Anda di halaman 1dari 17

TB-MDR

OLEH :
A L FAT TA H N
P U S PA N E G A R A
N OVA AU D I T H A

PEMBIMBING : DR. FRAULEIN ARYATI SP.PK


Definisi
Multi drug resistant TB (MDR TB) didefinisikan sebagai resistensi terhadap
dua agen anti-TB lini pertama yang paling poten yaitu isoniazide (INH) dan
rifampisin. MDR TB berkembang selama pengobatan TB ketika mendapatkan
pengobatan yang tidak adekuat.
Etiologi
Ada beberapa hal penyebab terjadinya resistensi terhadap OAT yaitu:

Pemakaian obat tunggal dalam pengobatan tuberculosis.


Penggunaan paduan obat yang tidak adekuat, yaitu jenis obatnya yang kurang
atau di lingkungan tersebut telah terdapat resistensi terhadap obat yang
digunakan, misalnya memberikan rifampisin dan INH saja pada daerah dengan
resistensi terhadap kedua obat tersebut.
Pemberian obat yang tidak teratur, misalnya hanya dimakan dua atau tiga minggu
lalu berhenti, setelah dua bulan berhenti kemudian bepindah dokter mendapat
obat kembali selama dua atau tiga bulan lalu berhenti lagi, demikian seterusnya.
Fenomena addition syndrome yaitu suatu obat ditambahkan dalam
suatu paduan pengobatan yang tidak berhasil. Bila kegagalan itu terjadi
karena kuman TB telah resisten pada paduan yang pertama, maka
penambahan (addition) satu macam obat hanya akan menambah
panjangnya daftar obat yang resisten saja.
Penggunaan obat kombinasi yang pencampurannya tidak dilakukan
secara baik sehingga mengganggu bioavailabilitas obat.
Penyediaan obat yang tidak reguler, kadang-kadang terhenti
pengirimannya sampai berbulan-bulan.
Patofisilogi
Tanda dan Gejala
Gejala TB MDR sama dengan
TB Regular, bedanya, MDR
sudah kebal terhadap obat.
Jadi proses pengobatannya
memerlukan waktu lebih
lama lagi dengan dosis yang
lebih banyak
FAKTOR RESIKO :
USIA
JENIS KELAMIN
PENDIDIKAN
PEKERJAAN
PENGETAHUAN
KLASIFIKASI TB-MDR :
PARU
Apabila terdapat kelainan dalam paru

EKSTRA PARU
Apabila kelaianan terdapat diluar parenkim paru
Alur strandard diagnosis TB MDR
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi sputum BTA, uji kultur M. Tb dan
resistensi obat. Kemungkinan resistensi obat Tb secara simultan
dipertimbangkan dengan pemeriksaan sputum BTA sewaktu menjalani
paduan terapi awal. Kegagalan terapi dapat dipertimbangkan sebagai
kemungkinan resisten obat Tb sampai ada hasil uji resistensi obat beberapa
minggu kemudian yang menunjukkan terdapatnya paduan terapi yang tidak
adekuat.
INTERPRETASI BTA
Pemeriksaan
Suspek TB-MDR
Pasien yang dicurigai TB-MDR adalah:
Kasus TB paru kronik: dibuktikan dengan rekam medis sebelumnya dan riwayat penyakit dahulu.
Pasien TB paru gagal pengobatan kategori 2.
Pasien TB yang pernah diobati TB termasuk OAT lini kedua seperti kuinolon dan kanamisin.
Pasien TB paru yang gagal pengobatan kategori 1.
Pasien TB paru dengan hasil pemeriksaan dahak tetap positif setelah sisipan dengan kategori 1.
TB paru kasus kambuh.
Pasien TB yang kembali setelah lalai/pada pengobatan kategori 1 dan atau kategori 2.
Suspek TB dengan keluhan, yang tinggal dekat dengan pasien TBMDR konfirmasi, termasuk petugas
kesehatan yang bertugas di bangsal TB-MDR.
Pemeriksaan PCR GeneXpert MTB/RIF mengetahui resisten rifampisin.
Suspek TB MDR secara klinis

Pengambilan data
karakteristik dasar, riwayat
pengobatan, dan gejala klinis

Pemeriksaan BTA dgn


pewarnaan ZN

Pemeriksaan kultur metode Pemeriksaan PCR GeneXpert


proporsi pada media MTB/RIF
Lowenstein Jensendan uji
kepekaan
Tidak (+) (+)
Tumbuh Mycobacteriu Mycobacteriu
Tumbuh
m m
tuberculosis tuberculosis
TB- Non TB-
Res Rif Sen Rif
MDR MDR
Tatalaksana
Pemantauan selama
pengobatan
Prognosis
Dubia ad bonamtergantung kepada seberapa cepat kasus TB resisten obat
ini teridentifikasi dan ketersediaan pengobatan yang efektif.
Daftar pustaka
Soepandi PZ. Diagnosis dan Penatalaksanaan TB-MDR. Departemen
Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi. FKUI-RSUP Persahabtan. Jakarta.
2010.
Sirait N, Parwati I, Dewi NS, Suraya N. Validitas Metode Polymerase Chain
Reaction GeneXpert MTB/RIF pada Bahan Pemeriksaan Sputum untuk
Mendiagnosis Multidrug Resistant Tuberculosis. MKB; 45(4). 2013. 234-239.
Aditama TY, dkk. Tuberkulosis : Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di
Indonesia, PERPARI, Jakarta, 2006.
World Health Organization .Guidelines for the programmatic
managementdrug resistant tuberculosis emergency edition ,Geneve.2008.

Anda mungkin juga menyukai