BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
2.1.1
Definisi Lansia
Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lanjut Usia menyatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang telah
mencapai usia 60 tahun ke atas. Sementara WHO menyatakan bahwa lanjut
usia meliputi usia pertengahan yaitu kelompok 45-59 tahun. Selain itu lansia
adalah seseorang yang karena usianya mengalami p erubahan biologi dan fisik
serta kejiwaan dan sosial. Menua (menjadi
tua) adalah
suatu
proses
Batasan Lansia
Batasan lansia menurut WHO meliputi usia pertengahan (middle age)
antara 45-59 tahun, usia lanjut (elderly) antara 60-74 tahun, dan usia lanjut tua
(old) antara 75-90 tahun, serta usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun
(Nugroho, 2008).
Menurut Depkes RI batasan lansia terbagi dalam empat kelompok yaitu
pertengahan umur usia lanjut/virilitas yaitu masa persiapan us ia lanjut yang
menampakkan keperkasaan fisik dan kematangan jiwa antara 45-54 tahun, usia
lanjut dini/prasenium yaitu kelompok yang mulai memasuki usia lanjut antara
55-64 tahun, kelompok usia lanjut/senium usia 65 tahun keatas dan usia lanjut
TESIS
dengan risiko tinggi yaitu kelompok yang berusia lebih dari 70 tahun atau
kelompok usia lanjut yang hidup sendiri, terpencil, tinggal dip anti, menderita
penyakit berat, atau cacat.
2.1.3
Teori Penuaan
Menurut Nugroho (2008), teori penuaan dibagi dalam tiga kelompok,
yaitu:
1.
Teori Genetik
a.
b.
2.
Teori Nongenetik
a.
yang
berulang
dapat
menyebabkan
berkurangnya
TESIS
d.
e.
Teori fisiologis
Teori ini merupakan teori intrinsic dan ekstrinsik. Terdiri atas
teori oksidasi stress, dan teori dipakai-aus (wear and tear theory).
Disini terjadi kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel tubuh lelah
terpakai (regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan
lingkungan internal).
3.
Teori sosiologis
a.
TESIS
TESIS
kemampuan
jaringan
untuk
memeperbaiki
diri/mengganti
dan
Perubahan sel
Perubahan sel dan ekstrasel pada lansia
mengakibatkan
TESIS
b.
Perubahan kardiovaskular
Perubahan struktur jantung dan sistem vaskuler mengakibatkan
penurunan kemampuan untuk berfungsi secara efisien. Katup jantung
menjadi lebih tebal dan kaku, jantung serta arteri kehilangan
elastisitasnya. Timbunan kalsium dan lemak berkumpul di dalam
dinding arteri, vena menjadi sangat berkelok-kelok.
c.
d.
Perubahan kulit
Bertambahnya usia mempengaruhi fungsi dan penampilan kulit,
dimana epidermis dan dermis menjadi lebih tipis, jumlah serat elastik
berkurang dan kolagen menjadi lebih kaku. Lemak subkutan terutama di
ekstremitas berkurang. Hilangnya kapiler di kulit mengakibatkan
penurunan suplai darah, kulit menjadi hilang kekenyalannya, keriput dan
menggelambir. Pigmentasi rambut menurun dan rambut menjadi
beruban, distribusi pigmen kulit tidak rata dan tidak beraturan
terutama pada bagian yang selalu terpajan sinar matahari. Kulit
menjadi lebih kering dan rentan terhadap iritasi karena penurunan
aktivitas
TESIS
kelenjar
sebasea
dan
kelenjar
keringat
sehingga
Perubahan psikososial
Pada lansia yang dulunya bekerja dan mengalami pensiun akan
mengalami kehilangan finansial, status, teman dan kegiatan. Seorang
lansiajuga merasakan atau sadar akan kematian, mengalami panyakit kronis
dan ketidakmampuan, terjadi rangakaian dari kehilangan, serta hilangnya
kekuatan dan ketegapan fisik (Nugroho, 2008).
Biasanya
sifat-sifat
streotipe
para
lansia
sesuai
dengan
Tipe konstruktif
Orang ini mempunyai integritas baik, dapat menikmati hidupnya.
b.
mempunyai
Tipe Defensif
Orang ini biasanya dulunya
mempunyai
pekerjaan/jabatan
TESIS
dikontrol, memegang
teguh
menganggap
orang
lain
yang
menyebabkan
mengadu
untung
pada
tak
bahagia,
kesepian,
kurang
berharga,
atau
karena
berkurangnya
TESIS
terjadi pada orang usia lanjut yang hidup sendiri atau tinggal di
Institusi atau panti panti werdha/jompo (Almatsier, 2011).
