Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Tim k3
Pedoman Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Tim k3
KESELAMATAN KERJA
RUMAH SAKIT ERA MEDIKA TAHUN 2012
RS ERA MEDIKA
TAHUN 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan tempat kerja yang unik dan kompleks yang difungsikan
untuk menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum. Semakin luas
pelayanan kesehatan dan fungsi rumah sakit tersebut, maka akan semakin kompleks
peralatan dan fasilitas yang dibutuhkan. Kerumitan tersebut menyebabkan rumah sakit
mempunyai potensi bahaya yang sangat besar, tidak hanya bagi pasien, tenaga medis dan
tenaga non medis, tetapi juga pengunjung rumah sakit.
Disadari ataupun tidak, potensi bahaya di rumah sakit sangat luas, selain penyakit
penyakit infeksi juga ada potensi bahaya bahaya lain yang mempengaruhi kesehatan
dan keselamatan manusia di rumah sakit. Yaitu potensi bahaya fisik, kimia, biologi,
ergonomi dan psikososial.
Perkembangan rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan rujukan di
Indonesia akhir akhir ini sangat pesat, baik dari jumlah maupun pemanfaatan teknologi
kedokteran.
Rumah
sakit
sebagai
fasilitas
pelayanan
kesehatan
tetap
harus
ringkas merupakan penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada
pekerjaan atau jabatannya.
b. Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat
kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat
kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan
rehabilitasi.
c. Manajemen K3 RS Era Medika
Suatu proses kegiatan yang dimulai dengan tahap perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pengendalian yang bertujuan untuk membudayakan K3 di RS RS Era
Medika.
UPAYA K3 DI RS ERA MEDIKA
Upaya K3 di RS menyangkut tenaga kerja, cara/metode kerja, alat kerja, proses kerja
dan lingkungan kerja. Upaya ini meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan dan
pemulihan. Kinerja setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan resultante
dari tiga komponen K3 yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja.
Adapun yang dimaksud dengan istilah tersebut diatas adalah:
a. Kapasitas
pekerjaannya dengan baik pada suatu tempat kerja dalam waktu tertentu.
b. Beban Kerja adalah suatu kondisi yang membebani pekerja baik secara fisik maupun
non fisik dalam menyelesaikan pekerjaannya, kondisi tersebut dapat diperberat oleh
kondisi lingkungan yang tidak mendukung secara fisik atau non fisik.
c. Lingkungan Kerja adalah kondisi lingkungan tempat kerja yang meliputi faktor fisik,
kimia, biologi, ergonomi dan psikososial yang mempengaruhi pekerja dalam
melaksanakan pekerjaannya.
KATEGORI (B3) BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
Limbah medis dari suatu rumah sakit termasuk dalam kategori limbah bahan
berbahaya dan beracun (LB3) sesuai dengan PP 18 Tahun 1999 lampiran I daftar limbah
spesifik dengan kode limbah D 227. Dalam kode limbah D 227 tersebut disebutkan
bahwa limbah rumah sakit dan limbah klinis yang termasuk limbah B3 adalah limbah
klinik produk farmasi kadaluarsa, peralatan laboratorium terkontaminasi, kemasan
produk farmasi, limbah laboratorium, dan residu dari proses insenerasi. Adapaun kriteria
limbah B3 adalah sebagai berikut:
a. Memancarakan radiasi
Rumah sakit sebagai industri jasa padat karya, padat pakar, padat modal, padat
teknologi dituntut untuk snenatiasa mampu berkembang dalam memberikan pelayanan
kesehatan. Menimbang hal ini maka perlu disadari dengan baik dan diantisipasi agar
resiko timbulnya Penyakit Akibat Kerja dan Kecelakaan Akibat Kerja baik dalam jangka
waktu yang lama maupun relatif singkat dapat dikurangi. Salah satu usaha awal yang
dapat diakukan untuk mengurangi terjadinya PAK dan KAK adalah mengenali potensi
bahaya yang ada di suatu rumah sakit. Potensi bahaya di rumah sakit selain pnyakit juga
terdapat berbagai hal lai yang secara umum adalah meliputi: potensi bahaya fisik, kimia,
biologic, ergoonomic, mekanik, listrik, kecelakaan, limbah rumah sakit maupun
psikososial.
Mengingat pentingnya permaslahan K3 di atas, maka pedoman, program dan panduan
terkait dengan pelaksanaan K3 di rumah sakit sangat diperlukan untuk menciptakan
keadaan sehat dan selamat di RS baik bagi pasien, keluarganya, pegawai maupun
pengelola rumah sakit.
D. TUJUAN DAN SASARAN PEDOMAN
Tujuan dari pedoman K3 RS Era Medika tahun 2012 ini terdiri dari tujuan umum
dan tujuan khusus yang penjabarannya ditunjukkan sebagai berikut:
a. Tujuan umum
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM
Rumah Sakit Era Medika, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung/ pengantar
pasien, masyarakat dan lingkungan sekitar rumah sakit sehingga proses pelayanan
rumah sakit berjalan baik dan lancar.
b. Tujuan khusus
1. Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang tercapainya K3RS
2. Meningkatkan kesadaran dalam K3 bagi manajemen, pelaksana dan pendukung
program.
3. Terpenuhinya syarat syarat K3 di setiap unit kerja
4. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK dan KAK.
