LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Praktek Klinik Rumah sakit ini diperiksa dan disetujui oleh :
Pembimbing CI Lahan
(St. Asniah, S.ST)
NIP : 19651209 1990 03 2004
Pembimbing CI Institusi I
Pembimbing CI Institusi II
(Nurdin, S.Si)
LEMBAR PENERIMAAN
Dibuat dan disusun untuk memenuhi syarat penyelesaian mata kuliah praktek klinik Rumah Sakit
pada program studi D III Analis Kesehatan STIkes Mega Rezky Makassar.
Nama
NIM
Nama Lahan
Diterima oleh
Artati,S.Si
NIDN : 09 03017901
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan islam kepada
kita, shalawat dan tazlim semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Rasulullah Muhammad
SAW, keluarga, sahabat dan kita sebagai generasi penerusnya hingga akhir zaman.
Tiada daya dan kekuatan melainkan milik Allah SWT, berkat pertolongan, rahmat,
hidayah, dan keridhoan-Nyalah, kita masih diberikan kesehatan, dan umur yang panjang dan
segala sesuatunya dapat berjalan sesuai kodratnya dimuka bumi ini. Begitu pula yang penulis
rasakan sampai saat ini, senantiasa pertolongan itu datang dari-Nya, meskipun kadang lalai dari
mengingat-Nya.
Laporan ini kami susun untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan mata kuliah
Praktek Rumah Sakit pada Program study D-III Analis Kesehatan STIKes Mega Rezky
Makassar, semoga laporan ini dapat memenuhi persyaratan yang telah disepakati.
Penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila didalam laporan ini, terdapat suatu
kesalahan atau kekeliuran baik dari segi tulisan, bahasa, maupun susunan kata-kata. Penulis
menyadari itu.
Maka dari itu apabila didalam laporan ini terdapat suatu kesalahan, kritik yang
membangun dari khayalak sangat kami butuhkan demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya,
tiada manusia yang sempurna dimuka bumi ini. Kesempurnaan hanya milik Allahs semata.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya dan menambah wawasan
serta pengalaman bagi kita semua. Wassalam.
Makassar 20 April 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. i
LEMBAR PENGESAHAN ii
LEMBAR PENERIMA.
iii
KATA PENGANTAR...
viii
DAFTAR ISI..x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
5. BTA Kulit................ 17
6. Jamur (KOH)... 18
b. ImunologI.19
1. Tes Widal. 19
c. Mikrobiologi. 21
1. Pemeriksaan BTA sputum... 21
2. Pemeriksaan BTA Kulit... 23
3. Pemeriksaan KOH... 26
d. Hematologi... 28
1. Pemeriksaan Darah Rutin 28
2. LED......................
29
34
5. Pemerikaan cholesterol 43
6. Pemeriksaan trigliserida.. 46
7. Pemeriksaan ureum.. 46
8. Pemeriksaan alkali Phosphatase. 48
9. Pemeriksaan Gamma-Gt.. 49
10. Pemeriksaan albumin... 51
11. Pemeriksaan Uric Acid 53
BAB IV PEMBAHASAN.
54
BAB V PENUTUP
A. kesimpulan . 56
B. Saran... 56
DAFTAR PUSTAKA........................................
57
DAFTAR LAMPIRAN
A. Nama-nama mahasiswa yang Praktek.. 58
B. Denah Rumah sakit...
C. Struktur Rumah Sakit... 60
BAB I
59
PENDAHULAN
A. Latar Belakang
Analis Kesehatan adalah suatu bidang ilmu yang berfokus pada penelitian atau analisa
kesehatan berdasarkan kajian laboratorium. Sejalan dengan meningkatnya tingkat kesadaran
masyarakat untuk menjalankan pola hidup sehat, maka peran para analis kesehatan tersebut akan
menjadi sangat penting. Dengan mendapatkan dukungan analis kesehatan, anggota masyarakat
akan semakin memahami gejala-gejala yang berpotensi menganggu kesehatan sekaligus akan
dapat mencegah merabaknya penyakit secara lebih dini (early warning system). Dengan
demikian penyebaran penykit-penyakit baru, baik yang berasal dari virus yang baru atau hasil
dari mutasi akan teredam lebih awal.
Setelah menyelesaikan mata kuliah kimia klinik, parasitoligi, bakteriologi dan hematologi
yang meliputi pengenalan alat-alat untuk pemeriksaan hematologi, pemeriksaan kimia dan
urinalisis (pemeriksaan urin), dan pemeriksaan preparat plasmodium malaria maka dengan
adanya praktek klinik rumah sakit, analis kesehatan akan mengembangkan kemampuan
mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang dimilikinya juga pengamalannya.
B.
Tujuan Praktek
Dengan adanya praktek klinik di Rumah sakit, maka diharapkan mahasiswa mendapat
kesempatan untuk mempraktekan secara nyata pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
selama mengikuti pendidikan sehingga dapat meningkatkan sikap profesionalisme mahasiswa .
Pengalaman belajar klinik merupakan suatu proses sosialisasi peserta didik dalam
mendapatkan pengalaman nyata untuk mencapai kemampuan professional meliputi pengetahuan
(kognitif), sikap (efektif), dan keterampilan (psikomotor).
