SNI 03-2834-1993
Perhitungan perencanaan campuran beton harus didasarkan pada data sifat-sifat
bahan/ karakteristik agregat yang akan dipergunakan dalam produksi beton.
Data data yang harus dipersiapkan untuk suatu mix-design beton adalah :
1)
Persentase
penggabungan
agregat
kasar
dan
halus
(lihat
cara
penggabungan agregat )
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
b.
c.
d.
38
mutu
beton
yang
akan
dibuat
(yang
diinginkan),
dengan
Deviasi Standart
100
95
90
85
80
75
70
65
60
55
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
15
45
75
105
135
165
195
225
255
285
315
39
Isi pekerjaan
Satuan jumlah
beton ( m )
Tingkat
pekerjaan
Sr (MPa)
Dapat
Memuaskan
2,80
diterima
Baik sekali
3,50
Baik
4,20
Cukup
5,60
Baik
45 < Sr < 55
Inggris
55 < Sr < 65
65 < Sr < 85
35 < Sr < 45
45 < Sr < 55
65 < Sr < 75
Jelek
7,00
25 < Sr < 35
35 < Sr 45
45 < Sr < 65
Tanpa kendali
8,40
d. Menghitung Kuat Tekan Rata Rata ( fcr ) uji selinder umur 28 hari.
Kuat tekan rata rata yang ditargetkan ( fcr ), dihitung sebagai berikut :
fcr = fc + M dimana Margin min = 12 jika jumlah sampel < 15.
e. Penetapan tipe Semen.
Type semen yang dipakai harus dinyatakan dalam desain campuran beton.
Umumnya semen type I dan III yang banyak dipakai. Hubungan type semen,
kuat tekan, umur beton dan jenis agregat dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2. Perkiran Kuat Tekan Beton Pada Faktor Air Semen 0,50
Jenis Agregat
Type Semen
Kasar
Semen Portland Alami
type I
Batu Pecah
320
450
540
250
340
460
530
type III
300
400
530
600
Batu Pecah
40
Catatan :
Faktor air semen adalah perbandingan berat air bebas dan semen pada
suatu campuran beton ( disingkat = fas ).
mempengaruhi kekuatan dan kadar air bebas sebagai mana pada Tabel 2 dan
Tabel 3.
Tabel 3. Tipe Agregat Dan Perkiraan Kadar Air Bebas.
Slump
V. B.
( mm )
( det )
Ukuran maks.
Agregat (mm)
10
20
40
0 - 10
10 - 30
30 - 60
60 - 180
12
6 - 12
3 - 6
0 - 3
Jenis
agregat
Alami
150
180
205
225
Batu pecah
180
205
230
250
Alami
135
160
180
195
Batu pecah
170
190
210
225
Alami
115
140
160
175
Batu pecah
155
175
190
205
41
800
700
600
500
400
300
200
100
0
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1,0
Grafik 2. Semen Tipe I, Agregat Batu Pecah / Split Pada Umur 28 Hari
Grafik Korekasi fas vs Fc, S emen Type I
AGREGAT BATU ALAM, UMUR 28 hari
1000
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1,0
42
900
750
600
450
300
150
0
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1,0
900
800
700
600
500
400
300
200
100
0
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
1,0
43
Bertulang
pratekan
Kondisi
lingkungan
f.a.s.
maks
20
mm
14
mm
10
mm
Air tawar
0,50
260
290
--
--
Air payau/laut
0,45
320
360
--
--
Air tawar
0,50
300
300
--
--
Air payau/laut
0,45
320
360
--
--
Ringan
0,65
220
250
270
290
Sedang
0,55
260
290
320
340
Berat
0.45
320
360
390
410
Ringan
0,65
300
300
300
300
Sedang
0,55
300
300
320
340
Berat
0,45
320
360
390
410
Ringan
0,70
200
220
250
270
Sedang
0,60
220
250
280
300
Berat
0,50
270
310
330
360
Bertulang
Pratekan
Tak
bertulang
berbagai
kondisi
lingkungan
dimana
beton
yang
dirancang
( Grafik 2-5 dan tabel 4, 5 ) diatas, lalu diambil faktor air semen
44
Semen
Minimum
(kg/m) beton
Faktor
air
semen
maksimum
275
0,60
325
0,52
325
0,60
275
0,60
325
0,55
375
0,52
tabel 6.
tabel 7.
Tabel 6. Ketentuan untuk beton yang berhubungan dengan air tanah yang
mengandung sulfat.
Konsentrasi sulfat
Dalam bentuk SO4
Kadar
Gangguan
Sulfat
TOTAL
SO3 ( % )
SO3 DALAM
CAMPURAN AIR:
TANAH = 2 : 1
(g/l)
SULFAT
(SO3)
DALAM
AIR
TANAH
(g/l)
1.
Kurang
dari 0,2
Kurang
dari 1,0
Kurang
dari 0,3
2.