5.
Perkembangan spiritual
Menurut Caroline (2007) yang mengutip pendapat Hiatt (2000),
perkembangan spiritual sangatlah personal dan melibatkan
serangkaian
langkah atau siklus yang terjadi tidak dalam urutan teratur atau urutan
waktu dalam hidup seseorang. Tidak seperti perkembangan fisik atau
psikologis, perkembangan spiritual melalui cara yang ganjil : paruh pertama
hidup terdiri dari dari perkembangan ego, dalam tengah umur orang itu
merasa bahwa ego sangatlah dangkal dan mulai mengubah identitas diri
pada diri sejati (yakni: bagian dari pribadi manusia yang tidak tergantung
pada sejarah hidup tertentu dan pilihan yang dibuat). Diri pribadi ini
merupakan cerminan psikologis dari spirit, dan pada periode hidup inilah
rupanya manusia sungguh-sungguh menjadi makhluk spiritual. Kesadaran
spiritual sering dipicu oleh pengalaman hidup, seperti, memiliki anak,
mengalami penyakit, mengahdapi maut atau kematian orang lain, atau
menghadapi krisis dalam relasi personal. Pengalaman lain yang bisa
ditambahkan untuk mengenalkan penyadaran spiritual adalah berdoa,
melakukan kegiatan fisik, mendengarkan musik, menikmati karya seni dan
tinggal sendirian.
Menurut Tamher (2009) yang mengutip pendapat Zuckerman
(2003), lansia yang religious ternyata usianya lebih panjang dibandingkan
para lansia yang tidak menjalankan ibadah. Bahkan pada mereka yang tidak
religious ternyata angka kematiannya dua kali lebih besar dibandingkan
TESIS
Lansia Panti
Panti Werdha merupakan suatu institusi hunian bersama dari para lansia
2.
Bimbingan keagamaan.
3.
Pelayanan
kesehatan,
penyuluhan
kesehatan,
pemeriksaan
dokter,
5.
Kegiatan-kegiatan
bersama
untuk
meningkatkan
kebersamaan
dan
interaksi sosial.
TESIS
6.
7.
Konseling.
8.
9.
2.1.6
Lansia Rumah
Menurut Demartoto (2007) yang dikutip oleh Setyoadi (2010) pelayanan
dan masyarakat
cenderung
sulit
2.2.1
tangga agar sadar, mau, serta mampu melakukan perilaku hidup sehat (Suratno &
Rismiati, 2001). S edangkan m enurut K otler (2002) pola h idup s ehat ad alah
gambaran d ari ak tivitas a tau k egiatan s eseorang yang di dukung ol eh ke inginan
TESIS
dan panjang umur atau sebaliknya. Mengatur pola makan setelah berusia 40 tahun
keatas, s angatlah p enting. A supan g izi s eimbang s angat d iperlukan t ubuh jika
ingin aw et m uda d an b erusia l anjut d alam k eadaan t etap s ehat. T idak d apat
disangkal, ba nyak ke ndala y ang di hadapi m anusia s aat memasuki p ertambahan
usia dan mulai menua. Terutama bila sejak muda tidak menerapakan pola hidup
sehat at au s udah t erserang b eragam p enyakit s eperti s troke, h ipertensi, j antung,
dan s ebagainya. Bahkan ke tajaman pe nglihatan m anusia s udah b erkurang s ejak
berusia 4 0 t ahun. K emampuan tersebut berkurang t erutama u ntuk m elihat j arak
dekat sehingga memerlukan kaca mata berlensa cembung. Keadaan ini tidak dapat
dihindari, n amun m udah d iatasi d engan m enggunakan k acamata. P enyebabnya
bisa bermacam-macam namun lebih sering karena ketuaan itu sendiri dan akibat
hipertensi (Hanata, 2010).
Masa t ua b agi s ebagian m asyarakat ad alah m asa y ang m enakutkan o leh
karena itu berbagai upaya dilaukan untuk menyiapkan investasi kesehatan diusia
tua. Penuaan adalah sebuah proses alami. Setiap orang akan mengalami fase yang
mengarah ke pada pe nuaan. S eseorang d ianggap b erhasil m enjalani p roses
penuaan j ika da pat t erhindar da ri b erbagai pe nyakit, org an t ubuhnya da pat
berfungsi d engan b aik, s erta k emampuan b erfikirnya at au k ognitif m asih t ajam.
