WAKTU
6-8 jam
postpartum
ASUHAN
Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena
atonia uteri.
Mendeteksi dan perawatan penyebab lain
perdarahan serta melakukan rujukan bila
perdarahan berlanjut.
Memberikan konseling pada ibu dan keluarga
tentang cara mencegah perdarahan yang
disebabkan atonia uteri.
Pemberian ASI awal.
Mengajarkan cara mempererat hubungan
antara ibu dan bayi baru lahir.
Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan
hipotermi.
Setelah bidan melakukan pertolongan
persalinan, maka bidan harus menjaga ibu dan
bayi untuk 2 jam pertama setelah kelahiran
atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir
KE-2
6 hari
postpartum
2 minggu
postpartum
KE-4
6 minggu
postpartum
baru lahir
Asuhan pada 2 minggu post partum sama
dengan asuhan yang diberikan pada
kunjungan 6 hari post partum.
Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu
selama masa nifas.
Memberikan konseling KB secara dini.
(Suhermi, 2007).
D. PERUBAHAN PADA MASA NIFAS
Selama menjalani masa nifas, ibu mengalami perubahan yang bersifat fisiologis yang
meliputi perubahan fisik dan psikologik, yaitu:
1. Perubahan Fisik
a. Involusi
Involusi adalah perubahan yang merupakan
proses
kembalinya
alat
kandungan atau uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga mencapai
keadaan seperti sebelum hamil (Hacker, 2009).
Proses involusi terjadi karena adanya:
Autolysis yaitu penghancuran jaringan otot-otot uterus yang tumbuh
karena adanya hiperplasi, dan jaringan otot yang membesar menjadi lebih
panjang sepuluh kali dan menjadi lima kali lebih tebal dari sewaktu masa
hamil akan susut kembali mencapai keadaan semula. Penghancuran
jaringan tersebut akan diserap oleh darah kemudian dikeluarkan oleh
ginjal yang menyebabkan ibu mengalami beser kencing setelah
melahirkan (Hanifa, 2007).
Aktifitas otot-otot yaitu adanya kontrasi dan retraksi dari otot-otot setelah
anak lahir yang diperlukan untuk menjepit pembuluh darah yang pecah
karena adanya pelepasan plasenta dan berguna untuk mengeluarkan isi
uterus yang tidak berguna. Karena kontraksi dan retraksi menyebabkan
terganggunya peredaran darah uterus yang mengakibatkan jaringan otot
kurang zat yang diperlukan sehingga ukuran jaringan otot menjadi lebih
kecil (Hanifa, 2007).
Ischemia yaitu kekurangan darah pada uterus yang menyebabkan atropi
pada jaringan otot uterus (Hanifa, 2007).
Involusi pada alat kandungan meliputi:
1) Uterus
Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi
dan
Setelah
plasenta lahir
1 minggu
2 minggu
6 minggu
8 minggu
TFU
Berat
Uterus
Diameter Bekas
Melekat
Plasenta
Keadaan
Cervix
Lembek
Sepusat
Pertengahan
pusat symphisis
Tak teraba
Sebesar hamil 2
minggu
Normal
1000 gr
12,5 cm
500 gr
7,5 cm
350 gr
5 cm
50 gr
2,5 cm
Dapat dilalui 2
jari
Dapat dimasuki
1 jari
30 gr
(Hanifa, 2007).
2) Involusi tempat plasenta
Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh
darah besar yang tersumbat oleh trombus. Luka bekas implantasi plasenta
tidak meninggalkan parut karena dilepaskan dari dasarnya dengan
pertumbuhan endometrium baru dibawah permukaan luka. Endometrium
ini tumbuh dari pinggir luka dan juga sisa-sisa kelenjar pada dasar luka
(Hanifa, 2007).
3) Perubahan pembuluh darah rahim
Dalam kehamilan, uterus mempunyai banyak pembuluh darah yang besar,
tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang
banyak maka arteri harus mengecil lagi dalam masa nifas (Hanifa, 2007).
4) Perubahan pada cervix dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan ostium eksternum dapat dilalui oleh 2 jari,
pada akhir minggu pertama dapat dilalui oleh 1 jari saja. Karena hiperplasi
ini dan karena karena retraksi dari cervix, robekan cervix jadi sembuh.
