Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF

A. Biodata :
1. Nama klien

: Ny. N

2. Tanggal Lahir

: 20 Desember 1983

3. Pendidikan

: D III

4. Agama

: Islam

5. Alamat

: Bulukumba

6. No. RM.

: 030444

7. Diagnosa medis

: OD Katarak Juvenile Matur

B. Riwayat Penyakit dan Tujuan Pembedahan :


1. Riwayat Penyakit : klien mengatakan sudah mengalami pengelihatan kabur
sejak tahun 2006 di mata kanan namun menganggap karena matanya minus
jadi klien tidak terlalu memperhatikankarena mata kirinya masih berfungsi
dengan baik. Klien pernah mencoba untuk menggunakan kacamata namun
saat diperiksa di Optik tidak ada kacamata yang sesuai. Tahun 2012
penglihatan mata kanannya semakin kabur hingga hanya dapat melihat
seperti bayangan saja saat tangan dilambaiakan atau bergerak di dekat
matanya dengan jarak 30 centi meter (visus : 1/300). Klien lalu
membawa ke RS Bulukumba namun saat diperiksa klien mengalami
peningkatan Tekanan Intra Okuler (TIO) sehingga disarankan untuk dirujuk
ke Makassar.
2. Tujuan Pembedahan : klien akan dilakukan operasi phacoemulsifikasi dan
IOL untuk memperbaiki penglihatan klien pada mata kanan.
C. Pre Operation
1. Persiapan Pre Op :
a. Fisik :
1) Keadaan umum

Kesadaran

: Composmentis (GCS 15)

TD

: 100/70 mmHg

Nadi

: 88x/i

Pernafasan

: 24x/i

Suhu

: 36,2 OC

2) Hasil Pemeriksaan tanggal 19 November 2014 :

NCT (Tonometri Non Contec): 19/17

Visus : VOD : 1/300, VOS : 20/25

USG : kesan gain normal, lensa keruh, Vitreus jernih, retina dan
sklera intak

Biometri : power 22.00 dengan Aconstan 118.00

Keratometri : Axial : 22.78, K1 : 44,25, K2 : 43,75

Funduskopi : OD : refleks fundus (+), retina kesan normal.

Laboratorium : HbsAg dan Anti HCV : non reaktif, GDS :


105mg/dl

3) Persiapan pre operasi : jam 09.30 klien diberi tetes mata midriatil
sebanyak 2 tetes untuk melebarkan pupil mata, klien direncanakan
operasi jam 10.30
b. Psikologis : klien mengatakan cemas karena baru kali ini klien akan
dioperasi, klien mengatakan apakah operasinya lama dan apakah mata
kanannya bisa melihat lagi.
2. Analisa data :
No.

Data
Data Subjektif :
klien mengatakan cemas
karena baru kali ini klien
akan dioperasi,
klien mengatakan apakah
operasinya lama dan
apakah mata kanannya
bisa melihat lagi.

Diagnosa Keperawatan
Kecemasan berhubungan dengan
rencana tindakan operasi

Data Objektif :
klien
direncanakan
operasi jam 10.30.
nadi 88x/mnt

3. Askep Pre Op :
1. Diagnosa Keperawatan : Kecemasan berhubungan dengan kurangnya
informasi
2. Intervensi :
Kaji tingkat kecemasan
Dampingi klien, bicara dengan tenang
Beri dorongan untuk mengungkapkan secara verbal pikiran dan
perasaan untuk mengekstralisasikan kecemasannya.
Yakinkan klien melalui sentuhan, dan sikap empatik secara verbal
dan nonverbal.
Beritahu klien mengenai prosedur yang akan dilakukan, dan
yakinkan bahwa klien akan ditangani oleh dokter dan perawat yang
profesional
Anjurkan bercakap-cakap dengan pasien lain yang mempunyai
penyakit yang sama dengan klien
3. Implementasi :
Mengkaji tingkat kecemasan klien
Hasil : kecemasan ringan,
Mendampingi klien, bicara dengan tenang
Hasil : mendampingi klien saat akan diberi tetes mata, dan saat
pemeriksaan diameter pupil.
Memberi dorongan untuk mengungkapkan secara verbal pikiran dan
perasaan untuk mengekstralisasikan kecemasannya.
Hasil : klien mengatakan cemas karena ini merupakan pertama
kalinya dioperasi
Meyakinkan klien melalui sentuhan, dan sikap empatik secara verbal
dan nonverbal.
Hasil : memberitahu klien bahwa operasinya akan ditangani oleh
dokter dan perawat yang berkompeten dan profesional
Memberitahu klien mengenai prosedur yang akan dilakukan

