Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan suatu perusahaan tidak terlepas dari sumber daya manusia.
Setiap manusia diharapkan dapat menjadi sumber daya siap pakai dan mampu
membantu tercapainya tujuan perusahaan dalam bidang yang dibutuhkan. Pada
dasarnya, kekuatan yang ada dalam suatu perusahaan terletak pada orang-orang
yang ada dalam perusahaan tersebut. Apabila tenaga kerja diperlakukan secara
tepat, maka perusahaan akan mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang
diinginkan oleh perusahaan.1 Dari uraian tersebut, didapatkan bahwa faktor
sumber daya manusia memegang peranan penting dan utama dalam proses
produksi, karena proses produksi tidak akan berjalan tanpa dukungan dan
keberadaan sumber daya manusia.
Masalah yang sering muncul dalam perusahaan saat ini adalah menurunnya
produktivitas kerja karyawan. Tidak jarang para karyawan dalam suatu
perusahaan dihadapkan pada persoalan di dalam keluarga maupun perusahaan.
Tekanan persoalan dapat berupa aspek emosional dan fisik, terbatasnya biaya
pemeliharaan kesehatan, dan akhirnya berlanjut pada penurunan produktivitas
kerja karyawan. Pihak manajemen perusahaan seharusnya mampu
mengakomodasi persoalan karyawan sejauh yang terkait dengan kepentingan
perusahaan. Pertimbangannya adalah bahwa unsur keselamatan dan kesehatan
karyawan memegang peranan penting dalam peningkatan mutu kerja karyawan.2
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan,
karena dampak kecelakaan dan penyakit akibat kerja tidak hanya merugikan
karyawan, tetapi juga perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Kondisi lingkungan kerja seringkali kurang membantu tenaga kerja untuk
mengoptimalkan proses produksi seperti lingkungan kerja sering dipenuhi debu,
uap, gas, atau asap yang bisa mengganggu kesehatan dan keselamatan
produktivitas kerja.3

1
2

PT Artha Trimustika merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam


sektor industri tekstil. Kegiatan usaha utama dari perusahaan ini adalah persiapan
dyeing (celup), printing (pencetakan) kain, dan finishing. Sistem produksi yang
dijalankan adalah membuat produk berdasakan pesanan. Salah satu bagian yang
dikunjungi dalam pembelajaran luar kelas adalah bagian boiler yang berfungsi
untuk mengubah air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi
dengan memanaskan air yang berada didalam pipa-pipa dengan memanfaatkan
panas dari hasil pembakaran bahan bakar yaitu low batu bara. Suhu yang
digunakan pada mesin ini sekitar 1600C, sehingga hasil uap yang dihasilkan
berguna untuk mesin pada bagian dryer (pengeringan). Selain steam boiler,
terdapat mesin oil boiler untuk menghasilkan panas. Proses kerjanya hampir sama
dengan steam boiler, namun pada oil boiler menggunakan bahan high batu bara.
Hasil panas dari boiler ini akan digunakan untuk mesin pada bagian stenter
(setrika) pada salah satu proses pembuatan kain. Dalam 1 mesin boiler digunakan
batu bara sebanyak 18 ton yang diangkut oleh 5 pekerja. Akibat mengangkut
beban batu bara, para pekerja dapat terkena penyakit akibat kerja yang salah satu
contohnya adalah frozen shoulder.
Frozen Shoulder atau adhesive capsulitis adalah suatu kelainan pada sendi
bahu berupa kekakuan dan rasa nyeri. Kondisi ini menyebabkan terbatasnya
pergerakan bahu penderita hingga kadang tidak dapat digerakkan sama sekali.4
Frozen Shoulder diklasifikan menjadi 2 tipe yaitu primer dan sekunder. Kelainan
primer yaitu kelainan yang tidak diketahui penyebabnya sedangkan sekunder
biasanya di sebabkan oleh trauma atau immobilisasi. Terjadinya Frozen Shoulder
diawali oleh proses adhesi, proses tersebut biasanya terjadi akibat adanya
kerusakan yang dapat diakibatkan oleh gerakan berlebihan secara terus menerus
seperti yang dilakukan oleh pekerja di PT Artha Trimustika yang bekerja di
bagian boiler.5 Menurut epidemiologi, frozen shoulder atau dikenal dengan istilah
adhesive capsulitis terjadi pada usia antara 40-60 tahun.
3

1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya kunjungan Pembelajaran Luar Kelas ke PT. Artha Bama
adalah :
1. Memberikan wawasan proses kerja.
2. Mempelajari alur kerja mulai dari raw material hingga produk jadi.
3. Mempelajari hazard dan risiko yang dialami pekerja saat melakukan pekerjaan.
4. Mempelajari kemungkinan gangguan kesehatan yang dapat dialami oleh
pekerja.

1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Akademis
Diharapkan kegiatan ini dapat menambah pengetahuan dan informasi
tambahan mengenai proses pewarnaan kain untuk pembaca. Memberikan
gambaran pekerjaan yang dilakukan oleh perkerja beserta dengan pajanan yang
didapatkan dan penyakit yang dapat terjadi oleh suatu pajanan
1.3.2 Manfaat Perusahaan
Diharapkan kegiatan ini dapat dijadikan tambahan pengetahun dan
informasi mengenai pajanan yang terdapat pada perusahaan yang dapat
menimbulkan suatu penyakit kepada karyawan perusahaan sehingga tindakan
pencegahan dapat dilakukan secara tepat oleh perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai