Tutorial
Klinik Infeksi
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Disusun oleh:
Andi Amalia Nefyanti
Pembimbing:
dr. William S. Tjeng, Sp. A
Tutorial Klinik
Menyetujui,
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
yang berjudul Fever of Unknown Origin.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan referat ini tidak lepas
dari bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :
1. dr. William S. Tjeng, Sp. A., sebagai dosen pembimbing klinik selama stase
anak.
2. Seluruh pengajar yang telah mengajarkan ilmunya kepada penulis hingga
pendidikan saat ini.
3. Rekan sejawat dokter muda angkatan 2015 yang telah bersedia memberikan
saran dan mengajarkan ilmunya pada penulis.
4. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.
Akhir kata, Tiada gading yang tak retak. Oleh karena itu, penulis
membuka diri untuk berbagai saran dan kritik yang membangun guna
memperbaiki laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semuanya.
Penulis
BAB 1
RESUME
Pasien MRS pada tanggal 27 April 2015 melalui IGD RSU A.W. Sjahranie
Samarinda. Saat ini pasien dirawat inap di Ruang Melati.
1. Identitas Pasien:
Nama
: An. IPW
Umur
: 5 tahun 4 bulan
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Muara Kaman
Anak ke
: 3 dari 4 bersaudara
Tanggal masuk
No. RM
: 27 April 2015
: 2015 196587
4. Anamnesis:
a. Keluhan Utama
Demam sejak 1 bulan SMRS
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengalami demam sejak 1 bulan SMRS. Demam terjadi sepanjang
hari namun turun pada pagi hari. Jika diberikan obat penurun panas, demam
turun namun jika efek obat habis demam kembali naik. Pasien juga
mengalami batuk kering sejak 2 minggu SMRS, namun batuk hanya timbul
pada saat pasien mengalami demam. Selain itu ibu pasien mengaku perut
pasien membesar sejak 2 minggu SMRS. Buang air besar pasien sebanyak 12x sehari dengan konsistensi yang normal. Sejak 1 tahun yang lalu, saat BAB
sering disertai dengan benjolan yang keluar melalui anus dan benjolan tidak
bisa kembali secara spontan dan harus dibantu. Saat ini benjolan sudah tidak
pernah keluar lagi. Ibu pasien tidak pernah membawa ke dokter karena pasien
tidak merasakan sakit. 6 bulan terakhir BAB disertai darah segar yang
menetes di akhir BAB. Ibu pasien juga merasa anaknya semakin kurus
dibandingkan dengan sebelumnya, namun ibu pasien tidak pernah
menimbang anaknya.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Pasien pernah dirawat dirumah sakit pada usia 1 tahun karena mengalami
diare.
2. Riwayat penyakit kuning, malaria, demam berdarah, demam tifoid disangkal.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluhan serupa pada anggota keluarga disangkal.
e. Riwayat Makanan & Minuman
ASI
: Pasien hanya minum ASI sampai usia 1
bulan, dengan alasan anak tidak mau lagi
Susu formula
Bubur susu
Nasi Keras
Lauk & makanan padat lain
minum ASI
: usia 1 bulan - sekarang
: 6 bulan
: 1 tahun
: 1 tahun
Pemeliharaan Prenatal
Periksa di
: Puskesmas
Penyakit Kehamilan
:-
: Vitamin
Riwayat Kelahiran :
Lahir di
: Rumah bidan
: Bidan
: 9 bulan
Jenis partus
Pemeliharaan postnatal :
1.
2.
3.
4.
5.