Vagina yang sangat diregang waktu persalinan, lambat laun mencapai
ukuran yang normal. Pada minggu ke 3 post partum ruggae mulai nampak
kembali (Hanifa, 2007).
b. After pains/ Rasa sakit (meriang atau mules-mules)
disebabkan koktraksi rahim biasanya berlangsung 3 4 hari pasca persalinan.
Perlu diberikan pengertian pada ibu mengenai hal ini dan bila terlalu
mengganggu analgesik (Hanifa, 2007).
c. Lochea
Lochea adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa
nifas. Lochea bersifat alkalis, jumlahnya lebih banyak dari darah menstruasi.
Lochea
ini
berbau
anyir
dalam
keadaan
normal,
tetapi
tidak
Oxitoxin disekresi oleh kelenjar hipofise posterior dan bereaksi pada otot
uterus dan jaringan payudara. Selama kala tiga persalinan aksi oxytoxin
menyebabkan pelepasan plasenta. Setelah itu oxytoxin beraksi untuk
kestabilan kontraksi uterus, memperkecil bekas tempat perlekatan plasenta
dan mencegah perdarahan. Pada wanita yang memilih untuk menyusui
bayinya, isapan bayi menstimulasi ekskresi oxytoxin diamna keadaan ini
membantu kelanjutan involusi uterus dan pengeluaran susu. Setelah
placenta lahir, sirkulasi HCG, estrogen, progesteron dan hormon laktogen
placenta menurun cepat, keadaan ini menyebabkan perubahan fisiologis
pada ibu nifas (Hanifa, 2007).
2) Prolaktin
Penurunan estrogen menyebabkan prolaktin yang disekresi oleh glandula
hipofise
produksi susu. Pada wanita yang menyusui kadar prolaktin terus tinggi dan
pengeluaran FSH di ovarium ditekan. Pada wanita yang tidak menyusui
kadar prolaktin turun pada hari ke 14 sampai 21 post partum dan
penurunan ini mengakibatkan FSH disekresi kelenjar hipofise anterior
untuk bereaksi pada ovarium yang menyebabkan pengeluaran estrogen
dan progesteron dalam kadar normal, perkembangan normal folikel de
graaf, ovulasi dan menstruasi ((Hanifa, 2007; Mitayani, 2009).
3) Laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu ibu.
Air susu ibu ini merupakan makanan pokok, makanan yang terbaik dan
bersifat alamiah bagi bayi yang disediakan oleh ibu yamg baru saja
melahirkan bayi akan tersedia makanan bagi bayinya dan ibunya sendiri.
Selama kehamilan hormon estrogen dan progestron merangsang
pertumbuhan
kelenjar
susu
sedangkan
progesteron
merangsang
mengandung Protein 1-2 %, lemak 3-5 %, gula 6,5-8 %, garam 0,1 0,2 %
(Hacker, 2009).
Hal yang mempengaruhi susunan air susu adalah diit, gerak badan.
Banyaknya air susu sangat tergantung pada banyaknya cairan serta
makanan yang dikonsumsi ibu (Hanifa, 2007).
h. Tanda-tanda vital
Perubahan tanda-tanda vital pada massa nifas meliputi:
Parameter
Tandatanda vital
Penemuan normal
Tekanan darah < 140 / 90 mmHg,
Penemuan abnormal
Tekanan darah > 140 / 90
mmHg
(Ambarwati, 2008).
Vital Sign sebelum kelahiran bayi :
Suhu :
Nadi :
60 80 x/mnt
Segera setelah partus bradikardi
Tekanan darah :TD meningkat karena upaya keletihan dan persalinan, hal ini
akan normal kembali dalam waktu 1 jam (Bahiyatun, 2009).
Vital sign setelah kelahiran anak :
1) Temperatur : Selama 24 jam pertama mungkin kenaikan menjadi 38 0C
(100,40F) disebabkan oleh efek dehidrasi dari persalinan.
2) Kerja otot yang berlebihan selama kala II dan fluktuasi hormon setelah
24 jam wanita keluar dari febris.