BAB II
KEADAAN UMUM
A. Latar Belakang dan sejarah rumah sakit
Pembangunan Kesehatan Nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal dengan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup
sehat bagi setiap orang serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata diseluruh wilayah Negara Kesatuan Repoblik Indonesia. Untuk
Penanganan penderita selain masalah kusta, perlu difikirkan pelayanan spesialistik dan
subspesialistik lain yang berkaitan dengan peningkatan kualitas hidup penderita kusta. Saat ini
rumah sakit Kusta Regional Makassar telah memperoleh izin penyelenggaran pelayanan umum
tanpa mengurangi fungsi pelayanan kustanya. Hal ini akan menjadi kekuatan baru bagi rumah
sakit Kusta Regional Makassar untuk melakukan diversivikasi pelayanan dan tentunya harus
didukung oleh infra struktur, sarana dan prasarana serta sumber daya yang memadai. Jika
merujuk kepada Kepmenkes Nomor 568/Menkes/SK/VII/1982 tanggal 12 Desember 1982
dimana tupoksi RSK regional Makassar hanya dijadikan sebagai tempat pelatihan dan penelitian,
maka ke depan melalui pelembagaan yang baru RSK regional Makassar sudah memperoleh
payung hukum dalam melaksanakan diklat dan litbang yang berkaitan dengan rehabilitasi kusta
yang dibutuhkan untuk meningkatkan kemampuan petugas daerah dan rumah sakit.
Berdasarkan Kepmenkes Nomor 270/Menkes/Sk/VI/1985 tanggal 4 juni 1985, rumah sakit
Kusta Regional Makassar menjadi rumah sakit Pembina dan sekaligus ditunjuk sebagai pusat
rujukan kusta di kawasan timur Indonesia. Dengan demikian rumah sakit Kusta Regional
Makassar sangat diharapkan mampu memberikan pelayanan prima dan profesional sehingga
dapat berperan membantu program di daerah untuk menekan angka kecacatan dan menurunkan
prevalensi kusta.
B.
Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari perubahan struktur organisasi dan tata kelola (STOK) Rumah Sakit Kusta
Regional Makassar adalah untuk mengatasi beban tugas yang semakin berat dimana struktur
yang ada sekarang tidak sesuai lagi dengan situasi dan kondisi baik saat ini maupun yang akan
datang.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari perubahan struktur organisasi dan tata kelola (SOTK) Rumah Sakit
Kusta Regional Makassar adalah:
a. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi dalam melaksanakan tugas pokok dan
fungsinya.
b. Meningkatkan kualitas pelayanan dan mutu manajerial rumah sakit.
c.
E.
a.
Sarana
Dalam upaya menunjang operasional pelayanan maka Rumah Sakit Dr.Tadjuddin Chalid
dilengkapi dengan :
1. Puskesmas keliling/ambulance.
2. Masjid .
3. Kantin.
4. Lapangan futsal.
b.
Prasarana.
Rumah Sakit Dr.Tadjuddin Chalid memiliki beberapa ruang yang terdiri dari :
1.
Unit luka
2.
Radiologi
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Koperasi
9.
IPS R.S
10.
Prothesa
11.
Laundri
12.
Ruang Insenerasi
13.
Ruang Direktur
14.
15.
Perlengkapan
16.
Keuangan
17.
18.
Kantor
19.
Ruang perencaaan
20.
Ruang sosmek
21.
22.
Polik mata
23.
Polik gigi
24.
Polik bedah
25.
Polik saraf
26.
Polik THT
27.
Kasubag PPL
28.
I.C.U
29.
UPF.Bedah
30.
Laboratorium
31.
Polik Rehabilitasi
32.
33.
Sentral jaga
34.
Bangsal A, B, C
35.
Mushollah
36.
Pemulasaran Jenazah
37.
Fisioteapi kusta
38.
Ruang rapat
39.
Kepegawaian
40.
HUMAS
41.
Tata usaha
42.
Poliklinik umum
43.
Poliklinik jiwa
44.
Poliklinik bedah
45.
46.
47.
UGD
48.
49.
Mushollah pasien
50.
51.
52.
UPF. Protesa
53.
Kamar mayat
54.
Bangsal Cempaka F, G, D, H
55.
Apotek
56.
Gudang RT
57.
Instalasi gizi
58.
Protesa
1. Mikroskop listrik
2. Centrifuge
3. Photometer 5010
4. Lemari
5. Kulkas
6. Alat-alat gelas
7. ABX Mikros 60
8. Klinipatte
9. Needle Destroyer
10. Clinitek status
11. Oven
12. Incubator. (Depkes RI, Dirjen Bina Pelayanan Medik, Struktur Organisasi & Tata Kelola RS.Dr.
Tadjuddin Chalid Makassar, 2008).
BAB III
PROSEDUR PEMERIKSAAN
A. Orientasi
Orientasi merupakan langkah awal dalam kegiatan praktek dalam laboratorium klinik yaitu
pencarian dan penentuan lokasi kegiatan berjalan dengan lancar pada bulan Februari sampai
bulan Maret 2011. Pada kegiatan ini di tetapkan di rumah sakit Dr. Tadjuddin Chalid, sebagai
tempat dan lokasi pelaksanaan PKL.
B.
Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2011. Hasil observasi yang di
peroleh pada rumah sakit Dr. Tadjuddin Chalid adalah sebagai berikut:
1. Informasi tentang tugas dan fungsi rumah sakit Dr. Tadjuddin Chalid.
2. Informasi tentang laboratorium dan tugas pada bagian laboratorium.
C. Program kerja
Program kerja yang dilaksanakan di laboratorium rumah sakit Dr. Tadjuddin Chalid adalah
sebagai berikut :
1. SAMPLING
a. Pengambilan Sampel.
b. Mengantar Sampel.
2. IMUNOLOGI
a. Tes widal.
3. MIKRO BIOLOGI
a. Pemeriksaan BTA Kulit.
b. Pemeriksaan BTA Sputum.
c. Pemeriksaan KOH.
4.
HEMATOLOGI
Dari semua kegiatan yang di programkan allhamdulillah semua telah terlaksana yang mana
kegiatan tersebut berlangsung selama 4 minggu.
E.
Metode pelaksanaan
Dalam peleksanaan program kerja digunakan metode demonstrasi, diharapkan apa saja yang
menjadi kemampuan dapat langsung di praktekkan dalam pelaksanaannya, kegiatan tersebut di
pandu oleh staf yang ada dan selanjutnya di lakukan sendiri.
F. Prosedur Kerja
1. Pengambilan Sampel
a. Pengambilan Darah Vena
Dasar
:Pengambilan sampel darah vena di lakukan apabila bahan darah banyak di perlukan untuk
pemeriksaan. Pada orang dewasa di ambil salah satu vena dalam fossa cubiti.
Alat
:
1. Spoit.
2. Tourniquet.
3. Plester.
Bahan
1. Kapas alkohol 70 %.
2. Kapas kering.
Cara kerja :
1. Meyakinkan posisi vena yang akan di lakukan penusukan dengan cara meraba dan palpasi.
2. Sekitar tempat yang akan di tusuk di desinfeksi dengan kapas alcohol 70 %.
3. Memasang tourniquet pada lengan atas dan meminta pasien untuk mengepalkan dan membuka
tangannya berkali kali agar vena terlihat jelas.
4. Tourniquet hendaknya dipasang tidak terlalu kuat karena hanya untuk memperjelas posisi vena
saja.
5. Kulit di atas vena ditegangkan dengan jari tangan kiri supaya vena tidak bergerak.
6. Menusukan jarum dengan posisi lubang menghadap ke atas dan sudut kemiringan spoit dan
kulit 30o C, kemudian mengambil darah dan sesuai kebutuhan kemudian menggunakan kapas
alcohol kemudian jarum di tarik. (Brahmana. K, Medan 1982).
b. Pengambilan Darah Kapiler
Dasar teori
:pengambilan darah kapiler digunakan untuk pemeriksaan hematologi yang membutuhkan darah
dalam jumlah sedikit. Pada orang dewasa pengambilan darah dapat dilakukan diujung jari tangan
atau anak daun telinga. Pada bayi dan anak kecil ditumit atau ibu jari kaki. Tempat pengambilan
harus bersih, tidak terjadi gangguan peredaran darah, pucat atau ada luka.
Alat
:
1. Lancet steril.
2. Autoklik.
Bahan
:
1. Alkohol 70%.
2. Kapas bersih dan kering.
Cara kerja
4. Memegang bagian yang akan ditusuk, menekan sedikit supaya tidak bergerak dan mengurangi
rasa sakit.
5. Menusuk dengan menekan autoklik dengan cepat.
6. Membuang tetes darah yang pertama memakai segumpal kapas kering dan bersih. Tetesan darah
berikutnya digunakan sebagi bahan pemeriksaan. (Brahmana. K, Medan 1982).
c. Penyiapan Darah EDTA
Dasar teori
: darah EDTA dapat dipakai untuk beberapa macam pemeriksaan hematologi, seperti pada
penetapan Hb, menghitung eritrosit, leukosit, trombosit, dll. Tetapi tidak dapat digunakan pada
percobaan hemoragik. Pemeriksaan dengan darah EDTA sebaiknya dilakukan segera, hanya
kalau perlu bisa disimpan pada lemari es dengan suhu 40 C dan tidak boleh lewat dari 24 jam.
Alat
1. Spoit.
2. Terniquet.
3. Vacutainer/tabung dengan penutup warna ungu (tabung EDTA).
4. Plester.
Bahan
1. Darah vena.
2. Kapas alcohol.
Cara kerja
4. Didiamkan pada rak tabung, selanjutnya darah dapat digunakan untuk pemeriksaan sesuai
dengan peruntukannya. (Brahmana. K, Medan 1982).
d. Penyiapan Serum
Dasar teori
:sejumlah volume darah dimasukan kedalam sebuah wadah (tabung) lalu dibiarkan, maka selang
beberapa lama kemudian darah tersebut membeku dan selanjutnya mengalami retraksi dengan
akibat terperasnya cairan dari dalam bekuan dengan warna agak kuning bening.
Alat
:
1. Spoit 3 dan 5 ml.
2. Tourniquet.
3. Tabung reaksi/tabung kimia.
Bahan
1. Darah vena.
2. Kapas alkohol.
Cara kerja
:pengambilan sampel dilakukan apabila seseorang mengalami mati rasa pada salah satu bagian
organ tubuh, atau terdapat pembengkakan pada saraf tepinya. Sampel diperoleh dengan cara
mengiris kulit pada cuping telinga, siku, dan lutut dengan kedalaman kira-kira 1-2 cm.
