5. Pathway
Faktor pencetus : Genetik, Radiasi, Obat-obatan, Kelainan
kromosom, infeksi virus, paparan bahan kimia
Virus Onkagenik
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhasn tubuh
Leukemia
Jumlah sel abnormal meningkat
Lemah, cepat
Penuruna
Penurunan
lelah,
pucat
anemia
nResiko perdarahan
trombositopenia
Depresi
sumsum
tulang
Intoleransi
aktivitas
eritrosit
hepatosplenomegali
Nyeri
Resiko infeksi
6. Manifestasi klinis
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai
berikut :
a. Leukemia Limfositik Akut
Gejala klinis LLA sangat bervariasi. Umumnya menggambarkan kegagalan
sumsum tulang. Gejala klinis berhubungan dengan anemia (mudah lelah,
letargi, pusing, sesak, nyeri dada), infeksi dan perdarahan. Selain itu juga
ditemukan anoreksi, nyeri tulang dan sendi, hipermetabolisme. Nyeri tulang
bisa dijumpai terutama pada sternum, tibia, femur.
b. Leukemia Mielositik Akut
Gejala utama LMA adalah rasa lelah, perdarahan dan infeksi yang disebabkan
oleh sindrom kegagalan sumsum tulang. Perdarahan biasanya terjadi dalam
bentuk purpura atau petekia. Penderita LMA dengan leukosit yang sangat
tinggi (lebih dari 100 ribu/mm3) biasanya mengalami gangguan kesadaran,
sesak nafas, nyeri dada dan priapismus. Selain itu juga menimbulkan
gangguan metabolism yaitu hiperurismus dan hipoglikemia.
c. Leukemia Limfositik Kronik
Sekitar 25% penderita LLK tidak menunjukan gejala. Penderita LLK yang
mengalami gejala biasanya ditemukan limfadenopati generalisata, penurunan
berat badan dan kelelahan. Gejala lain yaitu hilangnya nafsu makan dan
penurunan kemampuan latihan atau olahraga. Demam, keringat malam dan
infeksi semakin parah sejalan dengan perjalanan penyakitnya.
d. Leukemia Granulositik / Mielositik Akut
LGK memiliki 3 fase yaitu fase kronik, fase akselerasi, dan fase krisis blas.
Pada fase kronik ditemukan hipermetabolisme, merasa cepat kenyang akibat
desakan limpa dan lambung. Penurunan berat badan terjadi setelah penyakit
berlangsung lama. Pada fase akselerasi ditemukan keluhan anemia yang
bertambah berat, petekie, ekimosis dan demam yang disertai infeksi.
7. Pemeriksaan penunjang
a. Darah tepi
Gejala yang terlihat pada darah tepi berdasarkan pada kelainan sum-sum
tulang berupa adanya pansitupenia, limfositosis yang kadang-kadang
menyebabkan gambaran darah tepi menonton dan terdapat sel blas.
Terdapatnya sel blas dalam darah tepi merupakan gejala patonomenik untuk
leukemia.
b. Sum-sum tulang
Dari pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan gambaran yang monoton
yaitu hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis sedangkan system lain
terdesak
c. Pemeriksaan lain
1) Biopsi limpa
Pemeriksaan ini memperlihatkan proliperasi sel leukemia dan sel yang
berasal dari jaringan limpa yang terdesak seperti: limposit mormal,
RES, granulosit, pulp cell.
2) Kimia darah
Kolesterol mungkin rendah,
hipogamaglobinemia.
3) Cairan cerebrospinal
asam
urat
dapat
meningkat,
Penatalaksanaan
a. Kemoterapi
1) Kemoterapi pada penderita LLA
Pengobatan umumnya terjadi secara bertahap, meskipun tidak semua
fase yang digunakan untuk semua orang.
konvensional,
terutama
untuk
mengendalikan
gejala.
3. Intervensi
1.