3) Nadi : Nadi panjang dengan stroke volume dan cardiacc output. Nadi
naik pada jam pertama. Dalam 8 10 minggu setelah kelahiran anak,
harus turun ke rata-rata sebelum hamil.
4) Pernapasan : Pernapasan akan jatuh ke keadaan normal wanita
sebelum persalinan.
5) Tekanan darah : Tekanan darah berubah rendah semua, ortistatik
hipotensi adalah indikasi
jawab
terhadap
bayinya
dengan
berusaha
untuk
j.
Perasaan takut untuk menyakiti diri sendiri atau bayinya (Murtiningsih, 2012).
Jika pasien mengalaminya lebih dari 2 minggu, bisa jadi pasien mengalami
Post partum Depression. Apabila gejala diatas tidak disadari dan lama kelamaan
tekanan atau stres yang dirasakan semakin kuat atau semakin besar maka
penderita akan mengalami depresi pasca melahirkan yang berat (Nirwana, 2011).
Berikut adalah perbedaan gejala klinis dari Baby blue syndrome,
Postpartum Deppression dan Postpartum Psychotic
Tabel 1.1 Perbedaan Gejala Kinis dari Baby Blue Syndrome, Postpartum Deppression dan
Postpartum Psychotic
Baby Blue Syndrome
Postpartum Deppression
Terjadi pada 30-75% ibu Terjadi pada 10-15% ibu
melahirkan
melahirkan
merata
Postpartum Psychotic
Terjadi pada 0,1-0,2%
ibu melahirkan
Depresi
dengan
gangguan mood
Mudah/sering menangis
mengingkari kelahiran,
yang
menganggap
nyaman
Kebingungan
subjektif
setelah melahirkan,
menangis
biasanya 12 minggu
melahirkan
tidak mendapatkan
Berlangsung
selama
mencapai beberapa
beberapa minggu
tahun
Tidak
sosial
dan/atau anggota
keluarga
Sangat dipengaruhi
berasal
dari
anggota
pernah
penyimpangan mood
hubungannya dengan
Tidak
pengalaman
berpikir
ingin
bunuh diri
penyimpangan mood
yang pernah/sedang
ingin
menyakiti
sang
Hampir
tidak
merasa
bersalah
Bisa
kembali
normal
keluarga
mengalami
dan
penyimpangan mood.
lain
tidur,
tidak
gelisah,
curiga,
sendiri,
kata-kata
menyakitkan,
obsesi
Mengeluh
berdiri,
tidak
tidak
bisa
bisa
berjalan/bergerak
2-3
setelah
hampir
minggu
kelahiran,
selalu
dalam
kurun 8 minggu
50%
berasal
dari
yang
letih,
Mengeluh
terkendali,
meragukan
bunuh diri.
menerus
bisa
pernah
tidak berdaya.
bayi
Sangat erat
terus
memberontak)
perawan,
terpengaruh,
budaya
menikah,
tidak mendapatkan
dipengaruhi
kondisi
belum
Berlangsung selama
perawatan bisa
dirinya
berdaya
5% bunuh diri, 4 %
Perlu mendapatkan
membunuh
67%
bayinya,
mengalami
kejadian
kedua
kali
penyimpangan
emosional
(affective
disorder)
sepanjang
tahun
Proses
kelahiran
menjadi
salah
ketegangan
berkembang
penyimpangan
satu
yang
menjadi
mood
yang hebat
Harus
bantuan,
mendapatkan
pengawasan
dan treatment
(Nirwana, 2011).
Tabel 1.2 Perbedaan antara Baby Blues Syndrome dengan Post Partum Depression
Karakteristik
Insiden
Onset
Durasi
melahirkan
3-5 hari setelah melahirkan
Hari sampai minggu
yang
mendapat perawatan
Ada terutama kurang nya dukungan
berhubungan
Pengaruh Sosial dan
Budaya
Riwayat
Mood Disorder
Rasa Sedih
Mood Lability
ya
ya
ya
Sering pada awalnya kemudian
Anhedonia
Gangguan tidur
Keinginan
untuk
Tidak
Kadang-kadang
Tidak ada
Stressor
bunuh diri
Keluarga
Keinginan
untuk
Jarang
Sering
menyakiti bayi
Adanya
Perasaan
bersalah
biasanya ringan
dan
ketidakmampuan
(Murtiningsih, 2012).
