parents to earn money.
Everything was done by him to fulfill his need. Until now, he is teaching
in MTs Al-Utsmani Beddian Jambesari Darussolah, Junior High School 2
Tamanan, ABC English Course, and being a private teacher.
114
Tempat Nomor
3 cm
2 cm
1 cm
4 cm
Batas bidang
pengetikan
3 cm
Tempat nomor
Hal bab baru
3 cm
115
4 spasi dari
tepi (margin)
atas pengetikan
BAB III
METODE PENELITIAN
2 Spasi
4 spasi
2 Spasi
2 Spasi
.
3 Spasi
3.2 Alasan Pemilihan Test
1.2 cm
3 Spasi
3.2.1 Isi
..
1.2 cm
.
.
38
2 cm dari tepi
bawah kertas
116
2 Spasi
2013
SKRIPSI
117