Anda di halaman 1dari 9

RBITH VOL. 9 NO.

1 MARET 2013 : 19 27

PROSES DAN SISTEM PENYALURAN TENAGA LISTRIK OLEH


PT.PLN (Persero)
Oleh : Hery Setijasa
Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang
Jl Prof Sudarto,SH Tembalang Semarang 50275
Abstrak
Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP, PLTGU dan
PLTD, kemudian disalurkan melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan tegangannya oleh
transformator penaik tegangan yang ada di pusat listrik. Saluran tegangan tinggi di Indonesia mempunyai
tegangan 150 kV yang disebut sebagai Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan tegangan 500 kV yang
disebut sebagai Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Selanjutnya masuk di Gardu Induk (GI)
untuk diturunkan tegangannya melalui transformator penurun tegangan menjadi tegangan menengah atau
yang juga disebut tegangan distribusi primer. Tegangan distribusi primer yang digunakan pada saat ini adalah
tegangan 20 kV. kemudian tenaga listrik diturunkan tegangannya dalam gardu-gardu distribusi menjadi
tegangan rendah dengan tegangan 380/220 Volt, kemudian disalurkan melalui Jaringan Tegangan Rendah
untuk selanjutnya disalurkan ke rumah-rumah melalui alat pembatas dan pengukur KWH meter
Kata kunci ; Penyaluran Tenaga Listrik,SUUT,SUTET,Tranmisi,Distribusi

1. Pendahuluan
Perkembangan kehidupan manusia zaman
sekarang tak bisa lepas dari tenaga listrik
menjadi kebutuhan pokok. Apalagi di kotakota besar, listrik sudah menjadi bagian
hidup sehari-hari mulai dari kegiatan rumah
tangga sampai industri-industri besar. Di
samping sebagai penyedia tenaga listrik, PT.
PLN (Persero) dituntut untuk memberikan
pelayanan dengan kualitas dan mutu yang
baik. PT. PLN (Persero) harus dapat
menjamin stabilitas dan kontinuitas aliran
tenaga listrik ke konsumen atau pelanggan
dengan keandalan yang tinggi. Kehandalan
sistem tersebut harus ditunjang dengan
sistem perlindunagn yang baik, demikian
juga untuk pengamanan sistem transmisi
harus terlindungi dengan baik. Jika terjadi
gangguan yang mengharuskan adanya
pemadaman listrik maka akan menyebabkan
terhambatnya suatu kegiatan, apalagi dalam
lingkup industri akan mengakibatkan
kerugian besar jika listrik padam dalam
jangka waktu yang lama. Semakin
meningkatnya jaringan tenaga listrik maka
semakin banyak pula gangguan yang dialami
oleh pihak PT. PLN (Persero). Gangguan
tersebut dapat berupa sambaran petir (surja
petir) atau tegangan lebih dari hubung

singkat (surja hubung) yang dapat


membahayakan instalasi jaringan listrik
terutama pada saluran transmisi dan Gardu
Induk 150 KV. Untuk menghindari
gangguan di atas maka pada saluran
transmisi dan Gardu Induk 150 KV tersebut
harus dipasang suatu alat proteksi yang
dinamakan Lightning Arrester.
2.

Proses Dan Sistem Penyaluran


Tenaga Listrik .PLN (Persero)
Karena berbagai persoalan teknis, tenaga
listrik hanya dibangkitkan pada tempattempat tertentu saja. Sedangkan pemakai
tenaga listrik atau pelanggan tenaga listrik
tersebar
diberbagai
tempat,
maka
penyampaiain tenaga listrik dari tempat
dibangkitkan sampai ke tempat pelanggan
memerlukan berbagai penanganan teknis.
Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusatpusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG,
PLTP, PLTGU dan PLTD, kemudian
disalurkan melalui saluran transmisi setelah
terlebih dahulu dinaikkan tegangannya oleh
transformator penaik tegangan yang ada di
pusat listrik. Saluran tegangan tinggi di
Indonesia mempunyai tegangan 150 kV
yang disebut sebagai Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) dan tegangan 500
19

