Anda di halaman 1dari 2

Pasien masuk dengan keluhan sesak yang sudah dirasakan sejak 3 bulan, disertai batuk,

demam hilang timbul, keringat malam, dan penurunan berat badan. Gejala klinis yang
dikeluhkan oleh pasien sesuai dengan kemungkinan infeksi paru, salah satu nya adalah TB
Paru. Sesuai dengan gejala klinis serta pemeriksaan fisik pada pasien mengarahkan pada TB
Paru kasus baru.3,5,7 Pasien telah di lakukan pemeriksaan Tes Cepat Molekuler dengan alat
Xpert MTB/RIF sebanyak 2x. Pada pasien dilakukan sebanyak 2x dikarenakan pada
pemeriksaan TCM pertama pasien hasil MTB detected dengan resisten rifampisin. Pasien
dengan hasil Mtb resistan rifampisin dari kelompok risiko rendah, seperti pada pasien, harus
dilakukan pemeriksaan TCM ulang menggunakan dahak kedua. Pengulangan hanya
dilakukan sebanyak 1 kali, dimana pada pasien dengan hasil TCM kedua adalah Mtb detected
dengan resistan rifampisin, maka pasien terkonfirmasi sebagai TB resisten rifampisin. Pasien
dikatakan sebagai risiko rendah terduga TB RO karena tidak memenuhi kriteria terduga TB
RO, yaitu memiliki gejala TB dengan satu atau lebih riwayat pengobatan atau kriteria berikut
:5,6
1. Pasien TB gagal pengobatan dengan OAT kategori 2
2. Pasien TB pengobatan OAT kategori 2 yang tidak konversi
3. Pasien TB yang mempunyai riwayat pengobatan TB tidak standar atau menggunakan
kuinolon dan obat injeksi lini kedua selama minimal 1 bulan
4. Pasien TB gagal pengobatan dengan OAT kategori 1
5. Pasien TB pengobatan kategori 1 yang tidak konversi
6. Pasien TB kasus kambuh setelah pengobatan OAT kategori 1 ataupun kategori 2
7. Pasien TB yang kembali setelah putus berobat
8. Terduga TB yang mempunyai riwayat kontak erat dengan pasien TB RO
9. Pasien ko-infeksi TB-HIV yang tidak responsif secara klinis maupun bakteriologis
terhadap pemberian OAT (bila penegakan diagnosis TB di awal tidak menggunakan
TCM)
Penegakkan diagnose TB resisten obat pada pasien dipastikan berdasarkan uji kepekaan M.
tuberculosis complex dengan menggunakan metode fenotipik maupun genotipik. Hasil dari
metode genotipik dengan pemeriksaan Line Probe Assay atau LPA lini kedua dengan hasil
sensitive flouroquinolon dan sensitif terhadap semua obat injeksi TB lini kedua. Sedangkan
uji kepekaan metode fenotipik masih menunggu hasil untuk menilai sensitifitas pada semua
obat yang dapat menjadi pilihan dalam pengobatan TB RO. Meskipun hasil uji kepekaan
metode fenotipik belum ada hasil, tidak menghalangi untuk memulai terapi pengobatan TB
RO pada pasien. 3,6,8
a.

Anda mungkin juga menyukai