0,2 0 5
1,0 1,90
0,3 1,2
DALAM TANAH
Type
Semen
Type I dengan
Atau tanpa
Pozoland
(15 40 %)
Type I dengan
Atau tanpa
Pozoland
Kandungan
Semen
Minimum kg/m
Ukuran Max.
Agregat
Fas
max
40
mm
20
mm
10
mm
280
300
350
0,50
290
330
380
0,50
45
(15 40 %)
Type I +
Pozoland
(15 - 40 %)
atau semen
Portland
Pozoland
3.
0,5 1,0
4.
1,2 2,0
5.
Lebih dari
2,0
1,9 3,1
1,2 2,5
270
310
360
0,55
Type II atau
Type V
250
290
340
0,55
Type I +
Pozoland
(15 - 40 %)
atau semen
Portland
Pozoland
340
380
430
0,45
Type II atau
Type V
290
330
380
0,5
3,1 5,6
2,5 5,0
Type II atau
Type V
330
370
420
0,45
Lebih dari
5,0
Type II atau
Type V +
Lapisan
perlindungan
330
370
420
0,45
Jenis Beton
Kondisi
Lingkungan
Ber Hubungan
Dengan
Air Tawar
Beton
Air Payau
bertulang
atau
prategang
Air Laut
Type Semen
Kandungan Semen
Minimum
( Kg / M )
Ukuran Nominal Maks
Agregat
Fak. Air
Semen
Maks.
40 mm
20 mm
Type I - V
280
300
0,50
Type I +
pozolan
( 15 40 % )
atau semen
Portland
pozoland
340
380
0,45
Type II atau V
290
330
0,5
Type II atau V
330
370
0,45
46
Jenis Struktur
i.
MAKSIMUM
MINIMUM
12,5
5,0
9,0
2,5
15,0
7,5
Pengerasan jalan
7,5
5,0
Pembetonan massal
7,5
2,5
20
40
( det )
0 10
1030
3060
60-180
12
6 - 12
3-6
0-3
Jenis
agregate
Keterangan
Alami
150
180
205
225
Wf
Batu pecah
180
205
230
250
Wc
Alami
135
160
180
195
Wf
Batu pecah
170
190
210
225
Wc
Alami
115
140
160
175
Wf
Batu pecah
155
175
190
205
Wc
47
j.
KadarAirBebas
FaktorAieSemen
kg/m beton.
48
2700
2680
2660
2640
2620
2600
2580
2560
2540
2520
2500
2480
2460
2440
2420
2400
2380
2360
2340
2320
2300
2280
2260
2240
2220
2200
2180
2160
2140
2120
2100
100
Komposis :
BJ. Spesifik SSD
relatif agregat
140
160
180
200
220
240
260
280
300
Grafik 6. Korelasi kadar air bebas, BJ. spesifik gabungan SSD dan berat volume beton.
49
= Wa ( kg/m ) beton
Semen
= Ws ( kg/m ) beton
Pasir
= A
Kerikil
= B ( kg/m ) beton
( kg/m ) beton
Berat komponen beton teoritis adalah berat kondisi SSD ( agregat kondisi
jenuh air/ kering permukaan ), jadi masih perlu diperbaiki (dikoreksi) terhadap
kondisi
agregat
lapangan
saat
akan
dilaksanakan
pengecoran
(lihat
50
BL
BL = BK + W% x BL
( 1 W% ) x BL = BK
BK
BL =
.. ......(a)
1- W%
BK = SSD - R % x BK
BK + (R % x BK) = BSSD
( 1 + R % ) x BK = BSSD
BSDD
BK =
. . .. . . . . . . ( b )
(1+R%)
dengan menggunakan persamaan ( a ) dan ( b ) diperoleh :
BSSD
BL =
(1+R%)x(1W%)
(kg/m ) beton
(1 + Rp %) x (1 Wp %)
(kg/m ) beton
51
(1 + Rk %) x (1 Wk %)
sehingga berat komponen beton setelah dikoreksi (kg/m ) adalah :
Semen
= Ws
Pasir
= BLp
Kerikil
= BLk
Air
= Ws
Pasir
Kerikil
A i r
52
American
Concrete
Institute
(ACI)
menyarankan
suatu
cara
Slump (mm)
Maksimum Minimum
75
25
100
25
Kolom
100
25
75
25
50
25
53
Jenis Beton
Slump
(mm)
25-50
75-100
150-175
udara yg
tersekap,%
25-50
75-100
Dengan
150-175
penambahan kandungan
udara
udara yg
disarankan,
%
Tanpa
penambahan
udara
Air (kg/m )
10 mm
12.5
mm
20 mm
25 mm
40 mm
50 mm
75 mm
205
225
240
3
200
215
230
2.5
185
200
210
2
180
190
200
1.5
160
175
185
1
155
170
175
0.5
140
155
170
0.3
180
200
215
8
175
190
205
7
165
180
190
6
160
175
180
5
150
160
170
4.5
140
155
165
4
135
150
160
3.5
54
45
0.38
40
0.43
0.32
35
0.48
0.40
30
0.55
0.46
28
0.57
0.48
25
0.62
0.53
20
0.70
0.61
15
0.80
0.71
Nilai kuat beton yang digunakan pada tabel 9. di atas adalah nilai kuat tekan
beton rata-rata yang dibutuhkan, yaitu
fm = fc + 1,64 Sd
dimana : fm = nilai kuat tekan beton rata-rata
fc = nilai kuat tekan karakteristik (yang disyaratkan)
Sd = standar deviasi (dapat diambil berdasarkan tabel 13)
5. Perhitungan kandungan semen
Berat semen yang dibutuhkan adalah sama dengan jumlah berat air
pencampur (step 3) dibagi dengan nilai ratio air semen (step 4).
