Robert Mycobacterium
Koch tuberculosis
Definisi TB MDR
1. Mono-Resistant:
Resisten terhadap satu macam OAT
2. Poly-Resistant:
Resisten terhadap lebih dari satu macam OAT, tetapi bukan
kombinasi isoniazid dan rifampicin
3. Multi Drug-Resistant (MDR):
Resisten terhadap Isoniazid dan Rifampisin dengan atau tanpa
OAT lain nya
4. Extensively Drug-Resistant (XDR):
MDR ditambah resisten terhadap fluoroquinolones dan salah
satu dari 3 obat injeksi (amikacin, kanamycin, capreomycin)
5. Total Drug Resistance ( TDR) :
Resisten baik dengan lini pertama maupun lini kedua.
ALUR DIAGNOSIS TB
TCM
4
Faskes yang punya TCM TB
1. Gunakan TCM untuk penegakan diagnosis TB pada terduga TB. Pada kondisi
dimana pemeriksaan TCM tidak memungkinkan, penegakan diagnosis TB
dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopis.
2. Jumlah contoh uji dahak untuk pemeriksaan baik dengan TCM maupun
mikroskop sebanyak 2 (dua) sampel. Untuk pemeriksaan mikroskopis,
contoh uji dapat berasal dari dahak Sewaktu-Sewaktu atau Sewaktu-Pagi.
3. Jika terduga TB adalah kelompok terduga TB RO dan terduga TB dengan HIV
positif, harus tetap diupayakan untuk dilakukan penegakan diagnosis TB
dengan TCM TB, dengan cara melakukan rujukan ke layanan tes cepat
molekuler terdekat, baik dengan cara rujukan pasien atau rujukan contoh
uji.
4. Pasien dengan pemeriksaan alat tes cepat molekuler menunjukkan hasil
Mtb Resistan Rifampisin tetapi bukan berasal dari kriteria terduga TB RO
harus dilakukan pemeriksaan ulang dengan alat tes cepat molekuler
sebelum mulai pengobatan standar TB MDR. Jika terdapat perbedaan hasil,
maka hasil pemeriksaan TCM yang terakhir yang menjadi acuan tindakan
selanjutnya.
5
Faskes yang punya TCM TB (lanj)
• Contoh uji yang digunakan dalam pemeriksaan TCM TB adalah satu contoh uji dahak
dengan kualitas yang baik. Contoh uji non-dahak yang dapat diperiksa dengan Xpert
MTB/RIF terdiri atas cairan serebrospinal (CSF), jaringan biopsi, bilasan lambung
(gastric lavage), dan aspirasi cairan lambung (gastric aspirate).
• Pengobatan standar TB MDR segera diberikan kepada semua pasien TB RR, tanpa
menunggu hasil pemeriksaan uji kepekaan OAT lini 1 dan lini 2 keluar. Bila telah ada
hasil uji kepekaan, dan hasil tidak hanya resistan rifampisin, pengobatan akan
disesuaikan dengan hasil uji kepekaan OAT. Jika hasil resistensi menunjukkan MDR,
lanjutkan pengobatan TB MDR.
• Pemeriksaan uji kepekaan menggunakan metode LPA Lini-2 atau dengan metode
konvensional
• Pengobatan TB pre XDR/ TB XDR menggunakan paduan standar TB pre XDR atau TB
XDR atau menggunakan paduan obat baru.
• Pasien dengan M.tb negatif, pemeriksaan ulang klinis, laboratoris dan radiologi tidak
mendukung, ditetapkan sebagai bukan TB, dan pasien yang bersangkutan harus
segera diberi tahu.
• Pemeriksaan TCM hanya untuk kepentingan penegakan diagnosis TB, sedangkan
pemantauan kemajuan pengobatan tetap dilakukan dengan pemeriksaan
mikroskopis.
6
Faskes yang tidak punya TCM
• Faskes yang tidak mempunyai alat TCM dan kesulitan mengakses TCM,
penegakan diagnosis TB tetap menggunakan mikroskop.