5. Terselenggaranya program K3RS secara optimal dan menyeluruh.
6. Peningkatan mutu, citra dan produktivitas Rumah Sakit Era Medika.
c. Sasaran K3RS Era Medika Tahun 2012 adalah:
1. Pengelola rumah sakit (seluruh pegawai di semua unit kerja)
2. SDM yang ada di rumah sakit (pasien dan pengunjung pasien)
E. MANFAAT
a. Manfaat bagi rumah sakit
1. Meningkatkan mutu pelayanan dan citra rumah sakit
2. Mempertahankan kelangsungan operasional rumah sakit
b. Manfaat bagi pegawai
1. Melindungi pegawai dari Penyakit Akibat Kerja (PAK)
2. Melindungi terjadinya Kecelakaan Akibat Kerja (KAK)
c. Manfaat bagi pasien dan pengunjung
Meningkatkan tingkat kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan di RS Era
Medika yang meningkatkan kesadaran serta keselamatan dan kesehatan di RS Era
Medika.
F. RUANG LINGKUP CAKUPAN PEDOMAN
Pedoman standard K3RS mencakup program dan kebijakan pelaksanaan K3RS,
standar pelayanan K3RS, standar sarana, prasarana dan peralatan K3RS, pengelola
barang berbahaya, standar sumber daya manusia K3RS, pembinaan, pengawasan,
pencatatan dan pelaporan yang di dalamnya tercakup:
a. Semua tata cara dan laksana kegiatan/ tindakan baik medis maupun non medis.
b. Seluruh fasilitas yang ada di RS Era Medika
c. Seluruh lingkungan kerja, seluruh area rumah sakit.
G. BATASAN OPERASIONAL
Batasan operasional penyelenggaraan kegiatan K3 di RS Era Medika ini adalah:
a. Batasan pelaksanaan K3 tidak hanya pada pegawai RS Era Medika tetapi juga pada
pasien dan pengunjung pasien.
b. Alokasi anggaran keuangan pelaksanaan program dan kegiatan K3 ada di bawah
anggaran bidang umum dengan skala prioritas
H. LANDASAN HUKUM
a. SK Direktur No:
b. SK Direktur No:
Kewaspadaan Bencana.
c. SK Direktur No:
Peraturan
Umum
Keselamatan
Kerja,
h. Kepmen KLH 58/ 1995, mengatur tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Rumah Sakit.
i. PP 18 tahun 1990 jo PP 85 tahun 1999, mengatur tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun.
j. Kepdal 01 05 tahun 1995 tentang Pengelolaan Limbah B3. Limbah medis dari
suatu rumah sakit termasuk dalam kategori limbah bahan berbahaya dan beracun
(LB3) sesuai dengan PP 18 Tahun 1999 lampiran I daftar limbah spesifik dengan
kode limbah D 227.
k. Keputusan MENKES No 1204/ MENKES/ SK/ X/ 2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
l. Pedoman manajemen K3 RS No 432/ MENKES/ SK/ IV/ 2007.
m. Keputusan MENKES No 1087/ MENKES/ SK/ VIII/ 2010 tentang Standar K3 RS
n. Peraturan MENKES No 1691/ MENKES/ PER/ VIII/ 2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Untuk menunjang pelaksanaan program K3 Rumah Sakit Era Medika di tahun 2012,
maka pada buku Pedoman K3 Rumah Sakit Era Medika ini, berdasarkan pada keputusan
Mentri Kesehatan RI Nomor 432 tahun 2007 di atur bahwa Organisasi K3 RS Era
Medika berada di 1 tingkat dibawah direktur, bukan kerja rangkap dan erupakan unit
organisasi yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur RS. Hal ini dikarenakan
organisasi K3 RS berkaitan langsung dengan regulasi, kebijakan strategis, biaya, logistik
dan SDM di rumah sakit. Adaun naa organsasi K3 di RS Era Medika adalah Tim
Pembina K3RS yang beranggotakan seluruh unit kerja di RS.
Keanggotaan tim diatur sebagai berikut:
a. Unit pelaksana K3 RS Era Medika beranggotakan unsur usur dari pegawai dan
jajaran direksi RS, dan untuk menunjang efektivitas, maka karena di RS Era Medika
belum ada pegawai yang berlatar belakang pendidikan K3 akan dikoordinasikan
secara langsung oleh seorang Sarjana Kesehatan Masyarakat
b. Unit pelaksana K3 RS Era Medika terdiri dari ketua, sekertaris dan anggota.
Pelaksana tgas ketua ibantu oleh sekertaris dan anggota.
c. Ketua unit pelaksana K3 RS Era Medika adalah salah satu manajemen tertinggi di RS
atau sekurang kurangnya manajemen di bawah langsung direktur RS
d. Sedang sekertaris unit pelaksana K3 RS adalah seorag tenaga profesional K3RS yaitu
menejer K3RS atau ahli K3 (berlatar belakang pendidikan K3) atau setidaknya adalah
Sarjana Teknik
e. Anggota tim K3 RS Era Medika adalah perwakilan dari semua unit yang ada di
Rumah Sakit Era Medika (baik yang pekerjaannya terkait medis maupun non medis)
B. Tugas Pokok dan Fungsi
Pelaksanaan K3 di RS sangat tergantung dari rasa tanggung jawab manajemen dan
petugas, terhadap tugas dan kewajiban masing-masing serta kerja sama dalam
pelaksanaan K3. Tanggung jawab ini harus ditanamkan melalui adanya aturan yang jelas.
