com/
Semangat
melindunginya
berteriak
bagai sudah
sampai tenaga
tetapi
kelompok
itu tersenyum
sambil mengelus
saja
tak
setara
dengan
pengetahuan
kekuatan
dan
pengetahuan
tak
setara
dengan
latihan
tetapi dengan
paduan
pengetahuan
dan
latihan
seseorang akan mendapatkan kekuatan
bangunan
tua
itu.''
tampak
akan
ohm
mah
nee
pahd
may
hum
Namun kemudian yang kudengar
berubah menjadi:
ini perlahan-lahan
ohm
mah
nee
pe
me
hung
Aku belum lupa cerita seorang bhiksu ketika bercakapcakap dengan pasangan pendekar yang mengasuhku, pada
suatu malam di pondok kami di Celah Kledung, tentang
mantra yang dari Jambhudvipa sesampainya ke Tibet
diucapkan dengan cara yang berbeda itu.
''Dengarlah cerita ini,'' katanya, ''seorang pelajar yang
sangat tekun mempelajari agama, setelah bertahun-tahun
memusatkan perhatian kepada sejumlah mantra, pada suatu
Bagaimana
Bapak
harus
Hanya cahaya.
Hanya kilauan.
Lantas benderang.
Terdengar ledakan ketika diriku mendadak telah meluncur
kembali di bumi. Tubuhku masih bergerak seperti ikan lumbalumba di dalam lautan, tetapi yang setiap geraknya
melesatkan diriku sampai tidak terlihat oleh mata telanjang,
memburu titik cahaya yang dalam kebenderangan masih saja
berkilauan.
Dalam penyatuan dengan putaran mantra, titik cahaya
yang melesat itu tidak pernah lepas lagi dari jangkauan Jurus
Naga Berlari di Atas Langit. Semakin cepat titik cahaya
berkiluan itu melesat, secepat itu pula Jurus Naga Berlari di
Atas Langit me lesatkan diriku, bukan hanya dalam ketetapan
jarak, tetapi bahkan semakin lama semakin dekat, sehingga
desa
bodoh!
Hanya
bisa
menuduh
di sepanjang
ke Chang'an
karena kami
Pegunungan
pernah ada
atau akan selalu ada
Aku teringat kembali kata-kata ini, karena ketika perahu
melewati kembali lapangan tempat perkemahan balatentara,
yang menurut Yang Mulia Paduka Bayang-bayang jumlahnya
mencapai 10.000 orang, telah bersih kembali tanpa jejak sama
sekali. Mungkinkah pasukan sebesar itu dapat menghilang
diam-diam dengan begitu cepatnya, ketika bahkan semalam
saja tiada tampak persiapan untuk berkemas demi suatu
keberangkatan?
Kami berkuda menyusuri Sungai Yangtze, dengan
bayangan akan berbelok mengikuti percabangan dari anak
sungainya, yang datang dari utara, agar dengan begitu tetap
mendekati Chang'an. Sebetulnya kami bisa mengikuti jalan
darat, yang menghubungkan Kaixian dengan Ankang, lantas
menuju Changian me lewati Xunyang dan Shanghuo, tetapi
selain kami sudah bosan dengan perjalanan melalui
pegunungan yang berat itu, kami juga ingin menyusuri tepian
Sungai Yangtze dengan alasan tersendiri. Kami bertiga
sebetulnya ingin berziarah ke kuil-kuil Buddha yang terdapat di
berbagai tempat di tepian sungai, bahkan juga di lerenglerengnya, untuk sedikit belajar bukan tentang agama,
melainkan ilmu kebijaksanaan.
Elang Merah juga telah memberitahu Yan Zi dan diriku,
bahwa guru-guru Buddha di sepanjang tepi Sungai Y angtze ini
selain
menguasai
ilmu-ilmu
agama
dan ilmu-ilmu
kebijaksanaan, juga tidak jarang juga menguasai ilmu silat
yang sangat tinggi. Mengingat usaha untuk mengambil
Pedang Mata Cahaya untuk tangan kiri di istana itu bagaikan
memasuki sarang naga, menurut Elang Merah tiadalah
salahnya bagi kami untuk menambah ilmu.
BETAPAPUN kami belum tahu siapakah kiranya yang akan
kami hadapi. Meskipun jaringan peninggalan Yang Guifei yang
dihidupkan kembali oleh Yang Mulia Paduka Bayang-bayang
orang
tua
itu
sedang
seperti baginya
yang menyeberangkan orang banyak
ke Samudera Kelahiran Kembali,
yang dengan menghancurkan Pokok Keberadaan
mencapai Nibbana
dengan simpulan yang akan diketahui:
''Manusia Terbaik ada!''
''Raja Milinda kemudian berkata: 'Yang Mulia Nagasena,
berilah contohnya!'''Namun sampai di sini, orang tua itu
berhenti.
Orang-orang menunggu. Bagi banyak orang yang merasa
lebih baik mendengarkan cerita seorang pembicara daripada
membaca sendiri naskah-naskah Buddha, mendapatkan suatu
contoh gambaran dari sesuatu yang sebetulnya tidak
tergambarkan adalah penting.
Namun orang tua itu masih diam, bahkan menundukkan
kepala. Orang-orang masih menunggu. Aku ikut menundukkan
kepala, begitu juga Elang Merah dan Yan Zi. Kami bertiga
sebetulnya mendengarkan, karena kami bertiga mengerti
bahwa orang tua itu tidak akan begitu saja berhenti mendadak
di tengah cerita.
TENTULAH menjadi penting bagi kami, yang kini melakukan
perjalanan di Negeri Atap Langit dengan maksud dan tujuan
tertentu, untuk mengetahui serba sedikit pihak mana sajakah
yang sedang bermusuhan tersebut. Para penyusup biasanya
adalah orang-orang bayaran, dan apabila cukup banyak
tenaga dan dana dikerahkan untuk menghabisi nyawa
seseorang di tempat terpencil, tidaklah terlalu keliru untuk
wewangian bunga-bunga
takmerebak melawan angin,
atau takjuga cendana,
atau dari bunga-bunga Tagara dan Malikka;
tetapi wewangian dari keyakinan
merebak melawan angin;
dalam segala arah
manusia yang baik
menghembuskan keharuman.
di atas dan di balik segala jenis wewangian,
apakah itu cendana atau teratai
pembayanganku
selanjutnya
membuat
diriku