PEMBAHASAN
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan selama 3 hari pada
pasien bayi ny. A dengan bayi baru lahir normal, penulis akan membahas
kesenjangan yang terjadi antara tinjauan teoritis dengan kasus meliputi
pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, dan catatan perkembangan.
Dalam pembahasan ini penulis menguraikan kesenjangan yang terajadi
antara teori dan praktek keperawatan yang telah penulis laksanakan pada pasien
bayi ny. A dengan bayi baru lahir normal . Adapaun kesenjangan yang penulis
temukan antara lain:
1. Pengkajian
Pengkajian adalah penilaian dasar dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk
mengumpulkan
mengindentifikasi
informasi
mengenai
atau
data
masalah-masalah
tentang
pasien,
keperawatan
agar
pasien
dapat
secara
26
27
Operasi Hernia di Ruang Pari RSUD Palabuhanratu Sukabumi yaitu ada tiga
diagnosa antara lain:
a. Nyeri akut berhubungan dengan adanya luka operasi atau insisi
bedah.
b. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri pasca operasi.
c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur infasif, insisi
bedah.
3. Perencanaan
Setelah diagnosa didapatkan kemudian penulis mulai untuk melakukan
rencana keperawatan. Rencana di tulis sesuai dengan rencana yang ada pada teori
dan dimodifikasi pada beberapa rencana tindakan di sesuaikan dengan kondisi
pasien. Adapun rencana yang dilakukan antara lain:
a. Nyeri akut b.d adanya luka operasi atau insisi bedah, tindakannya yaitu
penulis melakukan: observasi TTV yaitu tekanan darah, nadi, suhu dan
respirasi. Anjurkan klien untuk melakukan tindakan relaksasi nafas dalam.
b. Hambatan mobilitas fisik b.d nyeri luka operasi, tindakannya yaitu penulis
melakukan : berikan tindakan pengamanan
4. Pelaksanaan
Adapun pelaksanaan yang dilakukan penulis adalah mengobservasi
keadaan umum, mengobservasi tanda-tanda vital, memberikan anjuran terapi
relaksasi nafas dalam, memfasilitasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan
perasaannya, membina hubungan baik dengan keluarga klien.
5. Evaluasi
Evaluasi yang dinilai berdasarkan perkembangan yang terjadi pada pasien
setelah dilakukan tindakan yang mengacu pada tujuan dan kriteria hasil yang telah
ditentukan. Evaluasi studi kasus ada dua macam:
a. Evaluasi formatif : yang dilakukan setelah tindakan keperawatan yang
berupa respon hasil.
b. Evaluasi sumatif : berupa SOAP, sehingga dapat diketahui dengan masalah
yeng belum teratasi.
28
peningkatan
infeksi.
Setelah
dilakukannya
tindakan
29
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn. D (52
tahun) di Ruang Pari RSUD Palabuhanratu Sukabumi dengan indikasi post
operasi hernia inguinal lateral dextra selama 1 (satu) hari yang dilakukan
dengan secara komprehensif dengan proses keperawatan sebagai berikut:
1. Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian penulis perlu membina hubungan
saling percaya atau diperlukannya pendekatan pada pasien dan keluarga
pasien sehingga pasien dan keluarganya dapat menerima dan terbuka,
sehingga tidak adanya hambatan atau kesulitan pada tahap pengumpulan
data dan pemeriksaan fisik, data didapatkan dari hasil anamnesa (auto dan
allo anamnesa), catatan medis, dan catatan perawat.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang didapatkan dalam tinjauan kasus dan diagnosa
dalam teoritis tidak semua terdapat pada tinjauan kasus karena diagnosa
yang ditemukan dalam pasien harus sesuai dengan respon pasien pada saat
pengkajian. Diagnosa yang terdapat pada tinjauan kasus adalah:
a. Nyeri berhubungan dengan adanya luka operasi atau insisi bedah.
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri pasca operasi.
c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan prosedur infasif, insisi bedah.
3. Perencanaan
Perencanaan keperawatan dan tindakan keperawatan harus dibuat
berdasarkan diagnosa yang muncul sehingga sesuai dengan kebutuhan
pasien, namun dari diagnosa yang penulis dapatkan tidak semua intervensi
sesuai dengan rencana yang ada di teori, pada beberapa rencana tindakan
disesuaikan dengan kondisi pasien, dan adanya keterbatasan waktu penulis
sehingga penulis bekerja sama dengan perawat ruangan, seperti observasi
tanda-tanda vital, observasi keadaan umum.
4. Pelaksanaan
30
31
B. Saran
Dalam meencapai tujuan penyembuhan yang optimal serta
terwujudnya asuhan keperawatan yang efektif pada setiap pasien, maka
penulis menyarankan:
1. Untuk Institusi Pendidikan
Untuk lebih meningkatkan kulaitas mutu pendidikan dalam memberikan
teori asuhan keperawatan agar mahasiswa lebih mampu dan memahami dalam
melakukan asuhan keperawtan sehingga asuhan keperawatan dapat mengatasi
permasalahan pasien secara cepat dan tepat.
2. Untuk Penulis
Dalam melakukan asuhan keperawatan ini penulis masih banyak
kekurangan sehingga diharapkan tidak terjadi dalam memberikan asuhan
keperawatan selanjutnya. Maka:
a. Dalam pengkajian dengan menggunakan tekhnik komunikasi terapeutik
dapat membina hubungan saling percaya sehingga pengkajian dapat
mudah dilakukan.
b. Dalam menentukan diagnosa keperawatan yang utama hendaknya
disusun sesuai prioritas keperawatan yang mencakup PES (problem,
etiologi, sign atau symptom).
c. Dalam pembuatan perencanaan keperawatan harus disesuaikan dengan
masalah dan kebutuhan pasien serta diberikan cara pencegahan,
pengobatan, dan dilakukan rehabilitasi.
d. Dalam melaksanakan tindakan keperawatan, lakukan disesuaikan dengan
kebutuhan dasar menurut teori Maslow.
e. Evaluasi sebaiknya dilakukan setiap
hari
untuk
mengetahui
32