Hasil : memberitahu klien bahwa tindakan yang dilakukan


merupakan untuk mengeluarkan lensa matanya yang sudah keruh
dan akan diganti dengan lensa baru namun aman digunakan,
operasinya tidak lama hanya 30 menit dan hanya menggunakan
anastesi lokal saja yaitu hanya dimata yang akan dioperasi saja
sehingga klien tetap sadar.
Anjurkan bercakap-cakap dengan pasien lain yang mempunyai
penyakit yang sama dengan klien
Hasil : klien bercakap-cakap dengan pasien lain yang akan dilakukan
opersia katarak juga sama dengan klien.
4. Evaluasi :
S : klien mengatakan sudah merasa tenang karena banyak juga yang
seperti dirinya, dan tetap sadar saat akan dioperasi.
O : klien tenang
A : kecemasan teratasi
P:D. Intra Operatif Care
1. Ringkasan Pembedahan dan Askep
a. Ringkasan Pembedahan :
1) Time out jam 10.30 wita,
2) Pasien berbaring dengan posisi supine dalam keadaan sadar,
perawat scrub memberi anasthesi lokal pada mata kanan dengan
tetes pantaocain 2 %
3) Perawat scrub melakukan desinfeksi pada mata kanan dengan
betathadine : Ringer Lactat (1:1)
4) Perawat scrub melakukan draping dengan duck steril, memasang
eye drape dengan cara menyuruh pasien melihat ke bawah lalu ke
atas, lalu memasang eyelid spekulum.
5) Perawat scrub membasahi mata dengan cairan Blance Salt Solutio.

6) Perawat scrub memberi dokter operator lidocain 2 % dalam dispo 1


cc lalu dokter operator menyuntikkan ke subkonjungtiva pada
bagian limbus pada mata kanan klien.
7) Dokter operator membuat insisi utama di clear cornea arah jam 12
tembus ke bilik mata depan (BMD) , lalu memasukkan trypan blue
melalui insisi utama untuk mewarnai kapsul dari lensa, kemudian
dibilas kembali dengan cairan BSS.
8) Perawat scrub memberi viscoelastic ke dokter operator untuk
dimasukkan ke cornea
9) Perawat scrub memberi needle 27G yang telah dimodfikasi dengan
membengkokkan bagian ujung (memudahkan melakukan robekan)
dan pinset kapsuloreksis ultrata lalu dokter operator melakukan
tindakan capsulectomy secara continuos curvi linear capsulorexis
10) Dokter melakukan insisi kedua pada clear cornea arah jam 9 tembus
hingga BMD lalu melakukan hydrodisection dan nuklear rotation
11) Perawat scrub memberi alat phaco ke dokter operator untuk
melakukan

tindakan

phacoemulsion

dengan

tehnik

vertical

dropping, dan melakukan irigasi dan aspirasi sisa cortex lalu


memasukkan lagi viscoelastik
12) Perawat scrub memberi dokter operator keratom untuk melebarkan
insisi utama, dokter memasukkan Capsula Tension Ring (CTR)
untuk menopang lensa lalu melakukan insisi IOL ukuran 22.00 in
the bag
13) Dokter operator melakukan irigasi dan aspirasi kembali sisa
viscoelastic lalu memasukkan miostat, luka dihidrasi dengan BSS
lalu di test seidel hasil negatif.
14) Perawat scrub membilas mata dengan bethadine : RL (1:1) lalu
perawat sirkuler memberi tetes mata antibiotik triacitrol 2 tetes
15) Perawat scrub melepas eyelid spekulum, lalu melepas eye drape.
Mata klien dibersihakan dari sisa bethadine.
16) Perawat sirkuler memasang eye doff