• Pemeriksaan BTA dengan menggunakan mikroskop dilakukan dari dua
contoh uji dahak dengan kualitas bagus (Sewaktu dan Pagi).
• BTA (+) adalah jika salah satu atau kedua contoh uji dahak menunjukkan
hasil pemeriksaan BTA positif. Pasien yang menunjukkan hasil BTA (+) pada
pemeriksaan dahak pertama, pasien dapat segera ditegakkan sebagai pasien
dengan BTA (+)
• BTA (-) adalah jika kedua contoh uji dahak menunjukkan hasil BTA negatif.
Apabila pemeriksaan secara mikroskopis hasilnya negatif, maka penegakan
diagnosis TB dapat dilakukan secara klinis menggunakan hasil pemeriksaan
klinis dan penunjang (setidak-tidaknya pemeriksaan foto toraks) yang sesuai
dan ditetapkan oleh dokter.
7
Faskes yang tidak punya TCM (lanj)
• Apabila pemeriksaan secara mikroskopis hasilnya negatif dan
tidak memilki akses rujukan (radiologi/TCM/biakan) maka
dilakukan pemberian terapi antibiotika spektrum luas (Non OAT
dan Non kuinolon) terlebih dahulu selama 1-2 minggu. Jika
tidak ada perbaikan klinis setelah pemberian antibiotik, pasien
perlu dikaji faktor risiko TB. Pasien dengan faktor risiko TB
tinggi maka pasien dapat didiagnosis sebagai TB Klinis.
• Faktor risiko TB antara lain:
• Terbukti ada kontak dengan pasien TB
• Ada penyakit komorbid: HIV, DM
• Tinggal di wilayah berisiko TB: Lapas/Rutan, tempat penampungan
pengungsi, daerah kumuh, dll.
8
Kriteria Terduga TB RO 9
10
Diagnosis TB RO
Metode konvensional
(kultur & uji kepekaan Tes cepat (rapid test)
obat / DST):
• Media padat: LJ, • GeneXpert
Ogawa • LPA / Hain test
• Media cair: MGIT
11
DST bukan alat untuk konfirmasi hasil
Xpert, tetapi untuk mengetahui pola
resistansi kuman menentukan
paduan OAT
DST yang tersedia di Indonesia:
•Lini-1: R, H, E, S
•Lini-2: Am, Km, Ofloksasin
12
Panduan Pengobatan TB RO
(Updated)
13
Pemeriksaan awal sebelum
memulai pengobatan
(baseline tests)
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan sputum
• Jika fasilitas tidak tersedia, maka pengobatan dapat dilakukan sambil memonitor efek
samping
CATATAN :
DALAM WAKTU TUJUH HARI PASIEN SUDAH HARUS MEMULAI PENGOBATAN
1. Persiapan Awal Sebelum Pengobatan (2)
INISIASI PENGOBATAN TB RO
Penentuan Paduan
Pengobatan Pasien
Memenuhi kriteria ??
TIDAK
YA PADUAN PADUAN
JANGKA
INDIVIDUAL
PENDEK
2. Penetapan Paduan dan Dosis OAT TB RO
di Indonesia
1. Paduan OAT Standar (RR/MDR) :
• Pengobatan OAT standar konvensional (20-26 bln)
• Pengobatan OAT standar jangka pendek (9-11 bln)
20
PADUAN OAT STANDAR
Kriteria Ekslusi Paduan OAT Standar Jangka Pendek :
23
• Catatan:
• Bila ada riw penggunaan FQ, berikan Lfx
dosis tinggi / Mfx
• Resistan Km atau ada ESO, diganti Cm
• Bila terbukti resistan E/H, E/H tidak diberikan
• ESO Cs (gangguan kejiwaan), ganti PAS
• Dosis disesuaikan dengan BB
• Setiap 250mg Cs diberikan 50mg B6
• Penetapan paduan obat kewenangan TAK
• Status HIV tidak mempengaruhi paduan obat
24
PADUAN OAT INDIVIDUAL
Untuk pasien TB MDR yang resistan atau alergi terhadap fluoroquinolon tetapi
sensitif terhadap OAT suntik lini kedua (Pre-XDR):
12-18 Eto - Cs - Lnz - Cfz - Z- (E) - H + 6 Bdq / 12 Eto - Cs - Lnz - Cfz - Z - (E) - H
Catatan :
Alternatif dengan Bedaquiline saat ini masih terbatas di beberapa RS TB RO.