E. INTERVENSI MASA NIFAS
Setelah melahirkan, ibu membutuhkan
2) Memberikan
kesempatan
kepada
ibu
dan
keluarga
untuk
sehingga
dapat
mempercepat mobilisasi
b. Bagi bayi
1) Aspek psikologi
a) Sentuhan badan antara ibu dan bayi akan berpengaruh
terhadap perkembangan pskologi bayi selanjutnya, karena
kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak
dibutuhkan oleh bayi.
b) Bayi akan mendapatkan rasa aman dan terlindung, dan ini
merupakan dasar bagi terbentuknya rasa percaya pada diri
anak (Suherni, 2007).
2) Aspek fisik
Kontra indikasi
Rawat gabung tidak dianjurkan pada keadaan :
a. Ibu
Penyakit jantung derajat III
Pasca eklamsi
Penyakit infeksi akut, TBC
Hepatitis, terinfeksi HIV, sitimegalovirus, herpes simplek
Karsinoma payudara
b. Bayi
Bayi kejang
Sakit berat pada jantung
Bayi yang memerlukan pengawasan intensif
Catat bawaan sehingga tidak mampu menyusu (Suherni, 2007).
Persyaratan rawat gabung yang ideal
a. Bayi
Ranjang bayi tersendiri yang mudah terjangkau dan dilihat oleh ibu
Bagi yang memerlukan tersedia rak bayi
Ukuran tempat tidur anak 40 x 60 cm
b. Ibu
Ukuran tempat tidur 90 x 200 cm
Tinggi 90 cm
c. Ruang
Ukuran ruang untuk satu tempat tidur 1,5 x 3 m
Ruang dekat dengan ruang petugas (bagi yang masih memerlukan
perawatan)
d. Sarana
Lemari pakaian
lochia
alba
e. Luka jahitan episiotomi: Apakah baik atau terbuka, apakah ada tandatanda infeksi (Mitayani, 2009).
5. Edukasi yang diberikan saat pulang adalah:
a. Diit
Masalah diit perlu diperhatikan karena dapat berpengaruh pada
pemulihan kesehatan ibu dan pengeluaran ASI. Makanan harus
mengandung gizi seimbang yaitu cukup kalori, protein, cairan, sayuran
dan buah-buahan (Mitayani, 2009).
b. Pakaian
Pakaian agak longgar terutama didaerah dada sehingga payudara tidak
tertekan. Daerah perut tidak perlu diikat terlalu kencang karena tidak
akan
mempengaruhi
involusi.
Pakaian
dalam
sebaiknya
yang
dengan lochia,saat buang air kecil ataupun setiap buang air besar
(Mitayani, 2009).
c. Perawatan vulva
Pada tiap klien masa nifas dilakukan perawatan vulva dengan tujuan
untuk mencegah terjadinya infeksi di daerah vulva, perineum maupun
didalam uterus. Perawatan vulva dilakukan pada pagi dan sore hari
sebelum mandi, sesudah buang air kemih atau buang air besar dan bila
klien merasa tidak nyaman karena lochia berbau atau ada keluhan rasa
nyeri. Cara perawatan vulva adalah cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan perawatan luka, setelah BAK cebok ke arah depan dan
setelah BAB cebok kearah belakang, ganti pembalut stiap kali basah
atau setelah BAB atau BAK, setiap kali cebok memakai sabun dan luka
bisa diberi betadin (Mitayani, 2009).
d. Miksi
Kencing secara spontan sudah harus dapat dilakukan dalam 8 jam post
partum. Kadang kadang wanita sulit kencing, karena spincter uretra
mengalami tekanan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi musculus
spincter ani selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita
sulit kencing sebaiknya dilakukan kateterisasi (Mitayani, 2009).
e. Defekasi
Buang air besar harus terjadi pada 2-3 hari post partum. Bila belum
terjadi dapat mengakibatkan obstipasi maka dapat diberikan obat
laksans per oral atau perektal atau bila belum berhasil lakukan klisma
f.
(Mitayani, 2009).