Periksa di
: Puskesmas
Keadaan anak
: Sehat
Keluarga berencana
: Ya, suntik
Riwayat Imunisasi
Imunisasi wajib lengkap
Hepatitis B
: 3 kali
BCG
: 1 kali
Polio
: 4 kali
DPT
: 3 kali
Campak
: 1 kali
: 3500 gr
BB sekarang
: 15 kg
PB Lahir
: lupa
TB sekarang
: 103 cm
Gigi keluar
: lupa
Berdiri
: 11 bulan
Tersenyum
: 4 bulan
Berjalan
: 12 bulan
Miring
: lupa
Tengkurap
: lupa
Masuk TK
: 4 tahun
Duduk
: 7 bulan
Masuk SD
:-
Merangkak
: 8 bulan
Sekarang kelas
:-
3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Kesadaran
Tanda-tanda vital
1. Tekanan darah
2. Frekuensi nadi
3. Frekuensi nafas
4. Suhu
: 100/70
: 112 x/menit
: 20 x/menit
: 36,3oC
Status Gizi
Berat Badan
: 15 kg
Tinggi Badan
:103 cm
Status gizi
Status generalisata
Kepala
Leher
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Thorax
: gerakan dinding dada simetris, retraksi (-)
: vokal fremitus sama kanan dan kiri
: sonor di semua lapangan paru, batas jantung normal
Auskultasi :
suara nafas vesikuler, wheezing (-/-),
Ronchi (-/-), bunyi jantung I & II normal, murmur (-),
gallop (-)
7
Abdomen
Inspeksi
: Distended (+), scar (-)
: Soefl, tidak ada nyeri tekan, hepatomegali (+) 2 jari
Palpasi
Ekstremitas
Genitalia
Dalam batas normal
4. Pemeriksaan Penunjang:
a. Pemeriksaan laboratorium
DL
WBC
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
PLT
Na
K
Cl
GDS
PT
APTT
SGOT
SGPT
Protein
27/4
13.200
9,9
29
75,9
25,9
34,1
237.000
138
3,4
95
110
28/4
4.320
9,1
26,8
73,4
24,9
34
225.000
UL
BJ
Warna
Kejerniha
28/4
1.015
Kuning
Jernih
n
pH
Protein
Bilirubin
Eritrosit
Leukosit
6,0
+1
+1
0-1
1-2
1,23
143
206
143
6,6
total
Albumi
2,8
n
Globuli
3,8
n
8
Ur
Cr
20,0
0,5
USG Abdomen
Rontgen Thorax
Mantoux test
Follow up harian
28 April 2015
29 April 2015
saat demam.
Composmentis
demam.
Composmentis
TD : 100/70
TD : 100/70
HR: 112x/menit
HR: 100x/menit
RR: 20x/menit
RR: 24x/menit
T: 36,30C
T: 36,00C
BB: 15 kg
BB:15 kg
faring dbn,
(-), BU (+)N,
A
P
detik
detik
Observasi febris
Observasi febris
1. IVFD D5 NS 15 tpm
1. IVFD D5 NS 15 tpm
2. Inj. Cefotaxime 3x 500 mg
2. Inj. Cefotaxime 3x 500 mg
3. Paracetamol syr 3xcth 11/2
3. Paracetamol syr 3xcth 11/2
4. Pro : USG Abdomen, Mantoux 4. Pro : Cek tubex test
test, foto thorax ap/lat, DL,
LED, SGOT, SGPT, Albumin,
protein, globulin, urinalisis
30 April 2015
S
nyeri perut (+), mual (+), muntah (-), batuk saat demam.
Composmentis
TD : 100/70
HR: 100x/menit
RR: 24x/menit
T: 36,00C
BB:15 kg
Kepala: ane (-/-), ikt (-), sianosis (-), napas cuping
hidung (-) tonsil dan faring dbn,
Thorax: retraksi (-), whe (-), rho (-), s1s2 tunggal
reguler
Abdomen:Distended (+), soefl (+), nyeri tekan (-),
BU (+)N, Hepatomegali (+), splenomegali (-)
A
P
10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
DEMAM
BATASAN
Demam merupakan keluhan utama sekitar 10-15% kunjungan ke
poliklinik dan unit emergensi dengan sebagian besar berusia kurang dari 3 tahun
yang umumnya disebabkan oleh virus yang dapat sembuh sendiri, hanya sebagian
kecil dapat berupa infeksi bakteri serius diantaranya meningitis bakteriil,
bakteriemia, pneumonia bakteri, infeksi sakuran kemih, enteritis bakteriil, infeksi
tulang dan sendi. Penyebab demam dapat diidentifikasi berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan fisik.
PATOFISIOLOGI
1.
Demam dapat
dipicu
oleh
Bahan exogenous pun ternyata harus lewat endogenous pyrogen, polipeptida yang
diproduksi oleh jajaran monosit dan makrofag dan sel lain. Pemicu kenaikan suhu
yang diketahui al IL-1. TNF, IFN dan Il-6. Sitokin ini bila telah terbentuk akan
masuk sirkulasi sistemik dan pada daerah praeoptik hypothalamus merangsang
phospholipase A2, melepas plama membrane arachidonic acid untuk masuk ke
jalur cyclooxigenase, yang meningkatkan ekspresi cyclooxigenase dalam melepas
prostaglandin
E2,
yang
mudah
masuk blood-brain
barrier,
sehingga
11
melibatkan migrasi sel dan bahan radang ke tempat invasi kuman. Secara
sederhana, efek kliniknya adalah mempercepat resolusi infeksi dan mendorong
remodeling jaringan. Bilamana infeksi terlalu berat untuk dikontrol dengan cara
ini,maka rangsangan infeksi akan masuk ke sirkulasi dan memicu molekul efektor
menimbulkan reaksi berantai (cascade reaction) lokal maupun sistemik sehingga
akan menyebabkan systemic inflammatory response. Response ini melibatkan
reaksi-reaksi khusus oleh TNF, IL-1, IL-6, Il-8, CSF, PAF. Sitokin2 ini tidak
hanya diproduksi oleh monosit-makrofag namun juga oleh limfosit, vascular
endothelial cells, epidermal cells, astrocyte-microglial cells. Mediator ini akan
merangsang metabolit asam arachidonik menjadi leukotrienes, thromboxane A2,
PGs, yang menyebabkan perembesan endotel, IL-1 akan menyebabkan endotel
vaskuler menghasilkan berbagai molekul mediator sekunder dan memberatkan
dan meluaskan reaksi radang yang ada. Aktifasi komplemen dan coagulation
cascade terjadi bersamaan dengan keluarnya berbagai sitokin sehingga produksi
bahan
proinflammatory
meningkat
dan
reaksi
bisa
menjadi
sistemik,
12
3.
Respons fase akut merupakan respons tubuh (selain demam dan reaksi
Sitokin (IL-1 dan IL-6) yang beredar merangsang hati untuk menghasilkan
berbagai protein untuk mengintensifkan radang :
1.
2.
ii.
iii.
iv.
13
tanpa
fokus
yang
jelas
(occult
focus). Infeksi
selain
14
Etiologi
Penyebab terbanyak adalah penyakit infeksi, penyakit jaringan ikat dan
neoplasma. Diagnosis biasanya tidak dapat ditegakkan, kasus yang tidak
terdiagnosis mejadi lebih sering beberapa tahun belakangan
A. Infeksi
1. Brucellosis
Infeksi indolent dengan demam persisten dan letargi, keluhan
nodus,
keterlibatam
dan gejala GI
Terjadi setelah terpajan urin binatang, terkontaminasi tanah atau air
15
7. Toxoplasmosis
Paling sering
disertai
dengan
limfadenopati
servikal
atau
supraklavikular
Tanyakan paparan terhadap kotoran kucing atau konsumsi daging
binatang buruan.
8. Infeksi virus
CMV, EBV, Virus hepatitis, enterovirus dan arbovirus
Gejala bisa jadi tidak spesifik dan beragam
LFT dapat meningkat
9. Infeksi local
Tulang dan sendi : Osteomielitis dapat muncul sebagai FUO, Lokasi
yang sering adalah di tulang pelvis, small bones dan flat bones.
Endokarditis infektif : Diagnosisnya bisa jadi susah, kultur darah tidak
selalu positif dan mur-mur mungkin tidak ditemukan
Abses Intraabdomen :
- Pasien mungkin tidak mengalami keluhan abdominal
- Kecurigaan bertambah jika terdapat penyakit intraabdomen
-
anak
dengan
immunocompromised.
Infeksi saluran nafas atas : Mastoiditis, sinusitis, otitis media,
faringitis, tonsillitis, abses peritonsilar telah dilaporkan sebagai
penyebab FUO.
10. ISK (infeksi saluran kemih)
Urinalisis
Biakan urin
Setiap pemeriksaan urinalisis positif dianggap sebagai tersangka ISK yang
merupakan indikasi untuk memulai pengobatan dengan antibiotik.
Diagnosis pasti ditegakkan bila hasil biakan urin positif.
Catatan :
Urinalisis positif : nitrit (+)
Lekosit esterase (+)
Mikroskopik : Lekosit > 10/LPB atau Bakteri (+)
Dengan pewarnaan gram (+).
11. Pneumonia
Pneumonia bakterial bila demam 390 C atau lekosit > 20.000 mm3 .
16
Catatan :
Pada anak dengan suhu yg tidak terlalu tinggi, hitung lekosit tidak
terlalu tinggi, tidak disertai distres respirasi, tachipnea, ronchi atau
suara
napas
melemah
maka
kemungkinan
pneumonia
dapat
disingkirkan.
Umur dapat dipakai sebagai prediksi penyebab pneumonia. Pneumonia
diagnosis pneumonia.
Pneumonia dan bakteremia jarang terjadi bersamaan < 3%.
12. Gastroenteritis bakterial, umumnya ditandai dengan muntah dan diare.
Catatan :
Penyebab terbanyak rotavirus
Buang air besar darah lendir biasanya karena GE bakterial
13. Meningitis
Bayi/Anak tampak sakit berat.
Pemeriksaan fisik : letargik, kaku kuduk, muntah.
Diagnosis ditegakkan dengan pungsi lumbal.
B. Connective Tissue Disease
Penyebab tersering kedua FUO. ANA positif menandakan adan
penyakit jaringan ikat
minggu.