Para lansia yang berhasil mempertahankan fungsi gerak dan berfikirnya dianggap
berhasil m enghadapi p enuaan s ehingga d apat b ekerja ak tif t erutama d isektor
TESIS
TESIS
sebagai berikut:
1.
2.
Olah raga yang teratur mencakup kualitas (gerakan) dan kuantitas dalam
arti frekuensi dan waktu yang digunakan untuk olah raga. Dengan
sendirinya kedua aspek ini akan tergantung dari usia, dan status kesehatan
yang bersangkutan.
3.
4.
TESIS
Mengendalikan stres. Stres akan terjadi pada siapa saja, lebih sebagai akibat
tuntutan hidup yang keras seperti diatas. Kecenderungan stres meningkat
pada setiap orang. Stres tidak dapat kita hindari, yang penting dijaga agar
stres
tidak
menyebabkan
gangguan
kesehatan.
Kita
harus
dapat
Perilaku atau gaya hidup yang positif bagi kesehatan. Misalnya, tidak
berganti ganti pasangan dalam hubungan seks, penyesuaian diri kita
dengan lingkungan dan sebagainya (Notoatmodjo, 2007).
Sasaran perilaku h idup s ehat pada lansia yang kurang baik akan
menimbulkan berbagai penyakit. Dengan demikian untuk mengurangi prevalensi
dampak buruk tersebut, maka perlu diterapkan sasaran perilaku hi dup s ehat
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.
Kebersihan Kulit
Memelihara kebersihan kulit, harus memperhatikan kebiasaan berikut:
2.
a.
b.
c.
d.
Kebersihan Rambut
Menurut I rianto (200 7) u ntuk s elalu m emelihara r ambut d an k ulit
TESIS
kepala d an k esan can tik s erta t idak b erbau ap ek, p erlu d iperhatikan h al-hal
sebagai berikut :
a.
Memperhatikan kebersihan rambut dengan m encuci rambut sekurangkurangnnya dua kali seminggu
3.
b.
c.
Kebersihan Gigi
Hal-hal yang pe rlu diperhatikan d alam m enjaga k ebersihan g igi
adalah sebagai berikut:
4.
a.
Menggosok gigi secara benar dan teratur dianjurkan setiap habis makan
b.
c.
d.
e.
5.
a.
b.
c.
Membersihkan lingkungan
d.
TESIS
dalam arti d an fre kuensi y ang di gunakan unt uk be rolah ra ga. D engan
demikian ak an m enentukan s tatus k esehatan s eseorang. D orongan be rolah
raga secara teratur dapat memelihara jantung, peredaran darah dan frekuensi
nadi. Macam-macam olah raga dapat kita lakukan antara lain bersepeda, lari,
berenang dan senam (Irianto, 2007).
6.
7.
TESIS
2.3
Kualitas Hidup
2.3.1
their position in life in the context of the culture and value systems in which they
live and in relation to their goals, expectations, standards and concerns'.
Kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai posisi mereka dalam
kehidupannya dalam lingkup budaya dan sistem nilai kehidupan mereka serta
dalam hubungan dengan tujuan, harapan, standar yang mereka anut dan
perhatian. Definisi ini juga menggambarkan suatu konsep dengan sebaran yang
luas yang dipengaruhi oleh keadaan kompleks dari kesehatan fisik individu,
psikis, derajat ketergantungan, hubungan sosial dan hubungan mereka terhadap
lingkungannya (WHO, 2004).
Definisi sehat ini adalah keadaan kemampuan fisik, mental dan sosial
bukan saja tidak adanya penyakit atau kecacatan. Definisi ini menekankan pada
mind and body, serta hubungannya dengan aspek sosial dan kesejahteraan.
Nakajima pada tahun 1998 mengungkapkan bahwa sehat merupakan hak asasi
yang utama bagi manusia, oleh karena itu sehat tidak hanya memperpanjang
hidup
dalam
memperpanjang
pengertian f isik
umur
dengan
saja
akan
tetapi
mengurangi kecacatan,
menekankan
pada
disabilitas
serta
meningkatkan proteksi kesehatan yang lebih besar. Berdasarkan hal itu, sehat
didefinisikan sebagai rasio kesehatan baik dalam proporsi kesehatan yang baik
maupun buruk diukur dengan indikator health expectancy (WHO, 2004).
TESIS
2.3.2
TESIS
1.
2.
3.
4.
WHOQOL-BREF juga mengukur 2 facets dari kualitas hidup secara umum yaitu:
1.