Proses Dan Sistem Penyaluran Tenaga Listrik Oleh PT.PLN (Persero)...Hery Setijasa
kV yang disebut sebagai Saluran Udara
Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Saluran
transmisi ada yang berupa saluran udara dan
ada pula yang berupa kabel tanah. Karena
saluran udara harganya jauh lebih murah
dibandingkan dengan kabel tanah, maka
saluran transamisi kebanyakkan berupa
saluran udara. Kerugian saluran transmisi
menggunakan kabel udara adalah adanya
gangguan petir., kena pohon dan lain-lain.
Setelah tenaga listrik disalurkan melalui
saluran transmisi, maka sampailah tenaga
listrik di Gardu Induk (GI) untuk diturunkan
tegangannya melalui transformator penurun
tegangan menjadi tegangan menengah atau
yang juga disebut tegangan distribusi
primer. Tegangan distribusi primer yang
digunakan pada saat ini adalah tegangan 20
kV. Jaringan setelah keluar dari GI disebut
jaringan distribusi, sedangkan jaringan
antara Pusat Listrik dengan GI disebut
jaringan transmisi. Setelah tenaga listrik

disalurkan melalui jaringan distribusi


primer, maka kemudian tenaga listrik
diturunkan tegangannya dalam gardu-gardu
distribusi menjadi tegangan rendah dengan
tegangan 380/220 Volt, kemudian disalurkan
melalui Jaringan Tegangan Rendah untuk
selanjutnya disalurkan ke rumah-rumah
pelanggan (konsumen) melalui Sambungan
Rumah.
Setelah tenaga listrik melalui Jaringan
Tegangan Menengah (JTM), Jaringan
Tegangan Rendah (JTR) dan Sambungan
Rumah, maka tenaga listrik selanjutnya
melalui alat pembatas daya dan KWH meter.
Dari uraian tersebut, dapat dimengerti
bahwa besar kecilnya konsumsi tenaga
listrik ditentukan sepenuhnya oleh para
pelanggan, yaitu tergantung bagaimana para
pelanggan akan menggunakan alat-alat
listriknya, yang harus diikuti besarnya suplai
tenaga listrik dari Pusat-pusat Listrik.

Gambar 2.1 Sistem Tenaga Listrik Secara Sederhana

20

RBITH VOL. 9 NO. 1 MARET 2013 : 19 27

Gambar 2.2 Proses Penyaluran Tenaga Listrik dari Pembangkit ke konsumen


3.

Peralatan Dan Fasilitas GI 150 KV


Kuduk
Gardu induk adalah suatu instalasi yang
terdiri dari peralatan listrik yang berfungsi
untuk mentransfer tenaga listrik tegangan
tinggi yang satu ke tegangan tinggi yang
lainya atau ke tegangan rendah, pengukuran
pengawasan
operasi,
pengaturan
pengamansistem
tenaga
listrik
serta
pengaturan daya pada gardu-gardu lain
melalui tegangan tinggi dan gardu-gardu
distribusi melalui feeder tegangan menengah
3.1. Pemutus Tenaga (PMT)
3.1.1. Fungsi PMT Pemutus Tenaga
(PMT)
Untuk memutuskan hubungan tenaga listrik
dalam keadaan gangguan maupun dalam
keadaan berbeban dan proses ini harus dapat
dilakukan dengan cepat. Kebetulan di Gardu
Induk Kudus menggunakan tipe PMT yang
single pole dan Tri pole. Dan penggeraknya
dangan pneumatic (dengan udara), Hidrolic
(dengan minyak), dan juga spring (dengan
per).

Gambar 3.1 PMT dengan penggerak spring


tampak dari luar

Gambar 3.2 PMT dengan penggerak spring


tampak dari dalam

21

Proses Dan Sistem Penyaluran Tenaga Listrik Oleh PT.PLN (Persero)...Hery Setijasa

d.

e.

Gambar 3.3 PMT dengan penggerak spring


tampak dari luar

Gambar 3.4 PMT dengan penggerak


Pneumatic
3.1.2. Jenis PMT
PMT Dengan Media Minyak :
a. PMT dengan menggunakan banyak
minyak (bulk oil CB)
Berfungsi sebagai loncatan bunga api
listrik selama pemutusan dan sebagai
isolasi diantara bagian-bagian yang
bertegangan.
b. PMT
tipe
tekan
ganda
(doublepressuretype)
Pada tipe ini, dari sistem tekanan tinggi
dialirkan melalui nozzle ke gas sistem
tekanan rendah selama pemutusan busur
api.
c. PMT dengan menggunakan sedikit
minyak (low oil CB)
Berfungsi sebagai peredam loncatan
bunga api, sedangkan sebagai bahan

22

isolasi digunakan porselin atau material


isolasi dari jenis organik.
PMT udara hembus (air blast CB)
Udara bertekanan tinggi dihembuskan
kebusur api melalui nozzle pada kotak
pemisah inovasi media, diantara kotak
dipadamkan oleh hembusan udara.
PMT dengan media gas
Media gas yang digunakan untuk
memadamkan busur api adalah gas SF6
(sulfure hexaflorida).