Alat
:
1. Scalpel.
2. Pinset.
3. Objek glass.
4. Lampu spiritus.
Bahan
1. Kapas alkohol.
2. Kapas kering.
Cara Kerja
: Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien yang dicurigai menderita penyakit yang disebabkan
atau berhubungan dengan infeksi Jamur, seperti Tinea, Pitiriasis Versikolor (Panu),Dermatitis
Seboroik. Sampel dapat diperoleh dengan cara mengerok bagian kulit yang diduga
terdapat/letaknya jamur.
Alat
:
1. Scalpel.
2. Pinset.
3. Lampu spiritus.
4. Objek glass.
5. Dek glass.
Bahan
1. Kapas alkohol.
2. Larutan KOH.
Cara kerja
2. Imunologi
a. Tes Widal
Metode
: Aglutinasi.
Prinsip
Tujuan
2. Sentrifuge.
3. Rotator.
4. Mikroskop.
5. klinipet 40 l.
6. slide test.
7. batang pengaduk.
Bahan
3. Mikrobiologi
a. Pemeriksaan BTA Sputum (Tubercolosis)
Metode
Prinsip
: Mikobacterium sebagai bakteri tahan asam akan menyerap warna merah, sedangkan selain
BTA, akan menyerap warna biru pada pengecatan.BTA akan telihat berwarna merah tanpa sisa
zat warna karbol fuchsin dengan latar belakang berwarna biru.
Alat
1. Objek glass.
2. Ose.
3. Pinset.
4. Lampu spiritus.
5. Mikroskop.
6. Bak pengecatan.
Bahan
1. Dahak purulen.
2. Karbol fuchsin.
3. Asam asetat.
4. Metilen blue.
Cara kerja :
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengambil dahak kemudian dioleskan pada objek glass dengan ukuran 2x3 cm secara merata.
3. Dikeringkan diudara kemudian difiksasi pada nyala api spiritus selama beberapa detik.
4. Setelah preparat dingin, maka preparat segera digenangi dengan larutan karbol fuchsin sampai
seluruh permukaan objek glass tertutupi.
5. Dipanaskan dengan nyala api sampai menguap tetapi tidak sampai mendidih. Kemudian
dibiarkan selama lima menit.
6. Dibilas dengan air mengalir.
7. Mencelupkan preparat kedalam asam aasetat selama beberapa detik.
8. Dibilas dengan air mengalir.
9. Menggenangi sediaan dengan metilen blue dan dibiarkan selama 10-20detik.
10. Mengeringkan pada rak pengeringan.
11. Mengamati dengan mikroskop dengan perbesaran 10 x 100.
Nilai normal
: Mikobacterium sebagai bakteri tahan asam akan menyerap warna merah, sedangkan selain
BTA, akan menyerap warna biru pada pengecatan.BTA akan telihat berwarna merah tanpa sisa
zat warna karbol fuchsin dengan latar belakang berwarna biru.
Alat
1. Objek glass.
2. Scalpel.
3. Pinset.
4. Lampu spiritus .
5. Mikroskop.
6. Bak pengecatan
Bahan
1. Kapas alkohol.
2. Kapas kering.
3. Serum.
4. Karbol fuchsin.
5. Asam asetat.
6. Metilen blue.
Cara kerja
Mendesinfeksi bagian yang akan di iris(cuping telinga kanan, cuping telinga kiri, siku kanan,
siku kiri, lutut kanan, lutut kiri).
3.
Menekan bagian yang akan diris sampai terlihat pucat, kemudian di iris dari atas
kebawah,kemudian mengambil serum dengan ujung scalpel tanpa diangkat sebelumnya.
7. Setelah preparat dingin, maka preparat segera digenangi dengan larutan karbol fuchsin sampai
seluruh permukaan objek glass tertutupi.
8. Dipanaskan dengan nyala api sampai menguap tapi tidak sampai mendidih. Kemudian dibiarkan
selama lima menit.
9. Dibilas dengan air mengalir.
10. Mencelupkan preparat kedalam asam asetat selama beberapa detik.
11. Dibilas dengan air mengalir.
12. Menggenangi sediaan dengan metilen blue dan dibiarkan selama 10-20 detik.
13. Mengeringkan pada rak pengeringan.
14. Mengamati dengan mikroskop dengan perbesaran 10 x 100.
Nilai normal
BI=
MI= X 100 %
; BI =Bakteri Indeks.
;MI= Morfologi Indeks.
: KOH
Prinsip
:larutan KOH akan membuat jamur tetap stabil dan memberikan warna pada jamur.
Alat
:
1. Scalpel.
2. Pinset.
3. Lampu spiritus.
4. Objek glass.
5. Dek glass.
Bahan
1. Kapas alkohol.
2. Larutan KOH.
Cara kerja
4. HEMATOLOGI
a. Pemeriksaan Darah Rutin
Metode
Prinsip
: Automatik.
:Darah EDTA di periksa dengan alat automatik dimana pemeriksaan yang meliputi didalamnya
yaitu jumlah Eritrosit, jumlah Leukosit, Hemoglobin, Hematokrit, jumlah Trombosit, Mean
Corpuscular Volume, Mean Corpuscular Hemoglobin, Mean Corpuscular Hemoglobin
Consentration dan hasilnya akan keluar dalam bentuk print out.
Tujuan
Alat
1. Darah EDTA.
2. Reagen:R1(15 liter) :sodium sulfate anhydrous 9,79 / L,sodium clorida 4,0 g/L.
3. Reagen :R2(300 ml):ammonium salts 19 26 g/L, bolassin cyanida0,15 1,09 g/L,solubility
agent.
