Hepatocellular Carcinoma
Pembimbing :
Yudhistira Adi W
2010730116
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Penulis ucapkan karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas Tinjauan pustaka ini
tepat pada waktunya.
Tugas ini penulis susun untuk memenuhi tugas pada kepaniteraan klinik
stase Interna di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu
tersusunnya laporan ini terutama dr. Achmad Fachtron, Sp.PD selaku pembimbing
di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari
sempurna dan memiliki banyak kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak yang membaca, agar penulis
dapat mengoreksi diri dan dapat membuat laporan yang lebih sempurna di lain
kesempatan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, sekarang maupun
masa yang akan datang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu masalah utama kesehatan di dunia adalah kanker. Diagnosis
kanker yang paling sering ditemukan di masyarakat antara lain ialah kanker paru,
payudara dan kolorektal, sedangkan kanker yang paling sering menimbulkan
kematian ialah kanker paru, gaster, dan hati 3. Insidensi kanker hati atau karsinoma
hepatoselular (HCC) terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Di Indonesia,
khususnya Jakarta, HCC paling banyak ditemukan pada pasien berusia 50 hingga
60 tahun, dengan predominasi pada laki-laki, dimana perbandingan rasio kejadian
HCC pria : wanita ialah 4 : 1
HCC merupakan tumor ganas hati primer yang berasal dari sel hepatosit
(Jones & Baylin, 2011). Sebanyak 85% keganasan pada hati ialah HCC,
sedangkan
sisanya
merupakan
Cholangiocarcinoma
(CC)
dan
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Tinjauan Pustaka ini diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat
dalam mengikuti pendidikan profesi dokter dibagian Ilmu Penyakit
Dalam.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang karsinoma hepatoselular secara
komprehensif sehingga tepat dalam pemberian terapi, menyelamatkan
jiwa pasien, dan meningkatkan derajat kesehatan.
C. MANFAAT PENULISAN
Referat ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi penulis
maupun bagi pembaca dalam memahami karsinoma hepatoselular, mulai dari
diagnosis, terapi, dan prognosis karsinoma hepatoselular.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A
DEFINISI
Kanker didefinisikan sebagai suatu pertumbuhan sel yang yang tidak
teratur serta merupakan suatu invasi atau metastasis jaringan. Nama lain kanker
adalah neoplasma. Fenotip ganas pada kanker sering membutuhkan mutasi pada
gen berbeda yang dapat mengatur proliferasi sel. Mutasi yang menyebabkan
kanker akan mengaktifkan jaringan transduksi sinyal sehingga menimbulkan
penyimpangan proliferasi sel dan gangguan diferensiasi sel 6
Sel normal mempunyai suatu mekanisme perlindungan, dimana ketika sel
normal rusak, maka sel akan mengaktifkan suicide pathway untuk mencegah
kerusakan pada organ. Pada sel kanker, mekanisme ini tidak terjadi, sehingga sel
rusak tidak mengalami apoptosis dalam jangka waktu yang lama 6
HCC merupakan keganasan pada hati yang berasal dari sel hepatosit 1.
Sebanyak 85% keganasan pada hati ialah HCC, sedangkan sisanya merupakan
Cholangiocarcinoma (CC) dan sistoadenokarsinoma.
Tersering
Sirosis hati dari penyebab apapun
Jarang
Sirosis bilier primer
Hemochromatosis
Defisiensi antitrypsin -1
(5)
D. EPIDEMIOLOGI
Hepatocellular carcinoma (HCC) adalah keganasan terbanyak kelima di
seluruh dunia, dengan sekitar 500.000 kasus baru per tahun dan lebih dari 60.000
kematian per tahun. Sekitar 80% kasus terjadi di Asia dan Afrika terutama karena
hepatitis B Virus
hepatitis C (HCV)
E. Patofisiologi HCC
Mekanisme
karsinogenesis
HCC
belum
sepenuhnya
diketahui.
Transformasi maligna hepatosit dapat terjadi melalui peningkatan turnover sel hati
yang diinduksi oleh cedera (injury) dan regenerasi kronik dalam bentuk inflamasi
dan kerusakan oksidatif DNA. Hal ini dapat menimbulkan perubahan genetik
seperti perubahan kromosom, aktivasi onkogen selular, inaktivasi gen supresor
tumor, aktivasi telomerase, serta induksi faktor-faktor pertumbuhan maupun
angiogenik. Hepatitis virus kronis, alkohol dan penyakit metabolik seperti
hemokromatosis dan defisiensi antitrypsin-alfa 1 berpotensi menginflamasi sel
hati
kemudian
berkembang
menjadi
sirosis
hati
yang
pada
akhirnya
10
Infeksi
HBV
dihubungkan
kelainan
dengan
di
kromosom
17 maupun di
lokasi yang
berdekatan
dengan gen
p53.