PADUAN OAT INDIVIDUAL (4)
Untuk pasien dengan alergi atau efek samping berat terhadap OAT oral lini
kedua (Grup C) sedangkan OAT suntik lini kedua dan golongan
fluorokuinolon masih bisa dipakai.
• Untuk pasien yang alergi/ mengalami efek samping berat terhadap salah
satu dari OAT Grup C yang dipakai (Eto atau Cs) maka OAT penggantinya
diambilkan salah satu OAT Grup C (Cfz atau Lnz) atau D2 (Bdq) atau D3
(PAS) yang tersedia supaya tetap memenuhi standar minimal 4 macam OAT
inti lini kedua.
8-12 Km - Lfx - Eto - PAS - Z- (E) - H / 12-14 Lfx - Eto - PAS - Z - (E) - H
PADUAN OAT INDIVIDUAL (5)
Pasien Mengalami Alergi/ ESO berat terhadap dua OAT Grup C (Eto dan Cs)
Alternatif paduan individual dengan Bedaquilin
8-12 Km - Lfx - Lnz - Cfz - Z- (E) - H / 12-14 Lfx - Lnz - Cfz - Z - (E) - H
Lama Pengobatan TB RO :
• Pasien baru/ belum pernah diobati dengan pengobatan TB
RR/ TB MDR diobati menggunakan paduan OAT standar
konvensional :
1. Lama pengobatan adalah 18 bulan setelah konversi
biakan
2. Lama pengobatan minimal 20 bulan.
3. Tahapan Pengobatan TB RO
Lama Pengobatan TB RO (2) :
• Pasien baru/ belum pernah diobati dengan pengobatan TB RR/ TB MDR,
diobati menggunakan paduan OAT standar jangka pendek :
1. Lama pengobatan dihitung berdasarkan hasil pemeriksaan dahak
bulan ke empat dan atau pemeriksaan dahak bulan ke enam.
2. Lama pengobatan minimal 9 bulan dan maksimal 11 bulan.
• Pasien sudah pernah diobati TB RR/ MDR atau pasien TB XDR, diobati
dengan paduan OAT individual :
1. Lama pengobatan adalah 22 bulan setelah konversi biakan.
2. Lama pengobatan minimal 24 bulan.
Tahap Pengobatan
1. Tahap Awal :
• Terdiri dari OAT oral dan OAT suntik lini kedua (Km/Cm)
diberikan sekurang-kurangnya selama 8 bulan.
• Lama pemberian ditentukan riwayat pengobatan TB RO,
jenis pengobatan yang diberikan dan bulan konversi
pemeriksaan bakteriologis bisa tercapai.
2. Tahap Lanjutan
Pengobatan setelah selesai tahap awal sampai dinyatakan
pengobatan telah selesai secara lengkap.