Cara Kerja
5. Membolak balik tabung darah sebelum dimasukan kedalam jarum alat, kemudian membiarkan
alat membaca sendiri.
6. Memasukkan kertas kedalam print tempat keluarnya hasil.
7. Hasil akan terbaca melalui print out.
HCT = 35,0-50,0 %
PLT = 150-390/mm3
PCT
MCV = 80-97 fl
MCH = 26,5-33,5 pg
RDW = 10,0-15,0%
MPV
PDW = 10,0-18,0%
LYM
= 17,0-48,0%
MON
= 4,0-10,0 %
= .100-.500 %
= 6,5-11,0 fl
GRA
= 43,0-76,0%
LYM
= 1,2-3,2 x /mm3
MON
= 0,3-0,8 x /mm3
GRA
= 1,2-6,8 x / mm3
(Sacher.R, 2004).
b. LED
Metode
Prinsip
:Westergreen
: Darah dengan antikoagulan EDTA dimasukkan ke dalam tabung dan dipipet kemudian
diletakkan vertical akan mengakibatkan pengendapan eritrosit dengan kecepatan tertentu.
Tujuan
Alat
:untuk mengontrol perjalanan dari penyakit seseorang serta menguatkan diagnose dokter.
:
1. Tabung Westergren.
2. Karet pengisap .
3. Spoit.
4. Botol darah/vacutainer.
5. Karet pembendung .
6. Standar LED.
Bahan
1. Darah EDTA.
Cara Kerja
1. Darah EDTA yang telah homogen dihisap dengan mengunakan pipet westergren sampai pada
tanda 0.
2. Meletakan pipet tersebut pada standar LED dan dibiarkan tegak lurus selama satu jam.
3. Melakukan pembacaan.
Nilai normal : laki-laki : 0 - 10mm/jam
Wanita : 0 - 20mm/jam. (Brahmana. K, Medan 1982).
c. Masa Pembekuan (Clotting Time)
Metode
Prinsip
: Tabung
:darah pertama kali mengalir kedalam spoit dihitung waktunya sampai darah membeku dalam
tabung.
Alat
:
1. Tabung reaksi 3 buah.
2. Stop watch.
3. Spoit.
4. Kapas alkohol.
5. Tourniquet.
Bahan
1. Darah.
2. Kapas alkohol.
Cara kerja
3. Menjalankan stop watch pada saat darah pertama kali mengalir ke dalam spoit.
4. Memasukan darah kedalam tabung yang telah disiapkan.
5. Setiap 30 detik tabung dimiringkan untuk melihat apakah darah sudah membeku.
6. Melakukan kegiatan yang sama sampai pada tabung ketiga.
7. Mencatat waktu pembekuan dan melaporkan hasilnya.
Nilai normal
: Duke
:dibuat perlukaan standar pada permukaan luar lengan bawah, lamanya perdarahan diukur
dengan stop watch.
Alat
:
1. Lancet.
2. Kertas saring.
3. Tensi meter.
4. Stop wacth.
Bahan
1. Darah.
2. Kapas alkohol.
Cara kerja
4. Menusuk lengan bawah siku dengan jarak 3 jari dengan menggunakan lancet.
5. Menjalankan stop wacth pada saat darah keluar pertama kali.
6. Darah di hisap dengan kertas saring setiap 30 detik.
7. Mencatat hasil dan melakukan pelaporan hasil.
Nilai normal
5. URINALISIS
a. Sedimen urin
Metode
: Mikroskopis
Dasar Prinsip : Pemeriksaan sedimen urin termasuk pemeriksaan rutin, urin yang dipakai untuk itu ialah urin
yang dikumpulkan dengan pengawet, sebaiknya formalin. Yang paling baik untuk pemeriksaan
sediment ialah urin pekat. Urin pekat lebih mudah didapat bila memakai urin pagi sebagai bahan
pemeriksaan.
Tujuan
Jika urin itu mengandung banyak sekali sedimen fosfat dalam lingkungan lindi, urin tersebut
boleh diberikan sedikit asam asetat encer untuk melarutkan sebagian fosfat.
c.
Jika terdapat terlalu banyak sedimen urin dalam lingkungan asam, urin boleh dipanasi sedikit
agar sebagian urat melarut.
2.
Memasukkan 7 8 ml dari urin yang sudah disebarsamakan itu kedalam tabung sentrifuge dan
dipusingkan selama 5 menit pada 1500 2000 rpm.
3.
Menuangkan cairan atas keluar dari tabung dengan satu gerakan yang agak cepat tetapi luwes,
kemudian tabung ditagakan lagi sehingga cairan yang masih melekat pada dinding mengalir
kembali ke dasar tabung. Volume sedimen dan cairan menjadi kira kira 1/2ml.
4.
5.
Menuangkan sedimen urine ke permukaan objek glass kemudian ditutupi dengan dek glass.
6.
Menggunakan mikroskop dengan lensa objektif 10x untuk periksa sedimen. Kemudian
dilanjutkan dengan lensa objektif 40x.