Pada
kasus HCC,
lokasi integrasi
HBV DNA
di
kromosom
dalam
sangat
bervariasi,
HBV
mungkin
berperan
sebagai
agen
mutagenik
insersional non
selektif.
Integrasi dapat
menyebabkan
terjadinya
beberapa
perubahan
dan selanjutnya
mengakibatkan
proses
translokasi, duplikasi terbalik, delesi dan rekombinan. Semua perubahan ini dapat
berakibat hilangnya gen-gen supresi tumor maupun gen-gen seluler penting lain.
Dengan analisis Southern Blot, sekuen HBV yang telah terintegrasi ditemukan di
dalam jaringan tumor, namun tidak ditemukan di luar jaringan tumor. Produk gen
X, lazim disebut HBx, dapat berfungsi sebagai transaktivator transkripsional dari
berbagai gen seluler yang berhubungan dengan kontrol pertumbuhan. Sehingga
dapat
memunculkan
hipotesis
bahwa
HBx
mungkin
terlibat
pada
11
dengan frekuensi dan tipe mutasi yang berbeda menurut wilayah geografik dan
etiologi tumornya. 10
Infeksi kronik HCV dapat berujung pada HCC setelah berlangsung
puluhan tahun dan umumnya didahului oleh terjadinya sirosis. Hal ini
menunjukkan bahwa HCC dapat terjadi melalui proses inflamasi hati kronik yang
diikuti oleh regenerasi dan sirosis akibat infeksi HCV. 10
Metastasis intrahepatik HCC dapat melalui pembuluh darah, saluran limfe
atau infiltrasi langsung. Metastasis ekstrahepatik dapat melibatkan vena hepatika,
vena porta atau vena kava. Pada beberapa kasus dapat terjadi metastasis pada
varises oesophagus dan paru. Metastasis sistemik tersering ialah ke kelenjar
limfoid hingga mediastinum. Bila metastasis sampai di peritoneum, dapat
menimbulkan asites hemoragik, yang berarti sudah memasuki stadium terminal.10
F. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang khas dari kanker hepatoselular adalah nyeri perut
pada kuadran kanan atas, cepat kenyang, dan penurunan berat badan. presentasi
klinis lain seperti ikterus obstruktif, nyeri tulang apabila telah terjadi metastasiss.
Paraneoplastic sindrom telah dikaitkan dengan kanker hepatocellular termasuk
erythrocytosis,
(parathyroid-related
protein).
Pada
pemeriksaan
fisik
dapat
dijumpai
(4)
12
sedangkan
hematemesis
disebabkan
oleh
adanya
varises
oesophagus akibat hipertensi portal. Nyeri tulang terlihat pada 3-12% pasien,
namun pada beberapa pasien mungkin dapat tidak menunjukkan gejala yang
berarti. 1
1. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya pembesaran hati
(hepatomegali) dengan massa yang dapat di palpasi. Studi epidemiologi di Afrika
menunjukkan presentasi khas pada pasien muda berupa massa yang berkembang
pesat intra abdomen.4 Hepatomegali adalah tanda dari pemeriksaan fisik yang
paling umum, terjadi pada 50-90% pasien. Bruit ditemukan pada 6-25% pasien
sedangkan asites terjadi pada 30-60% pasien.1 Bruit pada tumor atau friction rub
dapat terdengar melalui auskultasi ketika prosesnya telah meluas ke permukaan
hati.4 Splenomegali disebabkan karena hipertensi portal. Weight loss dan
penurunan massa otot disebabkan oleh tumor yang tumbuh dengan cepat. Demam
ditemukan pada 10-50% pasien, dari penyebab yang tidak jelas. Tanda-tanda
penyakit hati kronis dapat ditemukan, seperti ikteruss, dilatasi vena abdomen,
eritema palmar, ginekomastia, atrofi testis, dan edema perifer. 1
HCC yang kecil dapat dideteksi lebih awal dengan pendekatan radiologi
yang akurasinya 70 95% dan melalui tumor marker alphafetoprotein yang
akurasinya 60 70%.
13
kelainan
vaskular
berupa
hipervaskularisasi
massa
tumor
14
Alpha-fetoprotein mungkin normal atau hanya sedikit lebih tinggi. Lesi kurang
dari 1 cm kurang dari 50% akan menjadi ganas. USG serial dianjurkan (setiap 3
15
bulan. Aspirasi jarum halus harus dilakukan pada lesi Dengan diameter antara 1
dan 2 cm8.
g. Lesi Lebih dari 2 cm
Diagnosis kanker hepatoselular dapat dibuat jika ditemukan pada 2 pemeriksaan
pencitraan (termasuk ultrasonografi, computed tomography, magnetik resonance
imaging, atau arteriografi hati) menunjukkan peningkatan vaskularisasi. Atau,
hanya 1 pemeriksaan pencitraan dengan tingkat alpha-fetoprotein lebih besar dari
400 ng / mL8.