2.
negara m enunjukkan
TESIS
c.
2.
Domain Psikologis
WHOQOL membagi domain psikologis pada lima bagian, yaitu:
a.
Perasaan positif
Aspek ini menguji seberapa banyak pengalaman perasaan
positif individu dari kesukaan, keseimbangan, kedamaian, kegembiraan,
harapan, kesenangan dan kenikmatan dari hal-hal baik dalam hidup.
Pandangan individu, dan perasaan pada masa depan merupakan bagian
penting dari segi ini.
b.
TESIS
ini
mengeksplor
pandangan
individu
terhadap
Harga diri
Aspek ini menguji apa yang individu rasakan tentang diri mereka
sendiri. Hal ini bisa saja memiliki jarak dari perasaan positif sampai
perasaan yang ekstrim negatif tentang diri mereka sendiri. Perasaan
seseorang dari harga sebagai individu dieksplor. Aspek dari harga diri
focus dengan perasaan individu dari kekuatan diri, kepuasan dengan
diri dan kendali diri.
d.
e.
Perasaan negatif
Aspek ini fokus pada seberapa banyak pengalaman perasaan
negatif
individu, termasuk
patah
semangat,
perasaan
berdosa,
hidup.
Segi
ini
termasuk
pertimbangan
dari seberapa
TESIS
3.
Pergerakan
Aspek ini menguji pandangan individu terhadap kemampuannya
untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain, bergerak di sekitar
rumah, bergerak di sekitar tempat kerja, atau ke dan dari pelayanan
transportasi.
b.
c.
d.
Kapasitas pekerjaan
Aspek ini menguji penggunaan energi individu untuk bekerja.
TESIS
Bekerja
didefenisikan sebagai
aktivitas
besar dimana
individu
Hubungan perorangan
Aspek
ini
menguji
tingkatan
perasaan
individu
pada
Dukungan sosial
Aspek ini menguji apa yang individu rasakan pada tanggung
jawab, dukungan, dan tersedianya bantuan dari keluarga dan teman.
Aspek ini fokus pada seberapa banyak yang individu rasakan pada
dukungan keluarga dan teman, faktanya pada tingkatan mana individu
tergantung pada dukungan di saat sulit.
c.
Aktivitas seksual
Aspek ini fokus pada dorongan dan hasrat pada seks, dan
tingkatan dimana individu dapat mengekspresikan dan senang dengan
hasrat seksual yang tepat.
TESIS
5.
Domain Lingkungan
WHOQOL membagi domain lingkungan pada tujuh bagian, yaitu:
a.
b.
Lingkungan rumah
Aspek ini menguji tempat yang terpenting dimana individu
tinggal
Sumber penghasilan
Aspek ini mengeksplor pandangan individu pada sumber
penghasilan (dan sumber penghasilan dari tempat lain). Fokusnya pada
apakah individu dapat mengahasilkan atau tidak dimana berakibat pada
kualitas hidup.
d.
e.
TESIS
peka pada apa yang terjadi. Termasuk program pendidikan formal, atau
pembelajaran orang dewasa atau aktivitas di waktu luang, baik dalam
kelompok atau sendiri.
f.
g.
h.
Transportasi
Aspek ini menguji pandangan individu pada seberapa mudah
untuk menemukan dan menggunakan pelayanan transportasi.
6.
ini
menguji
kepercayaan
individu
dan
bagaimana
dampaknya pada kualitas hidup. Hal ini bisa membantu individu untuk
mengkoping kesulitan hidupnya, memberi
kekuatan
pada
pengalaman,
TESIS
Sedangkan 4 dom
Aktivitas sehari-hari
Menggambarkan ke sulitan da n k emudahan y ang di rasakan
individu pada saat melakukan kegiatan sehari-hari.
b.
c.
d.
Mobilitas
Menggambarkan t ingkat pe rpindahan y ang m ampu di lakukan
oleh individu dengan mudah dan cepat.
e.
f.
TESIS
g.
Kapasitas kerja
Menggambarkan kemampuan yang dimiliki oleh individu.
2.
Domain Psikologis
a.
b.
Self-estem
Menggambarkan
bagaimana
individu
menilai
atau
Perasaan positif
Item yang m engacu k epada s eberapa b anyak p engalaman
perasaan p ositif i ndividu da ri ke sukaan, ke seimbangan, ke damaian,
kegembiraan, h arapan, k esenangan d an k enikmatan d ari h al-hal b aik
dalam h idup. P andangan i ndividu d an p erasaan p ada masa d epan
merupakan bagian penting dari segi ini.
d.