7.
b. Urin rutin
Metode
Prinsip
: carik celup
:urine analyzer mengevaluasi carik celup dengan cara reflectance photometry menggunakan
light-emithing diodes pada panjang gelombang daan waktu pengukuran yang dibuat. Secara tepat
untuk reaksi kimia dan perubahan warna dari bantalan pemeriksaan yang diamati. Dalam
perhitungan hasil, pengaruh warna urin dikoreksi dengan mengukur bidang blanko pada carik
celup (compensation field).
Tujuan
Alat
:
1. strip
2. botol penampung urine
Bahan
1. urine sewaktu
Cara kerja
1.
2.
3.
Membaca strip pada pembanding dalam waktu tidak lebih dari lima menit.
4.
Nilai normal
:
NO
HASIL
Bld
(Negatif)
Bil
(Negatif)
Urd
Ket
(Negatif)
Pro
(Negatif)
Nit
(Negatif)
Glu
Negatif)
P.H
6.0
S.G
1.025
10
Leu
(Negatif)
11
Vtc
(Negatif)
-+
(Normal)
(http://www.erickomppen.web.id/2009/02/07/metode-pemeriksaan-urine.html)
6. PARASITOLOGI
a. Pemeriksaan malaria (DDR)
Metode
: pulasan Giemsa.
Tujuan
:menemukan dan mengidentifikasi parasit penyebab malaria dalam sediaan daarah tepi.
Prinsip
:memisahkan hemoglobin dalam sel darah merah sehingga adanya parasit di dalam sel darah
merah dapat dilihat.
Alat
:
1. Autoklik.
2. Lancet
3. Objek glass
4. Bak pengecatan.
Bahan
1. Darah kapiler.
2. Aquadest
3. Larutan giemsa
4. Kapas alcohol 70 %
5. Methanol.
Cara kerja
meletakkan objek glass lain pada darah sampai darah menyebar, kemudian
gerakan memutar dari arah luar kedalam membentuk bulatan dengan diameter 1 cm.
6. Sediaan dikeringkan dengan menggunakan kipas elektrik.
7. Sel darah tipis yang telah kering difiksasi dengan methanol.
8. Meneteskan larutan Giemsa 10 % pada sediaan dan dibiarkan selama 30-45 menit.
9. Membilas sediaan dengan air.
10. Melakukan pengamatan dengan mikroskop perbesaran 100 X.
Pelaporan
:proses mempertahankan kadar gula yang stabil di dalam darah merupakan salah satu
mekanisme homeostatis yang diatur paling halus dan juga menjadi salah satu mekanisme hati,
jaringan ekstrahepatik serta beberapa hormone.
Alat
1. Autoklik
2. Lancet
3. Test gula darah digital
4. Strip gula.
Bahan
1. Darah kapiler
2. Kapas alkohol 70 %
3. Kapas kering.
Cara kerja
: rekomendasi IFCC
prinsip
: 2-oxoglutarat + l-aspartate
oxaloacetat + NaOH + H +
Alat
1. rak tabung
2. centrifuge
3. klinipet 10l dan 100l dan tips klinipet
4. fotometer 5010
l- glutamat + oxaloasetat
l-malate + nad.
Bahan :
1. reagen enzim GOT
2. serum.
Cara kerja
:
SAMPEL
100 l
STANDAR
SAMPEL
STANDAR
100 l
REAGEN
1000 l
1000 l
Dicampur dan di inkubasi pada suhu 37oc selam 1 menit.
Membaca pada ERBA CHEM 5 PLUS
Nilai normal
1. pria
: < 38 u/l.
2. wanita
: > 32 u/l.
(http://pbasaai.wordpress.com/2009/05/29/pemeriksaan-kimia-klinik/)
c. Pemeriksaan GPT/ALAT/ALT
Metode
: Rekomendasi IFCC
prinsip
: 2-oxoglutarat + l- alanin
l-glutamat + piruvat
REAGEN
1000 l
piruvat + NaOH + H +
Alat
l-ictate + nad
SAMPEL
STANDAR
SAMPEL
100 l
STANDAR
100 l
REAGEN
1000 l
1000 l
Dicampur dan di inkubasi pada suhu 37oc selama 1 menit
Membaca pada ERBA CHEM 5 PLUS
Nilai normal
1. pria
: > 41 u/l
2. wanita
: < 31 u/l.
(http://pbasaai.wordpress.com/2009/05/29/pemeriksaan-kimia-klinik/)
d. Pemeriksaan Creatinin
REAGEN
1000 l
Metode
Prinsip
Alat
kompleks berwarna.
1. Fotometer 5010
2. Tabung reaksi
3. centrifuge
4. Rak tabung
5. Klini pet dan tip
Bahan
1. serum
2. Reagen standar
3. reagen 1 (pikrat)
4. reagen 2 (pikrat)
Persiapan reagen :
1. Mengencerkan NaOH dengan aquades dengan perbandingan
botol plastik.
2. Mencampur pikrat dengan NaOH dengan perbandingan
Cara kerja :
SAMPEL
100 l
STANDAR
SAMPEL
STANDAR
100 l
REAGEN
1000 l
1000 l
Dicampur setelah 1 menit di baca pada alat ERBA CHEM 5 PLUS
Nilai normal
REAGEN
1000 l
1. wanita
2. pria
(http://pbasaai.wordpress.com/2009/05/29/pemeriksaan-kimia-klinik/).
e. Pemeriksaan Cholestrol
Metode
Prinsip
: CHOD-PAP
: Cholesterolester + H2O
Cholesterol O2
CHO
2H2O2 + - Aminophenazone
Alat
CHE
POD
3. Rak Tabung
4. Fotometer 5010
5. Tips klinipet
Bahan
1. Reagen presipital
2. Standar cholestrol
3. Reagen cholestrol
4. Serum/plasma
Cara Kerja
:
SAMPEL
10 l
STANDAR
REAGEN
SAMPEL
STANDAR
10 l
REAGEN
1000 l
1000 l
1000 l
o
Dicampur dan di inkubasi 10 Menit Pada Suhu 20-25 C Atau 5 Menit Pada 30oc. Mengukur
absorbance sampel atau standar terhadap blangko reagen (AA) Dalam 60 Menit.