16
H. Tatalaksana
Dalam pengobatan HCC dapat dilakukan melalui pendekatan secara
kuratif maupun paliatif. Terdapat pilihan pengobatan berdasarkan oleh staging
kanker, sumber daya yang tersedia, dan tingkat keahlian praktisi. Staging menurut
Barcelona Clinic Liver Cancer (BCLC) telah diusulkan sebagai standar untuk
menilai prognosis karsinoma hepatoseluler. BCLC adalah alat penilaian yang
berguna yang menggabungkan data tentang status pasien, jumlah dan ukuran
nodul, gejala kanker, dan fungsi hati seperti yang ditentukan oleh klasifikasi
Child-Pugh. Sistem penilaian Pugh menggunakan lima langkah klinis penyakit
hati. Masing-masing diberi skor dari 1 sampai 3 poin, dengan 3 poin yang
menunjukkan derajat paling parah. Skor pada lima langkah penilaian kemudian
dijumlahkan untuk menentukan tingkat keparahan keseluruhan penyakit, jika
jumlah poin sama dengan 5 atau 6 menunjukkan HCC yangf diderita berada pada
kelas A, 7 sampai 9 poin kelas B, dan 10 sampai 15 poin kelas C, atau penyakit
yang paling parah9.
17
Tahap sangat awal Hepatocellular carcinoma (HCC) saat ini sulit untuk
didiagnosis, karena memerlukan presentasi dengan lesi tunggal, asimtomatik
berukuran kurang dari 2 cm diameter, tanpa metastasis vaskular atau metastasis
jauh. Apabila dilakukan bedah reseksi dalam kasus ini maka harapan hidup dapat
mencapai 90%. Untuk pasien dengan stadium awal kanker hati hepatoseluler
dengan nodul soliter, ukuran kurang dari 5 cm atau tidak lebih dari tiga nodul,
masing-masing berukuran kurang dari 3 cm maka pilihan terapi ditentukan oleh
keparahan disfungsi hati, keparahan hipertensi portal, dan status pasien untuk
hidup
bersama
dengan
kondisi
yang
dialami.
Bedah
reseksi
harus
dipertimbangkan untuk pasien dengan tumor soliter dan tidak adanya hipertensi
portal. Jika tidak dapat dilakukan bedah reseksi maka pengobatan yang paling
tepat untuk pasien dengan tahap awal Hepatocellular carcinoma (HCC) adalah
transplantasi hati, dengan harapan hidup selama 5 tahun hingga 75%. Jika
transplantasi tidak mungkin, ablasi lokal adalah pilihan terbaik berikutnya9.
Pasien dengan sirosis yang masih dapat dikompensasi, tidak ada gejala
terkait dengan karsinoma hepatoseluler, dan tidak ada invasi vaskular
tetapi
dengan lesi besar atau multifokal dianggap masuk kedalam stage menengah
hepatoseluler karsinoma. Pada pasien ini, transarterial chemoembolization
(TACE) meningkatkan angka harapan hidup 2 tahun sebesar 20 sampai 25%
dibandingkan dengan lebih konservatif terapi9.
Pasien HCC dengan gejala ringan, adanya invasi vaskular, atau
penyebaran ekstrahepatik dianggap memiliki penyakit stadium lanjut dan tidak
cocok untuk terapi radikal. TACE dapat meningkatkan harapan hidup, tapi pilihan
pengobatan utama untuk pasien dengan stadium ini adalah kemoterapi dengan
agen sorafenib. Pasien dengan stadium terminal dengan gejala kanker seperti
kegagalan hati, keterlibatan vaskular, atau penyebaran extrahepatic. Harapan
hidup 1 tahun kurang dari 10%, dan terapi yang diberikan tidak memberikan
manfaat 9.
Target Terapi Molekuler
18
Sampai saat ini, tidak ada kemoterapi sistemik terbukti manjur dalam
mengobati hepatoseluler karsinoma. Sorafenib merupakan multikinase inhibitor
yang diberikan secara oral dan memiliki efek antiproliferatif, antiangiogenic.
Ruam pada tangan dan kaki, diare, dan kelelahan adalah efek samping yang sering
dilaporkan. sorafenib bisa digunakan sebagai terapi tunggal atau dikombinasi
TACE. molekul kecil lain yang digunakan sebagai terapi seperti brivanib dan
erlotinib, dan antibodi monoklonal, seperti bevacizumab dan cetuximab, saat ini
sedang dalam penelitian9.