Pola pembagian tanggung jawab, penyuluhan kepada semua petugas, bimbingan dan
latihan serta penegakkan disiplin. Ketua timpembina K3 RS Era Medika Tahun 2012
secara spesifik harus mempersiapkan data dan informasi pelaksanaan K3 di semua
tempat kerja, merumuskan permasalahan serta menganalisis penyebab timbulnya
masalah bersama unit-unit kerja, kemudian mencari jalan pemecahannya dan
mengkomunikasikannya kepada unit-unit kerja, sehingga dapat dilaksanakan dengan
baik. Selanjutnya memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program, untuk menilai
sejauh mana program yang dilaksanakan telah berhasil. Kalau masih terdapat
kekurangan, maka perlu diidentifikasi penyimpangannya serta dicari pemecahannya.
Tugas dan fungsi organisasi/unit pelaksana K3 RS
a. Tugas pokok :
a) Memberi rekomendasi dan pertimbangan kepada direktur RS mengenai masalahmasalah yang berkaitan dengan K3.
b) Merumuskan kebijakan, peraturan, pedoman, petunjuk pelaksanaan dan prosedur.
c) Membuat program K3RS
b. Fungsi
a) Mengumpulkan dan mengolah seluruh data dan informasi serta permasalahan
yang berhubungan dengan K3
b) Membantu direktur RS mengadakan dan meningkatkan upaya promosi K3,
c)
d)
e)
f)
sesuai
kegiatannya.
h) Berpartisipasi dalam perencanaan pembelian peralatan baru,pembangunan
gedung dan proses.
C. Distribusi Tenaga
Tenaga K3 atau SDM Rumah Sakit Era Medika yang tergabung dalam tim Pembina
K3 RS terdiri dari perwakilan semua unit yang ada di RS Era Medika, baik yang terkait
medis maupun non medis, baik pegawai yang masuk dalam sift rotasi kerja maupun non
sift rotasi kerja. Adapun pertimbangan yang diambil adalah agar tidak terjadi dalam suatu
sift kerja tidak ada seorang anggota tim pembina K3RS Era Medika yang sedang
bertugas.
D. Pengaturan Jaga
Pengaturan jaga dilakukan sedemikian rupa sehingga dalam suatu sift kerja selalu
terdapat anggota tim Pembina K3RS.
E. Struktur Organisasi Tim K3 Rumah Sakit Era Medka
Mengacu pada SK Direktur RS Era Medika Nomor . Tentang : tim Pembina K3
RS Era Medika maka dapat ditunjukkan bahwa struktur organisasi tim K3 RS Era
Medika adalah dikepalai oleh seorang wakil direktur umum yang berada langsung
dibawah Direktur sehingga dapat membuat keputusan yang bersifat strategis terhadap
pelasanaan program kegiatan K3 di RS Era Medika dan dibantu oleh sarjana teknik
dengan sekertaris sarjana kesehatan masyarakat.
Adapun struktur organisasi dari tim pembina K3 RS Era Medika seperti tertera pada
SK Direktur RS Era Medika Nomor dapat ditunjukkan sebagai berikut :
BAB III
STANDAR FASILITAS
b. Lantai :
a) Lantai ruangan dari bahan yang kuat, kedap air, rata, tidak licin dan mudah
dibersihkan dan berwarna terang.
b) Lantai KM/ WC dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan
mempunyai kemiringan yang cukup dan tidak ada genangan air.
c) Khusus ruang operasi lantai rata, tidak mempunyai pori dan lubang untuk
berkembang biaknya bakteri, menggunakan bahan vinyl anti elektrostatik dan tidak
mudah terbakar.
c. Dinding (Kepmenkes No. 1204 tahun 2004 tentang persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit) :
a) Dinding berwarna terang, rata, cat tidak luntur dan tidak mengandung logam berat.
b) Sudut dinding dengan dinding, dinding dengan lantai, dinding dengan langit-langit,
membentuk konus (tidak membentuk siku) khususnya pada bagian kamar operasi
(OK) untuk menjamin sterilitas ruangan.
c) Dinding KM/WC dari bahan kuat dan kedap air
d) Permukaan dinding keramik rata, rapih, sisa permukaan kramik dibagi sama ke
kanan dan ke kiri
e) Khusus ruang radiologi dilapis PB yang tebalnya minimal 2 mm atau setara
dinding bata ketebalan 30cm serta dilengkapi jendela kaca anti radiasi
f) Dinding rang laboratorium dibuat dari porselin atau keramik setinggi 1,5 m dari
lantai
d. Pintu/ Jendela :
a) Pintu harus cukup tinggi minimal 270 cm dan lebar minimal 120 cm.
b) Pintu dapat dibuka dari luar.
c) Ambang bawah jendela minimal 1 m dari lantai
d) Khusus jendela yang berhubungan langsung keluar memakai jeruji.
e) Khusus ruang operasi, pintu terdiri dari dua daum, mudah dibuka tetapi harus dapat
menutup sendiri (dipasang penutup pintu (door close)).
f) Khusus ruang radiologi, pintu terdiri dari dua daun pintu dan dilapisi PB minimal 2
mm atau sertara dinding bata ketebalan 30 cm dilengkapi dengan lampu merah
tanda bahaya radiasi serta dilengkapi jendela kaca anti radiasi.