Nilai Normal
(http://pbasaai.wordpress.com/2009/05/29/pemeriksaan-kimia-klinik/)
f. Pemeriksaan Trigliserida
Metode
: GPO-PAP
Prinsip
:Trigliserida di ukur setelah hidrolisa enzimati dengan lipase . Indicator quinoneimine di bentuk
dari hidrogen peroksida ,4 aminoantypirine dan 4- choloropheno di bawah pengaruh katalisa
peroksida .
Reaksi
: Trigliserida
GK
LIPASE
gypeo
Bahan
1. Reagen triglyserida
2. Reagen standar triglyserida
Quinoneimine +
3. Serum
Cara kerja
:
SAMPEL
10 l
1.
STANDAR
REAGEN
SAMPEL
STANDAR
10 l
REAGEN
1000 l
1000 l
1000 l
Dihomogenkan ,kemudian diinkubasi Selama 10 Menit Pada Suhu 20 25 OC Atau 5 Menit Pada
Temperatur 37OC .
2.
g. Ureum
Metode
Prinsip
:Enzimatik colorimetrik
:Urea dihidrolisis dengan adanya air dan ureasu membentuk ammoniak dan karbondioksida,
pada metode ini dimodifikasi bartheolin, amoniak dan bereaksi hipoklorit dan salisilat membentk
zat berwarna hijau.
Alat
:
2. Klinipet 10 l Dan 1000 l
3. Tips klinipet
4. Tabung reaksi
5. rak tabung
6. Kertas tisu
7. Fotometer 5010
Bahan
1. Reagen ureum
2. Reagen standar ureum
3. Serum
Cara kerja
SAMPEL
STANDAR
REAGEN
SAMPEL
10 l
1000 l
STANDAR
REAGEN
10l
1000 l
1000 l
1. Blanko aquabidest
2. Sampel dan reagen dicampur dan langsung dibaca.
Nilai normal
Laki-laki
Wanita
(http://pbasaai.wordpress.com/2009/05/29/pemeriksaan-kimia-klinik/).
h. Alkali Phosphatase
Metode
: phenolphthalein monophosphate
Prinsip
Alat
:
a. Klinipet 20 l Dan 1000 l
b. Tips klinipet
c. Tabung reaksi
d. rak tabung
e. Kertas tisu
f. Photometer 5010
Bahan
SAMPEL
STANDAR
REAGEN
1. Blanko aquabidest
SAMPEL
20 l
1000 l
STANDAR
REAGEN
20l
1000 l
1000 l
2. Sampel dan reagen dicampur kemudian didiamkan selama 3-5 menit, kemudian melakukan
pembacaan.
Nilai normal
Laki laki
: 0 270 U/L
Wanita
: 0 240 U/L
(http://pbasaai.wordpress.com/2009/05/29/pemeriksaan-kimia-klinik/).
i. Gamma-GT
Metode
Prinsip
Alat
:
1. Klinipet 100 l Dan 1000 l
2. Tips klinipet
3. Tabung reaksi
4. rak tabung
5. Kertas tissue
6. Photometer 5010
Bahan
SAMPEL
REAGEN
SAMPEL
100 l
1000 l
REAGEN
1000 l
1. Blanko aquabidest
2. Sampel dan reagen dicampur kemudian didiamkan selama 3-5 menit, kemudian melakukan
pembacaan.
Nilai normal
: 0,5- 2 u/l
(http://pbasaai.wordpress.com/2009/05/29/pemeriksaan-kimia-klinik/)
j. Albumin
Metode
: bromcresol green
Prinsip
:pada nilai pH tertentu, albumin secara khusus gabungan yang photometrically diukur.
Alat
:
1. Klinipet 10 , 500 Dan 1000
2. Tips klinipet
3. Tabung reaksi
4. rak tabung
5. Kertas tisu
6. Photometer 5010.
Bahan
:
SAMPEL
SAMPEL
REAGEN
10 l
STANDAR
REAGEN
STANDAR
10l
2500 l
2500 l
2500 l
Sampel dicampur dan dibiarkan selama lima menit kemudian melakukan pembacaan.
Nilai normal
: 3,5-5 u/l
(http://pbasaai.wordpress.com/2009/05/29/pemeriksaan-kimia-klinik/)
k. Uric acid
Metode
:trinder
Prinsip
uricase
allantoin+CO2+H2O2
2 H2O2+4-aminoantipyrine +3,5-Dichloro-2hydroxy-sulphonate
derivative + 4 H2O.
POD
coloured quinonic
Cara kerja
:
SAMPEL
SAMPEL
STANDAR
REAGEN
20 l
STANDAR
20 l
REAGEN
1000 l
1000 l
1000 l
Dicampur kemudian dibiarkan selama lima menit kemudian melakukan pembacaan.