Perasaan negatif
Berfokus pada seberapa banyak pengalaman perasaan negatif
individu, termasuk patah s emangat, perasaan berdosa, kesedihan,
keputusasaan, k egelisahan, k ecemasan, d an k urang b ahagia dalam
hidup.
TESIS
e.
Hidup
Menggambarkan s ejauh mana individu m erasakan kehidupannya
atau sejauh mana individu merasakan hidupnya berarti.
f.
ndangan i
ndividu t
erhadap
pemikiran,
Dukungan sosial
Item yang m engacu p ada ap a y ang d irasakan i ndividu p ada
tanggung j awab, dukun gan, da n t ersedianya ba ntuan da ri ke luarga da n
teman. H al i ni be rfokus k epada a pa y ang di rasakan i ndividu pa da
dukungan k eluarga d an t eman, faktanya pada tingkatan mana individu
tergantung pada dukungan di saat sulit.
b.
Aktivitas seksual
Tingkatan p erasaan i ndividu p ada p ersahabatan, c inta, d an
dukungan da ri hubung an yang de kat dalam ke hidupannya. T ingkat
dimana i ndividu m erasa m ereka b isa b erbagi p engalaman b aik s enang
maupun sedih dengan orang yang dicintai.
c.
Relasi sosial
Menggambarkan hubungan individu dengan orang lain.
4.
Domain Lingkungan
Domain l ingkungan m erupakan d imensi yang m enilai h ubungan
TESIS
Sumber finansial
Merupakan item y ang m engeksplor p andangan i ndividu pa da
sumber p enghasilan. Fokusnya i tem i ni ad alah apakah i ndividu d apat
menghasilkan atau tidak yang berakibat pada kualitas hidup individu.
b.
ingkat k
d.
Lingkungan rumah
Item yang m enguji t empat y ang t erpenting d imana i ndividu
tinggal ( tempat p erlindungan d an m enjaga b arang-barang). K ualitas
sebuah r umah d apat d inilai d ari k enyamanan, t empat t eraman i ndividu
untuk tinggal.
e.
TESIS
atau aktivitas pada waktu luang baik dalam kelompok maupun sendiri.
f.
Lingkungan fisik
Pandangan i ndividu p ada l ingkungannya. Hal i ni m encakup
kebisingan, polusi, iklim, dan estetika lingkungan dimana pelayanan
ini dapat meningkatkan atau memperburuk kualitas hidup.
h.
Transpotasi
Pandangan individu pada seberapa mudah untuk menemukan dan
menggunakan pelayanan transportasi.
2.3.3
hidup lansia yang tinggal dikota dengan yang tinggal di pinggiran kota, kualitas
hidup lansia yang tinggal di pinggiran kota lebih rendah dari yang tinggal
dikota, menurutnya ada 3 hal yang sangat penting dalam menentukan kualitas
hidup pada lansia yaitu persepsi individu tentang kesehatannya, persepsi
tentang keuangannya dan persepsi waktu luang/kesendiriannya. Faktor yang
berpotensi penting dalam mempengaruhi kualitas hidup lansia yaitu:
1.
Sosiodemografi
Sosiodemografi berasal dari kata utama sosio dan demografi.
Demografi yakni ilmu yang mempelajari tentang ukuran, karakteristik serta
perubahannya (Anderson dan McFarlene, 2000). Komponen demografi
digunakan dalam penelitian sosial dengan variabel seperti gender/jenis
TESIS
yang mempengaruhi
Usia
Moons, Marquet, Budst, dan de Geest (2004) dan Dalkey
(2002) m engatakan bahwa usia adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi ku alitas
hidup.
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
TESIS
b.
Gender/Jenis kelamin
Moons, Marquet, Budst, dan de Geest (2004) m engatakan bahwa
gender adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup. Bain,
dkk (2003) m enemukan a danya pe rbedaan a ntara kua litas hi dup a ntara
laki-laki dan perempuan, dimana kualitas hidup laki-laki cenderung lebih
baik daripada kualitas hidup perempuan. Bertentangan dengan penemuan
Bain, W ahl, Rus toen, H anestad, Lerdal & M oum (2004) m enemukan
bahwa k ualitas h idup p erempuan c enderung l ebih t inggi d aripada l akilaki. Fadda dan Jiron (1999) mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan
memiliki p erbedaan d alam p eran s erta ak ses d an k endali t erhadap
berbagai sumber sehingga kebutuhan/ hal-hal yang penting bagi laki-laki
dan p erempuan j uga ak an b erbeda. H al i ni m engindikasikan ad anya
perbedaan a spek-aspek ke hidupan da lam hubung annya de ngan kua litas
hidup pa da l aki-laki d an p erempuan. ( Ryff & S inger d alam P apalia,
Sterns, Feldman, & Ca mp, 2007) m engatakan ba hwa s ecara um um,
kesejahteraan l aki-laki d an p erempuan t idak j auh b erbeda, n amun
perempuan l ebih ba nyak t erkait de ngan aspek hubung an yang be rsifat
positif s edangkan k esejahteraan t inggi pada p ria l ebih t erkait d engan
aspek pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik.