e. Plafon
a) Rangka plafon kuat dan anti rayap.
b) Permukaan plafon berwana terang, mudah dibersihkan tidak berbahan dasar asbes.
c) Langit-langit dengan ketinggian 3 m dari lantai
d) Langit-langit menggunakan cat anti jamur.
f. Ventilasi
a) Pemasangan ventilasi alamiah dapat memberikan sirkulasi udara yang cukup, luas
minimum 15% dari luas lantai.
b) Ventilasi mekanik disesuaikan dengan peruntukan ruangan, untuk operasi
kombinasi antara fan, exhauster dan AC dapat memberikan sirkulasi udara dengan
tekanan positif.
c) Ventilasi AC dilengkapi dengan filter bakteri.
g. Atap
a) Atap kuat , tidak bocor, tidak menjadi perindukan serangga, tikus dan binatang
pengganggu lain.
b) Atap dengan ketinggian lebih dari 10 meter harus menggunakan penangkal petir.
h. Sanitasi
a) Closet, urinoir, wastafel dan bak mandi dari bahan kualitas baik, utuh dan tidak
cacat, serta mudah dibersihkan.
b) Urinoir dipasang/ ditempel pada dinding, kuat, berfungsi dengan baik.
c) Wastafel dipasang rata, tegak lurus dinding, kuat, tidak menimbulkan bau,
dilengkapi desinfektan dan dilengkapi tisu yang dapat dibuang (disposable tissues).
d) Bak mandi tidak berujung lancip, tidak menjadi sarang nyamuk dan mudah
dibersihkan.
e) Indek perbandingan jumlah tempat tidur pasien dengan jumlah toilet dan kamar
mandi 10 : 1
f) Indek perbandingan jumlah pekerja dengan jumlah toiletnya dan kamar mandi 20 :
1
g) Air untuk keperluan sanitair seperti mandi, cuci, urinoir, wastafel, closet, keluar
dengan lancar dan jumlahnya cukup.
i. Air bersih
a) Kapasitas resevoir sesuai denan kebutuhan rumah sakit (250 500 liter/ tempat
tidur)
b) Sistem penyedian air bersih menggunakan jaringan PAM atau sumur dalam
(artesis)
c) Air bersih dilakukan pemeriksaan fisik, kimia dan biologi setiap 6 bulan sekali.
d) Sumber air bersih dimungkinkan dapat digunakan sebagai sumber air dalam
penanggulangan kebakaran.
j. Pemipaan (plumbing)
a) Sistem pemipaan di RS Era Medika adalah pemipaan air bersih sedangkan untuk
pemipaan
kebakaran
sejauh
ini
belum
dapat
dilakukan
karena
belum
o. Area Parkir
a) Area parkir tertata dengan baik
b) Mempunyai ruangan bebas disekitarnya
c) Untuk penyandang cacat berkursi roda disediakan ramp trotoar untuk akses di lantai
1 sedangkan untuk akses ke lantai dua sementara belum difasilitasi.
d) RS Era Medika belum meberikan rambu penyandang cacat yang bisa membedakan
untuk mempermudah dan membedakan dengan fasilias parkir bagi umum
e) Parkir dasar (basement) dilengkapi dengan exhauster yang memadai untuk
menghilangkan udara tercemar di dalam ruang dasar (basement), dilengkapi
petunjuk arah dan disediakan tempat sampah yang memadai serta pemadam
kebakaran.
p. Pemandangan ( Landscape) : Jalan, Taman
a) Akses Jalan lancar dengan rambu-rambu yang jelas
b) Saluran pembuangan yang melewati jalan tertutup dengan baik dan tidak
c)
d)
e)
f)
menimbulkan bau
Tanam-tanaman tertata dengan baik dan tidak menutupi rambu-rambu yang ada
Jalan dalam area rumah sakit dirawat
Di RS Era Medika telah tersedia area untuk tempat berkumpul (public corner).
Pintu gerbang untuk masuk dan keluar sementara melalui pintu yang sama karena
keterbatasan lahan yang ada tetapi walaupun begitu, untuk menunjang keamanan
f) Kapasitas generator (Gen set) disediakan adalah 40 (KVA) dengan satu Gen Set
pendukung yang berdaya 18, 6 KVA dan setara dengan 75% dari daya terpasang dan
dilengkapi AMF dan ATS system
g) Grounding system harus terpisah antar grounding panel gedung dan panel alat. Nilai
grounding peralatan rata-rata terukur adalah 0,5 Ohm.
b. Instalasi penangkal petir :
Pengawasan instalasi penangkal petir sesuai dengan ketentuan Permenaker No. 2
tahun 1989. Dan telah dilakukan dan pengawasan oleh pihak berwenang yang dalam
hal ini adalah Dinsosnakertrans Kabupaten Tulungagung.
c. Pencegahan dan penanggulangan kebakaran :
a) Tersedia APAR sesuai dengan Norma Standar Pedoman dan Manual (NSPM)
kebakaran seperti yang diatur oleh Permenaker No. 4 tahun 1980.
b) Alat pemadam Api dengan Air bertekanan dengan menggunakan Genset terpasang
dan berfungsi dengan baik dan tersedia air yang cukup dengan adanya kolam
penampungan air, sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
c) Tersedia dan tercukupi air untuk pemadaman kebakaran.