3.2. Pemisah (PMS)


Pemisah atau PMS adalah suatu alat untuk
memisahkan pada peralatan instalasi
tegangan tinggi.
Ada dua macam fungsi PMS yaitu :
1. Pemisah tanah
Berfungsi
untuk
mengamankan
peralatan dari sisa tegangan yang timbul
sesudah SUTT diputuskan atau induksi
tegangan dari penghantar.
2. Pemisah peralatan
Berfungsi
untuk
mengisolasikan
peralatan listrik dari peralatan lain yang
bertegangan,PMS ini boleh dibuka atau
ditutup hanya pada bagian rangkaian
yang tidak berbeban.

Gambar 3.5 Pemisah tanah

RBITH VOL. 9 NO. 1 MARET 2013 : 19 27

b.

c.
d.
Gambar 3.6 Pemisah peralatan
3.2.1. Penempatan PMS
Ditinjau dari penempatanya ada baberapa
PMS yaitu :
a. Pemisah penghantar, yang dipasang
disisi penghantar.
b. Pemisah rel, pemisah yang dipasang
disisi rel.
c. Pemisah kabel, pemisah yang disisi
kabel.
d. Pemisah seksi, pemisah yang dipasang
disisi rel sehingga dapat terpisah menjadi
dua seksi.
e. Pemisah tanah, pemisah yang yang
dipasang untuk menghubungkan ke
tanah
3.3. Transformator
Pada umumnya transforma tor dibedakan
menjadi dua macam yaitu transformator
ukur dan transformator daya. Transformator
ukur masih dapat dibedakan lagi menjadi
dua, yaitu transformator arus (current
transformer), dan transformator tegangan
(potensial transformer), Transformer ukur
berfungsi untuk menurunkan arus atau
tegangan, yang mana besaran arus atau
tegangan tersebut digunakan sebagai besaran
masukan.
3.3.1. Transformator arus (CT/ Current
Transformer)
Transformator arus berfungsi sebagai :
a. Menurunkan arus yang tinggi pada
tegangan tinggi menjadi arus yang

e.

rendah pada tegangan rendah untuk


pengukuran dan proteksi
Menurunkan arus yang tinggi pada
tegangan tinggi menjadi arus yang
rendah pada tegangan rendah untuk
pengukuran dan proteksi
Mengisolasi
rangkaian
sekunder
terhadap rangkaian primer
Memungkinkan standarisasi rating arus
untuk peralatan sisi sekunder
Menurunkan arus yang tinggi pada
tegangan tinggi menjadi arus yang
rendah pada tegangan rendah untuk
pengukuran dan proteksi

3.3.2. Transformator Tegangan (PT /


Potentional Transformator) Yang
dimaksud transformator tegangan adalah
transformator instrument yang tegangan
sekundernya dalam pemakaian kondisi
normal, sebanding dengan tegangan
primernya dan berbeda fase dengan sudut
yang mendekati nol untuk arah hubungan

.
Gambar 3.7 Transformator Arus (CT)

Gambar 3.8 Transformator Tegangan (PT

23

Proses Dan Sistem Penyaluran Tenaga Listrik Oleh PT.PLN (Persero)...Hery Setijasa
3.3.3. Transformator
Daya
(Trafo
Tenaga)
Transformator daya berfungsi untuk
menyalurkan tenaga atau daya dari tegangan
tinggi ke tegangan menengah atau
sebaliknya. Dan Transformator daya
merupakan transformator dengan kapasitas
pemindahan daya yang besar, misalnya pada
distribusi dengan rating 150 KV/20 KV, 60
MVA. Pada sistem tenaga listrik,
transformator daya dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu transformator daya untuk
sistem tranamisi dan transformator untuk
saluran distribusi.