Bedah Reseksi
Bedah reseksi adalah pengobatan pilihan pada pasien tanpa sirosis dan
berada pada stadium sangat awal karsinoma hepatoseluler. Untuk pasien dengan
sirosis, reseksi merupakan pilihan terbaik jika ukuran tumor kecil (<3 cm), tidak
terdapat hipertensi portal, dan kadar bilirubin total normal ( 1 mg per desiliter [
17,1 umol per liter]) . Risiko kekambuhan selama 5 tahun setelah reseksi adalah
sebesar 70%. Di Amerika Serikat, kurang dari 5% pasien melakukan reseksi hati9.
Transplantasi Hati
Pasien Hepatocellular carcinoma (HCC) dengan sirosis, transplantasi hati
adalah pengobatan pilihan utama terkait dengan angka kekambuhan terendah.
Namun, karena kelangkaan organ yang tersedia untuk transplantas dalam jangka
waktu yang optimal, maka kriteria ketat digunakan untuk membatasi transplantasi
pada pasien dengan hepatocellular karsinoma. Pasien dengan Hepatocellular
carcinoma (HCC) yang memenuhi kriteria Milan untuk transplantasi hati adalah
nodul soliter kurang dari 5 cm atau tiga nodul, dengan ukuran masing-masing
kurang dari 3 cm dengan harapan hidup selama 4 tahun sebesar 85% dan harapan
bebas dari kekambuhan mencapai 92%9 .
Ablasi Lokal
Radiofrequency ablation telah menjadi pilihan tersering yang digunakan
untuk terapi ablasi lokal. Terapi ablasi lokal adalah alternatif pengobatan terbaik
untuk pasien dengan earlystage hepatoseluler karsinoma yang tidak memenuhi
19
syarat Untuk dilakukan bedah reseksi atau transplantasi. Tujuan jangka pendek
dengan harapan hidup mencapai 100% dan 98% pada 1 dan 2 tahun, namun hasil
jangka panjang menunjukan angka kekambuhan selama 5 tahun mencapaii 70%9.
Transarterial Chemoembolization dan Radioembolization
TACE ditujukkan untuk meningkatkan kelangsungan hidup di antara
pasien yang termasuk sirosis Child-Pugh kelas A, tidak memiliki metastasis
extrahepatic, invasi vaskular, atau gejala kanker yang menonjol. TACE juga
digunakan sebagai terapi neoadjuvant sebelum transplantasi hati, nyeri perut yang
berhubungan dengan iskemia hati terjadi pada 50% pasien yang diobati dengan
TACE. Embolisasi tidak boleh dilakukan tanpa penggunaan dengan kemoterapi9.
I. Prognosis
Kanker hati memiliki prognosis yang sangat buruk. Harapan hidup selama
5 tahun kurang dari 10%. Satu-satunya pengobatan kuratif untuk HCC adalah
bedah dan transplantasi hati. Bedah Reseksi hanya cocok untuk pasien dengan
fungsi hati yang masih bagus dan tidak ada hipertensi portal. Harapan hidup 5
tahun setelah reseksi adalah 15-39%. Transplantasi hati telah menjadi pilihan
pengobatan untuk HCC tahap awal pada pasien sirosis dengan harapan hidup
selama 5 tahun sebesar 70-80% dan angka kekambuhan hanya 10%5.
J. Komplikasi
Beberapa komplikasi Hepatocellular carcinoma (HCC) sistemik, akibat
pelepasan hormon tertentu atau bahan kimia dari tumor. Termasuk erythrocytosis,
hiperkalsemia, hipertensi, diare berair, hipoglikemia, dan hiperkolesterolemia8.
20
BAB IV
KESIMPULAN
Hepatocellular carcinoma (HCC) adalah salah satu kanker terbanyak di
seluruh dunia. Terutama di Cina, dan telah menjadi penyebab utama kematian
terkait kanker. Hal ini disebabkan karena betambahnya angka alkoholisme,
prevalensi hepatitis B dan C, dan obesitas. Sebagai tumor padat yang sangat
agresif, HCC ditandai oleh pertumbuhan infiltrasi cepat, metastasis awal, dan
prognosis yang buruk
Hepatocellular carcinoma (HCC) adalah keganasan terbanyak kelima di
seluruh dunia, dengan sekitar 500.000 kasus baru per tahun dan lebih dari 60.000
kematian per tahun. Sekitar 80% kasus terjadi di Asia dan Afrika terutama karena
hepatitis B Virus
hepatitis C (HCV)
21
Daftar Pustaka
1. Abdel, Ali Satir, 2007, An Update on the Pathogenesis and Pathology of
Hepatocellular Carcinoma, Bahrain Medical Bulletin Vol. 29, No. 2, hh.
1-8
2. P, Alan
risk
factors
2008,
and
Hepatocellular
carcinoma:
Pathogenesis,World
Journal
22