Perawatan Payudara
Perawatan payudara telah mulai sejak wanita hamil supaya puting susu
lemas, tidak keras dan kering, sebagai persiapan untuk menyusui
bayinya. Dianjurkan sekali supaya ibu mau menyusui bayinya karena
sangat berguna untuk kesehatan bayi.Dan segera setelah lahir ibu
sebaiknya menyusui bayinya karena dapat membantu proses involusi
serta colostrum yang berguna untuk kekebalan tubuh bayi (Mitayani,
2009).
g. Kembalinya Datang Bulan atau Menstruasi
Dengan memberi ASI kembalinya menstruasi sulit diperhitungkan dan
bersifat individu. Sebagian besar kembalinya menstruasi setelah 4-6
bulan (Mitayani, 2009).
h. Cuti Hamil dan Bersalin
Bagi wanita pekerja menurut undang-undang berhak mengambil cuti
hamil dan bersalin selama 3 bulan yaitu 1 bulan sebelum bersalin dan 2
bulan setelah melahirkan (Mitayani, 2009).
i.
F. SIBLING RIVALRY
1. Pengertian
Sibling rivalry adalah kompetisi antara saudara kandung untuk mendapatkan
cinta kasih, afeksi dan perhatian dari satu kedua orang tuanya, atau untuk
mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih. Sibling rivalry atau
perselisihan yang terjadi pada anak-anak tersebut adalah hal yang biasa bagi
anak-anak usia antara 5-11 tahun. Bahkan kurang dari 5 tahun pun sudah
sangat mudah terjadi sibling rivalry (Nirwana, 2011).
2. Penyebab
Menurut Hanifa (2007), banyak faktor yang menyebabkan sibling rivalry, antara
lain:
a. Masing-masing anak bersaing untuk menentukan pribadi mereka, sehingga
ingin menunjukkan pada saudara mereka.
b. Anak
merasa
kurang
mendapatkan
perhatian,
disiplin
dan
mau
j.
l.
Cara orang tua memperlakukan anak dan menangani konflik yang terjadi
pada mereka (Hanifa, 2007).
j.
Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda-tanda
akan kekerasan fisik.
n. Kesabaran dan keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku orang
tua sehari-hari adalah cara pendidikan anak-anak untuk menghindari
sibling rivalry yang paling bagus (Schrader et al., 2012).
4. Peran Perawat
Peran perawat dalam mengatasi sibling rivalry, antara lain:
a. Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam
pertama pasca kelahiran.
b. Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon
positif tentang bayinya, baik melalui sikap maupun ucapan dan tindakan
(Mitayani, 2009).
G.
memreriksakan payudaranya
Keluhan Utama
Untuk mengetahui apa yang dirasakan pasien tersebut bisa memperberat keadaan
dan buah
Pola Eliminasi
BAB harus ada dalam 3 hari post partum
Pola Istirahat
Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
Personal hygiene
Untuk mencegah adanya infeksi
Pola psikologis
Untuk mengetahui respon ibu terhadap bayinya
Penggunaan obat-obatan/ rokok
Apakah ibu pernah mengkonsumsi rokok dan obat-obatan seama hamil
Pemeriksaan Fisik
TTV
Kepala
Wajah
Diagnosa Keperawatan
1.
Gangguan integritas jaringan b.d. episiotomi, laserasi.
2.
Gangguan rasa nyaman nyeri b.d. episiotomi.
3.
Resiko tinggi infeksi b.d. gangguan integritas kulit.
4.
Gangguan pola tidur b.d. ketidaknyamanan fisik, kebutuhan minum
anak.
5.
6.
7.
8.
9.
Rencana Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d. episiotomi, laserasi.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam nyeri berkurang.
KH :
- Klien menyatakan nyeri berkurang dengan skala nyeri 3-4.
- Klien tampak rileks, ekspresi wajah tidak tegang, klien bisa tidur nyaman.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal: Suhu 36-37 C, N 60-100 x/menit, R 16-24
x/menit, TD 120/80 mmHg.
Intervensi
-
mengalihkan perhatian).
Monitor tanda-tanda vital.
penyembuhan luka)
Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi / tanda REEDA (-)
Nyeri dapat ditoleransi.
Intervensi
vaskularisasi.
Lakukan perawatan episiotomi setiap hari.
Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan dan terutama daerah genetalia.
DAFTAR PUSTAKA