c.
Pendidikan
Moons, Marquet, Budst, dan de Geest (2004) dan Baxter (1998)
mengatakan bahwa tingkat pendidikan adalah salah satu faktor yang
dapat m empengaruhi
kualitas
hidup
subjektif.
Penelitian
yang
TESIS
Pekerjaan
Moons, Marquet, Budst, dan de Geest (2004) mengatakan bahwa
terdapat p erbedaan kualitas hidup antara penduduk yang berstatus
sebagai pelajar, penduduk yang bekerja, penduduk yang tidak bekerja
(atau sedang mencari pekerjaan), dan penduduk yang tidak mampu
bekerja (atau memiliki disablity tertentu). Wahl, Rustoen, Hanestad,
Lerdal
&
Status pernikahan
Moons, Marquet, Budst, dan de Geest (2004) mengatakan bahwa
terdapat p erbedaan
kualitas
hidup
antara
individu
yang
tidak
TESIS
Rogers; Clemente & Sauer; Glenn & Weaver, dalam Lee, 1998).
Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahl, Rustoen,
Hanestad, Lerdal & Moum (2004) menemukan bahwa baik pada pria
maupun wanita, individu dengan status m enikah atau koh abitasi
memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi.
f.
Penghasilan
Baxter, dkk (1998) dan Dalkey (2002) menemukan adanya
pengaruh dari faktor demografi berupa penghasilan dengan kualitas
hidup yang dihayati s ecara subjektif. Penelitian yang d ilakukan oleh
Noghani, Asgharpour, S afa, dan Kermani (2007) juga menemukan
adanya kontribusi yang l umayan dari faktor penghasilan terhadap
kualitas hidup subjektif namun tidak banyak.
g.
Etnis
Penelitian dan argumentasi yang mengindikasikan adanya
pengaruh dari faktor budaya terhadap kualitas hidup oleh Fadda dan
Jiron (1999) mengatakan bahwa kualitas hidup bervariasi antara
individu yang tinggal di kota/wilayah satu dengan yang lain bergantung
pada konteks budaya, sistem, dan berbagai kondisi yang berlaku pada
wilayah tersebut. Selain itu, terdapat b anyak argumentasi yang
mengatakan bahwa faktor budaya memiliki peran p enting
dalam
TESIS
Status Kesehatan
WHO (2004) menyebutkan bahwa status kesehatan adalah suatu
variabel yang memiliki makna dari kondisi fungsional, sosial dan kultural,
keluhan s ubyektif
dan
sosiopsikologi
yang
mempengaruhi
peran,
TESIS
b.
c.
d.
e.
f.
Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit gula (diabetes mellitus).
g.
Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai
deteksi awal adanya penyakit ginjal.
h.
i.
Meja
pendaftaran
lansia,
pengukuran
tinggi
badan
dan
c.
d.
dalam
kehidupan,
seperti
TESIS
Dukungan Sosial
Orford (1992) menyatakan bahwa dukungan sosial adalah
kenyamanan, p erhatian, dan penghargaan yang diandalkan pada saat
individu mengalami kesulitan. Dukungan sosial ini lebih mengarah pada
variabel tingkat individual, merupakan sesuatu yang dimiliki tiap orang
dan dapat di ukur dengan pertanyaan tertentu. Tingkat dukungan sosial ini
tergantung pada kebiasaan seseorang atau kemampuan sosial seseorang.
Konstruk ini d apat diukur dengan mengetahui aspek
dukungan sosial
TESIS
iegel (2008)
lain
masyarakat sekitar.
a.
TESIS
1) Dukungan Instrumental
Dukungan instrumental adalah dukungan berupa bantuan
dalam bentuk nyata atau dukungan material. Menurut Jacobson
(Orford, 1992) dukungan ini mengacu pada penyediaan benda
benda dan layanan untuk memecahkan masalah praktis dalam.