33
Tabel
Dosis OAT
TB RO
(terbaru)
Tabel Dosis OAT TB RO (terbaru)
34
PEMERIKSAAN DAN
MONITORING PENGOBATAN
PADA PASIEN TB RESISTAN
OBAT
35
Monitoring pengobatan pasien
Biakan sputum √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tes pendengaran*** √
Tes penglihatan √
Rontgen dada √ √ √ √
37
MONITORING PASIEN (2)
Bulan pengobatan
39
Pemeriksaan untuk monitoring
pengobatan pasien
• Pemeriksan EKG dilakukan pada:
• baseline,
• hari ke-2, hari ke-7, dan bulan ke-1 pengobatan dan sesuai
indikasi;
• dilakukan di rumah sakit rujukan
• Tes penglihata: tes buta warna dan lapang pandang
sederhana
• Pemeriksaan dapat diulang sesuai indikasi (bila
diperlukan) misalnya: tes pendengaran, Darah
lengkap, Darah lengkap, SGOT, SGPT, Bilirubin Total,
Tes kehamilan, Tes kehamilan)
40
Konseling Informasi Edukasi
(KIE)
Dilakukan Dilakukan di
sejak pasien semua tingkat
pasien & masih fasyankes TB RO
anggota terduga (RS Rujukan
hingga pasien sampai
keluarga Puskesmas
selesai
Satelit)
pengobatan
41
Informed consent
42
43
Memastikan kesesuaian
paduan dan dosis obat,
serta ketersediaan obat
pasien
Dukungan Pengobatan
44
Tambahan Nutrisi
Pemantauan Pengobatan
Konversi
Follow Up
kultur
pemeriksaan apusan
pemeriksaan kultur 2
dahak dan kultur
kali berurutan (jarak 30
dilakukan setiap bulan
hari) dengan hasil
pada fase awal, setiap 2
negatif
bulan pada fase lanjutan
45
Pemantauan Setelah Selesai Pengobatan
• Kapan dilakukan?
• pada bulan ke-6 dan ke-12 setelah akhir pengobatan, atau
bila muncul gejala TB.
• Bagaimana?
• Pemeriksaan mikroskopis dan pemeriksaan biakan (satu
sputum pagi) untuk menilai ada tidaknya kekambuhan.
• Terdapat kemungkinan pasien akan memerlukan
pemeriksaan lain saat kunjungan, tergantung pada kondisi
pasien.
• Hasil pemeriksaan yang dilakukan dan hasilnya
harus dicatat pada kartu pengobatan pasien (TB 01).
46
PASIEN BEROBAT TIDAK
TERATUR
47
Pertimbangan tindak lanjut pengobatan
TB RO dengan paduan jangka pendek
• Berapa lama pasien mangkir suntik/minum obat?
• Berapa lama pasien sudah suntik/minum obat?
48
1. Lama mangkir < 8 minggu;
Pengobatan berapapun lamanya
TINDAKAN YANG DILAKUKAN:
• Lakukan konseling intensif kepada pasien dan
keluarga.
• Lanjutkan pengobatan dengan menambahkan jumlah
dosis yang terlewat (mangkir) ke dalam durasi
pengobatan
• Catat lama pasien mangkir di kartu pengobatan pasien
49
2. Lama mangkir > 8 minggu;
50
51
Evaluasi Hasil Pengobatan
Sembuh
Pengobatan lengkap
Meninggal
Gagal
Loss to follow up
Tidak dievaluasi
52
Hasil Akhir pengobatan (1)
1.Sembuh:
• Pasien menyelesaikan pengobatan sesuai durasi
pengobatan yang ditetapkan, dan
• Pemeriksaan BTA pada akhir pengobatan (bulan ke-9
atau 11) hasilnya negatif, dan
• Pemeriksaan biakan 3 kali berturut-turut dengan jarak
minimal 30 hari hasilnya negatif pada tahap lanjutan.
2.Pengobatan Lengkap
• Pasien menyelesaikan pengobatan sesuai durasi
pengobatan yang ditetapkan, dan
• Tidak ada bukti untuk dinyatakan sembuh atau gagal.
53
Pemeriksaan BTA pada akhir bulan ke-6 hasilnya
positif, atau
55
Profil tb mdr di rs rotinsulu
Laki-laki 18 15-45th 22
perempuan 11 46-60 5
>60th 2
Profil tb mdr di rs rotinsulu
Kota bogor 1
Kab bandung 12
Kab garut 1
Kab purwakarta 1
Kab subang 3
Kota aceh 1
60