Gambar 3.10 Lightning Arrester (LA)


3.3.5. LINE TRAPS
Line Traps berfungsi untuk mengubah
frekuensi listrik yang digunakan untuk alat
komunikasi.

Transformator saluran distribusi sekunder


tidak memerlukan sistem pengaman serumit
atau selengkap sistem distribusi primer.
Biasanya pada transformator distribusi
sekunder

Gambar 3.11 Line Traps

Gambar 3,9 Transformator Tenaga


3.3.4. Lightning Arrester (LA)
Alat yang berfungsi untuk mengamankan
instalasi atau peralatan listrik dari gangguan
tegangan lebih yang diakibatkan oleh
sambaran petir maupun oleh surja petir
cutout dan arrester surge diverter saja.
Namun untuk transformator distribusi
primer dan saluran transmisi harus
dilengkapi dengan rele-rele pengaman

3.3.6. BUSBAR (REL)


Fungsi busbar (rel) pada Gl adalah titik
pertemuan atau hubungan trafo-trafo tenaga,
SUTET, SUTT dan peralatan listrik lainya
untuk manerima dan menyalurkan tenaga /
daya listrik.

Gambar 3.12 Busbar (Rel) Gardu Induk


150 KV

24

RBITH VOL. 9 NO. 1 MARET 2013 : 19 27


a.

b.

Rel tunggal (single busbar)


Pada sistem rel tunggal semua peralatan
instansi gardu dihubungkan pada suatu
busbar. Adakalanya sistem rel tunggal
ini dilengkapi dengan pemisah seksi.
Rel ganda (double busbar)
Sistem rel ganda biasa terdiri dari dua
rel . Pada sistem rel ganda ada yang
menggunakan satu PMT dan satu
setengah PMT.
Gambar 3.13 Panel Kontrol Penghantar

3.3.7. Panel Kontrol


Panel control terletak diruang kontrol, yang
berada satu ruangan dengan tempat
meletakan tombol-tombol pengoperasian
PMT dan PMS, membaca besaran-besaran
listrik seperti : arus tegangan, daya dan
energi listrik yang disalurkan di Gardu
Induk tersebut serta dapat mengetahui
kejadian kejadian tanda bahaya / gangguan
yang terjadi dengan membaca alarm yang
muncul di annuciator.
Karena Gardu Induk adalah Gardu Induk
otomation (SAS), maka seluruh instrument
yang terdiri dari alat ukur dan indicator
terdapat dalam satu panel. Alat alat
tersebut dapat diawasi dalam keadaan
sedang operasi. Pada panel operasi terpasang
saklar operasi pemutus tenaga, pemisah.
Serta lampu indicator posisi saklar dan
diagram rail.
Di dalam panel kontrol terpasang rele
pengaman untuk saluran udara tegangan
tinggi (SUTT), rele pengaman untuk trafo
dan sebagainya. Bekerjanya rele dapat
diketahui dari penunjuk rele itu sendiri dan
pada indicator gangguan di panel control
utama.

3.3.8. Bateray (Accu)


Pengertian dari batere akumulator adalah sel
listrik dimana didalamnya berlangsung
proses Elektrokimia revesibel (dapat
berbalikan) dengan efesiensinya yang tinggi.
Yang dimaksud dengan proses Elektrokimia
revesibel adalah didalam battere dapat
berlangsung proses perubahan kimia
menjadi
tenaga
listrik
(proses
pengosongan/discharge), dan sebaliknya dari
tenaga listrik menjadi tenaga kimia (proses
pangisian/charging) dengan cara regenerasi
dari elektroda-elektroda yang dipakai, yaitu
dengan melewatkan arus listrik dalam arah
(polaritas) yang berlawanan didalam sel.
Jenis sel batere ini disebut juga storage
batere, adalah suatu batere yang dapat
digunakan berulang kali pada saat sumber
tegangan AC terganggu. Tiap sel batere ini
terdiri dari 2 macam elektroda yang
berlainan, yaitu elektroda positif dan
elektroda negative yang dicelupkan dalam
suatu larutan kimia.
Beberapa fungsi batere/sumber DC di Gardu
induk adalah sebagai berikut:
a. Untuk control, pengawas, tandatanda,isyarat (signaling dan alarm).
b. Motor-motor untuk PMT (Circuit
Breaker). PMS, pengubah tap trafo,
kipas pendingin.
c. Supply rele-rele proteksi.
d. Penerangan
darurat,
pemanas,
telekomunikasi, teleproteksi.

25

Proses Dan Sistem Penyaluran Tenaga Listrik Oleh PT.PLN (Persero)...Hery Setijasa
j.
k.