Begitu juga dengan Will (Orford, 1992) yang menyatakan bahwa
dukungan
ini
meliputi
aktivitas-aktivitas
seperti penyediaan
informasional
adalah
dukungan
berupa
TESIS
ini dapat
berupa
pemberian
informasi kepada
dapat
ditingkatkan
dengan
mengkomunikasikan
Tolsdorf d an
Wills
(Orford,
1992),
TESIS
seseorang
dari
masalah
yang
mengganggu
serta
TESIS
dengan
meminjamkan
individu
tersebut,
Contohnya,
individu
memiliki
seseorang
yang memberikan
solusi
terhadap
TESIS
berasal luar yakni berupa dukungan keluarga dan lingkungan (Lee, 1999).
a.
Dukungan keluarga
Dukungan keluarga didefinisikan oleh Gottlieb (1983) sebagai
konfirmasi verbal dan nonverbal, saran, bantuan yang n yata atau
tingkah laku yang diberikan oleh orang-orang yang akrab de ngan
subyek
di
dalam
lingkungan
keluarganya.
Pendapat
senada
sosial,
adanya
pengakuan ke tergantungan
yang dapat
merupakan
salah
satu
hal
posisif
yang
dapat
menghubungkan antara anak dengan orang tua (Chen, 1992 dalam Lee,
1999). Saat ini b anyak lansia yang hanya memiliki kurang dari satu
anggota keluarga d ekat dan pasangan merupakan satu-satunya teman
hidup lansia. B anyak anggota keluarga tinggal jauh dan kurang
bertanggungjawab terhadap orang tuanya (Lee, 1999).
TESIS
Dukungan
keluarga
dapat
diukur
dengan
menggunakan
Dukungan lingkungan
Dukungan lingkungan merupakan salah satu bentuk sumber
daya e ksternal yang ada disekitar individu sebagai bentuk dukungan
sosial y ang dapat mempengaruhi kualitas hidup lansia (Lee, 1999).
Bentuk dukungan sosial dapat berupa dukungan instrumental (tangible
assisstance), informasi, emosional, harga diri dan dukungan kelompok
sosial (Taylor, 1999 dalam creasoft.wordpress.com, 2008). Dukungan
lingkungan yang baik akan dapat menjaga fisik, mental dan sosial lansia.
Menurut Lawton (1987 dalam Lee, 1999) faktor lingkungan adalah
sesuatu yang lebih h olistik dan sangat berpengaruh terhadap lansia.
Dalam konteks dukungan sosial lingkungan dapat diartikan sebagai
semua komponen yang ada diluar lansia yang berpengaruh terhadap
lansia, antara lain tempat, benda, orang, ide, kepercayaan, organisasi,
sistem tranportasi, keamanan, privacy, hubungan dengan orang lain,
budaya dan kebijakan (Cookman, 1996 dalam Lee, 1999).
Pungukuran terhadap tingkat dukungan lingkungan dilakukan
dengan Supportive Environment Scale (SES), yang berisi opini
seseorang terhadap kondisi rumahnya dan lingkungan komunitas.
TESIS
2.4
2.4.1
promosi kesehatan agar dapat membuat keputusan yang efektif p ada setiap tahap
di pe rencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi de ngan menggunakan suatu kerangka
kerja (Bartholomew, 2006).
2.4.3
an
TESIS
Evaluation
Step 1
Need Assesment
Step 2
Matrices
Step 3
Theory-Based
Methods and
Practical Strategies
Step 4
Program
Step 5
Adoption and
Implementation
Plan
Step 6
Evaluation Plan
Implementation
TESIS
TESIS
b.