4. Familial dysautonomia
Kelainan autosomal resesif
peningkatan ESR
7. Kawasaki disease
Vaskulitis multisystem dengan penyebab yang tidak diketahui
8. Demam periodic
Dua kelainan demam periodic pada anak yang paling umum adalah
familial Mediterranean fever and hyperimmunoglobulin D syndrome
9. Hyperimmunoglobulin D syndrome
Penyakit autosomaln resesif dengan episode demam, erupsi kulit,
keluhan abdomen, dan keterlibatan sendi dan peningkatan serum IgD
10. Cyclic Neutropenia
Pasien yang mengalami demam selama periode neutropenia berat,
yang terjadi pada interval 15-35 hari
LANGKAH DIAGNOSTIK
I. Anamnesis
1. Demam
a. Durasi, suhu, dan pola demam
18
d. Disertai keringat
Demam,
berkeringat
dan
tidak
tahan
panas
mengindikasikan hipertiroidisme
2. Pola demam
a. Intermitten : demam tinggi dan penurunan suhu yang cepat
Infeksi pyogenic
Infeksi virus
Defek metabolic
Kelainan
periodic
seperti
cyclic
neutropenia,
19
riwayat imunisasi
nyeri menelan
nyeri telinga.
muntah berak,
4. Paparan
a. Kontak dengan orang sakit
b. Kontak dengan hewan
Lokasi bepergian
d. Gigitan nyamuk
e. Konsumsi daging yang belum matang
f. Paparan terhadap obat
5. Latar etnis
a. Ulster Scots: nephrogenic diabetes insipidus
b. Sephardic Jewish, Armenian, Turkish or Arab descent: familial
Mediterranean fever
c. Ashkenazi Jewish descent: familial dysautonomias
II. Pemeriksaan fisis
Ukur temperatur tubuh
20
Subjektif :
Kualitas tangis
Reaksi terhadap orang tua,
Tingkat kesadaran
Warna kulit/selaput lendir.
Derajat Hidrasi
Interaksi
Objektif :
Pemeriksaan penunjang
Mengarah pada kemungkinan penyebab demam yang diperoleh dari
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Waktu pemeriksaan laboratorium bergantung
pada tingkat keparahan penyakit, misalnya, pasien yang lebih sakit sebaiknya
segera diperiksa laboratorium lebih cepat bila dibandingkan dengan pasien yang
tampak sehat.
Tes Awal
: Darah lengkap, HDT, ESR, CRP, Kultur darah, UA, Kultur Urin,
CXR, Mantoux test, Elektrolit, Ur, Cr, Enzim hepar, serologi HIV
1. Darah lengkap
Anemia
Trombositosis
: Kawasaki Disease
Leukosit
dilakukan
bila
dipeertimbangkan
endocarditis.
Kultur
pada
pasien
22
spesifik
Pencitraan dan evaluasi lain
1. Pencitraan Abdomen
TATALAKSANA
1. Anak yang tidak tampak sakit, tidak perlu dirawat dan tidak perlu
dilakukan pemeriksaan laboratorium serta tidak perlu diberikan antibiotik.
Antibiotik empiric dapat menutupi atau menunda diagnosis infeksi seperti
meningitis,
endocarditis
infeksi
atau
osteomyelitis,
kecuali Anti
23
terutama bila hitung lekosit > 15.000/mm3 atau hitung total netrofil absolut
> 10.000/mm3).
3. Pemberian antibiotika
secara
empirik
harus
memperhitungkan
pilihan
adalah
amoksisilin
:60-100
mg/kgBB/hr
atau
anti-inflamsi
non
steroidal
24
BAB 3
ANALISA KASUS
TEORI
KASUS
ANAMNESIS
mengarah
Tuberkulosis
Berat
badan
pada
menurun
kronis
BAB darah serta benjolan yang
muncul merupakan gejala dari
keganasan, maupum hemoroid
grade 3
PEMERIKSAAN FISIK
distended
dapat
o
o
o
o
Demam
Hepatomegali
Abdomen distended
Pembesaran KGB
terjadi
25
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Peningkatan SGOT dan SGPT, serta o
penurunan albumin merupakan tanda o
o
dari gangguan hepar, misal hepatitis, o
o
keganasan.
o
Hb yang rendah akibat kehilangan
darah secara kronik pada hemoroid
Leukosit yang meningkat terjadi pada
L = 13.200
Hb = 9,9
SGOT = 206
SGPT = 143
Albumin 2,8
Globulin 3,8
o USG hepatomegali
kasus infeksi.
PENATALAKSANAAN
Antibiotika diberikan apabila dari
anamnesis,
pemeriksaan
fisik,
1.
2.
3.
4.
IVFD D5 NS 15 tpm
Paracetamol Syr 3 x 11/2 cth
Inj. Cefotaxime 3 x 500 mg
Inj. Gentamicin 3 x 40 mg
untuk terjadinya
tersembunyi
setelah
netrofil
absolut
>
10.000/mm3).
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
26
4.
Slater M., King SE. : Evidence based emergency medicine evaluation and
diagnostic testing. Emergency medicine clinics of worth America, 999 ; 17 :
97-192.
5.
8.
27