17) Jam 11.00 wita operasi selesai


18) Perawat sirkuler melepas draping pada pasien lalu merapikan
pasien.
19) Sign out : klien terpasang CTR dan IOL ukuran 22.00, tidak ada
hecting.
20) Perawat sirkuler mengantar klien ke ruang PACU
b. Askep
1) Pengkajian : klien sadar penuh (GCS 15), TTV : nadi 88x/mnt, akral
hangat. Dilakukan tindakan phacoemulsifikation sehingga terdapat
luka insisi pada mata kanan arah jam 12 dan jam 9,
2) Diagnosa Keperawatan :

risiko infeksi berhubungan dengan faktor risiko adanya luka


insisi pada mata kanan

3) Intervensi
Risiko infeksi :
Kerjakan tehnik secara aseptik
Kaji kerentanan terhadap infeksi
Lakukan persiapan kulit, cegah dari kontaminasi silang
Minimalkan prosedur invasif
Berikan profilaksis sesuai order
Rawat tempat luka
4) Implementasi
Risiko infeksi :
Mengerjakan tindakan secara aseptik
Hasil : semua alat yang digunakan merupakan set steril, perawat
dan dokter operator melakukan tindakan secara steril, klien
menggunakan baju khusus yang disediakan di kamar operasi.
Mengkaji kerentanan terhadap infeksi
Hasil : klien tidak rentan terhadap infeksi usia 31 tahun, tidak
terdapat riwayat DM,
Melakukan persiapan kulit, cegah dari kontaminasi silang
6

Hasil : area mata yang akan dioperasi didesinfeksi menggunakan


betahdin : RL (1:1) sampai pada kulit sekitar mata.
Meminimalkan prosedur invasif
Hasil : dokter melakukan insisi seperlunya/kecil sehingga tidak
memerlukan tindakan penjahitan
Memberikan profilaksis sesuai order
Hasil : sebelum dilakukan insisi utama perawat scrub menetesi
mata dengan gentamicin tetes dan setelah selesai tindakan operasi
ditetesi kembali dengan menggunakan antibiotik triacitrol 2 tetes
pada mata kanan.
Merawat luka
Hasil : setelah tindakan operasi mata didesinfeksi kembali lalu
diberi obat tetes mata yang mengandung antibiotik lalu menutup
mata kanan dengan eye doff
5) Evaluasi :
S:O: tidak terdapat tanda-tanda infeksi seperti demam, kemerahan pada
mata
A : risiko infeksi tidak terjadi
P:2. Identifikasi instrumen dan prosedur Pelaksanaan pembedahan
Alatalat yang digunakan adalah :
a. Persiapan perlengkapan ruang operasi

Operating table

Anesthetic machine : 1 unit

Patient monitor

: 1 unit

Suction pump

: 1 unit

Mayo table

: 3 unit

Surgical lights

: 2 unit

Standing infus

: 2 unit

: 1 unit

b. Instrument bedah
7

Instrumen dasar :
Set kain steril

: 4 lbr (kecil),2 lbr (besar), 1 lbr (lubang) 3 jas

Duk klem

: 1 buah

Simcoe

: 1 buah

Pinset konjuctiva

: 1 buah

Pinset kornea

: 1 buah

Pinset lurus (Tying) : 1 buah


Pinset lurus bergigi

: 1 buah

: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah
: 1 buah

Pinset lensa
Ultrata
Sinskey
Choppe
Kughlen/pendorong lensa
Spatel iris
Needle holder micro
Vannass
gunting kornea
spatel iris sedang
wire eyelids speculum

Instrumen khusus :

Mesin phacoemulsifikasi

: 1 set

Mikroskop

: 1 set

Kondom mikroskop

: 5 buah

c. Bahan habis pakai (BHP)

Kasa steril

: 2 bks

Dispo 5cc

: 1 buah

Dispo 10cc

: 1 buah

Dispo 1 cc

: 1 buah

BSS

: 500cc

RL

: 500 cc

Betadine

: 100cc

Gloves steril 7

: 1 buah

Gloves steril 6

: 1 buah

Gloves steril 6

: 1 buah

Surgical blade no. 15 : 1 buah

Adrenalin

: 1ampul

Lidocain 2%

: 2 ampul

Triacitrol 2 %

: 1 botol

Trypan Blue

: 1 botol

Viscoelastic

: 1 buah

Miostat

: 1 buah

Ceratom 75

: 1buah

Stab 15

: 1 buah

3. Peran Mahasiswa : menjadi perawat sirkuler

E. Post Operation care


1. Pengkajian :
a. Keadaan umum : composmentis (GCS 15)
b. TTV : TD 100/70 mmHg, S : 36 C, N : 86x/mnt, R : 20x/mnt
c. Mata kanan ditutup dengan eye doff
d. Klien bertanya kapan harus kontrol lagi
e. Klien mengatakan tidak tahu cara perawatan pada matanya yang telah
dioperasi
f. Klien mengatakan belum pernah mengetahui cara melakukan
pemberian obat tetes mata yang benar