TESIS
HEALTH
PROMOTION
Health
Education
Phase 4
Education &
Organizational
Diagnosis
Phase 3
Behavioral &
Environmental
Diagnosis
Phase 2
Epidemiological
Diagnosis
Predisposing
factors
Reinforcing
factors
Behavior and
lifestyle
Health
Policy
Regulation
Organization
Phase 6
Implementation
Phase 1
Social
Diagnosis
Predisposing
factors
Phase 7
Process
Evaluation
Quality of life
Environment
Phase 8
Impact
Evaluation
Phase 9
Outcome
Evaluation
PROCEED
TESIS
Langkah-langkah Precede-Proceed
1) Fase 1: Diagnosis Sosial (Social Need Assessment)
Diagnosis so sial ad alah p roses p enentuan p ersepsi
masyarakat terhadap k ebutuhannya at au terhadap k ualitas h idupnya
dan aspirasi m asyarakat untuk m eningkatkan kua litas hidupnya
melalui p artisipasi d an p enerapan b erbagai i nfomasi y ang d idesain
sebelumnya. Untuk m engetahui m asalah sosial digunakan i ndikator
sosial. P enilaiaan d apat d ilakukan atas dasar d ata s ensus a taupun
vital s tatistik y ang ad a, m aupun d engan m elakukan p engumpulan
data s ecara l angsung d ari m asyarakat. B ila d ata l angsung
dikumpulkan da ri m asyarakat, m aka pe ngumpulan da tanya dapat
dilakukan de ngan i nforman kunc i, foru m y ang a da di m asyarakat,
Focus Group Discussion (FGD), nominal group process, dan survei.
2) Fase 2: Diagnosis Epidemiologi
Masalah kesehatan m erupakan h al yang sangat b erpengaruh
terhadap kualitas hidup seseorang. Efek yang ditimbulkannya dapat
secara langsung m aupun t idak langsung, s ebagai co ntoh premature
heart disease, langsung m empengarurhi kua litas hi dup s eseorang,
sedangkan m alnutrisi m emberikan ef ek t idak langsung t erhadap
kualitas hi dup ka rena h anya a kan m enurunkan produkt ifitas ke rja
seseorang. Pada fase ini dicari faktor kesehatan yang mempengaruhi
kualitas h idup s eseorang m asyarakat. O leh s ebab i tu, m asah
kesehatan h arus d igambarkan s ecara r inci b erdasarkan d ata y ang
ada,baik yang berasal dari data lokal regional maupun nasional. Pada
TESIS
fase ini harus di identifikasi siapa atau kelompok mana yang terkena
masalah k esehatan ( umur, j enis k elamin, s uku d an lain-lain)
bagaimana p engaruh at au ak ibat d ari masalah k esehatan t ersebut
(mortalitas, m orbiditas, disability, t anda d an g ejala y ang d i
timbulkan) d an b agaimana car a m enaggulangi m asalah k esehatan
tersebut ( imunisasi, perawatan/pengobatan, perubahan l ingkungan
maupun perubahan p erilaku). I nformasi ini s angat d i p erlukan
untuk menetapkan prioritas masalah, yang biasanya didasarkan atas
pertimbangan b esarnya m asalah d an ak ibat ditimbulkannya serta
kemungkinan untuk di ubah.
3) Fase 3 : Diagnosis perilaku dan lingkungan
Pada fase i ni s elain diidentifikasikan m asalah p erilaku
yang
mempengaruhi m
asalah k
esehatan j
uga
mempengaruhi s
TESIS
tatus
kesehatan
perilaku y ang
seseorang,
digunakan
indikator
perilaku s
eperti: p
emanfaatan
pelayanan
esehatan d
an p
erilaku
yang be
rhubungan
ktor p erilaku da
lingkungan be
rdasarkan
TESIS
TESIS
TESIS
pertanggungjawabkan pa
da pe
nentu ke
bijakan,
TESIS
implementation,
evaluation,
recource
mobilization
and
TESIS
of
community
history
(pemahaman s ejarah
masyarakat)
8) Community power (kekuatan masyarakat)
9) Community values (nilai masyarakat)
10) Critical refection (pemikiran kritis)
Metode da lam m elakukan p enilaian k ebutuhan d an k apasitas
dapat d ilakukan d alam b eberapa c ara y aitu i nterview d engan i nforman
(in-depth i nterview), s urvei, p ertemuan, d okumentasi d ari ca tatan
partisipan dan perencanaan program.
d.
2.
TESIS
yang d ipilih
(yaitu,
individu m elalui
masyarakat)
yang
b.
c.
d.
Performance
Objective
attitude
TESIS
Personal Determinant
External Determinant
Skill & Knowledge Outcome Cues Reinforcement Norm
Self
expectation
Efficacy
3.
dan
masyarakat
untuk
mempengaruhi
b.
empengaruhi
perubahan da
lam
faktor pe
nentu
dan
TESIS
d.
e.
4.
b.
Membuat cakupan program dan urutan, tema dan daftar materi program
yang dibutuhkan.
c.
d.
TESIS
5.
e.
f.
dengan
determinan
pribadi da
eksternal.
Yang
TESIS
b.
c.
d.
e.
6.
(Bartholomew, 2006) :
a.
TESIS
b.
c.
d.
TESIS
e.
f.