d) Walaupun begitu, tetapi di RS Era Medika belum tersedia instalasi alarm kebakaran
automatik sesuai dengan Permenaker No. 2 Tahun 1983.
d. Sistem Komunikasi
a) Tersedia saluran telepon intenal dan eksternal dan berfungsi dengan baik.
b) Tersedia saluran telepon khusus untuk keadan darurat (untuk IGD, sentral telepon
dan posko tanggap darurat).
c) Instalasi kabel telah terpasang rapi, aman dan berfungsi dengan baik
d) Tersedia komunikasi lain (HT, paging sistem dan alarm) untuk mendukung
komunikasi tanggap darurat.
e) Tersedia sistem panggilan perawat (nurse call ) yang terpasangan berfungsi dengan
baik.
f) Tersedia sistem tata suara pusat (central sound system)
g) Tersedia peralatan pemantau keamanan/ CCTV (Close circuit television) yang
tepsang tersebar di seluruh area rumah sakit (terdapat setidaknya 24 titik pantau
kamera CCTV di seluruh area rumah sakit.
e. Gas Medis :
a) Tersedianya gas medis dengan sistem sentral dan tabung.
b) Sentral gas medis dengan sistem jaringan dan outlet terpasang, berfungsi dengan
baik dilengkapi dengan ALARM untuk menunjukkan kondisi sentral gas medis
dalam keadaan rusak/ ketersediaan gas tidak cukup.
c) Tersedia pengisap (suction pump) pada jaringan sentral gas medik
d) Kapasitas central gas medis telah sesuai dengan kebutuhan
e) Kelengkapan sentral gas berupa gas oxigen (O2), gas nitrous oxida (NO2), gas tekan
dan vacum.
f. Limbah cair :
Tersedianya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dengan perizinannya
g. Pengolahan Limbah Padat :
a) Tersedianya tempat/ ontainer penampungan limbah sesuai dengan kriterian limbah
b) Tersedia pembakaran sampah/ limbah padat atau sejenisnya, terpelihara dan
berfungsi dengan baik
c) Tersedia tempat pembuangan limbah padat sementara, tetutup dan berfungsi dengan
baik
C. Standar Peralatan Rumah Sakit Era Medika
a. Memiliki perizinan
b. Diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan dan/ atau
institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang
c. Tersertifikasi badan atau lembaga terkait
d. Peralatan yang menggunakan sinar pengion harus memenuhi ketentuan dan harus
diawasi oleh lembaga yang berwenang
e. Penggunaan peralatan medis dan non medis di Rumah Sakit harus dilakukan sesuai
dengan indikasi medis pasien
f. Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan Rumah Sakit harus dilakukan oleh petugas
yang mempunyai kompetensi di bidangnya
g. Pemeliharaan peralatan didokumentasikan dan dievakuasi secara berkala dan
berkesinambungan
D. Denah Ruang
Adapun denah ruangan di Rumah Sakit Era Medika dapat ditunjukkan pada Lampiran
Gambar Denah RS Era Medika.
BAB IV
TATA LAKSANA
TATA LAKSANA K3 RUMAH SAKIT
Untuk menunjang pelaksanaan kegiatan K3 di Rumah Sakit Era Medika, selanjutnya
perlu dibuat Tata Laksana Sistem Manajemen K3 Rumah Sakit Era Medika tahun 2012.
Adapun perincian dari tata laksana tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
A. Komitmen dan Kebijakan
Komitmen diwujudkan dalam bentuk kebijakan (policy) tertulis, jelas dan mudah
dimengerti serta diketahui oleh seluruh pegawai RS Era Medika. Manajemen RS Era
Medika mengidentifikasikan dan menyediakan semua sumber daya esensial seperti
pendanaan, tenaga K3 dan sarana untuk terlaksananya program K3 di RS Era Medika.
Kebijakan K3 di RS diwujudkan dalam bentuk wadah K3RS dalam struktur organisasi
RS.
Untuk melaksanakan komitmen dan kebijakan K3 RS Era Medika, perlu disusun
beberapa strategi yang antara lain meliputi :
1. Sosialisasi program K3 RS
2. Menetapkan tujuan yang jelas
3. Organisasi dan penugasan yang jelas
4. Meningkatkan kualitas SDM di bidang K3 RS pada setiap unit kerja di lingkungan
RS
5. Sumberdaya yang harus didukung oleh manajemen puncak
6. Kajian risiko secara kualitatif dan kuantitatif
7. Membuat program kerja K3RS yang mengutamakan upaya peningkatan dan
pencegahan kejadian terkait K3
8. Monitoring dan evaluasi secara internal maupun eksternal dengan melibatkan Dinas
Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tulungagung secara berkala
B. Perencanaan
RS harus membuat perencanaan yang efektif agar tercapai keberhasilan penerapan
sistem manajemen K3 dengan sasaran yang jelas dan dapat diukur. Perencanaan K3 di
RS dapat mengacu pada sistem standar Sistem Manajemen K3RS diantaranya self
assesment akreditasi K3RS dan SMK 3
Perencanaan meliputi :
1. Identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian faktor risiko. RS harus
melakukan kajian dan identifikasi sumber bahaya, penilaian seta pengedalian faktor
risiko.
a. Identifikasi sumber bahaya
Dapat dilakukan dengan mempertimbangkan :
a) Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya
b) Jenis kecelakaan dan PAK yang mungkin dapat terjadi
Sumber bahaya yang ada di RS Era Medika harus diidentifikasi dan dinilai
untuk menentukan tingkat risiko yang merupakan tolok ukur kemungkinan
terjadinya kecelakaan dalam PAK.