2. Analisa Data
No

Data
Data Subjektif :

Diagnosa Keperawatan
Kurang pengetahuan mengenai

Klien mengatakan kapan cara perawatan mata post operasi


harus kontrol lagi
phaco
berhubungan
dengan
Klien mengatakan tidak tahu
kurangnya informasi
cara perawatan pada matanya
yang telah dioperasi
Klien mengatakan belum
pernah mengetahui cara
melakukan pemberian obat
tetes mata yang benar
Data Objektif :
Keadaan
umum
:
composmentis (GCS 15)
TTV : TD 100/70 mmHg,
S : 36 C, N : 86x/mnt,
R : 20x/mnt
Mata kanan ditutup dengan
eye doff
Klien
bertanya
tentang
perawatan matanya yang
telah dioperasi.

3. Intervensi
a. Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang cara perawatan dan cara
memberi obat tetes pada mata
b. Beri informasi tentang cara perawatan post operasi dan cara melakukan
tetes mata pada klien dan keluarga
c. Beri informasi kapan harus menghubungi petugas kesehatan
d. Beri informasi akan hal-hal yang harus diperhatikan dan yang tidak
boleh dilakukan untuk mempercepat proses penyembuhan
e. Anjurkan untuk mengikuti program terapi sesuai dengan instruksi dan
rutin melakukan kontrol kembali.

10

4. Implementasi
a. Mengkaji pengetahuan klien dan keluarga tentang cara perawatan dan
cara memberi obat tetes pada mata
Hasil : klien mengatakan belum mendapat informasi mengenai cara
perawatan matanya yang telah dioperasi di rumah
b. Memberi informasi tentang cara perawatan post operasi dan cara
melakukan tetes mata pada klien dan keluarga
Hasil : mata yang telah diopersi harus memakai pelindung (doff) pada
waktu tidur selama 1 minggu, doff dapat diganti dengan kaca mata
biasa tanpa ukuran bila tidak sedang tidur. Cara melakukan tetes pada
mata yang telah dioperasi adalah meneteskan obat pas di tengah mata
sambil melihat ke atas atau ke bawah obat tetes harus benar-benar
masuk ke mata sehingga klien memerlukan bantuan keluarga untuk
memberi obat tetes dan salep mata dengan cara : pada mata klien
dengan cara membuka kelopak mata bawah lalu memberi salep tepat di
dalam kelopak mata setelah itu klien diminta untuk mengedip-edipkan
matanya agar obat menyebar secara rata pada mata
c. Memberi informasi kapan harus menghubungi petugas kesehatan
Hasil : bila empat sampai lima jam setelah operasi terdapat keluhan
mata terasa sakit luar biasa sampai muntah segera menghubungi dokter
atau ke bagian perawatan mata dengan nomor telepon 0411 591331
atau langsung kembali ke Rumah Sakit tempat klien dioperasi.
d. Memberi informasi akan hal-hal yang harus diperhatikan dan yang tidak
boleh dilakukan untuk mempercepat proses penyembuhan
Hasil : mata yang telah dioperasi tidak boleh kena air selama 1 minggu
untuk mencegah infeksi dan iritasi sehingga mempercepat proses
penyembuhan, mata tidak boleh terpukul/terbentur dan digosok-gosok.
e. Menganjurkan untuk mengikuti program terapi sesuai dengan instruksi
dan rutin melakukan kontrol kembali.

11

Hasil : harus rutin minum obat dan memberi obat tetes pada mata sesuai
aturan yaitu 8 kali sehari saat tidak tidur dan salep mata sebelum tidur
malam dan kontrol 1 hari setelah opersi.
5. Evaluasi :
S:

Klien dan keluarga mengatakan sudah mengerti tentang cara


memberi tetes dan obat salep mata dan akan memperhatikan halhal yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan untuk
mempercepat penyembuhan,

Klien mengatakan akan rutin meminum obatnya.

Klien mengatakan bila terdapat keluhan seperti nyeri hebat dan


sampai muntah akan segera menghubungi dokter atau langsung ke
RS

O : klien dan keluarga dapat mengungkapkan kembali cara memberi obat


tetes dan salep pada mata serta nomor telepon yang dapat dihubungi
bila mengalami nyeri hebat
A : kurang pengetahuan mengenai cara perawatan teratasi.
P:-

12

gambar set alat untuk operasi phacoemulsifikasi

13

Anda mungkin juga menyukai