6. Estimasi kandungan agregat kasar
Rancangan
campuran
beton
yang
ekonomis
bisa
didapat
dengan
menggunakan semaksimal mungkin volume agregat kasar (atas dasar berat isi
kering) persatuan volume beton. Data eksperimen menunjukkan bahwa
semakin halus pasir dan semakin besar ukuran maksimum partikel agregat
kasar, semakin banyak volume agregat kasar yang dapat dicampurkan untuk
menghasilkan campuran beton dengan kelecakan yang baik.
Tabel 10. memperlihatkan bahwa derajat kelecakan tertentu, volume agregat
kasar yang dibutuhkan persatuan volume beton adalah fungsi daripada ukuran
maksimum agregat kasar dan modulus kehalusan agregat halus.
55
Berdasarkan tabel 10., volume agregat (dalam satuan m3) per 1 m3 beton
adalah sama dengan fraksi volume yang didapat dari tabel 10. Volume ini
kemudian dikonversikan menjadi berat kering agregat
kasar dengan
Tabel 10. Agregat kasar persatuan volume beton untuk beton dengan slump
75-100 mm.
Ukuran
maksimum
agregat kasar
(mm)
10
2.60
2.80
3.00
0.50
0.48
0.46
0.44
12.5
0.59
0.57
0.55
0.53
20
0.66
0.64
0.62
0.60
25
0.71
0.69
0.67
0.65
40
0.75
0.73
0.71
0.69
50
0.78
0.76
0.74
0.72
75
0.82
0.80
0.78
0.76
100
0.87
0.85
0.83
0.81
Tabel 11. Faktor koreksi Tabel 10. untuk nilai slump yang berbeda
Slump
(mm)
10 mm
12.5 mm
20 mm
25 mm
40 mm
25-50
1.08
1.06
1.04
1.06
1.09
75-100
1.00
1.00
1.00
1.00
1.00
150-175
0.97
0.98
1.00
1.00
1.00
56
12.5
2315
2235
20
2355
2280
25
2375
2315
40
2420
2355
50
2445
2375
75
2465
2400
150
2505
2435
Laboratorium
Sempurna
<3
< 1.5
Sangat baik
3-3.5
1.5-1.75
Baik
3.5-4
1.75-2
Cukup
4-5
2-2.5
Kurang baik
>5
> 2.5
57
kering permukaan) menjadi lebih kecil atau lebih besar dari harga estimasi
pada step 6 dan 7.
Urutan rancangan beton step 1 sampai 7 dilakukan berdasarkan kondisi
agregat yang SSD. Oleh karena itu, untuk trial mix, air pencampur yang
dibutuhkan dalam campuran bisa diperbesar atau diperkecil tergantung
dengan kandungan air bebas pada agregat. Sebaliknya, untuk mengimbangi
perubahan air tersebut, jumlah agregat harus diperkecil atau diperbesar.
9. Trial mix
Karena banyaknya asumsi yang digunakan dalam mendapatkan proporsi
campuran beton di atas, maka perlu dilakukan trial mix skala kecil di
laboratorium. Hal-hal yang perlu diuji dalam trial mix ini adalah:
-
Nilai slump
Kandungan udara
Modulus kehalusan
Agregat halus
Agregat kasar
Semen
Berat relatif
2.68
2.75
3.15
1.696
1.339
Peresapan %
1.836
2.3
58
Uraian
Tabel/Grafik
Nilai
350 kg/cm2
Standar deviasi
Tabel 13
25 kg/cm2
Nilai tambah
K = 1.34
1.34x25 kg/cm2
(1) + (3)
383.5 kg/cm2
Jenis semen
Ditentukan
Tipe I
Batu pecah
Alami
Slump
Tabel 7
2.5-5.0 cm
Ditentukan
25 mm
10
Tabel 8
175 kg/m3
11
Tabel 9
0.45
12
Jumlah semen
(10) : (11)
389 kg/m3
13
Tabel 10
0.71
14
Faktor koreksi
Tabel 11
1.08
15
1027 kg/m3
16
Volume air
(10) : BJ air
0.175
17
Volume semen
(12) : BJ semen
0.1235
18
(15) : BJ batu
0.3735
19
Volume udara
Tabel 8
0.015
20
1-(16)-(17)-(18)-(15)
0.313
21
(20)x BJ pasir
839 kg/m3
22
(10)+(12)+(15)+(21)
2430 kg/m3
59