Nilai normal
: Laki laki
Perempuan
(http://pbasaai.wordpress.com/2009/05/29/pemeriksaan-kimia-klinik/)
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam pelaksanaan praktek klinik II pada rumah sakit Dr.Tadjuddin Chalid, ada beberapa
metode pelaksanaan praktek yang kami terapkan di rumah sakit yang telah kami dapatkan di
kampus. Namun dari kesemuanya itu, ada beberapa macam pelaksanaan praktek yang kami
dapatkan berbeda metodenya dengan praktek yang kami dapatkan di kampus. Sementara itu pula,
keterampilan yang kami dapatkan dikampus lebih mengutamakan ketepatan sedangkan di rumah
sakit lebih mengutamakan ketepatan, ketelitian, dan kecepatan.
Adapun perbedaan yang lebih dominan yang kami dapatkan di rumah sakit yakni pada
pemeriksaan BTA sputum dimana zat peluntur zat warna utama adalah asam asetat, sedangkan
dikampus digunakan HCl alcohol. Perbedaan yang lebih menonjol juga yakni peralatan yang
digunakan pada pemeriksaan hematologi di kampus menggunakan metode manual sedangkan di
rumah sakit secara otomatis.
Sedangkan pemeriksaan yang belum pernah didapatkan di kampus adalah pemeriksaan
KOH (jamur), dimana sampel yang digunakan adalah kerokan kulit,rambut dan kuku kemudian
dicampur dengan larutan KOH (satu tetes). Setelah itu sampel tersebut ditutupi dengan dek glass,
selanjutnya diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 40x. Adapun tujuan dari
pemeriksaan KOH ini adalah untuk mengidentifikasi jenis-jenis jamur yang menyebabkan
gangguan/penyakit kulit. Jenis jamur yang dapat ditemukan adalah bentuk Hifa (batang) dan
Spora (bulat). Sementara jenis pemeriksaan yang lain yang kami dapatkan adalah pemeriksaan
Kusta. Adapun bakteri yang menyebabkan penyakit kusta adalah Micobacterium Leprae yang
merupakan salah satu jenis bakteri tahan asam, dimana letak untuk memperoleh sampel dapat
diambil pada bagian cuping telinga kanan, cuping telinga kiri, siku kanan, siku kiri, lutut kanan,
dan lutut kiri. Selanjutnya sampel tersebut di warnai seperti hal nya pewarnaan BTA Sputum
metode Ziehl Nellsen.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegiatan-kegiatan secara rutin yang di lakukan di instalasi Laboratorium rumah sakit
Dr.Tadjuddin Chalid adalah pemeriksaan sampel baik di bidang hematologi maupun di bidang
kimia dan imunologi.
Dalam melaksanakan kegiatan rumah sakit Dr. Tadjuddin Chalid melayani pemeriksaan
pasien rawat jalan dan rawat inap baik pasien umum maupun pasien Kusta. Kegiatan di rumah
sakit Dr. Tadjuddin Chalid juga tidak lepas dari administrasi umum yang melakukan pencatatan
dan pelaporan hasil pemeriksaan .
Keberadaan laboratorium di rumah sakit Dr. Tadjuddin Chalid sangat penting sekali tidak
hanya berfungsi dari segi penunjang medis yang membantu dari segi diagnosa suatu penyakit,
tetapi juga sebagai salah satu profil center yang sangat membantu rumah sakit dalam
Saran
1. Semoga staf rumah sakit khususnya bagi staf pegawai laboratorium agar tetap mempertahankan
kerja sama yang ada dengan staf-staf yang lain dalam menjalankan pekerjaan yang dilaksanakan.
2. Semoga kerja sama yang sudah terjalin antara pihak kampus dengan pihak rumah sakit dapat
dilanjutkan ditahun-tahun berikutnya.
3. Semoga pihak rumah sakit tidak bosan dalam membantu para mahasiswa yang sedang
melaksanakan praktek di rumah sakit.
4. Diharap kepada pihak kampus agar pelaksanaan Praktek klinik selanjutnya dan kedepannya bisa
lebih di percepat dimana pengetahuan bisa lebih mendalam.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
Brahmana K, Hematologi dan Tata kerja Laboratorium Sekolah Menengah Analis Kesehatan,
Medan 1982.
4.
Gandahusada, Srisasi, Herry D. Ilahude dan Wita Pribadi. Parasitologi Kedokteran, Edisi
Kedua, Indonesia:FKUI, 1992.
5.
Sacher, Ronald A, 2004, tinjauan klinis hasil pemeriksaan laboratorium, penerbit buku
kedokteran, EGC,Jakarta.
6.
Indan Entjang, dr, mikrobiologi dan parasitologi, citra aditya bakti,Bandung 2001.
7.
http://ripanimusyafaalab.blogspot.com/GDS-prinsip.html.
8.
http://pbasaai.wordpress.com/2009/05/29/pemeriksaan-kimia-klinik/.
9.
http://www.erickomppen.web.id/2009/02/07/metode-pemeriksaan-urine.html
10. http://www.sodiycxacun.web.id/2010/02/metode-pemeriksaan-demam-typhoid.html.
DAFTAR LAMPIRAN
A. Nama-Nama Mahasiswa yang Praktek
2. Ilham Syam
3. Nurinsani
4. Rusna Mansyur. U
5. Syarmina Abu