No
Dx
Hasil
Setelah
tindakan
diberikan 1. Observasi
keperawatan
selama x 24 jam
diharapkan
nutrisi
berat badan
Berat badan
ideal
Intervensi
badan
Tidak ada tanda mal
nutrisi
Rasional
adanya
mual
muntah
2. Kaji
adanya
alergi
makanan
3. Timbang
badan
1. Untuk
mengetahui
penyebab
berat
pasien
4. Anjurkan pasien makan
dengan porsi sedikit tapi
dari
muntah
2. Untuk mencegah pasien
mendapatkan makanan
yang
dapat
menimbulkan
reaksi
alergi
3. Untuk
sering
Kolaborasi
mengetahui
apakah
mual
berat
badan
kecil
tidak
membutuhkan
banyak
energi,
selingan
memudahkan reflek.
Kolaborasi
5. Agar
2.
Setelah
tindakan
diberikan
keperawatan
selama x 24 jam
diharapkan
resiko
pendarahan
dapat
1. Identifikasi
penyebab
perdarahan
2. Monitor TTV
3. Monitor nilai lab yang
meliputi
PT,
PTT,
Trombosit
4. Pertahankan
hasil :
- Tidak ada hematuria
dan hematemesis
Kehilangan
darah
yang terlihat
Tekanan darah dalam
batas
normal
yang
mengandung vit K
Kolaborasi
rest
intake
banyak
gizi
mengetahui
bed
meningkatkan
makanan
kebutuhan
kebocoran
tindakan
lebih lanjut.
4. Aktifitas pasien yang
tidak terkontrol dapat
(120/80)
menyebabkan
(platelet)
5.
terjadinya perdarahan
Untuk mempercepat
proses
pembekuan
Setelah
tindakan
diberikan 1. Mengkaji
keperawatan
selama x 24 jam
diharapkan nyeri dapat
berkurang
dengan
kriteria hasil :
- mampu mengontrol
-
kebutuhan darah
nyeri, 1. Pengkajian
skala
nyeri
nyeri
intervensi keperawatan
2. Kontrol lingkungan pasien 2. Lingkungan
yang
yang dapat mempengaruhi
nyeri
seperti
suhu,
pencahayaan
dan
nyaman mempengaruhi
kondisi pasien
3. Untuk mengurangi rasa
memenuhi
Setelah
tindakan
5. Analgesik
menurunkan
dapat
atau
menghilangkan nyeri
kemampuan 1. Mempengaruhi pilihan
keperawatan
melakukan
aktivitas
selama x 24 jam
sehari-hari
2. Observasi
intervensi / bantuan
2. Untuk
mengetahui
tanda-tanda
5. Kolaborasi
otot/
dengan
ahli
stamina
kelemahan
tanpa
diberikan
keperawatan
infeksi
2. berikan perawatan kulit
intervensi
2.
Untuk
3.
Setelah
tindakan
selama x 24 jam
diharapkan resiko infeksi
dapat
teratasi
dengan
kriteria hasil :
- Klien bebas
tanda
-
dan
dari
gejala
infeksi
Menunjukkan
mencegah timbulnya
dan
mencegah
terjadinya iritasi
Untuk menghindari dan
infeksi
4. ajarkan cara menghindari
mungkin
4. Agar pasien terhindar
infeksi
dari infeksi
Kolaborasi
5. pemberian
kemampuan
infeksi
Jumlah
Kolaborasi
antibiotik
Kolaborasi
terapi
5. Untuk
(bila
mencegah
terjadinya infeksi
diperlukan)
leukosit
4. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan, dimana evaluasi
adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan pasien,
perawat dan anggota tim kesehatan lainnya.
Evaluasi pada pasien dengan leukemia adalah :
a. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
b. Tidak terjadi perdarahan
c. Nyeri dapat teratasi
d. Pasien dapat mempertahankan / meningkatkan aktivitas
e. Tidak terjadi infeksi
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Aziz Alimul A. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak jilid.2. Salemba Medika :
Jakarta
NANDA International. 2015. Diagnosis Keperawatan: definisi & klasifikasi 2015-2017.
Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC
NANDA NIC-NOC. 2015. Aplikasi Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA.
Jogjakarta : Penerbit Mediaction publishing
Price, A. S., Wilson M. L., 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Alih
Bahasa: dr. Brahm U. Penerbit. Jakarta: EGC
Smeltzer C Suzanne. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah, Brunner and Suddarths,
Ed 8 Vol 1. Jakarta: EGC.