Bahaya potensial berdasarkan lokasi dan pekerjaan RS meliputi :
No
1
Bahaya
Lokasi
Potensial
FISIK :
Bising
Getaran
lokasi tsb.
Pegawai yang bekerja di
lokasi tsb.
gigi dll.)
Genset, bengkel kerja,
Debu
Radiasi
pembakaran sampah
Dapur, laundry, tempat
sampah
unit gigi
No
2
Bahaya
Potensial
KIMIA :
Lokasi
Semua area
disinfektan
Cytotoxics
Ethylene oxide
Formaldehyde
limbah, bangsal
Kamar operasi
Laboratorium, kamar mayat,
gudang farmasi
farmasi
Petugas/ doktergigi, dokter
Methyl :
Methacrylate, Hg
(amalgam)
Solvents
Gas-gas anaestesi
bedah, perawat
Laboratorium, bengkel kerja,
Teknisi, petugas
semua area di RS
laboratorium, petugas
pembersih
Dokter gigi, perawat,
BIOLOGIK :
AIDS, Hepatitis
pemeriksaan gigi,
perawat, petugas
B
Cytomegalovirus
laboratorium, laundry
Ruang kebidanan, ruang anak
anak
Dokter dan perawat
Perawat, petugas
isolasi
laboratorium, fisioterapis
Pekerjaan yang
dilakukan secara
penyimpanan barang
manual
Bahaya
(gudang)
Rubella
Tuberculosis
4
No
ERNONOMIK
Potensial
Pekerjaan yang
berulang
Lokasi
Semua area
Semua area
pekerjaan sekretaris
Semua pegawai
Semua area
Semua pegawai
dalam melakukan
5
pekerjaan
PSIKOSOSIAL
Sering kontak
dengan pasien,
kerja bergilir,
kerja berlebih,
ancaman secara
fisik
b. Penilaian faktor risiko
Adalah proses untuk menentukan ada tidaknya risiko dengan jalan melakukan
penilaian bahaya potensial yang menimbulkan risiko kesehatan dan keselamatan.
c. Pengendalian faktor risiko
Dilaksanakan melalui 4 tingkatan pengendalian risiko yakni menghilangkan
bahaya mengantkan sumber risiko dengan sarana/ peralatan lain yang tingkat
risikonya lebih rendah/ tidak ada (engineering/ rekayasa), administrasi dan alat
pelindung pribadi (APP)
2. Membuat peraturan
RS harus membuat, menetapkan dan melaksanakan standar operasional prosedur
(SOP) sesuai dengan peraturan, perundangan dan ketentuan mengenai K3 lainnya
yang berlaku. SOP ini harus dievakuasi, diperbaharui dan harus dikomunikasikan
serta disosialisasikan pada karyawan dan pihak yang terkait.
3. Tjuan dan sasaran
RS harus mempertimbangkan peraturan perundang-undangan, bahaya potensial dan
risiko K3 yang bisa diukur, sautuan/ indikator pengukuran, sasaran pencapaian dan
jangka waktu pencapaian (SMART)
4. Indikator kinerja
Indikator harus dapat diukur sebagai dasar penilaian kinerja K3 yang sekaligus
merupakan informasi mengenai keberhasilan pencapaian SMK3 RS.
5. Program K3
BAB V
LOGISTIK
Pengadaan barang dan jasa terkait dengan kegiatan K3 secara umum dapat dibagi
menjadi 2 kelompok besar, yaitu:
a. Pengadaan Jasa dan Bahan Umum
Untuk menunjang tujuan kegiatan K3, maka diperlukan sarana dan prasarana umum
yang pengadaannya mengikuti sistem dan prosedur serta SOP pengadaan barang umum
di RS Era Medika. Contoh barang umum terkait dengan K3 diantaranya : pengadaan kran
air, dll.
b. Pengadaan Jasa dan Bahan Berbahaya
RS harus melakukan seleksi rekanan berdasarka barang yang diperlukan. Rekanan
yang akan diseleksi diminta memberikan proposal berikut profil perusahaan (company
profile). Informasi yang diperlukan menyangkut spesifikasi lengkap dari material atau
produk, kapabilitas rekanan, harga, pelayanan, persyaratan K3 dan lingkungan serta
informasi lain yang dibutuhkan oleh RS.
Setiap unit kerja/ instalasi/ satker yang menggunakan, menyimpan, mengelola B3
harus menginformasikan kepada Bidang logistik sebagai unit pengadaan barang setiap
kali mengajukan permintaan bahwa barang yang diminta termasuk jenis B3.