Kawat lilit campuran


Tembaga (sudah jarang dipakai)

3.3.11. Isolator
Bahan yang digunakan untuk membuat
isolator yang paling banyak digunakan pada
siatem tegangan menengah adalah :
1. Porselin yang diglazur dengan warna
coklat / putih
2. Gelas
Gambar 3.14 Bateray (ACCU)
3.3.9. Tiang
Tiang listrik adalah satu komponen utama
dari jaringan listrik tegangan tinggi dan
tegangan menengah yang menyangga
penghantar listrik serta perlengkapannya
yang pemakaiannya tergantung dari kondisi
lapangan dimana jaringan transmisi itu
melintas.
Macam-macam tiang yaitu :
a. Tiang awal / tiang akhir
b. Tiang penyangga
c. Tiang sudut
d. Tiang penegang / tiang tarik
e. Tiang penopang

3.3.10. Konduktor
Konduktor berfungsi untuk menghantarkan
arus dari sebagian instalasi kebagian lain
instalasi. Konduktor yang digunakan sebagai
penghantar untuk saluran harus mampunyai
sifat antara lain :
a. Mempunyai konduktivitas atau daya
hantar listrik yang tinggi
b. Mempunyai kekuatan tarik yang tinggi
c. Mempunyai berat jenis yang rendah
d. Mempunyai fleksibilitas yang tinggi
e. Tidak rapuh, harga murah
f. Jenis jenis Konduktor yaitu :
g. Kawat logam biasa
h. Kawat logam campuran (alloy)
i. Kawat logam paduan
26

Menurut bentuknya isolator saluran udara


tegangan menengah dibedakan atas :
a. Isolator pasak / tumpu atau isolator pin
b. Isolator gantung
c. Isolator tarik
d. Isolator batang panjang.
4. Kesimpulan Dan Saran
4.1. Kesimpulan
a. Berdasarkan hasil pengamatan yang ada
di gardu induk 150 kV, jarak terpasang
antara arrester dan transformator adalah
15 m dengan tegangan jepitan pada
trafo 500 kV untuk melindungi
peralatan listrik, untuk arrester tipe 2
MBA 4 mampu menahan kecuraman
muka gelombang surja sebesar 700
kV/s, untuk arrester tipe exlim P
sebesar 1500 kV/s. Untuk arrester tipe
2 MBA 4 apabila kecuraman muka
gelombang surja melebihi 700 kV/s
transformator daya yang terpasang akan
kebakar atau meledak, untuk arrester
tipe exlim P transformator daya akan
kebakar
atau
meledak
apabila
kecuraman muka gelombang surja
melebihi 1500 kV/s.
b. Jarak aman untuk gardu induk 150 kV
Pandean 1 m dengan tegangan jepitan
trafo 500 kV. Untuk arrester tipe 2
MBA 4 mampu menahan kecuraman
muka gelombang surja sebesar 3900
kV/s, untuk arrester tipe exlim P
sebesar 9000 kV/s.

RBITH VOL. 9 NO. 1 MARET 2013 : 19 27


c.

Kualitas arrester tipe exlim P lebih baik


daripada arrester tipe 2 MBA 4 karena
arrester dengan tipe exlim P mampu
menahan kecuraman muka gelombang
surja lebih besar daripada arrester
dengan tipe 2 MBA 4.

4.2. Saran
Agar Gardu Induk 150 kV terlindung
dengan baik, untuk tegangan pada jepitan
transformator 500 kV, diperlukan jarak 1
meter dan lebih baik menggunakan arrester
dengan tipe exlim P karena mampu menahan
kecuraman
muka
gelombang
surja
maksimum 9000
DAFTAR PUSAKA
Arismunandar,
Artono
&
S.Kuwahara.1993.Teknik
Tenaga
Listrik
Jilid
II
Saluran
Transmisi.Jakarta:
PT.
Pradnya
Paramita.
-----------.1997.Teknik Tenaga Listrik Jilid
III Gardu Induk.Jakarta: PT. Pradnya
Paramita.
Team O & M Transmisi dan Gardu
Induk.1981.Buku Petunjuk Operasi
dan Pemeliharaan Peralatan untuk
instalasi Gardu Induk. Jakarta: PLN
Pembangkitan Jawa Barat Jakarta
Raya.
.2001. Buku Petunjuk Operasi
dan Pemeliharaan Lightning Arrester.
Jakarta: PT. PLN (Persero) Unit Bisnis
Strategis Penyaluran dan Pusat
Pengatur Beban Jawa Bali.

27

Anda mungkin juga menyukai