Untuk memudahkan melakukan proses seleksi, dibuat formulir seleksi yang memuat
kriteria wajib yang harus dipenuhi oleh rekanan serta sistem penilaian untuk masing
masing kriteria yang ditentukan. Hal hal yang menjadi kriteria penilaian:
a) Kapabilitas
Kemampuan dan kompetensi rekanan dalam memenuhi apa yang tertulis dalam
kontak kerjasama.
b) Kualitas dan garansi
Kualitas barang yag diberikan memuaskan dan sudah sesuai dengan spesifikasi
yag sudah disepakati. Jaminan garansi yang disediakan baik waktu maupun jenis
garansi yang diberikan
c) Persyarata K3 dan lingkungan
(a) Menyertakan MSDS
(b) Melaksanakan Sistem Manajemen Lingkungan atau ISO 14001
(c) Kemasan produk memenuhi persyaratan K3 dan lingkungan
(d) Mengikuti ketentuan K3 yang berlaku di RS
d) Sistem mutu
(a) Metodoligi bagus
(b) Dokumen sistem mutu lengkap
(c) Sudah sertifikasi ISO 9000
e) Pelayanan
(a) Kesesuaian waku pelayanan dengan kontrak yang ada
(b) Pendekatan yang dilakukan supplier dalam melaksanakan tugasnya
(c) Penanganan setiap masalah yang timbul pada saat pelaksanaan
(d) Memberikan pelayanan jual yang memadai dan dukungan teknisi disertai
sumber daya manusia yang handal.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien harus diutamakan dalam proses pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Untuk itu keselamatan pasien dalam program K3 diuraikan secara lebih terperinci dengan
beberapa penekanan rioritas.
Patient safety atau keselamatan pasien adalah suatu system yang membuat asuhan pasien
di rumah sakit menjadi lebih aman. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil.
Terkait dengan usaha pencapaian K3 di RS, maka kemudian dilakukan penekanan
dengan terintegrasi pada pedoman keselamatan dan kesehatan kerja di RS Era Medika tahun
2012. Pelaksanaan kegiatannya terkait dengan keselamatan asien selalu mengacu pada
sasaran keselamatan pasien yang antara lain adalah:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
pembentukan tim KPRS (Keselamatan Pasien Rumah Sakit) yang diketuai langsung oleh
dokter umum sebagai motor pelaksana keselamatan pasien di RS Era Medika. Adapun usaha
yang dilakukan terkait dengan kondisi mencapai tingkat keselamatan pasien yang baik antara
lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien dengan rumah sakit lain
g. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien.
BAB IX
PELAYANAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
A. Standar Pelayanan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit
Setiap Rumah Sakit wajib melaksanakan pelayanan kesehatan kerja seperti
tercantum pada pasal 23 UU kesehatan no.36 tahun 2009 dan peraturan Menteri tenaga
kerja dan Transmigrasi RI No.03/men/1982 tentang pelayanan kesehatan kerja. Adapun
bentuk pelayanan kesehatan kerja yang perlu dilakukan, sebagai berikut :
a. Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja bagi pekerja :
a) Pemeriksaan fisik lengkap
b) Kesegaran jasmani
c) Pemeriksaan penunjang dasar (foto thorax, laboratorium rutin, EKG)
d) Pemeriksaan khusus sesuai dengan jenis pekerjaannya.
e) Pemeriksaan yang sesuai dengan kebutuhan guna mencegah bahaya yang
diperkirakan timbul khusus untuk pekerjaan tertentu
f) Jika tiga bulan sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh dokter
(pemeriksa berkala), tidak ada keragu raguan maka tidak perlu dilakukan
pemeriksaan kesehatan sebelumm bekerja.
b. Melaksanakan pendidikan dan penyuluhan/ pelatihan tentang kesehatan kerja dan
memberikan bantuan keada ekerja di Rumah Sakit dalam penyesuaian diri baik fisi
maupun mental terhadap ekerjaannya. Yang diperlukan antara lain :
a) Informasi umum rumah sakit dan fasilitas atau sarana yang terkait dengan K3
b) Informasi tentang resiko dan bahaya khusus di tepat kerjanya.
c) SOP kerja, SOP peralatan, SOP penggunaan alat pelindung diri dan
kewajibannya.
d) Orientasi K3 di tempat kerja.
e) Melaksanakan pendidikan, pelatihan ataupun promosi/ penyuluhan kesehatan
kerja secara berkala dan berkesinambungan sesuai kebutuhan dalam rangka
menciptakan budaya K3.
c. Melakukan pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus sesuai dengan pajanan di
Rumah Sakit :
a) Setiap pekerja rumah sakit wajib mendapatkan pemeriksaan berkala minimal
setahun sekali.
b) Sedangkan untuk pemeriksaan khusus disesuaikan dengan jenis dan besar
pajanan serta umur dari pekerja.
c) Adapun jenis pemeriksaan khusus yang perlu dilakukan antara lain sebagai
berikut :
(a) Pemeriksaan audiometri untuk pekerja yang terpajan bising seperti pekerja
unit pemeliharaan sarana rumah sakit, operator telephone, dll.
(b) Pemeriksaan gambaran darah tepi untuk pekerja radiologi.
(c) Melakukan upaya preventiv (vaksinasi hepatitis B pada pekerja yang
terpajan roduk tubuh manusia)
(d) Pemeriksaan kesehatan HbsAG dan HIV untuk pekerja yang berhubungan
dengan darah dan produk tubuh manusia (dokter, dokter gigi, perawat,
laboratorium, petugas kesling, dll)
(e) Pemeriksaan fungsi paru untuk pekerja yang terpajan debu seperti etugas
incenerator.
d. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani) dan kemampuan fisik SDM
Rumah Sakit :
a) Pemberian makanan tambahan dengan gizi yang mencukupi untuk SDM Rumah
Sakit yang dinas malam, petugas radiologi, petugas lab, petugas kesling dan lain
lain;
b) Pemberian imunisasi bagi SDM Rumah Sakit;
c) Olah raga, senam kesehatan dan rekreasi;
d) Pembinaan mental/rohani.
e. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi SDM Rumah Sakit
yang menderita sakit :
a) Memberikan pengobatan dasar secara gratis kepada seluruh SDM Rumah Sakit;
b) Memberikan pengobatan dan menanggung biaya pengobatan untuk SDM
Rumah Sakit yang terkena Penyakit Akibat Kerja (PAK);
c) Menindak lanjuti hasil pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan
kesehatan khusus;
d) Melakukan upaya rehabilitasi sesuai penyakit terkait.
f. Melakukan pemeriksaan kesehatan khusus pada pekerja Rumah Sakit yang akan
pensiun atau pindah kerja:
a) Pemeriksaan kesehatan fisik
b) Pemeriksaan laboratorium legkap, EKG, paru (foto torak dan fungsi paru)
g. Melakukan koordinasi dengan tim Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
mengenai penularan infeksi terhadap SDM Rumah Sakit dan pasien :
a) Pertemuan koordinasi;
b) pembahasan kasus;
c) Penanggulangan kejadian infeksi nosokomial.
h. Melaksanakan kegiatan surveilans kesehatan kerja :
a) Melakukan pemetaan (mapping) tempat kerja untuk mengidentifikasi jenis
bahaya dan besarnya risiko;
dan
prasarana
serta
peralatan
kesehatan
dan
selanjutnya
menyediakan
sarana
dan
prasarana
pencegahan
dan
penanggulangan kebakaran
Membentuk tim penanggulangan kebakaran
Membuat SOP
Melakukan sosialisasi dan pelatihan pencegahan dan penanggulangan kebakaran
Melakukan audit internal terhadap sistem pencegahan dan penanggulangan
kebakaran.
j. Membuat evaluasi, pencatatan, dan pelaporan kegiatan pelayanan keselamatan kerja
yang disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit dan Unit teknis terkait di wilayah
kerja kerja Rumah Sakit
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pada dasarnya pemantauan dan evaluasi K3 di RS Era Medika adalah salah satu fungsi
manajemen K3 di RS Era Medika yang berupa suatu langkah yang diambil untuk mengetahui
dan menilai sejauh mana proses kegiatn K3 di RS Era Medika itu berjalan, dan
mempertanyakan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan dari suatu kegiatan K3 di RS Era
Medika dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
Pemantauan dan evaluasi meliputi:
a. Pencatatan dan pelaporan K3 terintegrasi ke dalam sistem pelaporan RS (SPRS) yang
dilaporkan secara triwulan
a) Pencatatan dan pelaporan K3
b) Pencatatan semua kegiatan K3
c) Pencatatan dan pelaporan KAK
d) Pencatatan dan pelaporan PAK
b. Inspeksi dan pengujian
Inspeksi K3 merupakan suatu kegiatan untuk menilai keadaan K3 secara umum dan
tidak terlalu mendalam. Inspeksi K3 di RS dilakukan secara berkala, terutama oleh
petugas K3 RS sehingga kejadian PAK dan KAK dapat dicegah sedini mungkin.
Kegiatan lain adalah pengujian baik terhadap lingkungan maupun pemeriksaan terhadap
pekerja beresiko seperti bilogical monitoring (Pemantauan secara biologis). Selain terkair
dengan pegawai, pengujian berkala juga dilakukan terkait dengan fasilitas, sarana dan
prasarana RS Era Medika melalui pengujian baik secara internal maupun secara eksternal
kepada lembaga/ organisasi yang terkait.
c. Melaksanakan audit internal K3
Audit K3 yang meliputi falsafah dan tujuan, administrasi dan pengelolaan, karyawan
dan pimpinan, fasilitas dan peralatan, kebiajakan dan prosedur, pengembangan karyawan
dan program pendidikan, evaluasi dan pengendalian.
Tujuan Audit K3:
a) Untuk menilai potensi bahaya, gangguan kesehatan dan keselamatan
b) Memastikan dan menilai pengelolaan K3 telah dilaksanakan sesuai ketentuan
c) Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya potensial serta pengembangan
mutu.
Audit ini dilakukan setiap 6 bulan sekali untuk mengetahui pencapaian pelaksanaan
kegiatan K3 di RS Era Medika. Perbaikan dan pencegahan didasarkan atas hasil dari
audit internal, identifikasi, penilaian resiko direkomendasikan kepada manajemen
puncak.
Tinjauan
ulang
dan
peningkatan
oleh
pihak
manajemen
secara
BAB IX
PENUTUP
Buku Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Keja di RS Era Medika Tahun 2012. Buku
pedoman ini diharapkan mampu memberikan tuntunan untuk pelaksanaan K3 di RS Era
Medika dan menjadi acuan dan dasar bagi perencanaan dan penulisan panduan maupun
program K3 yang akan disusun kemudian.
Tim penulis menyadarisepenuhnya bahwa walaupun telah berusaha maksimal untuk
menyelesaikan buku ini, tetapi masih terdapat kekurangan dan untuk itu maka saran, masukan
dan ide yang membangun senantiasa diperlukan untuk memperbaiki Buku Pedoma K3RS Era
Medika ini.